• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Volume Pohon

Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran, adalah (Dephut 1992) :

1. Volume tunggak

Volume kayu yang terdiri atas akar dan pangkal pohon, sampai ketinggian (tunggak) tertentu. Tinggi tunggak ini bervariasi dari 0,1-0,5 m, tetapi sebagian besar diambil 0,3 m. Di daerah yang berbukit, tinggi tunggak dihitung sama dengan tinggi banir.

2. Volume kayu batang

Volume kayu diatas tunggak sampai permukaan tajuk. Bagian pohon yang menyusun volume ini adalah batang pokok sampai percabangan pertama.

3. Volume kayu tebal

Volume kayu diatas tunggak sampai diameter dengan kulit besar 7 cm. Disini tercakup batang pokok dan cabang-cabang besar.

4. Volume kayu pohon

Volume kayu yang terdapat diseluruh pohon, mulai dari volume tunggak sampai ujung pohon ranting.

Rumus umum untuk menaksir volume kayu suatu pohon adalah (Dephut 1992) : V = (πd²)/4 x h x f

= g x h x f Keterangan:

v : volume kayu

d : diameter setinggi dada h : tinggi pohon

g : luas penampang lintang pohon pada setinggi dada f : bilangan bentuk

Untuk menentukan volume pohon per seksi (sortimen), telah dikembangkan rumus-rumus matematik sebagai berikut (Sutarahardja 2008):

(2)

Rumus Smallian : V = 0.5 x (Bp + Bu) x h Rumus Huber : V = B1/2 x h

Rumus Brereton : V = 0,25 π ((Dp + Du) x 0,5 )² x h Rumus Newton : V = {Bp + (B1/2 x 4) + Bu } x h x 1/6 Rumus Schiffel : V = {(0,16 x Bp) + (0.66 x B1/2)} x h Keterangan:

V : Volume batang pohon dalam m3

Bp : Luas bidang dasar pangkal batang dalam m2 Bu : Luas bidang dasar ujung batang pohon dalam m2

B1/2 : Luas bidang dasar bagian tengah batang pohon dalam m2 Dp : Diameter pangkal batang pohon dalam meter

Du : Diameter ujung batang pohon dalam meter h : Panjang batang pohon

Penentuan volume sortimen (batang pohon) dengan menggunakan rumus- rumus diatas, jika makin pendek panjang batang akan menghasilkan volume yang lebih tepat, karena rumus-rumus diatas merupakan perhitungan volume yang mendasarkan kepada bentuk benda teratur yaitu bentuk silinder. Berdasarkan volume sortimen-sortimen kayu yang diukur dengan rumus diatas, maka volume pohon dapat diketahui yaitu penjumlahan dari volume sortimen-sortimen dari pohon yang bersangkutan (Sutarahardja 2008).

𝑉𝑎 = � 𝑉𝑖 𝑛

𝑖=1

Keterangan:

Va : Volume aktual pohon (m3)

Vi : Volume seksi ke-i dari satu pohon (m3) i : Urutan seksi ke-... (1, 2, ..., n)

n : Jumlah seksi 2.2 Tabel Volume

Husch (1972) menyatakan tabel volume pohon adalah nilai-nilai volume dalam feet kubik, meter kubik atau satuan lain yang disusun dalam bentuk tabel berdasarkan satu atau lebih dimensi pohon. Dimensi-dimensi pohon yang dimaksud adalah diameter, tinggi, taper dan data pendukung lainnya. Tabel

(3)

volume merupakan pernyataan sistematik mengenai volume sebatang pohon menurut semua atau sebagian dimensi yang ditentukan dari dbh, dan angka bentuk pohon. Tipe-tipe tabel volume pohon terdiri dari:

1. Tabel volume lokal (local volume tables)

Tabel volume lokal menyajikan volume menurut dimensi pohon diameter setinggi dada (dbh). Tabel volume ini tidak memerlukan pengukuran tinggi pohon, meskipun pada penyusunan aslinya tinggi tetap dihitung, tetapi dihilangkan di dalam bentuk akhirnya. Istilah “lokal” digunakan karena tabel tabel tipe ini hendaknya hanya dipergunakan untuk wilayah terbatas yang merupakan asal hubungan tinggi dan diameter yang dimanfaatkan ke dalam tabelnya.

Beberapa persamaan hubungan antara volume pohon dengan peubah diameter yang digunakan dalam penyusunan tabel volume lokal antara lain (Loetsch et al. 1973) :

V = a + bDbh2 (Kopezky-Gehrhardt) V = bDbh + c Dbh2

(Dissescu-Meyer) V = a + b Dbh + c Dbh2

(Hohenadl-Krenn)

V = aDbhb (Berkhout)

Log V = a + blog Dbh (Husch) 2. Tabel volume standar (general standard volume tables)

Tabel volume standar didasarkan kepada pengukuran diameter setinggi dada (dbh), dan tinggi. Tinggi dapat berupa tinggi pohon total atau tinggi kayu perdagangan. Tabel volume standar dapat disusun untuk individu spesies maupun kelompok spesies dari berbagai wilayah-wilayah geografis.

Beberapa persamaan regresi yang digunakan dalam penyusunan tabel volume standar antara lain (Loetsch et al. 1973) :

V = bDbh2

h (Spurr)

V = a + b Dbh2

h (Spurr)

V = Dbh2

(a + b h) (Ogaya)

V = a + b Dbh2 + c Dbh2 h + d h (Stoate) V = b Dbh2

+ c Dbh2

h + d Dbh2

h + e h2 (Naslund)

Log V = a + b log Dbh + c log h (Schumacher-Hall)

(4)

3. Tabel volume kelas bentuk (form class volume tables)

Tabel volume kelas bentuk disiapkan untuk menunjukkan volume menurut beberapa ukuran bentuk pohon disamping diameter setinggi dada (dbh) dan tinggi pohon. Tabel volume ini dapat dipakai bilamana saja bentuk suatu pohon yang bersangkutan secara jelas ditunjukkan oleh karakteristik - karakteristik bentuk yang telah dimasukan dalam penyusunan tabel-tabelnya, tanpa memandang spesies atau tempat.

Beberapa persamaan regresi yang digunakan dalam penyusunan tabel volume standar antara lain:

V = b Dbh2

+ c Dbh2

h + dDbh h2 + e Dbh2

hc + f Dbh h f (Naslund) V = b Dbh2

+ c Dbh2

h + dDbh h2 + e Dbh2

+ f Dbh h f (Naslund)

Diantara ketiga macam tabel volume tersebut, yang paling praktis adalah tabel volume lokal yang hanya menggunakan dbh sebagai peubah penduga, namun secara teoritis memiliki ketelitian yang lebih rendah dibanding tabel volume standar dan tabel volume dengan kelas bentuk. Tabel volume dibuat berdasarkan persamaan volume yang disusun dengan persamaan regresi.

Persamaan regresi terbaik biasanya dipilih dari berbagai macam persamaan yang dicobakan terhadap data yang dimiliki.

Penyusunan tabel volume pohon dimaksudkan untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran satu atau beberapa peubah penentu volume pohon serta untuk mempermudah kegiatan inventarisasi hutan dalam menduga potensi tegakan. Meskipun demikian, untuk meningkatkan efisiensi dalam penaksiran volume tegakan dengan tidak mengurangi ketelitian yang diharapkan, diusahakan dalam penyusunan tabel volume pohon memperkecil jumlah peubah bebas penentu volume pohon dan diberlakukan pada daerah setempat, yaitu daerah dimana pohon-pohon penyusun tabel tersebut diambil (Sutarahardja 2008).

Karakteristik paling nyata untuk diukur yang berkaitan dengan volume pohon adalah diameter setinggi dada (diameter at breast height). Oleh karena itu semua persamaan volume akan mempunyai diameter setinggi dada serta peubah lainnya dan yang umum ditambahkan sebagai peubah penentu volume pohon adalah jenis peubah tinggi pohon, baik tinggi total, tinggi bebas cabang ataupun

(5)

tinggi yang lain yang dianggap mempunyai peranan dalam tujuan untuk pendugaan potensi tegakan (Sutarahardja 2008).

Jumlah pohon contoh yang diambil diusahakan sebanyak mungkin, misalnya 50 sampai 100 pohon dianggap telah mewakili untuk areal yang tidak terlalu luas. Dalam pemilihan pohon contoh, perlu diperhatikan juga ketersebaran diameter sehingga mewakili kisaran diameter dari yang terkecil sampai terbesar.

Semakin lebar kisaran diameter dari pohon-pohon contoh tersebut, maka model yang terbentuk nantinya akan semakin leluasa digunakan untuk menduga volume dari pohon yang berdiameter kecil sampai besar. Selain itu, apabila tinggi pohon akan dijadikan sebagai peubah bebas (selain diameter), pengambilan pohon contoh pun harus mewakili ketersebaran tinggi pohon dalam tegakannya (Fahutan IPB 2010).

2.3 Nyatoh (Palaquium spp.)

Taksonomi nyatoh secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Taksonomi jenis nyatoh Taksonomi Nyatoh

Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Ericales

Famili Sapotaceae

Genus Palaquium

Spesies Palaquium spp.

Menurut SK Menhut No. 163/KPTS-11/2003 (terlampir), pohon nyatoh (Palaquium spp.) termasuk pohon kelompok jenis meranti atau kelompok komersial satu. Pohon nyatoh dapat tumbuh tinggi mencapai 45 m, panjang batang bebas cabang 15 – 30 m, diameter 50 – 100 cm. Bergetah putih, bentuk batang lurus dan silindris, kadang-kadang berbanir 2 – 3. Kulit luar berwarna coklat, kelabu coklat, merah kecoklatan atau merah tua sampai agak hitam.

Daerah penyebaran pohon ini seluruh Nusantara.

(6)

Warna kayu teras bervariasi dari coklat kekuningan, coklat muda, coklat keunguan, coklat kemerahan sampai coklat atau merah tua. Kayu gubal berwarna lebih muda, tetapi biasanya hanya sedikit berbeda dari kayu teras, tebal seringkali sampai 10 cm. Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar dan merata. Arah serat lurus sampai agak berpadu. Kesan raba pada kayu ini yaitu, permukaan kayu agak licin dan permukaannya kadang mengkilap. Pori kayu hampir seluruhnya bergabung 2 – 8 dalam arah radial, hanya sebagian kecil soliter. Jaringan parenkimnya termasuk tipe apotrakeal berbentuk pita-pita halus yang panjang dan teratur. Jari-jari kayu biasanya hanya dapat dilihat dengan loupe. Berat jenis dan kelas kuat kayu ini berkisar antara 0,48 – 78 dan II – III. Kayu nyatoh secara umum termasuk kelas awet III dan IV sehingga keterawetan kayu ini sukar untuk diawetkan. Kayu ini juga sukar untuk dikeringkan, mudah menggelinding dan pecah ujung. Kayu nyatoh dapat dikupas tanpa perlakuan pendahuluan dengan sudut kupas 91º dan menghasilkan venir yang cukup baik. Perekatan venir dengan urea-formaldehida umumnya menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Jerman (Martawijaya et al. 1981).

Kayu nyatoh mempunyai sifat pengerjaan yang bervariasi tergantung pada kandungan silika, tetapi pada umumnya mudah dikerjakan. Kayu dapat diserut sampai halus dan dapat dipelitur dengan baik, meskipun harus didempul terlebih dahulu. Kayu ini umumnya baik untuk papan perumahan, bahkan bisa dijadikan tiang, balok atau rusuk. Dapat juga dijadikan kayu perkapalan, papan lantai, panil, dinding pemisah dan alat rumah tangga. Untuk didaerah Jawa Tengah, kayu ini dipakai untuk membuat gamelan dan mebel halus (Martawijaya et al. 1981).

Referensi

Dokumen terkait

(2007), struktur komunitas fitoplankton yang meliputi kelimpahan, kekayaan jenis, dan distribusi fitoplankton pada suatu perairan umumnya berhubungan dengan kondisi

Sebaliknya, jika suatu proses memiliki CPU burst yang lebih besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan dihentikan sementara jika sudah mencapai waktu

[r]

Makna lain yang didapat dari program acara magrib mengaji ini selain, meningkatkan kecintaan Al- Qur’an, jika dikaitkan dengan pembelajaran bagi orang dewasa atau

40 Tahun 1999 Tentang Pers dalam Memberikan Perlindungan Kemerdekaan Pers Bagi Wartawan Kota Bandung. 40 tahun 1999 yang

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut: (a) mengkaji standar isi dan kompetensi dasar pembelajaran kimia SMA, khususnya pokok bahasan hidrolisis

Mengkatagorikan data/informasi dan menentukan hubungannya, selanjutnya disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih kompleks tentang komponen biaya

juga mempunyai komunikasi data yang sama dengan Pressagis Flight Simulator sehingga koneksi data dengan host computer lebih mudah. Avionik server juga berada di rack server