• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG FUKUSHI, PENGERTIAN FUNGSI, MAKNA DAN FUKUSHI KANARI DAN ZUIBUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG FUKUSHI, PENGERTIAN FUNGSI, MAKNA DAN FUKUSHI KANARI DAN ZUIBUN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG FUKUSHI, PENGERTIAN FUNGSI, MAKNA

DAN FUKUSHIKANARI DAN ZUIBUN

2.1 Pengertian Fukushi

Fukushi merupakan salah satu golongan kelas kata dalam bahasa Jepang. Kelas kata tersebut meliputi verba, nomina, adjektiva, adverbia, dan sebagainya. Sebelum menelaah fungsi fukushikanari dan zuibun penulis akan menerangkan pengertian fukushi yang diambil dari beberapa sumber. Dalam bahasa Jepang fukushi mempunyai beberapa batasan atau definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli linguistik bahasa Jepang.

Fukushi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan kata keterangan. Fukushi ialah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen (verba, adjetiva I dan II) tidak dapat menjadi subjek dan tidak mengenal konjugasi/ deklinasi (Bunkachou dalam Sudjianto, 1995:72).

Uehara Takeshi berpendapat hampir sama dengan definisi Bunkachou tersebut. Ia mengatakan bahwa fukushi ialah kata yang menerangkan yougen , termasuk jenis kata yang berdiri sendiri (jiritsugo) dan tidak mengenal konjugasi/ deklinasi. Fukushi di dalam kalimat dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu (klausa) yang menerangkan kata lain

(2)

品詞

ひ ん し

の一ひとつ。自立語じ り つ ごで活用かつようがなく、主語し ゅ ごになることがない語ご うち、主しゅ

として運用修飾語うんようしゅうしょくごとして用もちいられるもの。

(Hinsi no hitotsu. Jiritusgo de katsuyou ga naku, shugo ni naru koto ga nai go uchi, shu toshite renyoushuu shokugo toshite mochiirareru mono:salah satu jenis kata. Sebagian besar kata yang menerangkan secara terus- menerus, tidak mengalami perubahan, berdiri sendiri dan tidak dapat menjadi subjek. (Umesa Otadao, 1989:1699).

Sedangkan Matsuoka Takashi (1994:41) menyebutkan bahwa adverbia (fukushi) adalah kata yang berperan untuk menerangkan predikat atau sebutan.

McClan Yoko (1981:193) menjelaskan bahwa fukushi adalah kata yang tidak mengalami perubahan, tidak memodifikasi verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya. Tetapi ada beberapa fukushi yang juga memodifikasi nomina yang ada. Banyak kata keterangan bahasa Jepang yang mempunyai batasan yang lebih nyata dalam penggunaannya dibandingkan dengan adverbia bahasa Inggris.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan seperti dalam buku karya ilmiah yang berjudul Bunyi Dan Kata Dalam Bahasa Jepang bahwa yang dimaksud dengan fukushi ialah kata yang berdiri sendiri untuk mengalami perubahan dan tidak dapat menjadi subjek, predikat dan pelengkap. Berfungsi untuk menerangkan yougen (Situmorang, 1997:27) menyebutkan juga baha fukushi juga dapat berfungsi menerangkan taigen (nomina) dan adverbia lain.

(3)

2.2. Jenis-jenis Fukushi

Ada beberapa pakar linguistik bahasa Jepang yang membagi fukushi menjadi beberapa macam. Masao dalam Sudjianto (2004:155-156) mengelompokkan fukushi menjadi tiga macam yaitu joutai fukushi, teido o arawasu fukushi dan nobekata o shuushokosuru fukushi. Kemudian Motojiro (1986:93-96) membagi fukushi menjadi tiga macam yakni joutai ni fukushi, teido no fukushi, dan tokubestuna iikata o youkyuu suru fukushi. Hiroshi (2000:344) juga mengklasifikasikan fukushi menjadi tiga macam yaitu youtai fukuhi, teido fukushi, dan yuudo fukushi.

Menurut Masuoka Takashi (1999:41) fukushi dalam bahasa Jepang dibagi menjadi tiga

1. Joutai no Fukushi

Joutai no fukushi adalah fukushi yang menerangkan kata kerja, menerangkan secara jelas keadaan tersebut. Joutai no fukushi juga banyak terdapat pada kata- kata giongo yang mengungkapkan bunyi suatu gerakan/ tindakan.

