• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan dan Evaluasi Program

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Telusur Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta

4. Pengawasan dan Evaluasi Program

Pengawasan dan evaluasi program yang dilakukan di sebuah stasiun radio pada umumnya sama. Tidak ada perbedaan yang mencolok. Biasanya

90

stasiun radio melakukan evaluasi setiap satu tahun sekali secara berkelanjutan. Radio Edukasi yang bernaung dibawah BPMRP pun juga melakukan pengawasan dan evaluasi yang sama. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 2 sebagai berikut:

“Kalau evaluasinya itu satu tahun untuk keseluruhan evaluasi pendengar, tapi kalau untuk evaluasi intern itu satu bulan sekali.”(CLW 2)

Berdasarkan pernyataan diatas, maka pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Radio Edukasi secara keseluruhan setiap satu tahun sekali dan melibatkan pendengar, sedangkan untuk evaluasi untuk pengelola(intern) radio dilakukan setiap satu bulan sekali.

Pengawasan siaran program di Radio Edukasi juga dilakukan setiap hari selama siaran itu berlangsung. Pengawasan tersebut dilakukan melalui pemantauan streaming dan hasil rekaman selama program disiarkan. Hal tersebut sesuai pernyataan Informan 1 sebagai berikut:

“Kita pakai pemantau. Jadi setiap siaran itu semuanya direkam dan itu pasti ada dokumennya atau waktu siaran itu sendiri kita pantau dan awasi juga dengan menggunakan streaming....”.(CLW 1)

Berdasar pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pengawasan yang dilakukan Radio Edukasi terhadap program yang disiarkan setiap harinya dapat dipantau dengan menggunakan jaringan steaming serta hasil rekaman siar. Untuk program Telusur Sejarah sendiri yang telah mengalami pergantian dari recorded ke live dapat ditemukan berbagai kendala dan permasalahan

91

setelah program tersebut di pantau dan dilakukan evaluasi secara berkelanjutan. Hal tersebut diungkapkan oleh informan 1 sebagai berikut:

“Nah, pas awal siar yang live itu banyak kekacauan soalnya beda karakter antara yang recorded dengan yang live. Mulai dari penyiar yang salah-salah baca, dia kurang siap padahal naskah sudah dipersiapkan seminggu sebelumnya, Trus dievaluasi sekarang sudah ada kemajuan dan kesalahan bisa diminimalisir.”(CLW 1)

Sejalan dengan pernyataan informan 1, hal serupa juga diungkapkan oleh informan 5 sebagai berikut:

“Untuk yang recorded tidak ada...live kendala secara signifikan juga tidak ada, tapi kadang-kadang namanya live kita kan membaca naskah itu yang kadang-kadang ada kata-kata yang baru. Sehingga ada kosakata yang baru sehingga kita harus jeli...Dari sisi penulisannya tidak bisa terbaca jadi membuat pusing saya dan hari menjelang siaran saya baru dapat, sebelumnya saya cek belum ada di sini belum dikirim dari bawah ( pengelola). Nah kan kita nanti tujuannya kalo ada kata-kata baru atau kosakata yang belum pernah kita ketahui kan saya bisa bertanya dulu kan? Nah klo tidak bisa seperti ini penulisannya tidak ada spasiyna sama sekali. Aku bingung jadinya. Ini nyata loh ini ini nyata loh.. ya akhirnya 20 menit menjelang itu masih belum ada. Saya membacanya mesti pelan otomatis jadi saya tidak maksimal.”(CLW 5)

Pernyataan lain juga diungkapkan oleh informan 6 adalah sebagai berikut:

“Kadang naskah ada yang penlisannya salah, kadang bacanya susah, soalnya ada istilah –istilah, dulu aku pernah suruh baca pantun sunda, kan logat sunda ga sama sama logat yang kita pakai sehari-hari, nah kadang ga ada cara bacanya kaya gitu, kalau ada yang salah ga bisa diulang atau diedit. Kalau record ga ada kendala.”(CLW 6)

92

Berdasarkan pernyataan informan 1, 5 dan 6 diatas dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi saat pelaksanaan program Telusur Sejarah baik recorded mapun live tidak ada. Program Telusur Sejarah live yang langsung dibacakan naskahnya oleh para penyiar terkadang menjadikan kendala yang dapat menimbulkan kesalahan baca sehingga tidak optimal dalam membawakan program Telusur Sejarah live.

C. Pembahasan

Program Telusur Sejarah merupakan salah satu pengembangan model pembelajaran yang disiarkan melalui Radio Edukasi. Berawal dari ide dasar yang mengembangkan potensi sejarah yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, program tersebut mengalami pergantian nama tiga kali berturut-turut, namun perubahan nama tersebut tidak mengubah esensi dari tujuan program yang telah ditetapkan, sehingga kini keberadaan program Telusur Sejarah telah menjangkau skala nasional yang mengulas topik dan materi sejarah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Format program Telusur Sejarah dikemas secara menarik dengan menggunakan feature yang menyajikan informasi sekaligus hiburan kepada masyarakat pendengar. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Menurut Ade Kusnandar dalam Innayah (2012) yang memberikan pengertian bahwa feature merupakan suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format, antara lain

93

wawancara, drama pendek, dokumenter atau fragmen bahkan musik atau puisi tergantung pada materi yang sedang dibahas.

Terkait dengan keilmuan Teknologi Pendidikan, pelaksanaan program Telusur Sejarah mencakup dalam lima kawasan yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi. Program Telusur Sejarah sebagai sumber belajar masyarakat yang membahas tentang sejarah dikembangkan dengan model sistem pembelajaran ADDIE yang dimulai dengan analisis kebutuhan, perancangan program, pengembangan program, pengimplementasian program dan evaluasi program. Analisis kebutuhan program Telusur Sejarah merupakan hasil survey kebutuhan pendengar dan diskusi perfokus dari beberapa programmer radio mitra yang berkeinginan dan membutuhkan program pendidikan yang bernuansa sejarah. Mereka memilih sejarah karena banyak peninggalan sejarah yang ada di sekitar kita yang sudah tidak terawat lagi bahkan orang pun lupa kisah sejarah yang ada di sekitarnya.

Pesan yang disampaikan melalui program Telusur Sejarah juga disesuaikan dengan karakteristik pebelajar atau segmentasi masyarakat pendengar yang dikemas secara menarik mengingat daya tahan pendengar hanya 15 menit. Adanya musik dan sound effek merupakan strategi untuk menarik minat pendengar selain itu strategi dalam penyampaian pesan pembelajaran juga dilakukan melalui kerja sama dengan radio mitra sehingga program Telusur Sejarah dapat dinikmati di seluruh wilayah Indonesia.

94

Pengembangan program dilakukan dengan mengembangkan program Telusur Sejarah dalam bentuk acara program radio. Pengembangan ini mencakup proses produksi program yang dimulai dari penulisan naskah, pengkajian, rekaman, preview dan ujicoba terbatas oleh para ahli. Pemanfaatan program dalam program Telusur Sejarah dimanfaatkan sebagai sumber belajar masyarakat terkait dengan materi sejarah yang ada di wilayah Indonesia dan pengelolaan program Telusur Sejarah merupakan eksekusi program yang telah dilaksanakan di Radio Edukasi dan beberapa mitra yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dilakukan secara live dan record. Evaluasi program Telusur Sejarah secara keseluruhan dilakukan setiap satu tahun sekali dengan melakukan monitoring atau pemantauan pelaksanaan siaran di Radio Edukasi dan radio mitra, dilakukan oleh pengelola Radio Edukasi, reporter, radio mitra.

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dijelaskan kembali secara rinci pada tiap-tiap tahap pelaksanaan program Telusur Sejarah yaitu sebagai berikut: