Setiawan Agung Wijayaguna RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang di ciptakan di daerah setempat
A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 1.1.1 Mengenal Karya Seni Murni Ciptaan Daerah
Setempat
Religius Teliti
Percaya Diri 1.1.2 Memahami karya seni lukis yang merupakan karya
seni murni daerah setempat
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Mengidentifikasi tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa murni yang diciptakan di daerah setempat
Memahami keunikan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni murni daerah setempat
Mendeskripsikan keunikan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni murni daerah setempat
C. MATERI AJAR
Seni rupa murni daerah setempat
Secaca garis besar seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan terapan.
Seni rupa murni adalah seni yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya tetapi untuk dinikmati keindahannya. Fungsinya sebagai pajangan dan tidak dapat digunakan untuk mempermudah hidup kita. Contoh seni rupa murni adalah lukisan, kaligrafi, dan patung.
Seni rupa terapan adalah seni yang diciptakan untuk digunakan sehari-hari namun tetap memiliki nilai estetika. Contoh dari karya seni rupa terapan adalah seni kriya dan seni arsitektur. Seni Rupa
Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk suatu karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.
Untuk memperoleh sebuah kesan yang dalam dari suatu karya seni rupa, diperlukan pengolahan konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika atau keindahan.
Seni rupa berdasarkan bentuk dan wujudnya dibagi menjadi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi.
1. Seni rupa dua dimensi (dwimatra) adalah karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar dan hanya dapat dilihat nilai estetiknya dari satu arah. Misalnya, lukisan, batik, foto, dan wayang kulit.
2. Seni rupa tiga dimensi (trimatra) adalah karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi dan dapat dilihat nilai estetiknya dari berbagai arah. Misalnya,
patung, meja, dan kursi.
Seni Lukis
Seni lukis adalah salah satu contoh seni rupa murni yang mengutamakan nilai estetika dari pada nilai guna. Pada umumnya sebuah karya seni lukis merupakan suatu gambaran atau ungkapan ekspresi dari seorang pelukis.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan.
Dalam karya seni lukis terdapat chirikas dan gaya yang berbeda, setiap pelukis memiliki aliran masing-masing, contoh: aliran romantisme, naturalis, klasik, realis, surealis, expresif, abstrak dll.
Salah satu seniman lukis indonesia yang terkenal yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman adalah Maestro Pelukis Indonesia berkaliber dunia yang beraliran romantisme. Beliau dilahirkan di Semarang dan wafat di Bogor. Bakat melukisnya mulai muncul sejak usia 10 tahun. Beliau pernah belajar melukis di Eropa. Ada satu lukisannya yang membuktikan rasa nasionalismenya yang tinggi, yaitu lukisan tentang peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1830.
Beliau telah memperoleh beberapa penghargaan, dua di antaranya adalah Bintang Ridder der Orde van de Eikenkoon (R.E.K.) dan Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia. D. METODE PEMBELAJARAN Saintifik Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan II
No Kegiatan Waktu Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
Guru memberikan apersepsi dengan beberapa pertanyaan tentang seni rupa Murni dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran seni rupa Murni yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari seni rupa Murni dalam kehidupan.
10 menit Religius
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang seni rupa Murni (seni Lukis) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa mengamati dan menganalisis karya seni lukis yang merupakan karya seni murni
Siswa secara individu mengamati dan menganalisis tentang keunikan karya seni lukis Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai keunikan karya seni lukis Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Siswa secara acak menyampaikan pengetahuan mereka terkait keunikan karya seni lukis Guru meluruskan persepsi dan memberikan
penguatan terhadap pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi terkait dengan karya seni lukis
60 menit Apresiatif, kreatif, percaya diri
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan
F. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
G. SUMBER BELAJAR/ ALAT/ BAHAN Buku teks/buku penunjang yang relevan Media
H. PENILAIAN Jenis Tagihan:
Hasil analisis karya seni Lukis Bentuk Instrumen:
Daftar Cek
Lembar pengamatan sikap Presentasi
LAMPIRAN 1. PENILAIAN Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Siswa
Religius Kreatif Percaya Diri
Rata-rata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3.
Rubrik Penilaian Sikap Religius
Rubrik Penilaian Sikap Kreatif
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Menggunakan bahasa yang berbeda dari teman
yang lain dalam menganalisis karya seni Lukis 2 Mampu menemukan unsur-unsur dalam karya seni
Lukis
3 Mampu mengungkapkan berbagai alas an dalam menganalisis karya seni lukis
pembelajaran yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang karya seni lukis yang merupakan karya seni murni
Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa bersama
Rubrik Skor
Selalu mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 1 Sering mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 3 Tidak pernah mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 4
Jumlah skor Rubrik Penilaian Sikap Percaya Diri
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Mengerjakan tugas individu tanpa mencontek
temannya
2 Berani mengemukakan hasil analisis terhadap karya seni Lukis
3 Berani membacakan hasil pekerjaannya terkait hasil analisis terhadap karya seni Lukis
Jumlah skor Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Rubrik penilaian hasil analisis siswa terhadap karya seni Lukis
No Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Ketapatan jenis aliran Lukis 2. Mampu mengungkapkan Bentuk
3. Mampu mengungkapkan berbagai unsur dalam karya seni Lukis
4. Mampu mengungkapkan prinsip yang terkandung dalam karya seni Lukis Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 5 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Sleman, 26 Juli 2016 Mengetahui,
Guru pembimbing Mahasiswa PPL
Ninik Suhartati, S.Pd Setiawan Agung Wijayaguna
Setiawan Agung Wijayaguna RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik seni rupa murni daerah setempat
A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 1.1.1 Memahami karya seni lukis yang merupakan karya
seni murni daerah setempat
Religius Teliti
Percaya Diri 1.1.2 Mendeskripsikan karya seni lukis ciptaan daerah
setempat dari berbagai aliran.
1.1.3 Mendeskripsikan teknik karya seni lukis ciptaan daerah setempat
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Memahami tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni murni daerah setempat
Memahami keunikan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni murni daerah setempat
Mendeskripsikan Karya Seni lukis Ciptaan Daerah Setempat dari berbagai aliran.
C. MATERI AJAR
Seni rupa murni daerah setempat
Secaca garis besar seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan terapan.
Seni rupa murni adalah seni yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya tetapi untuk dinikmati keindahannya. Fungsinya sebagai pajangan dan tidak dapat digunakan untuk mempermudah hidup kita. Contoh seni rupa murni adalah lukisan, kaligrafi, dan patung.
Seni rupa terapan adalah seni yang diciptakan untuk digunakan sehari-hari namun tetap memiliki nilai estetika. Contoh dari karya seni rupa terapan adalah seni kriya dan seni arsitektur. Seni Lukis
Seni lukis merupakan karya seni rupa berwujud dua dimensi yang dalam penciptaannya mengolah unsur titik, garis, bidang, tekstur, warna, gelap-terang, dan lain-lain melalui pertimbangan estetik.
Pada karya seni rupa purbakala, objek yang dipilih kebanyakan berupa bentuk manusia, flora, dan fauna. Karya seni lukis tradisional yang terdapat di Nusantara, antara lain lukisan kaca, lukisan di atas kain, lukisan batik, lukisan wayang beber, dan lukisan pada wayang kulit
(sungging). Di Sumbawa, tradisi lukisan dari nenek moyang terdapat pada nisan berukir, lukisan pada tiang, dinding rumah, dan sebagainya.
Dalam dunia seni lukis, ciri khas tiap-tiap lukisan dibedakan dalam suatu aliran, di antaranya adalah aliran realis, naturalis, impresionis, ekspresionis, abstrak, kubisme, dan pointilis.
Macam-macam aliran seni lukis 1. Klasik
Aliran klasik lahir pada zaman Renaisance abad ke-14. Masa itu merupakan awal mula kembalinya pandangan dan kekaguman kaum penguasa, bangsawan, dan istana kepada seni klasik Yunani dan Romawi. Adapun ciri-ciri aliran ini adalah: Penggambaran objek dibuat-buat dengan sendirinya, Menerapkan teknik dekoratif untuk memperoleh objek Objek lukisan terkesan indah dan sopan.
2. Romantisme
Aliran romantisme merupakan aliran seni lukis yang mengungkapkan sebuah kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik dan istimewa. Karya aliran romantisme cenderung kaku dan statis. Berikut ciri-ciri aliran romantisme : Tema kejadian yang mengenaskan, Ungkapan penuh gerak dan berlebihan, Cenderung didramatisir, Cenderung menggunakan warna-warna cerah.
3. Realis
Aliran realis cenderung menghasilkan karya yang mengungkapkan fenomena nyata yang terjadi di alam dan kehidupan yang dialami secara objektif. Aliran ini merupakan bentuk sanggahan terhadap aliran klasisme yang statis dan romantisme yang berlebihan. Berikut ciri-ciri aliran realis : Cenderung sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai dengan perbuatan alam, Tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni, Cenderung meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat menyerupai bentuk-bentuk aslinya.
4. Naturalis
Sesuai dengan namanya, aliran ini sangat memperhatikan keadaan alam. Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas. Ciri-ciri naturalisme antara lain : Tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi, Mengutamakan unsur-unsur keindahan sehingga hanya keadaan alam tertentu yang menjadi objek lukisan, Tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata, Cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif.
5. Ekspresif
Aliran seni lukis ini memandang dan mengungkapkan kebebasan jiwa sebagai dasar ungkapan yang ditungkan dalam sebuah kanvas. Dengan gaya seperti itu, aliran ini memiliki ciri-ciri : Mengutamakan tema berdasarkan kebebasan, Cenderung selalu memberikan efek yang bisa diambil dari kasat mata.
Merupakan aliran seni lukis yang sangat menampilkan sosok natural yang diolah menjadi sebuah objek dalam alam mimpi. Ciri-ciri : Seni surealisme memiliki keyakinan bahwa karena bebas dari aturan, pikiran cenderung lebih imajinatif dalam ide-ide yang dihasilkannya. Kebanyakan seniman yang melukis dalam bentuk surealis, menggunakan asosiasi bebas menggunakan salah satu dari dua metode berekspresi, Absolute Surrealism dan Veristic Surrealism.
7. Abstrak
Aliran seni lukis yang beranggapan bahwa dalam setiap gambarnya tidak ban yak bentuk yang tidak menyamai bentuk dari alam melainkan imajinasi dari sang seniman sendiri. Ciri-ciri : Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk-bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk-bentuk asli di alam.
8. Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri atau bentuk balok-balok untuk mendapatkan sensasi tertentu. Ciri-ciri : banyak memakai bidang ruang dan geometris
Macam-macam teknik dalam melukis 1. Teknik aquarel
Teknik aquarel adalah teknik melukis dengan menggunakan cat air dengan sapuan warna tipis sehingga menghasilkan warna transparan.
2. Teknik plakat
Teknik plakat yaitu teknik melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak, cat akrilik dengan sapuan warna yang tebal, sehingga menghasilkan warna yang padat dan menutup.
3. Teknik cat minyak
Teknik pengerjaan ini sering dikerjakan beberapa seniman dalam pameran seni lukis. Cara ini dikerjakan lebih bebas baik konvensional maupun nonkonvensional. Dapat dikerjakan dengan atau Iijn olie, atau yang nonkonvensional misalnya cat air tersebut dicampur dengan semen putih, pasir atau bahan eksperimen lainnya. Bahkan pelukis besar seperti Affandi melukis langsung dari tube cat tanpa bantuan kuas. Media yang digunakan adalah kanvas, kain blaco, kertas, karton, papan, dan kaca.
D. METODE PEMBELAJARAN Saintifik
Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan II
F. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
G. SUMBER BELAJAR/ ALAT/ BAHAN
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
Guru memberikan apersepsi dengan beberapa pertanyaan tentang seni rupa Murni dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran seni rupa Murni yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari seni rupa Murni dalam kehidupan.
10 menit Religius
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang seni rupa Murni (seni Lukis) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa mengamati dan menganalisis karya seni lukis
Siswa secara individu membuat tanggapan secara tertulis tentang keunikan karya seni lukis melalui aliran gaya
Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai keunikan karya seni lukis Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Siswa secara acak membacakan hasil pekerjaan masing-masing terkait tanggapan terhadap karya seni lukis
Guru meluruskan persepsi dan memberikan penguatan terhadap pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi terkait dengan karya seni lukis
60 menit Apresiatif, kreatif, percaya diri
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang karya seni lukis
Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa bersama
Buku teks/buku penunjang yang relevan Media
H. PENILAIAN Jenis Tagihan:
Hasil analisis karya seni Lukis Bentuk Instrumen:
Daftar Cek
Lembar pengamatan sikap Presentasi
LAMPIRAN 1. PENILAIAN Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Siswa
Religius Kreatif Percaya Diri
Rata-rata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3.
Rubrik Penilaian Sikap Religius
Rubrik Penilaian Sikap Kreatif
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Menggunakan bahasa yang berbeda dari teman
yang lain dalam menganalisis karya seni Lukis 2 Mampu menemukan unsur-unsur dalam karya seni
Lukis
3 Mampu mengungkapkan berbagai alas an dalam menganalisis karya seni lukis
Jumlah skor Rubrik Penilaian Sikap Percaya Diri
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Mengerjakan tugas individu tanpa mencontek
temannya
2 Berani mengemukakan hasil analisis terhadap karya seni Lukis
Rubrik Skor
Selalu mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 1 Sering mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 3 Tidak pernah mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 4
3 Berani membacakan hasil pekerjaannya terkait hasil analisis terhadap karya seni Lukis
Jumlah skor Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Rubrik penilaian hasil analisis siswa terhadap karya seni Lukis
No Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Ketapatan jenis aliran Lukis 2. Mampu mengungkapkan Bentuk
3. Mampu mengungkapkan berbagai unsur dalam karya seni Lukis
4. Mampu mengungkapkan prinsip yang terkandung dalam karya seni Lukis Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 5 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Sleman, 2 Agustus 2016 Mengetahui,
Guru pembimbing Mahasiswan PPL
Ninik Suhartati, S.Pd. Setiawan Agung Wijayaguna
Setiawan Agung Wijayaguna RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : VIII
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi jenis karya seni rupa trapan Nusantara
A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 1.1.1 Mengenal karya seni terapan Nusantara Religius
Teliti
Percaya Diri 1.1.2 Memahami karya seni batik yang merupakan karya
seni terapan Nusantara
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Mengidentifikasi tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan Nusantara Memahami keunikan dan teknik karya seni batik yang merupakan karya seni terapan
Nusantara
Mendeskripsikan keunikan dan teknik karya seni batik yang merupakan karya seni terapan Nusantara
C. MATERI AJAR
Seni rupa terapan Nusantara
Secaca garis besar seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan terapan.
1. Seni rupa murni (fine art), yaitu karya seni yang hanya untuk dinikmati nilai keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batiniah. Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni patung. 2. Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan
(fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan seharihari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, dan keramik.
Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra)
Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah adat, senjata tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.
Seni Batik
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Bendabenda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis
Daerah-daerah penghasil batik di Nusantara, antara lain sebagai berikut. A. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Jawa Tengah merupakan daerah penghasil kain batik terbesar di Nusantara. Batik Jawa Tengah memiliki corak yang khas dan sarat dengan filosofi. Daerah penghasil batik di Jawa Tengah yang paling menonjol adalah Pekalongan, Solo, dan Semarang. Pusat penghasil kain batik terkenal lainnya adalah Yogyakarta
1. Batik Yogyakarta dan Solo (Surakarta)
Sejarah batik Yogyakarta adalah pengembangan dari batik Solo. Hubungan dari kedua daerah tersebut sangat erat. Batik Yogyakarta dan Solo sarat filosofi dan lebih banyak didominasi warna cokelat dan biru tua. Ada sekitar 4.000 motif batik Yogyakarta, yang cukup terkenal, di antaranya adalah motif parang, babon angrem, dan wahyu tumurun. Motif batik Solo, antara lain sidomukti, sidoluruh, dan lereng.
2. Batik Pekalongan dan Semarang
Batik Pekalongan memiliki ciri pesisir dengan corak ragam hias alami. Corak ragam hiasnya banyak mendapat pengaruh dari Cina yang dinamis dan kaya akan warna. Batik Pekalongan banyak didominasi warna cerah, hijau, kuning, merah, dan merah muda, serta didominasi motif bunga (buketan). Batik Semarang banyak didominasi warna cokelat, kuning, hijau, dan hitam dengan motif alam, seperti bunga, dedaunan, dan burung.
B. Jawa Timur
Jawa Timur termasuk daerah penghasil batik, antara lain Madura, Tulungagung, Pacitan, Ponorogo, Mojokerto, Tuban, dan lain-lain. Batik Madura mengandalkan corak bunga yang unik dengan pola daun-daunan. Di daerah ini terdapat beberapa motif batik tertua, yaitu ramok, sebar jagab, rumput laut, okel, dan panji lintrik. Warna yang digunakan kebanyakan diambil dari bahan alam dengan warna yang mencolok.
C. Jawa Barat
Daerah penghasil batik di Jawa Barat, antara lain Cirebon dan Tasikmalaya. Batik Cirebon memiliki kekhasan sendiri, yaitu motif mega mendung yang kaya akan warna seperti cokelat, ungu, biru, hijau, merah, dan hitam. Batik Tasikmalaya yang sangat
terkenal adalah batik sarian yang merupakan kumpulan beberapa motif gabungan dari motif kumeli, rereng, burung, kupu-kupu, dan bunga. Batik tulis khas Tasikmalaya banyak
menggunakan warna dasar merah, kuning, ungu, biru, hijau, dan sogan. Motifnya lebih banyak natural (alam).
D. Bali
Daerah penghasil batik di Bali, antara lain Gianyar dan Denpasar. Corak batik Bali banyak kesamaan gaya dengan batik di Jawa. Namun batik Bali menggunakan warna-warna yang lebih cerah.
E. Sumatra
Daerah penghasil batik Sumatra antara lain Padang (Sumatra Barat) dan Jambi. Padang terkenal dengan batik tanah liek. Bahan pewarna batik Sumatra umumnya berasal dari bahan-bahan alami, termasuk akar-akaran yang dicampur tanah liat sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
F. Kalimantan
Salah satu penghasil batik terkenal di Kalimantan adalah Banjarmasin
(Kalimantan Timur). Kain batik yang digunakan adalah berjenis santung, katun, sutra, yuyur, dan satin. Batik Banjarmasin memiliki motif yang bervariatif dan banyak mengambil objek alam. Motif-motif batik Banjar, antara lain berbentuk irisan daun pudak, daun bayam, dan jamur kecil.
D. METODE PEMBELAJARAN Saintifik
Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan I
No Kegiatan Waktu Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
Guru memberikan apersepsi dengan beberapa pertanyaan tentang seni rupa terapan dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran seni rupa terapan yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari seni rupa terapan dalam kehidupan.
10 menit Religius
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
F. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
G. SUMBER BELAJAR/ ALAT/ BAHAN Buku teks/buku penunjang yang relevan Media
H. PENILAIAN Jenis Tagihan:
Hasil analisis karya seni Lukis Bentuk Instrumen:
Daftar Cek
Lembar pengamatan sikap Presentasi
LAMPIRAN 1. PENILAIAN Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Siswa
Religius Kreatif Percaya Diri
Rata-rata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang seni rupa terapan (seni batik) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa mengamati dan menganalisis karya seni batik yang merupakan karya seni terapan Siswa secara individu mengamati dan
menganalisis tentang keunikan karya seni batik Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai keunikan karya seni batik Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Siswa secara acak menyampaikan pengetahuan mereka terkait keunikan karya seni batik Guru meluruskan persepsi dan memberikan
penguatan terhadap pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi terkait dengan karya seni batik
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang karya seni batik yang merupakan karya seni terapan Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya Guru dan siswa mengakhiri proses
pembelajaran dengan berdoa bersama
2. 3.
Rubrik Penilaian Sikap Religius
Rubrik Penilaian Sikap Kreatif
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Menggunakan bahasa yang berbeda dari teman
yang lain dalam menganalisis karya seni Lukis 2 Mampu menemukan unsur-unsur dalam karya seni
Lukis
3 Mampu mengungkapkan berbagai alas an dalam menganalisis karya seni lukis
Jumlah skor Rubrik Penilaian Sikap Percaya Diri
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Mengerjakan tugas individu tanpa mencontek
temannya
2 Berani mengemukakan hasil analisis terhadap karya seni Lukis
3 Berani membacakan hasil pekerjaannya terkait hasil analisis terhadap karya seni Lukis
Jumlah skor Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Rubrik penilaian hasil analisis siswa terhadap karya seni Lukis
No Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Ketapatan jenis aliran Lukis 2. Mampu mengungkapkan Bentuk
3. Mampu mengungkapkan berbagai unsur dalam karya seni Lukis
4. Mampu mengungkapkan prinsip yang
Rubrik Skor
Selalu mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 1 Sering mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 3 Tidak pernah mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 4
terkandung dalam karya seni Lukis Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 5 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Sleman, 31 Juli 2016 Mengetahui,
Guru pembimbing Mahasiswa PPL
Ninik Suhartati, S.Pd Setiawan Agung Wijayaguna
Setiawan Agung Wijayaguna RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : VIII
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan Nusantara
A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 1.1.1 Memahami karya seni batik yang merupakan karya
seni terapan Nusantara
Religius Teliti
Percaya Diri 1.1.2 Mendeskripsikan karya seni batik Nusantara dari
berbagai motif.
1.1.3 Mendeskripsikan karya seni batik Nusantara dari berbagai teknik.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Memahami tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni batik yang merupakan karya seni terapan Nusantara
Mendeskripsikan karya seni batik Nusantara dari berbagai motif. Mendeskripsikan karya seni batik Nusantara dari berbagai teknik.
C. MATERI AJAR
Seni rupa terapan Nusantara
Secaca garis besar seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan terapan.
3. Seni rupa murni (fine art), yaitu karya seni yang hanya untuk dinikmati nilai keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batiniah. Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni patung. 4. Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan
(fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan seharihari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, dan keramik.
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Bendabenda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.
Motif-motif batik
Ada ribuan motif batik yang telah diciptakan oleh para pengrajin dan seniman di Indonesia. Ribuan motif batik tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok batik Indonesia yaitu 1. Motif Batik Parang Motif batik ini sudah dikenal sejak Mataram Kartasura. Motif batik
parang memiliki nilai filofosi yang tinggi berupa petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.Batik Parangpun
menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.Batik parang dimasa lalu merupakan hadiah dari bangsawan kepada anak-anaknya.Contohnya: Parang Klitik dan Parang Rusak.
2. Motif Batik Geometri. Motif Batik Geometris adalah motif-motif batik yang ornamen-ornamennya merupakan susunan geometris.Ciri ragam hias motif batik geometris ini adalah motif tersebut mudah dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang disebut satu “raport”.
Contohnya: Gambir Saketi, Limaran, Sriwedari, dan Tirta Reja.
3. Motif Batik Banji. motif ini memiliki makna keteraturan dalam kehidupan atau kunci perhiasan yang terkunci rapat, contohnya: Banji Bengkok.
4. Motif Batik Tumbuh-tumbuhan Melanjar.Motif ini memiliki makna bahwa kesinambungan antara manusia dan alam yang indah dan harmonis, contohnya: Cokrak-cakrik, Luwung Klewer, Semen Yogya.
5. Motif Batik Tumbuh-tumbuhan air. Motif ini menggambarkan peran tumbuhan air dalam kehidupan manusia, contohnya: Ganggong, Ganggong Sari.
6. Motif Batik Bunga.Motif bunga dan daun secara sederhana berartikan suatu keindahan, kecantikan, dan kebahagiaan.Motif yang sederhana seperti dedaunan. Motif ini dapat berarti sebagai wahyu Tuhan untuk menggapai suatu cita-cita. Seperti kenaikan pangkat,
penghargaan, kehidupan yang baik, dan rizki yang berlimpah. Contohnya: Kembang Kenikir, Truntum.
7. Motif Batik Satwa dalam kehidupannya.Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Figur-figur binatang yang ada pada batik memiliki makna yang dalam dan
berbeda-beda, misalnya figur burung yang menggambarkan suatu kebebasan, figur gajah yang memiliki arti kekuatan yang besar, dan lain sebagainya.Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Contohnya: Gringsing, Sido Mukti.
1. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
3. Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih D. METODE PEMBELAJARAN
Saintifik Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan II
No Kegiatan Waktu Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
Guru memberikan apersepsi dengan beberapa pertanyaan tentang seni rupa terapan dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran seni rupa terapan yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari seni rupa terapai dalam kehidupan.
10 menit Religius
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang seni rupa terapan (seni batik) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa mengamati dan menganalisis karya seni batik
Siswa secara individu membuat tanggapan secara tertulis tentang keunikan karya seni batik dari berbagai motif
Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai keunikan karya seni batik Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Siswa secara acak membacakan hasil pekerjaan masing-masing terkait tanggapan terhadap karya seni batik
Guru meluruskan persepsi dan memberikan penguatan terhadap pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi terkait dengan
60 menit Apresiatif, kreatif, percaya diri
F. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
G. SUMBER BELAJAR/ ALAT/ BAHAN Buku teks/buku penunjang yang relevan Media
H. PENILAIAN Jenis Tagihan:
Hasil analisis karya seni Lukis Bentuk Instrumen:
Daftar Cek
Lembar pengamatan sikap Presentasi
LAMPIRAN 1. PENILAIAN Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Siswa
Religius Kreatif Percaya Diri
Rata-rata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3.
Rubrik Penilaian Sikap Religius
Rubrik Penilaian Sikap Kreatif
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 karya seni batik
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang karya seni batik
Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa bersama
10 menit Religius
Rubrik Skor
Selalu mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 1 Sering mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 3 Tidak pernah mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 4
1 Menggunakan bahasa yang berbeda dari teman yang lain dalam menganalisis karya seni batik 2 Mampu menemukan unsur-unsur dalam karya seni
batik
3 Mampu mengungkapkan berbagai alas an dalam menganalisis karya seni batik
Jumlah skor Rubrik Penilaian Sikap Percaya Diri
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Mengerjakan tugas individu tanpa mencontek
temannya
2 Berani mengemukakan hasil analisis terhadap karya seni batik
3 Berani membacakan hasil pekerjaannya terkait hasil analisis terhadap karya seni batik
Jumlah skor Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Rubrik penilaian hasil analisis siswa terhadap karya seni Lukis
No Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Ketapatan jenis aliran batik 2. Mampu mengungkapkan Bentuk
3. Mampu mengungkapkan berbagai unsur dalam karya seni batik
4. Mampu mengungkapkan prinsip yang terkandung dalam karya seni batik Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 5 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Sleman, 7 Agustus 2016 Mengetahui,
Guru pembimbing Mahasiswan PPL
Ninik Suhartati, S.Pd Setiawan Agung Wijayaguna
Setiawan Agung Wijayaguna RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : VII
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi jenis karya seni rupa trapan Daerah setempat
A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 1.1.1 Mengenal karya seni terapan Daerah setempat Religius
Teliti
Percaya Diri 1.1.2 Memahami karya seni lukis yang merupakan karya
seni terapan Daerah setempat
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Mengidentifikasi tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan Daerah setempat
Memahami keunikan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Daerah setempat
Mendeskripsikan keunikan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Daerah setempat
C. MATERI AJAR
Seni rupa terapan Daerah setempat
Secaca garis besar seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan terapan.
Seni rupa murni adalah seni yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya tetapi untuk dinikmati keindahannya. Fungsinya sebagai pajangan dan tidak dapat digunakan untuk mempermudah hidup kita. Contoh seni rupa murni adalah lukisan, kaligrafi, dan patung.
Seni rupa terapan adalah seni yang diciptakan untuk digunakan sehari-hari namun tetap memiliki nilai estetika. Contoh dari karya seni rupa terapan adalah seni kriya dan seni arsitektur. Seni Rupa
Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk suatu karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.
Untuk memperoleh sebuah kesan yang dalam dari suatu karya seni rupa, diperlukan pengolahan konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika atau keindahan.
Seni rupa berdasarkan bentuk dan wujudnya dibagi menjadi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi.
3. Seni rupa dua dimensi (dwimatra) adalah karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar dan hanya dapat dilihat nilai estetiknya dari satu arah. Misalnya, lukisan, batik, foto, dan wayang kulit.
4. Seni rupa tiga dimensi (trimatra) adalah karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi dan dapat dilihat nilai estetiknya dari berbagai arah. Misalnya,
patung, meja, dan kursi.
Seni Lukis Terapan
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
Seni lukis terapan yang ada di indonesia dapat di jumpai di berbagai daerah seperti antara lain lukisan kaca, lukisan di atas kain, lukisan batik, lukisan wayang beber, dan lukisan pada wayang kulit (sungging) masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri.
Seni lukis merupakan karya seni rupa berwujud dua dimensi yang dalam penciptaannya mengolah unsur titik, garis, bidang, tekstur, warna, gelap-terang, dan lain-lain melalui pertimbangan estetik. D. METODE PEMBELAJARAN Saintifik Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan II
No Kegiatan Waktu Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai
F. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
G. SUMBER BELAJAR/ ALAT/ BAHAN Buku teks/buku penunjang yang relevan Media
H. PENILAIAN Jenis Tagihan:
Hasil analisis karya seni Lukis Bentuk Instrumen:
Daftar Cek
Lembar pengamatan sikap pelajaran.
Guru memberikan apersepsi dengan beberapa pertanyaan tentang seni rupa terapan dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran seni rupa terapan yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari seni rupa terapan dalam kehidupan.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang seni rupa terapan (seni lukis) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa mengamati dan menganalisis karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Siswa secara individu mengamati dan
menganalisis tentang keunikan karya seni lukis Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai keunikan karya seni lukis Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Siswa secara acak menyampaikan pengetahuan mereka terkait keunikan karya seni lukis Guru meluruskan persepsi dan memberikan
penguatan terhadap pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi terkait dengan karya seni lukis
60 menit Apresiatif, kreatif, percaya diri
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya Guru dan siswa mengakhiri proses
pembelajaran dengan berdoa bersama
Presentasi
LAMPIRAN 1. PENILAIAN Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Siswa
Religius Kreatif Percaya Diri
Rata-rata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3.
Rubrik Penilaian Sikap Religius
Rubrik Penilaian Sikap Kreatif
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Menggunakan bahasa yang berbeda dari teman
yang lain dalam menganalisis karya seni Lukis 2 Mampu menemukan unsur-unsur dalam karya seni
Lukis
3 Mampu mengungkapkan berbagai alas an dalam menganalisis karya seni lukis
Jumlah skor Rubrik Penilaian Sikap Percaya Diri
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Mengerjakan tugas individu tanpa mencontek
temannya
2 Berani mengemukakan hasil analisis terhadap karya seni Lukis
3 Berani membacakan hasil pekerjaannya terkait hasil analisis terhadap karya seni Lukis
Jumlah skor Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Rubrik penilaian hasil analisis siswa terhadap karya seni Lukis
Rubrik Skor
Selalu mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 1 Sering mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 3 Tidak pernah mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 4
No Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Ketapatan jenis aliran Lukis 2. Mampu mengungkapkan Bentuk
3. Mampu mengungkapkan berbagai unsur dalam karya seni Lukis
4. Mampu mengungkapkan prinsip yang terkandung dalam karya seni Lukis Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 5 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Sleman, 28 Juli 2016 Mengetahui,
Guru pembimbing Mahasiswa PPL
Ninik Suhartati, S.Pd Setiawan Agung Wijayaguna
Setiawan Agung Wijayaguna RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : VII
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat
A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 1.1.1 Memahami karya seni lukis yang merupakan karya
seni terapan Daerah setempat
Religius Teliti
Percaya Diri 1.1.2 Mendeskripsikan karya seni lukis Daerah setempat
dari berbagai aliran gaya.
1.1.3 Mendeskripsikan karya seni lukis Daerah setempat dari berbagai teknik.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Memahami tentang keunikan gagasan dan teknik karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Daerah setempat.
Mendeskripsikan karya seni lukis Daerah setempat dari berbagai aliran gaya. Mendeskripsikan karya seni lukis Daerah setempat dari berbagai teknik.
C. MATERI AJAR
Seni rupa terapan daerah setempat
Secaca garis besar seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan terapan.
5. Seni rupa murni (fine art), yaitu karya seni yang hanya untuk dinikmati nilai keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batiniah. Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni patung. 6. Seni rupa terapan (applied art), yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan
(fungsional) sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan seharihari secara materi, misalnya furnitur, tekstil, dan keramik.
Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
3. Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra)
Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
4. Karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimatra)
Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah adat, senjata tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.
Seni Lukis Terapan
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
Seni lukis terapan yang ada di indonesia dapat di jumpai di berbagai daerah seperti antara lain lukisan kaca, lukisan di atas kain, lukisan batik, lukisan wayang beber, dan lukisan pada wayang kulit (sungging) masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri.
Seni lukis merupakan karya seni rupa berwujud dua dimensi yang dalam penciptaannya mengolah unsur titik, garis, bidang, tekstur, warna, gelap-terang, dan lain-lain melalui pertimbangan estetik.
Dalam dunia seni lukis, ciri khas tiap-tiap lukisan dibedakan dalam suatu aliran, di antaranya adalah aliran realis, naturalis, impresionis, ekspresionis, abstrak, kubisme, dan pointilis.
Macam-macam aliran seni lukis 9. Klasik
Aliran klasik lahir pada zaman Renaisance abad ke-14. Masa itu merupakan awal mula kembalinya pandangan dan kekaguman kaum penguasa, bangsawan, dan istana kepada seni klasik Yunani dan Romawi. Adapun ciri-ciri aliran ini adalah: Penggambaran objek dibuat-buat dengan sendirinya, Menerapkan teknik dekoratif untuk memperoleh objek Objek lukisan terkesan indah dan sopan.
10. Romantisme
Aliran romantisme merupakan aliran seni lukis yang mengungkapkan sebuah kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik dan istimewa. Karya aliran romantisme cenderung kaku dan statis. Berikut ciri-ciri aliran romantisme : Tema kejadian yang mengenaskan, Ungkapan penuh gerak dan berlebihan, Cenderung didramatisir, Cenderung menggunakan warna-warna cerah.
11. Realis
Aliran realis cenderung menghasilkan karya yang mengungkapkan fenomena nyata yang terjadi di alam dan kehidupan yang dialami secara objektif. Aliran ini merupakan bentuk
sanggahan terhadap aliran klasisme yang statis dan romantisme yang berlebihan. Berikut ciri-ciri aliran realis : Cenderung sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai dengan perbuatan alam, Tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni, Cenderung meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat menyerupai bentuk aslinya.
12. Naturalis
Sesuai dengan namanya, aliran ini sangat memperhatikan keadaan alam. Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas. Ciri-ciri naturalisme antara lain : Tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi, Mengutamakan unsur-unsur
keindahan sehingga hanya keadaan alam tertentu yang menjadi objek lukisan, Tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata, Cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif.
13. Ekspresif
Aliran seni lukis ini memandang dan mengungkapkan kebebasan jiwa sebagai dasar
ungkapan yang ditungkan dalam sebuah kanvas. Dengan gaya seperti itu, aliran ini memiliki ciri-ciri : Mengutamakan tema berdasarkan kebebasan, Cenderung selalu memberikan efek yang bisa diambil dari kasat mata.
14. Surealis
Merupakan aliran seni lukis yang sangat menampilkan sosok natural yang diolah menjadi sebuah objek dalam alam mimpi. Ciri-ciri : Seni surealisme memiliki keyakinan bahwa karena bebas dari aturan, pikiran cenderung lebih imajinatif dalam ide-ide yang dihasilkannya.
Kebanyakan seniman yang melukis dalam bentuk surealis, menggunakan asosiasi bebas menggunakan salah satu dari dua metode berekspresi, Absolute Surrealism dan Veristic Surrealism.
15. Abstrak
Aliran seni lukis yang beranggapan bahwa dalam setiap gambarnya tidak ban yak bentuk yang tidak menyamai bentuk dari alam melainkan imajinasi dari sang seniman sendiri. Ciri-ciri : Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.
16. Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri atau bentuk-bentuk balok-balok untuk mendapatkan sensasi tertentu. Ciri-ciri : banyak memakai bidang ruang dan geometris
Macam-macam teknik dalam melukis 4. Teknik aquarel
Teknik aquarel adalah teknik melukis dengan menggunakan cat air dengan sapuan warna tipis sehingga menghasilkan warna transparan.
5. Teknik plakat
Teknik plakat yaitu teknik melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak, cat akrilik dengan sapuan warna yang tebal, sehingga menghasilkan warna yang padat dan menutup.
6. Teknik cat minyak
Teknik pengerjaan ini sering dikerjakan beberapa seniman dalam pameran seni lukis. Cara ini dikerjakan lebih bebas baik konvensional maupun nonkonvensional. Dapat dikerjakan dengan atau Iijn olie, atau yang nonkonvensional misalnya cat air tersebut dicampur dengan semen putih, pasir atau bahan eksperimen lainnya. Bahkan pelukis besar seperti Affandi melukis langsung dari tube cat tanpa bantuan kuas. Media yang digunakan adalah kanvas, kain blaco, kertas, karton, papan, dan kaca.
Saintifik Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan II
No Kegiatan Waktu Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
Guru memberikan apersepsi dengan beberapa pertanyaan tentang seni rupa terapan dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran seni rupa terapan yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari seni rupa terapan dalam kehidupan.
10 menit Religius
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang seni rupa terapan (seni lukis) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa mengamati dan menganalisis karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Siswa secara individu mengamati dan
menganalisis tentang keunikan karya seni lukis Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai keunikan karya seni lukis Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Siswa secara acak menyampaikan pengetahuan mereka terkait keunikan karya seni lukis Guru meluruskan persepsi dan memberikan
penguatan terhadap pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi terkait dengan karya seni lukis
60 menit Apresiatif, kreatif, percaya diri
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang karya seni lukis yang merupakan karya seni terapan Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya
F. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
G. SUMBER BELAJAR/ ALAT/ BAHAN Buku teks/buku penunjang yang relevan Media
H. PENILAIAN Jenis Tagihan:
Hasil analisis karya seni Lukis Bentuk Instrumen:
Daftar Cek
Lembar pengamatan sikap Presentasi
LAMPIRAN 1. PENILAIAN Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Siswa
Religius Kreatif Percaya Diri
Rata-rata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3.
Rubrik Penilaian Sikap Religius
Rubrik Penilaian Sikap Kreatif
No Aspek Pengamatan
Skor 1 2 3 4 1 Menggunakan bahasa yang berbeda dari teman
yang lain dalam menganalisis karya seni Lukis 2 Mampu menemukan unsur-unsur dalam karya seni
Lukis
3 Mampu mengungkapkan berbagai alas an dalam menganalisis karya seni lukis
Jumlah skor Rubrik Penilaian Sikap Percaya Diri
No Aspek Pengamatan Skor
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa bersama
Rubrik Skor
Selalu mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 1 Sering mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 2 Kadang-kadang mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 3 Tidak pernah mencontek ide teman pada saat mengerjakan tugas 4
1 2 3 4 1 Mengerjakan tugas individu tanpa mencontek
temannya
2 Berani mengemukakan hasil analisis terhadap karya seni Lukis
3 Berani membacakan hasil pekerjaannya terkait hasil analisis terhadap karya seni Lukis
Jumlah skor Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Rubrik penilaian hasil analisis siswa terhadap karya seni Lukis
No Aspek yang Dinilai Tingkat capaian kinerja
1 2 3 4 5
1. Ketapatan jenis aliran Lukis 2. Mampu mengungkapkan Bentuk
3. Mampu mengungkapkan berbagai unsur dalam karya seni Lukis
4. Mampu mengungkapkan prinsip yang terkandung dalam karya seni Lukis Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 5 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10 = skor akhir
Sleman, 5 Agustus 2016 Mengetahui,
Guru pembimbing Mahasiswa PPL
Ninik Suhartati, S.Pd Setiawan Agung Wijayaguna
Setiawan Agung Wijayaguna Gambar bentuk pertemuan ke1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : VII
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Satandar Kompetensi : 2 Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa Kompetensi Dasar : 2.1 Menggambar bentuk dengan objek karya seni rupa
terapan tiga dimensi dari daerah setempat A. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter Siswa Yang Diharapkan 2.1.1 Memahami pengertian dan teknik menggambar
bentuk
Religius Teliti
Percaya Diri 2.1.2 Membuat gambar bentuk benda Geometris sesuai
dengan karakter benda
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat:
Mendeskripsikan cara menggambar bentuk
Membuat gambar bentuk benda Geometris dengan cermat dan kreatif sesuai dengan karakter benda
C. MATERI AJAR
A.
Menggambar Bentuk
Menggambar merupakan proses pengungkapan gagasan seseorang melalui bahasa gambar.
Menggambar bentuk adalah cara menggambar dengan meniru objek dan mengutamakan
kemiripan rupa. Semakin mendekati kemiripan rupa, berarti gambar bentuk yang dibuat semakin sempurna. Objek gambar bentuk bisa dari benda-benda mati, flora, fauna, manusia, atau alam sekitar.
B.
Menggambar Bentuk Tiga Dimensi
Ditinjau dari jenis benda yang akan digambar, menggambar bentuk tiga dimensi terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut
Benda kubistis adalah benda-benda yang bentuknya menyerupai bangun kubus (balok). Misalnya, meja, kursi, lemari, bak sampah, kotak pensil, kulkas, dan sebagainya.
2. Menggambar bentuk benda silindris
Benda silindris adalah benda-benda yang bentuknya menyerupai silinder (elips). Misalnya, botol, gelas, piring, mangkuk, teko, dan sebagainya.
3. Menggambar bentuk benda bebas
Benda yang memiliki bentuk bebas adalah bendabenda yang bentuknya tidak beraturan. Misalnya, buahbuahan, pepohonan, batu-batuan, dan benda-benda alam lainnya.
C.
Prinsip Menggambar Bentuk
Untuk dapat menggambar bentuk dengan baik dan benar, diperlukan pengetahuan dan penguasaan terhadap prinsip-prinsip dan langkah kerjanya. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
1. Proporsi
Suatu benda tersusun dari satu kesatuan berdasarkan ukuran antara bagian satu dengan bagian lainnya. Kesebandingan, keseimbangan, atau kesesuaian bentuk dan ukuran suatu benda antara bagian yang satu dengan bagian yang lain itulah yang dinamakan proporsi. Dengan menggunakan proporsi yang tepat, maka gambar benda yang dihasilkan akan tampak wajar. Jika gambar yang dibuat tidak sesuai dengan proporsi maka akan terkesan janggal. Perhatikan Gambar 2.4 berikut.
Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Gambar bentuk yang baik harus memerhatikan komposisi sehingga gambar yang dibuat dapat menghasilkan kesan yang seimbang, menyatu, berirama, dan selaras.
3. Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah suatu penggambaran objek yang memberikan kesan adanya kesatuan unsur-unsur yang terpadu. Kesatuan artinya keterpaduan dari bagian-bagian gambar, tidak terkesan terbelah atau terpisah. Perhatikan Gambar 2.6 berikut.
4. Perspektif
Benda yang letaknya lebih dekat dengan pandangan mata, tampak lebih besar ukurannya bila dibandingkan dengan benda-benda yang letaknya jauh dari pandangan mata. Semakin jauh benda tersebut maka akan hilang dari pandangan mata (menuju suatu titik), misalnya saat melihat rel kereta api. Sesungguhnya rel kereta api itu besarnya sama, tetapi karena kesan pandangan mata, rel tersebut akan semakin menyempit dan menuju ke satu titik. Jadi,
perspektif adalah penggambaran objek berdasar kesan pandangan mata. Perspektif yang baik
akan dapat menimbulkan kesan ruang tiga dimensi dalam bentuk gambar. Bila benda yang digambar tidak menggunakan kaidah perspektif maka akan terkesan janggal. Perhatikan Gambar 2.9 berikut.
Sinar yang jatuh pada suatu benda (baik sinar yang jatuh secara langsung atau tidak langsung) akan menimbulkan efek terang di satu sisi dan bayangan (gelap) di sisi yang lain. Perhatikan Gambar 2.10 di samping.
D.
Alat dan Bahan untuk Menggambar Bentuk
Peran alat dan bahan sangat menentukan untuk menghasilkan gambar bentuk yang baik. Alat dan bahan untuk menggambar bentuk dapat dibedakan berdasarkan
penggunaan medianya, yaitu sebagai berikut.
1. Media kering
Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam keadaan kering. Praktik penggunaannya digoreskan langsung pada permukaan bidang gambar. Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.
Pensil, merupakan alat tulis yang sangat penting untuk membuat sketsa gambar (objek).
Untuk merancang sebuah gambar bentuk dapat digunakan pensil keras (hard), misalnya pensil HB. Coretan yang dihasilkan pensil HB tidak terlalu terang sehingga sangat cocok untuk merancang sket awal sebelum tahap penyempurnaan gambar (finishing). Tahap berikutnya menggunakan pensil lunak (2B, 3B, 4B, 5B, dan 6B). Pensil jenis B ini memiliki sifat lunak dan hasilnya lebih pekat sehingga cocok untuk teknik blok, arsir, atau dussel. Krayon, memiliki sifat padat dan lunak sehingga cocok untuk membuat gambar blok dan
gradasi (kesan semburan warna).
Spidol, terdiri atas beragam pilihan warna. Sesuai untuk menggambar dengan teknik
arsir atau blok.
Konte, merupakan sejenis pensil dari bahan lunak berwarna hitam pekat, sering untuk
membuat gambar gradasi atau benda-benda bertekstur halus.
Drawing pen, alat menggambar yang sering digunakan untuk teknik arsir dan blok.
2. Media basah
Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam keadaan basah. Bahan warnanya tersimpan dalam bentuk tube, botol, atau kaleng. Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.
Cat air, dapat digunakan menggambar dengan campuran air atau tanpa menggunakan
air.
Cat poster (cat plakat), memiliki kemiripan dengan cat air, tetapi lebih padat dan lebih pekat sehingga sangat cocok untuk teknik blok.
Tinta bak, biasa juga dinamakan tinta Cina, terbuat dari bahan cair pekat. Sangat cocok
untuk menggambar teknik blok atau siluet.
Cat minyak (acrylic), untuk menggambar dengan menggunakan bidang gambar berupa
kain.
Ecolin, terbuat dari bahan cair dengan berbagai warna. Sangat cocok untuk teknik blok, arsir, atau gradasi warna.
E.
Teknik Menggambar Bentuk
Setiap orang memiliki teknik yang berbeda dalam menggambar bentuk. Teknik-teknik yang bisa digunakan dalam menggambar bentuk, antara lain sebagai berikut.
1. Teknik arsir
Teknik arsir dibuat dengan cara menorehkan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis-garis berulang yang menimbulkan kesan gelap-terang, gradasi, atau kesan dimensi.
Cat poster, Cat minyak (acrylic), Tinta bak, Cat air, Ecolin 2. Teknik sapuan basah (aquarel)
Teknik sapuan basah dapat menggunakan bahan dengan campuran air di atas kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak.
3. Teknik dussel (gosok)
Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte. 4. Teknik siluet (blok)
Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan siluet (blok).
5. Teknik pointilis
Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk objek.
D. METODE PEMBELAJARAN Saintifik
Ceramah Diskusi Unjuk kerja
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan I
No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa 1. Kegiatan Awal (10 Menit)
Guru membuka pembelajaran seni budaya (rupa) dengan mengucapkan salam, mengabsen, dan
mengajak siswa berdoa sebelum memulai pelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan beberapa
pertanyaan tentang gambar bentuk dan mengajak peserta didik mengingat kembali pembelajaran yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari mempelajari ganbar bentuk.
2. Kegiatan Inti (60 Menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Siswa mengamati dan memahami materi tentang pengertian, prinsip, teknik, alat dan media dalam menggambar bentuk yang di sampaikan oleh guru. Siswa mengamati contoh prosedur dalam membuat
gambar bentuk yang di sampaikan oleh guru dengan cara mendemonstrasikannya.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Siswa secara individu membuat gambar bentuk berupa bentuk geometris sederhana dengan teknik dan prosedur yang tepat (bentuk kubistis, silindris, kerucut).
Siswa membuat gambar bentuk benda geometis (contoh botol air mineral yang memiliki bentuk dasar silindris).
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Peserta didik mengumpulan tugas gambar bentuk benda geometris.
Teliti, Percaya diri
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran materi gambar bentuk yang telah berlangsung
Guru membuat simpulan tentang materi gambar