Contoh:

 Bunyi sesuatu yang jatuh (dosunto)

Dan gitaigo yaitu kata yang diungkapkan secara simbolis dengan bunyi menyerupai keadaan ruang atau benda atau gerakan sesuatu.

Contoh:

(4)

Di dalam joutai no fukushi terdapat kata yang mengungkapkan ada tidaknya kemauan dari subjek yang bergerak. Ungkapan untuk menyatakan suatu perilaku/ kegiatan atas kesadaran, seperti:

Waza to

Wazawaza (susah payah, repot- repot, jauh- jauh) dan sebagainya

Menurut Yoshikawa (1990:87) dijelaskan bahwa joutai no fukushi terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

a. Joutai no Fukushi yang menunjukkan keadaan 1. ゆっくりと 歩く。

Yukkurito aruku.

(Berjalan dengan perlahan,)

はっかりと見える。 Hakkari to mieru.

(Kelihatan dengan jelas.) 3.おもむろ に話す。

Omomuro ni hanasu. (Berbicara dengan pelan.) 4. ずっと休んでいる。

Zutto yasundeiru.

(5)

a. Joutai no Fukushi yang menunjukkan waktu

 じきに帰る。 Jikini kaeru.

(Pulang dengan segera.)

 とうと夜があけた。 Touto yoru ga aketa.

(Akhirnya malam pun tiba.)

 しばらく待った。 Shibaraku matta.

(Sudah lama menunggu.)

 さっそく読んだ。 Sassoku yonda.

(Membaca dengan segera.)

 いそいそ働く。 Isoiso hataraku.

(Bekerja dengan senang hat)i.

b. Joutai no Fukushi yang menyatakan petunjuk 1.こう書く。

(6)

Kou kaku.

(Tulislah seperti ini.) 2.そう言う。

Sou iu

(Katakan seperti itu.) 3.どう泳ぐ?

Dou oyogu?

(Bagaimana caranya berenang?)

4. Teido no Fukushi

Teido no fukushi adalah digunakan untuk menyatakan tingkat/ derajat dan keadaan suatu kata yang diterangkannya.

Berikut adalah contoh teido no fukushi: 1. もっと安いのはありませんか。

Motto yasui no wa arimasenka. (Apakah ada yang lebih murah?)

2. きゅうよがあるからすぐ来てください。 Kyuyo ga arukara sugu kite kudasai.

(Karena ada urusan yang penting segeralah dating). 3. 前よりだいぶ体大丈夫になった。

(7)

Mae yori daibu karada dajoobu ni natta.

(Dibanding sebelumnya, badannya menjadi lebih sehat.) 5.Jojutsu no fukushi/ Chinjutsu no fukushi

Jojutsu no fukushi/ chinjutsu no fukushi adalah fukushi yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan pembicara. Selalu dipergunakan dengan cara pengucapan tertentu. Jojutsu no fukushi yang berpasangan dengan predikat dan menerangkan predikat itu sendiri.

Contoh:

 あしたはたぶんあめだろう。 Ashita wa tabun ame darou. (Besok kemungkinan hujan.)

Berikut ini jojutsu no fukushi lainnya:

a. Jojutsu no fukushi yang menyatakan penegasan 1. 明日はきっと晴れる。

Ashita wa kitto hareru. (Besok pasti cuacanya cerah). 2. 必ず5時に起きる。

Kanarazu go ji ni okiru. (Selalu bangun pukul 05.00)

(8)

1. さっぱりわからない。 Sappari wakaranai.

(Sama sekali tidak mengerti). 2. だんじてしあわせない。

Danjite shiawasenai.

(Tidak pernah merasa bahagia).

c. Jojutsu no fukushi yang menyatakan larangan 1. ぜったい怠けるな。

Zettai namakeru na. (Jangan malas ya!)

d. Jojutsu no fukushi yang menyatakan perkiraan negatif 1. まさかそんなことはしないだろう。

Masaka sonna koto wa shinai darou. (Masa iya hal seperti itu tidak dilakukan.) 2. 決して失敗しない。

Kesshite shippai shinai. (Sama sekali tidak khawatir).

(9)

1. 明日はたぶん晴れるだろう。 Ashita wa tabun hareru darou. (Besok kemungkinan cuaca cerah). 2. おそらく帰らないでしょう。

Osoraku kaeranaideshou. (Mungkin saya tidak pulang). 3. さぞうおわせるでしょう。

Sazou owaseru deshou. (Barangkali sudah lupa, ya).

f. Jojutsu no fukushi yang menyatakan pernyataan/ pertanyaan 1. どうして働くないのでしょうか。

Doushite hatarakunai no deshouka. (Kenapa kamu tidak bekerja?).

2. なぜ笑わないのか。 Naze warawanai no ka. (Mengapa kamu tertawa?)

g. Jojutsu no fukushi yang menyatakan pengandaian 1. たとえ雨が降っても、まいります。

(10)

Tatoe ame ga futte mo, mairimasu.

(Sekalipun hujan turun, saya tetap berkunjung). 2. もし休むようなら連絡します。

Moshi yasumu nara renrakushimasu.

(Kalau ada waktu luang akan saya hubungi).

h. Jojutsu no fukushi yang menyatakan perumpamaan 1. まるで夢のようだ。

Maru de yume no you da. (Seperti dalam mimpi).

i. Jojutsu no fukushi yang menyatakan permohonan 1. ぜひ遊びに来てください。

Zehi asobi ni kite kudasai. (Datanglah bermain ke sini!). 2. どうぞ召し上がってください。

Douzo meshi agatte kudasai. (Silakan dimakan!).

(11)

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal bab ini, digunakan untuk menerangkan kata yang ada di depannya, yaitu adverbia, adjektiva, nomina dan adverbia lain. Contoh:

a) Menerangkan keiyoshi (adjektiva-na dan adjektiva-i) 1. とても静かだ。

Totemo shizuka da. (Sangat sepi). 2. 非常に明るい。

Hijou ni akarui. (Sangat cerah).

3. だいぶに元気になった。 Daibu ni genki ni natta. (Menjadi sangat sehat) b) Menerangkan doushi (verba)

1. ますます増える。 Masumasu fueru. (Semakin berubah). 2. みっきり衰える。 Mikkiriotoroeru. (Amat layu).

(12)

c) Menerangkan adverbia lain

 ひどくぼんやりしてる。 Hidoku bonyari shiteru. (Amat kurang perhatian).

d) Menerangan taigen (nomina)

 Menerangkan waktu

ずっと昔の事だ。 Zutto mukashi no koto da. (Hal yang sudah lama berlalu).

 Menerangkan arah

もっと右へ歩きなさい。

(Berjalanlah lebih ke sebelah kanan).

 Menyatakan jumlah dan kualitas

もう一種間先に来てください。 Mou isshukan saki ni kite kudasai. (Berilah waktu seminggu lagi).

Adapun fukushi yang menerangkan taigen yang diselipi partikel no.

(13)

 しばらくのあいだ。 Shibaraku no aida.

(Jangka waktu yang sebentar).

 かねての約束。 Kanate no yakusoku. (Perjanjian dari dulu).

2.4 Pengertian dan Jenis – Jenis Fungsi

2.4.1. Pengertian Fungsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), fungsi dalam istilah ilmu linguistik merupakan peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai subjek);

Sedang menurut Kridalaksana (2008:67), fungsi adalah: (1) beban makna suatu kesatuan bahasa; (2) hubungan antara satu satuan dengan unsur- unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satuan – satuan; (3) pengguna bahasa untuk tujuan tertentu; (4) peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain; (5) peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misal, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek.

(14)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu peranan dalam unsur sintaksis yang saling berhubungan dengan unsur – unsur lainnya seperti unsur gramatikal, leksikal, ataupun kronologis.

2.4.2 Jenis – Jenis Fungsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), jenis – jenis fungsi dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Fungsi Ekspresif

Penggunaan bahasa untuk menampakkan hal ihwal yang bersangkutan dengan pribadi pembaca.

2. Fungsi Fatis

Penggunaan bahasa untuk mengadakan atau memelihara kontak antara pembicara dan pendengar.

3. Fungsi Kognitif

Penggunaan bahasa untuk penalaran akal

(15)

Penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)

Sedangkan menurut Pangaribuan (2008:63), fungsi terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Fungsi Ideasional

Fungsi yang dipresentasikan oleh unsur pengalaman dan pemikiran logis yang diungkapkan melalui teks, seperti siapa berperan apa, melakukan tindakan sosial apa, kepada siapa, di lokasi mana, dan lain lain.

2. Fungsi Interpersonal

Fungsi yang menjelaska bagaimana hubungan antar partisipan yang direalisasikan lewat bahasa melalu peran ungkapan, pilihan persona, modalitas ungkapan, dan lain lain.

3. Fungsi Tekstual

Fungsi yang dilihat dari bagaimana keterpaduan makna direalisasikan melalui struktural informasi, kohesi dan unsur – unsur lain yang menyatakan bagaimana bahasa itu melayani kepentingan partisipan.

(16)

2.5.1 Pengertian Makna

Makna merupakan salah satu kajian dalam semantik yang merupakan bagian terpenting dalam melakukan percakapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), definisi makna yaitu:

1. Arti

2. Maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan;

Sedangkan menurut Kridalaksana (2008:132), makna adalah: (1) maksud pembicaraan; (2) pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; (3) hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; (4) cara menggunakan lambang – lambang bahasa.

Dari pengertian yang terdapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna adalah arti atau maksud dari suatu tindak tutur.

2.5.2 Jenis – Jenis Makna

Menurut Chaer (2009:59) jenis atau tipe makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria atau sudut pandang, yaitu:

(17)

a. Berdasarkan jenis makna semantiknya, makna dapat dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal.

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indera, atau makna yang sungguh – sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya kata tikus. Makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Sedangkan makna gramatikalnya adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

b. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna refrensial dan makna non refrensial.

Makna refrensial adalah makna dari kata – kata yang mempunyai refren, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Contoh kata meja, dan kursidisebut makna refrensial karena kedua ata itu mempunyai refren yaitu sejenis perabot rumah tangga. Sedangkan kata – kata yang tidak mempunyai refren, maka kata itu disebut kata bermakna non refrensial. Contoh kata karena dan kata tetapi tidak mempunyai refren. Jadi dapat disimpulkan kata – kata yang termasuk kata penuh seperti meja dan kursi termasuk kata – kata yang bermakna refrensial, sedangkan yang termasuk kata tugas seperti preposisi, konjugasi, dan kata tugas lain adalah kata – kata yang bermakna non refrensial.

c. Berdasarkan ada tidaknya rasa pada sebuah kata atau leksem, dibedakan menjadi makna denotatif dan konotatif.

(18)

Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna refrensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya karena sering disebut makna sebenarnya. Sedangkan makna konotatif adalah makna tambahan pada suatu kata yang sifatnya memberi nilai rasa baik positif mau pun negatif.

d. Berdasarkan ketetapan maknanya, makna dapat menjadi kata dan makna istilah. Makna kata sering disebut sebagai makna yang bersifat umum, sedangkan makna istilah memiliki yang tetap dan pasti. Hal ini dilihat sebagai istilah untuk pengertian yang berbeda. Makna tangan adalah ‘pergelangan sampai ke jari – jari’, sedangkan makna lengan adalah ‘ pergelangan sampai ke pangkal bahu’. Sebaliknya dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim.

e. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif, dan sebagainya.

Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan pelambang – pelambang yang digunakan oleh suatu konsep lain. Contohnya kata melati digunakan sebagai pelambang kesucian, kata merah digunakan sebagai pelambang keberanian. Berbeda dengan makna idiomatik, kata idiom berarti satuan – satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur – unsurnya maupun makna gramatikal satuan – satuan tersebut. Contohnya frase menjual rumah bermakna ‘si pembeli menerima rumah dan si penjual menerima uang’, tetapi frase menjual gigi bukan bermakna ‘si

(19)

pembeli menerima gigi dan penjual menerima uang’, tetapi bermakna ‘tertawa keras- keras’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna idiomatik adalah makna sebuah bahasa yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur – unsur pembentukanya. Sedangkan makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase. Contoh frase gadis itu cantik dan pria itu tampan. Kita tidak dapat menyatakan gadis itu tampan dan pria itu cantik, karena pada kedua kalimat itu maknanya tidak sama walaupun informasinya sama.

2.6. Makna Zuibun dan Kanari

2.6.1. Makna Zuibun

Di dalam bahasa Jepang, kata zuibun berasal dari dua kanji, yaitu kanji zui berasal dari kanji shitagau yang berarti mengikuti dan bun berarti bagian. Dengan demikian kata zuibun mempunyai makna secara umum adalah segala sesuatu yang harus ada dan melekat pada sesuatu dan hal tersebut dipastikan hal yang penting.

