• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bronko Pneumonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bronko Pneumonia"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BRONKOPNEUMONIA

MYSKE MONA TRESNALIA BAKARA (0761050178)

PEMBIMBING : dr. LEOPOLD SIMANJUNTAK. Sp A

(2)
(3)

ANATOMI PARU

• Paru-paru terdiri dari ribuan tabung (bronkus) yang terbagi lagi menjadi jalan nafas yang lebih kecil (bronkiolus), dan berakhir pada kantung- kantung yang kecil, yang disebut alveoli.

• Alveoli ini mengandung kapiler-kapiler dimana di tempat tersebut terjadi pertukaran antara 02 dan CO2.

(4)
(5)

PENDAHULUAN

 Pneumonia sampai saat ini masih tercatat sebagai penyebab kesakitan dan kematian utama pada balita.

 Menurut WHO, hampir 1 dari 5 balita di negara

berkembang meninggal disebabkan oleh

pneumonia.

 Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri).

 Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang disebut dengan bronkopneumonia

(6)

Ketika seseorang terjangkit pneumonia, pus dan cairan akan mengisi alveoli, baik pada satu paru maupun kedua paru, yang akan mengganggu penyerapan oksigen, sehingga menimbulkan kesulitan bernafas.

(7)

EPIDEMIOLOGI

 Setiap tahun, lebih dari 2 juta anak meninggal karena pneumonia, berarti 1 dari 5 orang balita meninggal di dunia.

 Menurut laporan WHO, lebih dari 50% kasus pneumonia berada di Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika.

 Pada penelitian kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, pneumonia menduduki tempat ke 2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare.

 Bronkopneumonia sering terjadi pada bayi dan anak kecil.

(8)

DEFENISI

 Bronkopneumonia

adalah peradangan akut parenkim paru – paru yang berasal dari

suatu infeksi yang biasanya dimulai dengan infeksi bronkus/bronkiolus, kemudian meluas ke alveolus sekitarnya (descending infection)

(9)

BRONKOPNEUMONIA

Bercak-bercak infiltrat yang terbentuk adalah bercak-bercak yang difus, mengikuti pembagian dan penyebaran bronkus dan ditandai dengan adanya daerah-daerah konsolidasi terbatas yang mengelilingi saluran-saluran nafas yang lebih kecil.

(10)

KLASIFIKASI PNEUMONIA

Berdasarkan Sumber Infeksi

• Pneumonia yg didapat di masyarakat (Community-acquired pn.) • Pneumonia yg didapat di RS (Hospital-acquired pn. ) • Pneumonia aspirasi

• Pne. Immunocompr. host

Berdasarkan Kuman penyebab Pneum. bakterial • Pneum. atipikal • Pneum. ok virus • Pneum. ok jamur / patogen lainnya Berdasarkan Predileksi / tempat infeksi • Pneumonia lobaris (lobar pneumonia) • Bronchopneumonia • Pneum interstisial (interstisial pneumonia)

(11)

MO Penyebab Berdasarkan Usia

• Lahir – 21 hari – Streptococcus group B – E. colli – Listeria monocytogenes • 3 minggu – 3 bulan – Chlamydia trachomatis – Streptococcus pneumonia – Virus Adeno – Virus Influenza – Virus Parainfluenza 1,2,3

– Respiratory Synctial virus

(RSV) • 4 bulan – 5 tahun – Chlamydia pneumoniae – Mycoplasma pneumoniae – Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenzae – Virus Adeno – Virus Influenza – Virus Parainfluenza – Virus Rino – RSV • 5 tahun – remaja – Mycoplasma pneumoniae – Chlamydia pneumoniae – Streptococcus pneumoniae

(12)

FAKTOR NON INFEKSI

 Bronkopneumonia

Hidrokarbon

 Terjadi oleh karena

aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung

(zat hidrokarbon seperti : minyak tanah, bensin dan

pelitur)  Bronkopneumonia Lipoid  Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, menganggu mekanisme menelan, pemberian makanan

(13)

PEMBAGIAN PNEUMONIA SECARA HISTOPATOLOGIS  Lobaris  Nekrotisasi  Lobular  Interstisiel http://www.icyou.com/topics/lungs/histopathology-lung-bronchopneumonia

(14)

UNICEF/ WHO, Pneumonia: The Forgotten Killer of Children, 2006.

(15)

ETIOLOGI BRONKOPNEUMONIA

(16)

16

APA SAJA YANG DAPAT MELEMAHKAN SISTIM PERTAHANAN SALURAN PERNAPASAN

TERSEBUT ?

 Daya tahan tubuh yang menurun  Malnutrisi energi protein (MEP)  Penyakit menahun

 Faktor iatrogenik ; trauma paru  Anestesia

 Aspirasi

(17)

SISTEM PERTAHANAN SALURAN PERNAPASAN

Susunan anatomis rongga hidung

Jaringan limfoid di naso-oro-faring

Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret liat yang dikeluarkan oleh sel sel epitel tersebut

Refleks batuk

Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi

Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional

Fagositosis , aksi enzimatik dan respons imunohumoral terutama dari imunoglobulin A ( IgA )

(18)

1. stadium kongesti

2. Stadium hepatisasi merah

3. Stadium hepatiasi kelabu

4. Stadium resolusi

kapiler melebar & kongesti

Lobus padat, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar

lobus masih tetap padat & warna pucat kelabu

eksudat berkurang

PATOFISIOLOGI

(19)

MANIFESTASI GEJALA KLINIK

 Demam (39 – 40°C)  Kejang

 Gelisah  Dispnu

 Pernapasan cuping hidung

 Sianosis disekitar hidung dan mulut  Muntah dan diare

(20)

GAMBARAN KLINIS

 Hidung tersumbat

 Rewel/irritabel

 Nasu makan kurang

 Demam (39°C)  Gelisah  Distress pernapasan (grunting,pernapasan cuping hidung, retraksi supraklavikuler,interkostal dan subkostal, takikardi, takipnu)

 Demam  Menggigil  Gelisah  Pernapasan cepat  Batuk  Sianosis sekitar mulut

(21)

PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi : retraksi otot epigastrik, interkostal,

suprasternal

 Palpasi : vocal fremitus suara melemah  Perkusi : redup

 Auskultasi : bunyi bronkial, crakles (ronki

basah nyaring halus atau sedang) +/+, wheezing -/-,

(22)

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala klinis berikut:

 TRIAS BRONKOPNEUMONIA:

1. Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping

hidung dan retraksi dinding dada.

2. Demam dengan suhu 39-40oC

3. Ronkhi basah, halus, nyaring (crackles)

 Gambaran darah menunjukkan leukositosis,

biasanya 15.000-40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri dan peningkatan LED.

 Foto thoraks menunjukkan gambaran infiltrat difus.

Sectish Theodore C, Prober Charles G. Nelson Textbook of Pediatrics : “Pneumonia”. Edisi ke-17. Saunders. 2004.

(23)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Darah perifer lengkap  AGD  Urin lengkap  Pemeriksaan sputum  Kultur darah  Serologi  Biakan kuman  Uji resistensi  Foto thoraks  Tes mantoux

(24)

FOTO THORAKS

Bronkopneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada

kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

(25)

DIAGNOSIS BANDING

 Bronkiolitis

 Hanya pada penderita usia < 2 tahun

Disebabkan oleh virus, tersering adalah respiratory

synctial virus.

 Perjalanan singkat (48-72 jam)

 Gambaran klinis tanpa disertai kenaikan suhu atau

hanya subfebris, sesak napas disertai serangan batuk, pada pemeriksaan terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan mengi (wheezing).

 Asma Bronkial  TBC Paru

(26)

PATOGEN PENYEBAB PNEUMONIA PADA ANAK BERVARIASI TERGANTUNG :

 Usia

 Status imunologis

 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat,

polusi udara)

 Status imunisasi

(27)

PROGNOSIS

 pemberian antibiotik

yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat dturunkan.  Anak dengan malnutrisi energi protein dan pengobatan yang terlambat menunjukkan mortalitas yang tinggi

(28)

KOMPLIKASI

 Empiema torasis

 Perikarditis purulenta  Pneumotoraks

 Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis

purulenta

(29)

PENCEGAHAN

 Personal hygine  Menggunakan masker  Penyuluhan kepada masyarakat  Vaksinasi  Vaksinasi campak  Vaksinasi Hib  Vaksinasi pneumococcus  Vaksinasi DTP

(30)

PENATALAKSANAAN

 Antibiotik merupakan drug of choice untuk

kuman yang dicurigai

 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

pemilihan terapi :

 Kuman yang dicurigai atas dasar klinis,

etiologis dan epidemiologis

 Berat ringannya penyakit

 Riwayat pengobatan sebelumnya serta

respon klinis

(31)

 Antibiotika yang dianjurkan untuk pengobatan

adalah kotrikomoksasol dan amoksisilin

 Polifarmasi terdiri dari Penisilin 50.000 U/

kgBB/hari ditambah Chloramphenicol 50-75 mg/kgBB/hari atau dengan antibiotik spektrum luas (misalnya: Ampisilin 100 mg/kgBB/hari).

 Pemberian O2 2-4 liter/menit (nasal)

 Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila

perlu perinfus). Infus dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1+KCl meq/500 cc cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, status dehidrasi

(32)

KESIMPULAN

 Berdasarkan pembagian pneumonia secara

anatomi, bronkopneumonia merupakan

pneumonia lobularis.

 Bronkopneumonia merupakan peradangan

pada paru dimana proses peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal.

(33)

KESIMPULAN

 Bronkopneumonia lebih sering menyerang

bayi dan anak. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik.

 Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering

bronkopneumonia pada bayi dan anak yaitu

Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae type B.

(34)

KESIMPULAN

Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala klinis berikut:

 TRIAS BRONKOPNEUMONIA:

1. Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping

hidung dan retraksi dinding dada.

2. Demam dengan suhu 39-40oC

3. Ronkhi basah, halus, nyaring (crackles)

 Gambaran darah menunjukkan leukositosis,

biasanya 15.000 - 40.000/mm3 dengan

pergeseran ke kiri dan peningkatan LED.

 Foto thoraks menunjukkan gambaran infiltrat difus.

(35)

KESIMPULAN

 Patofisiologi pneumonia berdasarkan urutan

stadiumnya, yaitu:

1. Stadium kongestif

2. Stadium hepatisasi merah 3. Stadium hepatisasi kelabu 4. Stadium reolusi

 Antibiotik yang diberikan sedini mungkin,

dapat memotong perjalanan penyakit sehingga stadium khas yang telah diuraikan sebelumnya tidak terjadi.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Kartasasmita CB. September 2010. Pneumonia Pembunuh Balita, Ka Divisi

Respirologi Departemen Kesehatan Anak, FK Padjajaran Indonesia. PhD

disertation Catholic University of Leuven, Faculty of Medicine.

 Sectish TC, Prober CG. Pneumonia. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM,

Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders 2008

 Rahajoe,et al. 2012. Pneumonia. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi

Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI

 Konsensus pneumonia. Diunduh dari

www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/...

 Warsa UC. Streptococcus Pneumoniae. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Edisi Revisi. Jakarta. Badan Penerbit Binarupa Aksara.

 Pudjiadi,et al. 2010. Pneumonia.Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1.

Jakarta. Badan Penerbit IDAI

Unicef/WHO. 2006. Penumonia The Forgotten Killer of Children

Ranuh I.G.N. Suyitno Hariyono, dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia.

Gambar

FOTO THORAKS

Referensi

Dokumen terkait

Refraktori umumnya berada dalam bentuk oksida sehingga memiliki kestabilan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa material refraktori memiliki reaktifitas kimia yang

Pemberian motif batik yang berbeda antara tampilan dalam dan luar ini bertujuan untuk memberi pilihan motif kepada konsumen agar bisa digunakan secara bergantian sesuai

Hubungan daya terhadap putaran diperlihatkan pada Grafik 2, dimana kurva menunjukkan berbagai putaran dengan daya yang dihasilkan, bisa dilihat dalam Grafik 2 bahwa

Adapun masalah hukum yang timbul adalah bagaimana pengaturan mengenai alat bukti dan alat bukti elektronik dalam hukum acara pidana di Indonesia, bagaimana kekuatan

Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan diindustri Aragonit yang

Program Pengajaran Khusus diselenggarakan di kelas III dan dipilih oleh siswa sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Program ini dimaksudkan untukmempersiapkan siswa

Berdasarkan hasil penelitian dapat penulis simpulkan, bahwa Motivasi kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Mandiri

Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada kelompok Remaja Desa Dumoga I Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dan dari