30
A. Potensi Kampung Kemlayan
Kampung Kemlayan merupakan kampung kuno yang masih terdapat bangunan kuno dengan arsitektur Jawa Belanda, selain itu di Kampung Kemlayan juga terdapat makanan khas yang hanya ada di Kampung Kemlayan. Adapun potensi – potensi yang terdapat di Kampung Kemlayan adalah sebagai berikut: 1.Pasar Singosaren
Pasar Singosaren layaknya sebuah pasar di Solo merupakan pasar tradisional yang sudah lama ada. Nama Singosaren diambil dari nama seorang Pangeran yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Harya Singosari. K.G.P.H Singosari putra dari Bendara Pangeran Haryo Hadikusumo dengan Raden Ayu Asmoroadiningsih. B.P.H Hadikusumo putra Sampeyan Ndalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama IX (Paku Buwono IX) dengan Raden Ayu Dewaningrum. K.G.P.H Singosari mendiami ndalem (rumah) yang letaknya di utara pasar tradisional singosaren. Keberadaan pasar tradisional Singosaren sendiri sampai sekarang masih ada, walau memang sudah terhimpit dengan bangunan-bangunan modern. Sekitar tahun 1980an Pasar singosaren dikelola oleh pihak ke-3 yang merubahnya menjadi pusat perbelanjaan. Sebagian besar pedagang Singosaren dipindahkan ke Pasar Kadipolo, akan tetapi sebagian pedagang lainya masih bertahan hingga sekarang dimana pasar tradisional ini dahulu ada (Wawancara dengan Ahmad Juani, tanggal 15 April 2015)
2.Ndalem R.M.T.H Haroeng Binang
Gambar 1: Bekas Ndalem R.M.T.H Haroeng Binang Sumber: Kampung Kemlayan
Persis di belakang pasar Singosaren terdapat bekas Ndalem ( rumah ) menantu PB IX (Paku Buwono ke-9) Pangeran Singosari. Ndalem seluas 8.000 meter ini sudah tidak terlihat kemegahannya seperti di masa lalu. Tembok pembatas Ndalem sudah ditutupi oleh bangunan permanen rumah warga yang sudah menetap lama. Hanya tersisa satu rumah yang masih ditempati oleh keturunan kerabat Mangkunegaran yaitu R.M.T.H Haroeng Binang. R.M.T.H Harungbinang (R.M.Ng.Sumosugondo) putra B.P.H Hadikusumo dengan Raden Ayu Renggoadiningsih. Ndalem ini masih ditempati oleh cucu dari R.M.T.H Harungbinang.
Meski terlihat banyak lubang di atap rumah, desain joglo dengan kayu berkualitas tinggi masih terlihat kokoh, namun kondisinya sedikit tidak terawat (Sumber:http://jejak-bocahilang.com/2013/05/30/kampung-seniman-itu-bernama-kemlayan/,diakses pada tanggal 18 April 2015)
3. Sumur Ngampok, Sumur Bandung dan Sumur Kamulyan.
Gambar 2 : Sumur Ngampok, Sumur Bandung dan Air Jernih Sumur Kamulyan. Sumber: Kampung Kemlayan
Sumur Kamulyan ini merupakan cikal bakal Kampung Kemlayan yang dulunya sengaja dibuat untuk tempat mengambil air wudhu Paku Buwono IV. Menurut cerita, Sinuhun Paku Buwono IV belajar gendhing sampai lupa waktu untuk menjalankan sholat, kemudian memerintah abdi dalem “Yasakna sanggar pamujan (kamulyan), ana ing empok” atau sanggar kemuliaan ada di Ngampok. Sumur yang digunakan untuk wudhu yang pertama yaitu Sumur Bandung, tetapi tidak mengeluarkan air yang jernih. Setelah itu membuat sumur yang kedua yaitu sumur Ngampok tetapi tidak meneluarkan air, lalu dibuatlah sumur yang ketiga yaitu sumur Kamulyan yang dapat mengeluarkan air jernih.
Setelah mendapat sumur yang cocok, kemudian menunaikan sholat. Kanjeng Gusti kemudian berkata :
Para kawuloku lan poro abdi dalem, mulo podo seksenono, wiwit sakiki desa iki tak jenengi Desa Kamulyan yang artinya “Para warga dan abdi dalemku, kalian semua jadi saksi, mulai saat ini desa ini dinamakan Desa Kamulyan”(Wawancara dengan Ahmad Juani, tanggal 15 April 2015).
4. Rumah Alm. S. Ngaliman.
S.Ngaliman adalah seniman tari di Kampung Kemlayan. Ngaliman adalah seorang abdi dalem keraton di bidang tari, Empu Tari ISI Surakarta sekaligus
pemrakarsa perkumpulan kesenian masyarakat Kemlayan. Pada saat Kemlayan mengalami keterpurukan dalam generasi penerus pengrawit, beliau mempelopori berdirinya Bina Raga Budaya (BARADA) serta Sanggar Pamungkas yang berhasil menumbuhkan kembali semangat generasi muda pada zamannya (Wawancara dengan Nuk Roesdiah Saparti, tanggal 21 Apil 2015).
5. Bekas Ndalem selir dari Mangkunegara ke-7
Gambar 3 : Sanggar Tari Terbuka Sumber: Kampung Kemlayan
Bekas Ndalem selir dari Mangkunegara ke-7 yang sekarang sudah berpindah tangan ke seorang maestro tari asal Solo, Sardono W Kusumo. Bangunan ini sudah tidak utuh lagi, banyak pondasi inti yang sudah dipindahkan ke Jakarta mengingat pemilik yang baru sudah menetap di sana. Ndalem ini sering digunakan sebagai tempat latihan menari sanggar Suryo Sumirat Mangkunegaran. Kondisi keseluruhan bangunan terlihat seperti sanggar tari dengan panggung
terbuka dipenuhi pohon-pohon kamboja yang mengelilingi halaman. Ada beberapa bangunan tambahan yang difungsikan sebagai ruang pendukung untuk berlatih vokal dan menari. Suasana tambah adem dengan adanya sebuah sumur yang dilingkari kolam penuh bunga teratai yang konon bisa terlihat pelangi pada pagi hari (Sumber: http://blusukansolo.tumblr.com/post/62969085543/mencari-gerak-nada-di-perkampungan-solo,diakses pada 01 Mei 2015).
6. Bekas Rumah Mebel Ha Yin
Gambar 4: Bekas Rumah Mebel Ha Yin Sumber: Kampung Kemlayan
Rumah mebel Ha Yin merupakan bangunan tua yang langit-langit rumahnya terbuat dari kayu jati. Rumah ini memiliki arsitektur khas Tionghoa, seperti banyak dijumpai di kawasan Sudiroprajan dan Cokronegaran. Semula bangunan ini dimiliki oleh seorang pengrajin mebel bernama Ha Yin asal negeri Tiongkok yang bertugas membuat perabotan di dalam keraton. Ukiran Paku Buwono X yang tertempel di beberapa ruang keraton dan pintu rumah di Baluwarti merupakan hasil karyanya. Sekarang rumah tersebut didiami oleh Haryono yang menikah dengan salah satu cucu Pangeran Kusumabrata bernama
R.A.J Diah Kusumobroto. Pangeran Kusumabrata adalah salah satu putra Paku Buwono X yang ditakuti oleh Belanda karena kecerdasannya. Kusumabrata juga berperan penting terhadap sekolah dan perguruan tinggi termasuk pernah menjabat menjadi pemimpin SMA 4 di Surakarta (Wawancara dengan Nuk Roesdiah Saparti, tanggal 21 Apil 2015).
7.Rumah Keluarga Abdul Fattah
Gambar 5: Halaman Rumah Abdul Fatttah Sumber: Kampung Kemlayan
Rumah keluarga Abdul Fattah dibangun pada tahun 1830. Abdul Fattah adalah seorang pengusaha batik di Solo. Rumah ini sedikit berbeda dengan beberapa rumah disekitarnya. Tidak bergaya Joglo melainkan bergaya indis yang merupakan campuran Arsitektur belanda. Rumah ini dahulunya memiliki Pabrik batik. Seperti bangunan indis pada umumnya, sirkulasi udara di setiap ruangan mengalir dengan lancar sehingga udara selalu terasa sejuk sepanjang hari. Pintu berukuran besar dengan ukiran besi di setiap ventilasi kamar masih terjaga keasliannya, begitu pula dengan tegel antik yang masih mulus dengan motif garis biru dan merah di ruang depan serta tegel warna kuning dan hijau di bagian
tengah. Bekas pabrik pembuatan batik yang terletak di halaman belakang juga masih dibiarkan begitu saja.(Sumber:http://blusukansolo.tumblr.com/post/629690 85543/mencari-gerak-nada-di-perkampungan-solo, diakses pada 01 Mei 2015) 8. Ndalem Roesradi Widjojosawarno
Gambar 6: Pendopo Ndalem Roesradi Widjojosawarno Sumber: Kampung Kemlayan
Ndalem Roesradi Widjojosawarno dihuni oleh keluarga dari Mloyosetika, seorang seniman yang berhasil menciptakan not rantai. Putri dari Mloyosetika menikah dengan Roesrawidjojo yang kemudian menciptakan wayang Wahyu. Wayang Wahyu adalah wayang yang pengambaran tokohnya diambil dari alkitab. Masih banyak koleksi wayang wahyu yang dimiliki oleh keluarga Roesradi Widjojosawarno. Bangunan joglo bernuansa warna hijau ini juga masih digunakan
sebagai Sanggar Tari Pamungkas yang dulu diprakarsai oleh alm S. Ngaliman (Wawancara dengan Nuk Roesdiah Saparti, tanggal 21 Apil 2015).
9.Ndalem Prodjoloekitan
Gambar 7: Pendopo Ndalem Prodjoloekitan Sumber: Kampung Kemlayan
Ndalem Prodjoloekitan yang terletak di Jalan Gatot Subroto. Rumah ini tidak terlihat dari jalan raya, kanan kirinya tertutup oleh bangunan bertingkat. Ndalem Prodjoloekitan terdapat tempelan marmer berukir dengan tulisan “Melestarikan ‘Dalem ProdjoLoekitan, Surakarta, Setu Pahing, 2 Sept 2006“. Bangunan bernama Ndalem Prodjoloekitan merupakan kediaman seorang arsitek keraton Kasunanan. Pendopo masih terlihat megah dengan perabot kuno dilengkapi dengan beberapa patung dari Belanda membuat aura rumah ini terasa berbeda dengan sebelumnya. Rumah yang dibangun sejak tahun 1874 ini masih ditinggali oleh cucu-cucu dari Prodjoloekitan. Beberapa koleksi alat musik kuno juga masih dijaga keberadaannya (Sumber:https://ririnsetyaa.wordpress.com/2014
/08/12/kemlayan-saksi-bisu-budaya-solo/, diakses pada tanggal 19 April 2015). 10.Lodoh Inggris
Lodoh Inggris merupakan makanan khas masyarakat Kampung Kemlayan. Lodoh Inggris merupakan makanan yang berisi sayuran,makanan ini tidak diperjualbeikan dimanapun melainkan hanya masyarakat Kampung Kemlayan saja yang tahu tentang Lodoh Inggris.
B. Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Dilihat dari Pendekatan 4 A Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu objek wisata dibutuhkan suatu metode atau analisa data yang lengkap agar dalam pelaksanaan program yang direncanakan dapat tercapai dan tepat pada sasaran yang diinginkan, dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode analisis 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Aktifitas ).
Hal tersebut dilakukan agar dalam merumuskan kajian permasalahan dapat mengetahui secara lengkap mengenai atraksi wisata yang ada, sarana dan
prasarana yang dimiliki objek, akses yang bisa dipakai untuk menuju objek dan aktifitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut.
Adapun hasil dari analisa metode 4A di Kampung Kemlayan adalah sebagai berikut:
1.Atraksi Wisata
Kampung Kemlayan mempunyai berberapa atraksi ,biasanya atraksi wisata ini hanya dilaksanakan pada event-event tertentu atau khusus yang dilaksanakan di Kampung Kemlayan dengan harapan menggugah kembali jati diri Kampung Kemlayan sebagai Kampung Seni, misalnya: pertunjukan kesenian Karawitan MAREM & Sanggar Tari BHARADA.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan unsur penting dalam menganalisis suatu objek wisata agar objek tersebut dapat dijangkau oleh wisatawan baik dari segi sarana transportasi darat, laut dan udara serta fasilitas yang ada selama perjalanan menuju objek. Analisis dilakukan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Adapun hasil dari penelitian dalam segi aksesibilitas sebagai berikut:
a. Kondisi Jalan
Untuk kondisi jalan menuju ke Kampung Kemlayan dalam kondisi beraspal karena letaknya yang berada di tengah kota.Kondisi jalan menuju ke Kampung Kemlayan sudah layak untuk dilewati, jadi hal ini akan mempermudah minat wisatawan yang akan berkunjung ke Kampung Kemlayan ini.
b. Sarana Transportasi
Dari segi ini Kampung Kemlayan memiliki sarana transportaasi cukup memadai untuk menuju ke Kampung Kemlayan dapat diakses menggunakan
transportasi umum, seperti angkutan umum, bus Batik Trans Solo, bus Nusa, bus Wahyu Putera atau kendaraan pribadi.
3. Amenitas
Amenitas merupakan salah satu faktor penting dalam menganalisa objek wisata karena faktor ini dinilai mempunyai kaitan yang sangat erat dengan fasilitas-fasilitas yang ada di objek, sehingga akan mempengaruhi kenyamanan dan kemudahan wisatawan yang akan berkunjung ke suatu objek wisata. Amenitas yang berada di Kampung Kemlayan meliputi :
a. Akomodasi
Kampung Kemlayan mempunyai lokasi tempat penginapan yang cukup
memadai dan fasilitas setara dengan hotel berkelas seperti Hotel Amarelo dengan tarif Rp.300.000 sampai Rp.400.000 yang relatif terjangkau bagi wisatawan yang akan menginap.
b. Rumah Makan / Warung
Untuk jenis fasilitas berupa rumah makan atau warung yang berada di dalam Kampung Kemlayan sangat banyak dijumpai. Rumah makan atau warung ini menyediakan berbagai macam menu pilihan dengan harga kisaran Rp. 5000 hingga Rp. 30.000 yang relatif terjangkau bagi wisatawan apabila akan berkunjung ke objek wisata ini dan ingin merasakan aneka masakan yang disajikan di warung-warung sekitar Kampung Kemlayan.
c. Tempat Ibadah
Sarana tempat ibadah hanya ada masjid yang terletak di sebelah timur Kampung Kemlayan, jadi bagi wisatawan yang beragama muslim dapat melakukan ibadah di masjid yang berada di Kampung tersebut.
4. Aktifitas
Kegiatan yang dapat dilakukan di Kampung Kemlayan yaitu: 1. Belajar tari tradisional jawa.
2. Belajar cara menggunakan musik tradisonal Jawa.
3. Berkunjung ke rumah-rumah kuno dan memahami sejarah tempat tersebut.
C. Pengembangan Kampung Kemlayan
Menurut Gembong Hadi Wibowo pariwisata merupakan salah satu potensi yang belum berkembang secara optimal di Kampung Kemlayan. Hal itu tampak dari kurangnya atraksi wisata yang ada di Kampung Kemlayan sendiri. Walaupun nilai-nilai budaya masih dijalankan seperti kesenian Sanggar Karawitan MAREM dan Sanggar Tari BHARADA dan sebagainya tetapi masyarakat belum banyak yang mengenal dan mengetahui.
Kampung Kemlayan sebagai salah satu aset wisata di Surakarta,upaya pengembangan Kampung Kemlayan yaitu dengan cara:
1. Meningkatkan pemasaran nilai-nilai budaya seperti kesenian dan acara acara keagamaan yang masih berlangsung dengan pemanfaatan media yang ada seperti Televisi, Internet, Majalah, Koran, Brosur.
2. Pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang bernilai luhur sebagai jati diri bangsa.
3. Melakukan kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata seperti Nata Tour and Travel.
4. Pembuatan leaflet, booklet, katalog dan website tentang wisata yang berkaitan dengan kondisi objek, atraksi wisata dan prasarana dalam mempromosikan Kampung Kemlayan kepada para wisatawan.
5. Pelaksanaan program Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) bagi
masyarakat setempat dalam mengembangkan kawasan objek wisata.
6. Memberdayakan masyarakat Kemlayan dengan cara membuat produk
khas (souvenir) seperti kaos yang bertuliskan Kampung Kemlayan. (Wawancara dengan Gembong Hadi Wibowo, tanggal 03 Juni 2015).
D. Hambatan dalam Pengembangan Potensi Kampung Kemlayan & Upaya Mengatasi Hambatan
Dalam upaya pengembangan kawasan objek wisata yang masih berpotensi dan belum berkembang memiliki banyak hambatan dan kendala karena selain belum dikenal oleh wisatawan, suatu objek wisata yang mempunyai potensi juga membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai bagi wisatawan yang akan berkunjung. Hambatan yang dihadapi Dinas Pariwisata dalam pengembangan Kampung Kemlayan yaitu :
1. Hambatan Sumber Pendanaan
Dari segi ini Kampung Kemlayan masih membutuhkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan objek wisata ini menjadi baik, karena sebagian besar fasilitas yang diberikan kepada wisatawan belum tersedia secara optimal. Meskipun Kampung Kemlayan ini masih sedikit peminatnya, akan tetapi masih membutuhkan banyak sumber dana dalam mengembangkan Kampung Kemlayan,
agar menjadi daya tarik bagi wisatawan lengkap dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan selama berada di objek.
2. Hambatan Sumber Daya Manusia
Di dalam pengembangan potensi kawasan objek wisata tidak terlepas dari faktor manusia yang terlibat dalam pengelolaan suatu objek, untuk masalah Sumber Daya Manusia yang berada di Kampung Kemlayan ini masih sangat jauh dari harapan dalam pengelolaan sebuah industri wisata yang sebenarnya, ada berbagai faktor sumber daya manusia yang menjadi hambatan dalam upaya pengembangan objek wisata ini, diantara faktor hambatan tersebut yaitu:
a. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mendukung kegiatan Pariwisata. b. Masih susahnya pengaturan tata ruang pemukiman penduduk untuk kawasan wisata bagi wisatawan.
Menurut Gembong Hadi Wibowo untuk mengatasi hambatan sumber daya manusia maka perlu adanya pemberian penyuluhan kepada penduduk setempat agar memperhatikan lingkungan Kampung serta melakukan studi banding dengan Kelurahan lain yang telah berkembang sehingga kendala sumber daya manusia ini tidak menjadi suatu kendala yang berkepanjangan dalam mengembangkan suatu industri pariwisata di Kampung Kemlayan (Wawancara dengan Gembong Hadi Wibowo, tanggal 03 Juni 2015).
Untuk membuat Kampung Kemlayan menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi baik wisatawan domestik maupun internasional masih banyak yang harus dikerjakan oleh pemerintah Dinas Pariwisata Kota Surakarta pada khususnya masalah sumber daya manusia dan sumber pendanaan. (Wawancara dengan Gembong Hadi Wibowo, tanggal 03 Juni 2015).