Menurut beberapa pakar bahasa Jepangdan sumber data lainnya, zuibun mempunyai makna lebih dari satu dan makna tersebut dapat berubah sesuai dengan konteks kalimat. Di dalam kalimat bahasa Jepang, kata zuibun ada yang menuliskan dengan huruf kanji.

(20)

1. Zuibun (随分) bermakna banyak

Contoh :

1. ずいぶん食べましたね。おなか、だいじょうぶですか。

Zuibun tabemashitane. Onaka, daijoubu des ka.

((Anda) sudah makan banyak ya. Apakah perut anda baik – baik saja?) (Emiko, dkk. 1993 : 10).

2. あの人は若い時、ずいぶん苦労をしたそうです。

Ano hito wa wakai toki, zuibun kurou o shita sou des.

(Saya dengar bahwa orang itu telah mengalami banyak kerumitan semasa mudanya.) (Yoshioka, dkk. 1993 : 922)

3. きびしい先生だけど、ずいぶん 親切に教えてくださって。

Kibishii sensei dakedo, zuibun shinsetsu ni oshiete kudasatte.

(Guru saya tegas, tapi mengajarkan banyak kebaikan.) (www.maranatha.edu/3/03420067_chapter1.pdf)

2. Zuibun bermakna sangat

(21)

Kyou wa ryou no naka ga zuibun shizuka des ne.

(Hari ini asrama sangat sepi ya.)

(http://www.google.com/url)

b. 日本の南と北で気温や天候がずいぶん違います。

Nihon no minami to kita de kion ya tenkou zuibun chigaimasu.

(Di bagian selatan dan utara Jepang cuaca dan tekanan di udara sangat berbeda. ) (Tomioka dan Shima, 1991 : 37)

c. このへんのけしきはずいぶんかわかった。

Kono hen no keshiski wa zuibun kawakatta.

(Pemandangan sekitar sini sangat berubah.) (http://www.google.com?pend.bahasajepang%2F196)

d. 収穫はずいぶんあった。

Shuukaku wa zuibun atta.

(Hasilnya sangatlumayan.) (Matsuura, 1994: 1223)

3. Zuibun bermakna lama

(22)

a. この道具はずいぶん つかっている。そろそろあたらしいの

を買わなければなりません。

Kono dougu wa zuibun tsukatte imas. Soro soro atarashii no o kawanakereba narimasen.

(Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus dibeli yang

baru. )

(http://yukbelajarnihongo.blogspot.com/20070501archive.html)

b. 彼女はずいぶん前に家族と縁を切った。

Kanojo wa zuibun mae ni kazoku to en o kitta.

(Dia memutuskan hubungan dengan keluarga sudah lama.) (Japanese Dictionary Application)

4. Zuibun bermakna terlalu/ keterlaluan

Contoh :

a. それはずいぶんな言い方だよ。

Sore wa zuibun na ii kata da yo.

(Itu adalah ucapan yang keterlaluan.) (Shiro, 1993 : 512)

(23)

Henji mo shinainante zuibun ne.

(Keterlaluan (dia) tidak mau menjawab.) (Toshida, 1997 : 488)

c. あなたに尽くしてくれた奥さんを追い出すなんてずいぶんな

仕打ちじゃないか。

Anata ni tsukushitekureta okusan wo oidasu nante zuibun na shiuchijanaika.

(Mengusir istri yang berdedikasi seperti itu, merupakan tindakan yang keterlaluan.) (http://blog.so-net.ne.jp/emhas2006/index/6)

2.6.2. Makna Kanari

Di dalam bahasa Jepang kata kanari berasal dari dua kanji yaitu, kanji ka yang berasal dari kanji beki yang berarti “seharusnya” dan nari yang berasal dari kanji niru yang berarti mirip. Dengan demikian kata kanari mempunyai makna secara umum adalah sesuatu bagian yang seharusnya mirip atau mendekati dengan bagian yang lain, maksudnya intensitas atau levelnya hampir mendekati level yang semestinya. Tetapi di dalam kalimat bahasa Jepang, kata kanari lebih sering ditulis dengan huruf hiragana.

Menurut beberapa pakar bahasa Jepang, dan sumber data lainnya, kanari mempunyai makna lebih dari satu dan makna tersebut kembali sesuai dengan konteks kalimatnya. Makna kanari dalam kalimat bahasa Jepang sebagai berikut :

(24)

Contoh :

a. 話かなりそれちま、たがわかるよな?おれが言いたい言葉。

Hanashi kanari sore chima, tagawakaruyona? Ore ga iitai kotoba.

(Aku sudah mengatakan cukup banyak, tetapi apakah kamu mengerti? Kata –

kata yang ingin kuucapkan.)

(http://elib.unikom.ac.id/download/php?id=191478)

b. 彼はかなりさばけている人です。

Kare wa kanari sabaketeiru hito des.

(Dia orang yang cukup terbuka.) ( http://my-animemalter.blogspot.com/2013/07/about-japan-language.html)

c. 癌で入院している友人を見舞ったが、その時ちょうど珍通剤が切れたのがか

なり苦しんでいた。

Gan de nyuuinshiteiru yuujin o mimattaga, sono toki choudo chintsuuzai ga kireta no ga kanari kurushindeita.

(Saat menjenguk teman yang masuk rumah sakit karena kanker, dia terlihat cukup

menderita karena obat pereda rasa sakit nya habis.)

(http:// repository.maranatha.edu/7253/3/0642031_Chapter1.pdf)

(25)

Contoh :

a. 試験の問題はかなり難しかった。

Shiken no mondai wa kanari muzukashikatta.

(Soal ujian lumayan susah. )

(http://www.google.com/hikarilongaku.com/2014/01/0239d).

b. 車の修理にかなりお金がかけった。

Kuruma no shuuri ni kanari okane ga kaketta.

(Untuk memperbaiki mobil memerlukan uang yang lumayan (banyak).) (http://tatoeba.com/hikarihonyaku-jpg.com).

c. 彼女はかなり酒を飲んだ。

Kanojo wa kanari sake o nonda.

(Perempuan itu lumayan (banyak) minum sake.) (Yashioka, dkk, 1993 : 304).

d. 田中さんはかなりの収入があります。

Tanaka san wa kanari shuunyuu ga arimas.

(Tuan Tanaka mempunyai pendapatan yang lumayan.) (Yashioka, dkk, 1993 : 303).

3. Kanari bermakna agak

(26)

1. わたしは日本語を読むことはかなりできますが、話すことはまだ下手です。

Watashi wa nihongo o yomu koto ha kanari dekimas ga, hanasu koto ha mada heta des.

(Saya dapat membaca bahasa Jepang agak lancer, tetapi lemah dalam percakapan. )(Yashioka, dkk, 1993 : 304).

2. 君の写真の印象と実際はかなり違う。

Kimi no shashin no inshou to jissai wa kanari chigau.

(Kesan anda pada foto dan aslinya agak berbeda.) (http://ejje.weblio.jp)

3. このパイはかなりおいしい。

Kono pai wa kanari oishii.

(Kue pai ini rasanya agak enak.) (http://detail.chiebukuro.yahoo.co.jp)

Apabila melihat makna dari kata zuibun dan kanari di atas, dapat dilihat perbedaan bahwa level zuibun lebih tinggi intensitas atau banyak suatu kapasitas bila dibandingkan dengan kata kanari. Kanari mempunyai level dibawah dari zuibun

walaupun demikian, masih ada persamaan antara zuibun dan kanari yang bermakna “agak”. Selain itu, zuibun mempunyai makna yang berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirasakan kurang baik terhadap orang lain

(27)

2.7.1. Fungsi Zuibun

1. Menurut Emiko, dkk (1993 : 10), fungsi zuibun dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. 長い時間を表すこと(びっくりする)

Nagai jikan o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan waktu yang panjang/ lama, (menunjukkan raa terkejut).

Contoh :

 面接を受けるまでにずいぶん待たされた。

Mensetu o ukeru made ni zuibun matasareta.

(Menunggu sangat lama sampai ujian wawancara).

b. たくさんのことを表すこと(びっくりする)

Takusan no koto o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan banyak, (menunjukkan rasa terkejut)

Contoh :

 ずいぶん食べましたね。おなか、だいじょうぶですか。

Zuibun tabemashita ne. Onaka, daijoubu des ka.

((Kamu) banyak makan ya. Apakah perutnya baik – baik saja?)

(28)

Totemo no koto o arawasu koto (bikkuri suru)

Menyatakan sangat, amat, (menunjukkan rasa terkejut).

2. Menurut Shiro (1993:512), fungsi zuibun dibagi menjadi dua, yaitu :

a. ずいぶんは思ったよりももっとをあらわすこと

Zuibun wa omotta yori mo motto o arawasu koto.

Zuibun menyatakan keadaan lebih dari yang dipikirkan.

Contoh :

 ずいぶんたくさんある。

Zuibun takusan aru.

(Tersedia sangat banyak.)

 ずいぶん大きい

Zuibun ookii.

(Sangat besar).

b. ずいぶんはひどいことを表す。

Zuibun wa hidoi koto o arawasu.

(29)

Contoh :

 ずいぶんな言い方だよ。

Zuibun na ii kata dayo.

(Itu adalah ucapan yang keterlaluan).

3. Menurut Toshida (1997 : 488) fungsi zuibun ada 2, yaitu :

a. ひじょうにと同じ意味を表す。

Hijouni to onajii imi o arawasu.

Menyatakan makna yang sama dengan hijouni, (sangat, amat)

Contoh :

 今日の天気はずいぶん寒いですね。

Kyou no tenki wa zuibun samui des ne.

(Cuaca hari ini sangat dingin ya.)

b. 相手の言葉などに対してひどいとひなんを表す。

Aite no kotoba nado ni taishite hidoi to hinan o arawasu.

Menyatakan keterlaluan dan kecaman terhadap perkataan lawan bicara/ orang lain dan lain – lain.

(30)

Contoh :

 返事もしないなんてずいぶんね。

Henji mo shinai nante zuibun ne.

(Keterlaluan dia tidak mau menjawab.)

4. Menurut (http://yukbelajarnihongo.blogspot.com) zuibun adalah frasa dalam bahasa Jepang yang mempunyai fungsi untuk menunjukkan tingkat yang sangat, misalnya, luar biasa, banyak, lama, dan sebagainya dan seringkali disertai dengan perasaan heran atau di luar dugaan si pembicara.

Contoh :

 今日はずいぶん人が多いですね。

Kyou wa zuibun hito ga ooi des ne.

Hari ini orang luar biasa banyaknya.

 お父さんは最近ずいぶん健康をとりもどしたようです。

Otousan ha saikin zuibun kenkou o torimodoshita you des.

(Ayah sepertinya kini sudah sangat sehat/ baikan.)

 この道具はずいぶん使っています。そろそろ新しいのを買わなければな

(31)

Kono dougu ha zuibun tsukatteimas. Sorosoro atarashii no o kawanakerebenarimasen.

(Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus membeli yang baru.)

 そんなこと言うなんて、あなたもずいぶんね。

Sonna koto iunante, anata mo zuibun ne.

(Kau bilang begitu,tidak disangka!)

 ずいぶんな言い方だね。

Zuibun na iikata da ne.

(Sungguh perkataan yang diluar dugaan ya.)

5. Menurut Mulya (2013 : 46), fungsi zuibun dalam kalimat bahasa Jepang ada beberapa, yaitu :

a. Zuibun menyatakan jumlah yang dianggap banyak atau “cukup” dan digunakan dalam hubungan yang akrab dalam ragam lisan.

Contoh :

 この辺の土地はずいぶんあげったね。

Kono hen no tochi zuibun agettane.

(32)

b. Zuibun menyatakan makna yang lama/ panjang.

Contoh :

 今日はずいぶん歩いた。

Kyou wa zuibun aruita.

(Hari ini saya cukup lama berjalan kaki.)

c. Zuibun menyatakan perasaan sangat untuk menggambarkan sebagian besar, banyak, sering, umumnya, kebanyakan.

Contoh :

 あなたのことはずいぶんとうかがっています。

Anata no koto wa zuibun ukagatteimas.

(Saya sudah banyak mendengar tentang anda.)

 私はずいぶんこのけしきを楽しんだ。

Watashi wa zuibun kono keshiki o tanoshinda.

(Saya sangat menikmati pemandangan ini.)

d. Zuibun menyatakan ungkapan perasaan sangat atas sesuatu yang berbeda dari yang diperkiraan/ diluar dugaan.

(33)

 君のけ者にするなんて、ずいぶん話じゃないか。 Kimi no ke mono ni suru nante, zuibun hanashijanaika.

(Masa kamu dijadikan anak bawang (tidak diajak), keterlaluan.)

2.7.2. Fungsi Kanari

Di dalam bahasa Jepang kanari mempunyai beberapa fungsi di dalam kalimat. Menurut beberapa pakar dan sumber – sumber data lainnya, fungsi kanari di dalam kalimat bahasa Jepang adalah sebagai berikut :

1. Menurut Emiko, dkk (1993 : 10), fungsi kanari adalah :

「とても」より強いが最高ではないことを表す。

「totemo」yori tsuyoi ga saikou dewanai koto o arawasu.

Menyatakan bahwa kanari bukanlah yang paling tinggi kekuatannya dibandingan dengan [totemo].

Contoh :

 最近忙しくなたから、主人もかなり疲れているようです。

(34)

(Akhir – akhir ini karena sibuk, suami saya pun sepertinya lumayan letih.)

2. Menurut Shiro (1993 : 513), fungsi kanari adalah :

かなりは普通よりたいどうが上である様子を表す。

Kanari wa futsuu yori taidou ga ue de aru yousu o arawasu.

Kanari menyatakan keadaan yang lebih tinggi dari situasi biasa.

Contoh :

 かなり勉強ができる。

Kanari benkyou ga dekiru.

(Lumayan bisa menguasai pelajaran.)

 かなり大きな建物。

Kanari ookina tatemono.

(Bangunan yang lumayan tinggi.)

3. Menurut Toshida (1997 : 488), fungsi kanari ada dua, yaitu :

a. 普通よりたいどうがもっと上である様子を表す。

(35)

Menyatakan kondisi tingkatan yang lebih diatas dari pada biasa.

Contoh :

 かなり大きいじしん。

Kanari ookii jishin.

(Gempa yang lumayan besar.)

 相当を表す。

b. Soutou o arawasu.

Menyatakan pantas, sesuai, cukup, lumayan.

Contoh :

 収入相当に暮らす。

Shuunyuu soutou ni kurasu.

(Hidup sesuai dengan pendapatan.)

 相当重い箱。

Soutou omoi hako.

(Peti yang lumayan berat.)

(36)

Soutou wa kanari ya daibu to onaji imi o arawasu.

Souto wa menyatakan makna yang sama dengan kanari dan daibu.

Contoh :

 相当ひどいけが。

Soutou hidoi kega.

(Luka yang lumayan berat/ serius.)

4. Menurut sumber http://repository.maranatha.edu , fungsi kanari menyatakan perbedaan dari nilai asli, hasil, ukuran, tingkatan, akan sesuatu hal yang telah dipikirkan sebelumnya, sedikit di atas rata – rata.

Contoh :

 田中さんの病気はかなりよくなりました。

Tanaka san no byouki wa kanari yoku narimashita.

(Penyakit Tuan Tanaka telah cukup membaik.)

 テレビのニュスはかなりわかります。

Terebi no nyusu wa kanari wakarimas.

(37)

Kyou no shiken no mondai wa kanari yasashikatta.

(Soal ujian hari ini cukup gampang.)

Apabila melihat fungsi dari kata zuibun dan kanari di atas, di dalam zuibun lebih banyak menyatakan hal – hal yang berkaitan dengan jumlah intensitas/ tingkat yang lebih tinggi seperti sangat, luar biasa, banyak, dsb daripada kanari. Kanari hanya menyatakan level/ tingkatan lebih dari biasanya, tetapi tidak sampai paling atas atau menunjukkan sangat, seperti agak, cukup, lumayan dan seterusnya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, sistem mampu berinteraksi dengan baik dilihat dari hasil pengujian yang sepenuhnya berhasil diuji yaitu saat awal

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung sangat penting sumbangsinya bagi pembangunan nasional dalam bidang pemuda, olahraga dan pariwisata khususnya

Berikutnya yaitu Sultan Khairun dimana beliau menjalin hubungan dengan portugis yang datang ke Maluku pada masa pemerintahannya.. Portugis mendirikan Benteng Sao Paulo dengan dalih

Untuk pelaksanaan kebijakan pengembangan ruang terbuka hijau ini, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan proses koordinasi ketika mengahadapi masalah dalam

Pola makan tradisional korea, ditandai dengan konsumsi sayur-sayuran meskipun tidak menunjukkan penurunan risiko sindrom metabo tetapi, pola makan ini dapat

gambar diatas adalah proses EDM membuat lubang.Proses tersebut berlaku apabila elektrod bertemu dengan bahan kerja melalui media pengalir iaitu petrolum distiliate dengan

Uji katalase yang dilakukan dengan cara meletakkan satu jarum ose biakan B.thuringiensis pada kaca preparat yang sebelumnya sudah ditetesi larutan Hidrogen

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka sebagai langkah awal dilakukan isolasi dan karakterisasi bakteri patogen pada budidaya udang windu sebagai sediaan