KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bank Indonesia
Samarinda
i
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan II-2008 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif serta saran terkait kepada para stakeholders Bank Indonesia, dengan harapan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan II-2008, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2008 mencapai 6,52% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 6,72% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 6,2% (y-o-y).
2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan II-2008 mencapai 14,9% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 11,05% atapun laju inflasi nasional pada triwulan II-2008 sebesar 11,03%. Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 15,83% (y-o-y), 13,66% (y-o-y) dan 15,33% (y-o-y).
3. Kinerja usaha perbankan Kaltim menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar (6,48%) dibandingkan posisi pada triwulan sebelumnya.
b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit berdasarkan lokasi kantor selama triwulan I-2008 mencapai sebesar Rp 18.210 miliar atau mengalami peningkatan Rp 1.774 miliar (10,8%) dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk proyek di Kaltim mengalami peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 25.384 miliar pada triwulan II-2008 (s.d Mei 2008). Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa 36,1% dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di luar Kaltim, terutama dikucurkan oleh kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta yang mencapai Rp 8.828 miliar.
c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 72,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 51,86%. d) Pembiayaan kepada usaha berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berhasil
disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 68,4% atau Rp 12.460 miliar dari total kredit sebesar Rp 18.210 miliar. Penyaluran kredit UMKM tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008.
4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kaltim pada triwulan III-2008 diperkirakan mencapai 3,5 – 4,5% (y-o-y) atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan laporan dengan tetap dibayangi tekanan inflasi yang masih relatif tinggi sebagai kombinasi atas tekanan dari sisi permintaan dan penawaran.
ii
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan umpan balik bagi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Selanjutnya, dukungan ketersediaan data atau informasi terkini dari berbagai dinas/instansi serta pihak-pihak terkait di Kalimantan Timur sangat membantu kami dalam penyusunan buku ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini.
Samarinda, Agustus 2008 BANK INDONESIA SAMARINDA
Imam Supeno Pemimpin
iii
Halaman KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ...………...…. DAFTAR GRAFIK ... i iii v vi R RIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………..……… I. Gambaran Umum ……….……….……..II. Asesmen Perekonomian ...
III. Asesmen Inflasi ………..
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ... 1. Perbankan ... 2. Sistem Pembayaran ...
V. Perkiraan ………..
VI. Anekdotal Informasi ………
B
BAABB II PEPERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL ……….………. 1.1 Gambaran Umum ... 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ... 1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ... 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……… 1.2.4 Ekspor dan Impor ...……... 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ……… 1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……….. 1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………..………….. 1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……….……….. 1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ……….…. 1.3.5 Sektor Bangunan ………...…. 1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………...…… 1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ... 1.3.9 Sektor Jasa-jasa ... Boks 1. Hasil Survei Cepat (Quick Survey) Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Samarinda ………. B
BAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………..…….
2.1 Gambaran Umum ……….………..…..
2.2. Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)………..……...………. 2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda ……… 2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan ……….………….. 2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan ………
1 1 2 2 3 4 4 4 5 6 6 6 7 8 8 8 11 12 12 13 13 13 14 14 15 15 16 18 18 18 19 19 19
iv
2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y)...……… 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………...………….. 2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …... 2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………..
20 20 21 22 B BAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….……… 3.1 Gambaran Umum ………..………. 3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……….…….……
3.2.1 Total Aset ……….. 3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……….. ……….…. 3.2.4 Penyaluran Kredit Bank Umum ……….…….…………. a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….……….….. b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim ………..…..
3.3 Perkembangan Kredit UMKM ……….……….………
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ………. a. Perkembangan Aset BPR ……….... b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ………..……… c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..……….. 3.5 Asesmen Risiko Perbankan ………. ………..………….. 3.5.1 Risiko Kredit ………... 3.5.2 Risiko Likuiditas ... 3.5.3 Risiko Pasar ...
BAB IV KEUANGAN DAERAH ……….…………...……… ... 4.1 Gambaran Umum ...………... 4.2 Pendapatan ...………...
4.3 Belanja ……….……….……….
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ……….
5.1 Gambaran Umum ………. ……… ……… 5.2 Perkembangan Transaksi Tunai ……….………..
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……….. 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………..
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ………. 5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS ……….. BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH ... 6.1 Gambaran Umum ... 6.2 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Bulan Februari 2008 ... BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ... 7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2008 ... 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ... LAMPIRAN 23 23 23 23 24 25 25 26 28 30 30 30 30 31 31 33 33 34 34 34 34 36 36 36 36 37 37 37 39 39 39 41 41 42
v
Halaman 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 5.1 6.1 6.2 6.3Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ... Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2008 ……….. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 dijit, dalam juta USD)... Perkembangan Komponen Impor Tw II-2008 ………. Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ... ... Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ...……...………… Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton) ………….. Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ... Perkembangan Sub-Angkutan Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ... Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………. Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ……… Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda... Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan... Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan ……… Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa... Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa... Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa... Perkembangan Total Aset Bersih Bank Umum di Kaltim ... Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim... Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ... Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ... Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim (per Juni 2007) ... Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit ... Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ... Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) Menurut Skala Kredit ……….. Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ……… Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) ... Perkembangan Aktiva Produktif Bank Umum ………. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas ... Perkembangan Kredit Bermasalah (NPLs) Bank Umum ... Struktur Jangka Waktu dan Sebaran DPK ... Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur ... Penduduk Usia 15 tahun ke atas Menurut Kegiatan ... Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaaan Utama ... Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaaan Utama ... 7 8 9 9 10 11 12 13 14 15 15 19 19 20 21 21 22 24 24 22 27 27 28 28 29 29 31 31 32 32 33 38 39 40 41
vi
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 2.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 5.4 6.1 6.2 7.1 7.2 7.3D
D
A
A
F
F
T
T
A
A
R
R
G
G
R
R
A
A
F
F
I
I
K
K
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)……….. Perkembangan Kredit Konsumsi ………...…... Perkembangan IKK dan Kondisi Ekonomi Saat Ini ...……...……. Perkembangan Kredit Investasi ………..…………...…..………… Perkembangan Arus Ekspor Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan ……… Kontribusi Per Negara terhadap Pertumb. Ekspor Non Migas Kaltim Tw II-2008 ……… Kontribusi Utama Penurunan Impor Non Migas Kaltim per Negara Asal Barang Tw II-08 ………..………...………... Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertanian Triwulan II-2008 (y-o-y) ……… Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Tambang Triwulan II-2008 (y-o-y) ……… Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim ………...……… Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ………...………. Perkembangan Arus Penumpang melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan ………. Laju Inflasi Kalimantan Timur (y-o-y) …………..……….………… Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim ... Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate ... Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ... Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim... Kredit Lokasi Proyek Berdasarkan Propinsi Asal ... Perkembangan Aset BPR ... Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ... Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ... Struktur Kepemilikan Simpanan ... Perkembangan bunga kredit dan nisbah NPLs Periode Trw I-06 s.d Trw I-08 ... Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi APBD 2007... Kontribusi PenurunanPertumbuhan Komponen Belanja Modal Realisasi APBDKaltim 2007 ... Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim …………..……… Perkembangan PTTB ……….. Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ………. Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan... Kontribusi Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektoral ... Komposisi Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama ... Survei Kegiatan Dunia Usaha ... ... Perkembangan Ekspektasi Konsumen ... Ekspektasi Konsumen Terhadap Perubahan Harga Umum ...
6 7 7 7 8 9 10 12 12 13 14 14 18 23 25 25 26 26 30 30 30 33 33 34 35 36 37 37 38 40 40 41 41 42
1
R
R
I
I
N
N
G
G
K
K
A
A
S
S
A
A
N
N
E
E
K
K
S
S
E
E
K
K
U
U
T
T
I
I
F
F
K
K
A
A
J
J
I
I
A
A
N
N
E
E
K
K
O
O
N
N
O
O
M
M
I
I
R
R
E
E
G
G
I
I
O
O
N
N
A
A
L
L
P
P
R
R
O
O
V
V
I
I
N
N
S
S
I
I
K
K
A
A
L
L
I
I
M
M
A
A
N
N
T
T
A
A
N
N
T
T
I
I
M
M
U
U
R
R
P
P
E
E
R
R
I
I
O
O
D
D
E
E
T
T
R
R
I
I
W
W
U
U
L
L
A
A
N
N
I
I
I
I
-
-
2
2
0
0
0
0
8
8
I. Gambaran UmumPergerakan ekonomi di Kalimantan Timur triwulan II-2008 masih menunjukkan kinerja yang cemerlang, walaupun tidak secepat triwulan I-2008. Berdasarkan PDRB sisi permintaan, pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kinerja komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) sebagai akibat meningkatnya kegiatan investasi di Kalimantan Timur, terutama untuk penyelesaian proyek-proyek terkait PON XVII. Surplus ekspor menjadi faktor penggerak berikutnya, sama halnya dengan komponen konsumsi rumah tangga juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Ditinjau dari PDRB sisi penawaran, kinerja positif sektor pertambangan dan penggalian yang relatif stabil masih menjadi faktor utama pendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008, terutama dengan meningkatnya produktivitas pertambangan batubara yang dipengaruhi oleh tingginya permintaan barubara di pasar dunia. Selain itu juga kontribusi sektor industri pengolahan tidak dapat dinafikan, seiring dengan peningkatan kinerja sub sektor industri pengolahan migas, yang terdiri dari pengilangan minyak dan LNG. Sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan yang tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya, didorong oleh pola konsumsi musiman dengan adanya masa liburan sekolah.
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008, memberikan tekanan yang signifikan terhadap harga barang dan jasa di Kalimantan Timur sehingga laju inflasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ditambah dengan beberapa faktor lainnya seperti masih tingginya harga komoditas makanan di pasar dunia, kondisi cuaca yang kurang bersahabat dengan tingginya curah hujan yang menyebabkan banjir dan gelombang laut yang tinggi sehingga menyebabkan hambatan pada transportasi barang dan jasa, serta dipengaruhi pula dengan mulai meningkatnya konsmsi terkait persiapan penyelenggaraan PON XVII di Kaltim.
Kinerja industri perbankan Kaltim pada triwulan II-2008 mulai menggeliat sebagaimana terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan seperti aset bersih, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM). Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah menunjukkan kondisi yang relatif terjaga. Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur triwulan II-2008 menunjukkan perkembangan yang beragam. Peredaran uang kartal mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia (outflow). Seperti halnya peredaran uang kartal, transaksi non tunai melalui kliring juga meningkat sedangkan RGTS mengalami penurunan.
Perekonomian Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih tumbuh positif namun relatif melambat dibandingkan dengan triwulan II-2008. Perlambatan tersebut dari sisi permintaan diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur menyusul rampungnya proyek pembangunan sarana dan prasana pendukung PON XVII. Sementara dari PDRB sisi penawaran, perlambatan yang terjadi di sektor pertambangan dan penggalian karena pengaruh cuaca yang mengganggu produksi batubara, yang merupakan komoditas andalan Kalimantan Timur, diperkirakan menjadi
Ringkasan Eksekutif
2
faktor utama perlambatan tersebut ditambah melambatnya permintaan di pasar internasional. Faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan di triwulan III-2008 adalah adanya pola konsumsi musiman dengan mulai memasukinya bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, yang akan meningkatkan permintaan masyarakat akan barang dan Jasa.Di sisi lain, meningkatnya permintaan masyarakat tersebut diperkirakan juga akan membawa pengaruh pada meningkatnya harga berbagai barang dan jasa, yang sebelumnya juga telah memperoleh tekanan dari peningkatan harga BBM, masih tingginya harga komoditas bahan makanan di pasar dunia. Maka dari itu, laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 diperkirakan akan meningkat.
II. Asesmen Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi tahunan Kalimantan Timur triwulan II-2008 masih menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu mencapai 6,52% (y-o-y), ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-200 sebesar 6,72%.
Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini adalah pertumbuhan komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 2%. Komponen ini tumbuh 12,46% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh masuknya investasi dari luar Kalimantan Timur ke beberapa sektor ekonomi, terutama dalam rangka pembangunan berbagai venues olahraga yang dipergunakan dalam PON XVII. Komponen lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar juga adalah komponen konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 1,88% dengan pertumbuhan 12,41% (y-o-y) dan komponen ekspor neto dengan kontribusi sebesar 1,76% atau tumbuh sebesar 2,81% (y-o-y).
Dari sisi penawaran
III. Asesmen Inflasi
, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 masih dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian, yang mampu tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y), dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 2,51%; yang dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas sub sektor pertambangan tanpa migas, yaitu batubara. Sektor lainnya yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 adalah sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,58% (y-o-y) dengan kontribusi 1,16% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang berkontribusi sebesar 1,10% dengan pertumbuhan mencapai 13,94% (y-o-y), yang tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.
Perhitungan laju inflasi untuk wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini mengalami pertambahan 1 (satu) kota, yaitu Kota Tarakan, melengkapi Kota Samarinda dan Balikpapan yang telah lebih dahulu diperhitungkan laju inflasinya; dan juga mengalami perubahan tahun dasar yaitu dari tahun 2002 menjadi 2007.
Laju perkembangan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 dipengaruhi oleh masih tingginya harga komoditas bahan makanan di pasar dunia, iklim yang kurang baik dengan adanya curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan banjir di beberapa daerah dan gelombang laut yang bergejolak sehingga berdampak pada terhambatnya pasokan komoditas yang berasal dari Pulau Sulawesi dan Jawa. Selain itu juga, adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir bulan Mei 2008, menambah tekanan pada meningkatnya harga komoditas.
3
Dengan adanya faktor-faktor tersebut, telah menyebabkan tingginya laju inflasi IHK tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini, yang mencapai 14,9% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 11,05%. Laju inflasi Kalimantan Timur tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang sebesar 11,03%.Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan II-2008 mencapai 15,83% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 sebesar 11,6%. Sementara laju inflasi tahun berjalan yaitu periode Januari – Juni 2008, laju inflasi di Kota Samarinda tercatat sebesar 9,52% (y-t-d). Tingginya laju inflasi di Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan, kelangkaan pasokan dan kenaikan harga BBM.
Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 13,66% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 10,40%. Laju inflasi tahun berjalan di kota ini tercatat sebesar 7,26% (y-t-d). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kenaikan harga barang dan jasa di kota ini serupa dengan yang terjadi di Samarinda
Laju inflasi tahunan Kota Tarakan
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran
triwulan II-2008 tercatat sebesar 15,33% (y-o-y), sedangkan laju inflasi tahun berjalan mencapai 12,64% (y-t-d), yang tertinggi dibandingkan dengan Kota Samarinda dan Balikpapan. Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan kedua kota lainnya, jarak tempuh yang jauh untuk menuju Tarakan dari daerah-daerah pengahasil komoditas menjadi salah satu faktor utama tinggi laju inflasi di Kota Tarakan.
1. Perbankan
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat Rp 44.559 miliar, mengalami peningkatan 6,27% (q-t-q) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya. Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank umum syariah sebesar 16,02%.
Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar atau naik 6,48% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan simpanan tersebut terutama berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 1.490 miliar (15,65%), diikuti oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 1.388 miliar (10,98%).
Dari sisi pemberian pinjaman, Kredit yang disalurkan oleh bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan II-2008 mencapai Rp 18.209,6 miliar, mengalami peningkatan Rp 1.774,4 miliar atau tumbuh 10,8% (q-t-q) dibandingkan triwulan I-2008. Pertumbuhan tersebut menurut penggunaannya, terutama didorong oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh 14,95% dan 11,24%. Sedangkan berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi dialami sektor jasa dunia usaha dan sektor angkutan, masing-masing sebesar 37,84% dan 28,05%. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi bank menunjukkan perbaikan, dari 49,84% pada triwulan I-2008 menjadi 51,86% pada triwulan laporan.
Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada triwulan II-2008 (s.d Mei 2008) tercatat sebesar Rp 25.383,8 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal dari sektor perindustrian yang kreditnya meningkat sebesar 27,28%. Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan lokasi
Ringkasan Eksekutif
4
proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 72,8% per Maret 2008 menjadi 72,3% per Mei 2008.Jumlah kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) yang disalurkan bank umum di Kaltim pada pada triwulan II-2008 mencapai Rp 12.460 miliar atau dengan pangsa 68,4% terhadap total kredit. Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit MKM tersebut juga disertai dengan perbaikan kualitas kredit MKM, tercermin dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-NPLs) yang turun dari 3,36% pada triwulan I-2008 menjadi 3,05% pada triwulan laporan.
Seperti halnya kinerja bank umum, indikator usaha BPR pada triwulan laporan juga menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari peningkatan aset sebesar 12,66% dan pertumbuhan penghimpunan dana sebesar 8,26%. Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh dengan cepat yakni mencapai 23,38% dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya.
Asesmen terhadap risiko perbankan pada triwulan laporan menunjukkan risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah di Kaltim masih relatif terkendali seperti terlihat dari komposisi aktriva produktif yang cukup aman dan kualitas kredit yang terjaga baik. Sementara itu, risiko likuiditas masih menghadapi struktur simpanan yang terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek (95,5%).
2. Sistem Pembayaran
Perkembangan sistem pembayaran di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 yang terdiri dari peredaran uang kartal, transaksi kliring dan RTGS, menunjukkan perkembangan yang beragam.
Peredaran uang kartal mengalami peningkatan sebesar 26,96% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008, atau naik dari Rp 1.449 miliar menjadi Rp 1.903 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkat permintaan uang kartal di masyarakat, yang dipengaruhi oleh adanya pelaksanaan pilkada gubernur Kalimantan Timur dan menjelang pelaksanaan PON VII. Berdasarkan proses peredarannya dari kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur, jumlah uang yang masuk ke kas Bank Indonesia (inflow) mengalami penurunan sebesar 82,70% (q-t-q), sementara jumlah uang kartal yang keluar (outflow) naik dalam persentase yang signifikan, yaitu tumbuh 267,39% (q-t-q). Sementara jumlah uang yang dimusnahkan atau masuk dalam kebijakan Pemberiaan Tanda Tidak Berharga (PTTB), yang turun sebesar 37,17% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008.
Sementara itu, perkembangan transaksi non tunai melalui kliring mengalami peningkatan sebesar 13,10% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS turun sebesar 39,34% (q-t-q).
V. Perkiraan
1. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih akan tumbuh positif, berkisar antara 3,5% sampai dengan 4,5% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2008. Dari sisi permintaan, melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh iklim yang kurang baik di laut, yaitu adanya gelombang yang tinggi sehingga menghambat proses pengiriman dari pelabuhan di Kalimantan Timur, khususnya komoditas batubara yang menjadi komoditas andalan ekspor non migas di Kaltim. Selain itu juga, diperkirakan komponen penanaman modal tetap domestik bruto agak tumbuh melambat seiring dengan telah berakhirnya pelaksanaan PON berikut proyek pembangunan sarana dan prasarana PON. Namun komponen konsumsi rumah tangga
5
diperkirakan akan meningkat yang dipengaruhi oleh kejutan konsumsi terkait PON yang kemudian disusul dengan peningkatan musiman sehubungan dengan mulai masuknya bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.Dari sisi penawaran, pertumbuhan diperkirakan masih didorong oleh kinerja positif di sektor pertambangan dan penggalian, namun diperkirakan melambat karena pengaruh curah hujan yang tinggi di wilayah Kalimantan Timur, yang mengganggu pertambangan batubara. Selain itu juga dipengaruhi oleh menurunnya harga minyak mentah yang menyebabkan menurunnya permintaan batubara di pasar dunia. Sementara sektor industri pengolahan diperkirakan masih akan menunjukkan kinerja yang positif seiring telah beroperasinya kilang-kilang minyak dan LNG secara normal setelah berakhirnya proses overhaul. Sektor perdagangan pun diperkirakan akan tumbuh cukup tinggi, dipengaruhi dengan meningkatnya permintaan masyarakat karena pola konsumsi musiman.
2. Inflasi
Laju inflasi di Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih akan tinggi, dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM yang memberikan efek bergulir pada kenaikan harga berbagai komoditas lainnya. Selain itu, faktor cuaca di laut yang kurang kondusif masih mengganggu jalur transportasi menuju pelabuhan di Kalimantan Timur. Meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan jasa di triwulan III-2008 juga memberikan andil yang cukup besar, ditambah dengan akan memasukinya bulan Ramadan dan persiapan Hari Raya Idul Fitri, dapat memberi tekanan yang lebih besar pada perkembangan laju inflasi di Kalimantan Timur.
VI. Anekdotal Informasi
Penyesuaian Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur.
Setelah melalui proses yang alot akibat dialog tripartit yang sempat buntu kemudian diwarnai dengan serangkaian demonstrasi yang cukup intens, akhirnya pada dini hari Rabu 30 Juli 2008 telah diputuskan UMP Provinsi Kaltim naik sebesar 9,16% atau dari Rp 815.000 mejadi Rp 889.654. Besaran 9,16% berdasarkan pada laju inflasi tahun kalender Kaltim (y-t-d) hingga bulan Juni 2008. Kenaikan ini lebih rendah dibanding tuntutan buruh yaitu menjadi Rp 1,3 juta. Melalui SK Pj Gubernur Kaltim No. 561/K.403/2008 maka UMP baru tersebut berlaku mulai 1 Juli sampai dengan Desember 2008. Selain itu juga disepakati bahwa seiring dgn kenaikan UMP maka UMSP, UMKK dan UMSKK yang berlaku saat ini ikut naik sebesar 9,16%. Rencana Pembangunan PLTG Senipah untuk mengatasi kelangkaan pasokan listrik
Kelangkaan listrik yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) telah berlangsung lama dan dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara ditempuh oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dengan membentuk Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya Energi (PKSDE), yang merencanakan untuk membangun Perusahaan Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Senipah. PLTG ini direncanakan akan menggunakan Mesin Trent 60 WLE berkapasitas 2 x 40 megawatt dan bisa di up grade 120 megawatt yang menghasilkan produksi 617,2 GWh per tahun. Investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 901,7 miliar dan direncanakan dapat beroperasi paling lambat akhir 2010 atau awal 2011. Sementara penyediaan bahan baku berupa gas telah ditandatangani
Head of Agreement (HoA) dengan Total E&P Indonesie dan Inpex pada tanggal 4 Juli 2008.
6
P
P
E
E
R
R
K
K
E
E
M
M
B
B
A
A
N
N
G
G
A
A
N
N
E
E
K
K
O
O
N
N
O
O
M
M
I
I
M
M
A
A
K
K
R
R
O
O
R
R
E
E
G
G
I
I
O
O
N
N
A
A
L
L
1.1 Gambaran UmumPerekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 mampu tumbuh sebesar 6,52% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang sebesar 6,72%. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional sebesar 6,2% (Grafik 1.1.).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini dipengaruhi oleh meningkatnya komponen pembentukan modal tetap domestik bruto, yang dipengaruhi oleh masuknya investasi ke Kalimantan
Timur yang di dorong oleh banyaknya pembangunan proyek infrastruktur menjelang pelaksanaan PON XVII dan berkembangannya sektor komoditas, seperti pertambangan. Selain itu, peningkatan konsumsi rumah tangga dan komponen ekspor neto juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi.
Sementara itu berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur masih dipengaruhi oleh pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi tertinggi, seiring dengan masih tingginya permintaan batubara. Sektor industri pengolahan juga menunjukkan perkembangan yang positif, yang didorong oleh meningkatnya kinerja sub sektor industri pengolahan migas; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran yang meningkat karena pengaruh adanya pola konsumsi musiman.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan II-2008, perekonomian Kalimantan Timur menunjukkan pertumbuhan yang positif, yang ditunjang oleh pertumbuhan positif di setiap komponen. Berdasarkan komponennya, pertumbuhan tertinggi triwulan I-2008 dicatat oleh komponen pengeluaran pemerintah, yaitu mencapai 14,52%; diikuti oleh ekspor (11,14%) dan konsumsi rumah tangga (10,13%).
Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor-sektor tersebut adalah penyelesaiaan proyek-proyek pemerintah terkait dengan PON di Kalimantan Timur, meningkatnya komoditas ekspor dan permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya.
B
B
B
A
A
A
B
B
B
I
7
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan TimurJenis Penggunaan Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi
Q IV-07 Q I-08 Q II-08 Q IV-07 Q I-08 Q II-08 Konsumsi Rumah Tangga 3.78 13.98 12.41 0.54 2.02 1.88
Makanan 5.21 0.47 1.26 0.42 0.04 0.10 Non Makanan 1.92 30.28 25.70 0.12 1.99 1.77 Pengeluaran KLSN 10.39 16.30 16.31 0.03 0.06 0.06 Pengeluaran Pemerintah 9.37 13.88 14.34 0.45 0.67 0.71 Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 9.10 10.82 12.46 1.42 1.72 2.00 Perubahan Stok 6.56 11.19 11.71 0.06 0.11 0.12 Ekspor Neto (a-b) 0.93 3.37 2.81 0.59 2.14 1.76 a. Ekspor 4.03 6.59 4.22 4.85 7.88 5.12 Ekspor LN 0.55 4.62 1.58 0.48 3.88 1.35 Ekspor Antar Daerah 13.06 11.22 10.50 4.37 4.00 3.77 b. Impor 7.53 10.22 5.73 4.26 5.75 3.36 Impor LN 6.70 9.02 4.16 2.17 2.88 1.38 Impor Antar Daerah 8.64 11.80 7.79 2.09 2.87 1.98
PDRB Kaltim 3.10 6.72 6.52 3.10 6.72 6.52
Sumber: BPS Kaltim, diolah
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 tumbuh sebesar 12,41% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,98%. Melambatnya pertumbuhan pada triwulan berjalan ini dipengaruhi oleh tekanan kenaikan harga akibat adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sementara itu, pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga didorong oleh kontribusi dari konsumsi non makanan sebesar 11,73%, sedangkan konsumsi makanan hanya menyumbang sebesar 0,68%.
Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga non makanan didukung oleh meningkatnya data kredit konsumsi perbankan pada triwulan II-2008 yang tumbuh sebesar sebesar 34,08% (y-o-y) lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan I-2008 yang tumbuh sebesar 30,62%(Grafik 1.2).
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan II-2008, indeks yang menggambarkan konsumsi masyarakat, yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES), masih berada dibawah level 100. IKK, per bulan Juni 2008 tercatat sebesar 97,25 dan IKES sebesar 98,00. Kedua indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
dengan triwulan I-2008 yang masing-masing tercatat sebesar sebesar 84,75 dan 81,00 pada periode sebelumnya (Grafik 1.3). Faktor kenaikan harga BBM dan berbagai komoditas yang memberi pengaruh pada peningkatan beban kebutuhan hidup masyarakat menjadi faktor dominan yang menekan indeks dibawah level optimisnya.1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluran Pemerintah pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 14,34% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 13,88%. Pertumbuhan komponen pengeluaran pemerintah ini dipengaruhi oleh adanya pembangunan proyek-proyek terkait dengan pelaksanaan PON XVII di Kalimantan Timur. 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 tumbuh sebesar 12,46% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PMTDB pada triwulan I-2008 yang mencapai
10,82%. Meningkatnya komponen ini
dipengaruhi oleh masuknya investasi ke berbagai sektor dan juga termasuk untuk pembiayaan pembangunan proyek PON.
Berdasarkan penyaluran kredit perbankan triwulan II-2008, kredit investasi mencapai Rp 4,2 triliun, atau tumbuh 44,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang sebesar 27,22%. (Grafik 1.4).
1.2.4 Ekspor dan Impor
Pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan II-2008, mencapai 4,22% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2008, yang tumbuh sebesar 6,59%. Kaltim mencatat surplus1
1
Surplus dihitung berdasarkan selisih Ekspor terhadap Impor pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut penggunaan
atas aktifitas perdagangannya dengan provinsi/negara lain pada triwulan I-2008 sebesar Rp 15,4 triliun, lebih rendah dibandingkan surplus pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar Rp 15,65 triliun. Secara persentase, pertumbuhan komponen eskpor neto (ekspor dikurangi impor) yang pada triwulan II-2008 mencapai 2,81% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 3,37% (y-o-y). Sumbangan komponen ekspor neto pada pertumbuhan ekonomi periode berjalan mencapai 1,76%. Sementara berdasarkan sub
Komponen Pangsa Pertumb. Kontribusi
Ekspor 1.00 4.22 4.22
Ekspor LN 0.70 1.58 1.12
Ekspor Antar Daerah 0.30 10.50 3.11
Sumber: BPS Kaltim
9
komponennya, pertumbuhan ekspor yang terbesar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor antar daerah, yaitu sebesar 3,11%. Pertumbuhan ekspor tersebut dapat terlihat juga dari perkembangan melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan, dimana ekspor mengalami peningkatan sebesar 58,15% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2008 (Grafik 1.5).Ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan II-2008 mencapai USD 1.015 juta, meningkat sebesar 23,5% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2007. Sedangkan secara triwulanan, ekspor non migas Kalimantan Timur tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,99% (q-t-q). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan kimia anorganik menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekspor non migas, dengan kontribusi sebesar 3,19%; kemudian diikuti oleh komoditas bahan bakar mineral (2,94%) dan komoditas bahan kimia organik (0,71%).
Tabel 1.3. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 dijit, dalam USD)
Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa 27 - Bahan Bakar Mineral 823,957,597 81.14% Jepang 186,260,834 18.34% 44 - Kayu, Barang dari Kayu 43,485,087 4.28% Taiwan 185,079,541 18.23% 28 - Bahan Kimia Anorganik 40,038,818 3.94% Korea Selatan 133,241,107 13.12% 29 - Bahan Kimia Organik 34,804,746 3.43% India 91,636,082 9.02% 03 - Ikan dan Udang 26,251,836 2.59% Thailand 60,944,010 6.00% 87 - Kendaraan dan Bagiannya 17,494,693 1.72% Cina 59,713,337 5.88% 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 9,650,075 0.95% Hongkong 44,699,620 4.40% 89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 6,100,000 0.60% Filipina 40,926,639 4.03% 26 - Bijih, Kerak dan Abu Logam 5,338,867 0.53% Italia 36,437,125 3.59% 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 3,256,495 0.32% Australia 32,896,251 3.24% Lainnya 5,035,989 0.50% Lainnya 143,579,657 14.14%
Total 1,015,414,203 100% Total 1,015,414,203 100%
Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Berdasarkan negara tujuan ekspor, pangsa terbesar triwulan II-2008 ini masih dimiliki oleh Jepang (18,34%), namun hanya berbeda tipis dibandingkan pangsa yang dimiliki oleh Taiwan (18,23%), dan negara dengan pangsa pasar terbesar ketiga adalah Korea Selatan (13,12%). Berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, kontribusi terbesar pertumbuhan berasal dari Taiwan (7,18%), diikuti India (3,71%), Thailand (3,15%), Australia (2,72%) dan Korea Selatan (2,44%) (Grafik 1.6). Negara-negara
di kawasan Asia masih menjadi major market komoditas non migas Kalimantan Timur dengan pangsa mencapai
86,53%.
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan
Timur pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan sebesar
5,73% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih
Komponen Pangsa Pertumb. Kontribusi
Impor 1.00 5.73 5.73
Impor LN 0.57 4.16 2.36 Impor Antar Daerah 0.43 7.79 3.37
Sumber: BPS Kaltim
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 10,22%. Kinerja impor Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini didorong terutama oleh kinerja impor antar daerah, yang menyubang 3,37% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan ini. Sementara impor ke luar negeri menyumbang 2,36% (tabel 1.4).Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan II 2008 berjumlah USD 244,7 juta atau mengalami peningkatan sebesar 106,56%, dibandingkan dengan triwulan II tahun 2007. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya impor komoditas yang berasal dari negara Amerika Serikat. Secara keseluruhan berdasarkan negaranya, kontribusi terbesar peningkatan impor non-migas adalah impor dari Amerika Serikat yang menyumbang sebesar 26,92% dari kenaikan impor non migas Kalimatntan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan impor yang berasal dari Singapura (22,58%), Cina (14,32%), Perancis (11,64%) dan Inggris (8,81%). Berdasarkan pangsa pasarnya, Amerika Serikat juga merupakan negara asal barang impor non migas terbesar Kalimantan Timur pada triwulan II-2008, yaitu dengan pangsa mencapai 27,1%, diikuti oleh Singapura (19,5%), Jepang (11,2%) dan Cina (6,9%) (Tabel 1.3).
