• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Deferred Tax terhadap Income Smoothing: Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Deferred Tax terhadap Income Smoothing: Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research aims to examine the effect of deferred tax to income smoothing in manufacturing company listed in BEI at 2010-2012. The independent variable is deferred tax. While the dependent variable in this research is income smoothing that measured by Eckel method. This research is a replication research by Sayekti dkk., (2011). Samples were selected by purposive sampling method with criteria companies serving deferred tax expense, using rupiah, and did not experience a loss during the research. Analyzed using logistic regression analysis model. The result shows that deferred tax don’t have effect on income smoothing.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pajak tangguhan terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak tangguhan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur menggunakan metode Eckel. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dkk., (2011). Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria perusahaan yang menyajikan beban pajak tangguhan, menggunakan Rupiah, dan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian. Data dianalisis menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak tangguhan tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba.

(3)

ix

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

(4)

2.1.1 Definisi Pajak ... 6

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian, Populasi, dan Sampel ... 30

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 32

3.4.1 Variabel Penelitian ... 32

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.5 Uji Asumsi Klasik (Uji Data) ... 36

3.6 Teknik Analisis Data ... 36

3.6.1 Uji Regresi Logistik ... 36

3.6.2 Uji Goodness of Fit (Uji Fit Model) ... 37

3.6.3 Uji Keseluruhan Model ... 37

(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.6.5 Uji Koefisien Determinasi... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data ... 40

4.2 Hasil Analisis Data ... 40

4.2.1 Indeks Eckel ... 40

4.2.2 Uji Goodness of Fit (Uji Fit Model) ... 41

4.2.3 Uji Regresi Logistik ... 41

4.2.4 Uji Keseluruhan Model ... 42

4.2.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 43

4.2.5 Uji Koefisien Determinasi... 44

4.4 Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 46

5.2 Keterbatasan dan Saran ... 46

5.2.1 Keterbatasan ... 46

5.2.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 51

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 2.2 Perhitungan Deferred Tax ... 27

Tabel 2.3 Jurnal Deferred Tax ... 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 35

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Daftar Nama Perusahaan ... 51

Lampiran B Deferred Tax Perusahaan ... 52

Lampiran C Profitabilitas (ROA) Perusahaan ... 53

Lampiran D Size Perusahaan ... 54

Lampiran E Income Smoothing Perusahaan Sampel ... 55

Lampiran F Hasil Uji Fit Model ... 56

Lampiran G Hasil Regresi Logistik ... 57

Lampiran H Hasil Uji Keseluruhan Model ... 58

Lampiran I Hasil Uji Uji Statistik t ... 59

(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) Nomor 16 Tahun 2009 pasal 28 (1) diatur bahwa Wajib Pajak (WP) orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas dan WP badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan atau laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, sebagai pertanggungjawaban manajemen terhadap penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dan juga berguna untuk memermudah perhitungan pajak.

Laporan keuangan merupakan suatu rekapitulasi dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dapat digunakan oleh lembaga atau pihak-pihak yang berkepentingan, seperti investor, karyawan, pelanggan, pemasok, pemberi pinjaman atau kreditur, masyarakat, pemerintah atau lembaga lainnya.

(10)

B A B I P e n d a h u l u a n 2

perusahaan yang memberikan laba yang cenderung stabil lebih menarik perhatian investor dibandingkan dengan saham perusahaan dengan tingkat fluktuasi laba yang lebih tinggi. Saham perusahaan yang memberikan laba stabil memberi kesan baiknya kinerja manajemen, terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan, dan keamanan investasi.

Pentingnya informasi laba disadari oleh manajemen sehingga mendorong manajemen melakukan aktivitas rekayasa manajerial untuk memengaruhi besar kecilnya laba yang diinformasikan dalam laporan keuangan yang disebut manajemen laba (earning management). Salah satu pola/metode manajemen laba disebut dengan perataan laba (income smoothing). Menurut Sayekti dkk. (2011), income smoothing adalah upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk meratakan laba/income dalam rangka mencapai tingkat laba yang diinginkan atau mengikuti kecenderungan. Tujuannya adalah untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan.

Perusahaan sebagai salah satu wajib pajak mempunyai kewajiban untuk membayar pajak yang besarnya dihitung dari laba bersih yang diperoleh perusahaan. Semakin besar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan, maka pendapatan negara semakin besar pula. Namun sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih.

(11)

B A B I P e n d a h u l u a n 3

Universitas Kristen Maranatha diterima umum di Indonesia (PABU), sedangkan laba fiskal disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Tidak semua biaya dapat diakui di dalam laporan keuangan fiskal, perbedaan ini yang akan menimbulkan biaya atau pendapatan pajak tangguhan dalam laporan keuangan.

Pajak tangguhan (deferred tax) adalah penundaan perusahaan dalam pembayaran pajak yang timbul akibat perbedaan sementara/waktu antara laba akuntansi dengan laba fiskal (Sayekti dkk., 2011). Agoes (2013) menyatakan bahwa beda waktu merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan yang sifatnya temporer. Artinya, secara keseluruhan beban atau pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi terdapat perbedaan alokasi setiap tahunnya. Beda waktu tersebut biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara fiskal dengan akuntansi, diantaranya dalam hal penilaian persediaan, akrual dan realisasi, penyusutan dan amortisasi, serta kompensasi kerugian fiskal.

(12)

B A B I P e n d a h u l u a n 4

Menurut Utari dalam Sayekti dkk. (2011), analisis pajak tangguhan (deferred tax) dapat menjadi alternatif sebagai laporan keuangan suatu perusahaan. Selanjutnya

laporan keuangan ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga maupun pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai apakah suatu perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak untuk tujuan mencegah pelaporan kerugian.

Hasil penelitian Phillips dkk. (2002), Yulianti (2005), serta Djamaluddin dkk. (2008) menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dalam melakukan manajemen laba untuk menghindari kerugian. Berbeda dengan hasil penelitian Sayekti dkk. (2011) dan Amali (2009) yang menunjukkan bahwa pajak tangguhan (deferred tax) tidak mampu menjelaskan tindakan perataan laba (income smoothing). Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh deferred tax terhadap income smoothing dengan menggunakan sampel laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.

1.2 Identifikasi Masalah

(13)

B A B I P e n d a h u l u a n 5

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empirik mengenai pengaruh deferred tax terhadap income smoothing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi investor, diharapkan dapat berhati-hati dalam memandang besarnya beban

pajak tangguhan yang diumumkan oleh perusahaan, karena semakin besar beban pajak tangguhan maka perusahaan tersebut cenderung melakukan income smoothing.

(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh deferred tax terhadap income smoothing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2012.

Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini yakni tidak adanya pengaruh deferred tax terhadap income smoothing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2012. Kesimpulan tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Sayekti dkk. (2011) dan Amali (2009) yang menyatakan bahwa deferred tax tidak mampu menjelaskan tindakan income smoothing.

5.2 Keterbatasan dan Saran 5.2.1 Keterbatasan

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapatkan, maka peneliti mencoba untuk mengemukakan keterbatasan penelitian untuk bahan pertimbangan penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian sedikit yaitu 38 perusahaan. 2. Jumlah tahun periode pengamatan hanya 3 tahun. Ini menyebabkan jumlah

sampel penelitian hanya tiga kali jumlah perusahaan sampel, yaitu 114.

(15)

B A B V S i m p u l a n , K e t e r b a t a s a n d a n S a r a n 47

Universitas Kristen Maranatha

5.2.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti ajukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya: 1. Diharapkan menambah jumlah sampel penelitian.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno., dan Trisnawati, Estralita. (2013). Akuntansi Perpajakan. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Amali, Muhammad N. (2009). Analisis Kemampuan Deferred Tax Expense dalam Mendeteksi Earnings Management Pada Wajib Pajak Emiten yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 9(1), 71-84.

Beattie, V., Brown, S., Ewers, D., John, B., Manson, S., Thomas, D., and Turner, M. (1994). Extraordinary Items and Income Smoothing: A Positive Accounting Approach. Journal of Business Finance and Accounting, 21(6), 791-811.

Djamaluddin, Subekti., Rahmawati., dan Wijayanti, Handayani T. (2008). Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 19(3), 139-153.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hartono, Jogiyanto. (2012). Metode Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 5. BPFE. Yogyakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Andi. Yogyakarta.

Masodah. (2007). Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT, 2, 1858-2559.

Phillips, J., Pincus, M., and Rego, Sonja O. (2002). Earnings Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, 78(2), 491-521.

(17)

49

Universitas Kristen Maranatha Terdaftar di BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2), 1-16.

Rahmawati, Dina., dan Muid, Dul. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba. Journal of Accounting, 1(2), 1-14.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta.

Santosa, Purbayu B., dan Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS. Andi. Yogyakarta.

Sayekti, Fran., Faradiza, Sekar A., dan Dewi, Indrawati P. (2011). Kemampuan Deferred Tax dalam Menjelaskan Income Smoothing. Jurnal Investasi, 7(2), 90-108.

Subramanyam, K.R., & Wild, J.J. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Buku 1. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua. Andi. Yogyakarta.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Alfabeta. Bandung.

Suwardjono. (2011). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

Tuty dan Indrawati, Titik. (2007). Faktor-faktor Penentu Indeks Perataan Laba Selama Periode Krisis Ekonomi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1(2), 155-170.

Yulianti. (2005). Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dalam Mendeteksi Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(1), 107-129.

(18)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Referensi

Dokumen terkait

Capaian Program Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran SKPD yang dibuat secara benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jumlah dokumen perencanaan

• Instructional Supervision = The effort employed by school officials to provide leadership and assistance to teachers to improve teaching and learning. • Clinical Supervision =

Volume XL-2/W2, ISPRS 8th 3DGeoInfo Conference & WG II/2 Workshop, 27 – 29 November 2013, Istanbul,

Capaian Program Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran SKPD yang dibuat secara benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jumlah dokumen perencanaan

In order to describe a point location at approximately 1-meter precision a CPI43 system consisting only of additional aperture 3 grids would require 26

Capaian Program Jumlah laporan SKPD yang dibuat secara benar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jumlah laporan SKPD yang dibuat secara benar dan tepat waktu

Sebagai salah satu penjual sparepart motor sekaligus bengkel TMS (Trans Motor Sport) memerlukan hubungan kemitraan yang baik, sejajar dan seimbang serta hubungan tali persaudaraan

Pada perencanaan struktur pondasi, pihak perencana hanya menggunakan SF ( safety factor ) = 5 guna menanggulangi bahaya potensi likuifaksi yang ada. Tidak terdapat