• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Drs. H. SUKARNO, MM Pembina Utama Muda NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Drs. H. SUKARNO, MM Pembina Utama Muda NIP"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana Kerja (RENJA) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 merupakan implementasi tahunan dari Rencana Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kota Bandung dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Kami menyadari di dalam menyusun Rencana Kerja (RENJA) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 ini masih banyak terdapat kekurangan, baik yang berkaitan dengan perumusan program maupun kegiatannya. Namun demikian, besar harapan kami agar Rencana Kerja (RENJA) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 ini dapat bermanfaat, khususnya bagi Inspektorat dan yang memerlukannya.

Bandung, 2012 INSPEKTUR KOTA BANDUNG

Drs. H. SUKARNO, MM Pembina Utama Muda NIP. 19520620 197706 1 002

(2)

1.1. Latar Belakang

Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah beberapa kali, terakhir dengan undang-undang No. 12 Tahun 2008 telah mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1(satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan dan merupakan penjabaran perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kota Bandung kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Pasal 27 kewajiban Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai sebuah dokumen resmi SKPD, rencana kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara perencanaan pada Inspektorat Kota Bandung dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung, sebagai implementasi pelaksanaan strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung, dimana Rencana Strategis Inspektorat Kota Bandung dalam bidang pengawasan menjadi satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Daerah.

(3)

Dokumen Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung pada dasarnya merupakan hasil proses pemikiran yang strategis untuk menyikapi isu yang makin berkembang di masyarakat tentang perlunya pengawasan yang menyeluruh untuk lebih menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) dengan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan Inspektorat Kota Bandung. Kualitas dokumen rencana kerja yang dituangkan sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga penyusunan rencana kerja merupakan cerminan kemampuan Satuan Kerja Perangkat Daerah

dalam menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan,

mengendalikan dan mengawasi serta mengevaluasi capaian program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Inspektorat Kota Bandung merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Bandung dengan tugas pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Inspektorat Kota Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah

(4)

berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan tata kelola Pemerintah Kota Bandung yang baik dan pemerintahan yang bersih sesuai dengan motto juang “Kota Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT”. Kota Bermartabat diartikan sebagai kota yang mempunyai jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki pelayanan publik yang prima tanpa membedakan status. Dalam artian Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan sektor jasa yang memberikan manfaat bagi warga Kota Bandung khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.

Kota Jasa Bermartabat memiliki dimensi:

1. Pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih, sehat, indah, hijau dan berbunga;

2. Pemenuhan kondisi lingkungan sosial yang aman, tertib, stabil dan dinamis;

3. Pemenuhan kondisi lingkungan ekonomi sehingga tercapai kemakmuran ekonomi warganya;

4. Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh toleransi, berakhlak mulia dan kesadaran perikehidupan majemuk;

5. Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis.

1.2 LANDASAN HUKUM

Sebagai institusi formal, keberadaan dan aktivitas Inspektorat Kota Bandung mengacu kepada landasan hukum yang berlaku yaitu : 1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-undang Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara

(5)

3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

(6)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

18. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara

(7)

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

27. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditya;

28. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;

29. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung; 30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2013;

31. Peraturan Walikota Kota Bandung Nomor 249 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Satuan Organisasi Inspektorat Kota Bandung.

(8)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1. MAKSUD

Rencana Kerja (Renja) Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 dimaksudkan sebagai dokumen dan pedoman kerja dalam melaksanakan kegiatan pengawasan pemerintahan daerah dalam satu tahun ke depan.

1.3.2. TUJUAN

Tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Inspektorat Kota Bandung tahun 2013 adalah :

1.3.2.1 Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

1.3.2.2 Terwujudnya aparatur yang profesional, handal dan akuntabel, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang optimal.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD;

1.2. Landasan Hukum

Memuat tentang peraturan perundangan serta peraturan daerah dan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan serta acuan dalam perencanaan dan penganggaran SKPD;

(9)

1.3. Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD yang merupakan implementasi program kegiatan tahunan dari Renstra SKPD

1.4. Sistematika Penulisan

Susunan garis besar isi dokumen dan menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu

Bab ini memuat review terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada Dokumen Peleksanaan Anggaran tahun berjalan, selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi anggaranprogram dan

kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun

sebelumnya;

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Berisi uraian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD;

(10)

2.3. Isu-isu Penting penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Sub bab ini berisi uraian mengenai :

1. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD;

2. Permaslahan dan hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD;

3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi

Kepala Daerah, terhadap capaian program

Nasional/Global seprti SPM dan MDG’s (Millenium

Development Goals);

4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD; dan

5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program prioritas tahun berikutnya. 2.4. Review terhadap rancangan awal Renja SKPD

Sub bab ini berisikan uraian mengenai :

1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal Renja SKPD dengan hasil analisis; 2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut

dilakukan;

3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal Renja SKPD.

(11)

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional

Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan sebagaimana dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan Nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD;

3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD

Subbab ini berisi perumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD;

3.3. Program dan Kegiatan Tahun 2013 Berisikan penjelasan mengenai :

1. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan;

2. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan yang meliputi :

(12)

2

Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Kerja

2.1. Evaluasi Pencapaian Kinerja 2011

Inspektorat Kota Bandung pada tahun 2011 telah melaksanakan 3 (tiga) program utama yang tercantum dalam penetapan kinerja. Terhadap masing-masing program tersebut telah dievaluasi dengan membandingkan antara rencana dengan realisasi baik anggaran maupun capaian indikatornya, dengan hasil sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.

Dengan anggaran sebesar Rp. 6,001,150,000.00 ; proporsi realisasi anggaran sebesar 87,9 % Indikator programnya adalah : Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) reguler, Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 98,2 %

b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya Laporan Hasil Pemeriksaan non reguler.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 44,1 %

(13)

c. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah, indikator output kegiatannya adalah :

- Sosialisasi undang-undang pengawasan;

- Terlaksananya pemantauan pendapatan asli daerah Pemerintah Kota Bandung;

- Terlaksananya bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan. Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 66,1 %

d. Inventarisasi temuan pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya laporan hasil pra pemutakhiran data.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

e. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

Tersusunnya laporan hasil : - Pra pemutakhiran data; - Pemutakhiran data.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 97,5 %

f. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif, indikator output kegiatannya adalah :

Terlaksananya :

- Reviu laporan keuangan; - Rapat pakta integritas;

- Rapat koordinasi pengawasan; - Rapat TPTGR

- Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

(14)

- Workshop Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

- Diagnostic Asessment (DA); - Pelaksanaan Kegiatan.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 79,7 %

g. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

- Tersusunnya Laporan Hasil Rapat Koordinasi Pengawasan (RAKORWAS);

- Teridentifikasinya Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah. Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan.

Dengan anggaran sebesar Rp. 984,423,000.00 ; proporsi realisasi anggaran sebesar 79,7 % Indikator programnya adalah : Tersedianya tenaga pemeriksa yang memenuhi standar pemeriksa. Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a. Pelatihan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, indikator output kegiatannya adalah :

Tersedianya Sumber Daya Manusia pengawasan dan Jabatan Fungsional Auditor yang profesional dan handal :

- Bimbingan teknis Reviu Laporan Keuangan; - Pendidikan dan latihan bidang pengawasan.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 73 %

(15)

b. Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparat Pengawasan Fungsional; indikator output kegiatannya adalah :

Meningkatnya pengetahuan aparatur pengawasan :

- Sumber Daya Manusia yang diikutsertakan dalam peningkatan wawasan Aparat Pengawas Fungsional;

- Sumber Daya Manusia yang diikutsertakan dalam pembinaan Aparat Pengawas Fungsional.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

c. Penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Auditor; indikator output kegiatannya adalah :

- Terlaksananya penilaian angka kredit Pejabat Fungsional Auditor;

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

3. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan.

Dengan anggaran sebesar Rp 125,000,000.00 ; proporsi realisasi anggaran sebesar 100 % Indikator programnya adalah : Tersusunnya sistem dan prosedur pengawasan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan; indikator output kegiatannya adalah :

- Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT);

- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; - Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP);

- Program Kerja Pemeriksaan (PKP); - Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);

(16)

- Rekapitulasi apel pagi Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Proporsi capaian kegiatan berdasarkan realisasi kegiatan dibandingkan target kegiatan adalah sebesar 100 %

Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan :

Berdasarkan evaluasi, secara umum permasalahan yang dihadapi adalah :

1. Terdapat kegiatan-kegiatan yang dalam pencapaian target belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini terjadi dikarenakan kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat diprediksi waktu pelaksanaan kegiatannya. Begitu pula dengan realisasai anggarannya antara lain seperti kegiatan pelatihan untuk pengiriman peserta bimbingan teknis/kursus yang diselenggarakan oleh instansi diluar instansi pembina, kegiatan pemeriksaan kasus, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;

2. Anggaran perubahan yang realisasi anggarannya sering tidak tepat waktu sehingga kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak

dapat direalisasikan karena keterbatasan waktu dalam

pertanggungjawabannya.

Pemecahan masalah :

Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan strategi sebagai berikut :

1. Pagu anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya diharapkan dapat dialokasikan sesuai dengan pagu anggaran kegiatan yang diajukan, sehingga kegiatan dan besaran anggaran tersebut tidak mengalami perubahan anggaran karena ketidaksesuaian tersebut;

(17)

2. Diharapkan besaran Uang Persediaan (UP) prosentasenya ditingkatkan, sehingga dapat meamberikan kebebasan dalam merealisasikan kegiatan sesuai dengan kebutuhan anggaran kegiatannya.

(18)

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Inspektorat Kota Bandung

Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Inspektorat Kota Bandung merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Bandung dengan tugas pokok membantu Walikota dalam menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan tata kelola Pemerintah Kota Bandung yang baik dan pemerintahan yang bersih sesuai dengan motto juang “Kota Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT”. Kota Bermartabat diartikan sebagai kota yang mempunyai jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki pelayanan publik yang prima tanpa membedakan status. Dalam artian Kota Bandung sebagai

(19)

pusat pertumbuhan sektor jasa yang memberikan manfaat bagi warga Kota Bandung khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya.

Pada tahun anggaran 2011 Inspektorat Kota Bandung secara administratif telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai program dan kebijakan lembaga. Diakui bahwa belum sepenuhnya program dan kegiatan yang dilaksanakan mencapai apa yang diharapkan karena masih terdapatnya beberapa permaslahan dan kendala yang dihadapi, namun demikian hampir sebagaian besar kegiatan tersebut telah mendekati sasaran dan tujuan program. Capaian kinerja dapat disjikan sebagai berikut :

1. Cakupan pemeriksaan reguler

Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator cakupan pemeriksaan reguler adalah kegiatan pelaksanaan pengawasan internal secara berkala. Dalam kegiatan ini persentase pencapaian target kegiatan dan persentase pencapaian target indikator kinerja adalah 100 % karena dari 101 objek pemeriksaan yang direncanakan utnuk dilakukan pemeriksaan seluruh objek pemeriksaan telah diperiksa.

2. Jumlah laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan

Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator ini adalah penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan. Dalam kegiatan ini terdapat 2 (dua) target kegiatan masing-masingsebanyak 101 dokumen yaitu penyusunan Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP) dan penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dengan demikian baik persentase pencapaian target kegiatan maupun persentase pencapaian target indikator kinerja adalah sebesar 100 %.

3. Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat

Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator ini adalah kegiatan penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah.

(20)

indikator kinerja adalah 100 %, tetapi bila dibandingkan dengan penanganan kasus pengaduan di tahun 2010 yang mencapai 103,13 %, target indikator kinerja 2011 lebih kecil hal ini dikarenakan kasus yang ditangani lebih sedikit berjumlah 14 kasus selesai ditangan, sedangkan 2010 sebanyak 33 kasus ditangani sedangkan target 32 kasus. Hal ini menunjukkan semakin baiknya pelayanan publik yang dilakukan pemerintah Kota Bandung atau makin berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundangan oleh aparat pemerintah Kota Bandung. 4. Tingkat pelaksanaan pembinaan aparat pengawas terhadap objek

pemeriksaan

Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator ini adalah kegiatan pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah yang terdiri dari : Sosialisasi undang-undang pengawasan, dari 8 (delapan) SKPD yang ditargetkan seluruhnya dapat terealisasi atau pencapaian targetnya 100 %; Pelaksanaan Pakta Integritas, dapat dilaksanakan kegiatan yang ditargetkan 1(satu) kegiatan sehingga tercapai 100 %; Workshop strategi pencapaian opini BPK RI Wajar Tanpa Pengecualian ditargetkan 1 (satu) kegiatan dan dapat terealisasi, sehingga pencapaian targetnya 100 %. Dengan demikian persentase target indikator kinerja sebasar 100 %. Berbeda dengan tahun 2010 dari 2 (dua) kali kegiatan hanya 1 (satu) kali kegiatan yang dapat direalisasikan sehingga capaian indikator kinerjanya hanya 50 %. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini tidak dapat diprediksi karena berhubungan dengan kegiatan pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

5. Terlaksananya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan pemerintah Kota Bandung

Kegiatan yang termasuk ke dalam indikator kinerja ini adalah kegiatan pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah dengan

(21)

Kegiatan ditargetkan dengan 7 (tujuh) kegiatan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan sehingga baik persentase capaian target kegiatan maupun persentase capaian target indikator kinerja adalah 100 %.

6. Cakupan evaluasi kinerja/AKIP

Persentase capaian target dalam indikator kinerja kegiatan ini adalah 100 %, dengan kegiatan : Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan; Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; dan Inventarisasi temuan pengawasan.

7. Persentase tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan

Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan tindak lanjut hasil temuan pengawasan. Persentase pencapaian terget kegiatan sebesar 97,33 % hal ini disebabkan karena dari 450 rekomendasi hasil pemeriksaan reguler yang ditindaklanjuti samapai dengan selesai sejumlah 438 rekomendasi, jika dibandingkan dengan 2010 capaian indikator kinerjanya 100 %. Hal ini terjadi karena seluruh rekomendasi baik hasil pemeriksaan reguler Inspektorat Kota Bandung maupun Inspektorat Provinsi Jawa Barat sudah ditindaklanjuti dan mendapatkan status selesai. Keterlamabatan penyelasaian tidak lanjut yang terjadi 2011 dikarenakan dalam penyelesaian tindaklanjut tersebut memerlukan proses yang lama.

8. Ditindaklanjutinya temuan hasil pemeriksaan BPK-RI oleh SKPD Indikatorkinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan tindaklanjut hasil temuan pengawasan. Persentase pencapaian target indikator kinerja pada kegiatan ini sebesar 39,29 % hal ini disebabkan dari 532 rekomendasi baru 209 rekomendasi yang mendapatkan status selesai, Status tindaklanjut untuk 158 rekomendasi masih menunggu himpunan hasil pemantauan tindaklanjut BPK-RI yang seharusnya diterbitkan pada bulan Februari 2012, sementara itu 165 rekomendasi masih dalam proses penyelesaian tindaklanjut. Prosentase indikator

(22)

hanya sebesar 28,80 % dari 316 rekomendasi yang telah mendapatkan status tindaklanjut selesai sejumlah 91 rekomendasi saja.

9. Persentase pengawas lulus sertifikasi

Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Persentase pencapaian target indikator kinerja ini sebesar 28,57 %, karena dari 7 orang auditor yang mengikuti diklat ketua tim samapai dengan akhir tahun 2011 baru 2 orang yang sudah mendapatkan sertifikasi ketua tim sedangkan 5 (lima) orang lainnya belum mengikuti ujian sertifikasi dikarenakan belum ada jadual ujian dari lembaga penyelenggaranya yaitu BPKP.

10. Jumlah Aparat Pengawas dan Aparat Penunjang Pengawasan yang mengikuti diklat dan bimtek penunjang pelaksanaan pengawasan

Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan : 1. Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur

pengawasan, Bimtek evaluasi AKIP dari 45 orang yang ditargetkan untuk ikut bimtek seluruhnya mengikuti sehingga targetnya 100 %, Bimtek pengadaan barang jasa dari target 45 orang aparat pengawasan jabatan fungsional Pengawas Penyelenggara Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) yang berjumlah 56 seluruhnya telah ikut bimtek pengadaan barang dan jasa dengan demikian pencapaian indikator kinerjanya mencapai 124,44 %, pengiriman peserta diklat ketua tim dari 21 orang auditor pada tahun 2011 7 orang diantaranya mengikuti diklat ketua tim dengan demikian pencapaian indikator kinerjanya sebesar 33,33 %; 2. Pembinaan SDM aparat pengawasan fungsional, Peningkatan wawasan dari 78 orang seluruhnya diikutsertakan ke dalam acara peningkatan wawasan sehingga pencapaian indikator kinerjanya sebesar 100 %, Pembinaan SDM aparat pengawasan fungsional dari 45 orang APF seluruhnya diikutsertakan kegiatan

(23)

kinerjanya sebasar 100 %, Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor dazri 21 orang JFA 4 dianataranya mememnuhi persyaratan untuk mendapatkan kenaikan angka kredit sehingga pencapaian target indikator kinerjanya sebasar 19,05 % sedangkan pencapaian indikator kinerja pada tahun 2010 dengan kegiatan yang sama sebesar 100 % karena pada tahun tersebut seluruh auditor telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan angka kreditnya.

11. Ketersediaan sarana penunjang pengawasan

Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja dari kegiatan penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang terdiri dari beberapa sub kegiatan yaitu : 1. Penyusunan program kerja pengawasan tahunan (PKPT) dari 1 (satu) dokumen yang direncanakan untuk disusun dihasilkan 1 (satu) dokumen PKPT sehingga pencapaian indkator kinerja sebesar 100%, 2. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dari target 1(satu) dokumen telah disusun LAKIP Inspektorat Kota Bandung dengan demikian pencapaian indikator kinerjanya 100 %, 3. Penyusunan Laporan Rekapitulasi Apel Pagi SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dari target 1 (satu) laporan telah disusun 1 (satu) dokumen laporan apel pagi SKPD di lingkungan pemerintah kota Bandung sehingga pencapaian indiktor kinerja sebesr 100 %, 4. Penataan arsip hasil pemeriksaan, kepegawaian dan surat keluar masuk dari target penataan kegiatan tersebut tercapai indikator kinerjanya 100 % sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini terjadi pula tahun 2010 dengan kegiatan yang sama tercapai indikator kinerja sebasar 100 %.

(24)

2.3 Isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Inspektorat Kota Bandung

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung.

Inspektorat Kota Bandung sebagai lembaga yang

menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi

yang mampu meningkatkan kualitas pengawasan pelaksanaan

pembangunan daerah sehingga dapat mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik (Good Governance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean Government) dengan tujuan dapat memberikan kontribusi nyata bagi meningkatnya kemakmuran warga kota (welfare state).

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2009-2013, terdapat 1 (satu) program dalam Misi ke-5 : Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota Yang Efektif, Efisien, Akuntabel, dan Transparansi Dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota Metropolitan. Yang dapat digunakan dan selaras dengan urusan

(25)

pemerintahan yang menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung, yaitu:

Induk Program Pengawasan Pembangunan Daerah;

- Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

- Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan;

- Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.

Sasaran program : Meningkatnya peran dan fungsi pengawasan internal pemerintah daerah.

Indikator : Tingkat kinerja pengawasan dan tingkat pelayanan pengaduan masyarakat.

Adapun isu penting yang strategis yang patut diangkat dalam Renja ini dan perlu disiapkan landasan-landasannya untuk tahap pembangunan berikutnya adalah tentang perlunya:

1. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang bersih, dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab serta memiliki komitmen, dedikasi dan integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan.

2. Terjalinnya koordinasi antar aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal.

3. Terjalinnya koordinasi antara aparat pengawasan fungsional pemerintah baik intern maupun ekstern.

4. Terciptanya pengertian dan kemitraan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan manfaat pembinaan dan pengawasan.

(26)

6. Terwujudnya dukungan sarana dan prasarana yang menunjang operasional pengawasan.

Faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi visi dan misi kepala daerah

1. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) :

a. Masih Kurangnya bidang kompetensi pendidikan sesuai dengan Daftar Materi Pemeriksaan (DMP);

b. Belum seimbangnya rasio antara tenaga pengawasan dengan obyek pemeriksaan;

c. Belum adanya diklat kompetensi khusus pengawasan urusan Pemerintahan Daerah dari instansi pembina (Kemendagri).

2. SARANA PRASARANA :

a. Masih belum memadainya perangkat pendukung teknologi informasi penunjang pelaksanaan pengawasan;

b. Masih belum memadainya sarana mobilitas pelaksanaan

pengawasan;

c. Masih belum memadainya fasilitas dan sarana prasarana gedung dan kantor yang representatif.

3. ANGGARAN :

Belum terpenuhinya Anggaran penunjang pengawasan sebesar 1 %

dari APBD Kota Bandung sesuai kebijakan penagawasan

penyelenggaraan Pemerintah Daerah Departemen Dalam Negeri.

Upaya-upaya peningkatan kinerja Inspektorat Kota Bandung dalam rangka menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang

1. PENINGKATAN KINERJA YANG TELAH DICAPAI

1.1 PELAKSANAAN KEBIJAKAN STRATEGIS

PEMBERANTASAN KORUPSI BERDASARKAN INSTRUKSI PRESIDEN NO. 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN

(27)

PEMBERANTASAN KORUPSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG :

a) Membangun integritas aparatur melalui penandatanganan Pakta Integritas mulai dari Walikota sampai dengan pejabat struktural dan fungsional serta pemangku jabatan strategis di lingkungan pemerintah Kota Bandung;

b) Menyusun dan merumuskan pembentukan lembaga Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Pemerintah kota Bandung sebagaimana diatur dalam Keputusan Walikota Nomor : 356/Kep.450. Inspektorat/ 2008;

c) Menyusun dan merumuskan Modul Pakta Integritas pemerintah Kota Bandung sebagai Pedoman Pelaksanaan Pakta Integritas; d) Membentuk Tim Pemantau Independen yang bertujuan untuk

memantau pelaksanaan Pakta Integritas;

e) Fasilitasi Forum Komite Integritas/Pemantau Independen Tingkat Nasional periode Nopember 2008 s/d Oktober 2009, yang diketuai oleh Walikota Bandung;

f) Fasilitasi pembentukan Forum Pakta Integritas Jawa Barat, yang pembentukannya terhitung mulai tanggal 23 Desember 2009 s/d Sekarang yang diketuai oleh Walikota Bandung; g) Fasilitasi penandatanganan Pakta Integritas Pimpinan dan

Anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2013

1.2 PENATAAN DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS

KELEMBAGAAN INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH :

(28)

a) Memberikan kontribusi usulan rancangan kelembagaan Inspektorat Kota Bandung ke Departemen Dalam Negeri c.q. IrJen Depdagri untuk mempertahankan keberadaan jabatan struktural eselon IVa di bawah Inspektur Pembantu yang direalisasikan dengan terbitnya Permendagri No. 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota yang substansinya sesuai dengan usulan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kota Bandung;

b) Bersama-sama dengan DPRD Kota Bandung merumuskan untuk penetapan Peraturan Daerah kelembagaan Inspektorat sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan susunan Organisasi Inspektorat kota Bandung yang merupakan pembentukan Kelembagaan Inspektorat pertama di seluruh Indonesia.

1.3 PENATAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS DAN

KUANTITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

APARATUR INSPEKTORAT :

a) Peningkatan Bimbingan Teknis dan Diklat bagi auditor dan tenaga pemeriksa melalui kerjasama dengan BPKP Perwakilan Jawa Barat;

b) Merumuskan dan menetapkan Kode Etik bagi Auditor dan Tenaga Pemeriksa di lingkungan Inspektorat Kota Bandung.

1.4 PENINGKATAN ANGGARAN INSPEKTORAT KOTA

BANDUNG SEBAGAI SKPD KHUSUS :

a) Peningkatan Tunjangan Kelangkaan Profesi bagi Pejabat Fungsional Auditor melalui kebijakan Remunerasi berupa tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS;

(29)

c) Peningkatan alokasi biaya bagi profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan;

d) Peningkatan biaya untuk sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

e) Peningkatan alokasi biaya untuk penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan melalui penyusunan dan perumusan Pedoman Operasional Pengawasan (POP) dan Daftar Materi Pengawasan (DMP);

f) Peningkatan alokasi biaya koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif untuk fasilitasi kegiatan pelaksanaan Pakta Integritas;

g) Peningkatan alokasi biaya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan baik Internal maupun eksternal;

h) Peningkatan Manajemen Mutu Pengawasan yang berstandar ISO 9001 : 2000

1.5 KONTRIBUSI TERHADAP PELAKSANA-AN REVITALISASI

TINDAK LANJUT PERCEPATAN PENINGKATAN

PELAYANAN PUBLIK KOTA BANDUNG

a. Menyusun Sistem dan Prosedur Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dalam Program Reformasi Birokrasi;

b. Memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat yang meliputi :

- Pengaduan tentang penyalahgunaan wewenang; - Hambatan dalam pelayanan masyarakat;

- Pengaduan tentang tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

(30)

2. PENINGKATAN KINERJA YANG AKAN DICAPAI

a) Meningkatkan efektivitas Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi (KORMONEV) pelaksanaan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dalam pelaksanaan pengawasan terhadap Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung 2009-2013 Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung No.;

b) Mengimplementasikan program Islands of Integrity menuju terwujudnya wilayah bebas korupsi;

c) Membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

d) Meningkatkan kualitas hasil pengawasan dalam rangka pencapaian opini BPK-RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD);

e) Penataan kapasitas dan kualitas Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009;

f) Membangun kegiatan pemantauan Sistem Pengawasan Daerah yang berbasis Teknologi Informasi (TI) yang transparan dan akuntabel meliputi :

1. Online Sistem Internal Pengawasan Daerah, yang terdiri dari : a. Hasil Pengawasan Reguler;

b. Hasil Pemeriksaan khusus; c. Hasil Pemeriksaan Tertentu;

d. Penangaanan Pengaduan Masyarakat;

e. Tindak lanjut Hasil Temuan Internal dan eksternal. 2. Website Sistem Informasi dan Partisipasi :

(31)

g) Membangun standar moral bagi Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) dan auditor melalui pembudayaan nilai-nilai strategis organisasi :

I = I N T E G R I T A S N = N O R M A T I F S = S O L U S I P = P R O F E S I O N A L E = E F E K T I F dan E F I S I EN K = K O N S I S T E N T = T U N T A S O = O B Y E K T I F R = R E S P O N S I F A = A N T I S I P A T I F T = T E R P E R C A Y A

h) Pengembangan Manajemen Mutu Pengawasan yang berstandar ISO 9001 : 2000 di lingkungan Inspektorat yang lebih komprehensif; i) Meningkatkan perangkat pendukung teknologi informasi penunjang

pelaksanaan pengawasan, sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan serta fasilitas sarana prasarana gedung dan kantor yang representatif; j) Mengoptimalkan anggaran Inspektorat yang memadai dan meningkat

setiap tahunnya yang dimanfaatkan untuk : 1. Tunjangan kelangkaan profesi;

2. Satuan biaya khusus bagi pengawasan;

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia bidang Pengawasan; 4. Penanganan pengaduan;

5. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau atas Permintaan

(32)

3

Tujuan, Sasaran,

Program,dan Kegiatan

3.1 TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL

Dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun 2009 hingga tahun 2013, salah satunya adalah menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktek-praktek KKN, melalui penerapan prinsip-prinsip tata-pemerintahan yang baik (good

governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua

kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peningkatan efektivitas pengawasan aparatur Negara melalui koordinasi dan sinergi pengawasan serta percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan.

Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara merupakan salah satu program dari Kementerian Negara PAN yang bertujuan menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (sistem AKIP) dalam mewujudkan aparatur yang bersih. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas kinerja yang efektif dan akuntabel di lingkungan aparatur negara.

Peningkatan pengawasan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal, audit eksternal dan pengawasan oleh masyarakat; menata dan menyempurnakan kebijakan sistem struktur kelembagaan dan prosedur

(33)

menindaklanjuti temuan pengawasan; meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif (aparat pengawasan instansi

pemerintah, sistem pengendalian manajemen); mengembangkan

penerapan pengawasan berbasis kinerja, dan mengembangkan

profesionalitas tenaga pemeriksa; mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) dan perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan, kode etik dan standar audit; melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan dan meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal. Selain itu dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya, diharapkan dapat menjadi motivator bagi para aparatur pengawasan untuk lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan kualitas pengawasan.

Uraian yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu pelaksanaan dari fungsi manajemen yaitu pengawasan. Pengertian pengawasan tersebut perlu ditanamkan kepada setiap pejabat pemerintah dan masyarakat untuk menjamin terlaksananya perencanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Setiap pejabat pemerintah dan masyarakat diharapkan turut berpartisipasi dalam mewujudkan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik.

Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 19 ayat (4) serta dalam rangka mensinergiskan kebijakan Pemerintah Daerah

Kota Bandung khususnya aspek pengawasan pembangunan,

(34)

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2009-2013. Serta dengan telah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomo 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan harmonisasi rencana pembangunan yang terintegrasi baik dari tingkat pusat, tingkat provinsi maupun tingkat Kota Bandung.

Inspektorat Kota Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paradigma Inspektorat saat ini adalah sebagai Quality Assurance atau penjamin mutu dan Consulting Partner atau sebagai konsultan dan

Early Warning System, paradigmanya menjadi berubah yang tadinya

sebagai pemeriksa saat ini lebih ditekankan melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bernaung di dalam Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut sangat perlu dilakukan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

(35)

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Kota Bandung

selaku unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah

mempunyai fungsi :

1. Perencanaan program pengawasan;

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas

pengawasan;

4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Inspektorat.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung dituangkan melalui Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan. PKPT disusun didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, dan menghindari temuan berulang serta memperhatikan efisiensi anggaran dan efektifitas dalam penggunaan sumberdaya manusia sehingga tumpang tindih kegiatan maupun anggaran tidak terjadi.

Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota Bandung yang didasarkan kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten/Kota paling banyak 48 orang dan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini Inspektorat Kota Bandung telah mengusulkan dan mendapatkan persetujuan pengangkatan staf dan Kepala Seksi di Inspektorat melalui penyesuaian/inpassing sejumlah 41 orang, sesuai dengan pasal 30 ayat (1) dengan persetujuan Inspektur Jenderal

(36)

tanggal 21 April 2011 perihal Penetapan Penyesuaian/Inpassing dalam Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan Apabila Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus. Didasarkan kepada ke 2 (dua) peraturan perundangan tersebut maka dilakukan penyesuaian dengan dihilangkannya jabatan Kepala Seksi dengan telah terbitnya Keputusan Walikota Bandung Nomor 700/Kep.697-BKD/2011 Tanggal 14 September 2011 tentang Penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan Angka Kreditnya pada Inspektorat Kota Bandung. Berdasarkan hal itu maka peraturan perundangan yang berkaitan dengan susunan organisasi dalam proses revisi yang disesuaikan dengan kedua peraturan perundangan tersebut.

3.2 TUJUAN

Untuk mewujudkan hasil yang akan dicapai selama periode perencanaan, Inspektorat Kota Bandung merumuskan tujuan yang terkait dengan misi, yaitu :

3.2.1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. 3.2.1. Terwujudnya aparatur yang profesional dan akuntabel, dalam

(37)

3.3 SASARAN

Perumusan sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai pada masing-masing tahun dan indikator sasarannya, terdiri dari:

3.3.1 Meningkatnya kualitas hasil pengawasan yang dapat mengurangi tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;

Indikator sasaran:

 Cakupan pemeriksaan reguler (%).  Cakupan evaluasi kinerja/LAKIP (%).

 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan (Dokumen).

 Persentase tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan (%).  Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat (%).

3.3.2 Meningkatnya kemampuan aparat pengawas intern pemerintah dan sarana penunjang operasional dalam meningkatkan kualitas pengawasan;

Indikator sasaran:

 Persentase pengawas lulus sertifikasi (%).

 Jumlah aparat pengawas dan aparat penunjang pengawasan yang mengikuti diklat dan bimtek penunjang pelaksanaan pengawasan (Orang).

 Jumlah aparat pengawas dan aparat penunjang pengawasan yang mengikuti pembinaan jasmani dan rohani (Orang).  Persentase ketersediaan sarana penunjang operasional (%).

3.4. RENCANA PROGRAM

Dalam rangka mewujudkan sasaran-sasaran strategis yang telah dirumuskan diatas, dilakukan dengan menetapkan program-program yang selaras dengan pencapaian indikator sasaran.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(38)

yang dapat digunakan dan selaras dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Inspektorat Kota Bandung, yaitu : Program Pengawasan Pembangunan Daerah.

Selain program tersebut di atas, terdapat program yang bersifat penunjang terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Bandung, meliputi:

1. Program administrasi perkantoran.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana pendukung

operasional.

3. Program peningkatan disiplin aparatur.

3.5. KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan yang selaras dengan program yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung digambarkan sebagai berikut :

NO. PROGRAM KEGIATAN

1 2 3

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik

3. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor

4. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/Operasional 5. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 6. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 7. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 8. Penyediaan Alat Tulis Kantor

9. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

10. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik 11. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan

(39)

13. Penyediaan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana

1. Pengadaan Kendaraan Dinas dan Operasional

2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 4. Pengadaan Mebelair Kantor

5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

8. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair 3. Peningkatan Disiplin

Aparatur

1. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengka pannya

2. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan beserta Perlengkapannya

3. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu beserta Perlengkapannya

4. Pengawasan

Pembangunan Daerah.

1. Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala

2. Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah 3. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan

Kebijakan Kepala Daerah

4. Inventarisasi Temuan Pengawasan 5. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan 6. Koordinasi Pengawasan yang lebih

Komprehensif

7. Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan

5. Pembinaan, Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Aparatur.

1. Pelatihan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

2. Pembinaan SDM Aparat Pengawasan Fungsio nal

3. Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Auditor

4. Penyusunan Naskah Akademik Kebijakan Sistim dan Prosedur Pengawasan

5. Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

(40)

4

Penutup

Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013 merupakan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang sejalan dengan Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menerangkan bahwa SKPD diwajibkan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional.

Sebagai sebuah dokumen resmi SKPD, Renja SKPD mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara perencanaan pada Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai implementasi pelaksanaan strategis jangka menengah daerah (RPJMD) dan Renstra SKPD yang menjadi satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Daerah.

Harapan kami, Rencana Kerja Inspektorat Kota Bandung Tahun 2013, menjadi pedoman dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan Inspektorat Kota Bandung pada Tahun 2013 serta dapat dijadikan dasar dalam mengukur tingkat keberhasilan Inspektorat Kota Bandung dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean

(41)

yang merupakan dasar dalam mengukur keberhasilan Inspektorat Kota Bandung dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah Kota Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis burung di HP Dramaga Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor dan sebagai salah satu indikator dari kualitas

Hasil penelitian dan pembahasan analisis frasa verba pada teks berita bbc.com berjudul “Pilkada 2020 Di Tengah Pandemi Covid-19: Masa Kampanye Dimulai, Cara Tatap Muka Tetap

( Namun banyak calon siswa rata-rata sudah pernah merokok dan ada beberapa minum-minuman keras dari hasil wawancara guru yang mendampingi tes kesehatan.) Melakuka n

informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam pasal 17 UU KIP dan telah dilakukan pengujian konsekuensi oleh badan publik. Ajudikasi untuk jenis informasi yang terbuka namun

Sandaran kursi di baris kedua dirancang dengan pembagian 60:40 dan sandaran kursi baris ketiga dibagi 50:50 yang dapat dilipat dengan mudah untuk mengatur kursi dan koper

Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah sulitnya menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena pemilihan item atau pos

Penjualan kredit adalah jika order dari pelanggan telah terpenuhi dan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

Keempat, evaluation and sanction (penilaian dan sanksi) 52 yang agak sulit dipisahkan jika dikaitkan dengan peran, namun kedua hal tersebut didasarkan pada