PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
TERHADAP BELANJA OPERASI
(Studi Kasus pada Pemerintahan Kota Medan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk MemenuhiSebagian Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
NASRUL KAHFI LUBIS NIM. 708532059
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Nasrul Kahfi Lubis, NIM : 708532059. Skripsi yang berjudul :Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah(PAD) Terhadap Belanja Operasi”. Suatu Studi Kasus Pada Pemerintahan Kota Medan Pada Tahun 2006-2011.
Adapun masalah tersebut adalah masih lemahnya kemampuan Pendapatan Daerah, sehingga akan berpengaruh terhadap Belanja Operasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Operasi.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah laporan APBD pemerintahan kota Medan periode 2006 -2011 khusus tentang PAD dan Belanja Operasi. Sampel dalam penelitian ini adalah semua data pada populasi sehingga jumlah sampel adalah 6 data.
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini dilakukan pada pemerintah kota Medan dengan menggunalan data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS-SU).
Teknik Analisa Data yang digunakan dengan analisis regresi sederhana ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau disebut (independent variable) terhadap Dana Belanja Operasi atau disebut (dependent variable).
Hasil analisissebelum di uji data harus memenuhi persyaratan regresi yaitu uji kenormalan data dengan menggunakan Jequie Bera (JB) dan hasil menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil regresi sederhana adalah BO = 106,48 + 1.38 PAD + ε artinya PAD berpengaruh positif dengan belanja operasi. Hasil korelasi menunjukkan nilai r atau koefisien korelasi adalah r = 0,95 yang telah diperoleh. maka nilai koefisien determinasi = r2 x 100% = 0,952 x 100% = 89,38. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat menunjukkan bahwa perubahan variabel PAD mempunyai pengaruh yang kuat pada variabel belanja operasi yaitu 89,38%. Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah 5,80 dan akan dibandingkan dengan nilai t tabel adalah 2,132, maka hasil perbadingan adalah thitung> ttabel (5,80 > 2,132) atau Hipotesis diterima artinya PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan belanja operasi di Pemerintaha kota Medan.
Dapat disimpulkan bahwaPAD berpengaruh terhadap Belanja Operasi, artinya makin tinggi jumlah penerimaan daerah khusus PAD maka makin tinggi belanja operasi pemerintah Kota Medan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh,
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Tehadap Belanja Operasi Studi Kasus Pemerintahan Kota Medan”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Kekhususan Akuntansi
Pemerintahan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat berjalan
sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya terutama kepada Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telahmemberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini, adalah
sebagai berikut:
1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si. Sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. La Ane, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembanding
Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan, sekaligus Dosen Pembanding Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. La Hanu, M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak Selaku Dosen Pembanding Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Buat kedua Orangtua yang selalu mendukung penulis dari segi moril maupun materiil Ayahanda Manahan Lubis, SH, dan Ibu Dr.
Rosmawaty, M.pd serta kakak dan adik-adikku tersayang, terimakasih. 9. Bapak dan Ibu Dosen yang selama ini telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan bimbingan kepada penulis dalam menjalankan perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh Pegawai dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan yang telah memberikan bantuan dalam pengurusan administrasi selama penulis menempuh sampai dengan selesai
11.Buat kedan kental yang dituakan M.Firza Alpi, SE, abangda Otanovski, SE, Rury (denis), Fachrizzu GWS (Get Well Soon), Puzz
armada, dan Ajeng, terima kasih sekali kedan ! 12.Buat pen-support setia Yutia Hafweny, thanks yaw.
13.Buat anak se-AKP semuanya tetap semangat!!!
14.Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa baik langsung maupun tak langsung kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, Terima kasih.
Akhirnya penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya (berkepentingan).