Sementara berdasarkan komoditasnya, pertumbuhan impor non-migas Kaltim pada triwulan I-2008 disumbang oleh komoditas kendaraan dan bagiannya (14,70%), mesin-mesin/pesawat mekanik (3,90%) dan karet dan barang dari karet (5,93%).
Tabel 1.5 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa (USD) Pasar (USD) Pasar 84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 97,401,676 39.8% Amerika Serikat 66,213,288 27.1% 87 - Kendaraan dan Bagiannya 38,487,744 15.7% Singapura 47,654,379 19.5% 89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 24,406,188 10.0% Jepang 27,455,041 11.2% 40 - Karet dan Barang dari Karet 22,387,957 9.1% Cina 16,962,885 6.9% 31 - Pupuk 16,906,720 6.9% Perancis 15,595,594 6.4% 73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 16,888,121 6.9% Australia 12,432,856 5.1% 85 - Mesin / Peralatan Listik 8,894,188 3.6% Inggris 10,670,171 4.4% 90 - Perangkat Optik 7,572,307 3.1% Other MEE 8,139,402 3.3% 38 - Berbagai Produk Kimia 2,920,046 1.2% Eropa Lainnya 7,572,929 3.1% 36 - Bahan Peledak 1,516,168 0.6% Jerman 5,529,803 2.3% Lainnya 7,333,369 3.0% Lainnya 26,488,136 10.8%
Total 244,714,484 100% Total 244,714,484 100%
Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Secara keseluruhan, surplus perdagangan non-migas Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini mencapai USD 758,96 juta; lebih tinggi dibandingkan surplus pada triwulan IV-2007 yang tercatat sebesar USD 548,99 juta.
11
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi PenawaranPerekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan migas mengalami pertumbuhan sebesar 6,52% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 6,72%. Sedangkan pertumbuhan tanpa migasnya mencapai 11,11%, juga relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 11,86% .
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y), dengan kontribusi mencapai 2,51%. Sektor ini masih didorong oleh kinerja sub sektor pertambangan non migas, yaitu batubara, yang masih tinggi permintaannya di pasar dunia. Sementara itu sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup besar yaitu 1,16% dengan tingkat pertumbuhan mencapai 3,58% (y-o-y). Sektor ini didorong oleh membaiknya kinerja sub sektor industri pengilangan minyak dan LNG.
Sedangkan pertumbuhan yang tinggi pada PDRB tanpa migas, selain dipengaruhi oleh kinerja sub sektor pertambangan tanpa migas, juga dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor perdangan, hotel dan restoran, yang tumbuh 13,94% (y-o-y), tertinggi dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (7,71%) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (8,76%).
Table 1.6. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Sektor Ekonomi
Pertumbuhan (y-o-y)
Kontribusi
Q IV-07
Q I-08
Q II-08
Q IV-07
Q I-08
Q II-08
Pertanian, peternakan, kehutanan &
perikanan
5.02
8.47
7.71
0.33
0.59
0.53
Pertambangan & penggalian
5.45
7.63
6.38
2.06
2.95
2.51
Industri Pengolahan
-2.45
2.41
3.58
-0.84
0.80
1.16
Listrik, gas, & air bersih
6.98
6.20
5.27
0.02
0.02
0.02
Bangunan
10.81
8.79
9.29
0.35
0.30
0.32
Perdagangan, hotel dan restoran
5.10
15.50
13.94
0.41
1.19
1.10
Pengangkutan & komunikasi
7.35
8.65
8.76
0.37
0.45
0.46
Keuangan
9.95
9.96
10.43
0.26
0.27
0.29
Jasa-jasa
7.69
7.78
6.90
0.14
0.15
0.13
PDRB
3.10
6.72
6.52
3.10
6.72
6.52
PDRB tanpa Migas
10.13
11.86
11.11
Sumber: BPS Kaltim, diolah
Berdasarkan kontribusinya, selain sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar, kontribusi yang cukup besar ditunjukkan juga oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,10%) dan sektor pertanian (0,79%) (Tabel 1.4).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikananPertumbuhan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 7,71% (y-o-y), masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008 yang mencapai 8,47%. Secara umum, seluruh sub sektor menunjukkan kinerja yang positif. Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan kontributor utama pertumbuhan sektor ini, yaitu mencapai 3,21% dengan laju pertumbuhan sebesar 17% (y-o-y); yang dipengaruhi oleh adanya panen raya. Sedangkan kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan
dan hasil-hasilnya, dan sub sektor kehutanan, serta sub sektor perikanan masing-masing sebesar 1,42%, 0,64%, 1,16% dan 1,28% (Grafik 1.8).
Berdasarkan angka sementara tahun 2007 dan angka ramalan tahun 2008, untuk periode Mei-Agustus, komponen tanaman bahan makanan yang terdiri dari padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu, secara umum menunjukkan pertumbuhan pada tahun 2008 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007, kecuali kacang tanah yang mengalami penurunan (Tabel 1.5).
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2008 sebesar 7,63%. Kinerja positif sektor ini masih dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa migas yang mencapai 15,41% (y-o-y) dan subsektor penggalian yang tumbuh sebesar 7,71%. Sedangkan subsektor pertambangan migas mengalami pertumbuhan
negatif (-1,25%).
Kontribusi terbesar pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian ini adalah pada sub sektor pertambangan tanpa migas yaitu sebesar 7,52%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas batubara seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar akibat harga minyak yang masih tinggi sehingga konsumen mencari sumber energi alternatif. Sementara kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor pertambangan migas dan sub sektor penggalian yaitu masing-masing sebesar -1,25% dan 0,11%. (Grafik 1.9). 2007* 2008** Padi 140,388 184,122 31.15 Jagung 3,185 3,292 3.36 Kacang Hijau 316 342 8.23 Kacang Tanah 778 750 -3.60 Kedelai 313 421 34.50 Ubi Jalar 10,894 11,149 2.34 Ubi Kayu 32,280 37,025 14.70 Sumber: BPS *Angka Sementara **Angka Ramalan
Tabel 1.7 Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton)
Mei-Agt
Y-o-Y (%) Tabama
13
1.3.3 Sektor Industri PengolahanKinerja industri pengolahan Perkembangan sektor industri pengolahan pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan sebesar 3,58% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini lebih baik
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 2,41%. Kinerja positif yang ditunjukkan oleh sektor ini dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan migas, yang mampu tumbuh sebesar 3,86% (y-o-y); yang bersumber dari meningkatnya kinerja sub sektor pengilangan minyak sebesar 9,41% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Membaiknya kinerja sub sektor ini dipengaruhi oleh telah selesainya proses overhaul atau perawatan mesin-mesin sehingga kapasitas produksi kembali normal. Sub sektor industri Gas Alam Cair (LNG) juga menunjukkan kinerja yang positif yaitu meningkat sebesar 2,60% (y-oy), lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat mengalami penurunan sebesar 1,66%.
Sub sektor industri tanpa migas tumbuh 2,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 1,93%. Kontribusi terbesar pertumbuhan di sektor ini adalah berasal dari sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau, yaitu sebesar 1,44%. Sedangkan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya memberikan kontribusi yang negatif yaitu sebesar 0,42%, karena pengaruh terbatasnya pasokan bahan baku.
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
Sektor listrik dan air bersih pada periode berjalan ini tumbuh sebesar 6,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,99%. Meningkatnya produktivitas sektor ini dipengaruhi oleh subsektor air bersih yang mengalami peningkatan sebesar 7,71% (y-o-y) dan sub sektor listrik (5,95%). Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut dipengaruhi dengan adanya peningkatan penyediaan fasilitas listrik dan air bersih untuk masyarakat.
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan masih menunjukkan pertumbuhan yang tinggi pada periode berjalan ini, yaitu mencapai 8,79% (y-o-y), walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 yang tumbuh sebesar 9,08%.
Kinerja sektor ini masih dipengaruhi oleh penyelesaian proyek-proyek yang terkait dengan rencana pelaksanaan PON di Kalimantan Timur.
Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi
Makanan, Minuman & Tembakau 0.14 10.08 1.44
Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 3.42 0.02
Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.21 -2.02 -0.42
Kertas & Barang Cetakan 0.34 1.66 0.56
Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.25 1.29 0.33
Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 7.34 0.12
Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 6.71 0.15
Barang Lainnya 0.01 2.29 0.03
Jumlah 1.00 2.22 2.22
Sumber: BPS Kaltim, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan RestoranSektor perdagangan, hotel dan restoran
pada triwulan I-2008 mencatatkan
pertumbuhan yang tinggi, yaitu mencapai 15,56% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2007 yang mencapai 14,71%. Pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh kinerja positif yang ditunjukkan oleh semua sektor yang terdapat di didalamnya, yaitu sub sektor perdagangan besar dan eceran (16,49%), hotel (3,03%), dan restoran (9,87%).
Dari sisi pembiayaan oleh perbankan,
pertumbuhan kredit perdagangan pada triwulan I-2008 sebesar 24,44% (y-o-y), dengan total kredit mencapai Rp 3,9 triliun. Pertumbuhan pada periode berjalan ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2007 yang mencapai 20,80%.
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan & komunkasi pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 8,76% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 8,65%. Kinerja positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan yang terjadi hampir diseluruh sub sektor, kecuali sub sektor Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan yang mengalami pertumbuhan melambat sebesar -0,37%.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sub sektor komunikasi yaitu sebesar 16,34% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya penggunanan telepon seluler, baik yang berbasis GSM maupun CDMA, karena adanya penurunan tarif. Sementara berdasarkan sub sektor pengangkutan, kontribusi terbesar pertumbuhan di sub sektor ini dipengaruhi oleh jasa penunjang angkutan, yaitu sebesar 3,08%; diikuti oleh sub sektor angkutan jalan raya (2,09%) dan angkutan udara (1,90%) (Tabel 1.6). Sementara pertumbuhan tertinggi terjadi di
sub sektor angkutan udara, yang tumbuh 14,57% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan arus penumpang melalui Bandara Sepinggan, yang merupakan bandara utama di Kalimantan Timur bagi seluruh pengguna layanan angkutan udara dari seluruh Indonesia dan Internasional yang akan menuju ke kabupaten/kota di Kaltim. Jumlah penumpang pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 22,11% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2007,
atau meningkat dari 479 ribu orang menjadi 585 ribu orang (data April - Mei 2007 & 2008) (Grafik 1.12).
Pengangkutan Pangsa Pertumb. Kontribusi
Angkutan Jalan Raya 0.27 7.81 2.09
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.12 -3.20 -0.37
Angkutan Laut 0.11 6.64 0.73
Angkutan Udara 0.13 14.57 1.90
Jasa Penunjang Angkutan 0.38 8.19 3.08
Jumlah 1.00 7.42 7.42
Sumber: BPS Kaltim, diolah
15
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa PerusahaanSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2008 ini mengalami pertumbuhan sebesar 10,43% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 9,96%. Pertumbuhan paling
tinggi terjadi pada subsektor bank sebesar 22,34% (y-o-y) dan diikuti oleh subsektor jasa perusahaan (11,49%). Pertumbuhan yang tinggi pada sub sektor bank dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja industri perbankan, yaitu dengan semakin luasnya jaringan kantor bank dan meningkatnya penghimpunan dana masyarakat, serta penyaluran kredit.
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode berjalan mengalami pertumbuhan sebesar 6,90% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 7,78%. Subsektor pemerintah umum mengalami peningkatan sebesar 5,98%, sedangkan subsektor swasta tumbuh 9,89%.
Pada subsektor swasta, dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor jasa perorangan dan rumah tangga, yang tumbuh sebesar 11,14%, dengan kontribusi sebesar 7,64%.
Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi
Bank 0.24 22.34 5.42
Lembaga Keuangan Tanpa bank 0.05 4.31 0.20
Jasa Penunjang Keuangan 0.00 4.13 0.00
Sewa Bangunan 0.45 4.12 1.87
Jasa Perusahaan 0.26 11.49 2.94
Jumlah 1.00 10.43 10.43
Sumber: BPS Kaltim, diolah
Tabel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan
Swasta Pangsa Pertumb. Kontribusi
Jasa Hiburan dan Rekreasi 0.27 7.05 1.88
Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 11.42 0.58
Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.68 10.89 7.43
Jumlah 1.00 9.89 9.89
Sumber: BPS Kaltim, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
Boks. Hasil Survei Cepat (
quick survey
)
Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di
Kota Samarinda
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lebih dari 28% di kompensasi dengan adanya penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di seluruh Indonesia sebagai salah satu cara untuk mempertahankan daya beli masyarakat, dalam hal ini rumah tangga miskin (RTM). Pada periode penyaluran pertama ini, setiap RTM menerima Rp 300.000,- yang merupakan pembagian untuk bulan Juni – Agustus 2008. Penyaluran BLT untuk wilayah Kota Samarinda dilaksanakan mulai tanggal 16 Juni 2008, dan untuk melihat sejauh mana efektifitas pemanfaatannya, Bank Indonesia (KBI) Samarinda melakukan survei cepat (quick survey) dengan 90 orang responden penerima BLT di wilayah Kota Samarinda.
Berdasarkan hasil survei cepat, diketahui bahwa sebagian besar responden (70 persen) memiliki pekerjaan, yang umumnya merupakan buruh bangunan, tukang cuci gosok, dan petani. Dari pekerjaan yang mereka tekuni tersebut, hanya mampu memberikan pemasukan yang terbatas, dengan sebagian besar responden memiliki penghasilan per bulan sebesar berada pada level dibawah Rp 480.000,- s.d. Rp 600.000,- (76 persen) (Grafik 1). Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria tingkat kemiskinan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS),
mereka temasuk dalam kategori rumah tangga sangat miskin (penghasilan < Rp 480.000,- per bulan) dan rumah tangga miskin (penghasilan Rp 480.000,- s.d. Rp 600.000,- per bulan). Sementara jumlah tanggungan yang dimiliki oleh sebagian besar responden (42 persen) sebanyak 3-5 orang.
Rendahnya tingkat penghasilan yang diterima oleh responden survei BLT tersebut, yang dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang mereka tekuni, dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan mereka. Persentase terbesar tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden adalah pendidikan dasar, yaitu berjenjang dari tidak bersekolah hingga tamat SLTP, sebanyak 81 persen (Grafik 2). Rendahnya tingkat pendidikan mereka tentunya berpengaruh pula pada kemampuan (skill) yang dimiliki dan kesempatan kerja yang diperoleh.
Dengan terbatasnya jumlah penghasilan yang diterima dan cukup besarnya jumlah tanggungan yang dimiliki, sebagian besar responden penerima BLT berencana untuk menggunakan dana yang diterima untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk kebutuhan makan (61 persen) dan dana yang diterima tersebut umumnya akan dipergunakan dalam kurun waktu 1 bulan, walaupun dana BLT yang mereka terima merupakan akumulasi untuk penggunaan selama 3 bulan. Hal ini merupakan realita dari meningkatnya biaya kebutuhan hidup yang mereka hadapi karena pengaruh kenaikan harga BBM. Secara umum, kebutuhan hidup responden mengalami peningkatan sebesar Rp 25.000,- sampai dengan lebih dari Rp 40.000,- per minggu (64 persen) atau dapat mencapai lebih dari Rp 160.000,- per bulan. Oleh
17
karena itu, lebih dari 53 persen responden memiliki preferensi untuk memilih pekerjaan padat karya dibandingkan BLT sebagai alternatif pemberian kompensasi kenaikan harga BBM oleh Pemerintah.Berdasarkan hasil survei cepat BLT, diperoleh hasil bahwa penyaluran BLT ini telah tepat pada sasaran dengan melihat tingkat penghasilan RTM, namun jumlah yang diberikan masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang telah mengalami peningkatan akibat kenaikan harga BBM.
18
E
E
V
V
A
A
L
L
U
U
A
A
S
S
I
I
P
P
E
E
R
R
K
K
E
E
M
M
B
B
A
A
N
N
G
G
A
A
N
N
I
I
N
N
F
F
L
L
A
A
S
S
I
I
2.1Gambaran Umum
Perhitungan laju inflasi IHK di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 mengalami perubahan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya, karena adanya penambahan Kota Tarakan sebagai pembentuk inflasi di Kalimantan Timur dan menggunakan tahun dasar 2007, yang berubah dari tahun 2002.
Tekanan inflasi berbagai komoditas barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Faktor utama peningkatan tingkat harga tersebut dipicu kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008 yang lalu. Laju inflasi tahunan Kalimantan Timur meningkat dari 11,05% pada triwulan I-2008 menjadi 14,90% (y-o-y) pada triwulan laporan. Laju inflasi tahunan Kaltim tersebut bahkan
lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Nasional yang tercatat sebesar 11,03% (Grafik 2.1). Sementara laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni) di Kalimantan Timur tercatat sebesar 9,16% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi Nasional sebesar 7,37%.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan II 2008, meliputi:
• Dari sisi permintaan, dipengaruhi oleh peningkatan ekspektasi masyarakat akan harga-harga menyusul kenaikan harga BBM dan kejutan permintaan (demand shock) terkait persiapan penyelenggaraan PON XVII di Kalimantan Timur.
• Dari sisi penawaran, berasal dari tekanan peningkatan biaya produksi sebagai imbas kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008 (second round effect), dan faktor cuaca yang menghanggu aktifitas penangkapan ikan serta pelayaran kapal yang mengangkut pasokan barang untuk Kaltim.
• Dari sisi kebijakan pemerintah (administered prices) berhubungan dengan dampak langsung kenaikan BBM terhadap komponen BBM dan tarif angkutan dalam keranjang penghitungan inflasi.
• Dari sisi eksternal, didorong oleh tren global peningkatan harga komoditas bahan makanan. 2.2Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)
2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa pada tahun berjalan (Januari – Juni) di Kota Samarinda pada triwulan II-2008 mencapai 9,52% (y-t-d); dengan kelompok komoditas bahan makanan mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan kelompok
B
B
B
A
A
A
B
B
B
I
19
komoditas lainnya, yaitu mencapai 16,23% (y-t-d). Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, listrik, air dan bahan bakar (12,52%) dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (6,50%).Laju inflasi tahun berjalan di Kota Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas bahan makanan di pasar dunia dan tingginya gelombang laut yang terjadi sejak awal tahun 2008 yang berpengaruh pada kurang optimalnya proses distribusi dari daerah penghasil, seperti dari Pulau Sulawesi dan Jawa.
Tabel 2.1
Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda
Kelompok
Inflasi Y-t-D (%)
Q 1-08
Q 2-08
Bahan Makanan
10.30
16.23
Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
1.27
5.94
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
1.93
12.52
Sandang
3.65
5.43
Kesehatan
1.45
2.74
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.43
0.80
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
0.07
6.50
UMUM
3.97
9.52
Sumber: BPS, diolah
2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan
Laju inflasi tahun berjalan di Kota Balikpapan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 7,62% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,20%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 14,64% (y-t-d); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (9,94%) dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (4,80%).
Faktor yang berpengaruh pada kenaikan laju inflasi tersebut antara lain adalah kenaikan harga komoditas bahan makanan akibat kenaikan harga di pasar dunia dan kurangnya pasokan karena pengaruh distribusi yang kurang lancar, faktor kenaikan harga BBM yang berpengaruh pada kenaikan biaya transportasi dan biaya bahan bakar untuk perumahan.
Tabel 2.2
Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan