BANTUAN HUKUM BAGI ANAK NAKAL DALAM
LINGKUNGAN WEWENANG PENGADILAN NEGERI KELAS
1 A MEDAN
TESIS
Oleh :
ADI MANSAR
992105032/HK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2002
BANTUAN HUKUM BAGI ANAK NAKAL DALAM LINGKUNGAN W E W E N A N G P E N G A D I L A N N E G E R I
KELAS IA MEDAN
I N T I S A R I
ADI MANSAR*
Bantuan hukum yang dikenal masyarakat luas adalah bantuan hukum yang bersifat individual (convensional) dan terbatas pada tingkat pengadilan semata, misalnya pada tingkat penyidikan di Kepolisian, Penuntutan di Jaksa serta persidangan di Pengadilan. Hubungan antara pemberi bantuan hukum dengan pelaku tindak pidana, masih terbatas pada pokok masalah perbuatan pidananya saja. Pelaku tindak pidana yang memakai jasa bantuan hukum bukan khusus bagi orang sebagai subjek hukum yang telah berusia dewasa, tetapi juga dapat diberikan kepada setiap orang belum dewasa yang sering disebut remaja atau anak-anak. Undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak menegaskan bahwa anak yang melakukan tindak pidana disidangkan sesuai dengan ketentuan pengadilan anak. Demikian juga dengan bidang lainnya yang memang ditentukan khusus oleh ketentuan pengadilan anak, misalnya Pasal 6 Undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak “Hakim, Penuntut Umum, Penasihat Hukum serta petugas lainnya seperti Pembimbing Kemasyarakatan dalam sidang anak tidak memakai toga atau pakaian dinas”.
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi pendekatan yuridis normatif dan yuridis sosiologis. Pendekatan ini untuk mengetahui dan memaparkan informasi (data) faktual secara sistematis dan secara teoretis melihat hak-hak tersangka/terdakwa seperti yang terdapat dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1981 (KUHAP), kemudian secara praktis diterapkan di pengadilan Negeri Kelas 1A Medan. Bersifat analitis karena melakukan analisis terhadap berbagai data yang mengarah pada populasi. Lokasi Penelitian di Pengadilan Negeri Kelas 1A Medan, Responden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Anak Nakal yang sedang di periksa di Pengadilan Negeri Medan pada bulan Maret 2002. Data diperoleh dari studi dokumen, observasi, kuesioner dan wawancara.
Hasil Penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa di Pengadilan Negeri Kelas 1A Medan banyak Anak Nakal yang disidangkan tidak didampingi oleh Penasihat Hukum. Ketiadaan Penasihat Hukum bukan karena faktor finansial yang kurang, tetapi akibat ketidaktahuan keluarga Anak Nakal untuk mencari sendiri Penasihat Hukum buat anaknya. Banyak
perkara anak mulai dari pemeriksaan pada tingkat penyidikan sampai pada persidangan kehadiran Penasihat Hukum karena prakarsa petugas/aparat yang bertugas untuk itu. Ada beberapa lembaga yang mempunyai program pembelaan untuk Anak Nakal di Pengadilan. Pemberian pembelaan dilakukan dengan beberapa cara seperti mendatangi calon klien atau menunggu calon klien datang ke kantor. Program pembelaan terhadap Anak Nakal terkendala oleh beberapa faktor, seperti administrasi karena anak yang b e l u m d e w a s a t i d a k d a p a t m e l a k u k a n p e r i k a t a n d a l a m h a l i n i penandatanganan kuasa secara langsung. Kemudian untuk kesinambungan operasi lembaga akibat kekurangan dana program salah satu faktor yang selalu menyebabkan kegiatan tidak maksimal.
Untuk mengatasi kendala yang sering terjadi dilakukan dengan beberapa cara: untuk hal administrasi pihak pengadilan mempunyai mitra kerja lembaga yang khusus untuk memberikan pembelaan terhadap Anak Nakal. Untuk hal finansial diusulkan kepada pihak Departemen Kehakiman untuk meningkatkan subsidi dana dalam penanganan perkara yang bersifat prodeo. Kemudian dengan mengajukan program kepada Pemerintah daerah agar memasukkannya dalam Anggaran Belanja Daerah. Jangka panjang untuk soal finansial dilakukan dengan membuat proposal kepada pihak donatur yang bersedia membantu program bantuan hukum bagi anak.
Kata kunci: Bantuan Hukum Bagi Anak Nakal Anak Nakal
L E G A L - A S S I S T A N C E F O R N A U G H T Y - C H I L D R E N A T T H E A U T H O R I T Y E N V I R O N M E N T O F S T A T E - C O U R T
CLASS IA MEDAN
A b s t r a c t
ADI MANSAR*
The widely-known of legal-assistance by society is conventionally law-assistance and limited only for the court. For instance, the observation level at police, claiming at public prosecutor and court-session. The relationship between those legal-assistance givers and civil criminal doers is still limited on its civil action issue. Those criminal doers using legal assistance are not only specifically for adult-men, but also for those which are known as teenagers or children. The Regulation No 3 of 1997 regarding Child Court states that those children performing civil law violation will be put on court session in accordance with the children-law. It is similar for those other sections which are specifically determined by the children court. For example, Article 6 of Regulation No 3 of 1997 regarding Child Court "Judge, Public Prosecutor and other officers such as Society Assistants will not put on the official uniform during the session".
This research uses combination method of juridical-normative and yuridical-sosicotogy approach. It is intended to know and describe systematically and theoretically of factual information, knowing the right of suspected person as it is written at Regulation No. 8 of 1981 (Criminal Code). Then, it is practically applied at State-court of class 1 A Medan. It is considered as the analytical since performing analysis toward variety of data leading into population.
The location of research is at State-court of class 1 A Medan. Those respondents as the sample on this research are naughty children being examined at State-Court of Medan on March 2002. The data is obtained from document study, observation, questionnaire and interview.
The result of research shows that there are many naughty children are examined on the court session of State-court of class 1 A Medan and not accompanied by Legal Counsel. The absence of legal- counsel is not
merely caused by lack of financial factor, but also by the lack of information for their parents in getting such as legal counsel. The attendance of legal counsel at many of court session starting from its examination up to the observation level is by the initiative of related officers. Actually, there are some advocacies for the protection of naughty children in the court. Such as advocacy can be done with variety of ways such as by visiting the candidate of client or waiting client who come to the office. The advocacy program for naughty children can not be done well because of several factors, such as administration. On this case, since the children can not sign directly the authority. Then, lack of fund is also as the hindrance for the continual operation of that advocacy in having maximal activities. As the effort for overcoming such as hindrances, there have been done several things, such as for administration, the court will have partner which is specifically assigned for the naughty children advocacy. For financial case, it’s proposed for Justice Department in order to add the fund subsidy in handling the prodeo case. Then, it is by proposing the program for the local government in order to put such as the case into state budgetary. For long-term of financial, it is done by making proposal for those benefactors who area ready to give aids in legal-assistance for children.
Key word : Legal Assistance for Naughty Children Naughty Children.