• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BONE KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI DI DESA BONE KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI

DI DESA BONE KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

FITRIANITA 1051 9008 9610

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H / 2014 M

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi :Partisipasi Orang Tua Dalam Melanjutkan Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Nama Penulis : Fitrianita

Stambuk / NIM : 1051 9008 9610

Fakultas / Jurusan : Agama Islam / Pendidikan Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka Skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan tim penguji Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 2 4 Ramadhan 1435 H 21 Juli 2014 M

Disahkan :

Pembimbing I Pembimbing II

Amirah Mawardi,S.Ag M. Si Dra. St. Rajiah Rusydi, M.Pd.I NBM : 774 234 NBM : 638 478

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan panuh kesadaran, peneliti yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/peneliti sendiri.

Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung oleh orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 2 4 Ramadhan 1435 H 21 Juli 2014 M

Penyusun

FITRIANITA

(4)

iv

(5)

v PRAKATA

Alhamdulillah, segala pujian hanya milik Allah ‘Azza Wa Jalla atas segala rahmat, nikmat, hidayah dan taufiq-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa mengikutinya sampai hari kiamat.

Atas berkat dan rahmat-Nya jualah maka dengan mengarahkan segenap kemampuan maka skripsi yang berjudul “partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak keperguruan tinggi Di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.” dapat dirampungkan sesuai dengan harapan.

Berkat dukungan semangat dan dorongan moral yang diberikan oleh berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :

1. Ayahanda Supu dan Ibunda Hatija yang telah melahirkan, mengasuh, mendidik, memotivasi dam membiayai penulis dengan penuh keikhlasan, ketabahan dan kesabaran. Kepada saudaraku Mansyur dan seluruh sanak keluarga yang telah banyak membantu baik materi maupun moril.

(6)

vi

2. Kaharuddin, Suami tercinta yang senantiasa mendampingi dan memberikan masukan demi terlaksananya penulisan skripsi ini

3. Dr. H. Irwan Akib, M. Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta unsur yang terlibat di dalamnya, yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu.

4. Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd, Dekan Fakultas Agama Islam dan seluruh civitas akademik.

5. Amirah Mawardi,S.Ag M. Si, Ketua Jurusan Fakultas Agama Islam 6. Amirah Mawardi,S.Ag M. Si dan Dra. St. Rajiah Rusydi M. Pd i selaku

pembimbing skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen Unismuh Makassar khususnya dosen Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.

8. Teman-teman di Fakultas Agama Islam khususnya teman sekelas angkatan 2010 yang telah membantu penulis dengan dukungan serta do’a.

9. Serta semua pihak yang penulis tidak mampu sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, kepada Allah Swt. kami memohon agar semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini senantiasa mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya, amin.

(7)

vii

Makassar, 2 4 Ramadhan 1435 H 21 Juli 2014 M

Penyusun

(8)

viii ABSTRAK

Fitrianita 105190089610 ” Partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.(dibimbing oleh Amirah Mawardi dan St. Rajiah Rusydi) Partisipasi Orang Tua adalah yang berkenaan dengan bagaimana keadaan atau keikutsertaan orang tua apakah yang berkaitan dengan pemberian motivasi atau sebagai penunjang dan penggiat dalam suatu kegiatan. Sedangkan Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan Pendidikan Anak yang telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang usia sekolah dan bermaksud melaksanakan pendidikannya pada jenjang yang lebih di atas dalam hal ini di Perguruan Tinggi.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan proposal adalah penelitian lapangan ( field riserch ). Yakni penelitian yang dilakukan dengan berusaha memberikan gambaran dengan sistematis dan cermat tentang objek dari penelitian untuk mengetahui tingkat partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke jenjang perguruan tinggi. Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui intrumen pokok berupa kuesioner/angket, wawancara, observasi digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Pengolaan dan penyajian data dilakukan secara manual yang kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel.

Dari hasil penelitian tentang partisipasi orang tua maka diperoleh hasil 75% responden mengatakan partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan,13% responden menjawab diperlukan , 8% mengatakan kurang diperlukan namun demikian ada , 4% responden mengatakan bahwa partisipasi orang tua tidak diperlukan dalam kegiatan pendidikan. Dengan gemberan tersebut dapat diketahui bahwa dengan partisipasi orang tua dipengaruhi oleh bagaimana peran dan keikutsertaan orang tua secara langsung dalam kegiatan pendidikan itu sendiri.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iv

HALAMAN PRAKATA... v

HALAMAN ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat / Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Partisipasi Orang Tua ... 8

B. Pendidikan Anak ... 27

C. .Perguruan Tinggi ... 33

D. Partisipasi Orang Tua Terhadap Kelanjutan Pendidikan Anak.. 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Lokasi Penelitian ... 40

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional Variabel ... 41

E. Populasi Dan Sampel ... 42

(10)

x

F. Instrumen Penelitian ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 47

A. Selayang Pandang ... 47

B. Partisipasi Orang Tua Dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa... 52

C. Faktor Yang Mendukung dan Menghambat partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi Di desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa... 60

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran - saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN... 72

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I Keadaan populasi ...42

Tabel II Keadaan Sampel ... 43

Tabel III Penggunaan Lahan di Desa Bone ... 51

Tabel IV Partisipasi Orang dalam Kegiatan Pendidikan ... 53

Tabel V Motivasi Anak untuk Melanjutkan Pendidikan Pada Jenjang Yang Lebih Tinggi ... 55

Tabel VI Kesiapan Orang Tua memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak ke Jenjang Perguruan Tinggi ... 56

Tabel VII Pendidikan pada Jenjang Sekolah Menengah ... 57

Tabel VIII Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Pada Perguruan Tinggi ... 58

Tabel IX Motivasi Orang Tua Pada Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan pada Jenjang Perguruan Tinggi ... 59

Tabel X Dukungan Orang Tua ... 60

Tabel XI Hal-Hal Yang menghalangi Anak Melanjutkan Pendidikan Pada Jenjang yang Lebih Tinggi ... 63

Tabel XII Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan....65

(12)

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar,telah mengadakan sidang Munaqasyah pada:

Hari/Tanggal : Ahad, 31 Agustus 2014 M / 05 Dzulqaidah 1435 H Tempat : Kampus Unismuh Makassar Jln.Sultan Alauddin

MEMUTUSKAN Bahwa saudara (i)

Nama : Fitrianita Nim : 105190089610

Judul Skripsi :Tingkat Partisipasi Orang Tua Dalam Melanjutkan Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Dinyatakan : LULUS

Mengetahui:

Ketua Sekretaris

Drs.H.Mawardi Pewangi,M.Pd.I Dr. Abd.Rahim Razaq,M.Pd.

NBM: 554 612 NIDN: 9909005374

Pembimbing I :Amirah Mawardi, S.Ag. M (………..) Pembimbing II :Dra.St.Rajiah Rusydi,M.Pd.I (………..) Penguji I :Drs. K.H Nasruddin Razak (………..) Penguji II :Dra. A. Fajriwati T.MA. M.Pd (………...)

Dekan

Drs.H.Mawardi Pewangi,M.Pd.I NBM: 554 612

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari pulau besar dan kecil dari Sabang sampai Marauke. Kondisi tersebut menjadikan masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa namun tetap berada di bawah naungan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Dengan perbedaan daerah mulai perbedaan masyarakat sampai keadaan geografis daerah tersebut secara tidak langsung berdampak pada kondisi masyarakat di masing-masing daerah yang ada di indonesia baik dalam hal keadaan social masyarakat, sarana dan prasarana daerah sampai pada kondisi pendidikan di daerah tersebut. Semakin maju daerahnya maka kondisi pendidikannyapun akan semakin berkembang. Hal inilah yang melatar belakangi perbedaan sumber daya manusia di masing-masing daerah di Indonesia.

Namun, dalam hal ini toleransi sangat dijunjung tinggi berdasarkan slogan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun tetap satu jua., Allah swt, berfirman dalam QS. AlHujurat (49) ayat 12-13 :

1

(15)











































































































Terjemahnya :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

(Departemen Agama RI, 2000:317)

Berkenaan dengan pendidikan di Indonesia dalam rangka peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, terus pula dilakukan peningkatan jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan termasuk melalui penyediaan guru bantu sementara, penyediaan materi bahan ajar terutama buku pelajaran dan peralatan peraga pendidikan, penguatan pendidikan kecakapan hidup dan

(16)

penataan hubungan lembaga pendidikan dengan dunia industri dan dunia usaha.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (2003 : 2)

Sistem Pendidikan di Indonesia acapkali mengalami perubahan yang terus berganti-ganti mulai dari kurikulum yang kadang terkendala pelaksanaan di seluruh wilayah di Indonesia sampai pada hal dasar yaitu berkenaan dengan proses pendidikan itu sendiri yang kadang luput dari perhatian pemerintah sebagai penunjang tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Dimana semua elemen harus mengambil peran di dalamnya.

Termasuk guru di sekolah.

Guru memegang kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran. Di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 Bab I pasal 1 menjelaskan bahwa :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.(2009:3)

(17)

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam melaksanakan pendidikan itu diperlukan sebuah usaha dimana keseluruhan komponen pendidikan saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan dari pendidikan, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai.

Buku sebagai komponen penting dan strategis dalam proses belajar mengajar cenderung untuk diganti oleh sekolah setiap tahun ajaran. Hal itu berdampak pada makin beratnya beban orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Untuk itu, telah ditetapkan peraturan tentang masa pakai buku teks pelajaran paling sedikit lima tahun dan tidak dibenarkannya guru, tenaga kependidikan, satuan pendidikan, atau komite sekolah untuk melakukan penjualan buku kepada peserta didik. Di samping itu, minat dan bakat peserta didik dikembangkan melalui berbagai kegiatan kesiswaan termasuk lomba-lomba karya ilmiah dan olimpiade, baik tingkat nasional maupun tingkat internasional.

Praktik-praktik rekruitmen tenaga kerja yang memprioritaskan tenaga kerja berpengalaman menyebabkan lulusan sekolah saja memiliki peluang

(18)

yang lebih rendah dalam memperoleh pekerjaan di samping ilmu pengetahuan yang terbatas dimiliki.

Masalah pendidikan juga menyangkut hal-hal mengenai bagaimana partisipasi orang tua tersebut dalam memperhatikan perkembangan pendidikan itu sendiri. Orang tua kadang beranggapan bahwa menyelesaikan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah sudah cukup sehingga beberapa dari mereka beranggapan bahwa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dirasa tidaklah begitu penting.

Namun demikian, tidak semua dari orang tua berfikir sama ada beberapa dari mereka yang memprioritaskan pendidikan anak sebagai hal yang penting dan harus dijalani sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

Atas dasar pemikiran-pemiliran tersebut di atas dan mengingat bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan umat Islam pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(19)

1. Bagaimana Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?

2. Apa Faktor-Faktor yang mendukung dan menghambat Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang pendukung dan penghambat Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Menjadi bahan informasi dan pengembangan khazanah ilmu pengetahuan agar masalah partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke Perguruan Tinggi menjadi perhatian yang serius.

(20)

b. Sebagai bahan informasi bagi penulis selanjutnya yang mempunyai bahan kajian yang sama atau serumpun dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan orangtua untuk mencari solusi atas permasalahan yang akan dikaji

b. Sebagai bahan studi kepustakaan bagi peneliti yang ingin mengkaji masalah yang relevan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Partisipasi Orang Tua 1. Pengertian partisipasi

Banyak pengertian partisipasi telah dikemukakan oleh para ahli, namun pada hakekatnya memiliki makna yang sama. Menurut Willie Wijaya ( 2004:208 ) mengatakan bahwa :

“Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participate yang artinya mengikutsertakan, ikut mengambil bagian”

Pengertian yang sederhana tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi (2001: 201-202), mengatakan bahwa :

Partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

Individu merupakan bagian terkecil dari masyarakat sedangkan orang tua itu sendiri merupakan bagian dari Keluarga. Masyarakat terdiri dari beberapa keluarga yang ada di dalamnya.

Keluarga secara umum ialah rumah tangga, dan keluarga adalah satu institusi sosial yang berasas karena keluarga menjadi penentu (determinant) utama tentang apa jenis warga masyarakat. Keluarga

8

(22)

menyuburi (nurture) dan membentuk (cultivate) manusia yang budiman, keluarga yang sejahtera adalah tiang dalam pembinaan masyarakat.

Utamanya pembinaan orang tua pada anaknya.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatanya.

2. Pengertian Orang Tua

Pengertian orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:

708) antara lain :

“Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dll), orang-orang yang dihormati (disegani). “

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua tidak terbatas pada ayah dan ibu kandung dari seorang anak namun bisa bermakna orang yang lebih tua usianya sehingga dihormati ataupun disegani dalam arti orang tua adalah orang yang punya lebih banyak pengalaman daripada anak. Namun, dalam hal ini orang tua kandung merupakan pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru di sekolah hanya merupakan pendidik setelah orang tua.

8

(23)

Berkaitan dengan kedudukan orang tua sebagai pendidik anak mencakup perhatian orang tua dalam tingkat keseringan perhatian orang tua yang ditujukan pada kegiatan belajar anak, memberikan bimbingan belajar, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan alat-alat penunjang pembelajaran, memberikan dorongan untuk belajar memberikan pengawasan, pengarah, dan lain sebagainya supaya siswa mencapai prestasi belajar yang memuaskan.Naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaan manusia dan binatang. Allah swt. menjadikan naluri itu sebagai landasan kehidupan alamiah, keluarga dalam hal ini orang tua bertanggung jawab memberikan kasih sayang kepada anak. ( Markas Iskandar, 2008 : 45 )

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi orang tua adalah berkenaan dengan bagaimana keadaan atau keikutsertaan orang tua apakah yang berkaitan dengan pemberian motivasi atau sebagai penunjang dan penggiat dalam suatu kegiatan.

3. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak

Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah swt. yang harus di pertanggung-jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya bertanggung jawab dalam pendidikan ,kesehatan,kasih sayang,perlindungan yang baik,dan berbagai aspek lainnya.

(24)

a) Memperhatikan Pendidikan Anak

Pendidikan perlu dilihat sebagai suatu proses yang berterusan,berkembang,dan serentak dengan perkembangan individu seorang anak yang mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.Dengan kemahiran yang diperolehnya anak akan mengaplikasikannya dalam konteks yang bermacam-macam dalam hidup kesehariannya di saat itu ataupun sebagai persiapan untuk kehidupannya dimasa yang akan datang.

Anak-anak diperingkat awal usianya,mereka dibentuk dan di didik sejak dari awal.Islam dan barat mempunyai perspektif yang sama dalam hal ini. Apa yang membedakannya ialah Islam menekankan pembentukan dasar (ketauhidan) seorang anak bukan hanya kelakuan fisikal dan intelektualnya saja,tetapi pemantapan akhlak juga perlu diterapkan seiring dengan penerapan keimanan di dalam ruh dan jiwa anak.Kalau suatu informasi yang diterima oleh seorang anak itu hanya diatas pengetahuan tanpa adanya penanaman aqidah dan pemantapan akhlak akibatnya generasi yang dihasilkan mungkin bijaksana dan tinggi tahap perkembangan intelektualnya tetapi dari aspek-aspek yang lain (aqidah dan akhlaknya) ia pincang dan tiada keseimbangan. ( Abdul Malik , 2003 : 87 )

Dalam Islam orangtua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya,yaitu keimanan kepada Allah Swt.Fitrah ini merupakan kerangka dasar operasional dari proses penciptaan

(25)

manusia.Di dalamnya terkandung kekuatan potensial untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan penciptaannya.Konsep dasar keimanan ini telah digambarkan dalam Al- Qur‟an ketika Luqmanul Hakim memberikan pendidikan dasar terhadap anaknya.

Anak merupakan amanah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap orangtua,anak juga buah hati,anak juga cahaya mata,tumpuan harapan serta kebanggaan keluarga.Anak adalah generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan diharapkan dapat membawa kemajuan dimasa mendatang.Anak juga merupakan ujian bagi setiap orangtua sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur‟an surah al-Anfal ayat 28 yang berbunyi :























Terjemahnya :

Dan Ketahuilah Bahwa Hartamu Dan Anak-Anakmu Itu Hanyalah Sebagai Cobaan Dan Sesungguhnya Disisi Allahlah Pahala Yang Besar.(Departemen Agama RI :2000:180).

Ayat tersebut diatas,menjelaskan salah satu ujian yang diberikan Allah kepada orang tua adalah anak-anak mereka.Itulah sebabnya setiap orangtua hendaklah benar-benar bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan Allah Swt sekaligus menjadi batu ujian yang harus dijalankan.Jika anak yang di didik mengikuti ajaran Islam maka orangtua akan memperoleh ganjaran pahala yang besar dari hasil ketaatan mereka.

(26)

Namun,fenomena yang ada menunjukkan masih banyak orangtua yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.Masih banyak anak- anak yang tidak memperoleh haknya dari orangtua mereka seperti;hak mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang,hak memperoleh pendidikan yang baik dan benar,hak menerima nafkah yang halal dan baik,dan sebagainya.

b) Membina Karakter Anak Sejak Dini

Ratna Megawangi (2003:17) menyatakan bahwa :

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.

Usia dini merupakan usia kritis bagi pembentukan karakter seseorang.

Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan menanamkan karakter pada anak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral pada generasi muda adalah usaha yang strategis.

Sebenarnya karakter juga bisa diartikan sebagai tabiat, yang bermaknakan perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan atau bisa diartikan sebagai watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian.

Orang yang berlaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berperilaku jujur dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia (Amirulloh Syarbini,2012:15).

Dalam al-Quran, manusia adalah makhluk dengan berbagai karakter.

(27)

Dalam kerangka besar manusia mempunyai dua karakter yang saling berlawanan, yaitu karakter baik dan buruk. Sebagaimana firman Allah swt.

Dalam QS Asy-Syam ayat 8-10 yang berbunyi :





























Terjemahnya:

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

(Departemen Agama RI, 2000:595)

Karakter dapat diartikan juga dengan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan yang berlandaskan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat yang berlaku di lingkungannya.

Pada penjelasan di atas disinggung masalah pendidikan karakter yang identik dengan akhlak. Maka kita perlu tahu apa hubungan pendidikan karakter dengan akhlak secara lebih dalam. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu

“mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah pancasila” (Amirulloh Syarbini,2012:16).

c) Memperhatikan Perkembangan Anak

Di tengah peradaban zaman modernisasi yang serba instan dan

(28)

semakin populer, kaum Islam sekarang lebih memfokuskan diri untuk mendapatkan kesenangan duniawi dibanding mengedepankan nilai agama sebagai kekuatan iman untuk mendapat rakhmat Allah SWT.

Tidak jarang sebagaimana kita ketahui kehidupan generasi muda muslim dimasa sekarang menunjukan seakan-akan akhlak itu tak penting.

Walaupun dari segi sarana pendidikan, media cetak dan elektronik, busana, masjid, kuantitas ahli agama bahkan kegiatan dakwah sekalipun yang semakin maju dan berkembang, justru perkembangan itu sebagian besar dipengaruhi oleh modernisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ala Barat.

Sering kita jumpai, corak budaya remaja Islam masa kini, walaupun banyak remaja muslimah yang berbusana panjang tertutup jilbab namun model busana yang dicapai tidak semata-mata diniatkan untuk menutup aurat malah mereka hanya mengikuti trend fasion yang aneh-aneh agar bertujuan terlihat menarik, gaul dan exis bagi orang lain khususnya lawan jenis.

Karakter ini sudah sangatlah parah sebagaimana melanggar perintah Allah swt. Berfirman dalam QS. An-Nur (24) ayat 31-32 yang berbunyi :





































































(29)



























































































Terjemahnya:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera- putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara- saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak- anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Departemen Agama RI. 2000:353).

Kerusakan lain pada remaja misalnya mengenai pergaulan bebas, penggunaan narkoba, tindak kriminal dan lain-lain. pengaruh lingkungan dari pergaulan teman sepermainan maupun ketidakharmonisan dalam keluarga sangat berefek negatif bagi kepribadian remaja muslim. Apalagi anak yang diusianya mulai dewasa ini biasanya suka mencoba hal yang baru dan populer di komunitas lingkungannya. Faktanya dalam kehidupan sekarang

(30)

banyak orang menganggap saat ini adalah zaman gila-gilaan sehingga jika tidak ikut gila tidak kebagian.

Dalam upaya memperbaiki masalah tersebut, keluarga adalah peran utama dalam membentuk generasi muslim yang berakhlak mulia. Sebagai orang tua harus mampu mendidik anaknya agar lebih baik dan tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif untuk membentuk pendidikan yang berkarakter. Selain peran orang tua, sekolah juga sebagai sarana untuk mendidik siswa-siswanya agar mempunyai pendidikan yang berkarakter.

Sekolah merupakan wadah yang sangat efektif untuk membentuk siswa yang berbudi pekerti dan berkarakter tinggi.

Masalah selanjutnya adalah lingkungan pergaulan. Seseorang dapat baik jika di dalam lingkungannya dia bergaul dengan orang-orang yang baik.

Satu orang yang mempunyai akhlak baik berada di dalam seratus orang yang tidak baik dia akan menjadi tidak baik dan sebaliknya, jika ada satu orang yang bermoral buruk berada di antara orang-orang yang baik dia akan menjadi baik.

Dalam upaya ini keluarga harus mampu mencari lembaga pendidikan yang kiranya dapat menunjang anak untuk bisa mendapat ilmu umum sekaligus mengasah agamanya. Contohnya seperti menyekolahkan anak disekolah-sekolah umum tetapi juga mengikut sertakan dalam kegiatan TPQ (Taman Pendidikan Qur‟an) , sekolah diniah atau di masjid terdekat atau sekaligus memasukan anak ke pesantren yang memiliki sarana sekolah.

(31)

4. Kedudukan Orang Tua dalam Islam

Keluarga pada umumnya terdiri dari orang tua yakni ibu, ayah, kakak, adik, nenek , kakek dan lain-lainnya. Masyarakat terbentuk dari unit-unit yang lebih kecil dan keluarga merupakan unit yang paling kuno dan alami serta titik diawalinya kehidupan manusia. Keluarga adalah pusat perkumpulan dan poros untuk melestarikan tradisi-tradisi serta tempat untuk menyemai kasih sayang dan emosional. Unit ini ibarat landasan sebuah komunitas dan ketahanannya akan mendorong ketangguhan sebuah masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Keluarga memiliki peran fundamental dalam menjaga bangsa-bangsa dari dekadensi dan kehancuran. Karena itu, undang-undang juga harus disusun untuk mempermudah terbentuknya keluarga, memelihara kesuciannya, dan memperkuat hubungan kekeluargaan berdasarkan hak-hak dan etika Islam. Dari segi psikologi, keluarga juga punya peranan penting dalam meredam emosi, mencegah depresi, dan memberi dampak-dampak psikis lain bagi seseorang. Anak-anak yang kehilangan orang tuanya akan

(32)

larut dalam kesedihan, diliputi rasa takut, bersikap emosi, dan kehilangan rasa tenang. Dari sini terlihat kontribusi positif keluarga dalam menjaga kesehatan mental dan memberi ketahanan terhadap tekanan-tekanan jiwa dan depresi.

Kedua orang tua sebagai poros keluarga mendapat perhatian dan perlakuan khusus dalam Islam. Al-Quran setelah memberi perintah menyembah Allah Swt dan larangan menyekutukan-Nya, juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.

a) Kedudukan Ibu

Dalam perspektif agama Islam, pendidikan anak merupakan sebuah tugas berat dan sosok yang paling tepat untuk menunaikan tanggung jawab ini adalah perempuan. Dalam masalah ini, peran perempuan tampak lebih penting dari laki-laki. Jelas bahwa salah satu prioritas seorang perempuan adalah menjalankan peran sebagai istri dan ibu. Agama Islam memiliki pandangan yang luas dan mendalam terhadap peran ibu bagi seorang perempuan, sebab Islam menilai masa depan masyarakat ada di tangan para ibu. Mereka dianggap sebagai unsur utama pertumbuhan dan kemajuan manusia di masyarakat.

(33)

Penguatan pondasi rumah tangga dan penghormatan kepada perempuan di lingkungan rumah sebagai dua hal penting yang sangat mendesak dan diperlukan oleh masyarakat. Beliau menambahkan, Seluruh anggota keluarga harus memperlakukan perempuan dengan hormat dan penuh penghargaan. Lingkungan keluarga harus dibuat sedemikian rupa sehingga anak-anak mencium tangan ibu mereka. Jika budaya menghormati perempuan sudah mengakar kuat, maka banyak persoalan di tengah masyarakat akan teratasi dan perempuan tidak lagi menjadi korban penindasan.

Kata ibu biasanya mengisyaratkan perhatian dan pengawasan terhadap anak-anak, pemenuhan kebutuhan material dan emosional, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas itu. Faktor utama yang membuat perempuan memikul peran sebagai seorang ibu adalah kodrat dan karakteristik fisik mereka. Menurut pandangan Islam, dari sisi penciptaan, masing-masing dari laki-laki dan perempuan memiliki kelebihan yang khusus.

Tapi, persepsi yang benar dalam masalah perempuan adalah dengan memandangnya sesuai dengan kodratnya sebagai perempuan dan mengenal nilai-nilai mulia yang bisa meninggikan derajatnya.

Perempuan dari segi biologis memiliki potensi untuk mengandung dan menjaga janin sampai melahirkan dan kemudian memberi asupan gizi

(34)

kepada bayi setelah ia lahir. Ibu tidak hanya membesarkan fisik seorang bayi, tapi juga membentuk jiwa dan psikisnya. Kondisi dan perilaku ibu pada masa- masa itu sangat berpengaruh pada karakter anak di masa sekarang dan di masa depan. Tujuan utama Islam adalah mendidik umat manusia, sementara tugas utama perempuan adalah berperan sebagai seorang ibu dan mendidik anak-anak sebelum melakukan kegiatan lain. Imam Khomeini ra mengatakan, "Tahapan pertama pendidikan adalah mendidik anak di pangkuan seorang ibu agar cinta seorang anak terhadap ibunya melebihi dari kecintaan kepada yang lain dan tidak ada cinta yang lebih tinggi dari cinta di antara keduanya."

Ibu adalah sumber yang memberi kekuatan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Seorang perempuan diciptakan memiliki karakter yang siap untuk menerima tanggung jawab mendidik anak. Motivasi keibuan yang merupakan motivasi paling lembut dan sekaligus kuat hanya diletakkan dalam diri perempuan. Itulah mengapa perempuan menjadi simbol kelembutan, kesenangan, perhatian dan, cinta bagi anak. Ibu adalah pribadi yang mewarnai kepribadian anaknya, bahkan ia pembuatnya. Perbuatan seorang ibu begitu indah sekaligus sensitif. Dengan tangannya, ia mengelus sang anak dan dengan hatinya yang penuh kasih sayang, ia menciptakan pertumbuhan dan revolusi dalam hati sang anak.

(35)

Pada dasarnya, proses pemberian ASI kepada bayi merupakan sebuah bentuk interaksi mesrah dan penuh kasih sayang antara ibu dan anak. Perilaku dan sifat-sifat ibu akan tertular secara intensif kepada anak melalui cara ini. Dalam pendidikan akhlak, Islam memberi kedudukan istimewa kepada ibu dan mengingatkan manusia tentang jerih payah yang mereka tanggung sepanjang hidupnya. Allah swt. Berfirman dalam QS.

Luqman (31) ayat 14 berbunyi :





































Terjemahnya :

Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya;

ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusuinya), dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada

dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

( Departemen Agama RI, 2003 : 413)

Kasih sayang dan kehangatan tidak terbatas untuk seorang bayi bersumber dari ibu. Seorang bayi senantiasa membutuhkan sebuah sumber kekuatan agar ia merasa aman, nyaman, dan kuat. Sumber itu terutama hingga tiga tahun usia balita adalah ibu. Kebanyakan pakar psikologi percaya bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang anak di kemudian hari kembali pada masa-masa sebelum usia tiga tahun, khususnya jika ia hidup terpisah dari ibunya. Sebagian dari gangguan fisik dan mental anak-anak

(36)

seperti, perasaan minder, penakut, dan suka menyendiri, sebenarnya berhubungan dengan ketidakamanan yang dirasakan tempo dulu. Oleh sebab itu, ibu memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian seimbang anak.

Peran penting lain seorang ibu adalah mentransfer nilai-nilai dan moralitas. Sebagian besar proses pengajaran anak terjadi dengan meniru perilaku kedua orang tuanya, terutama ibu. Orang-orang yang memiliki interaksi dengan anak, mereka akan menjadi teladan bagi anak tersebut.

Anak-anak akan menyesuaikan perilakunya dengan orang-orang di sekitar mereka. Untuk itulah, kehadiran seorang ibu mendampingi anaknya akan membantu mereka untuk meraih cita-citanya di masa depan.

Pendidikan manusia sedemikian penting dalam Islam sehingga memilih seorang ibu sebagai pemain kunci dalam pendidikan itu. Islam juga memberikan kedudukan istimewa kepada kaum ibu atas segala dedikasi mereka dalam membangun sebuah masyarakat yang sehat. Ada tiga macam kepayahan yang dipikul oleh seorang ibu, pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah.

b) Kedudukan Ayah

Ayah dan ibu mutlak memiliki peran penting dalam keluarga. Ayah

(37)

dan ibu juga memiliki peran yang berbeda karena memiliki wilayah masing–

masing. Ibu sebagai madrasah awal bagi anak–anaknya maka peran ibu mulai dari dalam kandungan hingga umur 5 tahun, sedangkan ayah memiliki peran memberikan pendidikan serta nafkah yang halal bagi anak–anaknya.

Ayah senantiasa dituntut untuk memberikan pelajaran hidup bagi anaknya agar mampu membawa diri di tengah-tengah masyarakat yang ada di sekitarnya tentu saja dengan jalan yang sesuai. Salah satu ayat yang sarat dengan nilai tersebut yaitu pada QS. An-Nahal(16) ayat 125 :















































Terjemahan :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk. (Departemen Agama RI, 2000:281)

Seorang ayah dalam islam bukan hanya berperan sebagai seorang yang diamanahkan untuk membesarkan anaknya saja, tapi ayah diharuskan membentuk anaknya menjadi generasi–generasi islam yang saleh.

Karenanya, anak merupakan perhiasan. Dikatakan perhiasan karena anaknyalah yang nanti akan bersaksi dihadapan Allah atas apa yang telah diajarkan seorang ayah pada anaknya. Jadi para ayah tak risau sebab

(38)

karena anaknya yang insya Allah akan menyelamatkannya karena telah menjadi generasi islam yang saleh.

Dua hal yang harus dilakukan seorang ayah agar anaknya bisa menjadi generasi islam yang saleh yakni:

1. Memberikan pelajaran tentang pendidikan akhlaq.

Akhlaq seorang anak adalah cerminan akhlaq ibu bapaknya. Imam Al – Ghazali mengatakan dalam sebuah kitabnya, jika seorang anak mempunyai akhlaq yang baik maka sejahteralah hidupnya dunia akhirat. Tapi jika mempunyai akhlaq yang buruk, tidak dipedulikan sebagai mana hewan, maka ia akan hancur dan binasa.

Perilaku manusia tidak terlepas dari perbuatan baik atau buruk maksudnya jika perbuatan yang dilakukan bukan perbuatan baik maka dengan kata lain perbuatan tersebut adalah perbuatan buruk. Yang demikian itulah yang disebut dengan akhlaq.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa akhlak merupakan budi pekerti atau perbuatan yang dilakukan seseorang baik atau buruk. Sedangkan moral adalah sikap tenang baik atau buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.

Jika seorang ayah tidak bisa mendidik akhlaq anaknya maka sudah diwajibkan baginya untuk mencarikan sebuah lembaga yang dapat mendidik dan membentuk akhlaq anaknya dengan baik, karena misi dakwah silam kedepannya berada dipundak anak – anak yang mulia.

(39)

2. Pembentukan dalam bidang berpikir.

Berpikir itu penting karena generasi islam yang saleh adalah mereka yang mempunyai kemampuan berpikir yang briliyan. Kemampuan berpikir berupaya untuk berkretifitas, imajinasi, berwawasan luas, penguatan daya ingat, kemampuan analisis, dan kemampuan mengenal yang menciptakan- Nya. Dari sinilah ayah mengenalkan Allah swt. kepada anak – anaknya.

Rasulullah saw. pernah berpesan, muliakanlah anak – anak mu dan baguskanlah akhlaqnya. Setelah membentuk akhlaq yang baik, maka tugas selanjutnya seorang ayah adalah dengan menjaga si anak dari lingkungan yang negatif. Jika tidak dijaga, akhlaq yang selama ini sudah terbentuk pada si anak dan otak yang telah bisa berpikir briliyan akan sia–sia saja. Anak yang sudah terintimidasi oleh lingkungan negatif maka sudah tidak bisa dibanggakan. Oleh karena itu menjaga lingkungan anak begitu penting. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal yang bisa merusak pendidikan akhlaq mereka adalah lingkungan luar yang tidak baik.

Menjadi seorang ayah menuntut pendidikan iman yang tinggi oleh Allah swt. Seperti kisah Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail saat peristiwa dimana Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail. Dimana akhirnya Nabi Ismail lah yang menyetujui perintah Allah tersebut dan menguatkan iman sang ayah. Meski dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan mereka diganggu oleh syetan tapi iman mereka tidak

(40)

goyah. Bahkan mereka menimpuki syetan yang menggoda mereka dengan bebatuan.

B. Pendidikan Anak

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses transfer nilai, pandangan hidup yang paling mendasar (aqidah), pemahaman-pemahaman hidup, dan berbagai pengetahuan yang menambah kesadaran peserta didik akan pandangan dan pemahamannya akan kehidupan sehingga dia mampu mengambil jalan hidup yang benar, serta menambah kesadarannya tentang berbagai pemahamannya tentang benda-benda dan sarana-sarana hidup sehingga dia dapat meniti kehidupannya dengan benar.

Pendidikan sebagai suatu sistem, terdiri atas berbagai komponen yang masing-masing saling berkaitan dan berhubungan,untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sesuai dengan yang telah diprogramkan. Dengan demikian setiap komponen memiliki sifat saling tergantung sesamanya.

Keselarasan antar komponen ini akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.

Agama Islam pun kita dianjurkan untuk melakukan pendidikan, sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat Al „Alaq ayat 1-5 yang berbunyi sebagai berikut :

(41)



















































Terjemahan :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Departemen Agama RI, 2000:479)

Pendidikan dalam pengertian secara umum dapat diartikan sebagai proses transmisi pengetahuan dari satu orang kepada orang lainnya atau dari satu generasi ke generasi lainnya semua itu dapat berlangsung seumur hidup, selama manusia masih berada di muka bumi ini.

Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian mengenai pendidikan sebagai berikut:

1. Pengertian dalam arti sempit ialah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak atau remaja yang diserahkan kepadanya, agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh tentang hubungan-hubungan dan tugas sosial.

2. Pengertian dalam arti agak luas ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang berlangsung disekolah dan luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan secara tepat dalam berbagai lingkungan hidup.

3. Pengertian dalam arti sangat luas ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan hidup dan sepanjang hidup.(Hamdani Hamid,2010:23)

(42)

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (2003 : 2)

2. Pengertian anak

Secara etimologi dapat diartikan anak yang sudah berumur enam tahun.Secara terminologi anak adalah masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual.

Sedangkan hakikat anak bagi orangtua adalah:

1) Anak adalah Amanah.

Sesuai dalam Qs. Al- Anfaal:27

























Terjemahnya:

Wahai orang-orang yang beriman,janganlah kalian mengkhianati (amanat) Allah dan Amanat Rasul,dan janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang diamanatkan kepada kalian,sedangkan kamu mengetahu. (Departemen Agama RI, 2000:180)

2) Anak adalah Batu Ujian Keimanan Orangtua.

(43)

Anak adalah sumber kebahagiaan keluarga.Tetapi disisi lain ia pula merupakan batu ujian keimanan.Sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al- Anfal ( 8 ): 28























Terjemahnya:

Dan ketahuilah,bahwa harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah (batu ujian keimanan) dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar. (Departemen Agama RI, 2000:180)

3) Anak Adalah Makhluk Independen.

Yang dimaksud dengan makhluk independen dalam hal ini adalah ciptan Allah yang berdiri sendiri,memiliki takdir tersendiri dan merupakan individu tersendiri yang terlepas dari individu lain termasuk kedua orangtuanya sekalipun.Orangtua berkewajiban merawat,mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Namun perlu disadari bahwa mereka adalah makhluk independen,dimana para orangtua tidak berhak memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka.Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur‟an Surah al-Mu‟minun (23):12-14











































































(44)

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia (Adam) dari saripatih tanah.Kemudian kami jadikan manusia (berikutnya) dari air mani yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim ibu).Kemudian air mani itu kami ciptakan menjadi segumpal darah,dari segumpal darah kami ciptakan menjadi segumpal daging,dari segumpal daging kami ciptakan menjadi tulang-belulang,lalu kami jadikan tulang-belulang yang terbungkus daging itu sebagai makhluk tersendiri. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

(Departemen Agama RI, 2000:342)

Kata Khalqun Akhar dalam ayat di atas maksudnya sekalipun anak dilahirkan orangtua,namun pada hakikatnya dia merupakan individu yang berbeda dengan siapapun, termasuk kedua orangtuanya.Bahkan dia juga memiliki takdir tersendiri yang belum tentu sama dengan kedua orangtuanya.

4) Anak Sebagai Sumber Kasih Sayang.

Surah Al-Furqan(25) :74





























Terjemahnya:

Dan orang-orang yang berkata,”ya Tuhan kami,anugerakanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Departemen Agama RI, 2000:366)

5) Anak Sebagai Pelestari Pahala

ٍدَل َو َو ِهِب ُعَفَتإنُي ٍمإلِع َو ٍةَي ِراَج ٍةَقَدَص إنِم ٍةَث َلََث إنِم الَِّإ ُهُلَمَع َعَطَقإنا ُناَسإنِ إلْا َتاَم اَذ ِإ

ُهَل وُع إدَي ٍحِلاَص

(45)

Artinya:

Jika seseorang meninggal dunia,maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah,ilmu yang bermanfaat,atau do‟a anak yang sholeh.( HR.Muslim).

6) Kewajiban Anak Berbuat Ikhsan Kepada Kedua Orang Tua Surah Al Israa‟ (17) :23-24















































































23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia

24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".(Departemen Agama RI, 2000:284)

3. Pengertian pendidikan anak

Dari berbagai penadapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak adalah proses mendidik, mengasuh, dan melatih jasmani dan rohani mereka yang dilakukan orang tua sebagai tanggung jawabnya terhadap anak

(46)

dengan berlandaskan nilai baik dan terpuji bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah. Bahkan dalam Islam sistem pendidikan keluarga ini dipandang sebagai penentu masa depan anak. Sampai-sampai diibaratkan bahwa surga neraka anak tergantung terhadap orang tuanya. Maksudnya adalah untuk melahirkan anak yang menjadi generasi insan yang rabbani yang beriman, bertaqwa, dan beramal shaleh adalah tanggungjawab orangtua.

C. Perguruan Tinggi

1. Pengertian Perguruan Tinggi

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Bagian keempat pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa :

Pendidikan Tinggi merupakan jenjang Pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Pendidikan Tinggi Merupakan jenjang pendidikan yang dilalui setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah. pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat merupakan jalur paling strategik dalam pembinaan dan pengembangan nilai-nilai kewirausahaan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Melalui jalur pendidikan sasaran utamanya adalah menanamkan nilai-nilai kepribadian dan wawasan kewirausahaan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Jalur penelitian merupakan jalur pengembangan inovasi kewirausahaan yang

(47)

bermanfaat dalam peningkatan kualitas dan perluasan wilayah jangkauan kewirausahaan. Inovasi dalam kewirausahaan merupakan jiwa dari keberhasilan berwirausaha, karena inovasi merupakan proses.

Mahasiswa di Perguruan Tinggi berada pada rentan umur remaja akhir dan dewasa awal pada tahap itu daya kritis mereka kadang-kadang diunggah oleh guncangan dan gejolak emosi dengan tuntutan yang amat menonjol terhadap pengakuan dan penghargaan social. Oleh karena itu pendidik di Perguruan Tinggi sebaiknya adalah ahli ahli agama yang punya wawasan social dan punya integritas serta wawasan yang luas. (Jalaluddin, 2001 : 76 )

2. Fungsi Perguruan Tinggi

a) Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja

Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang

mereka peroleh dalam karirnya.

Perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota staf. Ukuruan masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah staf

(48)

yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh staf atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat .

b) Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelolah pendidikan yang efisien

Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelolah pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya semakin besar.

c) Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan kehidupan

Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi.

Khaelany (2005:241) menyatakan bahwa :

Sesungguhnya Allah telah Memadukan 2 keistimewaan pada manusia untuk memiliki kelebihan yaitu memberikan kemampuan pada manusia untuk memilih kebaikan dan keburukan untuk mengimbangi

Gambar

Tabel III
Tabel IV
Tabel  VI
Tabel  VII
+6

Referensi

Dokumen terkait

Lagu ini dituliskan oleh Fanny Crosby pada tahun 1873 dengan judul asli Blessed Assurance. Fanny adalah wanita yang lahir normal, namun karena suatu penyakit ia mengalami

11 Penyesuaian model mengajar guru dengan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik adalah dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu peserta didik

terlihat dua orang bangsawan sedang membicarakan Kartini dengan lelucon negatif.Sedangkan makna konotasinya adalah dalam adegan tersebut menunjukkan sikap kekerasan

Gambar 5 Penurunan Konsesntrasi Fe setelah regenerasi resirkulasi air olahan 3 menit Dari keempat grafik di atas diketahui bahwa waktu jenuh terlama diperoleh ketika adsorben

Dosis optimum pupuk majemuk NPK pada variabel bobot biji kering per petak (g) yaitu pada tanpa aplikasi pupuk Plant Catalyst sebesar 307,58 kg/ha menghasilkan bobot biji kering

cenderung dipengaruhi oleh faktor psycho-biography nya yang dibesarkan oleh lingkungan militer sehingga membentuk pribadinya disiplin dan tegas, ini pun tampak

Fasade bangunan pada tampak tersebut merupakan arsitektur rumah panggung serta bentuk atap perisai dan terdapat kantilever yang disangga dengan menggunakan konsol

Berdasarkan dengan rumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian tentang kontribusi antara status gizi dan kemampuan motorik kasar siswa perempuan sekolah dasar