• Tidak ada hasil yang ditemukan

garam kompleks dan garam rangkap.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "garam kompleks dan garam rangkap.pdf"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK Pembuatan Kompleks Tembaga (Cu)

Kamis, 5 April 2014 Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050 Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Kiki Sukirman Ira Nurpialawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014

(2)

ABSTRAK

Telah dilakukan pembuatan kompleks cu yakni Pembuatan garam cupri amonium Sulfat dan garam tetraamintembaga(II)sulfat monohidrat dengan menggunakan metode pemanasan serta menggunakan beberapa bahan antara lain 4.9 gram CuSO4 pentahidrat, 2.6 gram aluminium

sulfat, dilarutkan dengan , aquades 100ml sementara pembuatan garam

tetraamintembaga(II)sulfat monohidrat menggunakan 8 ml amoniak 15M, air 5 ml, 4. 3 gram CuSO4, ethanol. Didapatkan larutan berwarna biru dan larutan putih tanpa Kristal.

PENDAHULUAN

Beberapa senyawa yang dikristalkan dari arutan airnya, Kristal ionnya memebentuk hidrat. Hidrat merupakan zat yang rumus molekulnya mengandung sejumlah molekul air. Pada hidrat CuSO4. 5H2O empat molekul H2O berhubungan dengan tembaga ion kompleks [Cu (H2O)4]2+ dan

yang kelimadengan SO42- melalui ikatan hydrogen. Kemungkinan lain untuk membentuk hidrat

ialah bahwa molekul air dapat bergabung dengan posisi tertentu pada Kristal pada tetapi tidak berhubungan dengan kation dan aion tertentu. (Petrucci, 1985: 202)

Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air dalam struktur kimianya. Hidrat biasanya terjadi pada padatan ionic seperti NaCl, CuSO4. Hal ini dikarenakan pada

strukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya diperlukan air H2O (UIN Alaudin Makasar.

2012).

Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom ion pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom ion pusat itu. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruang yang tersedia sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat)( Shevla . 1990: 95).

Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial elektrodanya positif (+ 0,34 V) untuk

pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun

(3)

Bilangan koordinasi untuk ion tembaga dalam [Cu(NH3)4]2+adalah 4. Kristal CuCl2. 6H2O

dan kristal CuSO4. 5H2O adalah kristal yang berhidrat atau mengikat air, sehingga jika dilarutkan dalam pelarut air akan menyebabkan kristal Cu2+berhidrat menjadi lebih banyak dilingkupi oleh air (proses sulvasi), sehingga pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan sulit dan berlangsung lambat. Namun apabila kristal berhidrat tersebut dilarutkan dalam pelarut yang mengikat hidrat, seperti alkohol 96%, maka proses pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan lebih mudah dan berlangsung cepat. Ammonia merupakan ligan netral yang penting yang membentuk kompleks dengan ion logam (Imeng. 2011).

Ion logam tembaga di alam digunakan dalam banyak reaksi-reaksi kimia termasuk penggunaan oksigen. Tembaga dapat dengan mudah mengalami reaksi redoks dengan satu elektron dan mampu menghasilkan sebuah kation donor π,Cu+, yang mana tidak radikal. Oleh karena itu, tembaga sangat penting dalam pengikatan dioksigen juga dalam aktivasidioksigen. Tingkat oksidasi Cu lebih tinggi tidak dapat dimanfaatkan, hanya tingkat oksidasi Cu+dan Cu2+yang penting dalam sistem biologi. Tembaga dalam metalloprotein dan metaloenzim memegang peranan dalam protein hanya melalui ligan rantai sampingnya (ligan donor N, O, atau S). Tembaga dalam sistem biologi muncul relatif lambat dalam evolusi darikehidupan. Dengan berjalannya waktu, organisme menggabungkan tembaga dalam sistemnya, dengantelah mengembangkan sistem protein tersebut menjadi kompleks (Hidayati. 2010).

Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari perpindahankerapatan elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara ion logam danligan, sehingga terbent uk ikatan pemberi-penerima elektron. Keadaan-keadaanantara mungkin saja terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Proses pembentukan ikatan antara pemberi- penerima elektron tersebut dapat dituliskan dengan persamaan :M + :L ↔ M:LDimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki pasangan electron (Zacky, Muhammad. 2012.)

(4)

Alat dan bahan yang digunakan : gelas kimia 100-200ml, gelas ukur, thermometer,cawan porslen, kaca arloji, pengaduk kaca kaki tiga dan kasa pembakar spirtus pipet tetes dan tabung reaksi 4 buah, 4.9 gram CuSO4 pentahidrat, 2.6 gram aluminium sulfat, 8 ml amoniak 15M, air 5 ml, 4. 3

gram CuSO4, ethanol

Pembuatan garam cupri amonium Sulfat a. Larutkan 4. 9 gram CuSO4.5H2O

b. Masukkan 2.6 gram amonium sulfat dan larutkan dengan 100 ml air c. Panaskan larutan sampai padatan larut sempurna

d. Diamkan pada suhu ruangan sampai terbentuk Kristal dan saring e. Keringkan Kristal dioven dan timbang

Pembuatan garam tetraamintembaga(II)sulfat monohidrat

a. 8 ml amoniak 15 M ditambahkan air 5 ml diamkan sampai menjadi kristal

b. Timbang 4.3 gram CuSO4 masukan kedalam kristal amoniak tambahkan 8 ml etanol

secara perlahan lahan

c. Tutup dengan kaca arloji dan dinginkan menggunakan icebath d. Diaduk sesekali agar pengendapan sempurna

e. Saring dan cuci dengan amoniak 5 ml f. Cuci lagi beberapa kali dengan ethanol g. Saring dan keringkan, kemudian timbang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan 2 komplek tembaga yang pertama Kompleks cupri aluminium sulfat dan tetraamintembaga(II)sulfat monohidrat.

Percobaan yang pertama adalah pembuatan garam rangkap kupriammonium sulfat. Ammonium sulfat ditimbang 2.6 gram dan CuSO4 ditimbang 4.9 gram. Ammonium sulfat dan CuSO4 selanjutnya dilarutkan dalam 100 ml aquades sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru terang dan dipanaskan sampai semua benar-benar larut. Dan didiamkan selama 2 hari namun tidak terdapat endapan atau pengkristalan. Sehingga dilakukan pemanasan sampai

(5)

larutan setengahnya namun masih tidak dapat endapan diduga karena pada penambahan air yang lebih banyak sehingga mngganggu terbentuknya kompleks menurut Imeng (2011) Bilangan koordinasi untuk ion tembaga dalam [Cu(NH3)4]2+adalah 4. Kristal CuCl2. 6H2O dan kristal

CuSO4. 5H2O adalah kristal yang berhidrat atau mengikat air, sehingga jika dilarutkan dalam pelarut air akan menyebabkan kristal Cu2+ berhidrat menjadi lebih banyak dilingkupi oleh air

(proses sulvasi), sehingga pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan sulit dan berlangsung lambat. Namun apabila kristal berhidrat tersebut dilarutkan dalam pelarut yang mengikat hidrat, seperti alkohol 96%, maka proses pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan lebih mudah dan berlangsung cepat. Ammonia merupakan ligan netral yang penting yang membentuk kompleks dengan ion logam. Sehingga dapat dipastikan pembuatan kompleks cupri amonium Sulfat ini gagal. Begitu juga pada garam kompleks tetraamin tembaga(II)sulfat monohidrat tidak terdapat Kristal setelah penambahan air pada amoniak pekat.

KESIMPULAN

Kegagalan percobaan kompleks Cu baik garam cupri amonium Sulfat maupun tetraamintembaga(II)sulfat monohidrat dikarenakan penambahan air yang terlalu banyak dimana kristal Cu2+ berhidrat menjadi lebih banyak dilingkupi oleh air (proses sulvasi), sehingga pembentukan senyawa kompleks Cu (II) akan sulit dan berlangsung lambat.

REFERENSI

Shevla, 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Petrucci, Ralp H. 1985. Kimia Dasar : Prinsip dan terapan Modern. Erlangga. Jakarta.

Imeng 2011. Penentuan bilangan koordinasi kompleks tembaga (II). Diakses dari

http://22imeng10.files.wordpress.com/2011/09/laporan-lengkap-percobaan-3.pdf . pada tanggal 4 mei 2014.

(6)

Zacky, Muhammad. 2012. Pembuatan garam kompleks dan garam rangkap. Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/87731829/PEMBUATAN-GARAM-KOMPLEKS-DAN-GARAM-RANGKAP pada tanggal 4 Mei 2014.

Hidayati. Dkk. 2010. Karakterisasi kompleks senyawa cu (II) glisin dengan menggunakan spketrokopi u.v-vis dan ft-ir. Diakses dari http://fmipa.unmul.ac.id/pdf/103 pada tanggal 4 mei 2014.

UIN Alaudin Makasar. 2012. Laporan Praktikum Hidrasi air. Diakses dari

http://www.slideshare.net/AsrianiBuhariNoni/laporan-lengkap-hidrasi-air-klpk-1-gol1

Referensi

Dokumen terkait

“Pra Rencana Pabrik Natrium Sulfat Dari Garam dan Asam Sulfat dengan Proses Garam – Asam Sulfat (Mannheim)”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas yang.. diberikan sebagai salah

Percobaan terakhir adalah perbandingan sifat garam tunggal dengan garam rangkap dan garam kompleks,sedikit Kristal kupri sulfat anhidrit dilarutkan dalam 3 ml aquades menghasilkan

Kompleks merupakan suatu senyawa yang ligannya (ion, molekul/ atom donor Kompleks merupakan suatu senyawa yang ligannya (ion, molekul/ atom donor elektronnya)

Pembuatan kompleks Cu dibuat dengan melakukan dua langkah pembuatan garam yaitu pertama pembuatan garam cupri ammonium sulfat dan kedua pembuatan garam tetraamina coper (II)

Dalam senyawa kompleks atom pusat atau ion logam bertindak sebagai asam lewis yaitu yang akan menerima pasangan elektron sedangkan ligan berperan sebagai basa lewis yaitu yang

Pada langkah pembuatan garam kedua yaitu garam tetraamina coper(II) sulfat monohidrat, saat larutan amoniak yang sangat pekat yaitu dengna konsentrasi sebesar 15 M dimasukkan ke

Suatu kompleks didefinisikan sebagai ion yang tersusun dari atom Suatu kompleks didefinisikan sebagai ion yang tersusun dari atom  pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah

iv PEMBENTUKAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS INKLUSI MINYAK DAUN CENGKEH DAN EUGENOL DENGAN GARAM MONO-6-DEOKSI-6-AMONIUM-β- SIKLODEKSTRIN KLORIDA Oleh Pande Putu Diah Suci Laksmi,