1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk individual namun juga merupakan makhluk sosial karena individu tidak lepas dari pergaulan dengan individu lain. Sebagai makhluk sosial seseorang harus berinteraksi dengan orang lain yang disebut dengan komunikasi. Komunikasi adalah bentuk interaksi secara verbal maupun non verbal. Begitu pula masa remaja, secara psikologis remaja mulai mencari jati diri yang tergabung dalam bentuk keinginan untuk berada di dalam kelompok dengan cara bergaul dengan orang lain disekitarnya (Mappiare,1982). Menurut Calhoun dan Acoccela (1995) agar remaja berhasil dalam membina hubungan sosial dengan lingkungannya maka remaja dapat mengembangkan perilaku asertif .
Cawood (1997) berpendapat perilaku asertif adalah suatu kemampuan perbuatan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain melalui ekspresi yang langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan atau hak-hak individu tanpa kecemasan yang tidak beralasan namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
2
berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah, sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri, Dari keyakinan diri maka akan menimbulkan kepercayaan diri dalam mengungkapkan isi dari dalam hatinya.
Lauster (1997) kepercayaan diri adalah keyakinan dan kepercayaan akan kemampuan dirinya sendiri sehingga seseorang tidak terpengaruh orang lain dan menggambarkan sikap yang mandiri, mampu melaksanakan sesuatu tanpa tergantung dengan orang lain, optimis yaitu mempunyai pandangan dan harapan yang baik akan dirinya, toleran dan mampu berempati serta menerima kekurangan dirinya ataupun orang lain.
Sedangkan Kanter (2006) berpendapat percaya diri adalah perasaan mampu melakukan sesuatu yang dimiliki seseorang yang menghubungkan harapan dengan kemampuan diri sendiri dalam melakukan aktivitas yang terbentuk dari harapan-harapan positif seseorang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Harapan adalah bentuk dasar dari kepercayaan terhadap suatu hal yang diinginkan oleh manusia sehingga apabila dapat terwujud akan mendatangkan kebahagiaan dan rasa senang. Kemampuan diri sendiri yaitu keahlian yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu perbuatan sehingga manusia dapat melakukan serta menyelesaikan banyak hal.
3
p=0.000 (p<0.05). Namun Setyaningsih (2011) menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif pada siswa kelas XI SMAN 5 Surakarta dengan hasil korelasi rxy 0.163 dengan p=0.110 (p>0.05). Dari dua hasil penelitian yang dilakukan oleh Fiftina (2012) dan Setyaningsih (2011), pengumpulan data menggunakan skala kepercayaan diri dan skala perilaku asertif. Terdapat perbedaan hasil penelitian tentang hubungan kepercayaan diri dengan perilaku asertif sehingga perlu dilakukan penelitian ulang.
MAN adalah salah satu sekolah SMA Negeri Islam yang dikelola oleh Departemen Agama Republik Indonesia, sehingga tertarik untuk meneliti kondisi siswa di MAN 1 Salatiga. Hasil pra penelitian sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kepercayaan Diri
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
Sangat rendah 34-53 0 0 %
Dari tabel 1.1 kepercayaan diri siswa kelas X8 MAN 1 Kota Salatiga sebagian besar pada kategori tinggi dengan prosentase 60 %.
Tabel 1.2 Perilaku Asertif
Kategori Interval Frekuensi Prosentase
4
Berdasarkan hasil analisis diskriptif pada tabel 1.2 tentang perilaku asertif, diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas X8 MAN1 Kota Salatiga berada pada kategori sedang 68.57 %.
Menurut Cawood (1997) bahwa kepercayaan diri yang tinggi dipengaruhi dan dihasilkan oleh orang yang memiliki perilaku asertif tinggi, karena perilaku asertif dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rakos (1991) menyatakan bila seseorang memiliki kepercayaan diri tinggi maka perilaku asertif seseorang juga tinggi karena memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat dan hak-haknya. Sebaliknya bila kepercayaan diri seseorang rendah maka seseorang akan memiliki perilaku asertif yang rendah. Dari pernyataan Cawood (1997) dan Rakos (1991) dihubungkan dengan hasil pra penelitian menunjukkan kepercayaan diri siswa pada kategori sedang namun perilaku asertif pada kategori rendah sehingga bertentangan dengan pendapat Cawood (1997) dan Rakos (1991).
5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “adakah hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku
asertif siswa kelas X MAN 1 Kota Salatiga?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif siswa kelas X MAN 1 Kota Salatiga.
1.4Manfaat Penelitian
a). Manfaat Teoritis
1. Apabila dalam penelitian ditemukan ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif, maka sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fiftina (2012), yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif.
2. Apabila dalam penelitian ditemukan hasil yang tidak signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif, maka sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2011).
b). Manfaat Praktis
6
1.5Sistematika Penulisan
Bab 1 dengan judul Pendahuluan, yang berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 dengan judul Landasan Teori yang berisi: pengertian perilaku asertif, tujuan perilaku asertif, aspek-aspek perilaku asertif, karakter individu yang berperilaku asertif, pengertian kepercayaan diri, ciri-ciri orang percaya diri, faktor-faktor kepercayaan diri dan aspek-aspek kepercayaan diri.
Bab 3 dengan judul Metode Penelitian, yang berisi: jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, dan teknik analisis data dan penyusunan pokok bahasan.
Bab 4 dengan judul Pelaksanaan dan Hasil Penelitian, yang berisi: persiapan penelitian, gambaran lokasi penelitian, analisis data, tahap penelitian, uji hipotesis dan pembahasan.