I.
I. JUDUL JUDUL PERCOBAAN PERCOBAAN : : REAKSI-REAKSI REAKSI-REAKSI ION ION LOGAMLOGAM TRANSISI
TRANSISI II.
II. TANGGAL TANGGAL PERCOBAAN PERCOBAAN : : 18 18 NOVEMBER NOVEMBER 20142014 III.
III. SELESAI SELESAI PERCOBAAN PERCOBAAN : : 18 18 NOVEMBER NOVEMBER 20142014 IV.
IV. TUJUAN:TUJUAN:
-- Mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi.Mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi. -- Mengenal pembentukan ion kompleks Mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi.logam transisi.
-- Mengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dariMengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi.
senyawa logam transisi.
V.
V. DASAR TEORIDASAR TEORI
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron dd atauatau f f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur
unsur-unsur 3d3d dari Sc sampai Cu,dari Sc sampai Cu, 4d4d dari Y ke Ag, dandari Y ke Ag, dan 5d5d dari Hf sampai Au, dandari Hf sampai Au, dan blok
blok f, f, yang yang terdiri terdiri dari dari unsur unsur lantanoid lantanoid dari dari La La sampai sampai Lu Lu dan dan aktinoid aktinoid dari dari AcAc sampai Lr. Unsur blok
sampai Lr. Unsur blok dd dan blokdan blok f f sangat berbeda.sangat berbeda.
Sifat Unsur Transisi Sifat Unsur Transisi
1.
1. Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, berkaitan dengan semakin bertambahnyaJari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, berkaitan dengan semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya. Sehingga jarak elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya. Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil. 2.
2. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikitEnergi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Ada sesuatu hal yang unik pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah Ada sesuatu hal yang unik pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron
pengisian elektron pada subkulit pada subkulit 3s dan 3s dan 3p, pengisian 3p, pengisian dilanjutkan ke dilanjutkan ke kulit 4s kulit 4s tidaktidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Sehingga pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi Sehingga pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi.
menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi.
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III Praktikum Anorganik III 22
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
3.
3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyaiKecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s
elektron pada kulit terluar 4s22, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s11 4.
4. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasiSenyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga, lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d
konfigurasi elektron (n-1)d11nsns22, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d
konfigurasi (n-1)d55nsns22, akan berbilangan oksidasi maksimum +7., akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d
elektron (n-1)d66nsns22, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting
penting seperti seperti kobal kobal Co, Co, Nikel Nikel Ni, Ni, tembaga tembaga Cu Cu dan dan zink zink Zn Zn lebih lebih rendah rendah daridari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n – – 1)d dan ns-nya.1)d dan ns-nya.
Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat. Pada k
transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter dompleks yang berkarakter d11-d-d99 merupakan merupakan
kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d d ,, transisinya disebut
transisinya disebuttransisi d-dtransisi d-d..
Pada orbital d terjadi pembelahan atau
Pada orbital d terjadi pembelahan atau splitting splitting orbital yang akan orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energi yaitu e
menghasilkan dua tingkat energi yaitu egg dan t dan t2g2g pada oktahedral. Pada kompleks d pada oktahedral. Pada kompleks d00
dan d
dan d1010 memiliki keistimewaan karena terdapat senyawa dari kompleks ini yang memiliki keistimewaan karena terdapat senyawa dari kompleks ini yang
menghasilkan warna karena adanya transisi transfer muatan (
menghasilkan warna karena adanya transisi transfer muatan (Charge Transfer Charge Transfer ).). Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas transfer muatan logam ke ligan (
Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas transfer muatan logam ke ligan (metalmetal Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III Praktikum Anorganik III 33
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
3.
3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyaiKecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s
elektron pada kulit terluar 4s22, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s11 4.
4. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasiSenyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga, lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d
konfigurasi elektron (n-1)d11nsns22, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d
konfigurasi (n-1)d55nsns22, akan berbilangan oksidasi maksimum +7., akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d
elektron (n-1)d66nsns22, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting
penting seperti seperti kobal kobal Co, Co, Nikel Nikel Ni, Ni, tembaga tembaga Cu Cu dan dan zink zink Zn Zn lebih lebih rendah rendah daridari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n – – 1)d dan ns-nya.1)d dan ns-nya.
Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat. Pada k
transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter dompleks yang berkarakter d11-d-d99 merupakan merupakan
kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d. Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d d ,, transisinya disebut
transisinya disebuttransisi d-dtransisi d-d..
Pada orbital d terjadi pembelahan atau
Pada orbital d terjadi pembelahan atau splitting splitting orbital yang akan orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energi yaitu e
menghasilkan dua tingkat energi yaitu egg dan t dan t2g2g pada oktahedral. Pada kompleks d pada oktahedral. Pada kompleks d00
dan d
dan d1010 memiliki keistimewaan karena terdapat senyawa dari kompleks ini yang memiliki keistimewaan karena terdapat senyawa dari kompleks ini yang
menghasilkan warna karena adanya transisi transfer muatan (
menghasilkan warna karena adanya transisi transfer muatan (Charge Transfer Charge Transfer ).). Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas transfer muatan logam ke ligan (
Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas transfer muatan logam ke ligan (metalmetal Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III Praktikum Anorganik III 33
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
(M) to ligand (L) charge-transfers (MLCT))
(M) to ligand (L) charge-transfers (MLCT)) dan transfer muatan ligan ke logamdan transfer muatan ligan ke logam (LMCT).
(LMCT).
Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan dapat berupa ion ataupun molekul netral. Ligan-ligan dapat diklasifikasikan menurut dapat berupa ion ataupun molekul netral. Ligan-ligan dapat diklasifikasikan menurut jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya:
jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya:
1.
1. Ligan monodentat mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada logam atauLigan monodentat mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada logam atau ion logam. Contoh ligan-ligan monodentat adalah NH
ion logam. Contoh ligan-ligan monodentat adalah NH33, H, H22O, NOO, NO22--, dan CN, dan CN--..
2.
2. Ligan bidentat mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ionLigan bidentat mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ion logam. Contohnya ethylendiamine, NH
logam. Contohnya ethylendiamine, NH22CHCH22CHCH22 NH NH22..
Molekul netral (H
Molekul netral (H22O, NHO, NH33) dan anion (F) dan anion (F--, Cl, Cl--, , Br Br --, , CNCN--) dapat bertindak) dapat bertindak
sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan ion logam, sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan ion logam, menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion kompleks. menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion kompleks. Misalnya, sebagian besar ion logam transisi membentuk ion kompleks dengan Misalnya, sebagian besar ion logam transisi membentuk ion kompleks dengan molekul-molekul air, bila dilarutkan dalam air. Contohnya [Co(NO
molekul-molekul air, bila dilarutkan dalam air. Contohnya [Co(NO22))66]]3-3- dan dan
[Fe(CN)
[Fe(CN)66]]4-4-. Senyawa-senyawa ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah. Senyawa-senyawa ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah
yang berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung dalam yang berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung dalam reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reasi reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reasi ini sering disertai perubahan warna larutan. Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai ini sering disertai perubahan warna larutan. Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai inert atau labil, bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks inert atau labil, bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks yang lebih mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert yang lebih mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert mengalami reaksi substitusi secara lambat.
mengalami reaksi substitusi secara lambat.
Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode
periode keempat keempat adalah adalah +7 +7 pada pada unsur unsur Mangan Mangan (4s(4s22 3d3d77). Bilangan oksidasi rendah). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr
umumnya ditemukan pada ion Cr 3+3+, , MnMn2+2+, , FeFe2+2+, Fe, Fe3+3+, , CuCu++, dan Cu, dan Cu2+2+, sedangkan, sedangkan bilangan
bilangan oksidasi oksidasi tinggi tinggi ditemukan ditemukan pada pada anion anion oksida, oksida, seperti seperti CrOCrO442-2-, , Cr Cr 22OO772-2-, dan, dan
MnO
MnO44--. Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.. Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III Praktikum Anorganik III 44
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
1.
1. Tembaga (Cu)Tembaga (Cu)
Tembaga adalah logam merah-muda yang lunak, dapat ditempa, tak larut Tembaga adalah logam merah-muda yang lunak, dapat ditempa, tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit.
bisa larut sedikit.
 Larutan AmoniaLarutan Amonia
Bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, akan dihasilkan endapan Bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, akan dihasilkan endapan biru
biru yang yang merupakan merupakan garam garam basa basa yang yang larut larut dalam dalam reagensia reagensia berlebihberlebih menghasilkan warna biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks menghasilkan warna biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks teteraaminokuprat (II).
teteraaminokuprat (II). 2Cu
2Cu2+2++ SO+ SO442-2- + 2NH + 2NH33 + 2H + 2H22OO  Cu(OH) Cu(OH)22.SO.SO44 + 2NH + 2NH44++
Cu(OH)
Cu(OH)22.CuSO.CuSO44 + 8NH + 8NH33  2[Cu(NH 2[Cu(NH33))44]]2+2++ SO+ SO442-2- + 2OH + 2OH
--Jika larutan mengandung garam amonium, pengendapan tidak terjadi sama Jika larutan mengandung garam amonium, pengendapan tidak terjadi sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk.
sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk.
 Natrium Hidroksida Natrium Hidroksida
endapan biru tembaga (II) hidroksida dimana endapan tersebut tidak larut dalam endapan biru tembaga (II) hidroksida dimana endapan tersebut tidak larut dalam reagen berlebih.
reagen berlebih.
Cu
Cu2+2+ + 2OH + 2OH-- Cu(OH) Cu(OH)22 2.
2. Besi (Fe)Besi (Fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat.
 Reaksi dengan asamReaksi dengan asam
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi,
Fe + 2H
Fe + 2H++  Fe Fe2+2+ + H + H22
Fe + 2HCl
Fe + 2HCl  Fe Fe2+2+ + 2Cl + 2Cl-- + H + H22
Asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen Asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi (III):
oksida dan ion besi (III): Fe + HNO
Fe + HNO33 + 3H + 3H++ Fe Fe3+3+ + + NO NO + + 2H2H22OO Besi (II)
Besi (II)
Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan Dalam larutan, berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi
menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.yang kuat.
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III Praktikum Anorganik III 5 5
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
 Larutan NaOHLarutan NaOH
menghasilkan endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)
menghasilkan endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)22, bila tidak terdapat di, bila tidak terdapat di
udara sama sekali. Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut udara sama sekali. Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut dalam asam.
dalam asam.
Fe
Fe2+2++ 2OH+ 2OH-- Fe(OH) Fe(OH)22
Bila terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang pada Bila terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat-kemerahan. Pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat-kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)
kondisi biasa, Fe(OH)22 nampak sebagai endapan hijau kotor dengan nampak sebagai endapan hijau kotor dengan
penambahan
penambahan hidrogen hidrogen peroksida, peroksida, ia ia segera segera dioksidasikan dioksidasikan menjadi menjadi besi besi (III)(III) hidroksida.
hidroksida.
4Fe(OH)
4Fe(OH)22 +2H +2H22O + OO + O22  4Fe(OH) 4Fe(OH)33
2Fe(OH)
2Fe(OH)22 +H +H22OO22  2Fe(OH) 2Fe(OH)33 
 Larutan AmoniaLarutan Amonia
Terjadi endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)
Terjadi endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)22, tetapi jika ada ion, tetapi jika ada ion
amonium dalam jumlah lebih banyak, disosiasi amonium hidroksida tertekan amonium dalam jumlah lebih banyak, disosiasi amonium hidroksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali kelarutan besei (II) hidroksida tidak tercapai sehingga tidak terjadi kelarutan besei (II) hidroksida tidak tercapai sehingga tidak terjadi pengendapan.
pengendapan.
Larutan amonium tiosianatLarutan amonium tiosianat
Tak diperoleh pewarnaan dengan garam-garam besi (II) yang murni (perbedaan Tak diperoleh pewarnaan dengan garam-garam besi (II) yang murni (perbedaan dari ion-ion besi (III)).
dari ion-ion besi (III)).
Fe (III) Fe (III)
Garam-garam
Garam-garam besi (III) (abesi (III) (atau feri) diturunkan dari oksida bestau feri) diturunkan dari oksida besi (III), Fei (III), Fe22OO33. Mereka. Mereka
lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutan, berwarna kuning muda lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutan, berwarna kuning muda ..
 Larutan AmoniaLarutan Amonia
endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida yang tak endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida yang tak larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut dalam asam.
larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut dalam asam. Fe
Fe3+3+ + 3NH + 3NH33 + 3H + 3H22OO Fe(OH) Fe(OH)33 + 3NH + 3NH4+4+
Hasil kali kelarutan besi (III) hidroksida sangat kecil sehingga terjadi Hasil kali kelarutan besi (III) hidroksida sangat kecil sehingga terjadi pengendapan
pengendapan sempurna. sempurna. Pengendapan Pengendapan tak tak terjadi terjadi jika jika ada ada serta serta asam-asamasam-asam Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 6
organik tertentu. Besi (III) hidroksida diubah pada pemanasan yang kuat menjadi besi (III) oksida, oksida yang dipijarkan dapat larut namun sukar dalam larutan asam encer, tetapi melarut setelah didinginkan dengan keras bersama asam klorida pekat.
2Fe(OH)3  Fe2O3 +3H2O
Fe2O3 + 6H+  2Fe3+ + 3H2O  Larutan Natrium Hidroksida
endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida yang tak larut dalam reagensia berlebih.
Fe3++ 3OH- Fe(OH)3 Larutan amonium tiosianat
Dalam larutan yang sedikit asam, dihasilkan warna merah tua (perbedaan dari ion besi (II)), yang disebabkan karena pembentukan suatu kompleks besi (III) tiosianat yang tak berdisosiasi:
Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3
3. Kromium (Cr)
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan dapat ditempa dengan berarti. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara:
Cr + 2H+  Cr 2+ + H2
Cr + 2HCl  Cr 2++ 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi teroksidasi ke keadaan trivalen:
4Cr 2+ + O2 + 4H+  4Cr 3+ + 2H2O  Larutan Amonia
endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru yaitu kromium (III) hidroksida, Cr(OH)3 yang sedikit larut dalam zat
pengendap berlebih dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan
lembayung atau merah jambu yang mengandung ion kompleks
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 7
heksaaminakromat (III) dengan mendidihkan larutan, kromium hidroksida diendapkan.
Cr 3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)3 + 3NH4+
Cr(OH)3 + 6NH3  [Cr(NH3)6]3+ + 3OH - Larutan Natrium Hidroksida
endapan kromium (III) hidroksida, Cr(OH)3
Cr 3++ 3OH- Cr(OH)3
Reaksi ini reversibel dengan sedikit penambahan asam endapan melarut. Dalam reagensia berlebih, endapan melarut dengan mudah dimana akan terbentuk ion tetrahidroksokromat (III).
Cr(OH)3+ OH- [Cr(OH)4]
-4. Nikel (Ni)
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh dan besifat sedikit magnetis.
 Larutan Natrium Hidroksida
endapan hijau nikel (II) hidroksida, Ni(OH)2.
Ni2++ 2OH- Ni(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensian berlebih. Tak terjadi endapan jika serta tartrat atu sitrat, karena terbentuk kompleks.
 Larutan Amonia
endapan hijau nikel (II) hidroksida, Ni(OH)2
Ni2+ + 2NH3+ 2OH- Ni(OH)2 + 2NH4+
yang larut dalam reagensia berlebih
Ni(OH)2 + 6NH3  [Ni(NH3)6]2++ 2OH
-Larutan berubah menjadi biru tua. Jika ada serta garam amonium tak terjadi pengendapan, tetapi kompleks tersebut langsung terbentuk dengan segera.
5. Mangan (Mn)
Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa besi tuang. Ia bereaksi dengan air membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen.
 Larutan Natrium Hidroksida
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 8
endapan mangan (II) hidroksida, Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih.
Mn2++ 2OH- Mn(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara, menjdai coklat, ketika terbentuk mengan dioksida berhidrat,
MnO(OH)2.
Mn(OH)2 + H2O2 MnO(OH)2 + 2OH - Larutan Amonia
endapan mangan (II) hidroksida, Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih.
Mn2+ + 2NH3+ 2H2O  Mn(OH)2 + 2NH4+
Endapan larut dalam garam-garam amonium dimana reaksi berlangsung ke arah kiri. Pengendapan tak terjadi jika serta garam-garam amonium, disebabkan oleh turunnya ion hidroksil yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menghasilkan Mn(OH)2.
6. Zink (Zn)
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa.
 Larutan Natrium Hidroksida
endapan seperti gelatin putih, yaitu zink (II) hidroksida, Zn(OH)2.
Zn2+ + 2OH-  Zn(OH)2
Endapan larut dalam asam
Zn(OH)2 + 2H+  Zn2++ 2H2O
Dan juga dalam reagen berlebih
Zn(OH)2 + 2OH- [Zn(OH)4]
2-Jadi, zink hidroksida adalah senyawa yang bersifat amfoter.
 Larutan Amonia
endapan seperti gelatin putih, yaitu zink (II) hidroksida, yang mudah larut dalam reagensia berlebih dan dalam larutan amonium karena menghasilkan tetraaminzinkat (II). Tidak diendapkannya zink hidroksida oleh larutan amonia jika ada amonium klorida disebabkan oleh menurunnya konsentrasi
ion-hidroksil sehingga hasil kali Zn(OH)2 tak tercapai.
Zn2+ + 2NH3+ 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4+
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 9
Zn(OH)2 + 4NH3  [Zn(NH3)4]2++ 2OH
-7. Kobalt (Co)
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetik. Logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral encer.
 Larutan Natrium Hidroksida
dalam keaadaan dingin mengendap suatu garam basa berwarna biru. Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO3 
Pada pemanasan dengan alkali berlebih garam basa itu diubah menjadi endapan kobalt (II) hidroksida yang berwarna merah jambu
Co(OH)NO3  + OH-  Co(OH)2 + NO3 - Larutan Amonia
Jika tak terdapat garam-garam amonium, sedikit amonia akan mengendapkan garam basa.
Co2+ + NH3 + H2O + NO3- Co(OH)NO3  + NH4+
Kelebihan reagensia melarutkan endapan dimana ion-ion heksaaminakobaltat (II) terbentuk.
Co(OH)NO3  + 6NH3 [Co(NH3)6]2++ NO3- + OH
-Pengendapan garam basa tak terjadi sama sekali jika ada serta ion amonium dalam jumlah yang lebih banyak, melainkan kompleks tersebut akan terbentuk dalam satu tahap. Pada kondisi demikian, kesetimbangan menjadi sepert berikut:
Co2++ 6NH4+  [Co(NH3)6]2++ H+  Larutan amonium tiosianat
Dengan menambahkan beberapa butir kristal amonium tiosianat kepada kobalt (II) yang netral atau asam, muncul warnan biru karena terbentuk ion tetratiosianatokobaltat (II):
Co2+ + 4SCN-  [Co(SCN)4]
2-Reaksi 2-Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 10
Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan terbentuk ion kompleks [Ni(H2O)6]2+ yang berwarna hijau. Pada penambahan NH3 pekat, warna
larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion kompleks [Ni(NH3)6]2+.
VI. ALAT DAN BAHAN
- ALAT
1. Tabung Reaksi 30 buah
2. Pembakar Spirtus 1 buah
3. Spatula 1 buah
4. Pipet tetes secukupnya
5. Kaca Arloji 2 buah
6. Penjepit kayu 1 buah
7. Pembakar spirtus 1 buah
8. Kakitiga dan kasa @1 buah
- BAHAN  Aquades  Ammonia pekat 2M  CoCl2 0,1 M  CrCl3.6H2O(s) 0,1 M  FeCl3(s) 0,1 M  FeSO4(s) 0,1 M  NaOH 0.6M, 1M, 2M, 6M  CuSO4.5H2O(s) 0,1 M  CuCl2.2H2O(s)  Fe(NH3)2SO4 0,1 M  Fe(NO3) 0,1 M  HCl 2 M & 12 M  HNO3 2 M, pekat  Dimethilglioxime (DMG)  Ethylendiamin  Butiran Zn / serbuk ZnCl2  Larutan Na2C2O4  Larutan Na2EDTA  NiCl2 0,1 M  MnSO4 0,1 M  NH4CNS 0,1 M  1,10-phenantrolin  K 2Cr 2O7(s) 0,1 M  K 4[Fe(CN)6] 0,1 M  KSCN jenuh  Ni(NO3)2
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 11
VII. ALUR PERCOBAAN
Percobaan I : Reaksi beberapa ion logam transisi a. Reaksi dengan NaOH
CrCl3 Mn(SO4) Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2
-masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi
-ditambah tetes demi tetes NaOH 1M,dan ditambah juga NaOH berlebih
-dicatat warna endapan yang dihasilkan dan diamati juga endapan-endapan yang larut dalam NaOH berlebih
Perubahan warna
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 12
b. Reaksi dengan ammonia
c.Reaksi dengan Amonium Tio Sianat
CrCl3 Mn(SO4) Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2
-masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi
-ditambah tetes demi tetes larutan amonia,dan ditambah juga larutan amonia berlebih
-dicatat warna endapan yang dihasilkan dan diamati juga endapan-endapan yang larut dalam NaOH berlebih
Perubahan warna
CrCl3 Mn(SO4) Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2
-masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi
-ditambah larutan Amonium Tio Sulfat dengan volume yang sama
-dicatat perubahan warnanya dengan
dibandingkan dengan blanko(1ml garam logam transisi dan 1 ml aquades untuk mengganti ammonium tio sianat
Perubahan warna
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 13
Percobaan II : Pembentukan ion kompleks oleh ion logam transisi a. Kompleks Cr (III)
b. Kompleks Fe(II) dan Fe (III)
1.
2 mL larutan encer CrCl3
-dimasukkan masing-masing kedalam 3 tabung reaksi
--pada tabung 1 ditambah sedikit larutan Na2C2O4dan kocok campuran
yang dihasilkan
-dicatat perubahan warna larutan
Perubahan warna
1mL larutan Fe(II)
-dimasukkan dalam tabung reaksi
-ditambah 2-3 tetes PP
-diamati perubahan yang terjadi
Hasil
pengamatan
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 14
2.
c. Kompleks kobal (II)
2mL larutan FeCl3
-dimasukkan dalam tabung reaksi
-ditambah 2 tetes larutan ammonium tiosianat untuk membentuk warna gelap larutan
-ditambah sedikit natrium oksalat
-dikocok dan dicatat warna larutan terakhir
-jika ditambah ammonium tio sianat berlebih apakah dihasilkan larutan yang berwarna merah bata Hasil pengamatan -dimasukkan tabung reaksi 1 -ditambah beberapa tetes ethylendiamin
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
-dimasukkan tabung reaksi 1 -ditambah beberapa tetes ethylendiamin 1mL Larutan Ni(II) Hasil pengamatan 1mL Larutan Ni(II)
-dimasukkan tabung reaksi 2
-ditambah beberapa tetes larutan DMG Hasil pengamatan 1mL Larutan Ni(II) -dimasukkan tabung reaksi3
Ditambah sedikit larutan Na2EDTA
Hasil pengamatan
Praktikum Anorganik III 15
d. Kompleks Cu(II)
1.
2.
Satu spatula kecil padatan CuSO4.5H2O
Satu spatula kecil padatan CuCl22H2O
-masing-masing tempatkan pada kaca arloji
-diamati keadaan fisiknya
-dicatat perbedaannya
Perbedaan padatan
-dimasukkan tabung reaksi 1
-ditambah beberapa tetes ethylene diamin
-dikocok dan diamati perubahannya
Larutan tembaga sulfat 1mL
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
-dimasukkan tabung reaksi 1
-ditambah beberapa tetes ethylene diamin
-dikocok dan diamati perubahannya
Hasil pengamatan
Larutan tembaga sulfat 1mL
-dimasukkan tabung reaksi2
-ditambah sedikit larutan Na2EDTA
-dikocok dan diamati perubahannya
Hasil pengamatan
Praktikum Anorganik III 16
Percobaan III : Perubahan tingkat Oksidasi a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
b. Penentuan Cr6+ menjadi Cr3+
1mL larutan FeSO4
-dimasukkan tabung reaksi
-ditambah 3 tetes asam nitrat pekat
-dipanaskan sampai 1-2 menit
-larutan dibiarkan dingin
-ditambah NaOH 2M secara perlahan sampai terbentuk endapan permanen
Hasil pengamatan
2ml larutan encer kalium dikromat
-dimasukkan tabung reaksi
-dipanaskan
--ditambah 1-2 butir seng dan 1,5 mL HCl pekat
-diamati perubahan warnanya
Hasil pengamatan
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
Praktikum Anorganik III 17
VIII. HASIL PENGAMATAN
VIII. HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1a: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan NaOH 1 M
Larutan Garam
Pengamatan Sebelum reaksi
Setelah penambahan tetes demi tetes NaOH (3 tetes) Rumus senyawa yang terbentuk Setelah penambahan berlebih NaOH (10-15 tetes)
Rumus ion kompleks yang terbentuk CrCl3
Larutan berwarna
biru jernih (++) Larutan biru kehijuan [Cr(H2O)3(OH)3](s)
Larutan biru kehijauan
(+) [Cr(OH)6] 3-(aq) Mn(SO4) Larutan tak berwarna
Larutan coklat muda
+ endapan (+) [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Larutan coklat tua +
endapan coklat (++) [Mn(H2O)3(OH)3](s) Fe(NH3)2SO4
Larutan berwarna kuning jernih
Larutan hijau tua +
endapan [Fe(H2O)4(OH)2]
-(aq)
Larutan hijau +
endapan [Fe(H2O)3(OH)3](s) FeCl3
Larutan berwarna kuning (++)
Larutan tak berwarna
+ endapan coklat [Fe(H2O)3(OH)3]
-(aq)
Larutan tak berwarna +
endapan coklatan (+) [Fe(H2O)2(OH)4](s) CoCl2
Larutan berwarna
merah muda jernih Larutan hijau keruh [Co(H2O)4(OH)2](s)
Larutan coklat +
endapan [Co(H2O)3(OH)3](s) NiCl2
Larutan berwarna
hijau toska jernih Larutan tak berwarna [Ni(H2O)4(OH)2](s) Larutan tak berwarna [Ni(OH)3(H2O)3](s) CuSO4
Larutan berwarna biru jernih
Larutan biru (+) +
endapan [Cu(H2O)4(OH)2](s)
Larutan biru (++) +
endapan (++) [Cu(H2O)3(OH)3](s) ZnCl2
Larutan tak berwarna
Larutan keruh +
endapan [Zn(H2O)4(OH)2](s) Larutan keruh [Zn(H2O)3(OH)3](s)
Praktikum Anorganik III 18
Percobaan 1b: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2 M
Larutan Garam
Pengamatan Sebelum reaksi
Setelah penambahan tetes demi tetes NH3
(3 tetes) Rumus senyawa yang terbentuk Setelah penambahan berlebih NH3 (10-15 tetes)
Rumus ion kompleks yang terbentuk CrCl3 Larutan biru jernih
Larutan kehijauan keruh [Cr(H2O)3(OH)3](s) Larutan kehijauan keruh (+) [Cr(NH3)6] 3+ (aq) Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kuningan keruh [Mn(H2O)4(OH)2](s) Larutan kuning (++) + endapan [Mn(NH3)4] 2+ (aq) Fe(NH3)2SO4 Larutan jernih kekuningan Larutan biru
kehijauan (++) [Fe(H2O)(NH3)5] 2+
(aq)
Larutan biru kehijauan
(+) [Fe(NH3)6] 2+ (aq) FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih
Larutan tak berwarna,
endapan kecoklatan [Fe(H2O)(NH3)5] 3+
(aq)
Larutan tak berwarna +
endapan coklat (++) [Fe(NH3)6] 3+
(aq)
CoCl2
Larutan berwarna merah muda jernih
Larutan biru +
endapan (+) [Co(NH3)6] 2+
(aq)
Larutan biru + endapan
(++) [Co(NH3)6] 2+
(aq)
NiCl2
Larutan berwarna biru toska jernih
Larutan biru toska
jernih (+) [Ni(H2O)(NH3)5] 2+
(aq)
Larutan biru toska
jernih [Ni(NH3)6] 2+
(aq)
CuSO4
Larutan berwarna
biru jernih Biru muda [Cu(H2O)(NH3)3] 2+
(aq) Larutan biru tua [Cu(NH3)4]2+(aq)
ZnCl2 Larutan tak berwarna Larutan keruh + endapan (+) [Zn(NHs)(OH)2](s) Larutan keruh + endapan (++) [Zn(NH3)4] 2+ (aq)
Percobaan 1b: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2 M Larutan Garam Pengamatan Sebelum reaksi Setelah penambahan tetes demi tetes NH3
(3 tetes) Rumus senyawa yang terbentuk Setelah penambahan berlebih NH3 (10-15 tetes)
Rumus ion kompleks yang terbentuk CrCl3 Larutan biru jernih
Larutan kehijauan keruh [Cr(H2O)3(OH)3](s) Larutan kehijauan keruh (+) [Cr(NH3)6] 3+ (aq) Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kuningan keruh [Mn(H2O)4(OH)2](s) Larutan kuning (++) + endapan [Mn(NH3)4] 2+ (aq) Fe(NH3)2SO4 Larutan jernih kekuningan Larutan biru
kehijauan (++) [Fe(H2O)(NH3)5] 2+
(aq)
Larutan biru kehijauan
(+) [Fe(NH3)6] 2+ (aq) FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih
Larutan tak berwarna,
endapan kecoklatan [Fe(H2O)(NH3)5] 3+
(aq)
Larutan tak berwarna +
endapan coklat (++) [Fe(NH3)6] 3+
(aq)
CoCl2
Larutan berwarna merah muda jernih
Larutan biru +
endapan (+) [Co(NH3)6] 2+
(aq)
Larutan biru + endapan
(++) [Co(NH3)6] 2+
(aq)
NiCl2
Larutan berwarna biru toska jernih
Larutan biru toska
jernih (+) [Ni(H2O)(NH3)5] 2+
(aq)
Larutan biru toska
jernih [Ni(NH3)6] 2+
(aq)
CuSO4
Larutan berwarna
biru jernih Biru muda [Cu(H2O)(NH3)3] 2+
(aq) Larutan biru tua [Cu(NH3)4]2+(aq)
ZnCl2 Larutan tak berwarna Larutan keruh + endapan (+) [Zn(NHs)(OH)2](s) Larutan keruh + endapan (++) [Zn(NH3)4] 2+ (aq)
Praktikum Anorganik III 19
Percobaan 1c: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium tiosianat 0,1 M Warna larutan Amonium tiosianat: tak berwarna
Larutan Garam
Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan NH4CNS
(3 tetes) Rumus ion kompleks CrCl3 Larutan berwarna biru jernih (+) Larutan biru jernih
-Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kekuningan
-Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna jernih kekuningan Larutan jernih kekuningan (+) [Fe SCN]+ FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan merah kehitaman [Fe(SCN)] CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan merah muda jernih
- NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan biru toska jernih
-CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan hijau muda jernih [Cu(SCN)]+ ZnCl2 Larutan tak berwarna Larutan jernih kekuningan
Percobaan 1c: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium tiosianat 0,1 M Warna larutan Amonium tiosianat: tak berwarna
Larutan Garam
Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan NH4CNS
(3 tetes) Rumus ion kompleks CrCl3 Larutan berwarna biru jernih (+) Larutan biru jernih
-Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kekuningan
-Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna jernih kekuningan Larutan jernih kekuningan (+) [Fe SCN]+ FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan merah kehitaman [Fe(SCN)] CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan merah muda jernih
- NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan biru toska jernih
-CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan hijau muda jernih [Cu(SCN)]+ ZnCl2 Larutan tak berwarna Larutan jernih kekuningan
-Praktikum Anorganik III 20
d. Blanko
Garam Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan 1 mL air CrCl3 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih (+) Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan berwarna kuning jernih CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan berwarna merah muda jernih NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan berwarna biru toska jernih
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih ZnCl2 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Percobaan 2: Pembentukan Ion Kompleks oleh Ion Logam Transisi a. Kompleks Cr(III)
Warna larutan CrCl3.6H2O: hijau jernih Reagen yang
ditambahkan
Warna reagen yang ditambahkan
Pengamatan setelah bereaksi (3 tetes)
Rumus ion kompleks yang terbentuk Na2C2O4(s) Larutan tak berwarna
Larutan berwarna hijau
muda [Cr(C2O4)3]
3-(aq) Struktur ion kompleks: CrCl3(aq)+ Na2C2O4(aq) [Cr(C2O4)3]3-(aq) + 2Na+ + 3Cl
d. Blanko
Garam Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan 1 mL air CrCl3 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih (+) Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan berwarna kuning jernih CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan berwarna merah muda jernih NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan berwarna biru toska jernih
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih ZnCl2 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Percobaan 2: Pembentukan Ion Kompleks oleh Ion Logam Transisi a. Kompleks Cr(III)
Warna larutan CrCl3.6H2O: hijau jernih Reagen yang
ditambahkan
Warna reagen yang ditambahkan
Pengamatan setelah bereaksi (3 tetes)
Rumus ion kompleks yang terbentuk Na2C2O4(s) Larutan tak berwarna
Larutan berwarna hijau
muda [Cr(C2O4)3]
3-(aq) Struktur ion kompleks: CrCl3(aq)+ Na2C2O4(aq) [Cr(C2O4)3]3-(aq) + 2Na+ + 3Cl
-Praktikum Anorganik III 21
b. Kompleks Fe(II)
Warna larutan Ferro sulfat: hijau jernih
Garam Pengamatan
FeSO4 + air
Setelah penambahan kristal 1,10-phenanthroline
Rumus ion kompleks yang terbentuk
Larutan kuning [Fe(1,10-phenanthroline)6] +(aq)
Struktur ion kompleks:
b. Kompleks Fe(II)
Warna larutan Ferro sulfat: hijau jernih
Garam Pengamatan
FeSO4 + air
Setelah penambahan kristal 1,10-phenanthroline
Rumus ion kompleks yang terbentuk
Larutan kuning [Fe(1,10-phenanthroline)6] +(aq)
Struktur ion kompleks:
Praktikum Anorganik III 22
N N Fe N N N N 2+ [Fe (1,10 phenanthroline)3]2+ c. Kompleks Fe(III)
Warna larutan FeCl3: kuning (++)
Larutan Garam Pengamatan
FeCl3
Setelah penambahan tetes demi tetes
NH4CNS
Rumus ion kompleks yang terbentuk
Setelah penambahan
Na2C2O4
Rumus Ion Kompleks yang terbentuk
Larutan kuning [Fe(1,10- phenanthroline)6]2+(aq)
Jinggamerah [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]
Setelah penambahan NH4CNS berlebih (4 tetes) warna larutan: jingga Struktur ion kompleks:
[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS [Fe(H2O)3(CNS)]2+(aq)+ NH4Cl + 2Cl
Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi
N N Fe N N N N 2+ [Fe (1,10 phenanthroline)3]2+ c. Kompleks Fe(III)
Warna larutan FeCl3: kuning (++)
Larutan Garam Pengamatan
FeCl3
Setelah penambahan tetes demi tetes
NH4CNS
Rumus ion kompleks yang terbentuk
Setelah penambahan
Na2C2O4
Rumus Ion Kompleks yang terbentuk
Larutan kuning [Fe(1,10- phenanthroline)6]2+(aq)
Jinggamerah [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]
Setelah penambahan NH4CNS berlebih (4 tetes) warna larutan: jingga Struktur ion kompleks:
[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS [Fe(H2O)3(CNS)]2+(aq)+ NH4Cl + 2Cl
merah
Praktikum Anorganik III 23
[Fe(H2O)3(CNS)]2++ Na2CaO4 [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]+(aq) + 2NaCl
d. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda jernih Reagen yang
ditambahkan
Warna reagen yang
ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi
Rumus ion kompleks yang terbentuk Larutan Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna merah muda
(+) [Co(en)2]
2+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna
Larutan berwarna merah muda
(++) [Co(EDTA)]
Struktur ion kompleks:
[Fe(H2O)3(CNS)]2++ Na2CaO4 [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]+(aq) + 2NaCl
d. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda jernih Reagen yang
ditambahkan
Warna reagen yang
ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi
Rumus ion kompleks yang terbentuk Larutan Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna merah muda
(+) [Co(en)2]
2+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna
Larutan berwarna merah muda
(++) [Co(EDTA)]
Struktur ion kompleks:
Praktikum Anorganik III 24
e. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : biru toska jernih Reagen yang
ditambahkan
Warna reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi Rumus ion kompleks yang terbentuk Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna hijau (+) [Ni(NO3)(en)]+ Dimethylglioksim Larutan tak berwarna Larutan berwarna merah
muda (+) [Ni(DMG)] 2+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru (+) [Ni(EDTA)2] + Struktur ion kompleks:
e. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : biru toska jernih Reagen yang
ditambahkan
Warna reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi Rumus ion kompleks yang terbentuk Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna hijau (+) [Ni(NO3)(en)]+ Dimethylglioksim Larutan tak berwarna Larutan berwarna merah
muda (+) [Ni(DMG)] 2+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru (+) [Ni(EDTA)2] + Struktur ion kompleks:
Praktikum Anorganik III 25
H2N NH2 Ni 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]2+ [Ni(EDTA)2]2+ f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : kristal berwarna biru tua
Warna CuCl2.2H2O : kristal (seperti jarum) berwarna biru muda Larutan CuSO4(aq) : biru muda jernih
Reagen yang ditambahkan
Warna reagen yang
ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi
Rumus ion kompleks yang
terbentuk Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru jernih (+) [Cu(en)2] + Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru jernih(++) [Cu(EDTA)2]
H2N NH2 Ni 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]2+ [Ni(EDTA)2]2+ f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : kristal berwarna biru tua
Warna CuCl2.2H2O : kristal (seperti jarum) berwarna biru muda Larutan CuSO4(aq) : biru muda jernih
Reagen yang ditambahkan
Warna reagen yang
ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi
Rumus ion kompleks yang
terbentuk Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru jernih (+) [Cu(en)2] + Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru jernih(++) [Cu(EDTA)2]
Praktikum Anorganik III 26
Struktur ion kompleks:
H2N NH2 Cu 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Cu(en)3]2+ [Cu(EDTA)2]2+
Percobaan III: Perubahan tingkat oksidasi a. Perubahan Fe2+menjadi Fe3+
Warna larutan ferrosulfat : jernih kekuningan
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi Penambahan HNO3pekat 3 tetes Larutan berwarna kuning Fe
+
(aq)+ HNO3(aq)+ 3H+ Fe+ + NO(g) + 2H2O(l) Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan hijau (++) Fe+(aq) Fe+(aq)+ e
-Setelah didinginkan Larutan hijau (+)
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan kuning + endapan coklat Fe+ + NaOH Fe(OH)3(s)
Struktur ion kompleks: H2N NH2 Cu 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Cu(en)3]2+ [Cu(EDTA)2]2+
Percobaan III: Perubahan tingkat oksidasi a. Perubahan Fe2+menjadi Fe3+
Warna larutan ferrosulfat : jernih kekuningan
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi Penambahan HNO3pekat 3 tetes Larutan berwarna kuning Fe
+
(aq)+ HNO3(aq)+ 3H+ Fe+ + NO(g) + 2H2O(l) Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan hijau (++) Fe+(aq) Fe+(aq)+ e
-Setelah didinginkan Larutan hijau (+)
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan kuning + endapan coklat Fe+ + NaOH Fe(OH)3(s)
Praktikum Anorganik III 27
a. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+ Warna larutan K 2Cr2O7: jingga (++)
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Pemanasan Larutan berwarna jingga (++) [Cr 2O7 -] Penambahan bijih Zn
larutan berwarna jingga (++), terbentuk endapan berwarna abu-abu
Cr 2O7 - + 3Zn + 14H+ 3Zn++ 2Cr + + 7H2O
Penambahan HCl pekat Larutan berwarna hijau tua kebiruan
Cr + + 2HCl CrCl2(aq) + H2(g)
Pemanasan Hijau tua (++) ada gelembung gas klor
[Cr(H2O)3(Cl)2] Penambahan HNO3 setelah
perubahan warna akhir (hijau tua kebiruan (++))
Larutan berwarna hijau tua jernih
K 2Cr 2O7(aq) + 14HCl 2Cr + + 3Cl2 + 2K + + Cl- + 7H2O(l)
a. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+ Warna larutan K 2Cr2O7: jingga (++)
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Pemanasan Larutan berwarna jingga (++) [Cr 2O7 -] Penambahan bijih Zn
larutan berwarna jingga (++), terbentuk endapan berwarna abu-abu
Cr 2O7 - + 3Zn + 14H+ 3Zn++ 2Cr + + 7H2O
Penambahan HCl pekat Larutan berwarna hijau tua kebiruan
Cr + + 2HCl CrCl2(aq) + H2(g)
Pemanasan Hijau tua (++) ada gelembung gas klor
[Cr(H2O)3(Cl)2] Penambahan HNO3 setelah
perubahan warna akhir (hijau tua kebiruan (++))
Larutan berwarna hijau tua jernih
K 2Cr 2O7(aq) + 14HCl 2Cr + + 3Cl2 + 2K + + Cl- + 7H2O(l)
Praktikum Anorganik III 28
a. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+ Warna larutan K 2Cr2O7: jingga
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Pemanasan Larutan berwarna jingga (+) [Cr 2O7 -]
Penambahan bijih Zn larutan jingga kehijauan Cr 2O7 - + 3Zn + 14H+ 3Zn++ 2Cr + + 7H2O Penambahan HCl pekat Larutan jingga kecoklatan Cr + + 2HCl CrCl2(aq) + H2(g)
Pemanasan Hijau tua kecoklatan [Cr(H2O)3(Cl)2]+ Penambahan HNO3 setelah
perubahan warna akhir (hijau tua )
Hijau tua K 2Cr 2O7(aq) + 14HCl 2Cr + 3Cl2 + 2K + Cl- + 7H2O(l)
a. Perubahan Cr6+menjadi Cr3+ Warna larutan K 2Cr2O7: jingga
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Pemanasan Larutan berwarna jingga (+) [Cr 2O7 -]
Penambahan bijih Zn larutan jingga kehijauan Cr 2O7 - + 3Zn + 14H+ 3Zn++ 2Cr + + 7H2O Penambahan HCl pekat Larutan jingga kecoklatan Cr + + 2HCl CrCl2(aq) + H2(g)
Pemanasan Hijau tua kecoklatan [Cr(H2O)3(Cl)2]+ Penambahan HNO3 setelah
perubahan warna akhir (hijau tua )
Hijau tua K 2Cr 2O7(aq) + 14HCl 2Cr + 3Cl2 + 2K + Cl- + 7H2O(l)
Praktikum Anorganik III 29
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Percobaan I: Reaksi beberapa Ion Logam Transisi
Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui beberapa reaksi dari logam transisi. Logam yang digunakan dalam reaksi ini adalah Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Logam-logam tersebut direaksikan dalam bentuk garamnya dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,1 M dan akan direaksikan dengan NaOH, NH3, dan NH4CNS.
a. Reaksi dengan NaOH 1M
Pada dasarnya ion-ion logam transisi akan mengendap apabila direaksikan dengan NaOH (tidak berwarna) membentuk endapan hidroksida.
 Larutan CrCl30,1 M
Dalam larutan lembayung ion Cr 3+ terdapat sebagai ion [Cr(H2O)6]3+, berdasarkan pengamatan kami warna tersebut tampak
sebagai larutan biru jernih (++), 1 mL larutan CrCl3 dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NaOH, dengan cara ditambahkan setetes demi setetes. Pada pengamatan tidak terjadi
IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Percobaan I: Reaksi beberapa Ion Logam Transisi
Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui beberapa reaksi dari logam transisi. Logam yang digunakan dalam reaksi ini adalah Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Logam-logam tersebut direaksikan dalam bentuk garamnya dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,1 M dan akan direaksikan dengan NaOH, NH3, dan NH4CNS.
a. Reaksi dengan NaOH 1M
Pada dasarnya ion-ion logam transisi akan mengendap apabila direaksikan dengan NaOH (tidak berwarna) membentuk endapan hidroksida.
 Larutan CrCl30,1 M
Dalam larutan lembayung ion Cr 3+ terdapat sebagai ion [Cr(H2O)6]3+, berdasarkan pengamatan kami warna tersebut tampak
sebagai larutan biru jernih (++), 1 mL larutan CrCl3 dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NaOH, dengan cara ditambahkan setetes demi setetes. Pada pengamatan tidak terjadi perubahan yang signifikan (endapan tidak terjadi) akan tetapi terjadi perubahan warna pada larutan menjadi biru kehijauan. Berdasarkan teori larutan ini akan membentuk endapan hidroksida saat direaksikan dengan NaOH.
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌[Cr(H2O)3(OH)3](s)
Saat ditambahkan NaOH, ligan OH masuk menggantikan beberapa ligan H2O. Lalu ditambahkan NaOH lagi secara berlebih sebanyak 10
tetes membentuk larutan berwarna biru kehijauan (+), hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi pembentukan kompleks hidrokso dalam bentuk ion tetrahidroksokromat(III). Sesuai dengan persamaan reaksi:
[Cr(H2O)3(OH)3](s)+ OH-(aq)⇌ [Cr(H2O)2(OH)4]-(aq)
 Larutan Mn(SO)4 0,1 M
Garam-garam mangan (II) umumnya tidak berwarna dan terdapat dalam larutan warnanya agak merah jambu, hal ini disebabkan oleh adanya ion heksaakuomanganat(II) [Mn(H2O)6]2+. Akan tetapi dalam
pengamatan garam tersebut berupa larutan yang tidak berwarna. Sebanyak 1 mL larutan Mn(SO)4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 3 tetes NaOH1M (larutan tidak berwarna) ditambahkan tetes demi tetes, menghasilkan larutan coklat muda dan terbentuk endapan coklat (+), endapan tersebut merupakan endapan hidroksida kompleks. Warna coklat terbentuk karena endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara. Reaksi yang terjadi:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Kemudian ditambahkan NaOH 1M secara berlebih yaitu 10 tetes, terjadi perubahan yang signifikan yaitu endapan coklat semakin bertambah banyak dan larutan menjadi tidak berwarna.Endapan tidak
larut dalam reagensia berlebih.Reaksi yang terjadi yaitu: [Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Mn(H2O)3(OH)3](s)
Dari reaksi tersebut ligan OH- mendorong masuk dan mengantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan Fe(NH3)SO4 0,1 M
Fe(NH3)2SO4 dalam larutan terbentuk kompleks [Fe(H2O)6]2+,
dimana ion Fe2+ membentuk akuo kompleks [Fe(H2O)6]2+. Sebanyak 1
mL larutan Fe(NH3)2SO4 0,1 M yang berupa larutan kuning jernih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes NaOH 1M sebanyak 3 tetes menghasilkan larutan yang berwarna hijau tua dan terbentuk endapan meskipun sedikit. Endapan tersebut merupakan hidroksida amfoter yang belum sempurna yakni membentuk kompleks [Fe(H2O)5(OH)]+. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Fe(H2O)5(OH)]+(aq)
Kemudian ditambahkan lagi larutan NaOH 1M secara berlebih sebanyak 10 tetes.Penambahan reagen berlebih menghasilkan larutan hijau dan endapan hijau (+).Endapan tersebut juga merupakan hidroksida amfoter yang sudah sempurna terbentuk. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2](s)
Dari reaksi tersebut, ligan OH- mendesak dan menggantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan FeCl3 0,1 M
Garam-garam besi(III) lebih stabil daripada garam besi(II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat.FeCl3dalam bentuk larutan akan membentuk kompleks, yaitu
[Fe(H2O)3Cl3], dimana ionFe3+membentuk akuokompleks
heksaakuoferrat(II) [Fe(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan FeCl3 0,1 M
yang berupa larutan kuning (+++) dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes NaOH 1M sebanyak 3 tetes. Penambahan larutan NaOH menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan endapan berwarna coklat.Endapan menandakan bahwa hidroksida amfoter mulai terbentuk. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq)
Kemudian larutan ditambahkan NaOH 1M secara berlebih sebanyak 10 tetes.Penambahan reagen berlebih menghasilkan endapan cokelat semakin bertambah dan larutannya tidak berwarna.Endapan tersebut merupakan hidroksida amfoter yang sudah terbentuk sempurna. Hal tersebut telah sesuai dengan teori bahwa endapan cokelat kemerahan dari besi(III) klorida tidak akan larut dalam eagensia berlebih. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)4(OH)2]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Mn(H2O)3(OH)3](s)
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa ligan OH -menggantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan CoCl2 0,1 M
Dalam larutan air dari senyawa-senyawa kobalt(II), terdapat ion Co2+ yang berwarna merah. CoCl2 dalam larutan membentuk
kompleks [Co(H2O)4Cl2], dimana ionCo2+ membentuk kompleks
heksaakuokobaltat(II) [Co(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan CoCl2
berwarna merah muda jernih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M (larutan tidak
berwarna) menghasilkan larutan hijau keruh. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidroksida amfoter mulai terbentuk, reaksinya seperti berikut:
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Cr(H2O)5(OH)]+(aq)
Lalu, dilakukan penambahan NaOH secara berlebih yaitu sebanyak 10 tetes, penambahan berlebih menghasilkan larutan cokelat disertai dengan adanya endapan.Endapan tersebut merupakan hidroksida amfoter yang belum sempurna. Reaksinya seperti berikut:
[Co(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Co(H2O)4(OH)2]+(aq)
Perubahan larutan menjadi cokelat disebabkan karena hidroksida yang bereaksi dengan udara akan mengalami oksidasi.
 Larutan NiCl2 0,1 M
Garam-garam nikel yang terlarut berwarna hijau, disebabkan oleh warna dari kompleks heksaakuonikelat(II)[Ni(H2O)6]2+. Dalam
larutan, NiCl2membentuk kompleks [Ni(H2O)4Cl2]. Sebanyak 1 mL
larutan NiCl2yang berwarna toska dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan NaOH (larutan tidak berwarna) tetes demi tetes sebanyak 3 tetes, saat penambahan NaOH larutan menjadi tidak berwarna dan tidak terdapat endapan. Dan ketika ditambahkan NaOH secara berlebih yaitu 10 tetes, tidak ada perubahan yang signifikan terhadap larutan, larutan tetap tidak berwarna. Endapan tidak akan terbentuk jika ada serta tartrat maupun sitrat. Dimungkinkan bahwa dalam larutan terdapat tartrat maupun sitrat sehingga endapan tidak terbentuk.
Berdasarkan teori endapan yang terbentuk merupakan suatu hidroksida amfoter. Reaksinya sebagai berikut:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Ni(H2O)5(OH)]+(aq)
Dan ketika ditambahkan reagen secaraberlebih, endapan tidak akanlarut. Sehingga membentuk endapan hidroksida amfoter yang sempurna. Persamaan reaksinya:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Ni(H2O)4(OH)2](s)
Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat bahwa ligan OH -menggantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan CuSO4 0,1 M
Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan-air, warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)6]2+. Dalam larutan
membentuk kompleks [Cu(H2O)6SO4] berwarna biru. Sebanyak 1 mL
larutan CuSO4 0,1 M yang berupa larutan biru jernih dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 0,1 M sebanyak 3 tetes, membentuk larutan berwarna biru (+) dan disertai adanya endapanbiru yakni endapan hidroksida amfoter. Reaksinya sebagai berikut:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Cu(H2O)5(OH)]+(aq)
Ketika ditambahkan NaOH 0,1 M secara berlebih yaitu 10 tetes, endapan yang dihasilkan semakin banyak dan larutan berwarna biru (++). Hal menunjukkan bahwa endapan tidak larut saat ditambahkan reagen secara berlebih dan endapat yang terbentuk merupakan hidroksida kompleks.Reaksinya sebagai berikut:
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Cu(H2O)3(OH)3](s)
Dari reaksi dapat dilihat bahwa, ligan OH- mendesak dan menggantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan ZnCl2 0,1 M
Zink hanya membentuk sat seri garam; garam-garam ini mengandung kation Zn2+. Dalam larutan, ZnCl2 membentuk kompleks
[Zn(H2O)6Cl2], dimanaion Zn2+ membentuk akuokompleks
[Zn(H2O)6]2+.Sebanyak 1 mL larutan ZnCl2 yang tidak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1M sebanyak 3 tetes.Penambahan NaOH menghasilkan larutan keruh dan endapan putih seperti hablur, endapan yang terbentuk merupakan kompleks hidroksida. Reaksinya sebagai berikut:
[Zn(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Lalu, ditambahkan larutan NaOH 1M sebanyak 10 tetes b. Reaksi dengan ammonia 2M
Pada dasarnya ion logam transisi akan mengendap bila direaksikan dengan ammonia, pada percobaan ini digunakan larutan NH4OH 2 M (tidak
berwarna). Reaksi ini merupakan jenis reaksi kompleks amina.
 Larutan CrCl30,1 M
Dalam larutan lembayung ion Cr 3+ terdapat sebagai ion [Cr(H2O)6]3+, berdasarkan pengamatan kami warna tersebut tampak
sebagai larutan biru jernih (++), 1 mL larutan CrCl3(larutan biru jernih
++) dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NH4OH 2 M, dengan cara ditambahkan setetes demi setetes. Pada
pengamatan tidak terjadi perubahan yang signifikan (endapan tidak terjadi) akan tetapi terjadi perubahan warna pada larutan menjadi larutan kehijauan keruh.Larutan yang keruh menandakan adanya endapan hidroksida amfoter mulai terbentuk. Reaksinya sebagai berikut:
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌[Cr(H2O)3(OH)3](s)
Lalu, ditambahkan NH4OH 2 M lagi secara berlebih sebanyak 10
tetes membentuk larutan berwarna kehijauan keruh (++), hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi pembentukan kompleks hidrokso dalam bentuk ion tetrahidroksokromat(III). Sesuai dengan persamaan reaksi:
[Cr(H2O)3(OH)3](s) + 2NH3(aq)⇌ [Cr(H2O)2(OH)4]-(aq)
 Larutan Mn(SO)4 0,1 M
Garam-garam mangan (II) umumnya tidak berwarna dan terdapat dalam larutan warnya agak merah jambu, hal ini disebabkan oleh adanya ion heksaakuomanganat(II) [Mn(H2O)6]2+. Akan tetapi dalam
pengamatan garam tersebut berupa larutan yang tidak berwarna. Sebanyak 1 mL larutan Mn(SO)4 yang tidak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan sebanyak 3 tetes NH4OH 2 M
(larutan tidak berwarna) menghasilkan larutan kuning keruh yang menunjukkan adanya endapan, hal tersebut menunjukkan bahwa terbentuknya endapan hidroksida amfoter. Warna coklat terbentuk
karena endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara. Reaksi yang terjadi:
[Mn(H2O)6]2+(aq)+ NH3(aq)→ [Mn(H2O)5(OH)]+ (aq)+ NH4+(aq) Kemudian ditambahkan NH4OH 2 M secara berlebih yaitu 10 tetes,
terjadi perubahan yang signifikan yaitu endapan semakin bertambah banyak dan larutan berwarna kuning kecoklatan (++). Reaksi yang
terjadi yaitu:
[Mn(H2O)5(OH)2]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Dari reaksi tersebut ligan OH- mendorong masuk dan mengantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan Fe(NH3)SO4 0,1 M
Fe(NH3)2SO4 dalam larutan terbentuk kompleks [Fe(H2O)6]2+,
dimana ion Fe2+ membentuk akuo kompleks [Fe(H2O)6]2+. Sebanyak 1
mL larutan Fe(NH3)2SO4 0,1 M yang berupa larutan kuning jernih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes NH4OH 2M sebanyak 3 tetes menghasilkan larutan yang berwarna
biru kehijauan(++) keruh. Larutan yang keruh menunjukkan bahwa endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter yang belum sempurna. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)5(OH)]++ NH4+(aq)
Kemudian ditambahkan lagi larutan NH4OH 2M secara berlebih
sebanyak 10 tetes. Penambahan reagen berlebih menghasilkan larutan biru kehijauan dan endapan hijau (++).Endapan tersebut juga merupakan hidroksida amfoter yang sudah sempurna terbentuk. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2](s)
Dari reaksi tersebut, ligan OH- mendesak dan menggantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan FeCl3 0,1 M
Garam-garam besi(III) lebih stabil daripada garam besi(II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda, jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat.
FeCl3dalam bentuk larutan akan membentuk kompleks, yaitu
[Fe(H2O)3Cl3], dimana ionFe3+ membentuk akuokompleks
heksaakuoferrat(II) [Fe(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan FeCl3 0,1 M
yang berupa larutan kuning (+++) dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes NH4OH 2M(larutan tidak berwarna)
sebanyak 3 tetes. Penambahan larutan NH4OH 2M menghasilkan
larutan yang tidak berwarna dan endapan berwarna coklat (++). Endapan menandakan bahwa hidroksida amfoter belum sempurna. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2]++ NH4+(aq)
Kemudian larutan ditambahkan NH4OH 2Msecara berlebih
sebanyak 10 tetes. Penambahan reagen berlebih menghasilkan endapan cokelat semakin bertambah (+++) dan larutannya tidak berwarna. Endapan tersebut merupakan hidroksida amfoter yang
sudah terbentuk sempurna. Hal tersebut telah sesuai dengan teori bahwa endapan cokelat kemerahan dari besi(III) klorida tidak akan
larut dalam reagensia berlebih. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)4(OH)2]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)3(OH)3](s) + NH4+
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa ligan OH -menggantikan beberapa ligan H2O.
 Larutan CoCl2 0,1 M
Dalam larutan air dari senyawa-senyawa kobalt(II), terdapat ion Co2+ yang berwarna merah. CoCl2 dalam larutan membentuk
kompleks [Co(H2O)4Cl2], dimana ionCo2+ membentuk kompleks
heksaakuokobaltat(II) [Co(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan CoCl2
berwarna merah muda jernih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH 2M (larutan tidak
berwarna) menghasilkan larutan biru (+) disertai adanya sedikit endapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidroksida amfoter mulai terbentuk, reaksinya seperti berikut:
[Co(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Co(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+
Lalu, dilakukan penambahan NH4OH 2M secara berlebih yaitu
sebanyak 10 tetes, penambahan berlebih menghasilkan larutan biru disertai dengan adanya endapan (++). Endapan tersebut merupakan hidroksida amfoter yang sempurna terbentuk. Reaksinya seperti berikut:
[Co(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Co(H2O)4(OH)2](s) + NH4+
Perubahan larutan menjadi cokelat disebabkan karena hidroksida yang bereaksi dengan udara akan mengalami oksidasi.
 Larutan NiCl2 0,1 M
Garam-garam nikel yang terlarut berwarna hijau, disebabkan oleh warna dari kompleks heksaakuonikelat(II) [Ni(H2O)6]2+. Dalam
pengamatan kami warna tersebut tampak sebagai warna toska.Sebanyak 1 mL larutan NiCl20,1M dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan NH4OH 2 M (tidak berwarna) sebanyak 3
tetes terbentuk larutan biru toska yang sedikit keruh.Hal tersebut menunjukkan adanya endapan hidroksida amfoter. Reaksinya sebagai berikut:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Ni(NH3)5(OH)]+(aq) + NH4+
Dan saat ditambahkan NH4OH 2 M berlebih (10 tetes), warna
larutan menjadi biru toska sedikit jernih.Hal tersebut menunjukkan bahwa endapan larut dalam ammonia berlebih. Reaksinya sebagai berikut:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌
[Ni(H2O)4(OH)2](s)⇌[Ni(NH3)2(OH)4]
2- Larutan CuSO4 0,1 M
Garam-garamtembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan-air, warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)6]2+. Dalam larutan
membentuk kompleks [Cu(H2O)6SO4] berwarna biru. Sebanyak 1 mL
larutan CuSO4 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH 2M membentuk larutan
berwarna biru keruh yakni kompleks [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq). Larutan Reaksi Reaksi Ion Logam Transisi