• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II

SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nuryat Widiastuti

0902830

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Halaman Hak Cipta

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA

KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Oleh Nuryat Widiastuti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Nuryat Widiastuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nuryat Widiastuti 0902830

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA

KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Dr. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001

Pembimbing II

Dra. Tatat Hartati, M.Ed, Ph.D NIP. 19530312 197903 2 002

Mengetahui, Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten

Bandung Barat Oleh

Nuryat Widiastuti 0902830

(5)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E. Hipotesis Tindakan... 5

F. Penjelasan Istilah ... 5

BAB II IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Teknik Pembelajaran Bahasa ... 7

2. Teknik Bercerita ... 7

a. Pengertian bercerita ... 7

b. Manfaat Bercerita ... 8

c. Jenis-jenis Cerita ... 9

d. Unsur-Unsur Cerita Anak ... 11

(6)

3. Keterampilan Menyimak ... 14

a. Pengertian Menyimak ... 14

b. Tujuan Menyimak ... 15

c. Jenis Menyimak ... 15

d. Tahapan Menyimak ... 16

e. Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar ... 17

4. Keterampilan Berbicara ... 18

a. Pengertian Berbicara ... 18

b. Tujuan Berbicara ... 19

c. Jenis-jenis Berbicara ... 20

d. Tahapan Berbicara ... 20

e. Keterampilan Berbicara di Sekolah Dasar ... 22

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Pendekatan dan Metode ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 35

F. Analisis dan Interpretasi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

2. Deskripsi Siklus I ... 39

3. Deskripsi Siklus II ... 51

4. Deskripsi Siklus III ... 63

B. Pembahasan ... 75

1. Perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita ... 75

(7)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita ... 76

3. Hasil Belajar Siswa ... 78

a. Keterampilan Menyimak ... 78

b. Keterampilan Berbicara ... 79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Rekomendasi ... 84

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Refleksi Siklus I ... 47

4.2 Resume Pelaksanaan Siklus I ... 49

4.3 Refleksi Siklus II ... 59

4.4 Resume Pelaksanaan Siklus II ... 61

4.5 Refleksi Siklus III ... 71

(9)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Bagan Kerangka Berpikir Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan

Keterampilan Menyimak dan Berbicara ... 26

3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart ... 29

4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Menyimak... 78

4.2 Grafik Persentase Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menyimak ... 79

4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara ... 80

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 87

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 98

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 108

Lampiran B 1. Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 118

2. Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 124

3. Hasil Lembar Observasi Siklus III ... 130

4. Lembar Wawancara ... 136

Lampiran C 1. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus I ... 137

2. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus II ... 138

3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus III ... 139

4. Format Penilaian Keterampilan Berbicara ... 140

Lampiran D 1. Lembar Kegiatan Siswa Siklus I ... 142

2. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I ... 143

3. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II ... 144

4. Lembar Evaluasi Siswa Siklus III ... 145

5. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus I ... 146

6. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus II ... 147

7. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus III ... 148

8. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 149

9. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 151

10.Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus III ... 153

11.Perbandingan Nilai Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Siklus I, II dan III ... 155

(11)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Foto Kegiatan Siklus II ... 157

3. Foto Kegiatan Siklus III ... 158

Lampiran F

1. Surat Ijin Penelitian dari UPI

2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kurikulum di sekolah, khususnya di sekolah dasar siswa dituntut

untuk dapat menguasai seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam

kurikulum. Salah satu kunci untuk menguasai seluruh mata pelajaran tersebut

adalah dengan siswa menguasai keterampilan berbahasa. Karena bahasa

merupakan penerjemah semua mata pelajaran tersebut.

Keterampilan berbahasa (language arts, language skills), dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan mambaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang disebut caturtunggal (Tarigan, 2008:2).

Seperti yang telah disebutkan diatas, diantara keterampilan berbahasa yang

harus dikuasai siswa adalah keterampilan menyimak dan berbicara. “Menyimak dan berbicara di pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah” (Tarigan, 2008:2). Selain itu,

berbicara juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan aspek

keterampilan yang lain. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai keterampilan

berbicara bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting agar siswa dapat

mengembangkan keterampilan berbahasanya.

Sebenarnya, sekolah-sekolah telah lama menuntut para siswa menyimak

secara ekstensif, namun pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik

untuk menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan pada asumsi

bahwa hal itu merupakan kemampuan alamiah belaka (Tarigan, 2008:12). “Pembicara yang efektif dan cemerlang pada akhirnya akan hancur jika ia gagal untuk menyimak dengan baik dan benar” (Hermawan, 2012:29). Ini

merupakan bukti dari hubungan yang erat antara keterampilan menyimak dan

(13)

2

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam Tarigan (2008:3-4), bahwa menyimak dan berbicara merupakan

kegiatan komunikasi dua arah secara langsung, yang merupakan komunikasi

tatap muka atau face to face communication. Hubungan tersebut terdapat pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Ujaran (Speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru

(imitasi). Oleh karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam

oleh anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.

2. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam

masayarakat tempat hidupnya. Hal ini terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa

kata, pengguanaan kata-kata dan pola-pola kalimat yang digunakan anak.

3. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan

kualitas berbicara seseorang.

4. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aid) akan menghasilkan

penangkapan informasi yang lebih baik pada penyimak. Pada umumnya

anak menggunakan bahasa yang didengar serta disimaknya.

Anak-anak yang telah meninggalkan taman kanak-kanak telah dibekali

dengan permulaan sejumlah keterampilan. Diantara semua itu tentu terdapat

hal-hal yang erat kaitannya dengan keterampilan menyimak, yaitu:

1. Anak-anak akan mampu menyimak dengan baik bila suatu cerita

dibacakan dengan nyaring.

2. Anak-anak dapat menyimak serta menuruti petunjuk-petunjuk lisan yang

disampaikan dengan jelas. (Anderson, dalam Tarigan, 2008:66).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dan studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti, diketahui bahwa rendahnya keterampilan menyimak

tersebut disebabkan oleh kurangnya siswa dalam memusatkan perhatian pada

bacaan yang didengarnya. Hal tersebut juga menyebabkan rendahnya

keterampilan berbicara siswa saat mengulang cerita yang telah disampaikan

guru. Ini terjadi karena diindikasikan terjadinya gangguan-gangguan. Salah

satu gangguan yang dialami adalah dalam menyampaikan cerita, guru hanya

(14)

3

sehingga guru tidak ekspresif dalam bercerita. Akibatnya siswa sulit

mendalami dan ikut berada didalam alur cerita.

Kelemahan tersebut membuat penulis mencari cara alternatif dalam

membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan bericara

siswa. Maka, peneliti merasa teknik yang cocok dalam meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara siswa adalah dengan menggunakan

teknik bercerita.

Dengan teknik bercerita, diharapkan dongeng yang dibacakan akan

membawa imajinasi siswa masuk kedalam alurnya. Sehingga adegan demi

adegan yang ada dalam dongeng dapat tersampaikan dengan jelas. Siswa pun

menjadi terarah dalam mengikuti alur dongeng serta gangguan-gangguan yang

terjadi selama pembelajaran dapat diabaikan oleh siswa karena menariknya

dongeng yang disampaikan. Sehingga setelahnya diharapkan pula siswa dapat

meningkatkan keterampilan berbicaranya dalam menceritakan kembali isi

dongeng yang telah disampaiakan oleh guru.

Maka dari permasalahan yang telah dideskripsikan diatas, selanjutnya,

peneliti memutuskan untuk mengambil judul penelitian, “Implementasi

Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan

Berbicara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang

diatas, dengan demikian penulis merumuskan masalah, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan

berbicara dengan menggunakan teknik bercerita?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan

berbicara dengan menggunakan teknik bercerita?

3. Apakah penerapan teknik bercerita dapat meningkatkan keterampilan

(15)

4

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa kelas II di SDN Pasirwangi.

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang:

1. Perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara dengan

menggunakan teknik bercerita.

2. Teknis pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara

dengan menggunakan teknik bercerita.

3. Dapat tidaknya teknik bercerita dalam meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Mendapatkan teori baru tentang peningkatan keterampilan menyimak

dan berbicara mengenai isi dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia

melalui penerapan teknik bercerita sebagai dasar untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis :

a. Manfaat bagi siswa

1) Membantu siswa dalam menguasai dan meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara mengenai isi dongeng.

2) Siswa menjadi tidak jenuh dalam kegiatan belajar menyimak dan

berbicara mengenai isi dongeng pada mata pelajaran bahasa

Indonesia di kelas.

b. Manfaat bagi guru

1) Memberikan alternatif cara pembelajaran menyimak dan berbicara

bagi guru.

(16)

5

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan teknik bercerita yang baik dapat meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa mengenai isi dongeng pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu istilah teknik,

bercerita, menyimak dan berbicara. Selanjutnya istilah-istilah tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut:

Teknik adalah cara penyampaian mengenai penerapan suatu metode secara

mendetail. Teknik dalam pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam

pembelajaran yang telah disusun berdasarkan metode pembelajaran yang akan

digunakan. Jadi teknik disini merupakan cara-cara penjabaran dari sebuah

metode dalam pembelajaran.

Bercerita adalah suatu cara penyampaian mengenai kisah suatu kejadian

atau peristiwa yang disampaikan melalui lisan melalui teknik-teknik tertentu.

Teknik-teknik yang dimasksud meliputi penggunaan media, atau pun

penggunaan teknik suara seperti intonasi, mimik wajah dan tempat

penyampaian cerita.

Menyimak adalah keterampilan dalam mendengarkan, memahami serta

menilai untuk mendapatkan informasi yang telah disampaikan secara lisan.

Disini, dengan siswa dapat menyimak secara baik, siswa diharapkan menjadi

lebih mudah dalam menangkap jalannya cerita yang disampaikan guru.

Berbicara adalah keterampilan mengungkapkan pesan melalui pengucapan

secara lisan dalam rangka menyampaikan ide, gagasan dan perasaaan. Dalam

hal ini, apabila siswa memiliki keterampilan berbicara dengan baik, maka ia

akan mudah dalam berbicara menyampaikan isi dongeng yang telah

(17)

27

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

gabungan, yaitu gabungan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2011:14).

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011:15), adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah,

peneliti merupakan instrumen kunci pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dan pada generalisasi.

Selanjutnya, metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari

Classroom Action Research, yaitu Action Research yang dilakukan dikelas,

diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr & Kemmis

didefinisikan dengan ide pokok sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan merupakan satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang

dilakukan melalui refleksi diri.

2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang

diteliti, diantaranya adalah guru, siswa atau kepala sekolah.

3. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki situasi atau lembaga

tempat praktik tersebut dilaksanakan. (Wardhani dan Wihardit,

2008:1.3-1.4).

(18)

28

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Tujuan utama pembuatan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan

yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangann

profesionalnya. Tetapi secara rinci tujuan PTK adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidikan dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas

pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. (Natalia dan Dewi,

2008:10).

Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan model spiral

Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66), yaitu model siklus yang

dilakukan secara berulang berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan

semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Seperti nampak pada

(19)

29

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart

Secara rinciKemmis dan Taggart (wiriaatmadja. 2008:66) menjelaskan

tahap-tahap penelitian tindakan sebagai berikut: Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi Siklus I

Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi Siklus II

Perencanaan Siklus III

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

(20)

30

1. Tahap refleksi awal

Refleksi awal dilakssanakan sebagai kegiatan awal untuk mendapatkan

informasi awal mengenai kondisi yang berkaitan dengan tema penelitian.

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan observasi pendahuluan untuk

mengenali dan mengetahui kondisi nyata di lapangan. Sehingga dengan

dilaksanakannya refleksi awal dapat dilakukkan pemfokusan masalah yang

selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian sehingga dapat

ditetapkan tujuan penelitian. Pada saat melaksanakan tahap ini, setidaknya

peneliti telah mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang

akan diteliti.

2. Tahap perencanaan (plan)

Pada tahap ini dalam penyususnannya didasari dari hasil refleksi awal.

Tahap perencanaan ini merupakan langkah tindakan apa yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku

dan sikap yang dikehendaki sebagai solusi dari permasalahan.

3. Tahap tindakan (act)

Disini tindakan yang telah direncanakan direalisasikan. Dalam hal ini

peneliti mengimplementasikan tahap-tahap teknik bercerita dalam

meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dalam

pembelajaran.

4. Tahap pengamatan (observe)

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini data pelaksanaan tindakan mengenai penggunaan teknik

bercerita dan rencana yang telah dibuat dikumpulkan. Pada tahap ini juga

menggunakan instrumen penelitian, yaitu berupa jenis data observasi yang

diisi oleh teman sejawat dan guru kelas.

5. Tahap refleksi (reflect)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat

pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini pula dilakukan

pertimbangan baik buruknya atau berhasil belum berhasilnya tindakan

(21)

31

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

selanjutnya. Untuk memudahkan refleksi dapat memunculkan kelebihan

dan kekurangan setiap tindakan. Hal tersebut dapat dijadikan dasar

perencanaan sikllus selanjutnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD tempat peneliti melaksanakan Program

Latihan Profesi (PLP), yaitu di SDN Pasirwangi. SDN Pasirwangi terletak di

Kampung Pasirwangi Desa Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak didalam

perkampungan warga Pasirwangi, sehingga lokasi SD sangat mudah dijangkau

oleh siswa-siswa yang mayoritas bertempat tinggal di sekitar Kampung

Pasirwangi tersebut.

Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga minggu dan disesuaikan

dengan jadwal hari pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II SDN Pasirwangi

Lembang. Jadwal pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Siklus Hari / Tanggal Alokasi Waktu

I Selasa, 14 Mei 2013 4 x 35 menit

Umumnya mereka adalah merupakan siswa yang aktif dan ceria.

D. Prosedur Penelitian

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan

penelitian awal dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Mengadakan evaluasi pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di

(22)

32

2. Mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilaksanakan di sekolah tempat penelitian.

Setelah melaksanakan penelitian awal, maka penelitian pun dimulai

dengan prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, yaitu

sebagai berikut:

a. Menganalisis kurikulum pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II

untuk menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta

pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dijadikan pedoman dalam pembelajaran.

c. Memilih media yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan.

d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar

wawancara, dan lembar soal tes.

e. Konsultasi instrumen penelitian kepada dosen pembimbing agar

instrumen yang disusun sesuai dengan tujuan yang ditargetkan.

f. Memperbaiki instrumen jika diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan dan pengamatan

Metode penelitian yang dipakai merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan tiga siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yang akan

dipaparkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita

pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai

berikut:

a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan

menggunakan teknik bercerita.

b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng

(23)

33

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Secara berkelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa

(LKS) mengenai dongeng yang telah guru sampaikan.

d) Guru bersama-sama siswa membahas LKS yang telah siswa

kerjakan.

e) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang

telah guru sampaikan.

f) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang

telah siswa kerjakan

g) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.

2) Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru

kelas II. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan

teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar

observasi sebagai panduan kegiatan.

3) Refleksi

Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah

disesuaikan dengan ketercapaian indikator, untuk siklus

selanjutnya kemudian peneliti mengulang kegiatan pada siklus I

dan perbaikan-perbaikan yang telah direfleksikan agar hasil belajar

mencapai indikator yang telah ditargetkan.

b. Siklus II

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita

pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai

berikut:

a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan

menggunakan teknik bercerita.

b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng

(24)

34

c) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang

telah guru sampaikan.

d) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang

telah siswa kerjakan.

e) Secara berkelompok, setiap siswa berlatih bercerita dalam

kelompoknya.

f) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.

2) Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru

kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan

teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar

observasi sebagai panduan kegiatan.

3) Refleksi

Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah

disesuaikan dengan ketercapaian indikator, untuk siklus

selanjutnya kemudian peneliti mengulang kegiatan pada siklus II

dan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang telah direfleksikan

agar hasil belajar mencapai indikator yang telah ditargetkan.

c. Siklus III

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita

pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai

berikut:

a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan

menggunakan teknik bercerita.

b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng

yang disampaikan oleh guru.

c) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang

(25)

35

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang

telah siswa kerjakan

e) Secara berkelompok, setiap siswa berlatih bercerita dalam

kelompoknya.

f) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.

2) Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru

kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan

teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar

observasi sebagai panduan kegiatan.

3) Refleksi

Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah

disesuaikan dengan ketercapaian indikator, kemudian peneliti

menganalisis serta membuat kesimpulan dari pelaksanaan

pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh kebenaran objektif

dalam pengumpulan data agar masalah yang diteliti dapat direflesikan. Oleh

sebab itu, maka peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Instrumen persiapan pembelajaran

Instrument yang digunakan dalam persiapan pembelajaran adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia dengan teknik

bercerita. RPP dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pokok, media pembelajaran,

teknik pemebelajaran dan evaluasi.

2. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Instrumen pelaksanaan pembelajaran yang digunakan adalah alat tes

(26)

36

untuk mengetahui keterampilan menyimak siswa dan instrumen penilaian

keterampilan berbicara siswa untuk mengukur keterampilan berbicara

siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dengan

menggunakan tekik bercerita. (Instrumen penilaian keterampilan

menyimak dan berbicara terlampir).

3. Instrumen pengumpulan data

Peneliti akan menggunakan instrumen pengumpulan data penelitian

sebagai berikut:

a. Observasi

Sutisno Hadi (Sugiyono, 2011:203) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Disini, peneliti

dibantu oleh rekan sejawat atau guru kelas melakukan pengamatan

untuk melihat adanya hubungan yang terjadi di lapangan denngan

pembelajaran menyimak dan berbicara denngan teknik bercerita.

b. Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2011:317) menyatakan bahwa, wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Disini peneliti melakukan wawancara kepada

siswa pada siklus III.

c. Tes

Penilaian teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan

menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar

oleh testi (Wahyudin, 2006:40). Bentuk tes yang digunakan oleh

peneliti adalah tes lisan dan tertulis. Tes tertulis dilakukan dengan

menjawab soal-soal yang berkaitan dengan keterampilan menyimak isi

dongeng. Tes lisan dilakukan terkait dengan keterampilan berbicara

siswa dengan menceritakan kembali isi dongeng yang telah

(27)

37

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Foto

Pada tahap pelaksanaan tindakan oleh peneliti, proses

pembelajaran yang sedang berlangsung diabadikan melalui alat

perekam gambar berupa kamera foto. Tentu saja dalam hal ini peneliti

memerlukan rekan sejawat ataupun guru kelas untuk membantu

merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga

data yang dihimpun menjadi lebih akurat dengan adanya foto sebagai

penguat dari data-data yang ada.

F. Analisis dan Interpretasi Data

Setelah selesai melaksanakan kegiatan dalam penelitian maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data. Data yang dikumpulkan adalah data

kuantitatif meliputi data tes tertulis siswa, kemudian data yang telah

dikumpulkan tersebut dikumulatifkan untuk mengetahui jumlah skor yang

didpat siswa. Selanjutnya data yang didapat masing-masing siswa dihitung

kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya. Serta

dikumpulkan juga data kualitatif berupa data hasil observasi, angket dan tes

lisan selama proses pembelajaran, kemudian dibuat presentase dari

masing-masing instrumen yang digunakan.

Data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan atau ditafsirkan

dengan cara hasil analisis data dihubungkan dengan teori-teori yang

diterapkan dalam penelitian dalam hal ini mengenai teknik bercerita,

kemudian diidentifikasi apakah teori-teori yang diterapkan sesuai atau tidak

dengan hasil yang didapat, sehingga dari hasil-hasil tersebut peneliti dapat

(28)

83

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakannya kegiatan penelitian mengenai implemetasi teknik

bercerita dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa.

pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi kecamatan Lembang, maka didapatlah

simpulan yang dijabarkan sebgai berikut:

1. Perencanaan siklus I, disusun berdasarkan hasil observasi pada awal

penelitia, sedangkan perencanaan siklus II dan III disusun berdasarkan

hasil refleksi pada siklus I, sehingga kegiatan perencanaan pada setiap

siklusnya berlangsung menjadi lebih baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada keterampilan menyimak dan berbicara

siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada keterampilan

menyimak siswa yang mengalami peningkatan signifikan pada siklus II

diikuti dengan meningkatnya kembali pada siklus III. Pada siklus I banyak

sekali siswa yang tidak berani bercerita kembali di depan kelas, tetapi pada

siklus II mulai terlihat banyaknya siswa yang berani bercerita di depan

kelas, kemudian diikuti oleh siklus III siswa berebut mengacungkan

tangan ingin bercerita di depan kelas.

3. Hasil belajar siswa, dengan nilai KKM yang telah ditetapkan mencapai 63,

hasil keterampilan menyimak yang diperoleh pada siklus I sebanyak 52%

siswa mencapai nilai KKM dan untuk hasil keterampilan berbicara

sebanyak 40% siswa mencapai nilai KKM. Selanjutnya hasil penilaian

keterampilan menyimak dan berbicara siswa pada siklus II meningkat

secara signifikan, yaitu pada keterampilan menyimak sebanyak 76%

mencapai KKM dan untuk keterampilan berbicara sebanyak 68% siswa

mencapai KKM, kemudian hasil penilaian tersebut kembali meningkat

pada siklus III dengan perolehan persentase 92% siswa mencapai KKM

pada keterampilan menyimak, dan sebanyak 84% siswa telah mencapai

(29)

84

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Merujuk pada deskripsi yang dijabarkan diatas maka penelitian dengan

menggunakan teknik bercerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia

dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng telah berhasil

dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa,

khususnya pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas, untuk memperbaiki proses pembelajaran di

sekolah dasar, khusunsnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka

peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan

penelitian yang telah dilakukan, adapun saran tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas keterampilan menyimak dan

berbicara siswa meningkat setelah menggunakan teknik bercerita dalam

proses pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu diharapkan dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan

kembali isi dongeng guru khususnya guru kelas II SDN Pasirwangi,

menggunakan teknik bercerita. karena dapat meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita pada

siswa kelas II SDN Pasirwangi. Untuk itu pula peneliti mengharapkan

pada peneliti lain yang tertarik pada penelitian dengan teknik bercerita

seperti yang peneliti lakukan ini agar meningkatkan kemampuannya serta

memperdalam teknik bercerita ini agar terlaksana serta hasilnya lebih baik

(30)

85

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qudsi, M dan Nurhidayah, U. (2010). Mendidik Anak Lewat Dongeng.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Ari Ermawan, M, Keterampilan berbahasa: aspek berbicara.

http://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-berbicara.html [23

April 2013].

Cahyani, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara melalui

Storyteling bagi Siswa Kelas III SDN 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman

Kabupaten Cirebon. UPI. Tidak Diterbitkan.

Hartati, T dan Chuariah, Y. E. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Kelas Rendah. Bandung: UPI PRES

Hermawan, H. (2011). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Natalia, M. M dan Dewi, K. I. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta

Emas.

Nurhayati. (2010). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik

Bercerita Di SDN Wanakerta IV Kabupaten Garut. Skripsi. UPI. Tidak

Diterbitkan

Nurjanah, N. (2011). Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Isi Cerita

Melalui Teknik Bercerita (Storytelling) di Kelas V SDN Cisarandi I

Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Skripsi. UPI. Tidak

Diterbitkan.

Purnamasari, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa.

Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan

Rosdiana, Y. et al. (2008). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD.

(31)

86

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Solchan, TW et al. (2008). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sutisna, A. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik

Bercerita (Story Telling) di Kelas V (Lima) SDN Kadupandak I Kabupaten

Cianjur. UPI. Tidak Diterbitkan.

Syamsudin. et al. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wahyudin, U. et al. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS

Wardhani, I dan Wihardit, K. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka:

Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Gambar

Tabel
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan
gambar berikut:
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode IRR dapat di identifikasikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari pendapatan bersih yang di harapkan akan diterima sama dengan jumlah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yangber judul ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur tanaman terhadap produksi TBS (Tandan Buah Segar) perkebunan kelapa sawit rakyat di

Analisis Makna Majas Perbandingan pada Lirik Lagu yang dipopulerkan oleh Tohoshinki Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

USU merupakan salah satu universitas negeri di Indonesia yang memiliki 14 fakultas, yakni: Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Sistem Penjualan dan Pembelian Buku dilatar belakangi karena penggunaan komputer pada saat ini sangatlah dibutuhkan dalam segala bidang,

Model B adalah model antrian jalur berganda (M/M/S).Sistem ini memiliki dua atau lebih jalur stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang

b) Rumus nilai jumlah. Untuk menulis rumus selalu diawali dengan tanda = , tulis = kemudian pilih cells yang akan dijumlah dengan menkliknya lalu beri tanda +, lanjutkan hingga