Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II
SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nuryat Widiastuti
0902830
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Halaman Hak Cipta
IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA
KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN
BANDUNG BARAT
Oleh Nuryat Widiastuti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Nuryat Widiastuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
Nuryat Widiastuti 0902830
IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA
KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing 1
Dr. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001
Pembimbing II
Dra. Tatat Hartati, M.Ed, Ph.D NIP. 19530312 197903 2 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten
Bandung Barat Oleh
Nuryat Widiastuti 0902830
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4
E. Hipotesis Tindakan... 5
F. Penjelasan Istilah ... 5
BAB II IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA... 6
A. Kajian Teori ... 6
1. Teknik Pembelajaran Bahasa ... 7
2. Teknik Bercerita ... 7
a. Pengertian bercerita ... 7
b. Manfaat Bercerita ... 8
c. Jenis-jenis Cerita ... 9
d. Unsur-Unsur Cerita Anak ... 11
3. Keterampilan Menyimak ... 14
a. Pengertian Menyimak ... 14
b. Tujuan Menyimak ... 15
c. Jenis Menyimak ... 15
d. Tahapan Menyimak ... 16
e. Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar ... 17
4. Keterampilan Berbicara ... 18
a. Pengertian Berbicara ... 18
b. Tujuan Berbicara ... 19
c. Jenis-jenis Berbicara ... 20
d. Tahapan Berbicara ... 20
e. Keterampilan Berbicara di Sekolah Dasar ... 22
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 26
C. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Pendekatan dan Metode ... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
C. Subjek Penelitian ... 31
D. Prosedur Penelitian... 31
E. Instrumen Penelitian... 35
F. Analisis dan Interpretasi Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 39
1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38
2. Deskripsi Siklus I ... 39
3. Deskripsi Siklus II ... 51
4. Deskripsi Siklus III ... 63
B. Pembahasan ... 75
1. Perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita ... 75
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita ... 76
3. Hasil Belajar Siswa ... 78
a. Keterampilan Menyimak ... 78
b. Keterampilan Berbicara ... 79
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83
A. Simpulan ... 83
B. Rekomendasi ... 84
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1 Refleksi Siklus I ... 47
4.2 Resume Pelaksanaan Siklus I ... 49
4.3 Refleksi Siklus II ... 59
4.4 Resume Pelaksanaan Siklus II ... 61
4.5 Refleksi Siklus III ... 71
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Bagan Kerangka Berpikir Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak dan Berbicara ... 26
3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart ... 29
4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Menyimak... 78
4.2 Grafik Persentase Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menyimak ... 79
4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara ... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 87
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 98
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 108
Lampiran B 1. Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 118
2. Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 124
3. Hasil Lembar Observasi Siklus III ... 130
4. Lembar Wawancara ... 136
Lampiran C 1. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus I ... 137
2. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus II ... 138
3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus III ... 139
4. Format Penilaian Keterampilan Berbicara ... 140
Lampiran D 1. Lembar Kegiatan Siswa Siklus I ... 142
2. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I ... 143
3. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II ... 144
4. Lembar Evaluasi Siswa Siklus III ... 145
5. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus I ... 146
6. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus II ... 147
7. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus III ... 148
8. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 149
9. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 151
10.Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus III ... 153
11.Perbandingan Nilai Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Siklus I, II dan III ... 155
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Foto Kegiatan Siklus II ... 157
3. Foto Kegiatan Siklus III ... 158
Lampiran F
1. Surat Ijin Penelitian dari UPI
2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kurikulum di sekolah, khususnya di sekolah dasar siswa dituntut
untuk dapat menguasai seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum. Salah satu kunci untuk menguasai seluruh mata pelajaran tersebut
adalah dengan siswa menguasai keterampilan berbahasa. Karena bahasa
merupakan penerjemah semua mata pelajaran tersebut.
Keterampilan berbahasa (language arts, language skills), dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan mambaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang disebut caturtunggal (Tarigan, 2008:2).
Seperti yang telah disebutkan diatas, diantara keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai siswa adalah keterampilan menyimak dan berbicara. “Menyimak dan berbicara di pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah” (Tarigan, 2008:2). Selain itu,
berbicara juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan aspek
keterampilan yang lain. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai keterampilan
berbicara bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting agar siswa dapat
mengembangkan keterampilan berbahasanya.
Sebenarnya, sekolah-sekolah telah lama menuntut para siswa menyimak
secara ekstensif, namun pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik
untuk menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan pada asumsi
bahwa hal itu merupakan kemampuan alamiah belaka (Tarigan, 2008:12). “Pembicara yang efektif dan cemerlang pada akhirnya akan hancur jika ia gagal untuk menyimak dengan baik dan benar” (Hermawan, 2012:29). Ini
merupakan bukti dari hubungan yang erat antara keterampilan menyimak dan
2
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam Tarigan (2008:3-4), bahwa menyimak dan berbicara merupakan
kegiatan komunikasi dua arah secara langsung, yang merupakan komunikasi
tatap muka atau face to face communication. Hubungan tersebut terdapat pada
hal-hal sebagai berikut:
1. Ujaran (Speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
(imitasi). Oleh karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam
oleh anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
2. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam
masayarakat tempat hidupnya. Hal ini terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa
kata, pengguanaan kata-kata dan pola-pola kalimat yang digunakan anak.
3. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan
kualitas berbicara seseorang.
4. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aid) akan menghasilkan
penangkapan informasi yang lebih baik pada penyimak. Pada umumnya
anak menggunakan bahasa yang didengar serta disimaknya.
Anak-anak yang telah meninggalkan taman kanak-kanak telah dibekali
dengan permulaan sejumlah keterampilan. Diantara semua itu tentu terdapat
hal-hal yang erat kaitannya dengan keterampilan menyimak, yaitu:
1. Anak-anak akan mampu menyimak dengan baik bila suatu cerita
dibacakan dengan nyaring.
2. Anak-anak dapat menyimak serta menuruti petunjuk-petunjuk lisan yang
disampaikan dengan jelas. (Anderson, dalam Tarigan, 2008:66).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dan studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti, diketahui bahwa rendahnya keterampilan menyimak
tersebut disebabkan oleh kurangnya siswa dalam memusatkan perhatian pada
bacaan yang didengarnya. Hal tersebut juga menyebabkan rendahnya
keterampilan berbicara siswa saat mengulang cerita yang telah disampaikan
guru. Ini terjadi karena diindikasikan terjadinya gangguan-gangguan. Salah
satu gangguan yang dialami adalah dalam menyampaikan cerita, guru hanya
3
sehingga guru tidak ekspresif dalam bercerita. Akibatnya siswa sulit
mendalami dan ikut berada didalam alur cerita.
Kelemahan tersebut membuat penulis mencari cara alternatif dalam
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan bericara
siswa. Maka, peneliti merasa teknik yang cocok dalam meningkatkan
keterampilan menyimak dan berbicara siswa adalah dengan menggunakan
teknik bercerita.
Dengan teknik bercerita, diharapkan dongeng yang dibacakan akan
membawa imajinasi siswa masuk kedalam alurnya. Sehingga adegan demi
adegan yang ada dalam dongeng dapat tersampaikan dengan jelas. Siswa pun
menjadi terarah dalam mengikuti alur dongeng serta gangguan-gangguan yang
terjadi selama pembelajaran dapat diabaikan oleh siswa karena menariknya
dongeng yang disampaikan. Sehingga setelahnya diharapkan pula siswa dapat
meningkatkan keterampilan berbicaranya dalam menceritakan kembali isi
dongeng yang telah disampaiakan oleh guru.
Maka dari permasalahan yang telah dideskripsikan diatas, selanjutnya,
peneliti memutuskan untuk mengambil judul penelitian, “Implementasi
Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan
Berbicara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang
diatas, dengan demikian penulis merumuskan masalah, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan
berbicara dengan menggunakan teknik bercerita?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan
berbicara dengan menggunakan teknik bercerita?
3. Apakah penerapan teknik bercerita dapat meningkatkan keterampilan
4
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
menyimak dan berbicara siswa kelas II di SDN Pasirwangi.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang:
1. Perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara dengan
menggunakan teknik bercerita.
2. Teknis pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara
dengan menggunakan teknik bercerita.
3. Dapat tidaknya teknik bercerita dalam meningkatkan keterampilan
menyimak dan berbicara siswa.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
Mendapatkan teori baru tentang peningkatan keterampilan menyimak
dan berbicara mengenai isi dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia
melalui penerapan teknik bercerita sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis :
a. Manfaat bagi siswa
1) Membantu siswa dalam menguasai dan meningkatkan
keterampilan menyimak dan berbicara mengenai isi dongeng.
2) Siswa menjadi tidak jenuh dalam kegiatan belajar menyimak dan
berbicara mengenai isi dongeng pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas.
b. Manfaat bagi guru
1) Memberikan alternatif cara pembelajaran menyimak dan berbicara
bagi guru.
5
E. Hipotesis Tindakan
Penerapan teknik bercerita yang baik dapat meningkatkan keterampilan
menyimak dan berbicara siswa mengenai isi dongeng pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
F. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu istilah teknik,
bercerita, menyimak dan berbicara. Selanjutnya istilah-istilah tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
Teknik adalah cara penyampaian mengenai penerapan suatu metode secara
mendetail. Teknik dalam pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam
pembelajaran yang telah disusun berdasarkan metode pembelajaran yang akan
digunakan. Jadi teknik disini merupakan cara-cara penjabaran dari sebuah
metode dalam pembelajaran.
Bercerita adalah suatu cara penyampaian mengenai kisah suatu kejadian
atau peristiwa yang disampaikan melalui lisan melalui teknik-teknik tertentu.
Teknik-teknik yang dimasksud meliputi penggunaan media, atau pun
penggunaan teknik suara seperti intonasi, mimik wajah dan tempat
penyampaian cerita.
Menyimak adalah keterampilan dalam mendengarkan, memahami serta
menilai untuk mendapatkan informasi yang telah disampaikan secara lisan.
Disini, dengan siswa dapat menyimak secara baik, siswa diharapkan menjadi
lebih mudah dalam menangkap jalannya cerita yang disampaikan guru.
Berbicara adalah keterampilan mengungkapkan pesan melalui pengucapan
secara lisan dalam rangka menyampaikan ide, gagasan dan perasaaan. Dalam
hal ini, apabila siswa memiliki keterampilan berbicara dengan baik, maka ia
akan mudah dalam berbicara menyampaikan isi dongeng yang telah
27
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
gabungan, yaitu gabungan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2011:14).
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011:15), adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah,
peneliti merupakan instrumen kunci pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dan pada generalisasi.
Selanjutnya, metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari
Classroom Action Research, yaitu Action Research yang dilakukan dikelas,
diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr & Kemmis
didefinisikan dengan ide pokok sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan merupakan satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, diantaranya adalah guru, siswa atau kepala sekolah.
3. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki situasi atau lembaga
tempat praktik tersebut dilaksanakan. (Wardhani dan Wihardit,
2008:1.3-1.4).
28
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Tujuan utama pembuatan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan
yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangann
profesionalnya. Tetapi secara rinci tujuan PTK adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidikan dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. (Natalia dan Dewi,
2008:10).
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan model spiral
Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66), yaitu model siklus yang
dilakukan secara berulang berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan
semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Seperti nampak pada
29
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart
Secara rinciKemmis dan Taggart (wiriaatmadja. 2008:66) menjelaskan
tahap-tahap penelitian tindakan sebagai berikut: Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Perencanaan Siklus I
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
Hasil Refleksi Siklus I
Perencanaan Siklus II
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
Hasil Refleksi Siklus II
Perencanaan Siklus III
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
30
1. Tahap refleksi awal
Refleksi awal dilakssanakan sebagai kegiatan awal untuk mendapatkan
informasi awal mengenai kondisi yang berkaitan dengan tema penelitian.
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan observasi pendahuluan untuk
mengenali dan mengetahui kondisi nyata di lapangan. Sehingga dengan
dilaksanakannya refleksi awal dapat dilakukkan pemfokusan masalah yang
selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian sehingga dapat
ditetapkan tujuan penelitian. Pada saat melaksanakan tahap ini, setidaknya
peneliti telah mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti.
2. Tahap perencanaan (plan)
Pada tahap ini dalam penyususnannya didasari dari hasil refleksi awal.
Tahap perencanaan ini merupakan langkah tindakan apa yang akan
dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku
dan sikap yang dikehendaki sebagai solusi dari permasalahan.
3. Tahap tindakan (act)
Disini tindakan yang telah direncanakan direalisasikan. Dalam hal ini
peneliti mengimplementasikan tahap-tahap teknik bercerita dalam
meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dalam
pembelajaran.
4. Tahap pengamatan (observe)
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan.
Pada tahap ini data pelaksanaan tindakan mengenai penggunaan teknik
bercerita dan rencana yang telah dibuat dikumpulkan. Pada tahap ini juga
menggunakan instrumen penelitian, yaitu berupa jenis data observasi yang
diisi oleh teman sejawat dan guru kelas.
5. Tahap refleksi (reflect)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat
pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini pula dilakukan
pertimbangan baik buruknya atau berhasil belum berhasilnya tindakan
31
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
selanjutnya. Untuk memudahkan refleksi dapat memunculkan kelebihan
dan kekurangan setiap tindakan. Hal tersebut dapat dijadikan dasar
perencanaan sikllus selanjutnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD tempat peneliti melaksanakan Program
Latihan Profesi (PLP), yaitu di SDN Pasirwangi. SDN Pasirwangi terletak di
Kampung Pasirwangi Desa Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak didalam
perkampungan warga Pasirwangi, sehingga lokasi SD sangat mudah dijangkau
oleh siswa-siswa yang mayoritas bertempat tinggal di sekitar Kampung
Pasirwangi tersebut.
Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga minggu dan disesuaikan
dengan jadwal hari pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II SDN Pasirwangi
Lembang. Jadwal pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Siklus Hari / Tanggal Alokasi Waktu
I Selasa, 14 Mei 2013 4 x 35 menit
Umumnya mereka adalah merupakan siswa yang aktif dan ceria.
D. Prosedur Penelitian
Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan
penelitian awal dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengadakan evaluasi pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di
32
2. Mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang
dilaksanakan di sekolah tempat penelitian.
Setelah melaksanakan penelitian awal, maka penelitian pun dimulai
dengan prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, yaitu
sebagai berikut:
a. Menganalisis kurikulum pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II
untuk menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dijadikan pedoman dalam pembelajaran.
c. Memilih media yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar
wawancara, dan lembar soal tes.
e. Konsultasi instrumen penelitian kepada dosen pembimbing agar
instrumen yang disusun sesuai dengan tujuan yang ditargetkan.
f. Memperbaiki instrumen jika diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan dan pengamatan
Metode penelitian yang dipakai merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan tiga siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yang akan
dipaparkan sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita
pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan
menggunakan teknik bercerita.
b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng
33
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Secara berkelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) mengenai dongeng yang telah guru sampaikan.
d) Guru bersama-sama siswa membahas LKS yang telah siswa
kerjakan.
e) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang
telah guru sampaikan.
f) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang
telah siswa kerjakan
g) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali
isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.
2) Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru
kelas II. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan
teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar
observasi sebagai panduan kegiatan.
3) Refleksi
Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah
disesuaikan dengan ketercapaian indikator, untuk siklus
selanjutnya kemudian peneliti mengulang kegiatan pada siklus I
dan perbaikan-perbaikan yang telah direfleksikan agar hasil belajar
mencapai indikator yang telah ditargetkan.
b. Siklus II
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita
pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan
menggunakan teknik bercerita.
b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng
34
c) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang
telah guru sampaikan.
d) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang
telah siswa kerjakan.
e) Secara berkelompok, setiap siswa berlatih bercerita dalam
kelompoknya.
f) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali
isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.
2) Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru
kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan
teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar
observasi sebagai panduan kegiatan.
3) Refleksi
Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah
disesuaikan dengan ketercapaian indikator, untuk siklus
selanjutnya kemudian peneliti mengulang kegiatan pada siklus II
dan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang telah direfleksikan
agar hasil belajar mencapai indikator yang telah ditargetkan.
c. Siklus III
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita
pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan
menggunakan teknik bercerita.
b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng
yang disampaikan oleh guru.
c) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang
35
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang
telah siswa kerjakan
e) Secara berkelompok, setiap siswa berlatih bercerita dalam
kelompoknya.
f) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali
isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.
2) Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru
kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan
teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar
observasi sebagai panduan kegiatan.
3) Refleksi
Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah
disesuaikan dengan ketercapaian indikator, kemudian peneliti
menganalisis serta membuat kesimpulan dari pelaksanaan
pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh kebenaran objektif
dalam pengumpulan data agar masalah yang diteliti dapat direflesikan. Oleh
sebab itu, maka peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Instrumen persiapan pembelajaran
Instrument yang digunakan dalam persiapan pembelajaran adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia dengan teknik
bercerita. RPP dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pokok, media pembelajaran,
teknik pemebelajaran dan evaluasi.
2. Instrumen pelaksanaan pembelajaran
Instrumen pelaksanaan pembelajaran yang digunakan adalah alat tes
36
untuk mengetahui keterampilan menyimak siswa dan instrumen penilaian
keterampilan berbicara siswa untuk mengukur keterampilan berbicara
siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dengan
menggunakan tekik bercerita. (Instrumen penilaian keterampilan
menyimak dan berbicara terlampir).
3. Instrumen pengumpulan data
Peneliti akan menggunakan instrumen pengumpulan data penelitian
sebagai berikut:
a. Observasi
Sutisno Hadi (Sugiyono, 2011:203) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Disini, peneliti
dibantu oleh rekan sejawat atau guru kelas melakukan pengamatan
untuk melihat adanya hubungan yang terjadi di lapangan denngan
pembelajaran menyimak dan berbicara denngan teknik bercerita.
b. Wawancara
Esterberg (Sugiyono, 2011:317) menyatakan bahwa, wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Disini peneliti melakukan wawancara kepada
siswa pada siklus III.
c. Tes
Penilaian teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan
menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar
oleh testi (Wahyudin, 2006:40). Bentuk tes yang digunakan oleh
peneliti adalah tes lisan dan tertulis. Tes tertulis dilakukan dengan
menjawab soal-soal yang berkaitan dengan keterampilan menyimak isi
dongeng. Tes lisan dilakukan terkait dengan keterampilan berbicara
siswa dengan menceritakan kembali isi dongeng yang telah
37
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Foto
Pada tahap pelaksanaan tindakan oleh peneliti, proses
pembelajaran yang sedang berlangsung diabadikan melalui alat
perekam gambar berupa kamera foto. Tentu saja dalam hal ini peneliti
memerlukan rekan sejawat ataupun guru kelas untuk membantu
merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga
data yang dihimpun menjadi lebih akurat dengan adanya foto sebagai
penguat dari data-data yang ada.
F. Analisis dan Interpretasi Data
Setelah selesai melaksanakan kegiatan dalam penelitian maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis data. Data yang dikumpulkan adalah data
kuantitatif meliputi data tes tertulis siswa, kemudian data yang telah
dikumpulkan tersebut dikumulatifkan untuk mengetahui jumlah skor yang
didpat siswa. Selanjutnya data yang didapat masing-masing siswa dihitung
kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya. Serta
dikumpulkan juga data kualitatif berupa data hasil observasi, angket dan tes
lisan selama proses pembelajaran, kemudian dibuat presentase dari
masing-masing instrumen yang digunakan.
Data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan atau ditafsirkan
dengan cara hasil analisis data dihubungkan dengan teori-teori yang
diterapkan dalam penelitian dalam hal ini mengenai teknik bercerita,
kemudian diidentifikasi apakah teori-teori yang diterapkan sesuai atau tidak
dengan hasil yang didapat, sehingga dari hasil-hasil tersebut peneliti dapat
83
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Setelah dilaksanakannya kegiatan penelitian mengenai implemetasi teknik
bercerita dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa.
pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi kecamatan Lembang, maka didapatlah
simpulan yang dijabarkan sebgai berikut:
1. Perencanaan siklus I, disusun berdasarkan hasil observasi pada awal
penelitia, sedangkan perencanaan siklus II dan III disusun berdasarkan
hasil refleksi pada siklus I, sehingga kegiatan perencanaan pada setiap
siklusnya berlangsung menjadi lebih baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada keterampilan menyimak dan berbicara
siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada keterampilan
menyimak siswa yang mengalami peningkatan signifikan pada siklus II
diikuti dengan meningkatnya kembali pada siklus III. Pada siklus I banyak
sekali siswa yang tidak berani bercerita kembali di depan kelas, tetapi pada
siklus II mulai terlihat banyaknya siswa yang berani bercerita di depan
kelas, kemudian diikuti oleh siklus III siswa berebut mengacungkan
tangan ingin bercerita di depan kelas.
3. Hasil belajar siswa, dengan nilai KKM yang telah ditetapkan mencapai 63,
hasil keterampilan menyimak yang diperoleh pada siklus I sebanyak 52%
siswa mencapai nilai KKM dan untuk hasil keterampilan berbicara
sebanyak 40% siswa mencapai nilai KKM. Selanjutnya hasil penilaian
keterampilan menyimak dan berbicara siswa pada siklus II meningkat
secara signifikan, yaitu pada keterampilan menyimak sebanyak 76%
mencapai KKM dan untuk keterampilan berbicara sebanyak 68% siswa
mencapai KKM, kemudian hasil penilaian tersebut kembali meningkat
pada siklus III dengan perolehan persentase 92% siswa mencapai KKM
pada keterampilan menyimak, dan sebanyak 84% siswa telah mencapai
84
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Merujuk pada deskripsi yang dijabarkan diatas maka penelitian dengan
menggunakan teknik bercerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng telah berhasil
dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa,
khususnya pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan diatas, untuk memperbaiki proses pembelajaran di
sekolah dasar, khusunsnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka
peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan
penelitian yang telah dilakukan, adapun saran tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas keterampilan menyimak dan
berbicara siswa meningkat setelah menggunakan teknik bercerita dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu diharapkan dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan
kembali isi dongeng guru khususnya guru kelas II SDN Pasirwangi,
menggunakan teknik bercerita. karena dapat meningkatkan keterampilan
menyimak dan berbicara siswa.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan
menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita pada
siswa kelas II SDN Pasirwangi. Untuk itu pula peneliti mengharapkan
pada peneliti lain yang tertarik pada penelitian dengan teknik bercerita
seperti yang peneliti lakukan ini agar meningkatkan kemampuannya serta
memperdalam teknik bercerita ini agar terlaksana serta hasilnya lebih baik
85
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qudsi, M dan Nurhidayah, U. (2010). Mendidik Anak Lewat Dongeng.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Ari Ermawan, M, Keterampilan berbahasa: aspek berbicara.
http://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-berbicara.html [23
April 2013].
Cahyani, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara melalui
Storyteling bagi Siswa Kelas III SDN 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman
Kabupaten Cirebon. UPI. Tidak Diterbitkan.
Hartati, T dan Chuariah, Y. E. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Rendah. Bandung: UPI PRES
Hermawan, H. (2011). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Natalia, M. M dan Dewi, K. I. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta
Emas.
Nurhayati. (2010). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik
Bercerita Di SDN Wanakerta IV Kabupaten Garut. Skripsi. UPI. Tidak
Diterbitkan
Nurjanah, N. (2011). Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Isi Cerita
Melalui Teknik Bercerita (Storytelling) di Kelas V SDN Cisarandi I
Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Skripsi. UPI. Tidak
Diterbitkan.
Purnamasari, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa.
Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan
Rosdiana, Y. et al. (2008). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD.
86
Nuryat Widiastuti , 2013
Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Solchan, TW et al. (2008). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sutisna, A. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik
Bercerita (Story Telling) di Kelas V (Lima) SDN Kadupandak I Kabupaten
Cianjur. UPI. Tidak Diterbitkan.
Syamsudin. et al. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Wahyudin, U. et al. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS
Wardhani, I dan Wihardit, K. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja