• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

B B A A LA L AI I P PE EN NE EL LI I TI T IA A N N D DA A N N P PE E N N GE G E MB M BA A N N GA G A N N I I SL S LA AM M DI D I K KA AB B U U PA P A TE T EN N M MA AL LU U KU K U T T E E N N GA G A H H

AC A C UA U AN N P PE ER RA AN N CA C AN NG G AN A N

Di D ia aj ju uk ka an n S Se eb ba ag ga ai i S Sa al la a S Sa at tu u S Sy ya ar ra at t U Un nt tu uk k U Uj ji ia an n S Sa ar rj ja an na a T Te ek kn ni ik k Ar A rs si it te ek k tu t ur r

Oleh :

SYSYAAHHYYUUDDIINN WWAAIILLIISSSSAA 45 11 043 028

FA F AK K UL U LT TA AS S T TE EK KN NI IK K PR P RO OD DI I A AR RS SI IT TE EK KT TU UR R

UN U NI IV VE ER RS SI I TA T AS S B BO OS SO OW WA A MA M AK KA AS SS SA AR R

20 2 01 16 6

(2)

`KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Izin- Nyalah, maka penulisan ini dapat terselesaikan. Adapun judul penulisan ini adalah :

“BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH”

Penulisan ini merupakan salah satu syarat mengikuti ujian sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Bosowa Makassar. Penulisan ini disusun secara praktis agar dapat dipahami dengan mudah oleh para pemakainya nanti, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.

Melalui kesempatan ini pula penulis menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih dengan semua pihak antara lain :

1. Bapak Syamsuddin Mustafa, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar

3. Ibu Syam Fitriani Ansur, ST., M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Tommy Eisenring, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I

(3)

5. Bapak Syahril Idris, ST., M.SP. selaku Dosen Pembimbing II

6. Keluarga Besar Kerukunan Mahasiswa Maluku se Kota Makassar dan Seluruh Sahabat seperjuangan HMA, Bem Teknik-BOSOWA, HMI, IPPMARY, BASIS,

7. Terkhusus sahabat-sahabatku Arsitek 011, dan Saya Sendiri.

8. Buat saudaraku Alie Al-Hakim yang senantiasa memberikan sport dalam membantu penyusunan dan penulisan acuan perancangan ini.

9. Buat my solid partner SKETCH 011 yang menemaniku setiap saat.

Buat Seluruh SaudaraKu di Kos-Kosan.. Bang Luki, Bang Edun, Nawir, Ary, Wahyudin, Aco,

10. Terkusus untuk sumber ispirasi ku Lilykoe

11. Kedua orang tuaku tercinta Hasan wailissa, Mariam Wellete dan juga kakaku tercinta Phya Wailissa yang telah berkorban dengan penuh ke-ikhlasan hati selama penulisan ini. Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi kita semua, Amin.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Makassar, April 2017 Penulis

SYAHYUDIN WAILISSA

1145043028

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

... B. Ungkapan Masalah ... 10

... C. Tujuan dan Sasaran ... 11

...

(5)

D. Ruang Lingkup dan Batasan Pembahasan ... 11 ...

E. Metode Pembahasan ... 11 ...

F. Sistematika Pembahasan ... 12 ...

BAB II TINJAUAN TERHADAP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM

A. Tinjauan Tentang Penelitian dan Pengembangan Islam ... 13 1. Tinjauan Umum ... 13

...

a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan Islam ... 13 b. Sejarah Perkembangan Penelitian dan

Pengembangan Islam ... 14 ...

c. Pola Pengembangan Penelitian dan

Pengembangan Islam ... 17 d. Fungsi Penelitian dan Pengembangan Islam ... 17 e. Tujuan Pengadaan Penelitian dan

Pengembangan Islam ... 20 ...

(6)

f. Sifat Pelayanan Penelitian dan Pengembangan Islam .... 21

g. Karakteristik Penelitian dan Pengembangan Islam ... 22

2. Tinjaun Khusus ... 24

a. Prinsip-prinsip Penelitian dan Pengembangan Islam ... 24

b. Unsur-unsur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam ... 33

c. Mekanisme Kegiatan Pada Penelitian dan Pengembangan Islam ... 33

B. Tinjauan Tentang Pusat Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam Sebagai Wadah Penelitian dan Pengembangan Islam ... 34

1. Unsur-unsur Yang Menunjang Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam ... 34

a. Unsur-unsur Pokok ... 34

b. Kegiatan Pokok Penunjang ... 35

c. Pengembangan Amal-amal Saleh ... 35

2. Wadah Kegiatan Pada Balai Penelitian dan Pengembangan Islam ... 35

a. Persyaratan Lokasi ... 35

b. Pelaku Kegiatan ... 35

c. Macam-macam Kegiatan ... 36

(7)

d. Pola Kegiatan Kapasitasnya ... 37

e. Penampilan dan Bentuk Bangunan ... 38

BAB III BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANG ISLAM DI WADAH PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI MALUKU TENGAH A. Tinjauan Khusus Terhadap Kabupaten Maluku Tengah ... 41

1. Letak Geografis ... 42

2. Keadaan Iklim ... 42

3. Penduduk ... 43

4. Tata Guna Lahan ... 45

5. Kondisi Sosial Masyarakat ... 45

B. Urgensi Pengadaan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam di Kabupaten Maluku Tengah ... 53

1. Urgensi Pengadaan ... 53

2. Potensi Pengadaan ... 53

3. Tujuan Pengadaan ... 53

BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan Umum ... 55

B. Kesimpulan Khusus ... 55

(8)

BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

A. Pendekatan Makro ... 57

1. Pendekatan Acuan Lokasi ... 57

2. Pendekatan Penentuan Site / Tapak ... 61

3. Pendekatan Terhadap Pola Tata Masa ... 63

4. Pendekatan Perancangan Tapak / site ... 64

B. Pendekatan Mikro ... 70

1. Pendekatan Kebutuhan dan Besaran Ruang ... 70

2. Pendekatan Pengelompokan dan Hubungan Ruang ... 93

3. Pendekatan Terhadap Bentuk dan Penampilan Bangunan .... 99

4. Pendekatan Sistem Struktur dan Material ... 102

5. Pendekatan Perlengkapan Bangunan ... 109

6. Pendekatan Terhadap Pola Tata Ruang Luar / Lansekap ... 113

BAB VI ACUAN PERANCANGAN BALAI PENELITIAN DA NPENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH A. Acuan Perancangan Makro ... 115

1. Acuan Penentuan Lokasi ... 115

2. Acuan Penentuan Site / Tapak ... 116

(9)

B. Acuan Perancangan Mikro ... 117

1. AcuanKebutuhan Ruang ... 117

2. Acuan Besaran Ruang ... 121

3. Acuan Kelompok Ruang ... 123

4. Acuan Pengkondisian Ruang ... 124

5. Acuan Terhadap Tata Ruang Luar ... 124

6. Acuan Terhadap Tata Ruang Dalam ... 125

7. Acuan Terhadap Penampilan Bangunan ... 126

8. Acuan Sistem Struktur dan Material ... 127

9. Acuan Pelengkapan Bangunan ... 128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tengah ... 44

Tabel III.2 Jumlah Madrasah Ibtidaiyah Yang Terdapat Di Kabupaten Maluku Tengah ... 47

Tabel III.3 Banyaknya Murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tiap Kecamatan Di Kabupaten Maluku Tengah ... 48

Tabel III.4 Banyaknya Murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Maluku ... 49

Tabel III.5 Jumlah Jamaah Haji Yang Di Berangkatkan Dari Kabupaten Maluk Tengah Dirinci Tiap Kecamatan Pada Musim Haji ... 51

Tabel V.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Maluku Tengah ... 58

Tabel V.2 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 59

Tabel V.3 Kriteria Pemilihan Site ... 61

Tabel V.4 Identifikasi pelaku dan jenis kegiatan ... 73

Tabel V.5 Program Besaran Ruang Masjid ... 80

Tabel V.6 Program Besaran Ruang Gedung Serbaguna ... 81

Tabel V.7 Program Besaran Ruang Gedung Fasilitas Pendidikan Dan Pembinaan ... 83

Tabel V.8 Program Besaran Ruang Gedung Pengelola ... 85

(11)

Tabel V.9 Program Besaran Ruang Kewirausahaan ... 86

TabeV.10 Program Besaran Ruang Gedung Perpustakaan ... 88

Tabel V.11 Program Besaran Ruang Gedung Penginapan/Wisma ... 90

Tabel V.12 Program Besaran Ruang Service ... 91

Tabel V.13 Total Luas Bangunan ... 92

Tabel V.14 Penggunaan Bahan Penutup Atap ... 107

Tabel V.15 Penggunaan Bahan dinding ... 108

Tabel V.16 Penggunaan Bahan Lantai ... 109

Tabel VI.1 Rekapitulasi Besar Ruang ... 122

(12)

DAFTAR BAGAN

Bagan II. 1 Sistem Struktural ... 31

Bagan V. 2 Proses Distribusi Air Bersih ... 110

Bagan V.3 Proses Distribusi Air Kotor ... 111

Bagan V.4 Proses pembuangan sampah ... 111

Bagan V.5 Proses Hubungan Listrik ... 112

Bagan V.6 Sistem Pengamanan Bahaya Petir ... 113

(13)
(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Sistem Struktural ... 31

Gambar II.2 Bentuk dasar ... 40

Gambar lll.1 Peta Kabupaten Maluku Tengah ... 41

Gambar V.1 Alternatif Pemilihan Lokasi Kabupaten Maluku Tengah ... 59

Gambar V.2 Alternatif Pemilihan Lokasi kecamatan kota Masohi ... 61

Gambar V.3 Alternative Lokasi Terpilih ... 63

Gambar V.4 Existing condition tapak ... 65

Gambar V.5 Sirkulasi Pada Tapak Sumber : Analisa penulis ... 66

Gambar V.6 View Atau Arah Pandang Tapak Sumber : Analisa Penulis ... 67

Gambar V.7 Tingkat kebisingan tapak Sumber : Analisa penulis ... 68

Gambar V.8 Orientasi matahari ... 69

Gambar V.9 Hubungan Ruang Secara Makro ... 94

Gambar V.10 Hubungan Ruang Masjid ... 94

Gambar V.11 Hubungan Ruang Serbaguna ... 95

Gambar V.12 Hubungan Ruang Pendidikan dan Pembinaan ... 95

Gambar V.13 Hubungan Ruang Pengelola ... 96

(15)

Gambar V.14 Hubungan Ruang Kantin dan Koperasi ... 96

Gambar V.15 Hubungan Ruang Perpustakaan ... 97

Gambar V.16 Hubungan Ruang Penginapan/Mess ... 98

Gambar V.17 Hubungan Ruang Service ... 98

Gambar V.18 Pendekatab Acuan Bentuk dan Penampilan Bangunan .. 99

Gambar V.19 Pondasi Garis ... 103

Gambar V.20 Sistem Struktur Poer Plat ... 103

Gambar V.21 Sistem Struktur Menerus / Pancang ... 104

Gambar V.22 Struktur Sistem Rangka ... 104

Gambar V.23 Struktur Sistem Shear Wall ... 105

GambarV.24 Struktur Plat Datar ... 105

Gambar V.25 Struktur Rangka Bidang ... 106

Gambar V.26 Sistem distribusi Air bersih ... 110

Gambar V.27 Sistem penangkal petir ... 113

Gambar V.1 Peta Lokasi terpilih ... 116

Gambar V.27 Site terpilih ... 116

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang ... 1

... H. Ungkapan Masalah ... 10

... I. Tujuan dan Sasaran ... 10

... J. Ruang Lingkup dan Pembahasan ... 11

... K. Metode Pembahasan ... 11

...

(17)

L. Sistematika Pembahasan ... 12 ...

BAB II TINJAUAN TERHADAP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM

C. Tinjauan Tentang Penelitian dan Pengembangan Islam ... 13 3. Tinjauan Umum ... 13

...

h. Pengertian Penelitian dan Pengembangan Islam ... 13 i. Sejarah Perkembangan Penelitian dan Pengembangan Islam

... 14 ...

j. Pola Pengembangan Penelitian dan Pengembangan Islam ... 17 k. Fungsi Penelitian dan Pengembangan Islam ... 17 l. Tujuan Pengadaan Penelitian dan Pengembangan Islam

... 20 m. Sifat Pelayanan Penelitian dan Pengembangan Islam .... 21 n. Karakteristik Penelitian dan Pengembangan Islam ... 23 4. Tinjaun Khusus ... 24 d. Prinsip-prinsip Penelitian dan Pengembangan Islam ... 24 e. Unsur-unsur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam

(18)

... 33

f. Mekanisme Kegiatan Pada Penelitian dan Pengembangan Islam ... 33

D. Tinjauan Tentang Pusat Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam Sebagai Wadah Penelitian dan Pengembangan Islam ... 34

3. Unsur-unsur Yang Menunjang Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam ... 34

d. Unsur-unsur Pokok ... 34

e. Kegiatan Pokok Penunjang ... 35

f. Pengembangan Amal-amal Saleh ... 35

4. Wadah Kegiatan Pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam ... 35

f. Persyaratan Lokasi ... 35

g. Pelaku Kegiatan ... 35

h. Macam-macam Kegiatan ... 36

i. Pola Kegiatan Kapasitasnya ... 37

j. Penampilan dan Bentuk Bangunan ... 38

(19)

BAB III GEDUNG PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANG ISLAM DI WADAH PELAKSANAAN KEGIATAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI MALUKU TENGAH

C. Tinjauan Khusus Terhadap Kabupaten Maluku Tengah ... 41

6. Letak Geografis ... 42

7. Keadaan Iklim ... 42

8. Penduduk ... 43

9. Tata Guna Lahan ... 45

10. Kondisi Sosial Masyarakat ... 45

D. Urgensi Pengadaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam di Kabupaten Maluku Tengah ... 53

4. Urgensi Pengadaan ... 53

5. Potensi Pengadaan ... 53

6. Tujuan Pengadaan ... 53

BAB IV KESIMPULAN C. Kesimpulan Umum ... 55

D. Kesimpulan Khusus ... 55

BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH C. Pendekatan Makro ... 56

5. Pendekatan Acuan Lokasi ... 56

(20)

6. Pendekatan Penentuan Site / Tapak ... 61

7. Pendekatan Terhadap Pola Tata Masa ... 63

8. Pendekatan Perancangan Tapak / site ... 64

D. Pendekatan Mikro ... 70

7. Pendekatan Kebutuhan dan Besaran Ruang ... 70

8. Pendekatan Pengelompokan dan Hubungan Ruang ... 93

9. Pendekatan Terhadap Bentuk dan Penampilan Bangunan .... 99

10. Pendekatan Sistem Struktur dan Material ... 102

11. Pendekatan Perlengkapan Bangunan ... 109

12. Pendekatan Terhadap Pola Tata Ruang Luar / Lansekap ... 113

BAB VI ACUAN PERANCANGAN PENELITIAN DA NPENGEMBANGAN ISLAM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH C. Acuan Perancangan Makro ... 115

3. Acuan Penentuan Lokasi ... 115

4. Acuan Penentuan Site / Tapak ... 116

D. Acuan Perancangan Mikro ... 117

10. AcuanKebutuhan Ruang ... 117

11. Acuan Besaran Ruang ... 121

12. Acuan Kelompok Ruang ... 123

13. Acuan Pengkondisian Ruang ... 124

14. Acuan Terhadap Tata Ruang Luar ... 124

(21)

15. Acuan Terhadap Tata Ruang Dalam ... 125

16. Acuan Terhadap Penampilan Bangunan ... 126

17. Acuan Sistem Struktur dan Material ... 127

18. Acuan Pelengkapan Bangunan ... 128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(22)

DAFTAR PUSTAKA

M. Dahlan Al Barry.

1994. Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an.

1971. Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Sudharto, P, Hadi.

1997. Pembangunan Berwawasan Lingkungan.

Laporan Perancangan.

2003-2004. Islamic Centre di Pare-pare.

Neufret, Ernst.

1994. Data Arsitek 1, Erlangga Jakarta.

Neufret, Ernst.

1970. Architect Data, Crosby Lockwood Staples.

Balai Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah 2014/2015. Maluku Tengah Dalam Angka.

Website.

2013 (http://www.academia.edu perkembangan

arsitektrur_Masjid_Transpormasi_bentuk_dan_Ruang Kal-nah

1997 Ensiklopedi Islam jilid III

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an.

1971. Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Website.

2013 (http://www.academia.edu perkembangan

arsitektrur_Masjid_Transpormasi_bentuk_dan_Ruang M. Dahlan Al Barry.

1994. Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya Neufret, Ernst.

1994. Data Arsitek 1, Erlangga Jakarta.

Neufret, Ernst.

1970. Architect Data, Crosby Lockwood Staples.

Laporan Perancangan.

2003-2004. Islamic Centre di Pare-pare.

Kal-nah

1997 Ensiklopedi Islam jilid III

Balai Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah 2014/2015. Maluku Tengah Dalam Angka

(24)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di Indonesia, Islam telah membawa nuansa baru pada berbagai segi kehidupan manusia dimana Islam bukan hanya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan batiniah tetapi juga sebagai sarana pemenuhan kebutuhan lahiriah yakni dengan adanya tiga interksi sekaligus dalam satu wadah yaitu, Interaksi antara manusia dengan Allah SWT, Interaksi antara sesama manusia, Interaksi antara manusia dengan alam sekitar

Hal tersebut terperinci di dalam Al- Qur‟an dan hadits yang penafsirannya dikembangkan menurut semangat itjihad dalam dunia Islam.

Islam dalam dirinya memang menyimpan karakter yang universal, terutama di dalam nilai dan substansi ajaran. Proporsi inilah yang kemudian melahirkan proporsi lanjutan bahwa Islam itu satu. Konteks dan lokalitas dimana Islam diterima dan dipertemukan dengan nilai penghayatan local, dihayati dan kemudian dimanifestasikan dalam amaliyah. Namun hal tersebut di atas, sangatlah berbeda dengan kenyataan yang di alami oleh umat muslim yang ada di Maluku Umat Islam di Maluku telah 5 kali (periode) diperangi oleh kaum Nashrani karena kekejian mereka. Kita mencatat 5 periode permusuhan Kristen terhadap Islam sebagai berikut:

1. Periode perang oleh penjajah yang dibantu masyarakat Kristen terhadap kerajaan- kerajaan Islam di Maluku,

(25)

2. Periode perang-perang tanpa senjata setelah dikalahkannya kerajaan-kerajaan Islam oleh penjajah Belanda dimana Umat Islam terus dimusuhi dan diperlakukan seperi anak tiri,

3. Periode perang terhadap umat Islam selama berdirinya RMS (Republik Maluku Selatan),

4. Periode perang bernuansa politik setelah RMS (Republik Maluku Selatan) sampai pecahnya perang agama pada 19 Januari 1999,

5. Periode perang fisik bersenjata yang dilancarkan Kristen/RMS (Republik Maluku Selatan) pada tanggal 19 Januari 1999 sampai sekarang.

Untuk melihat kondisi Umat Islam pasca perang agama, kita mencoba melihat kondisi nyata kehidupan ke dua masyarakat yang berbeda agama ini sebelum peristiwa 19 Januari 1999 dan sejauh mana hak Umat Islam disabotasi pada instansi Pemerintah dibawah ini:

Pertama Di Universitas Pattimura (Unpatti) Umat Islam ibarat anak tiri disingkirkan hak-haknya sehingga pada konflik ini Umat Islam menyerang dan membakar lembaga itu, kedua Di jajaran Kanwil Depdikbud sampai dengan unsur di tingkat kecamatan telah mengatur berbagai kebijaksanaan di bidang pendidikan yang merugikan sekali Umat Islam, Ketiga Kesempatan untuk menduduki jabatan Kepala Sekolah di tingkat SD sampai dengan SMU/SMA tidak melebihi 15 persen dari 50 persen yang menjadi haknya.

Kondisi seperti ini Umat Islam berhasil merawat posisi tawar-menawar (bargaining) yang kuat sehingga mampu memaksakan pihak Kristen untuk lebih

(26)

berlaku adil dalam memberikan hak-hak Umat Islam. Kemenangan Umat Islam ini harus diekploitir oleh para tokoh dan elit sebab kelemahan Umat Islam yang paling mendasar adalah keterbatasan kemampuan dan jumlah elit, apalagi pihak Kristen sudah lama mengusai posisi-posisi kunci dalam kehidupan masyarakat di Maluku.

Untuk itu sangatlah penting di adakan sebuah wadah, yang di bentuk dalam sebuah desain fisik yang kiranya dapat dijadikan sebagai sarana tempat interaksi umat guna dapat mengkaver berbagai macam pemikiran umat yang dapat di transformasikan dalam sebuah tindakan nyata, demi perkembangan dan kelanggengan Dinul Islam ditanah Maluku

Maluku tengah merupakan salah satu kabupaten yang sangat potensial untuk pengembangan syari‟at Islam dimana mayoritas penduduknya merupakan muslim.

Secara histories, eksistensi agama Islam di Kabupaten Maluku Tengah penyiarannya sudah cukup lama yaitu sejak Abat ke 15, dan hal itu ditandai dengan masuknya mubalik dari persia yang mana merupakan keturunan Ahlulbait yaitu, sykh ismaila dan datuk Ali zainal Abidin bin Husain Ra. Serta cucunya datuk maulana Malik Ibrahim agama Islam dan kemudian diikuti oleh para pengikutnya. Itulah yang kemudian dijalankan oleh raja-raja berikutnya hingga saat ini. Hal ini membuktikan bahwa penegakan syari‟at Islam di Maluku tengah bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan sebab selain sudah membudaya juga memang sangat relevan untuk diterapkan di zaman sekarang. Akan tetapi, hal itu juga membutuhkan sebuah proses sosialisasi akan syari‟at Islam itu sendiri, sebab tidak semua masyarakat paham secara menyeluruh tentang hal tersebut.

(27)

Melihat kondisi kebutuhan akan fasilitas kegiatan-kegiatan Islam khususunya di kabupaten Maluku tengah, maka diperlukan suatu wadah terpusat yang dapat menyatukan segala aktivitas yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Oleh karena itu, pengadaan Balai penelitian dan pengembangan islam sangatlah diperlukan mengingat besarnya potensi penyiaran Islam yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.

Balai penelitian dan pengembangan islam mempunyai karakteristik yang sangat mendasar yaitu merupakan penyatuan dari segala aktivitas pada pemukiman, dengan kata lain spiritual merupakan inti dari pemukiman itu. Hal ini kemudian diwujudkan dengan pengadaan Balai penelitian dan pengembangan islam sebagai pusat pengembangan syari‟at Islam sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur‟an :

“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia.”(Q.S. Al Maa’idah ayat 97)

Dari segi arsitektur bangunan, menerapkan prinsip-prinsip sederhana, fungsional, kokoh, sekaligus estetika tanpa menafikan konsep-konsep Islam dengamn mengacu pada Al-Qur‟an dan hadits yang merupakan pedoman hidup di dunia dan akhirat. Pada dasarnya, pola ruang yang terjadi sangatlah berpengaruh terhadap besaran ruang, tata fisik makro dan mikro guna mencapai tujuan pengadaan Balai penelitian dan pengembangan islam yang fungsional

(28)

Kondisi lahan yang ada sangatlah representative, karena lahan yang ada tergolong sangat luas dan mampu menampung aktivitas-aktivitas di dalamnya secara spesifik.

Adapun dalam proses desain bangunan tersebut, konsep dasar desain fisik ditampilkan dengan menggunakan pendekatan gaya Arsitektur vernakular. Adapun penjabaran secara garis besar tentang gaya arsitektur vernakular antara lain adalah Arsitektur Islam adalah arsitektur yang berangkat dari konsep pemikiran Islam. Inti dari ajaran Islam adalah Al-Qur‟an dan Al-Hadist, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Arsitektur Islam juga memiliki inti yang sama.

Dalam kategori ini arsitektur Islam yang dimaksud tidak terkait atau terikat dengan suatu zaman atau periode tertentu atau kaum tertentu, jadi dapat dikatakan arsitektur Islam adalah abadi dan borderless atau tidak terbatas pada daerah tertentu, bagi kaum tertentu.

Arsitektur Islam sebagai cerminan budaya sosio cultural ummah (masyarakat Islam) yang tengah berkembang pada periode waktu dan tempat yang tertentu (selanjutnya kita sebut arsitektur budaya Islam). ada beberapa faktor yang mempengaruhi corak arsitektur budaya Islam diantaranya periode kebudayaan, teknologi, dan iklim setempat. Islam telah mengalami banyak periode kebudayaan.

Disaat Islam masih baru berkembang di Arab, kebudayaan Arab banyak memberikan corak dalam arsitektur Islam, kemudian ketika kekhalifahan menguasai Andalusia. Di Arab bangunan menggunakan dinding yang tebal dan bentuk yang relative sederhana (kotak) ini adalah proses adaptasi terhadap iklim

(29)

gurun yang memiliki perbedaan temperatur yang sangat ekstrim antara waktu siang dan malam harinya. Lain di Arab lain pula di Asia Tenggara, untuk mengantisipasi air hujan rumah-rumah menggunakan atap miring untuk mengalirkan air hujan. Bukaan-bukaan yang besar untuk mengalirkan udara ke dalam ruangan, dsb.

Jadi meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa kubah bukan merupakan bagian dari syariat, namun kita harus dapat tetap menghargai dan tidak menolak mentah-mentah penggunaan kubah. Karena bagaimana pun juga hal tersebut telah menjadi warisan dari kebudayaan Islam. dan sedikit banyak telah menjadi salah satu identitas dari arsitektur budaya Islam.

Islam adalah agama rahmatan lil alamin, rahmat bagi sekalian alam. Seorang muslim harus dapat menjadi lentera yang dapat menyinari sekitar nya. Begitu pula dengan konsep Islam, konsep Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyakat kita. Islam juga mengatur hubungan untuk saling menghormati dengan penganut agama lain dan menjamin kepentingannya.

Sebagai contoh sebuah pasar, Islam tidak mengatur secara eksplist tentang bagaimana seharusnya pasar harus dibangun, kelengkapan apa saja yang harus ada dalam sebuah pasar, atau corak-corak arsitektural apa yang harus ada dalam sebuah pasar. Nah dari prinsip-prinsip tersebut kita rumuskan suatu konsep yang dapat mengarahkan masyarakat menuju kepada prinsip-prinsip tersebut.

Dari sini kita belajar untuk menerapkan konsep arsitektur yang mempengaruhi prilaku. Dengan desain yang kita suguhkan, diharapkan dapat

(30)

membimbing masyarakat untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntunan Al- Qur‟an dan Al-Hadits.

Memang hal ini membutuhkan kerja keras yang masih panjang. Masih banyak tempat yang tersedia untuk mengkaji literatur Islam terutama Al-Qur‟an dan Al-Hadits untuk kemudian menuangkannya dalam teori-teori arsitektur Islam.

Banyak orang muslim dan non muslim yang meragukan fakta bahwa Islam sedikit banyak mempunyai hubungan dengan arsitektur. Keraguan mereka itu disebabkan karena mereka tidak tahu atau keliru, atau karena kedua-duanya (tidak tahu dan keliru).

Pertama, pihak yang tidak tahu, orang-orang muslim yang tidak menyesuaikan 1. Di seluruh Dunia Islam, kesatuan arsitektural merupakan satu segi dari

kesatuan umat dibawah Islam. Sebelum kedatangan Islam, kesatuan arsitektural belum ada. Sebelumnya, gaya arsitektur dimana-mana saling berbeda. Kesatuan gaya justru muncul bersama Islam, yaitu : saat arsitektur khas Islam mulai mendominasi, dengan memperbolehkan munculnya variasi- variasi untuk hal non-esensial, sehingga gaya tersebut bisa menyesuaikan diri dengan iklim setempat, serta hal-hal istimewa peninggalan nenek moyang atau perkembangan adat istiad (http:// www.academia.edu/ perkembangan arsitektur_Masjid_Transpormasi_bentuk_dan_Ruang).

2. Karakteristik gaya-gaya arsitektur yang terdapat di seluruh Dunia Islam dilengkapi dan diilhami oleh Islam. Seluruh standar arsitektural tepat guna pertama tama diterapkan di Madinah, Bai tul Maqdis, Dimasyq, Qayrawn, dan

(31)

Baghdad, lalu menyebar ke seluruh dunia Islam. (http://www.academia.edu perkembangan arsitektur _Masjid _Transpormasi_ bentuk_dan _ Ruang).

3. Seperti halnya cabang seni rupa lain, arsitektur merupakan ekspresi keindahan umat Islam, sesuai dengan keunikan serta perbedaan pandangan mereka terhadap realitas, ruang, waktu, sejarah, sikap personal, serta hubungan organiknya dengan ummah. Islam merupakan agama yang lengkap dan sangat komprehensif, baik pandangan hidup maupun kebendaannya. Pengaruh Islam meresap ke seluruh sendi kehidupan. Islam mengatur cara berpakaian, makan, istirahat, bermua malah, bahkan bersantai atau rekreasi. Tentu saja hal itu sangat mempengaruhi, sangat menentukan kebiasaan manusia.

Meskipun faktanya standar arsitektur Islam sepertinya hanya berlaku dalam pembangunan masjid ( dalam hal pemilihan dekorasi, desain atap, kerajinan kayu, sistem penerangan, corak permadani), namun bisa ditelusuri bahwasanya pola dasar tersebut mempengaruhi seluruh gaya arsitektur Islami.

Kedua, pihak yang berpandangan keliru, yaitu kaum muslimin serta para orientalis yang teguh pada tesis : Tak ada hubungan antara Islam dan arsitektur?

Menurut mereka, Islam hanya mengatur masalah peribadatan saja. Kelompok sekuler tersebut memandang Islam tidak dapat menentukan hal-hal yang berada diluar daerah religi (ibadat hubungan personal dengan Tuhan). Mereka membagi kehidupan menjadi dua : kehidupan religius dan kehidupan sekuler, sebagaimana tradisional Kristen memisahkan kerajaan Tuhan dan Kaisar, sehingga terjadi pemisahan kehidupan gereja dan negara.

(32)

Mereka (kelompok sekuler) mengetahui bahwa ajaran Islam itu lengkap dan meliputi seluruh sendi kehidupan. Mereka sengaja berusaha untuk melemahkan hukum Islam, agar pengaruh-pengaruh keIslaman yang memang universal dan berjangkauan luas bisa ditekan sedemikian rupa. Tampaknya mereka takut hukum Islam menyentuh hukum agama atau undang-undang sekuler mereka, sampai mencampuri etika berpikir serta estetika keseniannya. Kaum subversifpun mencoba menyingkirkan Islam dari kancah kegiatan manusia, dengan mengusung gagasan baru yang tidak Islami, seperti: nasionalisme, kristenisasi, westernisasi, dan komunisme. Faktor gagasan baru tersebut berupaya menyimpangkan arsitektur sebagai ekspresi aspirasi manusia tertinggi dan termulia. Akhirnya, faktor-faktor itupun mengubah orientasi arsitektur menjadi hanya sebatas pengisi kebutuhan dasar dan kegunaan, atau menghubungkan tema-tema arsitektur dengan unsur alam- sejenis penyembahan berhala dari neo-Hellenisme-

sebagai usaha peniruan secara membabibuta terhadap Barat Moderen (http://www.academia.edu/ perkembangan)

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka memang sangatlah perlu untuk pengadaan Balai penelitian dan pengembangan islam di kabupaten Maluku tengah sebagai salah satu wadah pusat penyiaran Islam yang mampu menampung aktivitas-aktivitas yang mencerminkan budaya-budaya Islam sehingga dapat meminimalisir timbulnya kesenjangan imani umat dan mampu menjadi kontrol sosial dalam masyarakat.

(33)

Dengan perencanaan bangunan ini diharapkan dapat menyatukan visi dan misi Islam dalam proses penyiarannya yang dapat memenuhi persyaratan dan kapasitas bangunan sesuai dengan fungsinya.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka memang sangatlah perlu untuk pengadaan Balai penelitian dan pengembangan islam di kabupaten Maluku tengah sebagai salah satu wadah pusat penyiaran Islam yang mampu menampung aktivitas-aktivitas yang mencerminkan budaya-budaya Islam sehingga dapat meminimalisir timbulnya kesenjangan imani umat dan mampu menjadi kontrol sosial dalam masyarakat.

Dengan perencanaan bangunan ini diharapkan dapat menyatukan visi dan misi Islam dalam proses penyiarannya yang dapat memenuhi persyaratan dan kapasitas bangunan sesuai dengan fungsinya.

B. Ungkapan Masalah

Adapun masalah yang akan di bahas dalam perancangan ini adalah

a. Bagaimana memilih lokasi dan site yang tepat agar letak bangunan strategis.

b. Bagaimana membuat desain Balai penelitian dan pengembangan islam yang fungsional, dan bergaya Arsitektur vernakular

c. Bagaimana menentukan bentuk struktur, material, pengkondisian, utilitas dan sanitasi.

(34)

d. Bagaimana menentukan kebutuhan ruang, organisasi ruang, besaran ruang dan persyaratannya.

e. Bagaimana mengatur pola tata massa, sistem atau pola sirkulasi dan kontrol yang jelas untuk memudahkan komunikasi, mobilitas dan pengawasan agar dapat menunjang operasional kegiatan dalam Pusat penelitian dan pengembangan islam.

C. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Menyusun acuan perancangan Balai penelitian dan pengembangan islam yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah sebagai fasilitas yang menunjang kelancaran kegiatan sosial yang bernuansa keagamaan dan dapat diterapkan sebagai dasar desain fisik.

2. Sasaran

a. Mangungkapkan besaran ruang berdasarkan sifat, bentuk macam kegiatan, bentuk pelayanan dan persyaratan ruang yang dibutuhkan.

b. Memperhitungkan daya tampung dan pelayanan berdasarkan jumlah pemakai.

c. Menentukan lokasi dan site agart dapat berfungsi efektif terhadap tujuan pengadaan Balai penelitian dan pengembangan islam.

D. Ruang Lingkup dan Batasan Pembahasan 1. Lingkup Pembahasan

(35)

Pembahasan ditinjau dari segi disiplin ilmu Arsitektur vernakular pola alternative rancangan yang mencakup tata fisik, tata ruang, sistem struktur, persyaratan bangunan, perlengkapan bangunan dan penampilan bangunan.

2. Batasan Pembahasan

a. Tinjauan Balai penelitian dan pengembangan Islam sebagai sarana pusat penyiaran Islam dengan pertimbangan arsitektural

b. Pembahasan dibatasi pada masalah Balai Penelitian dan Pengembangan Islam yang sesuai dengan kondisi Kabupaten Maluku Tengah dan tingkat perkembangan kehidupan masyarakat

E. Metode Pembahasan

Dalam pelaksanaan perencanaan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam menggunakan metode analisa sintesa :

1. Pengumpulan data melalui studi literatur, fasilitas bangunan yang sejenis serta wawancara langsung dengan sumber yang terkait.

2. Observasi lapangan, tinjauan langsung untuk mencari kesesuaian rencana alokasi penggunaan lahan.

F. Sistematika Pembahasan

1. BAB I Merupakan uraian pembahasan tentang latar belakang, ungkapan

(36)

masalah, tujuan dan sasaran pembahasan, ruang lingkup pembahasan dan batasan pembahasan serta metode dan sistematika pembahasan.

2. BAB II Membahas tinjauan umum dan tinjauan khusus terhadap Balai Penelitian dan Pengembangan Islam.

3. BAB III Membahas tinjauan umum Balai Penelitian dan Pengembangan Islam di Kabupaten Maluku Tengah.

4. BAB IV Kesimpulan

a. Kesimpulan umum b. Kesimpulan Khusus

5. BAB V Membahas pendekatan Perencanaan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam di Kabupaten Maluku Tengah.

6. BAB VI Membahas Perancangan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam di Kabupaten Maluku Tengah.

(37)

BAB II

TINJAUAN TERHADAP BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM DI MALUKU TENGAH

A. Tinjauan Terhadap Penelitian dan Pengembangan Islam 1. Tinjauan Umum

a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan Islam 1. Balai

Kata Balai berasal dari bahasa Indonesia yang berarti inti.

( Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya, 1994 ) 2. Penelitian

Kata penelitian bermakna proses pendalaman kajian tentang sesuatu objek yang ingin di ketahui kandungan atau makna intisari yang berada di dalamnya. ( kamus ilmia populer lengkap, Gita media pres surabaya 2006 )

3. Pengembangan

Kata pengembangan dalam kamus ilmia populer bermakna universal yang mana dapat di tafsirkan sebagai perluasan, peningkatan. ( kamus ilmia populer lengkap, Gita media pres surabaya 2006 )

4. ( Islam )

Secara Umum, pengertian Islam terbagi atas dua yaitu :

(38)

a) Pengertian Islam secara Etimologi

Kata Islam berasal dari bahasa Arab yaitu “Aslama” atau

“Salama” yang berarti selamat sejahtera atau tunduk dan patuh dalam hal ini berari penundukan diri kepada hukum Tuhan.

(AlQur’an dan terjamahannya,Yayasan PenyelenggaraPente rjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971)

b) Pengertian Islam secara Epistemologi

Islam adalah wahyu atau risalah yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat-Nya untuk menjadi pedoman bagi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. ( Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya, 1994 )

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Balai Penelitian dan Pengembangan Islam adalah satu tempat atau wadah kegiatan-kegiatan Islam dimana semua kegiatan-kegiatan yang bernaung didalamnya mencerminkan budaya-budaya Islam.

b. Sejarah Perkembangan Penelitian dan Pengembangan Islam

Secara umum, proses perkembangan balai Penelitian dan Pengembangan Islam sangatlah berkaitan erat dengan proses pembinaan dan pengembangan masyarakat Islam yang telah di contohkan pada masa pemerintahan Rasulullah SAW, dimana beliau menjadi salah satu pelopor utama dalam membentuk masyarakat Islam

(39)

sekaligus memelihara dan mempertahankannya. Hal tersebut mengacu pada firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surah Al Muddatsir ayat 1-7 :

“Hai orang yang berselimut : Bangun dan berilah peringatan! Besarkanlah (nama) Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu, jauhilah perbuatan maksiat, janganlah kamu memberi,karena hendaklah kamu memperoleh yang banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu”.

Wahyu ini merupakan penjelasan secara umum tentang tugas dalam menyampaikan risalah-Nya yaitu mengajak umat manusia menyembah Allah yang Maha Esa, yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya.(Al-Qur’an dan terjamahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al- Qur’an, 1971),

Adapun usaha-usaha yang terlebih dahulu dikerjakan oleh Rasulullah SAW pada masa itu antara lain :

1) Mendirikan mesjid

Beliau dahulukan mendirikan mesjid, sebelum mengerjakan bangunan-bangunan lainnya selain rumah tempat kediaman beliau sendiri, sebab mesjid mempunyai potensi yang sangat vital, dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan lahir dan batin untuk

(40)

membina masyarakat Islam atau daaulah Islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Di dalam mesjid, Nabi Muhammad SAW berusaha mengadakan benteng pertahanan yang bersifat moril dan spiritual.

Mesjid selain tempat untuk bersujud kepada Allah SWT, juga digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pusat pembinaan umat Islam yang berjiwa tauhid, sebab mesjid adalah tempat yang paling efektif dalam menyusun dan menghimpun potensi umat Islam.

2) Menjalin hubungan silaturahmi dengan semua kaum.

Rasulullah berusaha menjalin dan mempererat hubungan silaturahmi antara satu kaum dengan yang lainnya dimana hukum persaudaraan yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada masa itu adalah saudara kandung. Hal tersebut yang kemudian melahirkan satu ikatan masyarakat Islam yang kuat dengan semangat kerja gotong royong, senasib sepenanggungan, sesakit, sesenang dengan semangat persaudaraan Islam.

3) Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam.

Pada masa pemerintahan masyarakat Islam, Rasulullah SAW berusaha menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam baik dari segi politik, ekonomi dan sosial. Hal itu

(41)

disebabkan karena dalam periode perkembangan masyarakat Islam telah turun wahyu Allah SWT yang memerintahkan unutk berzakat, berpuasa, dan hukum-hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, sehingga dari padanya timbullah dua buah sumber yang menjadi pokok utama dalam menjalankan hal tersebut yaitu Kitabullah (Al-Qur‟an) dan sunnah Rasulullah (hadits). (Al-Qur’an dan terjamahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971)

c. Pola Pengembangan Penelitian dan Pengembangan Islam

Pola pengembangan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam khususnya di Indonesia diprioritaskan pada daerah pengembangan kawasan Islam dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain : 1) Pengembangan ekonomi

2) Pengembangan areal 3) Pengembangan fisik

4) Pengembangan kegiatan-kegiatan Islam

Sedangkan untuk pengembangan penyiaran Islam dititik beratkan pada :

(1) Tersedianya sarana dan prasaranan serta fasilitas penunjang lainnya

(2) Asas pemerataan pembanguna d. Fungsi Penelitian dan Pengembangan Islam

(42)

Pada dasarnya Balai Penelitian dan Pengembangan Islam merupakan suatu wadah pelayanan umum yang secara hakikat berfungsi sebagai :

1) HablumminAllah yaitu meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan kepada Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an surah Adz Dzariaat ayat 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

2) Hablumminannas yaitu mempererat hubungan silaturahmi antar sesama umat Islam dan membina kerukunan hidup anatar umat beragama sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah At Tahrim ayat 6 dan surah Al Hujuraat ayat 10 dan 13

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya ialah manusia dan batu.”(Q.S. At Tahrim ayat 6)

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudaramu karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat Rahmat.”(Q.S. Al Hujuraat ayat 10)

“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan menjadi seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

(43)

suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu, sesungghnya Allah Maha Mengetahui lagi maha mengenal.”(Q.S. Al Hujuraat ayat 13)

3) Hablumminal Alamin yaitu menjalankan fungsi sebagai khalifah yakni menjaga kelestarian dan keutuhan alam semesta sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an surah Al Baqarah ayat 60

“Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman “pukullah batu itu dengan tongkatmu

“lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.

Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki Allah, dan janganlah kamu berkeliaran dimuka bumi dengan berbuat kerusakan”.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Balai Penelitian dan Pengembangan Islam adalah sebagai berikut :

(1) Sebagai wadah pertemuan

Merupakan kegiatan utama dengan menyediakan fasilitas pertemuan dimana akan terselenggaranya kegiata-kegiatan

(44)

pertemuan baik yang bersifat educational maupun ceremonial seperti seminar, haalbilhalal, ceramah keagamaan dan lain-lain.

(2) Sebagai sarana dan prasarana pusat pelatihan jamaah haji.

Merupakan fungsi penunjang dengan menyediakan fasilitas dalam pelaksanaan pelatihan jamaah haji.

(3) Sebagai sarana peribadatan dan pengajian

Merupakan kegiatan utama berupa penyediaan sarana peribadatan yaitu mesjid dan ruang-ruang untuk pengajian sehingga mampu memperluas dan meningkatkan fungsi mesjid sebagai lembaga dakwah.

(4) Sebagai sarana pendidikan

Merupakan kegiatan penunjang kegiatan utama berupa penyediaan sarana pendidikan untuk lebih memperdalam pengetahuan khususnya syari‟at Islam sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

e. Tujuan Pengadaan Penelitian dan Pengembangan Islam

Secara umum tujuan pengadaan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam tidak hanya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan batiniah tetapi juga sebagai sarana penuhan kebutuhan lahiriah. Hal tersebut dapat dibagi atas beberapa hal yaitu :

(45)

a. Pelayanan umum

Untuk menyediakan ruang bagi umat Islam sebagai akibat dari perkembangan tuntutan masyarakat yang bergerak dalam bidang kegamaan, disamping itu merealisasikan kebutuhan dan keinginan sebagian besar masyarakat agar Pemerintah Kota Masohi menyediakan sarana dan prasarana tempat embarkasi dan debarkasi jemaah haji.

b. Pelayanan khusus

Untuk menggunakan tanah Pemerintah Kota yang lokasinya sangat strategis dengan memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Fleksibilitas ruang

Fleksibilitas ruang adalah yang mudah menerima perubahan terhadap fungsi, ruang yang dimaksud adalah ruang-ruang bagi pengunjung. Untuk memenuhi hal tersebut maka dalam perancangan bangunan ditekankan pada kaitannya dengan system modul.

2. Kenyamanan

Adapun faktor kenyamanan tersebut meliputi berbagai hal sebagai berikut :

a) Pencapaian

1) Pencapaiannya ke tempat parkir kendaraan dan pintu masuk

(46)

2) Pencapaian dari tempat berhentinya kendaraan umum ke pintu masuk.

3) Pencapaian kesetiap lantai dan dari koridor keruangan lainnya.

b) Kenyamanan ruang 1) Aspek visual

2) Pencahayaan dan penerangan 3) Pengudaraan

4) Kebisingan 5) Sirkulasi

f. Sifat Pelayanan Penelitian dan Pengembangan Islam

Sifat pelayanan pada Balai Penelitian dan Pengembangan Islam mengarah kepada nilai-nilai sebagai berikut :

a. Rekreatif

Sebagai kegiatan keagamaan yang lebih terarah bagi pengguna bangunan dengan tujuan memperoleh pengetahuan keagamaan keseimbangan dan kesegaran jasmani serta rohani juga membina kelangsungan hidup yang sehat.

b. Komunikatif

(47)

Dapat memberikan kegiatan komunikasi antara sesama pengunjung untuk dapat saling bertukar pikiran dalam hal pengalaman dan pengetahuan sekaligus juga merupakan media komunikasi.

c. Inovatif

Untuk mendapatkan Informasi tentang keagamaan yang lebih terarah dan menambah pengetahuan serta pengalaman mendalam tentang keagamaan.

d. Edukatif

Mengandung nilai-nilai keagamaan, pendidikan, kegiatan bersifat kerohanian diarahkan untuk mendidik, membina, dan meningkatkan pengetahuan serta kreatifitas dan kesadaran akan pendidikan agama dan nasional.

e. Universal

Bertujuan menarik pengunjung untuk memenuhi keinginan untuk dapat mempelajari ilmu agama lebih mendalam agar pemerintahan untuk kesejahteraan umat dan bangsa yang diperuntukkan pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah.

g. Klasifikasi Penelitian dan Pengembangan Islam

Balai Penelitian dan Pengembangan Islam dapat diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk pelayanan umum yang bersifat keagamaan apabila dilihat dari segi fungsi bangunan secara umum.

(48)

Pengklasifikasian tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek antar lain:

a. Konsumen (Pemakai)

Kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam dilengkapi dengan gedung pertemuan dimana gedung tersebut berfungsi untuk umum. Adapun penggunaannya dibagi atas beberapa jenis pertemuan antara lain :

1) Pertemuan yang bersifat formal

Gedung pertemuan dapat digunakan untuk kegiatan yang bersifat formal baik oleh instansi maupun oleh pihak-pihak tertentu.

2) Pertemuan yang bersifat non formal

Gedung pertemuan dapat juga digunakan untuk bermacam- macam kegiatan yang bersifat non formal. Hal tersebut mengandung keinginan untuk mempererat hubungan antar umat Islam dalam mendapatkan keridhaan atau keragaman dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Adapun tingkatan kegiatan pertemuan berdasarkan peserta terbagi atas :

a) Pertemuan terbatas 1) Rapat

(49)

2) Seminar 3) Konferensi

Waktu yang digunakan untuk kegiatan diatas relative singkat dan jumlah pengunjung terbatas.

b) Pertemuan tak terbatas

1) Sebagai pusat pelatihan jemaah haji 2) Peringatan hari besar Islam

3) Pesta/ resepsi

4) Pameran/ pagelaran yang bernuansa Islam

Waktu yang digunakan untuk kegiatan diatas relative lebih lama dalam jumlah pengunjung yang tidak terbatas.

b. Produsen (Pemilik)

Modal dalam negeri terbagi atas : 1) Modal gabungan

2) Modal perorangan

3) Donatur dan bantuan masyarakat setempat.

2. Tinjauan Khusus

a. Prinsip-prinsip Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Islam 1. Tahapan Perencanaan.

Tahapan perencanaan pada kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam didasarkan pada Al-Qur‟an yang merupakan

(50)

petunjuk dan pedoman bagi manusia sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah SWT yaitu :

“... dan memberikan tempat bagimu dibumi. Kamu dirikan istana- istana ditanah datar dan kamu pahat gunung-gunung untuk dapat dirikan atau jadikan rumah...” (Q.S. Al A’raaf ayat 74).

Kesimpulan dari ayat diatas yaitu : 1) Lahan bersifat relatif datar

2) Terdapatnya sumber-sumber air bersih 3) Tumbuh-tumbuhan dapat hidup

Dari konsep dasar tersebut, maka pola penataan dapat dibagi atas batasan arsitektur dan non arsitektur.

1) Batasan arsitektur

Batasan arsitektur penataan kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam dan lingkungan terbagi atas beberapa batasan khusus yaitu :

a) Tata guna lahan

Untuk tata guna lahan pada Balai Penelitian dan Pengembangan Islam yaitu mengacu pada Al-Qur‟an antara lain :

“Sesungguhnya bagi kaum : Saba’ (di negeri Yaman), ada tanda-tanda (kekuasaan) Allah ditempat kediamannya, yaitu kebun-kebun yang ada disebelah kanan dan kirinya.

(51)

(Kepada mereka dikatakan), “ Makanlah rezeki Tuhanmu!

(kamu sudah memperolehnya), negeri yang sentosa (adil, makmur di bawah lindungan) Tuhan Yang Maha Pengampun.”(Q.S. Surah Saba’ ayat 15)

Kesimpulan ayat diatas yaitu :

Balai kegiatan adalah rumah suci dilengkapi dengan pertamanan, penghijauan, dan tempat kerja serta fasilitas sosial dan pendidikan.

b) Orientasi dan tata letak bangunan

“Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al Baqarah ayat 149)

Orientasi tata letak bangunan sangat berpengaruh terhadap kelancaran aktifitas pada suatu lokasi site. Penerangan dalam hal arsitektur Islam tercermin antara lain dari bangunan yang searah tegak lurus dengan arah kiblat, dengan penempatan bangunan sedemikian rupa otomatis akan berpengaruh terhadap tata ruang serta letak jalan, dalam usaha mengurangi efek silau dari sinar matahari.

c) Konsep struktur

(52)

“Dan kami ciptakan besi yang mempunyai kekuatan yang hebat dan banyak manfaatnya bagi manusia. Dan Allah hendak membuktikan siapa saja yang menolong-Nya dan menolong Rasu-rasul-Nya, sekalipun Allah tidak kelihatan.

Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”(Q.S.

Al Hadid ayat 25)

Agama Islam menghormati akal pikiran manusia dalam meneliti, memanfaatkan semua ciptaan Allah SWT termasuk penggunaan besi dalam konstruksi beton bertulang untuk memperkokoh bangunan.

d) Kaidah-kaidah estetika komponen ragam hias

Dasar-dasar pertimbangan yang diuraukan melaui ayat-ayat suci Al-Qur‟an antara lain :

“Hai anak Adam, pakailah perhiasanmu (perhiasan yang indah) sewaktu shalat (atau tawaf keliling Ka’bah) dan makan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan (royal) sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”(Q.S. Al A’raaf ayat 31)

“Sesungguhnya pemboros itu adalah teman syaitan sedangkan syaitan itu sangat ingkar terhadap Tuhannya.”(Q.S. Al Israa ayat 27)

(53)

“Berkatalah lukman dalam wejangannya : Hai anakku! janganlah kamu mempersekutukan Allah.

Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.”(Q.S. Lukman ayat 13)

“Ingatlah! Ketika Ibrahim memohon “ Tuhanku!

Jadikanlah negeri (Mekkah) ini aman sejahtera dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.”(Q.S. Surah Ibrahim ayat 35) Kesimpulan dari makna ayat-ayat diatas yaitu :

(1) Keindahan, penataan ruang, ekspresi, penampilan bangunan dengan kaidah-kaidah estetika penempatan ornamen pada dasarnya tidak ada larangan selama tidak berlebih-lebihan dan disesuaikan dengan kemampuan umat.

(2) Ragam hias perlengkapan ruang diusahakan tidak memberi kesan mempersekutukan Allah dengan memberikan motif- motif yang secara tidak langsung sama seperti berhala.

(3) Sebaiknya ragam hias kaligrafi yang memberi tuntutan pada Islam ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

(4) Warna harus memberi kesan natural alamiah menyatu dengan alam lingkungan.

e) Kebersihan, sistem utilitas dan sanitasi

(54)

Islam sangat mengutamakan kebersihan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an

“....Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(Q.S. Al Baqarah 222)

Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits

“Kebersihan adalah sebagian daripada iman.”(H.R. Ahmad) Agama Islam menjelaskan tentang kebersihan dalam hal:

(1) Kebersihan pribadi dan masyarakat (2) Kebersihan lingkungan

(3) Kebersihan tempat-tempat pribadi perumahan tempat tinggal

(4) Kebersihan tempat-tempat umum (5) Kebersihan sistem sanitasi utilitas f) Perancangan tapak lansekap

“Dan kami hamparkan bumi ini dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tambahkan padanya segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata untuk menjadi pedoman dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).”

Didalam perancangan ruang luar dan perlengkapannya berupa pemanfaatan kontur tanah berupa gunungan lansekap dan

(55)

tanaman penghijauan yang ditata berdasarkan kaidah-kaidah untuk mengekspresikan citra keindahan suasana pertamanan.

2) Batasan non arsitektur

Pendekatan yang paling utama dalam perencanaan suatu kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam adalah pendekatan dari faktor falsafah yang berkaitan erat dengan ciri-ciri dan kekhususan dari suatu bangunan yang bertujuan untuk menampung segala permasalahan dasar yang merupakan tuntutan dan persyaratan yang diperlukan bagi kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam.

Hal tersebut di atas juga sejalan dengan lima prinsip pembangunan yang dijelaskan oleh Eko Budiharjo dalam draft bukunya yang berjudul

“Sustainable Development” tahun 1997, yaitu : 1) Pertumbuhan ekonomi

Dalam konsep pembangunan, pertumbuhan ekonomi memiliki prinsip-prinsip :

a) Sumber daya manusia sangat diperhatikan

b) Adanya pengelolaan pembangunan yang berwawasan lingkungan c) Orientasi sistematik dan humanisme

2) Keserasian lingkungan

a) Konservasi sumber daya alam b) Pencegahan pencemaran

(56)

c) Penerapan pola tata guna lahan

d) Koordinasi dengan sistem transportasi

e) Penciptaan taman-taman dan kelestarian kawasan lingkungan 3) Kekentalan komunitas

a) Pengurangan kesenjangan ekonomi b) Kebersamaan dan solidariras sosial 4) Pola kemitraan

Dalam pola kemitraan dibutuhkan jalinan yang kuat bagi pemerintah dan masyarakat.

5) Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan menganut sistem otonomi daerah

Gambar Bagan II.1 . Sistem Struktural

Sumber : laporan Perancangan islamic centre di pare- pare 2003-2004 3) Tahap Operasional

Bagi masyarakat lokal, pembangunan kawasan pemukiman kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam bukan merupakan “unwanted facility”, artinya, kehadiran kompleks IslmicPusat bukanlah merupakan

Kepala Urusan Agama

Pengelola Departemen

Agama

Pemerintah Daerah

(57)

pengaruh negatife akan tetapi, sebagai salah satu simbol pengembangan kedaerahan secara histories.

Namun demikian secara sosiologis, diharapkan hubungan antara penghuni kompleks dengan penduduk lokal dapat terjalin dengan harmonis.

Berikut ini diuraikan beberapa aspek lingkungan berkenaan dengan operasional kawasan pemukiman khususnya kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam.

1) Sumur Resapan

Pembangunan kawasan pemukiman pada dasarnya tidak dilengkapi dengan sumur resapan. Hal ini seharusnya dikompensasi dengan membangun sumur resapan agar larian air bisa dikurangi dan mampu mengurangi banjir.

2) Saluran Air

Pembangunan saluran air hujan pada pemukiman pada umumnya haruslah dipadukan dengan sistem pembuangan jaringan disekitarnya sehingga tidak menimbulkan banjir. Menurut catatan JICA (1991), sebagian penyebab banjir adalah menurut kapasitas jaringan.

3) Pengelolaan Sampah

Berkaitan dengan sampah, sampai saat ini rata-rata 30 % sampah kota dibuang ke sungai dan menyumbang sekitar 60-70 % pencemaran sungai.

Karena itu diperlukan pemisahan sampah organik dengan non-organik,

(58)

kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi kompos, sedang non- organiknya diupayakan menjadi komoditi daur ulang lewat pemulung.

4) Pelestarian Lingkungan

Pola bentuk pelestarian Lingkungan pada dasarnya telah dicanangkan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1973 yang tertuang dalam GBHN pada bab III butir 10, dinyatakan bahwa :

“Dalam pelaksanaan pembangunan, sumber-sumber alam Indonesia harus digunakan secara rasional. Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dilaksanakan dengan kebijakan yang menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang

Jika ditinjau dari perspektif lingkungan, aspek yang perlu diperhatikan yaitu tentang bahan bangunan. Secara umum banyak bangunan yang menggunakan bahan yang sebenarnya tidak sesuai dengan iklim tropis seperti dinding kaca tanpa diberi penghalang terhadap masuknya radiasi panas matahari. Demikian juga ruang terbuka yang ditutup seluruhnya oleh paving dan rumput. Ruang terbuka dengan paving disamping akan mengurangi resapan air juga menimbulkan penghantar panas sekitarnya.

(Pembangunan pemukiman berwawasan lingkungan, Sudharto. P. Hadi, 1997)

b. Unsur-unsur Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam

(59)

Unsur-unsur yang menentukan dalam perancangan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam meliputi :

1) Pembinaan keislaman

2) Pembinaan keilmuan dan keagamaan 3) Pengembangan keagamaan

c. Mekanisme Kegiatan pada Penelitian dan Pengembangan Islam a. Pelaku kegiatan

Pelaku kegiatan didalam Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam secara umum terbagi atas beberapa hal :

1) Pengunjung Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam a) Anak-anak

Belajar, mengaji, sholat, serta mendengarkan kajian-kajian mengenai keagamaan.

b) Remaja / dewasa

Shalat, mengkaji ajaran Islam lebih mendalam serta melaksanakan pertemuan-pertemuan keagamaan, serta melakukan penelitian tantang Ajaran Islam.

c) Orang tua

Shalat, mengkaji ajaran Islam lebih mendalam dan mengadakan pertemuan rutin.

(60)

2) Pengelola Balai Penelitian dan Pengembangan Islam, dimana kegiatan pelayanannya dibedakan atas :

a) Pengelola yang melayani pengunjung yang selalu bertatapan langsung dengan pengunjung ditempat pelatihan jamaah haji, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, dan ruang pameran.

b) Pengelola bagian pengelolaan administrasi dimana hubungannya dengan pengunjung terbatas.

B. Tinjauan Tentang Pusat Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam Sebagai Wadah Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Islam

1. Unsur Kegiatan Yang Menunjang Balai Penelitian dan Pengembangan Islam a. Unsur-unsur pokok

Unsur-unsur pokok yang menentukan dalam perancangan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam meliputi :

1) Pembinaan keimanan 2) Pembinaan keilmuan

3) Pengembangan amal-amal saleh 4) Kegiatan pokok penunjang b. Kegiatan Pokok Penunjang

Kegiatan pokok yang terjadi dalam pelaksanaan penyelenggaraan Balai Penelitian dan Pengembangan Islam, antara lain :

1) Pembinaan keimanan

(61)

Yang termasuk kegiatan pembinaan keagamaan adalah kajian, pertemuan dan konsultasi tentang hal-hal yang menyangkut syari‟at Islam.

2) Pembinaan keilmuan

Yang termasuk kegiatan pembinaan keilmuan adalah kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan agama Islam dan lain- lain.

c. Pengembangan amal-amal saleh

Yang termasuk dalam kegiatan pengembangan kegiatan-kegiatan pengembangan amal saleh adalah kesejahteraan, ekonomi dan sosial.

2. Wadah Kegiatan Pada Balai Penelitian dan Pengembangan Islam a. Persyaratan Lokasi

Lokasi kompleks Balai Penelitian dan Pengembangan Islam terletak pada pusat kota sehingga mampu mendukung kawasan kompleks secara fungsional

b. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan didalam Balai Penelitian dan Pengembangan Islam secara umum terbagi atas beberapa hal :

Pengunjung Balai Penelitian dan Pengembangan Islam a) Anak-anak

Belajar, mengaji, sholat, serta mendengarkan kajian-kajian mengenai keagamaan.

Referensi

Dokumen terkait

Spesimen tube 1, biasanya tdk digunakan karena dapat Spesimen tube 1, biasanya tdk digunakan karena dapat bercampur darah dari trauma punksi. Spesimen tube 2 : utk sel &

terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, dapat mengakibatkan gangguan yang serius terhadap penduduk & lingkungan, menimbulkan kematian dan gangguan kesehatan, kerusakan

Gangguan kesehatan tidak diketahui atau tidak diperkirakan dalam penggunaan normal. Mutagenisitas sel

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari badan atau perwakilan dari Negara asing dan organisasi internasional yang

Saya berharap buku panduan ini akan digunakan sebaik-baiknya supaya khidmat Pembimbing Rakan Sebaya akan dapat membantu mengurangkan masalah displin dan

Guna untuk memperdalam peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul metode linguistic Al – Alusi dalam menafsirkan ayat – ayat surat Ali Imran.

Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan (dalam kg hidup) dengan harga jual, sedangkan biaya pakan