• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN ARTIKEL. Oleh: SAWITRI KARTINDARI A1B108036

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN ARTIKEL. Oleh: SAWITRI KARTINDARI A1B108036"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN

ARTIKEL

Oleh:

SAWITRI KARTINDARI A1B108036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI 2013

(2)

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN

Sawitri Kartindari

A1B108036

ABSTRAK

Kartindari, Sawitri. 2013. Kemampuan Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Bermain Peran : Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing (I) Dra. Hj. Yusra D, M.Pd (II) Drs. Larlen, M.Pd.

Kata Kunci : Kemampuan, bermain peran, pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan.

Permasalahan dalam penelitan ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi tahun ajaran 2012/2013 dalam bermain peran. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan aspek pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Manfaat dalam penelitian ini adalah berguna sebagai masukan bagi guru yang mengajar mata pelajaran baahasa indonesia, khususnya guru yang berada di SMP Muhammadiyah I Kota Jambi.

Data ini diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah I Kota Jambi pada bulan Desember 2012. Data ini diperoleh dengan mengamati penampilan drama yang diperankan oleh siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dengan memperhatikan beberapa aspek yakni : pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan.

Berdasarkan hasil penelitian yaitu kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 71,86. Pada aspek pelafalan kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori baik dengan rata-rata 83. Aspek intonasi kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 71,05. Aspek mimik kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 63,55. Aspek kinesik kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori dengan cukup rata-rata 62,5. Sedangkan aspek penghayatan kemampuan siswa kelas VIII B SMP SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain peran berkategori cukup dengan rata-rata 71,75. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwasannya siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah yang tuntas mencapai KKM (70) sebanyak 28 orang sedangkan yang tidak tuntas ada 7 orang.

Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru, khususnya guru bahasa indonesia untuk mempunyai wadah sebagai tempat menyalurkan bakat anak agar lebih terarah dan terasah. Selain itu hendaknya guru bidang studi juga mampu mengajak anak didiknya melihat atau menonton sebuah pementasan drama supaya anak didik lebih termotivasi untuk bermain peran dengan lebih baik lagi.

(3)

Kemampuan

Daryanto (1997:420) mengemukakan ”kemampuan ialah merupakan sebuah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan dapat diartikan dengan sebuah kekayaan”. Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu. Kata mampu setelah diberi imbuhan ke+an menjadi kemampuan yang memiliki arti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadaminta dalam Weny 2009 : 7).

Drama

Berdasarkan etimologi (asal usul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (akting) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah (menurut Narto,http// pengertian drama, diakses 28 Februari 2012) sedangkandrama menurut (Akmal MR. http// pengertian drama, diakses pada tanggal 28 Februari 2012) berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok. Wiyanto (2003:1) mengemukakan “Percakapan dan gerak-gerik itu meragakan cerita yang ditulis oleh penulis naskah di dalam naskah.

Bermain Drama

Menurut Poerwadarminta (2005:732) “bermain drama terdiri atas dua kata yaitu : kata bermain yang berasal dari kata main yang berarti melakukan sesuatu atau bersenang-senang dan drama adalah yang menceritakan tiruan prilaku kehidupan manusia yang dipentaskan”. Sedangkan menurut Alam dalam Weny (2009:8) “bermain drama adalah memerankan suatu tokoh cerita, melatih mengembangkan imajinasi dan daya pikir serta melatih kelancaran siswa dalam berbicara sesuai dengan situasi tokoh yang diperankannya” .

Kemampuan Bermain Peran

Menurut Waluyo (2003:178) ”yang diperhatikan dalam penampilan memerankan sesuatu tokoh yaitu akting yang lebih dititikberatkan pada penghayatan tepat, dialog suara yang tepat, dan ekspresi. Sedangkan menurut Suyoto.com (dalam Wenny 2009:9).

Pelafalan

Pelafalan ialah cara orang mengucapkan atau kemapuan seseorang mengucapkan bahasa sesuai dengan kaidah yang meliputi kejelasan vocal dan kejelasan artikulasi. Menurut Hariningsih.com (dalam Weny 2009:10) “pelafalan yaitu cara orang, sekelompok orang atau masyarakat mengucapkan bunyi bahasa”.

Menurut Suyoto.com (dalam Weny 2009:10) dialog yang baik yang memperhatikan pelafalan adalah:

A. Terdengar (volume baik), volume suara baik ialah yang dapat terdengar sampai jauh dalam jangkauan penonton, sampai penonton yang paling belakang

(4)

B. Jelas (artikulasi baik), artikulasi yang baik adalah pengucapan yang jelas,. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapakan dengan cepat.

C. Dimengerti (lafal benar), lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hokum pengucapan bahasa yang dipakai. Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber-ani.

Intonasi

Intonasi adalah perubahan nada sewaktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya. Menurut Hardinawati dalam Weny (2009: 11) bahwa “intonasi adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian, kata atau dialog”.

Mimik

Menurut Wiyanto (2002 : 14) “mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukan emosi pemain”. Sedangkan menurut Asmara (1976:60) “mimik adalah pernyataan atau perubahan gerak-gerik muka, mulut, bibir, hidung dan kening”. Jadi mimik adalah ekspresi raut muka atau wajah yang ditunjukan oleh pemain kepada penonton.

Kinesik

Kinesik sama dengan gerak. Gerak yang dipakai dalam bermain drama banyak macamnya, menurut Suyoto.com (2011) secara garis besar gerak dapat dibagi menjadi dua yakni: gerak halus dan gerak kasar.

a. gerak halus adalah gerak pada raut muka atau perubahan mimik. Gerakan ini timbul karena pengaruh emosi dari dalam diri misalnya marah, sedih dan gembira

b. gerak kasar adalah gerak dari seluruh atau sebagian anggota tubuh kita.

Penghayatan

Penghayatan adalah mengamati serta mempelajari isi naskah untuk diterapkan tubuh kita. Misalnya saat kita berperan sebagai seorang istri yang menderita karena perbuatan suami, maka saat itu juga kita harus bisa berperan sebagai seorang istri yang professional, hal ini harus kita terapkan dengan baik jika kita akan memainkan naskah drama, Nurasiah.com (2011).

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode deskriftif. Menurut Ali dalam Wahyuni (2010:23) “secara umum penelitian deskriftif dimulai dengan perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data ( untuk menjawab masalah), perumusan kesimpulan, dan penyusunan laporan penelitian”. Penelitian kuantitatif menurut Margono (2007:105) adalah “Suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa ingin kita ketahui”.

(5)

Populasi dan Sampel Populasi

Margono (2007:118) menyatakan “populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi tahun ajaran 2012/2013.

Sampel

Untuk menemukan jumlah sampel secara ideal dari keseluruhan objek yang terdapat dalam populasi yang dilibatkan dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sebagian dari populasi sebagai mana yang diungkpakan oleh Arikunto ( dalam Weny 2009 : 17) “... Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi sebanyak 35 orang.

Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini ialah skor nilai dari kemapuan siswa dalam bermain drama dilihat dari pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan yang diperoleh dari metode pengamatan dengan sumber data adalah siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi Tahun Ajaran 2012/2013.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya jauh lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis agar lebih mudah diolah (menurut Arikunto 2006: 160). Berdasarkan pengertian di atas maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes unjuk kerja yaitu tes kemampuan siswa dalam bermain peran dengan memperhatikan pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan.

Pengumpulan Data

Prosedur yang digunakan untuk pengumpulan data tentang kemampuan siswa bermain drama adalah melakukan pengamatan (observasi) dan penilaian terhadap kemapuan siswa dalam bermain peran dilihat dari pelafalan, intonasi, mimik, kinesik dan penghayatan. Untuk mengumpulkan data, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Dimulai dengan membagi kelompok terlebih dahulu, satu kelompok terdiri dari 5 orang. (2) Meminta siswa untuk duduk berkelompok dan membuat naskah drama, setelah naskah selesai siswa mulai membaca naskah dan siswa mulai mendiskusikan hal-hal yang harus dipersiapkan. (3) Membagikan lembaran format penilaian kepada penilai dalam hal ini yakni guru mata pelajaran dan peneliti sendiri (4) Memberi waktu kepada siswa selama dua minggu guna menghafal naskah dan mempersiapkan segala sesuatu untuk pertunjukan drama. (5) Terakhir siswa melakukan pertunjukan dan peneliti menilai bersama-sama dengan guru bidang studi guna mendapatkan skor nilai pementasan drama sesuai dengan pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Aspek-aspek tersebut diambil berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk tingkat SMP (Depdikbud: 2006)

(6)

Tabel 3.1

Format Kriteria Penilaian

No Aspek Deskriptor Skor

1 Pelafalan Pelafalan dengan volume dan artikulasi yang kurang baik

Pelafalan dengan volume yang cukup tetapi artikulasi yang kurang tepat

Pelafalan dengan volume yang cukup, artikulasi yang cukup tetapi masih kaku dalam melakukan peran

Pelafalan terdengan jelas, tepat, sesuai dengan dialog dan peran pada naskah

5 10

15 20

2 Intonasi Penekanan kurang sesuai dengan dialog Penekanan pada dialog cukup baik tetapi masih kaku dalam melakukan peran

Penekanan dialog dan peran sudah cukup baik, tetapi penguasaan naskah atau dialog masih kurang

Penekanan dialog, peran serta penguasaan naskah sudah baik

5 10 15

20

3 Mimik Raut wajah belum sesuai dengan dialog dan naskah

Usaha melakukan raut wajah cukup baik, tetapi masih kaku dalam melakukan peran yang diinginkan

Raut wajah baik, tidak kau melakukan peran tetapi belum keseleruhan dialog

Raut wajah sudah sesuai dengan keseluruhan dialog

5 10

15 20

4 Kinesik Belum ada keselarasan gerak tubuh seperti: kaki, tangan, kepala, tubuh

Gerak tubuh cukup tetapi belum sesuai dengan peran yang diinginkan

Gerak tubuh sudah mulai baik, peran sudah mulai kelihatan tetapi masih kaku untuk merespon kawan main

Gerak tubuh sudah sesuai dalam peran, sudah dapat merespon kawan main sesuai dengan dialog atau naskah yang diinginkan

5 10 15

20

5 Penghayatan Belum mampu menghayati peran yang diinginkan

Usaha untuk menghayati peran sudah cukup 5 10

(7)

baik tetapi belum menggambarkan karakter tokoh yang diperankan

Penghayatan sudah baik, tetapi belum pada keseluruhan dialog

Penghayatan peran, karakter tokoh pada keseluruhan dialog sudah maksimal.

15 20

Tabel 3.2

Skor Maksimal untuk Setiap Aspek Penilaian

No Aspek yang Dinilai Skor Maksimal

1 Pelafalan 20 2 Intonasi 20 3 Mimik 20 4 Kinesik 20 5 Penghayatan 20 Jumlah 100 1.5 Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Untuk mendapatkan data tersebut ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

a. Menilai hasil kemampuan siswa dalam bermain peran naskah drama sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Penilaian kemapuan siswa dilakukan secara perorangan yakni setiap siswa dinilai kemampuannya dalam bermain drama dilihat dari pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan.

c. Untuk mengukur kemampuan siswa digunakan pedoman dan patokan penilaian. Data perorangan diambil dari penjumlahan kelima aspek (pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan) sedangkan untuk data kelas yaitu jumlah dari nilai kemampuan setiap siswa dibagi banyaknya siswa.

d. Rentang nilai untuk mengukur kemampuan siswa dalam bermain peran Table 3.4

Table Interval Penilaian Interval Penilaian Tingkat Penguasaan Keterangan 85 – 100 Baik sekali 75 – 84 Baik 60 – 74 Cukup 40 – 59 Kurang 0 – 39 Gagal (Nurgiantoro 1988: 363)

Penilaian tersebut didapat dengan menggunakan rumusan yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata (mean) menurut Nurgiantoro (1988 : 327) adalah:

X = ∑ X

(8)

Keterangan :

X = Nilai rata-rata ∑ x = Jumlah seluruh nilai N = Banyak Subjek

Hasil Penelitian

Kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam bermain peran dengan melihat aspek: lafal, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan.

Hasil Analisis Aspek Pelafalan

Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek pelafalannya.

X = ∑ X N = 585 35 = 16,71 Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 16,71 x 100 20 = 83 / B Hasil Analisis Aspek Intonasi

Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek intonasinya.

X = ∑ X N = 497,5 35 = 14,21

(9)

Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 14,21 x 100 20 = 71,05/ C

Hasil Analisis Aspek Mimik

Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek mimiknya.

X = ∑ X N = 445 35 = 12,71 Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 12,71 x 100 20 = 63,55 / C

Hasil Analisis Aspek Kinesik

Hasil penelitian didapat setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek kinesiknya

X = ∑ X N = 437,5 35 = 12,5

(10)

Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks

= 12,5 x 100 20 = 62,5/ C

Hasil Analisis Aspek Penghayatan

Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama, maka dapat diketahui aspek penghayatan.

X = ∑ X N = 502,5 35 = 14,35 Indeks Penilaian = X x 100 Skor Maks = 14,35 x 100 20 = 71,75 / C Pembahasan

Hasil penelitian dapat diinterprestasikan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi tergolong kepada kemampuan cukup. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan yang dilakukan dengan mempersentasekan 35 orang dalam penelitian, 12 orang (34,29 %) tergolong kategori kemampuan baik, 23 orang (65,71%) tergolong kategori kemampuan cukup.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah I Kota Jambi dalam bermain drama tergolong kepada kemampuan cukup yaitu dengan indeks penilai 71,86. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan yang dilakukan dengan mempersentasekan 35 orang dalam penelitian, 12 orang

(11)

(34,29%) tergolong kategori kemampuan baik, 23orang (65,71%) tergolong kategori kemampuan cukup.

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dan kesimpulan hasil penelitian peneliti menyarankan agar guru bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa bermain peran dengan memperhatikan aspek pelafalan, intonasi, mimik, kinesik, dan penghayatan. Guna meningkatkan kemampuan siswa bermain peran ada baiknya guru bahasa Indonesia memmberikan motivasi dan variasi dalam mengajar materi tersebut. Dari pihak sekolah maupun guru alangkah baiknya jika sering mengajak siswa untuk menonton pertunjukan drama di luar sekolah (gedung pertunjukan) agar membuat motivasi siswa lebih tinggi untuk menyukai drama dan nantinya mampu bermain peran yang baik pula.

DAFTAR RUJUKAN

1. Amir, T. A. 2002. Nilai-Nilai Moral Dalam Kumpulan Cerpen Kabut Negeri Si Dali Karya A.A Navis. Jambi : tidak diterbitkan

2. Arikunto, S. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara 3. Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo.

4. Dewi, D. 2009. Citra Tokoh Wanita Dalam Novel “Keberangkatak” Karya N.H. Dini. Jambi : tidak diterbitkan.

5. Depdiknas. 2006. Petunjuk Teknik Pengembangan Silabus dan Contoh/ Model Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : BSNP

6. Hasanudin. 1996. Drama, Karya Dalam Dua Dimensi : Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis. Bandung : Angkasa.

7. Lestari, E. D. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: PT.Intan Pariwara 8. Luxemburg, dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia.

9. Margono, S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

10. Moleong, J.L. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. 11. MR, A. Pengertian Drama. http// goegle. Diakses 28 Februari 2012.

12. Narto. Pengertian Drama. http//goegle. Diakses 28 Februari 2012.

13. Nurgiantoro, B. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE 14. Oktaviani. 2010. Kemampuan Menulis Paragraf Ekspositif Siswa Kelas IX SMA Negeri 10

Kota Jambi Tahun Ajaran 2009/2010. Jambi : tidak diterbitkan.

15. Poerwadarminta, W.J.S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

16. Riantiarno, N. 1999. Sampek Engtay. Jakarta. Pustaka Wijaya 17. Semi, M.A.dkk. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

18. Subrata, H. Diakses 19 Oktober 2011. Pembelajaran Drama (http.mbahbrata. files.wordpress.com/2011/pemblj-drama.ppt).

19. Sudaryono, dkk. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi : Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi.

20. Sugiyono. 2008. Memahami penelitian Kuantitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

21. Suwanda, T. 2007. Analisis Struktural-Semiotik Teks Drama Sampek Engtay Karya N. Riantiarno. Jambi : tidak diterbitkan.

22. Wahyuni. 2007. Kemampuan Siswa Kelas IX Unggul SLTPN 17 Kota Jambi dalam Bermain Peran naskah Drama. Jambi : Tidak diterbitkan.

(12)

23. Wahyuni, R.N. 2010. Analisis Unsur-unsur Pembentuk Teater Dalam Rekaman Teater “Umang-Umang Garapan Iswadi Pratama”. Jambi : tidak diterbitkan.

24. Waluyo, H. J. Drama : Naskah, Pementasan, dan Pengajarannya. Surakarta : LPP dan UNS Press.

25. Wiyanto, A. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta : Grasindo

Gambar

Table Interval Penilaian  Interval Penilaian  Tingkat Penguasaan  Keterangan  85 – 100  Baik sekali  75 – 84  Baik   60 – 74  Cukup   40 – 59  Kurang   0 – 39  Gagal   (Nurgiantoro 1988: 363)

Referensi

Dokumen terkait

- Direktur perusahaan hadir langsung , apabila diwakilkan membawa surat tugas dan mendapat kewenangan penuh untuk mengambil keputusan. Demikian undangan ini disampaikan ,

Secara garis besar dicikan : Kehidupan keagamaan sudah mencapai kemantapan, cenderung mulai menerima pendapat keagamaan, mulai timbul pengakuan akan adanya kehidupan setelah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Sidik Setiadi 2014

Selama ini banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri khususnya dibidang pelayanan jasa kesehatan, agar meningkatnya jumlah pengunjung atau pelanggan harus disesuaikan dengan mutu

Penelitian ini berisi kajian mengenai penerapan kontroler PID dalam proses menstabilkan tegangan yang dilaksanakan di PLTP Wayang Windu dengan tujuan untuk mempelajari dan

Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan komunikasi dalam keluarga peserta didik dan merumuskan layanan bimbingan kelompok yang layak untuk meningkatkan

Hubungan antara komunikasi positif dalam keluarga dengan asertivitas pada siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta.. Yogyakarta: Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi