• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kopi merupakan minuman yang tidak asing lagi bagi kita, seiring dengan munculnya berbagai merk baru yang masing-masing menawarkan cita rasa dan aroma yang berbeda. Fenomena ini sering kita jumpai baik melalui iklan elektronik (Televisi, Radio) ataupun melalui media cetak seperti pada iklan yang terdapat dalam surat kabar, banyaknya produk kopi baru yang ditawarkan menjadikan persaingan dalam produksi kopi menjadi kompetitif, produusen kopi tidak hanya didominasi oleh produk dalam negeri tetapi produk- produk kopi berbagai merk datang juga dari luar negeri seperti Starbuck dari Amerika, Arabicca dari Turki dan lain-lain mereka masing-masing memiliki caffe tersendiri dengan memiliki kelebihannya sehingga produk mereka mampu merebut pasar di Negara ini.

Indonesia termasuk salah satu produsen kopi terbesar di dunia data ini bisa dilihat dari banyaknya perkebunan kopi yang ada seperti di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (Temanggung, Dieng, Wonosobo), Sumatra Utara (Pematang Siantar), dan Sumatra Barat, namun jika melihat pasar yang ada sekarang ini masyarakat kita cenderung lebih memilih produk kopi dari luar negeri.

Kenyataan ini membuat pengelola PT. Perkebunan Nusantara IX dengan dukungan Pemerintah Departemen Pertanian membuat suatu terobosan setelah melihat adanya peluang untuk ikut persaingan dalam merebut pasar lokal dengan menciptakan produk kopi dari hasil yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX tersebut, hal ini tidak mudah karena persaingan dalam produk kopi masing-masing memiliki keunggulan untuk mendapatkan animo masyarakat yang gemar minum kopi.

Banaran Coffee adalah produk kopi keluaran PT. Perkebunan Nusantara IX, produk ini belum begitu dikenal oleh masyarakat secara luas, produk ini untuk sementara hanya terdapat di dua tempat yaitu Kampoeng Kopi Banaran tepatnya di Jalan Raya Semarang Solo Km 35 Bawen, dan di Kampoeng Kopi Banaran Ambarawa yang terletak di jalan lintas Jogja Semarang Km 49 desa Bedono Kecamatan Jambu. Tempat-tempat tersebut di atas adalah sebagai pengedar khusus yang ditunjuk oleh PT. Perkebunan Nusantara IX, sehingga pengedarannya pun sangat terbatas, produk kopi yang dihasilkan dari PT. Perkebunan

(2)

2

Nusantara IX ini memang belum begitu dikenal masyarakat secara luas namun bagi penggemar kopi terutama masyarakat yang sering bepergian yang melewati daerah tersebut kebanyakan sudah mengenak produk kopi tersebut, Banaran Coffee memiliki aroma yang harum serta kekentalan kopinya khas membuat setiap penikmat kopi akan tertarik untuk mencobanya, Banaran Coffee memiliki kualitas yang berbeda dari kopi-kopi lokal lainnya.

Banaran Coffee dapat menyegarkan badan setiap orang yang meminumnya setelah merasa kecapean dalam menempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraan.

Dengan memiliki keunggulan pada produk Banaran Coffee yang penulis sebutkan diatas tadi maka penulis berpendapat pentingnya suatu media iklan yang menginformasikan keberadaan Banaran Coffee tersebut sebagai produk kopi lokal yang memiliki rasa dan khasiat yang tidak dimiliki oleh produk kopi lain. Karena selama ini pihak PT. Perkebunan Nusantara IX yang memproduksi Banaran Coffee belum mempunyai media iklan untuk produk Banaran Coffee data ini penulis peroleh dari pihak pengelola produsen Banaran Coffee itu.

Untuk menunjang konsep pemasaran diperlukan sebuah perancangan komunikasi visual yang sesuai dengan konsep periklanan. Untuk itu penulis bekerjasama dengan managemen PT. Perkebunan Nusantara IX supaya dapat menghasilkan rancangan iklan yang sesuai dan memiliki diferensiasi dengan kompetitor. Disini pentingnya peranan seorang desainer dituntut untuk menghasilkan sebuah perancangan iklan yang kreatif berbeda dari yang lainnya sehingga dapat terlihat dan dirasakan menonjol dibanding yang lain dan mudah diingat oleh audiensnya, oleh sebab itu dari hasil paparan diatas tadi penulis berkesimpulan bahwa pentingnya suatu media iklan untuk memasarkan produk kopi yang bernama Banaran Coffee.

1.2 Rumusan masalah

a. Bagaimana merancang media iklan yang komunikatif dalam menunjang pemasaran produk kopi merk Banaran Kopi untuk wilayah Jawa Tengah?

b. Media seperti apakah yang sesuai untuk mengiklankan kopi merk Banaran Coffee sehingga menarik minat masyarakat luas yang ada di Jawa Tengah?

(3)

3 1.3 Batasan Masalah

a. Pokok permasalahan yang dikaji adalah kurang dikenalnya produk Banaran Coffee oleh masyarakat.

b. Batasan pada objek perancangan berupa perancangan promosi produk Banaran Coffee kepada target marketnya.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan Komunikasi Visual dalam ranka Branding promosi Banaran Coffee adalah, untuk mendiferensiasikan produk kopi itu sendiri dengan kompetitor sehingga dapat terlihat dan dirasakan perbedaannya dibanding yang lain sehingga paling mudah diingat oleh audiensnya. Selain itu untuk mencitrakan produk kopi berkualitas yang dikehendaki dan mudah di ingat oleh audiencenya, juga untuk meningkatkan respon/awareness konsumen sehingga tertarik untuk membeli. khususnya untuk daerah Semarang dan sekitarnya.

1.5 Manfaat perancangan

a. Bagi Masyarakat Umum

 Untuk memperkenalkan kepada khalayak bahwa Banaran Coffee adalah produk yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX dimana produk ini memiliki keunggulan dalam aroma dan citarasa serta manfaat yang tidak ada pada produk lainnya.

 Memudahkan khalayak sasaran untuk lebih mengenal dan mengetahui tentang produk kopi Banaran Coffee.

b. Bagi Perusahaan

 Membangun awarness yang kuat bagi masyarakat akan adanya iklan produk kopi terbaru yang inovatif dalam visualisasinya sehingga dapat menunjang penjualanya.

 Menguatkan image dan identitas produk kopi Banaran Coffee dalam segi beriklannya yang memiliki diferensiasi dengan kompetitornya.

(4)

4 c. Bagi Perancang

 Dapat menerapkan metode penelitian dan perancangan media promosi yang terlah di pelajari selama perkuliahan.

 Perancang dapat menambah wawasan mengenai arti dan manfaat komunikasai visual bagi identitas produk dan promosinya.

 Perancang mampu mengaplikasikan strategi diferensiasi pada media komunikasi pemasaran dengan efektif.

d. Bagi Institusi

 Sebagai referensi yang dapat digunakan sebagai bahan pengembangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah desain untuk perancangan komunikasi visual.

e. Metode Analisis Data

Metode analisis akan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara pengumpulan data yang diperoleh akan diuraikan dan menafsirkan, data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dilapangan yang di kategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan. dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.

Proses analisis adalah usaha untuk menemukan jawaban dari permasalahan dalam perancangan.

1.6 Sistematika Perancangan - BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan uraian yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, batasan lingkup perancangan, metode perancangan, dalam metode perancangan didalamnya terdapat metode pengumpulan data, sistematika perancangan, serta tinjauan teori yang mendukung perancangan produk Banaran Coffee.

- BAB II. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini Identifikasi dan analisis data pada perancangan media iklan ini adalah mengumpulkan data-data yang bersifat kualitatif, yaitu berupa wawancara

(5)

5

dengan narasumber pengelola, dan Analisis Kelemahan (weakness), kelebihan (streght), peluang (opportunity), ancaman (threats) dan Matrix SWOT, terhadap produk Banaran Coffee.

- BAB III. KONSEP PERANCANGAN

Dalam bab ini menjelaskan uraian mengenai konsep-konsep pokok media promosi, strategi kreatif, program kreatif, perencanaan media dan biaya kreatif.

- BAB IV. VISUALISASI

Dalam bab ini menjelaskan uraian tentang Penjaringan Ide Visual | sketsa kasar, Proses Pengembangan Ide Visual mulai dari desain kasar desain komprehensif , kemudian tahap visual akan dilakukan dan dilaksanakan sehingga terciptanya media iklan yang sudah terkonsep.

- BAB V. PENUTUP

Dalam bab ini akan dilakukan kesimpulan dan saran mengenai media iklan yang dirancang.

1.7. Tinjauan Teoritis

1.7.1. Tinjauan Kopi Banaran

Banaran Coffee adalah produk kopi keluaran PT. Perkebunan Nusantara IX yang berlokasi kantor pusat di Jalan Mugas, Semarang Tengah yang dipimpin oleh Bapak Ir.

Hasan Sayuti, MP sebagai Komisaris Utama. Produk ini belum begitu dikenal oleh masyarakat secara luas, produk ini untuk sementara hanya menjual di dua tempat yaitu Kampoeng Kopi Banaran tepatnya di Jalan Raya Semarang Solo Km 35 Bawen, dan di Kampoeng Kopi Banaran Ambarawa yang terletak di jalan lintas Jogja Semarang Km 49 desa Bedono Kecamatan Jambu. Tempat-tempat tersebut di atas adalah sebagai pengedar khusus yang ditunjuk oleh PT. Perkebuunan Nusantara IX, sehingga pengedarannya pun sangat terbatas, produk kopi yang dihasilkan dari PT. Perkebunan Nusantara IX ini memang belum begitu dikenal masyarakat secara luas namun bagi penggemar kopi terutama masyarakat yang sering bepergian yang melewati daerah tersebut kebanyakan sudah mengenal produk kopi tersebut, Banaran Coffee memiliki aroma yang harum serta kekentalan kopinya khas membuat setiap penikmat kopi akan tertarik untuk mencobanya, Banaran Coffee memiliki kualitas yang berbeda dari kopi-

(6)

6

kopi lokal lainnya. Banaran Coffee dapat menyegarkan badan setiap orang yang meminumnya, sangat terasa faedahnya apabila mengkonsumsi kopi ini badan terasa segar kembali, terutama setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraan dengan istirahat di Kampoeng Kopi Banaran tersebut.

1.7.2. Tinjauan Pemasaran 1.7.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan kumpulan proses untuk membuat, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai-nilai kepada konsumen dan untuk mengatur hubungan dengan konsumen dalam langkah memperoleh keuntungan

secara organisasi maupun stakeholder. (Kotler dan Keller, 2009) Banyak orang mendefinisikan pemasaran hanya penjualan dan periklanan dan tidak heran setiap hari kita dihujani dengan iklan televisi, iklan surat kabar, surat penawaran, dan kunjungan wiraniaga. Oleh karena itu, anda mungkin heran mengetahui bahwa penjualan dan periklanan hanya merupakan puncak gunung es pemasaran. Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan pangsa pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Kotler (2002, Hal 15) mengemukakan bahwa pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka. Program pemasaran meliputi tindakan- tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi dan sebagainya. Dalam penerapannya, kerap kali berbagai program pemasaran dipadukan atau dilaksanakan secara bersama- sama, dan kadangkala manajer pemasaran harus memilih program pemasaran yang terbaik karena keterbatasan sumber daya.

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu strategi pemasaran

(7)

7

merupakan kombinasi dari bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk melayani pasarnya. Bauran pemasaran ini haruslah diatur sedemikian rupa sehingga akan dapat berfungsi sebagai senjata yang tepat dalam perbandingannya dipasar melawan pesaing-pesaing. Oleh karena itu maka senjata itu harus disesuaikan dengan keadaan pasar serta kondisi persaingan yang dihadapinya, dimana jenis kombinasi bauran pemasaran yang meliputi : produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Strategi pemasaran pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting untuk menghadapi lingkungan yang dinamis, dan pada akhirnya memperoleh keunggulan tertentu atau berhasil untuk meningkatkan laba tertentu. Strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut.

1.7.2.2 Konsep –Konsep Inti Pemasaran

Untuk menjelaskan definisi pemasaran maka menurut Kotler dan Keller (2009) perlu memperhatikan juga istilah-istilah penting seperti : kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk; target pasar, positioning, dan segmentasi; penawaran dan

brand; nilai dan kepuasan; marketing channel; supply chain; kompetitor;

lingkungan pasar.

a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.

Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Semua ini termasuk kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanan; kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan kasih sayang; dan kebutuhan individu akan pengetahuan dan mengekspresikan diri. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Bila didukung oleh daya beli, keinginan menjadi permintaan.

b. Target, positioning, segmentasi

Sebelum memasarkan suatu produk, marketer harus mengidentifikasi profil dari pembeli dengan cara menguji dari sisi demografi, psikografi, dan perbedaan kebiasaan antar pembeli. Setelah mengidentifikasi segmen pasar, maka memutuskan untuk menentukan target pasar sebagai kesempatan terbesar.

(8)

8

Perusahaan membentuk penawaran pasar untuk memposisikan produknya.

Perusahaan harus hati-hati dalam memilih target dan mempersiapkan program pemasaran.

c. Penawaran dan brands

Nilai proposisi yang tidak dapat diukur secara fisik adalah penawaran, yang mana Perlu dikombinasikan dengan produk, pelayanan, informasi, dan pengalamannya.

Brand merupakan penawaran dari sumber daya yang diketahui. Seperti contoh Mc Donald diasosiasikan sebagai makanan cepat saji untuk hamburger, untuk anakanak,

ceria. Semua perusahaan bekerja keras membangun image yang kuat, menguntungkan, dan unik.

d. Nilai, Kepuasan, dan Mutu

Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggaran kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila prestasi produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pembelinya tidak puas, begitu juga sebaliknya. Mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk, dan demikian dengan kepuasan pelanggan.

e. Marketing Channel

Untuk meraih target pasar, marketer menggunakan tigas jenis marketing channel yaitu communication channel yaitu melalui surat kabar, radio, televisi, dan media lainnya; distribusi channel yaitu melalui distribusi penjualan; dan service channel untuk membawa transaksi dengan pembeli potensial.

f. Supply chain

Adalah saluran distribusi yang panjang dari bahan baku menuju komponen, sampai produk akhir dan dibawa ke pembeli terakhir.

1.7.2.3 Teori Prilaku Konsumen

Dalam bukunya, Schiffman (2007) menyatakan bahwa pengertian tentang perilaku konsumen adalah penelitian bagaimana seseorang membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya (waktu, uang, dan usaha) pada suatu kegiatan konsumsi yang berkaitan. Konsumen berdasarkan perilaku konsumsinya

(9)

9

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu personal consumer dan organizational consumer.

Seorang personal consumer biasanya membeli suatu produk atau jasa untuk kepentingannya sendiri atau untuk digunakan dalam rumah tangga. Dengan kata lain produk atau jasa yang dibeli langsung digunakan oleh pembelinya (end user), sedangkan organizational consumer adalah semua jenis produk, peralatan dan jasa untuk menjalakan kepentingan organisasi baik untuk organisasi profit maupun organisasi non profit, lembaga pemerintah dan institusi lain seperti sekolah, rumah rumah sakit, dan penjara. Seseorang yang melakukan pembelian suatu produk tidak selalu bertindak sebagai user (pengguna) atau menggunakan produk tersebut sendiri karena bisa saja seseorang membeli suatu produk untuk digunakan bersama-sama.

Seseorang marketer harus mampu mendefinisikan kepada siapa promosi suatu produk harus

1.7.2.4. Proses Pengambilan Keputusan

Dalam pengertian umum, suatu keputusan merupakan seleksi dari satu atau dua lebih alternatif. Pada proses pengambilan keputusan, konsumen melewati beberapa tahapan dimana mereka mendapatkan, mengkonsumsi dan menggunakan produk, jasa, dan ide.

Menurut Mowen (1995), pada proses yang paling kompleks, proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahapan, yaitu terdiri dari :

a. Pengenalan Masalah (Problem Recognition) b. Pencarian Informasi (Search)

c. Evaluasi dan Seleksi (Alternative Evaluation)

d. Pembelian dan Pemilihan Tempat Pembelian (Choice) e. Proses Pasca Pembelian (Post Acquisition Processes)

Dalam tahap pengenalan masalah, konsumen menyadari bahwa mereka membutuhkan sesuatu, apabila dorongan untuk memenuhi kebutuhan itu kuat maka dapat mendorong orang untuk masuk ke tahap kedua, yaitu mencari informasi. Tahap ini bisa menjadi sangat luas atau terbatas, tergantung pada tingkat keterlibatan (involvement) konsumen. Pada tahap ketiga, konsumen mengevaluasi alternatif yang tersedia untuk memecahkan masalahnya. Dalam tahap ini terjadi pembentukan attitude dari alternatif. Tahap keempat, konsumen memutuskan alternatif yang dipilihnya. Akhirnya, tahap pasca pembelian. Konsumen menggunakan produk atau jasa yang mereka dapatkan.

(10)

10 1.7.3. Merk / Brand

1.7.3.1 Definisi Merk

Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand. Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Frank, Jefkin (2001:120) brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau sejumlah kombinasi yang mengidentifikasikan sebuah perusahaan yang membedakannya dari competitor. Brand atau merek menurut Soehadi (2005, p2) adalah kombinasi dari atribut-atribut, dikomunikasikan melalui nama atau simbol, yang dapat mempengaruhi proses pemilihan suatu produk / layanan di benak konsumen. Merk juga terkait dengan pengalaman ketika berhubungan dengan atau menggunakan produk / layanan. Merk akan bernilai jika konsumen mempunyai pengalaman yang positif terhadapnya Menurut Kotler dan Keller (2006, p256) brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi yang dapat dijadikan sebagai identitas produk atau jasa yang membedakan satu atau kumpulan penjual dari kompetitornya. Merk menurut Kotler (2003, p418-419) dapat dibedakan menjadi enam tingkatan pengertian, yaitu :

1. Atribut

Merk akan mengingatkan orang pada atribut-atribut tertentu 2. Manfaat

Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut tetapi membeli manfaat dan atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

3. Nilai

Merk mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Produsen harus mengenali secara spesifik kelompok pembeli dengan nilainya sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh brand tersebut. Kelompok pembeli merupakan target market dari brand tersebut.

4. Budaya

Merk mewakili budaya tertentu.

5. Kepribadian

(11)

11

Merk akan menarik bagi orang yang memiliki kesesuaian antara gambaran dirinya dengan brand image.

6. Pemakai

Merk juga menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

Bucholz dan Wordermann (2001, p10) mengatakan bahwa Merk atau brand yang menang dalam pasar adalah Merk yang selalu melekat dalam pikiran konsumen dan akan membuat konsumen tersebut termotivasi untuk memilikinya yang kemudian lebih dikenal dengan teori Buchhloz- Wordermann (BW Method). Metode BW terbagi atas lima hukum universal yang dapat diterapkan dalam semua lini produk dan pelayanan yang ada yaitu:

2. Keunggulan dan Janji (Benefit & Promises)

Konsumen lebih memilih brand dari produk yang dapat menawarkan nilai lebih atau keunggulan dibanding dengan produk lain. Aturan-aturan untuk pengembangan metode ini adalah :

a. Mengarahkan kepada kepentingan hidup konsumen b. Menghilangkan ancaman pada konsumen

c. Memberikan semangat kepada konsumen d. Mencari nilai lebih yang terdapat dari brand

e. Membuat brand sebagai pemicu dalam pemikiran konsumen 1. Norma & Nilai (Norm & Values)

Konsumen lebih memilih brand yang dapat memecahkan, mencegah masalah dan gejolak antara norma-norma dan nilai-nilai yang dipercaya. Aturan-aturan untuk pengembangan metode ini adalah :

a. Menghilangkan rasa bersalah

b. Memberikan rasa bangga kepada konsumen c. Memaparkan ketidak-konsistenan

d. Menghilangkan rasa tabu

2. Persepi dan Program (Perception & Program)

Konsumen lebih memilih sebuah brand karena persepsi dan kebiasaan yang diarahkan pada brand tersebut sebagai suatu pilihan yang logis. Persepsi yang baik akan tercipta bila konsumen mempunyai pilihan yang bagus terhadap merek tersebut. Aturan-aturan untuk pengembangan metode ini antara lain:

(12)

12 a. Membuat batasan wilayah b. Masuk ke pasar lain c. Memposisikan merek d. Membalikan kekurangan

e. Menciptakan kembali suatu kebiasaan

3. Indentitas dan Ekspresi Diri (Identity & Self Expression)

Konsumen lebih memilih brand yang dapat mengekspresikan karakter dan identitas yang ingin mereka miliki. Aturan-aturan pengembangan metode ini adalah:

a. Menunjukan karakter b. Mendukung suatu ideologi c. Menciptakan rasa kekeluargaan d. Menciptakan rasa kepahlawanan e. Ekspresi pesan pribadi

4. Cinta dan Emosi (Love & Emotion)

Konsumen lebih memilih suatu produk atau layanan tertentu karena mereka mencintai brand nya. Loyalitas merupakan loncatan dari rasa suka ke rasa cinta, bila konsumen hanya menyukai brand Anda, maka bukan tidak mungkin mereka akan pindah begitu brand lain memberikan potongan harga. Aturan- aturan pengembangan metode ini adalah:

a. Menjadi teman

b. Percabangan ke dalam emosi c. Membina rasa rindu

d. Membangkitkan rasa empati 1.7.3.2 Peranan dan Kegunaan Brand

Menurut Durioanto, Sugiarto, dan Sitinjak (2001), brand sangat penting karena memiliki faktor-faktor berikut:

1. Brand atau Merk mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil.

Hal ini berkaitan dengan turun naiknya emosi konsumen.

2. Brand atau Merk mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Hal ini dapat dilihat bahwa suatu merek yang kuat dapat diterima di seluruh dunia dan budaya.

(13)

13

3. Brand atau Merk mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu brand, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen.

4. Brand atau Merk sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen.

Brand yang kuat di pikiran konsumen sanggup mengubah suatu perilaku konsumen.

5. Brand atau Merk memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibeli dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang menempel pada Brand atau Merk tersebut.

1.7.4. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, dimana masing- masing segmennya cenderung homogen dalam segala aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil yang masing-masing bagian memiliki karakteristik tertentu tang sama. (Fandy Tjiptono, 2008: 69).

Adapun pengelompokan segmen pasar Kopi Banaran yaitu:

a. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis dengan variabel wilayah, ukuran kota, kepadatan dan iklim (Fandy Tjiptono, 2008: 72).

Berdasarkan pengelompokan geografis Kopi Banaran memilih segementasi di kawasan jawa tengah.

b. Segmentasi Demografis

Segmentasi demografi berdasarkan variabel-variabel usia, jenis kelamin, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kewarganegaraan (Fandy Tjiptono, 2008: 72).

Berdasarkan pengelompokan Demografis segmen dari Kopi Banaran J memilih usia antara 17- 50 tahun dan penghasilan menengah kebawah.

c. Segmentasi Psikografis

Segmentasi psikografis mengelompokan pasar dalam variabel kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian (Fandy Tjiptono, 2008: 73).

(14)

14

Gaya Hidup pekerja kera, Kepribadian suka berkelompok.

d. Segmentasi Perilaku

Segmentasi perilaku dengan variabel berdasarkan peristiwa, manfaat, status pengguna, tingkat pengguna, status kesetiaan, tahap kesiapan membeli dan sikap terhadap produk. (Fandy Tjiptono, 2008: 73).

1.7.5. Tinjauan Desain Komunikasi Visual 1.7.4.1 Pengertian Desain

Kata desain dapat diuraikan sebagai berikut, desain merupakan suatu kerangka bentuk, rancangan (Hasan, 2002: 25), yang dibuat dengan sebaik mungkin yang nantinya dapat menginformasikan pesan kepada sasaran secara maksimal dan menarik. Sedangkan pada buku Enseklopedia Nasional Indonesia desain berasal dari kata latin Designore, yang secara umum berarti sketsa atau rencana suatu karya seni, gedung ataupun mesin yang akan dibuat. Dikatakan oleh : Sumbo Tinarbuko dalam bukunya Semiotika Komunikasi Visua (2008) bahwa Desain Komunikasi Visual sebagai Solusi dan pemecahan masalah.

Secara etemologis desain berasal dari kata designo (italia) yang artinya gambar (Sachari, 2004:4) Keputusan pertama dalam desain adalah menentukan bentuk, ukuran dan proporsi area desain dalam hal ini berkaitan dengan pemilihan media, Pemilihan media yang tepat dan efektif gunanya untuk mencapai sasaran yang dituju (Kusmiati, 1999: 126). Penggunaan bahan kertas sebagai bahan baku turut menentukan bentuk fisik dalam mengeksekusi konsep kreatif.

Secara umum, kertas dengan ukuran-ukuran tertentu (A4 hingga A5) inilah yang banyak digunakan.

1.7.4.2. Unsur dan Prinsip Desain Komunikasi Visual

Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan berbagai pertimbangan dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain. Dimana lebih lanjut prinsip-prinsip desain itu adalah:Unsur dalam setiap hasil karya desain grafis dan DKV terdiri dari bagian-bagian yang bisa dipelajari secara terpisah Sadjiman (1997). Pada setiap hasil karya desain pasti ada minimal satu dari unsur berikut:

(15)

15 1. Garis (Line)

Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight).

Garis

Gambar 1.1. contoh garis

2. Bentuk (Shape)

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak, lingkaran dan segitiga. Pada desain komunikasi visual kita akan mempelajari betuk dasar dan bentuk turunan.

Bentuk

Gambar 1.2. contoh Bentuk

(16)

16 3. Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan nilai raba pada permukaan suatu benda, tekstur dalam konteks desain kebanyakan hanya bersifat semu, dalam artian hanya memberikan kesan pada suatu permukaan atau tidak nyata.

Tekstur

Gambar 1.3. Contoh Tekstur

4. Ruang (Space)

Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya, pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain dan dinamika desain grafis. Sebagai contoh, tanpa ruang Desainer tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Desainer tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latarbelakang (background).

(17)

17

Ruang

Gambar 1.4. Contoh Ruang

5. Ukuran (Size)

Ukuran dalam dunia desain dapat memberikan penekanan-penekanan tertentu dari sebuah besar-kecilnya sebuah objek. Besar kecilnya sebuah ukuran dapat memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam memilih sebuah informasi yang dianggap penting karena secara tidak langsung pembaca dapat langsung diarahkan kesuatu objek dengan penekanan- penekanan tertentu.

(18)

18

Ukuran

Gambar 1.5. Contoh Ukuran

6. Warna (Color)

Warna adalah apa saja yang tampak oleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda (Zain, 2001: 1621). Penggunaan warna adalah salah satu hal yang sangat penting sebagai wawasan dan bahan untuk pendukung suatu proses visual sebuah desain. Karena dengan warna kita akan tahu dan mengertia atas penggunaanya.

(19)

19

Gambar 1.6. Contoh Warna 7. Prinsip keseimbangan

Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Bila dua benda dengan berat sama diletakan pada jarak yang sama terhadap suatu sumbu khayal, maka objek yang ada pada kedua belah sisi dari garis maya tampak seolah olah berbobot sama. Prinsip kesemimbangan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Keseimbangan simetris: sama dalam ukuran, bentuk, bangun, dan letak dari bagian-bagian atau objek-objek yang akan disusun di sebelah kiri dan kanan garis sumbu khayal.

b) Keseimbangan Asimetris: Apabila garis, bentuk, bangun atau masa yang tidak sama dalam ukuran, isi atau volume, diletakan sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan keseimbangan simetris.

c) Keseimbangan Horizontal: keseimbangan antara bidang bagian atas dan bidang bagian bawah diperoleh dengan penggunaan keseimbangan horizontal

1.7.4.3. Prinsip Desain Komunikasi Visual

Definisi Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya.

(20)

20

Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/ estetis. Berbeda dengan prinsip desain grafis.

Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama komunikasi visual dari sebuah karya desain, yaitu:

1. Ruang Kosong (White Space)

Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.

2. Kejelasan (Clarity)

Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna Desainer.

3. Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan.

Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.

4. Emphasis (Point of Interest)

Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

.1.7.4.4. Penulisan Teks 1. Teks / Copywriting

Penulisan teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang (Hasan, 2002: 159). Teks merupakan suatu penjelas dalam sebuah desain yang mempunyai sifat yang mudah dibaca, dipahami, dan dimengerti maksud yang ingin disampaikan. Selain itu teks merupakan sederet kata yang menjelaskan suatu barang atau jasaSelain pada isinya sebuah copywriting terletak pada penampilannya, bagaimana ukuran serta cara mendesain tulisan dan judul, agar dapat menunjukan kepada pembaca mana pesan yang paling penting dan mana yang harus dibaca terlebih dahulu. Copywriting dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu:

(21)

21 a. Headline

Headline yang juga sering disebut sebagai judul atau kepala tulisan iklan, merupakan bagian terpenting dalam iklan media cetak. Meskipun letaknya tidak selalu pada awal tulisan, sebuah headline harus mampu menarik perhatian pembacanya sedemikian rupa agar terus mau membaca serta membangkitkan keingintahuan pemirsa terhadap produk atau jasa yang dikomunikasikan. Jika ternyata penggunaan kalimat dalam headline diikuti dengan kalimat subheadline. Menurut James F. Engle (Agus Riyanto, 2001:

303), Headline dapat iklasifikasikan menjadi:

i. Identification Headline, yang langsung menyebutkan identitas nama atau merk dari produk atau jasa yang ditawarkan.

ii. Advice or Benefit Headline, yang memberikan janji, nasihat, manfaat atau mengarahkan tentang kelebihan produk secara langsung.

iii. Information or News Headline, yang berisi berita atau informasi tentang suatu produk.

iv. Selective Headline, suatu penawaran secara langsung yang ditujukan kepada konsumen khusus, yang menjadi sasaran pesannya.

v. Command headline, isinya bersifat anjuran atau perintah kepada calon konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan.

vi. Question Headline, yang dikemukakan dengan gaya bertanya.

vii. Curiosity or Provocative Headline, untuk membangkitkan kecemasan dan ketakutan pada diri pemirsanya, serta mengundang keingintahuan pemirsa terhadap apa yang ingin disampaikan.

viii. Boast Headline, sifatnya membesar-besarkan atau melebihkan keunggulan suatu produk atau jasa.

b. Sub Judul (Sub Headline)

Adalah lanjutan keterangan dari judul yang menjelaskan makna atau arti dari pada judul dan umumnya lebih panjang dari judulnya. Ukuran huruf dalam sub headline biasanya lebih kecil dari judulnya, isi sub headline biasanya adalah umpan yang menarik untuk memancing pembaca dengan memperluas judul secara menggugah, karena pembaca selalu ingin tahu tentang tulisan yang dibaca, sehingga mereka mau mengabiskan waktu untuk membaca artikel sampai habis.

(22)

22 c. Body copy

Bodycopy merupakan suatu penjelasan tentang produk serta memberitahukan secara lengkap tentang apa yang dijual. Bodycopy merupakan penjabaran yang logis dari ide atau tema sentral yang berada pada headline. Menurut James F. Engle (Agus Rijanto, 2001: 23) bodycopy dapat dikelompokkan menjadi:

- Emotif or Mood, yang membawa pembaca pada suasana atau perasaan tertentu, serta membuat pembacanya mengasosiasikan pada peristiwa atau kesan-kesan tertentu.

- Factual Hard Selling, langsung menyodorkan kehebatan produk dan langsung menyuruh pembaca untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan.

- Factual Education, menjelaskan secara rasional dan faktual tentang keuntungan atau kerugian, serta menyodorkan alternatif lain yang memberi manfaat.

- Narrative, memberikan pDesainerngan serta gambaran tentang suatu produk tanpa pembaca terbawa dalam suasana tertentu, hanya seperti sebuah repotase dalam surat kabar.

- Prestige, yang dikemukakan adalah image(citra) dari perusahaan yang membuat produk, akan tetapi bukan produknya itu sendiri. Jadi lebih menggambarkan bonafiditas dari perusahaan produsennya.

- Picture and Caption (gambar dan keterangan), yang berisi paduan antara gambar (fotografi, Ilustrasi tangan, peta, diagram atau komik strip) dengan keterangannya.

- Monolog or Dialog, berisi percakapan antara seseorang dengan dirinya sendiri atau orang lain.

- Gimmick (iming-iming atau memperdaya), mengemukakan tentang suatu hal yang menggiurkan atau menarik hati yang kemudian baru dihubungkan atau diarahkan pada produk yang ditawarkan.

- Editorial, meletakkan iklan dalam suatu rubrik dari media yang sesuai dengan iklan tersebut.

- Testimonial, mengemukakan pendapat atau pujian dari seorang (tokoh atau public figure) maupun beberapa orang terhadap suatu produk.

(23)

23

- Quotation (kutipan), berisi kutipan pendapat atau Desainer orang-orang terkenal dimana komentar-komentar itu digunakan serta diangkat sebagai tema sentral iklan.

- Back selling (pendukung jumlah), menggunakan pihak ketiga sebagai sarana untuk mencapai sasaran. Misalnya memanfaatkan ibu-ibu atau anak-anak untuk mendesak ayahnya agar membeli suatu produk yang ditawarkan.

d. Slogan

Slogan (Kasali, 1992: 80 dan 106) merupakan kalimat atau kata-kata yang pada umumnya digunakan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap calon konsumen untuk memilih produk atau jasa yang ditawarkan. Kalimat yang digunakan harus sederhana dan mudah diingat. Slogan kadangkala juga bisa digunakan sebagai headline atau isi naskah dalam iklan.

(24)

24

BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1. Nama Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IX 2.1.2. Lokasi Perusahaan

Kantor Pusat di Jalan Mugas, Semarang Tengah

Denah Lokasi

Gambar 2.1. Denah

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IX

(25)

25 2.1.3. Latar Belakang Perusahaan

Indonesia termasuk salah satu produsen kopi terbesar di dunia data ini bisa dilihat dari banyaknya perkebunan kopi yang ada seperti di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (Temanggung, Dieng, Wonosobo), Sumatra Utara (Pematang Siantar), dan Sumatra Barat, namun jika melihat pasar yang ada sekarang ini masyarakat kita cenderung lebih memilih produk kopi dari luar negeri.

Kenyataan ini membuat pengelola PT. Perkebunan Nusantara IX dengan dukungan Pemerintah Departemen Pertanian membuat suatu terobosan setelah melihat adanya

peluang untuk ikut persaingan dalam merebut pasar lokal dengan menciptakan produk kopi dari hasil yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX tersebut, hal ini tidak mudah karena persaingan dalam produk kopi masing-masing memiliki keunggulan untuk mendapatkan animo masyarakat yang gemar minum kopi, sehingga perusahaan tersebut memiliki Visi dan Misi yang jelas :

- Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra.

- Misi Perusahaan

1. Memproduksi dan memasarkan produkkaret, teh, kopi dan gula ke pasar domestik dan internasional secara professional dan menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan.

2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja perusahaan.

3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

(26)

26 Organisasi

Gambar 2.2. Denah

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IX

2.1.4. Perkembangan Produk

Dari mulai produksi kopi, perusahaan tersebut terus mengembangkan produknya dengan alasan bahwa perlunya ada varian rasa, harga dan volume isi kopi dalam tiap-tiap kemasan seperti dalam spesifikasi dibawah ini.

2.1.5. Spesifikasi Produk

Ragam cita rasa produk kopi dari Banaran Coffee ini menawarkan selera masing- masing konsumen. sebagai bentuk kepedulian produsen kepada penikmat kopi.sehingga penikmat kopi bisa merasakan varian rasa kopi yang ditawarkan.

(27)

27

Dalam hal penyajian dari masing-masing varian memiliki cirri-ciri tersendiri dalam bentuk penyajian visual untuk membedakan dari satu varian ke varian lainnya adalah:

 Banaran Coffee (Luwak)

Dengan spesifikasi kualitas Kopi Luwak

 Banaran Coffee (Ekonomi)

Dengan kemasan yang memuat 10 sachet kopi siap seduh yang ekonomis

 Banaran Coffee (Premium)

Dengan kemasan khusus yang special Premium Kopi Banaran meberikan cita rasa yang ekslusif.

 Banaran Coffee Bubuk (Tubruk)

Dengan kemasan 250 gr, kopi ini berjenis kopi tubruk yang siap disajikan.

2.1.6. USP

Kelebihan yang dimiliki dari produk Banaran Coffee ini adalah beraneka ragam varian citarasa dan aroma yang berbeda, namun memiliki faedah yang sama yaitu mendapatkan badan kembali segar setelah meminum produk dari kopi banaran ini. Motif-motif dari masing-masing kemasan ini menyiratkan perbedaan rasa dan aroma sehingga memberikan selera pilihan. Banaran Coffee memiliki aroma yang harum serta kekentalan kopinya khas membuat setiap penikmat kopi akan tertarik untuk mencobanya, Banaran Coffee memiliki kualitas yang berbeda dari kopi-kopi lokal lainnya. Tidak berlebihan apabila minum kopi Banaran Coffee dapat menyegarkan badan setiap orang yang meminumnya dengan istirahat setelah merasa kecapean dalam menempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraan.

(28)

28

Gambar 2.3. Kemasan Banaran Coffee ( Luwak) (Foto: Nor Aini 2013)

Gambar 2.4. Kemasan Banaran Coffee (Ekonomi) (Foto: Nor Aini 2013)

(29)

29

Gambar 2.5. Kemasan Banaran Coffee (Premium) (Foto: Nor Aini 2013)

Gambar 2.6. Kemasan Banaran Coffee Bubuk (Tubruk) (Foto: Nor Aini 2013)

(30)

30

Gambar 2.7. Perkebunan kopi lokal (Foto: Nor Aini 2013)

Gambar 2.8. Biji kopi unggulan (Foto: Nor Aini 2013)

(31)

31

Gambar 2.9. SDM PT. Perkebunan Nusantara IX (Foto: Nor Aini 2013)

Gambar 2.10. Biji kopi pilihan 1 (Foto: Nor Aini 2013)

(32)

32

Gambar 2.11. Biji kopi pilihan 2 (Foto: Nor Aini 2013)

Gambar 2.12. Kopi siap saji

2.1.7. Produk Positioning

Posisi pemasaran perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX adalah membidik masyarakat yang menyukai minuman kopi. Para pencinta minum kopi ini akan sangat selektif dalam memilih produk kopi. Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX telah menyiapkan beberapa produk kopi unggulan seperti tadi di atas dalam rangka memberikan wacana pilihan pada masyarakat pencinta minum kopi ini sebuah produk yang bermutu dan memberikan kepuasan bagi penikmatnya.

(33)

33

Memperluas pangsa pasar masih sangat mungkin dilakukan, mengingat pasar yang berada di luar pulau Jawa mempunyai daya serap yang cukup besar untuk produk kopi ini. Dengan mempertahankan mutu produk secara kontinyu, kemungkinan besar produk yang dihasilkan oleh PTPN IX akan dapat diterima di berbagai segmen pasar, termasuk pasar ekspor yang biasanya mensyaratkan mutu produk tinggi.

Untuk jangka panjang, perusahaan dapat menunjuk outlet-outlet sebagai distributor pada daerah-daerah yang mempunyai potensi pasar besar. Hal ini dilakukan agar pihak perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai perkembangan pasar di area tersebut. Dengan cara itu, pula konsumen dapat dengan cepat mendapatkan informasi mengenai produk-produk kopi baru buatan lokal..

2.1.8. Harga

Adapun data mengenai harga jual pada produk Banaran Coffee dapat diperlihatkan dari tabel berikut ini:

Jenis Kopi Ukuran Harga Jual/ pcs (Rp)

Luwak 10 gr 60.000

Ekonomi 10 sachet 3.000

Premium 250 gr 17.000

Tubruk 100 gr 15.000

2.2. Tabel harga

2.1.9. Media Promosi yang Sudah Ada

Tiap produk jika ingin dikenal secara luas harus mempunyai media promosi guna menarik perhatian konsumen, begitu juga denga produk kopi Banaran Coffee, namun sejauh ini belum memiliki media yang betul-betul sebagai alat informasi, kebanyakan masyarakat yang mengetahui produk kopi ini berdasarkan cerita antar masyarakat yang pernah membeli salah satu produk kopi ini.

(34)

34

Gambar 2.13. Profil perusahaan

(Foto: Nor Aini 2013)

Adapun yang beredar saat ini disamping antar personal juga adanya media berbentuk profil perusahaan dan peredarannyapun terbatas pada kalangan tertentu atau bagi mereka yang ingin mengetahui latar belakang produk kopi ini.

Gambar 2.14. Logo (Foto: Nor Aini 2013)

Disamping antar personal juga adanya media stiker yang sudah banyak beredar sebagai merchandising bagi setiap pengunjung atau pembeli produk kopi banaran di lokasi tertentu yang penulis sebutkan pada bab I.

(35)

35 2.2. Analisis Pemasaran

2.2.1. Market Positioning 2.2.1.1. Distribusi

Agar setiap daerah dapat terjangkau, maka perlu agen-agen perwakilan yang dapat memasarkan produk secara umum . Agen merupakan perantara yang tidak memiliki hak milik atas semua barang yang ditangani, akan tetapi segala sesuatunya tergantung pada kebijakan perusahaan induknya. Untuk itu perusahaan baru menempatkan agen di dua titk yang mencakup: Bawen dan Ambarawa. Kedua agen inilah yang menjadikan cikal bakal semakin berkembang pesatnya kemajuan perusahaan dan semakin mampu melebarkan pada titik-titik pemasaran lainnya.

2.2.1.2. Konsumen

Konsumen dari produk Banaran Coffee adalah masyarakat dengan pendapatan menengah keatas.

2.2.1.3. Corporate Image

Image masyarakat terhadap Banaran Coffee diharapkan sangat positif, dari hasil wawancara dengan pihak PTPN IX, banyaknya masyarakat sekitar lokasi kampoeng banaran yang menyukai Banaran Coffee ini.

2.2.1.4. Konsentrasi Pasar

Konsentrasi pasar Banaran Coffee ini adalah para pengguna jalan raya antara Semarang Salatiga dan Semarang Ambarawa.

2.2.2. Potensial Market

 Target Pemasaran

Target pemasaran untuk Banaran Coffee saat ini adalah wilayah Semarang dan sekitarnya.

 Market Segmentation

Yang menjadi segmen dari usaha Penjualan produk kopi ini adalah mereka yang suka akan wisata agrobisnis dan holtikultura, serta mereka yang suka dengan kegiatan kuliner.

(36)

36

 Geografi

Secara geografis pangsa pasar Banaran Coffee terpusat di wilayah Kabupaten Semarang selatan.

 Demografi

Segmentasi dari segi demografi dari Banaran Coffee adalah mulai dari usia 17 – 50 tahun baik laki-laki maupun perempuan dari masyarakat dengan penghasilan menengah keatas.

 Psikograpi

Segmentasi pasar dari Banaran Coffee untuk para penikmat minum kopi dengan pakaian sosial yang menengah ke atas.

2.2.3. Data Kompetitor

2.2.3.1. Nama produk kopi

“Kopi EVA”

Jenis Produk Kopi Bubuk

Lokasi Produsen : Bedono-Ambarawa

2.2.3.2. Latar Belakang

Kopi merk “Eva” ini adalah sebuah produk kopi bubuk dimana kopi ini adalah sebagai identitas dari suatu Cofee House yang ada di kawasan Ambarawa-Bedono didirikan sekitar tahun 1956 oleh suatu keluarga yang memiliki lahan kopi disekitar belakang warung kopi pada waktu itu. Selang 2 tahun sang pemilik warung kopi ini berniat ingin membangun sebuah tempat peristirahatan bagi para pengguna jalan antara Ambarawa Bedono ini ide ini terinspirasi oleh suasana lingkungan yang rindang dan sejuk dihiasi oleh suar burung-burung yang mampu membawa suasana betul-betul menjadi segar kembali. Maka tidak selang beberapa lama kemudian dibangunlah tempat yang refresentatif pada waktu itu suatu tempat peristirahatan dimana menu utamanya adalah minum kopi, kopi ini betul betul dari hasil panen kopi sang pemilik tempat peristirahat itu atau Cofee House Eva yang sekarang ini. Maka hingga kini dikenalah dengan sebutan” Kopi Eva”.

Kopi Eva tidak jauh berbeda dengan Kopi Banaran secara proses yaitu mengoptimalkan hasil panen dari lahan milik masing-masing, namun yang

(37)

37

menjadi kunci perbedaannya adalah pada rasa dan aroma yang menjadi cirri khas masing-masing merk ini. Petrsaingan ini tidak terlalu mencolok karena masing- masing memiliki segmentasi tersendiri atau memiliki pelanggan fanatik tersendiri.

2.2.3.3. Data Produk

Gambar 2.15. Kopi Eva Foto: Nor Aini 2013

Gambar 2.16. Kopi Eva Special Foto: Nor Aini 2013

(38)

38 2.2.3.4. Media yang sedang berjalan

Gambar 2.17. Stiker Kopi Eva 1 Foto: Nor Aini 2013

Gambar 2.18. Stiker Kopi Eva 2 Foto: Nor Aini 2013

(39)

39

Gambar 2.19. Sign Board di lokasi Eva Coffee House Foto: Nor Aini 2013

2.2.3.5. Promosi saat ini

Dalam kegiatan promosi sendiri Managemen “Kopi EVA” sampai saat ini masih konsisten menggunakan mempromosikan perusahaannya.dengan menggunakan media-media cetak. Poster, polder, Stiker, untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen. Maka dari itu Kopi EVA lebih dikenal oleh khalayak sasaran.

2.2.3.6. Kelemahan dan Kelebihan Produk ( SWOT )

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), serta kondisi eksternal perusahaan yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap Kopi banaran , maka selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menetapkan posisi perusahaan dan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi promosi usaha dengan menggunakan metode SWOT.

(40)

40 a. Kelemahan Produk

 Kapasitas produksi terbatas

Hal ini berkaitan dengan sumber daya modal. tenaga kerja terbatas dan waktu pengerjaan yang cukup lama dalam pemilihan bahan kopi yang berkualitas.

 Kurangnya promosi

Belum adanya program periklanan yang mampu menyebar secara luas sehingga menghambat perkembangan penjualan secara signifikan.

 Harga jual produk relative terjangkau.

Jika dibandingkan dengan harga secara umum di pasaran, produk Banaran Coffee cukup bersaing.

 Sumber daya manusia di bagian produksi relatif rendah

Tingkat pendidikan para karyawan pada umumnya rata-rata paling tinggi sampai dengan SMA, maka menjadi sebuah beban tersendiri bagi pihak manajemen dalam melakukan sosialisasi , dan tidak adanya inovasi dalam produksi.

 Biaya produksi yang semakin tinggi

Biaya produksi yang tinggi disebabkan adanya lonjakan harga BBM nasional. Berakibat pada biaya pengiriman bahan baku yamg meningkat.

 Pemasaran yang belum optimal

Kegiatan pemasaran Iebih banyak pada kegiatan penjualan sedangkan komponen lain yang ada dalam bauran pemasaran (marketing mix), 'yaitu penetapan harga belum dioptimalkan untuk meraih pangsa pasar yang masih luas. Saat ini jumlah pelanggan tidak meningkat secara nyata, tetapi tetap mempertahankan pelanggan yang telah ada.

(41)

41 b. Kelebihan produk

 Mutu produk

Produk yang dihasilkan mempunyai mutu baik dan dapat bersaing di pasaran. Hal ini dapat dirasakan, bahan baku sudah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh produsen. Standar mutu meliputi kemasan, model dan bahan baku yang digunakan. Hasil tersebut sangat erat kaitannya dengan proses produksi yang dilakukan dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Pihak manajemen perusahaan mempunyai perhatian serius, komitmen yang kuat terhadap mutu dan selalu berusaha mensosialisasikan kebijakan mutu perusahaan Banaran Coffee kepada semua karyawannya. Di samping itu, adanya pengawasan pada setiap tahapan proses produksi memungkinkan produk terkontrol dengan baik dan apabila terjadi penyimpangan akan segera dilakukan koreksi dan perbaikan. Peralatan dan teknologi yang dimiliki mendukung dihasilkannya produk dengan mutu baik.

 Tenaga kerja setempat

Sifat pekerjaan yang diterapkan manajemen perusahaan merupakan padat karya. Oleh karena itu, kebutuhan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam operasional perusahaan dengan jumlah cukup banyak. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar Jawa Tengah, merupakan sisi positif bagi kedua belah pihak. Pihak perusahaan merasa diuntungkan dengan mempekerjakan tenaga kerja yang murah, pihak masyarakat setempat pun merasa diuntungkan dengan diberikannya kesempatan untuk menjadi karyawan di perusahaan itu.

 Keuletan manajer dalam mengelola usaha

Perusahan PTPN IX berusaha menjadi produsen kopi yang dihasilkan dari bahan non import guna memberikan konstribusi bagi Negara dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

(42)

42

 Pelayanan yang baik terhadap konsumen

Pelayanan yang diberikan terhadap pelanggan (konsumen) sudah dilakukan dengan baik, dengan cara selalu menjaga dan memperhatikan mutu produk sebagaimana yang diminta oleh konsumen/pelanggan.

Pelayanan terhadap konsumen juga dilakukan dengan cara menanggapi secara terbuka semua keluhan dari pelanggan. Selama keluhan tersebut disebabkan oleh kesalahan pihak perusahaan, maka keluhan tersebut dilayani dengan balk. Selain itu pelayanan yang baik juga dilakukan dengan cara melakukan pengadaan stok produk dengan tepat waktu.

 Jalur distribusi sederhana

Dengan belum terbentuknya program pemasaran yang luas, sementara ini menggunakan tempat khusus penjualan secara ritel supaya memudahkan target untuk memperoleh produk kopi yang berkualitas yang tidak terdapat di tempat lain.

(43)

43 2.2.4. Analisis SWOT

STRENGTH 1. Kualitas produk terjamin.

2. Kopi yang diproduksi yaitu dari biji kopi pilihan sehingga memiliki kekhasan tersendiri.

3. Rasa yang ditawarkan bervariatif.

4. Produk yang dihasilkan berkualitas.

5. Menggunakan proses teknologi modern dalam produksinya

OPPORTUNITIES

2 Menggalang dukungan kepada lapisan masyarakat supaya menggunakan produk dalam negeri

3 Varian rasa kopi yang menjadi tren pada saat ini.

WEAKNESS

1. Masih kurangnya tenaga ahli dalam penciptaan produk bervarian rasa.

2. Belum meluasnya pendistribusian untuk penjualan produk.

3. Kurangnya inofasi dalam produk kopi yang ingin bersaing dengan produk- produk yang sudah dikenal.

TREATH

1. Persaingan yang begitu ketat, minimnya pendistribusian ke pasar.

2. Semakin maraknya berbagai merk kopi yang ditawarkan.

3. Kurangnya informasi yang sampai pada masyarakat tentang Banaran Coffee.

2.2.5. Matrix SWOT

“Banaran Cofee”

(Kopi Banaran)

OPPORTUNITIES 1. Menggalang dukungan

kepada lapisan masyarakat supaya menggunakan produk dalam negeri

2. Varian rasa kopi yang menjadi tren pada saat ini..

3. Adanya media sosial dapat membantu pemasaran.

TREATH 4 Persaingan yang

begitu ketat, minimnya

pendistribusian ke pasar.

2.Semakin maraknya berbagai merk kopi yang ditawarkan.

3.Semakin maraknya berbagai merk kopi yang ditawarkan.

(44)

44 STRENGTH

1.Kualitas produk terjamin.

2. Kopi yang diproduksi yaitu dari biji kopi pilihan sehingga memiliki kekhasan tersendiri.

3.Rasa yang ditawarkan bervariatif.

3. Produk yang dihasilkan berkualitas.

4. Menggunakan proses teknologi modern dalam produksinya

S-O Strategi

1. Meningkatkan lagi kualitas dan menambah varian rasa yang lebih berfariatif untuk menarik minat target audience.

2. Menginformasikan karakter produk Banaran Coffee adalah berkualitas tinggi.

3. Meningkatkan pemasaran Banaran Coffee yang bervariatif.

S-T strategi 1. Mengadakan even

secara berkala 2. sebagai strategi

untuk bersaing dengan kompetitor lain.

3. Memberikan kualitas produk yang baik dan memberikan inotivasi kepada produk untuk menarik konsumen.

WEAKNESS

1.Masih kurangnya tenaga ahli dalam penciptaan produk bervarian rasa.

2 Belum meluasnya pendistribusian untuk penjualan produk.

3.Kurangnya inofasi dalam produk kopi yang ingin bersaing dengan produk- produk yang sudah dikenal.

4.Kurangnya promosi yang dilakukan untuk

memperkenalkan Banaran Coffee

W-O Strategi 1. Mengajak seluruh masyarakat

untuk lebih mencintai produksi dalam negeri.

2. Menyebar luaskan iklan sehingga pesan akan tersampaikan kepada target sasaran.

W-T Strategi 1. Mengadakan

kegiatan even promosi terarah untuk

menyampaikan pesan kepada audience sebagai strategi untuk menghadapi persaingan.

2.2.6. Kesimpulan SWOT

a. Produk Banaran Coffee dari perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IX, namun belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

b. Perusahaan belum memiliki pendistribusian yang luas, sehingga para peminat susah mendapatkannya..

c. Persaingan antar produk kopi cukup ketat sehingga Perusahaan perlu melakukan promosi yang menarik.

d. Ketidak tahuan masyarakat akan produk Banaran Coffee, membuat masyarakat luas belum pernah merasakan Banaran Coffee, dengan adanya informasi tentang kopi banaran, maka kopi merk Banaran Cofee akan mulai diminati.

(45)

45

e. Semakin maraknya produk-produk kopi dengan visual iklan yang menarik, mengharuskan perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IX merancang desain visual yang menarik dan pesan yang tepat guna mendapatkan perhatian masyarakat.

(46)

46

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

3.1 Konsep pemasaran 3.1.1 Tujuan Pemasaran

Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu industri mempunyai strategi bersaing.

Usaha mengenali dan mempelajari pesaing merupakan masalah utama yang perlu diselesaikan untuk melakukan perencanaan yang efektif. Perusahaan seharusnya membandingkan terus-menerus produk, harga, saluran distribusi, dan promosi mereka dengan yang dilakukan oleh para pesaing dekatnya. Dengan cara ini, perusahaan dapat secara jelas melihat bidang-bidang keunggulan dan kelemahan pesaing potensial.

Perusahaan dapat melancarkan serangan yang lebih mengena terhadap pesaingnya selain itu juga menyiapkan langkah pertahanan yang lebih kuat terhadap serangan lawan, hampir setiap industri, selalu terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang mengkhususkan diri pada sebagian dari pasar dan menghindari bentrok dengan perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan kecil ini menempati “relung-relung” pasar yang mereka layani dengan efektif melalui spesialisasi dan yang cenderung diabaikan perusahaan- perusahaan besar. Strategi yang ditempuh oleh perusahaan ini disebut penggarap relung pasar (market nicher). Menempati sebagian kecil dari keseluruhan pasar ini tidak hanya diminati oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar dan yang belum mampu di industri tertentu. Perusahaan-perusahaan jenis ini mencoba masuk ke satu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan.

Strategi pemasaran yang berhasil sangat ditentukan oleh tigkat kepuasaan yang diperoleh konsumen dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk produknya. Atas dasar ini maka dapatlah dikatakan bahwa tujuan dan sasaran pemasaran suatu produk adalah untuk kepuasaan kepada konsumen. Perusahaan dapat melancarkan serangan yang lebih mengena terhadap pesaingnya selain itu juga menyiapkan langkah pertahanan yang lebih kuat terhadap serangan lawan.

(47)

47 3.1.2. Strategi pemasaran

Rivalitas di perusahaan kopi yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapat posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, promosi, pemberian hadiah undian, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.

Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya.

Secara spesifik, strategi Banaran Coffee dalam persaingan mencakup sejumlah pendekatan yang mungkin, antara lain:

1. Menjadikan perusahaan dalam posisi sedemikian sehingga kemampuan memberikan pertahanan terbaik untuk menghadapi rangkaian kekuatan persaingan yang ada.

2. Menjadikan keseimbangan kekuatan melalui gerakan strategi, dan karenanya memperbaiki posisi relative perusahaan; atau,

3. Mengantisipasi pergeseran pada faktor-faktor yang menjadi penyebab kekuatan persaingan dan menggapainya, sehingga karenanya memanfaatkan perubahan dengan memilih strategi yang cocok dengan keseimbangan persaingan yang baru sebelum lawan menyadarinya.

3.2. Konsep Media 3.2.1 Tujuan Media

Tujuan pemilihan Media Komunikasi yang dijalankan oleh managemen Banaran Coffee adalah:

1. Membantu promosi dalam meningkatkan pemasaran produk, 2. Meningkatkan kepercayaan pada public/masyarakat,

3. Meningkatkan citra baik perusahaan

3.2.2. Strategi Media

Komunikasi yang akan dibangun adalah komunikasi visual melalui visual berupa media cetak. Tujuan komunikasi dari media ini adalah menyampaikan, bahwa Banaran Coffee merupakan perusahaan BUMN yang mempunyai visi mendayagunakan prodk hasil bumi nusantara.

Pesan utamanya adalah menginformasikan bahwa Banaran Coffee adalah produk kopi yang berkualitas tinggi, dan memiliki banyak varian rasa yang berbeda. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan berupa informasi bahwa dengan melihat visualisasi media

(48)

48

promosi, orang akan tahu kalau perusahaan PTPN IX adalah produsen produk hasil bumi nusantara yang artinya produk ini tidak akan kalah dengan produk berbahan import.

3.2.3. Program Media

Media

Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014

I II III IV I II III IV I II III IV

Billboard

Iklan Koran

Spanduk Poster

Folder

Mug

T’ Shirt

Stiker

Gantungan Kunci

3.1.Tabel Program Media Periode Tiga Bulan Pertama

Media

April 2014 Mei 2014 Juni 2014

I II III IV I II III IV I II III IV

Billboard

Spanduk Poster

Folder

(49)

49 Stiker

X-Banner

3.2.Tabel Program Media Periode Tiga Bulan Kedua

3.2.4. Panduan Media

Dalam hal ini, paduan media adalah alasan-alasan mengapa kita memilih media- media terpilih. Media yang digunakan sebagai solusi dalam mempromosikan Banaran Coffee, diharapkan mampu memberikan informasi kepada khalayak sasaran tentang produk tersebut. Media yang digunakan harus mampu menginformasikan serta mampu membangun image positif kepada khalayak khususnya pada sasaran yang dituju. Adapun pilihan media yang digunakan adalah:

a. Billboard

Billboard adalah sebuah media yang membentang di pinggir jalan dengan ukuran besar 4 x 6 meter isinya adalah memberikan informasi tentang Banaran Coffee kepada pemakai jalan raya.

b. Spanduk

Kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yg perlu diketahui umum (Ima Hardiman, 2006 :7 ). Seperti penjelasan diatas, spanduk digunakan untuk memberikan informasi tentang Banaran Coffee selain itu agar menarik perhatian masyarakat karena ukurannya yang lumayan besar.

c. T-shirt (Kaos Oblong)

Kaus oblong atau disebut juga sebagai T-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya, kaus oblong berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang siku) dan berleher bundar. Bahan yang umum digunakan untuk membuat kaus oblong adalah katun atau poliester (atau gabungan keduanya). Mode kaus oblong meliputi mode untuk wanita dan pria, dan dapat dipakai remaja, ataupun orang dewasa.

Gambar

Gambar 1.1. contoh  garis
Gambar 1.3. Contoh  Tekstur
Gambar 1.4. Contoh Ruang
Gambar 1.5. Contoh Ukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Reaksi dekomposi katalitik metana dengan katalis Fe/Mo/MgO menghasilkan diameter luar nanotube karbon yang ingin dicapai pada tujuan penelitian, yaitu nanotube karbon yang

Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan

Tujuan dari program ini adalah : (1) Menciptakan kreasi produk makanan baru yang berupa buah pepaya untuk dijadikan keripik pepaya rasa nangka dan rasa nanas, (2) Memperhitungkan

Teori ini menganggap bahwa penggunaan utang 100 persen sulit dijumpai. Kenyataannya semakin banyak utang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu hal

Kalau rasa keimanan telah meresap ke dalam jiwa seseorang manusia, walaupun dengan kekuatan senjata apa saja, keimanan itu tidak akan dapat dicabut keluar, Tidak ada

bantuan sosial bahwa responden tidak tertarik mengolah limbah karena dianggap tidak menambah pendapatan responden serta tidak terciptanya lapangan pekerjaan baru

Termasuk di sini ialah spondilitis ankilosa, sindroma Reiter, artritis psoriatika, artritis enteropati, sindroma Bechcet, demam Mediterania familial, penyakit Whipple