BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga yang
tepatnya berada di Jln KH.Ahmad Dahlan.Lokasi sekolah SMA Muhammadiyah
(Plus) Salatiga berada di lingkungan yang cukup tenang karena jauh dari
keramaian sehingga sekolah ini cukup nyaman untuk proses belajar dan sekolah ini
juga mempunyai area lahan yang cukup luas.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas
X,XI,dan XII. Kelas yang dipakai dalam penelitian adalah kelas X.A, X.B, XI
IPA, XI IPS, XI Bahasa, XII IPA, XII IPS,dan XII Bahasa. Subyek dalam dalam
penelitian ini siswaX.A, X.B, XI IPA, XI IPS, XI Bahasa, XII IPA, XII IPS,dan
XII BahasaSMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga Berdasarkan data secara
keseluruhan, jumlah siswa yang telah menigisi angket dengan lengkap sebanyak
61 siswa.
Data siswa yang menjadi subyek penelitian dapat dilihat dalam tabel
Tabel 4.1
Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada awalJanuari setelah penulis melakukan uji
validitas di kelas X.A, X.B, XI IPA dan XI IPS.Pembagian angket dibantu oleh
gru Bimbingan Konseling.Kemudian pada tanggal 19Januari 2013peneliti dan guru
BK menyebar angket sebanyak 61 siswa.
Dari 61 angket yang kembali semuanya memenuhi syarat untuk diskor dan
di analisis.Selanjutnya peneliti memberi skor pada setiap angket yang terkumpul
untuk di selanjutnya diuji analisis.
Kelas Total
Laki-laki Perempuan
X.A 6 8
X.B 6 8
XI IPA 5 12
XI IPS 15 12
XI Bahasa
6 4
XII IPA 10 14
XII IPS 9 1
XII Bahasa
4 4
1.3 AnalisisHasil Penelitian
Dalam analisis hasil penelitian ini ada dua variabel yaitu skala percaya diri dan
perilaku merokok pada siswa.
[image:3.612.98.536.181.475.2]1.3.1 Deskripsi Percaya Diri
Tabel 4.2Tingkatan Percaya Diri
Interval Kriteria Jumlah
Responden
%
133 – 152 Sangat tinggi 16 26,2
114 – 132 Tinggi 14 23,0
95 – 113 Sedang 18 29,5
76 – 94 Rendah 13 21,3
61 100
Mean 115.8033
SD 19.60852
Min 76
Max 152
Dari Tabel di atas terlihat bahwa percaya diri siswa SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga yang termasuk dalam kategori rendah percaya dirinya ada sebanyak 13 siswa (21,3 %),
dan sebanyak 18 siswa (29,5%) masuk dalam kategori siswa yang memiliki percaya diri dengan
kategori sedang. Sedangkan untuk percaya diri dengan kategori tinggi ada sebanyak 14 siswa
(23,0 %) dan 16 siswa (26,2 %) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi.Kenyataan ini
menunjukkan bahwa percaya diri siswa SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga berada dalam
1.3.2 Deskripsi Perilaku Merokok
Tabel 4.3Tingkatan Perilaku Merokok
Interval Kriteria Jumlah
Responden
%
118 – 137 Sangat tinggi 11 18,0
98 – 117 Tinggi 15 24,6
79 – 97 Sedang 20 32,8
60 - 78 Rendah 15 24,6
61 100
Mean 98.5246
SD 17.58750
Min 60
Max 137
Dari Tabel di atas terlihat bahwa perilaku merokok remaja kelas SMA
Muhammadiyah (Plus) Salatiga bervariasi. Sebanyak 15 siswa (24,6 %) yang termasuk
dalam kategori merokok rendah, 20 siswa (32,8 %) yang termasuk dalam kategori sedang,15
siswa(24,6 %) yang termasuk dalamkategori tinggi dan 11 siswa (18,0 %) yang termasuk
dalam kategori sangat tinggi.
Halini menunjukkan bahwa perilaku merokok untuk siswa SMA Muhammadiyah
(Plus) Salatiga yang tergolong dalam kategori sedang memiliki frekuensi yang paling besar.
1.4 Analisis Korelasi
Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis korelasi
Tabel 4.4
Korelasi Hubungan antara Perilaku Merokok Dengan Kepercayaan Diri Siswa Laki – Laki di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga
Correlations
P.diri Merokok
Kendall's tau_b P.diri Correlation Coefficient 1.000 .307**
Sig. (2-tailed) . .005
N 61 61
Merokok Correlation Coefficient .307** 1.000
Sig. (2-tailed) .005 .
N 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis diatas, dari 61 siswa menghasilkan p: 0,005 yang berarti sangat
signifikan dengan r : 0,307** pada kategori sedang dengan tingkat kepercayaan 99% dan tingkat
kesalahan 1 %. Hal ini menunjukkan ada korelasi positif yang sangat signifikan antara perilaku
merokok dengan kepercayaan diri pada siswa SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga.
Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang positif yang signifikan antara
perilaku merokok dengan kepercayaan diri pada siswa laki-laki SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga.” yang diajukan peneliti dinyatakan diterima. Semakin tinggi kepercayaan diri maka
semakin tinggi pula perilaku merokok pada remaja.
kepercayaan diri tersendiri bagi mereka, dengan merokok mereka menganggap dirinya sudah
dewasa dan bukan anak-anak lagi. Dengan demikian hipotesis yang diajukan sebagai landasan
dan dalam penelitian ini terbukti.Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mereka merokok hanyalah
untuk mencari jati dirinya dan untuk memperoleh rasa kepercayaan diri dihadapan orang lain.
Dari hasil pemberian kategori tiap indikator skala perilaku merokok di SMA
Muhammadiyah (Plus) Salatiga yang paling mempengaruhi siswa tersebut untuk melakukan
perilaku merokok adalah faktor kepribadian dengan kategori sangat tinggi terdapat 11 responden
(18,0 %), pada kategori tinggi terdapat 15 responden (24,6 %), pada kategori sedang terdapat 20
responden (32,8%), dan pada kategori rendah terdapat 15 responden (24,6 %) Sedangkan dari
hasil pemberian kategori tingkat kepercayaan diri dapat dijelaskan bahwa skala kepercayaan diri
pada siswa di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga yang sangat tinggi berjumlah 16 responden
(26,2%) dari keseluruhan responden yang diteliti dan yang mempunyai skala kepercayaan diri
yang tinggi berjumlah 14 responden (23,0%), yang mempunyai skala kepercayaan diri yang
sedang berjumlah 18 responden (29,5%) dan yang mempunyai skala kepercayaan diri rendah
berjumlah 13 responden (21,3%).
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga
mempunyai tingkat kepercayaan diri yang sedang. Berdasarkan hasil kategori yang diperoleh
menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian melakukan perilaku merokok untuk mendapatkan
rasa percaya diri yang sedang, maksudnya walaupun ada hubungan yang positif namun tidak
semua siswa yang merokok ingin memperoleh rasa kepercayaan diri tetapi ada alasan-alasan
tertentu yang memaksa mereka untuk merokok.
Pola hubungan dalam keluarga yang penuh dukungan disertai norma dan sanksi yang jelas
merokok. Namun sebaliknya, remaja yang mengenakan hukuman fisik dan verbal dengan cara
mengkritik berlebihan serta adanya kekerasan di keluarga menjadi faktor negatif bagi remaja
untuk berteman dengan teman sebayanya. Bagi sebagian remaja perokok, merokok
membangkitkan kepercayaan, ketenangan, rasa memimpin, meningkatkan kewibawaan dan
lain-lain.Merokok adalah simbol persahabatan dan keakraban, merokok juga sebagai kunci pencarian
ide-ide cemerlang, pembuat inspirasi, dapat menenangkan fikiran, mengurangi rasa gelisah,
mengurangi stress dan lain sebagainya.
Menurut Fatia (2005) banyak alasan orang merokok, ada yang karena gengsi, gaya hidup,
iseng, atau hanya ingin terlihat macho (keren) dan gaul. Efek yang dirasakan kebanyakan para
perokok itu adalah efek sugesti yang bersifat psikologis.Rokok dapat membuat orang yang
menghisapnya merasa tenang dan percaya diri, begitulah pengakuan dari sebagian perokok
(Mangoenprasodjo, 2005).Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson (dalam Komalasari;
2002) berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa