• Tidak ada hasil yang ditemukan

50-Yeni- Reaktivitas Ion Ion Logam Transisi-libre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "50-Yeni- Reaktivitas Ion Ion Logam Transisi-libre"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II KIMIA ANORGANIK II

Reaktivitas ion ion logam transisi Reaktivitas ion ion logam transisi

Kamis, 8 Mei 2014 Kamis, 8 Mei 2014 Disusun Oleh: Disusun Oleh: Yeni Setiartini Yeni Setiartini 1112016200050 1112016200050 Kelompok 3: Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Fahmi Herdiansyah Kiki Sukirman Kiki Sukirman Ira Nurpialawati Ira Nurpialawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA JAKARTA

2014 2014

(2)

ABSTRAK

Unsur transisi deret pertama adalah unsur

 – 

 unsur logam transisi yang terletak pada periode paling atas dalam kelompok logam transisi pada tabel periodik unsur. Unsur

 – 

 unsur tersebut antara lain Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Unsur

 – 

 unsur ini memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki beberapa sifat seperti katalis. Muatan inti

efektif, jari

 – 

 jar i kation yang berbeda

 – 

beda sehingga memiliki reaktifitas yang berbeda terhadap anion tertentu. Pada beberapa kasus, reaktifitas ion

 – 

 ion logam transisi berhubungan dengan sifat kekerasan dan kelunakan dari kation dan anionnya. Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan war na maupun terbentuknya endapan. Melalui percobaan dengan penambahan reagen pada sample nikel dan zinc yakni NaOH 2M, NaOH 50%, KSCN, Amoniak dan NaHCO3 bedasarkan perubahan yang terlihat dari warna dan endapan yang terbentuk didapat bahwa dari kelima pengujian didapat logam nikel lebih

reaktif dari logam Zinc

PENDAHULUAN

Unsur transisi deret pertama adalah unsur

 – 

 unsur logam transisi yang terletak pada periode paling atas dalam kelompok logam transisi pada tabel periodik unsur. Unsur

 – 

 unsur tersebut antara lain Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Unsur

 – 

  unsur ini memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki beberapa sifat seperti katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur

 – 

 unsur ini meskipun struktur geometri senyawa kompleksnya lebih mudah diprediksi daripada senyawa kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan mempunyai jumlah elektron valensi, jumlah elektron pada orbital d, muatan inti efektif, jari

 – 

 jari kation yang berbeda

 – 

beda sehingga memiliki reaktifitas yang berbeda terhadap anion tertentu. Pada beberapa kasus, reaktifitas ion

 – 

 ion logam transisi berhubungan dengan sifat kekerasan dan kelunakan dari kation dan anionnya. Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun terbentuknya endapan. Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang mengandung ion logam transisi tergantung beberapa faktor, misalnya muatan dan jari

 – 

 jari ion, serta konfigurasi elektron di orbital d. Reaktifitas berbeda dengan kestabilan, dimana reaktifitas lebih ditekankan pada kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia dengan zat lain sedangkan kestabilan difokuskan pada besarnya nilai K yang dihasilkan suatu reaksi. Suatu senyawa dapat bersifat labil akan bereaksi lebih cepat daripada senyawa yang inert. (Misbah,dkk.2011)

(3)

Nikel menduduki urutan ke 24 dalam jumlah kandungan dikerak bumi, bijih bijih nikel yang utama ialah sulfida, oksida, dan arsenide. Cadangan nikel yang besar ditemukan dikanada. Sebanyak 300 juta ton pertahun atau lebih nikel digunakan di Amerika Serikat, dari jumlah ini 80% digunakan dalm pembuatan campuran logam 15 % digunakan untuk penyepuhan dan sisanya untuk bermacam macam kegunaan lain (Petrucci, 1985: 154)

Reaksi unsur triad besi sangat banyak dan beragam, logam ini seluruhnya lebih aktif dibandingkan hydrogen dan dalam larutan asam membebaskan H2(g)

Ni (p) + 2H+ +2Cl- 蝦 Ni2+ + 2Cl- + H2

Ion yang berwarna dan terhidrat merupakan sifat ion unsur triad besi, Co2+ dan Ni2+ berwarna merah dan hijau (Petrucci, 1985: 158).

Garam garam nikel (II) yang stabil, diturunkan dari nikel (II) oksida, NiO, yang merupakan Zat berwarna hijau. Garam garam nikel yang terlarut berwarna hijau disebabkan oleh warna dari ion kompleks heksaakuenikelat(II) atau [Ni(H2O)6]2+. Dengan larutan natrium hidroksida (NaOH),

Ni2+ + 2OH- 蝦 Ni(OH)2

Endapan tidak larut dalam reagensia berlebih, tidak terjadi endapan jika ada tartrat atau sitrat kerena terbentuk kompleks, amonia akan melarutkan endapan dengan adanya alkali hidroksida berlebihan garam-garam amonium akan melarutkan endapan.

Ni(OH)2 課 + 6NH3 蝦 [Ni(NH3)6]2+ +2OH- (Svehla. 1985: 281-282)

Zink adalah logam yang putih kebiruan: logam ini cukup mudah ditempa pada 110-150o C melebur pada 410o dan mendidh pada 906o C. logamnya yang murni melarut sangat lambat sekali dalam asam dan dalam alkali, adanya zat pencemar dan kontak platinum dan tembaga yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam logam ini dapat mempercepat reaksi. Dengan NaOH terbentuk endapan seperti gelatin putih zink hidroksida

Zn2+ +2OH-蝦 Zn(OH)2

Dengan larutan amonia, terbentuk endapan putih zink hidroksida yang mudah larut dalam reagensia berlebihan dan dalam larutan dalam reagensia berlebihan (Svehla. 1985: 289-290).

(4)

Zinc cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat. Permukaan logam zinc murni akan dengan mudah membentuk lapisan zinc karbonat (Zn5(OH)6CO3) karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air. Zinc yang dibakar akan menghasilkan api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap zinc oksida. Zinc bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya. Zinc yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung zinc karbonat dan reaksi zinc dengan air yang ada akan melepaskan gas hydrogen. Zinc secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada elektron terluar s akan terlepas, dan ion zinc yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d. Sifat kimiawi zinc mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga, bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion zinc dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama, dimana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat- sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Zinc cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi, juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada (Universitas Medan. 2011).

MATERIAL DAN METODE

 Alat dan bahan

Larutan NiCl2, larutan ZnCl2, tabung reaksi dan rak,dan pipet tetes

 Metode

Masukan larutan NiCl2 kedalam 5 tabung, Menambahkan larutan NaOH2M sedikit demi sedikit kedalam tabung satu 2 ml NiCl2 1M, untuk tabung 2, 3, 4, 5, berturut turut tambahkan NaOH 50%, KSCN 1M, amoniak 1M, natrium karbonat 1M mencatat perubahan yang terjadi dan melakukan hal yang sama pada larutan ZnCl2

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Tabung ke - Perlakuan Pengamatan

1 ZnCl2+ Naoh 2M 2ml Terjadi endapan putih melayang seperti gelatin 2 ZnCl2+ NaOH 50% 2 ml Terjadi endapan putih

melayang seperti gelatin 3 ZnCl2 + KSCN 1 ml endapan putih sedikit

4 ZnCl2 + Amoniak 30 tetes larutan keruh 5 ZnCl2 + NaHCO3 15 tetes Endapan Kereatifan logam Ni

Tabung ke - Perlakuan Pengamatan

1 NiCl2  + NaOH 2M 2

tetes

Terjadi endapan putih

2 NiCl2+ NaOH 50% 1

tetes

Terjadi endapan putih

3 NiCl2 + KSCN 14 tetes Larut

4 NiCl2 + Amoniak 7

tetes

Terjadi endapan seperti gelatin

5 NiCl2 + NaHCO3 1

tetes

Terjadi Endapan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kereaktifitasan logam transisi khususnya pada logam nikel dan seng. Pertama kami menggunakan prinsip analisis dengan melihat reaksi yang terjadi secara langsung. Sebanyak 1 ml sample larutan zinc ditambahkan pada 5 tabung. Menurut Misbah (2011) dalam diktatnya menyatakan bahwa reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun terbentuknya endapan. Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang mengandung ion logam transisi tergantung beberapa faktor, misalnya muatan dan jari

 – 

 jari ion, serta konfigurasi elektron di orbital d. Reaktifitas berbeda dengan kestabilan, dimana reaktifitas lebih ditekankan pada kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia dengan zat lain sedangkan kestabilan difokuskan pada besarnya

(6)

nilai K yang dihasilkan suatu reaksi. Suatu senyawa dapat bersifat labil akan bereaksi lebih cepat daripada senyawa yang inert.

Pada tabung pertama dimasukkan NaOH 2M terjadi perubahan setelah ditetesi sebanyak 2ml yakni endapan putih yang melayang. Hal ini terjadi dikarenakan zinc bereaks dengan NaOH terbentuk endapan seperti gelatin putih zink hidroksida

Zn2+ +2OH-蝦 Zn(OH)2 (G.Svhla.1985)

Dalam percobaan walau tidak seperti bentuk gelatin seutuhnya namun terlihat endapan putih yang melayang-layang yang menyerupai gelatin. Sementara pada tabung kedua yakni NaOH 50% terjadi hal yang sama dengan terbentuknya endapan seperti gelatin putih. Dan pada tabung ketiga dengan penambahan KSCN terdapat sedikit endapan putih KCl setelah penambahan reagen KSCN sebanyak 1 ml.

ZnCl2+ 2KSCN- 蝦 Zn(SCN)2 + 2KCl課 endapan putih.

Pada tabung keempat dengan menggunakan amoniak Dengan larutan amonia, terbentuk endapan putih zink hidroksida yang mudah larut dalam reagensia berlebihan dan dalam larutan dalam reagensia berlebihan (Svehla. 1985: 289-290).dimana Zn2+ + 2NH3 + H2O蝦 Zn(OH)2

  + 2 NH4+. Namun dalam percobaan hanya didapat larutan yang keruh dengan 30 tetes

ammonia. Hal tersebut mungkin dikarenakan endapan yang berupa partikel yang sangat kecil dan kurang cukup terberatkan untuk mengalami endapan sehingga partikel hanya dapat mengapung atau melayang-layang dalam larutan dan menakibatkan pengeruhan. Penambahan zat yang dapat menarik ion

 – 

ion endapan sehingga melalui penyisiran muatan mereka, partikel-partikel tersebut segera merapatkan dan membentuk kumpulan material yang cukup besar untuk mengendap (UNDERWOOD, 2002: 72). Pada penambahan NaHCO3 juga dihasilkan  juga endapan dengan volume 15 tetes reagen.

Pada kereaktifan logam nikel, sebenarnya hampir sama karena menurut universitas medan (2011) sifat kimiawi zinc mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga, bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion zinc dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada tabung pertama dan kedua terdapat endapan putih yang berasal dari Ni2+ + 2OH-蝦 Ni(OH)2. Namun dengan volume yang lebih sedikit yakni 1 dan 2 tetes.

Semantara pada tabung ketiga penambahan KSCN tidak terjadi apapun. Kemudian pada tabung ke empat terjadi endapan seperti gelatin dan kelima terdapat endapan dengan penetesan

(7)

sebanyak 1 -7 tetes.Namun dari hasil penetesan reagen yang dapat bereaksi lebih cepat adalah logam nikel sehingga logam dari hasil percobaan logam nikellah yang lebih reaktif dari logan Zn.

KESIMPULAN

 Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun

terbentuknya endapan.

 Dari hasil percobaan logam nikellah yang lebih reaktif dari logan Zn.

 Penambahan NaOH, ammonia, dan NaHCO3 pada logam transisi khususnya Zn dan Ni dihasilkan endapan putih, sementara pada KSCN terdapat sedikit endapan putih pada reaksi di logam Zinc.

 Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang mengandung ion logam transisi tergantung

beberapa faktor, misalnya muatan dan jari

 – 

 jari ion, serta konfigurasi elektron di orbital d.

REFERENSI

Day, R.A. JR & Underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph. H.1985. KIMIA DASAR: prinsip dan terapan modern jilid 3. Jakarta : Erlangga

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka

Khunur, misbah dkk. 2011. Diktat praktikum kimia anorganik. Diakses dari http://prananto.lecture.ub.ac.id/files/2011/12-Diktat-Prakikum- Kimia-Anorganik-2012.pdf . Pada tanggal 10 Mei 2014

Universitas Medan. 2011. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diakses dari http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22379-BAB%20II.pdf  pada tanggal 12 Mei 2014.

Referensi

Dokumen terkait

PENGERTIAN Serangkaian kegiatan yang meliputi pemilihan kualitas dan kuantitas bahan makanan yang sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. TUJUAN

Walaupun olahan singkong adalah makanan tradisional, tetapi ketika diinformasikan secara menarik, pasti akan membuat masyarakat lebih tertarik untuk mengonsumsi

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang penentuan kadar logam timbal Pb pada daun bayam menggunakan destruksi basah secara spektroskopi serapan atom SSA ini adalah

Menurut saya bahasa adalah sebuah alat yang kita gunakan dalam sehari-hari untuk berkomunikasi dengan seseorang baik secara lisan ataupun tulisan.. Bahasa secara lisan adalah

13 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan). o Mengidentifikasi hubungan khas

PENGEMBANGAN PROGRAM KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA SETTING INKLUSI DI SD X KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Effect of Tetrodotoxin from Crude Puffer Fish (Tetraodon fluviatilis) Liver Extract on Intracellular Calcium Level and Apoptosis of HeLa Cell Culture.. Natanael