Medan, Agustus 2012 Penulis
v DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 6
1.3Pembatasan Masalah ... 7
1.4Rumusan Masalah ... 7
1.5Tujuan Penelitian ... 7
1.6Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ... 9
2.1.1 Pengertian Anggaran ... 9
2.1.1.1 Manfaat Anggaran ... 10
2.1.1.2 Macam Anggaran ... 10
2.1.1.3 Alokasi Anggaran Daerah ... 11
vi
2.1.2.1Manfaat Belanja Operasional ... 14
2.1.2.2Fungsi Belanja Operasional ... 14
2.1.2.3 Klasifikasi Jenis Belanja Operasional ... 14
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah(PAD)... 17
2.1.3.1 Pajak Daerah ... 21
2.1.3.2 Retribusi Daerah ... 24
2.1.3.3 Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan .... 27
2.1.3.4 Lain-lain PAD yang Sah ... 27
2.2 Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka Berpikir ... 31
2.4 Hipotesis ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.2 Populasi dan Sampel ... 34
3.2.1 Populasi ... 34
3.2.2 Sampel ... 34
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 35
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35
3.5 Teknik PengumpulanData ... 36
3.6Teknik Analisis Data ... 37
3.7 Uji Hipotesis ... 39
vii
4.1.1 Pendapatan Asli Daerah ... 41
4.1.2 Belanja Operasi ... 42
4.1.3 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 43
4.2 Pembahasan ... 49
4.2.1 Pendapatan Asli Daerah Kota Medan ... 49
4.2.2 Belanja Operasi Kota Medan ... 50
4.2.3 Pengaruh PAD Terhadap Belanja Operasi ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah dalam menyelenggarakan pemerintah kewenangan tersebut diberikan secara
profesional yang diwujudkan dengan peraturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta pembagian-pembagian keuangan pusat dan daerah sesuai dengan ketetapan MPR RI.
Otonomi daerah yang sedang dilaksanakan dewasa ini menjadi satu diantara bentuk fenomena yang sangat menarik untuk dikaji oleh berbagai kalangan.
Otonomi daerah sebagai salah satu bentuk reformasi dari penyelenggaraan pemerintah daerah propinsi/ kota/kabupaten yang dilakukan oleh pemerintah pusat sebagai jawaban terhadap masyarakat.
Menurut Bastian (2006: 2) menyimpulkan ”otonomi daerah merupakan
upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas dan potensi daerah tersebut”.
Daerah otonom merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Awal Januari 2001 merupakan tekad
bersama baik aparat pusat maupun aparat daerah untuk pelaksanaan otonomi daerah di wilayah Nasional Indonesia yang desentralisasi. Rakyat menghendaki
keterbukaan dan kemandirian serta pemberian wewenang ataupun tugas dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk menjalankan rumah tangga sendiri.
Mardiasmo (2002 :59) menyimpulkan ”pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan
partisipasi aktif masyarakat”. Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia.
Daerah dituntut untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian (sharing) dari pemerintah
pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat.
Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota. Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi. Pemerintah daerah, dalam hal tugas dan wewenang memiliki hubungan dengan pemerintah daerah lainnya berdasarkan asas desentralisasi. Hal yang mendasar dalam Undang-Undang ini adalah untuk
mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat serta mengembangkan peran dan fungsi
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah menjelaskan bahwa pemerintah daerah berhak
dan berkewajiban melaksanakan rumah tangga sendiri sesuai dengan yang dibutuhkan dan juga memperlihatkan keuangan yang adil, proporsional,
transparan serta mempertimbangkan keadaan daerah yang tidak lepas dari asas desentralisasi. Reformasi anggaran dalam konteks otonomi memberikan paradigma baru terhadap anggaran daerah yaitu bahwa anggaran daerah harus
bertumpu pada kepentingan umum, yang dikelola dengan berdaya guna dan berhasil guna serta mampu memberikan transparansi dan akuntablitas secara
rasional untuk keseluruhan siklus anggaran.
Dengan berlakunya Undang No. 32 tahun 2004 dan
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tersebut diatas maka penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan wewenang untuk mengolah keuangan yang lebih luas, nyata, dan bertanggungjawab kepada daerah.
Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Pendapatan Daerah adalah hak
Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sebagai berikut :
a. Hasil Pajak Daerah. b. Hasil Retribusi Daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan cermin kemandirian suatu daerah. Penerimaan murni daerah yang merupakan modal utama bagi daerah
dalam membiayai pemerintahan dan pembangunan di daerahnya. Dalam menjalankan otonomi daerah di Pemerintahan Kota Medan dituntut untuk mampu
meningkatkan PAD yang merupakan tolak ukur terpenting bagi kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah.
Henri (2009 :19) menarik kesimpulan sebagai berikut :
”Konsekuensi di dalam melaksanakan otonomi daerah, pemerintah kota dituntut untuk mampu membiayai penyelenggaraan pemerintaan, pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi kewenangannya. Hal ini menandakan bahwa daerah harus berusaha untuk mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan tolak ukur bagi daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Pada prinsipnya semakin besar sumbangan PAD terhadap Belanja Daerah (Belanja Operasi) akan menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat”.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kota Medan sebagai instansi yang mengurus masalah pendapatan
daerah tentu sangat relevan dengan penelitian yang membahas masalah tentang pengaruh pendapatan daerah terhadap belanja operasi sebab kota Medan memiliki
pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat karena didukung oleh keadaan wilayah, topogafi yang strategis, memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan untuk tahun 2009 adalah Rp.
365.979 juta dengan belanja operasi Rp.219.398 juta. Untuk tahun 2010 adalah Rp. 486.826 juta dengan belanja operasi Rp. 233.669 juta.Untuk tahun 2011
peningkatan, demikian juga dengan belanja operasi yang memperlihatkan perkembangan yang terus meningkat dari tahun ketahun . Hal ini menunjukkan
hubungan yang searah antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan dengan belanja operasi.
Adapun upaya peningkatan daerah tersebut adalah upaya untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan yang pada garis besarnya ditempuh dengan usaha identifikasi yang artinya suatu tindakan
atau usaha memperbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan dengan cara melakukan pemungutan yang lebih ketat dan teliti. Usaha identifikasi ini
mempunyai ciri utama yaitu usaha untuk memungut sepenuhnya dan dalam batas-batas ketentuan yang ada. Sedangkan usaha identifikasi adalah usaha untuk
mencari dan menggali potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan yang baru atau belum ada.
Masalah yang dihadapi sekarang adalah masih lemahnya kemampuan
daerah dalam menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga hal ini akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap kemampuan daerah untuk membiayai
anggaran rutin dan anggaran pembangunan didaerah tersebut.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Didit Arditya (2008) yang berjudul pengaruh pendapatan daerah terhadap belanja operasi (studi kasus pada
pemerintahan kota Cimahi) dengan hasil analisis regresi menunjukkan nilai r atau koefisien regresi adalah 0,997 artinya pengaruh antara kedua variabel tersebut adalah
kuat dan bersifat searah. Sementara itu besarnya pengaruh variabel independen
sebesar 99,4%sehingga keputusan statistiknya adalah Ho ditolak atau H1 diterima,
maka hipotesis “Terdapat pengaruh yang positif antara Pendapatan Daerah terhadap
Belanja Operasi” dapat diterima.
Riduansyah (2003) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel pajak daerah, retribusi, PAD dan APBD. Dalam penelitian tersebut dinyatakan
bahwa kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap perolehan PAD dan APBD cukup signifikan. Penelitian Novianinta (2008) juga
menyatakan adanya pengaruh pajak daerah yang signifikan positif terhadap APBD, dan retribusi daerah berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap APBD. Dalam hal ini dilihat bahwa pengaruh pajak daerah lebih signifikan terhadap
belanja daerah. Namun secara simultan pajak daerah dan retribusi daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap belanja daerah.
Selain itu, Abdullah dan Halim (2003) meneliti tentang Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa PAD memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap belanja operasi.
Novianita (2008) yang meneliti tentang pengaruh pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap APBD pada pemerintahan kabupaten/kota di sumatera utara. Dalam penelitian ini, penulis menambah variabel independen yaitu menggunakan
seluruh komponen PAD (Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah). Dimana pada penelitian sebelumnya variabel independen yang digunakan hanya pajak daerah
populasi pada periode tahun yang melanjutkan tahun penelitian sebelumnya yaitu tahun 2009-2011.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Terhadap Belanja Operasi (Studi Kasus Pada Pemerintahan Kota Medan)".
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Masih lemahnya kemampuan daerah dalam menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga hal ini akan menimbulkan pengaruh langsung
terhadap kemampuan daerah untuk membiayai anggaran rutin dan anggaran pembangunan didaerah tersebut.
2. Berapa besar peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
Pemerintah Kota Medan?
3. Berapa besar peningkatan Belanja Operasi pada Pemerintah Kota
Medan?
4. Berapa besar pengaruh Pendapatan Daerah terhadap peningkatan Belanja Operasi pada Pemerintah Kota Medan?
1.3. Pembatasan Masalah
lain-lain PAD yang sah) sebagai variabel independen (X) dan variabel Belanja Opersai sebagai variabel dependen (Y) dengan batasan periode selama 6 tahun.Dari tahun
2006 sampai dengan 2011.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah adalah : Apakah PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja Operasi pada Pemerintah
Kota Medan periode 2006-2011?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhPAD terhadap
Belanja Operasi pada Pemerintah Kota Medan periode 2006-2011.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan tentang analisa laporan keuangan daerah umumnya dan pendapatan daerah khusunya dalam era otonomi daerah
2. Bagi Pemerintah Kota Medan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pihak yang berwenang di dalam pengambilan keputusan penetapan skala prioritas pengendalian sumber pendapatana yang
3. Bagi mahasiswa lain dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi penulis lainnya yang akan melakukan atau melanjutkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa :
1. Dari hasil pengujian hipotesis di atas bahwa hasilnya diperoleh sebagai berikut : BO = 106,48 + 1.38 PAD + ε
Nilai a = 106,48. Artinya jika PAD sama dengan 0, maka nilai
belanja operasi adalah sebesar 106,48 atau Rp. 106.480.000,-.yang sumbernya tidak hanya dari PAD namun ada juga dari pendapatan transfer
dan lain-lain pendapatan yang sah.
Nilai b = 1,38. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada nilai variabel
PAD sebesar 1 juta rupiah akan diikuti dengan perubahan pada nilai belanja operasi sebesar 1,38 atau Rp. 1.380.000,-.
Dari nilai r = 0,95 yang telah diperoleh. maka nilai koefisien
determinasi = r2 x 100% = 0,952 x 100% = 89,38. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat menunjukkan bahwa perubahan variabel PAD mempunyai
pengaruh yang kuat pada variabel belanja operasi yaitu 89,38%, sedangkan pengaruh faktor lain terhadap perubahan besarnya belanja operasi seperti pendapatan transfer, lain-laian pendapatan yang sah, produktifitas tenaga
kerja,tingkat efisiensi dan lainnya sebesar 10,62%.
Berdasarkan hasil nilai t hitung di atas bahwa nilai t hitung adalah
5,80 dan akan dibandingkan dengan nilai t tabel pada df = 6-2 =4 dengan probalilitas 5% adalah 2,132, maka hasil perbadingan adalah thitung>
ttabel(5,80 > 2,132) atau Hipotesis diterima artinya PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan belanja operasi di Pemkot
Medan.
5.2. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran adalah untuk
1. Untuk meningkatkan pendapatan daerah PAD khususnya, pemerintah kota Medan sebaiknya melaksanakan pembaharuan dan penyempurnaan beberapa peraturan daerah yang mengatur pendapatan daerah khususnya PAD yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, mengingat pendapatan daerah merupakan sumber pendapatan yang dapat diandalkan, serta peningkatan usaha pemungutan secara insentif aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sukriy dan Halim, Abdul. (2003). “Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan
Bali”.Simposium Nasional Akuntansi VI, Yogyakarta.
Aditya, Didit. 2008. Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Operasi (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cimahi), Skripsi, Bandung : Universitas Widyatama.
Arif, Bachtiar, 2002. The National Commitee On Govermental Accounting, Jakarta : Salemba Empat.
Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat. Darise, Nurlan. 2008. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). Jakarta : Indeks.
___________. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Indeks.
Dewi. Elita, 2002, Identifikasi Sumber Pendapatan Asli Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jurnal, Medan : Universitas Sumatera Utara.
Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Laporan APBD, 28 Desember 2009-2011,
www.djpk.depkeu.go.id
Fakultas ekonomi. 2007. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan: UNIMED.
Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1978, Ekonometrika Dasar, Jakarta : Erlangga.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3.Jakarta: Salemba Empat.
Isdijoso, Brahmantio, 2002. Analisis Kebijakan Fidkal Pada Era Otonomi Daerah (Studi Kasus : Sektor Pendidikan di kota Surakarata), Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol 6 No.1.
Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto. 2004. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia. Malang : Bayumedia.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Maulida, Pratiwi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah, Tesis S-2 Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi.
_________. 2002. Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekonomian Daerah -Ekonomi Rakyat, Artikel - Th. I - No. 4 - Juni 2002. www.ekonomirakyat.org.
Novianinta. 2008. ”Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
APBD”. Skripsi. Jurusan Akuntansi FE, Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Panggabean, Henri Edison H, 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba Samosir, Tesis S-2, Medan : Universitas Sumatera Utara.
Riduansyah, Mohammad, 2003. ”Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
terhadap Pendapatan Asii Daerah dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor)”. Tesis. Jakarta : Universitas Indonesia.
_______________. Undang- Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
______________. Undang – Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Siahaan, Marihot P. 2008. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Simamora, Henry,1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.