• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM TELUSUR SEJARAH DI RADIO EDUKASI YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM TELUSUR SEJARAH DI RADIO EDUKASI YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAKSANAAN PROGRAM TELUSUR SEJARAH DI RADIO EDUKASI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Ira Triyani NIM.11105244039

PROGAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2015

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

Kabeh mau bisa kasembadan saka usahane dhewe, Aja rumangsa bisa nanging bisaa rumangsa.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak Ngatiman dan Ibu Suratmi yang dengan segenap hati dan jiwa mendoakan, mendukung dan memberikan motivasi. Terimakasih atas segala yang bapak dan ibu berikan.

2. Mas Ninja, Dek Zada, Mbak Santi, Mas Agus dan Mbak Khansa Iwul yang telah memberikan segala dukungan motivasi dan fasilitas yang dibutuhkan selama ini.

3. Mas Tutut yang telah memberiku semangat, dan senantiasa menemaniku selama ini dalam keadaan susah maupun senang, selalu ada untukku. 4. Sahabat (Anty, Andhini, Lilis, dan teman-teman TP B angkatan 2011) yang

selalu memberi dukungannya.

(7)

vii

PELAKSANAAN PROGRAM TELUSUR SEJARAH DI RADIO EDUKASI YOGYAKARTA

Oleh: Ira Triyani NIM 11105244039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek dari penelitian ini yaitu pengelola, tim produksi, radio mitra Radio Edukasi dan masyarakat pendengar. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta dikembangkan dengan dasar desain sistem pembelajaran. Hal tersebut juga telah sesuai dengan standar umum perencanaan program radio yang terdiri dari perencanaan produksi, penjadwalan acara, pengadaan materi, pengadaan sarana dan prasarana. Produksi program yang dilaksanakan dalam program Telusur Sejarah terdiri dari dua macam yaitu berupa naskah program dan rekaman program. Sementara pelaksanaan eksekusi program Telusur Sejarah masih belum optimal. Hal ini dikarenakan jadwal penyiaran antara program Telusur Sejarah live belum sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan menggantikan bahan siar Telusur Sejarah live dengan yang record. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Telusur Sejarah record dan live ada pada penulisan naskah program untuk dibacakan terkadang masih ada kesalahan ejaan. Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program Telusur sejarah baik record maupun live dilakukan setiap hari dengan pantauan streaming dan rapat evaluasi yang dilaksanakan secara berkala.

Kata kunci: Program Radio, Telusur Sejarah, Perencanaan Program,Produksi Program, Eksekusi Program, Pengawasan dan evaluasi Program

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepadaTuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi. Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta.”

Penulisan Tugas Akhir Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mencari ilmu dan menyelesaikan studi di FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogayakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan untuk saya.

4. Bapak Dr. Haryanto, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

5. Bapak Estu Miyarso, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya dalam penyususnan Tugas Akhir Skripsi ini,

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan pegawai Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada saya selama di bangku perkuliahan.

7. Bapak Aristo Rahardi, M.Pda selaku Kepala BPMRP, Bapak/ Ibu staff dan karyawan BPMRP, serta kru Radio Edukasi yang telah berkenan membantu memberikan informasi ketika melaksanakan penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta Bapak Ngatiman dan Ibu Suratmi, kakak dan adik tercinta (Murni Ninja H, Agus Dwi S, Puji Susanti dan Zada Sanjaya)

(9)

ix

yang telah memberikan do’a, semangat dan kasih sayang yang tak terhingga demi tercapainya tujuan dan cita-cita.

9. Sahabat dan orang terkasih (Kurnia Febryana, Andhini Octa,Lilis Tri Karyani, dan Tutut Basuki) yang telah memberi semangat dan dukungan. 10. Teman-teman seperjuangan jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

angkatan 2011, yang telah sama-sama berjuang selama perkuliahan di FIP UNY.

11. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, November 2015 Penulis,

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... .i PERSETUJUAN ... ii PENRNYATAAN ... iii PENGESAHAN ... iv MOTTO ... v PERSEMBAHAN ... vi ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Fokus Masalah ... 7 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 8 F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Tinjauan tentang Siaran Radio ... 11

1. Pengertian Radio ... 11

2. Macam-macam Radio ... 12

3. Radio Pendidikan dalam Dunia Pendidikan... 13

4. Kelebihan dan Kelemahan Radio ... 16

B. Tinjauan tentang Pelaksanaan Program Radio ... 18

1. Pengertian Program Siaran Radio ... 18

(11)

xi

3. Format Program Feature ... 20

4. Penulisan Naskah Program Siaran Radio... 22

5. Pengelolaan Program Siaran Radio ... 27

a. Perencanaan Program ... 29

b. Produksi Program ... 33

c. Eksekusi Program ... 38

d. Pengawasan dan Evaluasi Program... 40

C. Tinjauan tentang Sejarah ... 43

a. Pengertian Sejarah ... 43

b. Tujuan Pengajaran Sejarah ... 44

c. Kegunaan Sejarah ... 46

D. Hubungan Pelaksanaan Program siaran Radio dalam teknologi Pendidikan ... 47 1. Desain ... 48 2. Pengembangan ... 50 3. Pemanfaatan ... 51 4. Pengelolaan ... 52 5. Evaluasi ... 54 E. Pertanyaan Penelitian ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

A. Pendekatan Penelitian ... 56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 57

C. Sumber Data ... 57

D. Penentuan Informan Penelitian ... 58

E. Teknik Pengumpulan Data ... 58

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 60

G. Teknik Analisis Data ... 61

(12)

xii

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

1. Struktur Organisasi Radio Edukasi ... 64

2. Visi dan Misi Radio Edukasi ... 66

3. Konten Siar Radio Edukasi ... 66

4. Pendengar Radio Edukasi ... 68

5. Kemitraan Radio Edukasi ... 69

6. Peran Radio Edukasi sebagai Salah Satu Sumber Belajar ... 70

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta ... 71

1. Perencanaan Program ... 76

2. Produksi Program ... 82

3. Eksekusi Program ... 86

4. Pengawasan dan Evaluasi Program... 90

C. Pembahasan ... 93 D. Keterbatasan Penelitian ... 109 BAB V PENUTUP ... 110 A. Kesimpulan ... 110 B. Saran ... 111 DAFTAR PUSTAKA ... 112

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tahapan Produksi Pembuatan Program Feature ... 21 Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran ... 39

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kepanitiaan Radio Edukasi Yogyakarta……….... 65 Gambar 2. Komputer dan Mixer yang digunakan saat proses penyiaran…... 81 Gambar 3. Ruang control studio rekaman yang digunakan untuk produksi

program………. 82

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitan...114

Lampiran 2. Instrumen Penelitian…………...115

Lampiran 3. Catatan Lapangan Wawancara...116

Lampiran 4. Catatan Lapangan Observasi…...161

Lampiran 5. Dokumentasi…………...166

Lampiran 6. Deskripsi Program Telusur Sejarah ... 168

Lampiran 7. Naskah Telusur Sejarah live…...170

Lampiran 8. Naskah Telusur Sejarah recorded...184

Lampiran 9. Recana Siar Telusur Sejar………...194

Lampiran 10. Data Pendengar Radio Edukasi …………...196

Lampiran 11. Daftar Radio Mitra………246

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran terus mengalami perkembangan yang semakin pesat. Perkembangan TIK yang semakin pesat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menjadikan TIK sebagai bagian dari kehidupannya sehari-hari. Peningkatan kualitas hidup juga menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya khususnya dalam dunia pendidikan.

Persoalan dalam dunia pendidikan merupakan persoalan yang tidak pernah usai, baik yang menyangkut kualitas, pemerataan, akses, ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber-sumber belajar. Dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari untuk memanfaatkan TIK sering dijumpai teknologi audio/radio, video, audio/video, multimedia, dan internet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu bentuk dari perkembangan TIK yang memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan yaitu media siaran radio.

Radio merupakan sarana komunikasi massa yang banyak manfaatnya. Disamping bermanfaat sebagai media hiburan, informasi, dan kontrol sosial, radio juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar masyarakat. Namun,

(17)

2

keberadaan program siaran pendidikan di radio masih sangat terbatas karena sangat kecil prosentasenya dibanding dengan program siar lainnya.Penyelenggara radio yang ada di Indonesia kini semakin beragam dan terus meningkat dengan segmentasi dan tata kelola yang bervariasi untuk mencapai hasil yang optimal guna kepuasan khalayak pendengar. Oleh karena itu, industri media siaran radio selayaknya dikelola dengan konsep yang memadai khususnya bagi siaran-siaran pendidikan yang mampu menjadi sumber belajar masyarakat dari segala segmen.

Di tengah ketatnya persaingan industri media siaran radio, peran pemerintah melalui Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan (BPMRP) yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengkajian dan pengembangan model pembelajaran khususnya media audio/radio pendidikan telah berupaya mengembangkan suatu model pembelajaran melalui radio siaran pendidikan yang bernama Radio Edukasi (RE). RE merupakan radio pendidikan yang menyiarkan program-program pendidikan dengan ruang lingkup pembelajaran formal, nonformal dan informal serta kebijakan untuk masyarakat pendidikan maupun masyarakat pemerhati pendidikan dengan pola sajian yang cerdas, santun dan menghibur.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, sebelum didirikannya RE, pengelola RE sendiri telah mengadakan survey pada masyarakat akan kebutuhan program. Jadi program yang ada di RE telah disesuaikan dengan usulan masyarakat khususnya program siaran pendidikan. Namun, kecenderungan masyarakat yang belum bisa diubah yaitu masih maraknya masyarakat yang lebih

(18)

3

memilih mendengarkan siaran program hiburan daripada siaran program pendidikan.

Dari hasil wawancara pada observasi awal, RE memiliki keterbatasan jangkauan sehingga RE belum bisa dinikmati masyarakat secara menyeluruh. Akan tetapi hal ini tidak menjadikan RE tidak berkembang di masyarakat. Mengingat keterbatasan jangkauan RE 10 km, maka RE menjalin kemitraan dengan 52 radio publik dan swasta di Indonesia untuk menyiarkan program pendidikan, bahkan mulai 2009 melalui streaming. RE memiliki banyak pendengar yang dibuktikan dengan data partisipasi masyarakat yang ikut interaktif dalam program live RE seperti program acara bimbel, RE medika, edu publik, dan acara intermezo. Bahkan melalui streaming, RE telah didengarkan sampai Jepang, Cina dan Malaysia. RE dapat dengan mudah diakses masyarakat kapan saja dan dimana saja melalui www.radioedukasi.kemdikbud.go.id dan 1251 AM.

Di beberapa daerah di Indonesia, semua program-program RE banyak diminati oleh 52 radio seperti di Jogja, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Mimika Papua, Riau dan Kalimantan. Radio mitra tersebut dapat menjembatani keterbatasan RE dalam menyampaikan program siaran pendidikan sebagai salah satu sumber belajar masyarakat. Salah satu program yang mengantarkan RE menjadi radio dengan bahan siar yang banyak diminati oleh radio mitra yaitu pada siaran program Telusur Sejarah. Program Telusur Sejarah di RE adalah program yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar masyarakat karena memberikan

(19)

4

informasi atau materi pembelajaran sejarah yang dapat meningkatkan pengetahuan, inspirasi, motivasi untuk melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya, meningkatkan kebanggaan terhadap hasil perjuangan pahlawan bangsa dan meningkatkan rasa cinta tanah air.

Semula program Telusur Sejarah bernama Telusur Jogja, namun karena dirasa topik pembahasannya kurang meluas yang hanya mencakup wilayah Jogja saja, maka Telusur Jogja pada tahun 2012 berganti nama menjadi Telusur Sejarah. Perkembangan program Telusur Sejarah yang menjadi salah satu sumber belajar bagi masyarakat melalui siaran radio pendidikan di RE semakin lama semakin banyak diminati khalayak pendengar.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap tahunnya, pengelola RE di bawah naungan Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan mengadakan pertemuan dengan radio mitra yang ada di seluruh Indonesia. Hasil yang diperoleh dari pertemuan tersebut adalah membahas kerja sama dalam penyiaran dan evaluasi program yang telah disiarkan salah satunya adalah pada siaran program pendidikan yaitu program telusur sejarah. Banyak masukan serta saran maupun permintaan untuk kemajuan program Telusur Sejarah. Radio mitra RE menghendaki pembaharuan kembali program Telusur Sejarah untuk lebih diperluas kembali topik pembahasannya sehingga dapat mencakup pembahasan di seluruh wilayah Indonesia mengingat pada tahun 2010-2012 hanya di sekitar Jogja dan pada tahun 2012-2014 siaran program Telusur Sejarah hanya berada di sekitar Jogja dan Jawa Tengah. Pada tahun 2015 program ini dikembangkan dan

(20)

5

kembali diproduksi dengan cakupan topik pembahasan yang lebih luas mengenai wilayah yang berada di seluruh Indonesia.

Menurut koordinator RE, program Telusur Sejarah ini merupakan salah satu program unggulan yang sering disiarkan di beberapa radio mitra. Program Telusur Sejarah merupakan program yang disiarkan melalui recording dan mengalami perubahan produksi secara live pada tahun 2015. Program ini memiliki kemenarikan isi, dan kemasan yang disajikan kepada pendengar dalam bentuk feature, yaitu suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format, antara lain wawancara, drama pendek, dokumenter atau fragmen bahkan musik atau puisi tergantung pada materi yang sedang dibahas (Ade Kusnandar dalam Innayah (2012)). Program Telusur Sejarah disiarkan setiap hari Senin-Jumat pada pukul 15.00-15.30 WIB.

Berpijak dari pernyataan di atas, program Telusur Sejarah sangat menarik untuk dilakukan penelitian karena program ini memiliki nilai lebih yaitu dapat meningkatkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa. Dalam program Telusur Sejarah seorang reporter harus memiliki kemampuan dalam menganalisis suatu obyek dengan berbagai sudut pandang yang berbeda namun saling berkesinambungan dalam pencarian sumber refrensi dan peliputan obyek yang dikaji. Selain itu penyajian program telusur sejarah yang berupa feature mengharuskan reporter menyertakan data-data faktual yang sesuai dengan

(21)

6

keadaan sebenarnya sesuai dengan topik yang dibahas sehingga tidak bisa direkayasa.

Data-data faktual tersebut disertakan dengan pernyataan dari narasumber terpercaya melalui wawancara langsung maupun datang langsung ke lokasi peliputan objek yang dikaji. Keterbatasan waktu dan jarak jangkauan tersebut menjadikan salah satu tantangan tersendiri bagi seorang reporter dalam mengumpulkan data untuk kebutuhan pembuatan program Telusur Sejarah yang disajikan dalam bentuk feature.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang cukup menarik perhatian peneliti, maka perlu diadakan penelitian agar dapat memperoleh kejelasan informasi dan pemahaman yang terkandung dalam pelaksanaan program telusur sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar masyarakat meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program, pengawasan dan evaluasi program di Radio Edukasi Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Kurang luasnya jangkauan Radio Edukasi yang ada pada saluran AM dengan jarak 10 km.

2. Kecenderungan masyarakat yang belum bisa diubah yaitu masyarakat yang lebih memilih mendengarkan siaran program hiburan daripada siaran program pendidikan.

(22)

7

3. Pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi belum meluas topik pembahasannya.

4. Keterbatasan waktu dan jarak jangkauan tempat liputan yang harus ditempuh dalam pengumpulan bahan program telusur sejarah sebagai salah satu sumber belajar masyarakat.

5. Penyajian program Telusur Sejarah yang berupa feature mengharuskan reporter harus menyertakan data-data faktual yang sesuai dengan keadaan sebenarnya sesuai dengan topik yang dibahas sehingga tidak bisa direkayasa. C. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini perlu pendeskripsian yang terfokus pada pelaksanaan program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi Yogyakarta meliputi perencanaan program telusur sejarah, produksi program telusur sejarah, penayangan/eksekusi program Telusur Sejarah, pengawasan dan evaluasi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kegiatan perencanaan siaran program Telusur Sejarah yang meliputi kegiatan penentuan tujuan sampai dengan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut?

(23)

8

3. Bagaimana kegiatan penayangan/eksekusi program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi?

4. Bagaimana kegiatan pengawasan dan evaluasi dalam rangka mengetahui apa yang telah dicapai melalui siaran program Telusur Sejarah di Radio Edukasi? E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang diambil yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan kegiatan perencanaan siaran program Telusur Sejarah yang meliputi kegiatan penentuan tujuan sampai dengan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Untuk mendeskripsikan kegiatan produksi program Telusur Sejarah di Radio Edukasi.

3. Untuk mendeskripsikan kegiatan penayangan/eksekusi program Telusur Sejarah yang disiarkan di Radio Edukasi.

4. Untuk mendeskripsikan kegiatan pengawasan dan evaluasi dalam rangka mengetahui apa yang telah dicapai melalui siaran program Telusur Sejarah di Radio Edukasi.

(24)

9 F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoritis

Secara umum manfaat penelitian ini memberikan sumbangan pada dunia pendidikan pada khususnya dalam memberikan pengajaran pelaksanaan sebuah program siaran pendidikan di radio yang bertema Telusur Sejarah. 2. Manfaat praktis

a. Bagi Program Studi Teknologi Pendidikan

1) Bentuk kontribusi pemikiran pengelolaan sumber belajar yang terangkum dalam sebuah media penyiaran radio pendidikan.

2) Memperkaya khasanah pengetahuan tentang pelaksanaan program Telusur Sejarah.

3) Dapat digunakan untuk memperdalam dan mengaplikasikan teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan.

4) Dapat dijadikan refrensi dalam mengembangkan media pendidikan khususnya media audio/radio pendidikan.

b. Bagi Pengelola Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi

1) Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan sebuah program siaran pendidikan.

2) Penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dalam pelaksanaan program siaran agar lebih berkualitas dan sesuai dengan khalayak pendengar.

(25)

10 c. Bagi Masyarakat

1) Dapat memberikan khasanah pengetahuan bagi masyarakat terhadap proses pelaksanaan sebuah program siaran radio.

2) Dapat menambah daya tarik masyarakat tentang program radio yang dapat digunakan sebagai media belajar masyarakat.

(26)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Siaran Radio 1. Pengertian Radio

Secara umum, radio dapat diartikan sebagai alat komunikasi massa yang berfungsi sebagai media informasi, hiburan, pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari radio digunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan penyampai informasi. Menurut Masduki (2006: 9), radio merupakan media auditif tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana yang berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dalam Judhariksawan (2010:17), radio adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

Menurut Hasan (2012:120), radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat dan melintas lewat udara karena tidak memerlukan medium pengangkut.

(27)

12

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa radio adalah alat yang dapat menyampaikan informasi yang auditif sekaligus media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan melalui gelombang elektromagnetik yang bekerja atas dasar prinsip getaran udara, bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana.

2. Macam-macam Radio

Menurut Djamal (2011: 57-58), radio dapat digolongkan menurut sumber pendanaan dan format siaran. Adapun radio yang digolongkan menurut sumber pendanaan yaitu:

a. Radio Publik

Radio publik merupakan radio yang mendapatkan seluruh atau sebagian pendanaan operasionalnya dari pemerintah. Biasanya radio ini menyiarkan hal-hal terkait kemajuan pembangunan kebijaksanaan pemerintah.

b. Radio Swasta

Radio swasta merupakan radio yang memperoleh pendanaan operasional secara swadaya melalui potensi siaran iklan, mempunyai wilayah siaran secara lokal dan berjaringan.

c. Radio Komunitas

Radio yang mendapat anggaran operasionalnya dari swadaya melalui pengumpulan donasi komunitasnya dan pihak-pihak yang bersimpati.

(28)

13

Sedangkan radio yang digolongkan menurut format siaran atau jenis program yang disajikan setiap harinya, radio dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

a. Radio Berita

Radio berita merupakan radio yang mempunyai format siaran berita dengan beberapa aspeknya seperti, wawancara eksklusif, laporan investigasi, breaking news, headline news dan ulasan mengenai ekonomi dan politik.

b. Radio Hiburan

Radio hiburan adalah radio yang menyiarkan segala bentuk hiburan seperti pagelaran musik, kuis dan sebagainya.

c. Radio Pendidikan

Radio pendidikan adalah radio yang mempunyai program tetap seputar pendidikan contohnya olah raga, tata boga, tata busana dan jenis program lainnya dengan topik kebudayaan, kewilayahan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari penjelasan di atas, jenis radio yang dibahas dalam topik penelitian ini, menurut pendanaannya termasuk dalam radio publik yang sebagian dana operasionalnya berasal dari pemerintah yang bertujuan untuk kemajuan pembangunan terutama dalam bidang kemajuan pembangunan pemerataan pendidikan. Sedangkan menurut format siaran atau jenis siaran

(29)

14

termasuk dalam kategori radio pendidikan karena seluruh konten siaran berisi tentang program tetap seputar pendidikan.

3. Radio Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

Peranan siaran radio dalam dunia pendidikan diyakini sebagai salah satu sumber belajar yang ekonomis, praktis, mudah, dan fleksibel. Menurut Masduki (2001), radio pendidikan merupakan media radio yang dapat difungsikan untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan, sesuai dengan peran ideal radio sebagai media publik yaitu penyampai informasi, pendidikan dan hiburan.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa radio pendidikan dalam dunia pendidikan merupakan media siar yang dapat dijadikan media belajar yang menyajikan sumber informasi pembelajaran bagi masyarakat pendengar dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang ekonomis, praktis, mudah, dan fleksibel.

(30)

15

Substansi yang ada dalam radio pendidikan sendiri tidak lepas dengan tujuan sistem pendidikan nasional. Program acara yang disiarkan dalam radio pendidikan berisi mengenai program-program pendidikan yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendengarnya. Program acara pendidikan yang disiarkan dalam radio pendidikan merupakan prioritas utama dan mempunyai porsi yang lebih banyak dibandingkan program acara lainnya. Menurut Nasution (2005: 106-107) ada beberapa alasan menggunakan siaran radio dalam dunia pendidikan yaitu :

a. Siaran dapat membawa dunia luar ke dalam kelas yang menyamai dunia langsung

b. Siaran merupakan sumber informasi yang paling mutakhir dalam bentuk mudah dipahami, disamping buku, film, gambar dan lain-lain.

c. Siaran menciptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan membangkitkan ide-ide baru.

d. Siaran dapat memberi informasi yang tidak dapat segera diberikan guru. e. Cara penyajian oleh siaran sangat sangat hidup, menarik dan mengundang

keterlibatan anak dalam peristiwa yang diperlihatkan.

f. Siaran dapat menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disajikan oleh guru seperti musik, bentuk-bentuk kebudayaan, kesenian dan sebagainya.

g. Siaran dapat mengembangkan kesanggupan dan ketrampilan atau teknik untuk melihat atau mendengarkan.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kehadiran radio dalam dunia pendidikan terutama radio pendidikan yang menyiarkan banyak program pendidikan memberikan banyak manfaat dan memberikan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat untuk keperluan pendidikan yang disajikan dengan menarik, interaktif, informatif dan menghibur.

(31)

16

Dalam dunia penyiaran radio berfungsi sebagai media komunikasi massa yang banyak digunakan bagi masyarakat dalam segala kebutuhan. Dalam dunia pendidikan sendiri radio mempunyai fungsi yang tak kalah penting sebagai sumber belajar masyarakat. Secara umum fungsi radio pendidikan menurut Darmanto dalam Innayah (2014) antara lain :

a. Meningkatkan kesadaran nasional b. Melengkapi pembelajaran disekolah

c. Menyelenggarakan pendidikan dengan materi mencakup skala nasional d. Menambah materi pembelajaran dan bahan bacaan

e. Menyediakan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil

f. Membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi.

4. Kelebihan dan Kelemahan Radio

Radio sebagai media penyiaran sekaligus sebagai media komunikasi mempunyai banyak kelebihan. Menurut Arief S. Sadiman (2008: 50-52), adapun kelebihan radio sebagai media penyiaran sebagai berikut :

a. Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak dibandingkan dengan televisi.

b. Mudah dipindahkan (mobile)

c. Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio dapat mengatasi problem jadwal.

d. Program radio dapat diputar dan direkam lagi sesuka pemakai. e. Program radio dapat mengembangkan daya imajinasi

f. Media radio dapat merangsang partisipasi aktif pendengar (pembelajar). g. Radio dapat memusatkan perhatian pembelajar pada kata-kata yang

digunakan, pada bunyi dan artinya.

(32)

17 musik, bahasa, dan al-Quran.

i. Radio dapat mengajarkan hal-hal tertentu secara lebih baik jika dibandingkan dengan yang dikerjakan oleh pengajar antara lain :

- Radio dapat menampilkan “pengajar yang ahli” dalam bidang studi tertentu sehingga dapat mengatasi maslah kekurangan pengajar yang layak untuk mengajar.

- Pelajaran yang disajikan lewat program radio lebih bermutu, baik dari segi ilmiah maupun metodis.

- Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot) maka pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan yang sudah siap dipakai.

- Siaran-siaran yang aktual dapat menciptakan suasana kesegaran (immediacy) pada sebagian besar topik.

j. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh pengajar. Dengan program-program radio, dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas.

k. Dengan program radio, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya jangkauannya cukup luas.

Dari berbagai kelebihan radio yang diuraikan diatas, dapat dikatakan bahwa radio dapat menjadi salah satu bentuk teknologi informasi yang digunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Selain memiliki kelebihan yang bermanfaat sebagai media komunikasi terutama sebagai media atau sumber belajar, radio juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu :

a. Program siaran lebih banyak hiburan yang dapat menarik minat pendengar dari pada porsi siaran pendidikan yang disiarkan.

b. Komusikasinya hanya satu arah.

c. Kurang dapat membahas topik siaran pendidikan secara mendalam karena dibatasi oleh jam siaran suatu program.

(33)

18

kelas seringkali menyulitkan (Arief S. Sadiman, 2008: 52). B. Tinjauan tentang Pelaksaanaan Program Siaran Radio

1. Pengertian Program Siaran Radio

Program merupakan suatu benda abstrak yang mempunyai fungsi sebagai pemuas batiniah sehingga yang dirasakan oleh khalayak dapat diekspresikan sebagai penilaian objektif yaitu bagus atau kurang bagus (Djamal, 2011:159). Siaran berasal dari kata siar yang berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran sebagai output stasiun penyiaran merupakan perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana/alat atau antara perangkat keras dan lunak.

Dengan demikian program siaran dapat diartikan sebagai suatu informasi yang disampaikan dan disebarluaskan melalui pemancar yang termuat dalam sebuah program. Stasiun radio harus memiliki studio dan sarana serta pemancar dalam melaksanakan siaran. Pelaksanaan program siaran sendiri harus direncanakan baik jadwal siaran maupun produksi programnya. Mengingat program siaran memberi dampak yang sangat luas bagi masyarakat baik dampak negatif maupun dampak positif maka dibuatlah format program dan susunan pola acara sebagai bahan acuan dalam pembuatan program siaran. Selain itu, pelaksanaan sebuah program siaran juga membutuhkan manajerial yang mulai dipersiapkan dari proses perencanaan (programming), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(34)

19

(actuating) dan pengendalian proses produksi (controlling) (Djamal, 2011:94).

2. Jenis Program Siaran Radio

Program siar radio dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau satu segmen dari isi siaran radio. Pada dasarnya sebuah program siar radio dapat dikelompokkan menjadi program informasi dan berita, program hiburan dan program pendidikan, namun dari ketiga program tersebut dapat terperinci lagi menjadi 2 jenis program yaitu program karaya artistik dan program karya jurnalistik.

a. Program Karya Artistik

Program karya artistik yaitu program yang proses produksinya mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan. Jenis program karya artistik yaitu drama, musik, lawak, kuis, informasi sejarah, informasi kebudayaan.

b. Program Karya Jurnalistik

Program karya jurnalistik yaitu program yang proses produksinya mengutamakan kecepatan dan kebenaran yang bersumber dari peristiwa dan pendapat dari masalah yang sedang hangat dibahas. Jenis program karya jurnalistik yaitu berita aktual (siaran berita), berita non aktual (feature, majalah udara), dialog dan monolog.

Dari kedua jenis program yang diuraikan diatas, dalam hal ini penelitian yang dilakukan menguraikan pelaksanaan jenis program artistik

(35)

20

karena program yang dibahas mengulas dan menyoroti mengenai sumber informasi sejarah dan kebudayaan yang produksinya mengutamakan keindahan kesempurnaan sesuai perencanaan.

3. Format Program Feature

Menurut Ade Kusnandar dalam Innayah (2012), feature yaitu suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format, antara lain wawancara, drama pendek, dokumenter atau fragmen bahkan musik atau puisi tergantung pada materi yang sedang dibahas.

Menurut Masduki (2004:72), feature adalah program informasi yang membahas satu topik persoalan melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai dan mengkritik yang disajikan dalam berbagai format. Feature dapat dikatakan sebagai gabungan komponen dokumentasi peristiwa, opini pikah terkait, ekspresi manusiawi yang penuh imajinasi dalam penyajiannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa feature adalah suatu program informasi yang membahas suatu pokok bahasan, tema dan topik tertentu melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi baik dari dokumentasi peristiwa, opini, yang disajikan dengan bebagai format, tergantung pada materi yang sedang dibahas.

(36)

21

a. Ciri-ciri feature menurut Pusat Pendidikan Multimedia (MMTC) Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1) Proses jalannya cerita cenderung vertical dan mendalam 2) Mengungkapkan gambaran secara bergradasi dan kronologis

3) Drama dalam suatu topik kehidupan nyata, satu kehidupan dalam satu episode, dan jalan ceritanya relative dapat diramalkan.

b. Durasi feature terbagi atas tiga kelas yaitu sebagi berikut: 1) 3 – 10 menit (mini feature)

2) 30 – 60 menit

3) Lebih dari 30 – 60 menit (long feature)

c. Tahapan produksi dalam pembuatan program yang mempunyai format feature dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Tahapan produksi pembuatan program feature

Proses Kegiatan Pelaksana

Riset 1 Menentukan topik Produser – reporter Riset 2 Mengatur format dan mencari

bahan pengisi data

Produser-reporter Produksi 1 Editting temuan data di lapangan

dan penulisan naskah

Produser-script writer Produksi 2 Rekaman suara dan mixing Narator-operator

Sumber: Radio Unisi FM Yogyakarta (Masduki,2001)

Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat bahwa pembuatan program yang memiliki format feature terdiri dari 4 proses yang pertama yaitu penentuan topik. Penentuan topik ini dilaksanakan oleh produser dan reporter. Jadi reporter setor topik pada produser untuk mendapatkan persetujuan mengenai

(37)

22

materi atau topik yang nantinya akan dibuat. Proses yang kedua yaitu mengatur format dan mencari bahan , ini berarti tugas dari reporter adalah mencari sumber-sumber data dari berbagai tempat maupun kajian pustaka dan literature lainna sesuai dengan materi yang diangkat. Ketiga yaitu proses editing yang berarti memilah – milah bahan yang sudah didapat untuk dituangkan ke dalam bentuk naskah sehingga materi yang disampaikan benar-benar informatif dan tidak bertele-tele. Keempat yaitu proses rekaman, berarti setelah naskah dibuat dan telah mendapat persetujuan dari produser atau pengkaji maka dilakukan rekaman dan menambahkan hasil rekaman dengan lagu atau audio pendukung.

4. Penulisan Naskah Program Siaran Radio a. Bentuk – bentuk naskah program siaran radio

Setiap program siaran radio pastilah mempunyai persiapan yang harus dilalui sebelum program tersebut disiarkan, salah satunya yaitu dalam kepenulisan naskah program. Sebelum peneliti menguraikan lebih lanjut hal – hal yang terkait kepenulisan naskah program siaran radio, perlu diketahui bahwa ada beberapa bentuk naskah program siaran radio. Menurut Darmanto (1998:11) bentuk – bentuk naskah program siaran radio yaitu:

1) Sinopsis

Sinopsis adalah bentuk naskah berupa ringkasan dari seluruh materi yang disajikan. Biasanya sinopsis digunakan untuk acara

(38)

23

berdurasi 30-60 menit. Dalam pembuatan sinopsis tidak diperlukan informasi mengenai petunjuk teknis produksi, dan bukan merupakan urut-urtan penyajian materi acara.

2) Treatment

Treatment adalah bentuk naskah yang telah memuat informasi mengenai teknik produksinya, jumlah pendukung acara yang diperlukan, pesan, dan merupakan garis besar urut-urutan materi penyajian secara keseluruhan.

3) Full Script

Full script adalah bentuk naskah yang berisi seluruh pemikiran dan informasi yang disajikan melalui bahasa radio(kata, musik, dan sound effect) sekaligus lengkap mengenai teknis produksinya.

b. Prinsip dasar penulisan naskah program radio

Dalam menulis naskah suatu program radio harus berpedoman pada prinsip dasar penulisan naskah. Menurut Darmanto(1998:16-19) sebuah naskah yang baik harus memperhatikan prinsip atau hal yang mendasari dalam menulis naskah siaran radio yaitu:

1) Aspek seni

Aspek seni dalam penyusunan naskah program radio sangatlah penting, maka seorang penulis naskah perlu memperhitungkan komposisi kata, musik dan sound effect. Komposisi ketiga unsur

(39)

24

tersebut harus direncanakan sebaik mungkin agar tidak terjadi sajian yang membosankan.

2) Aspek bahasa

Sesuai dengan karakteristik radio yang bersifat auditif, pemakaian bahasa dalam artian yang verbal sangat penting, karena seluruh bahasa yang akan disampaikan pendengar disampaikan melalui bahasa audio sehingga bahasa yang digunakan sebaiknya ringkas, sederhana, mudah diucapkan, mudah diingat dan mudah dipahami.

3) Aspek teknik teknologis

Setiap penulis naskah harus mengetahui apakah naskah yang ditulis untuk siaran program live atau record dan apakah program tersebut dilakukan diluar atau di dalam studio. Untuk pelaksanaan produksi yang bersifat record harus mengetahui secara pasti apakah materi yang akan diproduksi ada yang tersedia dalam bentuk rekaman audio atau seluruhnya baru akan diproduksi di dalam studio. Jika peralatan yang digunakan terbatas maka penyusunan naskah harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

c. Proses penulisan naskah program siaran radio

Secara garis besar langkah-langkah dalam proses penulisan naskah terdiri dari 4 hal yang saling berkaitan. Menurut Darmanto (1998:34-42) langkah–langkah dalam proses penulisan naskah yaitu:

(40)

25

Tahap perencanaan dalam penulisan naskah yaitu: a) Menentukan tema /topik materi yang akan dibahas.

Jika tema telah ditentukan maka langkah selanjutnya yaitu menentukan topik yang akan diangkat. Jika penjabaran tema dari sejumlah topik tidak relevan dengan program siaran maka perlu mncari topik lain. Penentuan topik mempengaruhi jenis format yang akan digarap.

b) Melakukan riset pendahuluan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mencari latar belakang informasi mengenai permasalahan yang akan ditulis.

c) Merumuskan masalah

Agar penulisan lebih terarah, maka diperlukan rumusan permasalahannya. Banyak sedikitnya hal-hal yang akan ditanyakan disesuaikan dengan durasi acara yang bersangkutan.

d) Menentukan tujuan program

Setiap program siaran harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Meskipun setiap jenis program sudah dengan sendirinya memuat segi tujuan yang harus dicapai, namun setiap program siaran harus memiliki tujuan yang jelas.

(41)

26

Adakalanya format sudah ditentukan terlebih dahulu oleh produser. Namun, jika order yang diterima belum menyebutkan jenis format, penulis dapat menentukan sendiri berdasarkan sifat permasalahan serta tujuan program yang hendak dicapai.

2) Tahap pra penulisan

a) Pengumpulan materi

Pada tahap ini pengumpulan materi merupakan tahap yang paling penting karena penulis harus mengetahui tempat-tempat yang diyakini menjadi sumber informasi berkaitan dengan tema/ topik yang akan ditulis. Jenis acara dan format penyajian juga akan mempengaruhi proses pengumpulan materi.

b) Menyeleksi materi

Menyeleksi materi diperlukan untuk memperhitungkan tingkat kesulitan teknis produksi dan durasi yang tersedia. Pembatasan durasi siaran seringkali berakibat tidak tersiarkannya seluruh materi yang telah dipilih.

c) Merencanakan pesan

Pada dasarnya pesan adalah suatu nilai yang dibuat oleh pembuat program dimaksudkan untuk diterima, dimengerti dan dipahami serta mempengaruhi perilaku pendengar. Pesan merupakan inti dari seluruh penyelenggaraan produksi program

(42)

27

siaran. Pusat dari seluruh program terletak pada pesan yang hendak disampaikan.

3) Pelaksanaan penulisan

Pada dasarnya penulisan naskah program radio ada 3 tahap yaitu membuat sinopsis, treatment dan full script. Namun seiring dengan kondisi yang ada dan waktu siaran yang sifatnya terus menerus penulis naskah program siaran langsung masuk ke tahap full script. 4) Evaluasi dan penulisan kembali

Naskah yang sudah jadi dibaca ulang dan dievaluasi. Jika berdasarkan hasil evaluasi naskah harus diperbaiki, maka perlu diadakan penulisan kembali. Namun kalau hasil evaluasi naskahnya sudah baik, tidak perlu diadakan penulisan naskah kembali.

5. Pengelolaan Program Siaran Radio

Menurut Masduki (2004: 20-21) strategi dalam kebijakan pengelolaan siaran radio terdiri dari 3 hal yang saling berkaitan diantaranya yaitu :

a. Segmenting, yaitu proses membagi-bagi atau mengelompokkan pendengar dalam kotak-kota psikografis-sosiografis yang lebih homogen (Rhenald Kasali,2000)

b. Targeting, yaitu proses memilih dan menyeleksi serta menjangkau potensi pendengar melalui program siaran yang tepat.

c. Positioning, yaitu strategi memasuki jendela otak pendengar dan strategi komunikasi pembentukan citra produk siaran dibenak pikiran pendengar.

(43)

28

Pendengar merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah siaran program radio. Tanpa adanya pendengar, siaran program radio tidak akan berguna. Kadangkala radio tidak berkorelasi dengan banyak sedikit atau aktif pasifnya pendengar, oleh karena itu memahami tipologi pendengar sangatlah penting bagi pengelola siaran (Masduki, 2004: 18). Pentingnya dalam memahami tipologi pendengar erat dalam menentukan perencanaan sebuah program acara, sehingga ini dapat menentukan sukses tidaknya radio tersebut. Menurut Masduki (2004) ada 4 macam tipologi pendengar yaitu :

a. Pendengar spontan

Pendengar spontan adalah pendengar yang secara keberulan mendengarkan radio. Mereka tidak ada rencana sebelumnya mendengarkan sebuah acara tertentu bahkan perhatian pendengar dapat beralih dengan mudah dengan aktivitas lain yang sedang dilakukan.

b. Pendengar pasif

Pendengar pasif adalah pendengar yang suka mendengarkan radio di waktu-waktu luang dan menjadikan radio sebagai teman disaat waktu luang sebagai sarana untuk menghibur diri.

c. Pendengar selektif

Pendengar selektif yaitu pendengar yang suka mendengrkan sebuah acara siaran tertentu pada jam-jam tertentu, sehingga mereka menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan acara tersebut.

(44)

29

Pendengar aktif yaitu pendengar yang mendengarkan radio dimanapun dan kapanpun mereka selalu dengarkan dan tak jarang mereka ikut aktif berinteraksi melalui telepon.

Menurut Morissan (2009: 231), strategi pengelolaan program siaran dibagi menjadi beberapa hal, antara lain :

a. Perencanaan Program

Pada dasarnya sebuah program yang disiarkan harus memiliki perencanaan yang matang. Perencanaan yang baik akan memberikan kelancaran pada tahap selanjutnya. Kelancaran dalam merencanakan sebuah program membawa dampak yang besar bagi proses produksi, penyiaran program dan mekanisme pengontrolan. Tanpa adanya perencanaan evaluasi sebuah program tidak dapat dilakukan.

Menurut JB. Wahyudi (1994: 73) untuk dapat membuat sebuah perencanaan yang baik maka dalam mengelola sebuah program siaran harus mengetahui :

1) Tujuan yang hendak dicapai 2) Situasi dan kondisi masa kini 3) Kemampuan yang dimiliki 4) Tantangan yang dihadapi 5) Hambatan yang ada

6) Strategi yang tepat untuk pelaksanaan

Berdasarkan hal tersebut, dalam pelaksanaan program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta menjadi bahan penelitian yang menarik karena dalam proses pembuatan program serta dalam

(45)

30

pengumpulan materi program membutuhkan strategi yang tepat sehingga dapat meminimalisir hambatan dan tantangan yang ada mengingat pembuatan program ini membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang banyak untuk itu perencanaan program diperlukan dalam setiap tahap pembuatannya.

Selain itu, hal-hal yang termasuk dalam perencanaan sebuah program yaitu :

1) Perencanaan siaran yang didalamnya termasuk produksi dan pengadaan materi siaran serta menyusun materi siaran tersebut menjadi sebuah program acara yang disiarkan baik harian, mingguan maupun bulanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

2) Perencanaan sarana dan prasarana yang ada.

3) Perencanaan administrasi yang didalamnya termasuk dana, tenaga dan pemasaran.

Perencanaan program dilakukan agar program siaran yang dibuat sesuai dengan apa karakteristik masyarakat target pendengar. Perencanaan program meliputi :

1) Pemilihan jenis program

Menurut Harley(2004:30) ada beberapa klasifikasi jenis program berdasarkan conten dan tujuannya yaitu :

(46)

31

Program pemberitaan ini berisi mengenai berita dan siaran diskusi seperti talkshow dan breaking news.

b) Program pendidikan

Program pendidikan merupakan program yang membahas seputar kebutuhan dunia pendidikan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melengkapi sumber belajar.

c) Program hiburan

Program hiburan adalah program yang disiarkan untuk kebutuhan hiburan seperti penyiaran lagu berdasar permintaan pendengar, kuis berhadiah, kirim salam, bernyanyi dan bercerita. 2) Perencanaan jadwal siaran

Dalam mengelola program radio mengatur format sangatlah penting karena menjadikan pribadi atau ciri khas radio tersebut dalam menarik minat pendengar. Untuk mendapatkan kesempurnaan produksi dan penyajian siaran, perlu dilakukan perencanaan siaran meliputi rencana siaran bulanan, rencana siaran mingguan, rencana siaran harian. Perencanaan secara umum melahirkan kebijakan tentang bagaimana alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu sebulan hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untuk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penayangan program.

(47)

32

Menurut Masduki (2004:48) cara menentukan acara dan perencanaan jadwal adalah sebagai berikut:

a) Kenali calon pendengar, pilih segmen pendengar paling potensial di suatu daerah dengan melakukan penelitian kebutuhan pendengar.

b) Rumuskan materi bentuk program

c) Menentukan format stasiun untuk menjamin konsistensi siaran kepada target pendengar. Format stasiun juga akan mengatur proporsi materi siaran.

d) Membangun citra radio dibenak pendengar untuk memperkuat jati diri dengan beragam cara.

Berdasarkan uraian di atas, Radio Edukasi yang mengusung format radio pendidikan sebelum membuat program-programnya, melakukan survey kebutuhan pendengar sehingga seluruh program yang ada dalam Radio Edukasi telah disesuaikan dengan kebutuhan pendengar. Selain itu, Radio Edukasi hadir dengan program-program pendidikan yang banyak disajikan dengan berbagai format. Untuk membangun citra Radio Edukasi yang cerdas, santun dan menghibur, Radio Edukasi membangun kemitraan dengan berbagai radio publik dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga dapat memperluas segmen pendengar.

Alokasi dan waktu siaran juga penting dalam sebuah pelaksanaan program radio. Pertimbangan untuk menentukan alokasi waktu siaran

(48)

33

ditentukan atas dasar perilaku pendengar (Masduki 2004:49), yaitu berdasarkan rotasi aktivitas mereka dalam satu hari dan kebiasaan istirahat pada jam tertentu, kesepakatan bersama pendengar yang digali melalui riset pendengar. Penjadwalan program seringkali terjadi perubahan. Perencanaan yang baik akan memudahkan perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan segera sehingga masalah yang terjadi dalam setiap perubahan perencanaan siaran dapat teratasi.

b. Produksi Program

Secara umum program radio diperoleh dari 4 sumber, yaitu jaringan antar stasiun, rekaman atau menyewa dari rumah produksi, produksi sendiri, dan pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya (Tommy,2006:15). Produksi program siaran radio adalah proses mentranfer naskah suara, menjadi suatu hasil nyata dari sebuah ide. Produksi siaran radio pada dasarnya juga merupakan paduan penciptaan gambar suara dengan rangkaian kata-kata, suara, musik dan sound efek menjadi kesatuan yang utuh yang mampu membangkitkan sugesti, emosi maupun imajinasi pendengarnya. Menurut Masduki (2004:51) ada dua bentuk proses produksi program yaitu:

1) On Air

On Air atau siaran live adalah produksi yang dilakukan secara langsung dari ruang siaran tanpa melalui proses pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis.

(49)

34 2) Off Air

Off Air atau siaran recording merupakan prduksi yang dilakukan di dalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahapan sampai sebuah paket program siap disiarkan. Menurut JB. Wahyudi (1994: 30) adapun tahapan dalam acara Off Air terdiri dari :

a) Pra produksi

Penemuan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau konsep dengan penuangan ide adalah inti dari tahap pra produksi. Pada tahap pra produksi ini dibagi kembali menjadi 2 hal yaitu perencanaan dan persiapan.

(1) Perencanaan

Perencanaan pada tahap pra produksi meliputi penuangan ide dan penulisan naskah. Konsep atau ide gagasan yang telah ditetapkan dan telah disepakati dituangkan dalam bentuk proposal program radio yang menjadi tanggung jawab produser. Dalam proposal tersebut diuraikan berbagai aspek mengenai konsep desain program yang akan diproduksi dalam sebuah acara program radio. Setelah ada konsep program, langkah selanjutnya adalah penulisan naskah. Naskah merupakan bagian dari hasil penuangan ide atau gagasan yang dikemas dalam bentuk menarik sesuai dengan desain program yang telah disepakati.

(50)

35 (2) Persiapan

Persiapan pada tahap pra produksi ini mencakup 2 hal yaitu persiapan perizinan seperti perizinan tempat liputan, termasuk surat menyurat dan segala bentuk proses administrasi yang dibutuhkan agar peliputan tidak terhambat. Selain perizinan, persiapan yang dilakukan yaitu persiapan peralatan. Peralatan menjadi bagian dari tahap pra produksi yang harus diperhatikan karena peralatan berguna untuk menunjang jalannya teknis program.

b) Produksi

Setelah tahap pra produksi selesai maka proses produksi dapat dilaksanakan. Proses produksi dilakukan dengan perekaman suara dari naskah menjadi bentuk rekaman suara yang dapat didengar oleh pendengar. Dalam tahap produksi harus memperhatikan beberapa hal yaitu :

(1) Kesesuaian jadwal selama bekerja (2) Pengelolaan alat yang digunakan (3) Pengelolaan kerabat kerja

(4) Kualitas suara hasil perekaman c) Pasca Produksi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari tahap proses produksi sebuah program radio. Tahap pasca produksi merupakan

(51)

36

serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah semua pengambilan suara dari semua materi dinyatakan selesai dan siap disiarkan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi yaitu editing dan mixing. Editing dan mixing ini berperan mengurangi dan menghilangkan noise yang terekam selama perekaman suara, selain itu menambahkan efek dan musik sebagai pelengkapnya. Pada tahap pasca produksi ini juga tak luput dari evaluasi kerja yang dilakukan sebagai bahan perbaikan dari hasil produksi yang dikerjakan.

Pada proses produksi diperlukan tim produksi yang mengatur jalannya proses produksi. Sifatnya sementara selama produksi berlangsung. Personel yang mendukung juga berasal dari unit kerja yang ada pada strukstur organisasi lembaga penyiaran. Setelah proses produksi selesai maka setiap personel kembali pada unit kerja asalnya (Djamal, 2011:101). Adapun tugas-tugas dari tim produksi antara lain :

1) Produser

- Bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan. - Menyediakan produk tepat pada waktunya. - Mengkoordinir tim produksi.

- Mengatur alur kerja tim produksi.

- Menyediakan semua keperluan tim produksi. - Menjadi jembatan tim dengan pihak lain.

(52)

37 2) Penulis Naskah

- Menyediakan naskah sebagai bahan produksi/bahan siaran. - Menyediakan bahan tepat pada waktunya.

- Memastikan keakuratan data dan pengayaan data melalui riset. 3) Reporter

- Mencari bahan di lapangan/luar kantor. - Menyediakan naskah siap baca.

- Menyampaikan laporan dari lapangan 4) Direktur Musik

- Menyediakan musik yang dibutuhkan. - Memberikan masukan musik yang tepat. - Melaksanakan tugas tersebut sesuai waktunya. 5) Operator Produksi

- Memproduksi sesuai perintah produser.

- Memiksing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar. - Mengerjakan dalam tempo sesuai keperluan tim

c. Eksekusi Program

Menurut Morrisan(2009:302), eksekusi program merupakan kegiatan mencakup penayangan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Penayangan program harus ditata dan disusun sesuai dengan jadwal siaran baik itu program siaran on air maupun off air. Seorang programer harus menganalisis dan memilah-milah bagian waktu

(53)

38

siaran untuk mendapatkan audien yang diinginkan karena pada jam berbeda maka audiennya pun juga berbeda-beda. Oleh karena itu pengelola program harus menyusun dan menata program sebaik mungkin. Hal tersebut dapat diamati pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran

Bagian Hari Audien Tersedia

Pagi Hari (06.00-09.00) Anak – anak, ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.

Jelang Siang (09.00-12.00) Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, dan karyawan yang bertugas secara bergiliran ( shift)

Siang Hari (12.00-16.00) Karyawan yang baru pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.

Sore Hari (Early Evening) (16.00-18.00) Hamper sebagian besar audien sudah berada di rumah.

Jelang waktu utama (Prime Acces) (19.00-20.00)

Seluruh audien tersedia pada waktu ini. Waktu utama (Prime Time) (20.00-23.00) Seluruh audien tersedia pada waktu ini

utamanya antara pukul 20.00-21.00. Namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak, para pensiunan dan mereka yang harus tidur lebih cepat agar dapat bangun pagi-pagi.

Jelang tengah malam (Late Fringe) (23.00-23.30)

Umumnya orang dewasa

Akhir Malam (Late Night) (23.30-02.00) Orang dewasa termasuk karyawan yang bertugas secara giliran(shift)

(Sumber: Peter K Pringle, Michael F.Starr, William E. McCavitt;Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991) dalam Morissan (2009:257)

Penyusunan program siaran juga perlu mempertimbangkan prime time, yaitu waktu terbaik bagi khalayak dalam menikmati acara siaran yang ditayangkan dalam waktu sehari. Setiap program acara yang disiarkan menurut segmen khalayak tertentu akan memiliki waktu prime time yang berbeda.

(54)

39

Suatu program dapat disusun dengan runtut, rinci, dan terarah karena adanya panduan dalam operasionalisasi siaran yang disebut sebagai format clock, yaitu pola atau pedoman terhadap isi acara berbentuk diagram yang terdiri dari unsur-unsur isi/item materi siaran, keterangan durasi ucapan penyiar, jumlah lagu, jumlah iklan, bentuk-bentuk insert, serta keterangan lainnya (Triartanto, 2010: 104).

Selain dalam hal memperhatikan ketersediaan audien atau masyarakat pendengar dan jam tayang sebuah program hal yang perlu diperhatikan lagi adalah persiapan sebelum melaksanakan eksekusi sebuah program. Dalam melaksanakan eksekusi program saat on air, terdapat dua konsep atau metode penyiar yaitu siaran sendiri dan siaran berdua atau lebih. Siaran sendiri yaitu penyiar bekerja sendirian baik bertutur, mengelola informasi, maupun mengoperasikan peralatan. Sedangkan siaran berdua atau lebih yaitu penyiar berpasangan baik dengan operator yang bekerja untuk mengoperasikan peralatan, maupun dengan sesama penyiar sehingga saling berbagi dalam bertutur atau melayani interaksi pendengar.

Setiap pelaksanaan siaran program, setiap penyiar dibekali dengan rencana siar yang diberikan oleh programmer. Menurut Theo Stokkink (1997: 33-34), lembar rencana siaran program memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menggabungkan acara suatu program ke dalam susunan acara, yaitu :

(55)

40 1) Judul.

2) Tanggal dan waktu rekaman dipersiapkan. 3) Tanggal dan waktu rencana penyiaran. 4) Nama reporter (penulis).

5) Rencana siaran itu sendiri untuk dibacakan oleh penyiar. 6) Beberapa kata pertama dan terakhir dalam rekaman. 7) Durasi rekaman.

Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap radio memiliki rencana siar yang berbeda-beda dalam sekali pelaksanaan siaran, begitu juga dengan Radio Edukasi. Rencana siar di Radio Edukasi diberikan kepada penyiar sebagai panduan dalam pelaksanaan program siaran sehingga dapat mempermudah proses siaran program.

d. Pengawasan dan Evaluasi Program

Menurut Menurut Terry dalam Wahyudi(1994:30), pengawasan adalah langkah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan agar hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.

Menurut Winardi dalam Ukri (http://bloggerukri.blogspot.com), pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah suatu upaya untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan,

(56)

41

menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik. Menurut Priangle dalam Morrissan (2009:314) dalam pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu: 1) Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran

2) Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku.

3) Memelihara catatan (record) program yang disiarkan.

4) Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program 5) Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. 6) Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah

dianggarkan.

Sasaran pengawasan menurut Donelly, Gibson, dan Ivan Cevich dalam JB.Wahyudi (1994:93) dilaksanakan meliputi tiga tahapan dalam pelaksanaan program yaitu pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil pekerjaan. Disetiap tahap tersebut dilakukan dengan pengawasan yang terdiri dari :

1) Pengawasan preventif

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum program dilaksanakan yaitu meliputi pengawasan dalam perencanaan program dan segala sesuatu yang dipersiapkan sebelum program dilaksanakan.

(57)

42 2) Pengawasan pengendalian

Pengawasan pengendalian adalah pengawasan yang dilakukan ketika program sedang dilaksanakan.

3) Pengawasan umpan balik

Pengawasan umpan balik adalah pengawasan yang dilakukan untuk mengevaluasi keseluruhan program yang telah dilaksanakan.

Di dalam pengawasan, kegiatan evaluasi juga dilakukan untuk penyiaran program-program yang telah disiarkan disebuah radio. Hal ini dilakukan untuk mengetahui minat pendengar yang merupakan umpan balik dari khalayak pendengar mengenai sejauh mana program yang disiarkan banyak diminati. Kegiatan evaluasi sebuah program radio dapat dilakukan secara continue minimal setahun sekali secara berkelanjutan.

C. Tinjauan Tentang Sejarah 1. Pengertian Sejarah

Menurut Woolver dan Scoot dalam Arif (2011:7) mendefinisikan sejarah sebagai suatu kajian tentang aktivitas manusia pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, social, agama, ilmu pengetahuan, dan hasil kreativitas seni. Definisi tersebut cenderung menempatkan sejarah sebagai kajian peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Menurut Kartodirdjo dalam Arif (2011:8) sejarah dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu dari sudut pandang subyektif dan sudut pandang

(58)

43

obyektif. Sudut pandang subyektif adalah suatu konstruksi atau bangunan yang disusun oleh sejarawan sebagai suatu cerita tentang suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada masa lampau. Sudut pandang obyektif yaitu merujuk pada kejadian atau peristiwa sejarah itu sendiri yaitu proses sejarah dalam aktualisasinya, terlepas dari subjek manapun.

Menurut Edward Harlott Carr dalam http://www.materisma.com, sejarah adalah suatu proses interaksi antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya;suatu dialog tiada henti-hentinyaantara masa sekarang dengan masa silam. Interaksi dalam pengertian ini ialah bahwa sejarawan merupakan orang yang akan merekonstruksi peristiwa sejarah. Untuk merekontruksi tersebut, maka sejarawan menggunakan fakta-fakta sebagai sumbernya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dapat diceritakan kembali oleh sejarawan yang akan merekonstruksi peristiwa sejarah tersebut dengan mengungkap fakta-fakta dan bukti-bukti peninggalan masa lampau sebagai sumbernya.

2. Tujuan Pengajaran Sejarah

Sejalan dengan taksonomi Bloom dalam I Gde Widja (1989:27-29) tujuan pengajaran sejarah dibedakan atas aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Dalam kaitannya dengan aspek pengetahuan biasanya ditekankan dengan aspek pengertian sebagai tindak lanjut dari aspek pengetahuan

(59)

44

tersebut. Adapun tujuan pengajaran sejarah menurut taksonomi Bloom yaitu sebagai berikut:

a. Aspek Pengetahuan

1) Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktu yang lampau baik eksternal maupun internal.

2) Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus dari peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.

3) Mengetahui pengetahuan tentang unsur perkembangan dari peristiwa masa lampau yang berlanjut dari periode satu keperiode berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa lampau dengan masa kini. 4) Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh social dan kultural

terhadap peristiwa sejarah.

5) Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa lampau bagi situasi masa kini dan dalam perspektifnya dengan situasi yang akan dating.

b. Aspek Pengembangan Sikap

1) Penumbuhan sikap menghargai kepentingan/kegunaan pengalaman masa lampau bagi hidup masa kini suatu bangsa.

2) Penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini dari masyarakat dimana mereka hidup yang adalah dari hasil masa lampau.

Gambar

Tabel 1. Tahapan produksi pembuatan program feature
Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran
Gambar  1.  Struktur  Kepanitiaan  Radio  Edukasi  YogyakartaPengarah
Gambar 2. Mixer yang digunakan untuk  proses penyiaran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun pertama ini selain pembentukan organisasi internal Senat Akademik, beberapa keputusan penting dan strategis telah ditetapkan seperti pemilihan anggota Majelis Wali

Titik berat bidang gabungan Mempersiapka n tugas dan mendiskusikan nya dalam kelompok Menyelesai kan permasalah an titik berat dan mendiskusi kannya Kemampuan dalam

Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada tanggung jawab, kerjasama dan kedisiplinan saat pembelajaran dengan memperoleh nilai

Daftar Mutasi Dokumen Kepemilikan Barang Milik Negara - S elain Tanah dan / atau B angunan adalah daftar yang memuat mutasi dokumen kepemilikan BMN selain tanah

Salah satu alternatif cara yang dapat digunakan dalam penelitian untuk mengetahui komoditi pertanian basis, komponen pertumbuhan pangsa wilayah komoditi pertanian

positif terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA SMA Negeri 5 Makassar pada materi pokok ikatan kimia Penulis menyarankan untuk guru bidang studi kimia untuk lebih kreatif

 Launching figure Presiden Soekarno di Madame Tussaud Bangkok pada tanggal 24 September 2012 Silahkan ikuti terus TAT Jakarta melalui website dan situs jejaring sosial kami

Yang terdiri dari bapak Subaryata S.H , bapak Maryono, dan ibu Sukesi Heruwati.Sumber daya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelayanan