• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA KARTU PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD."

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Isna Maulida Rahmayanti NIM 13108241092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

i

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Isna Maulida Rahmayanti NIM 13108241092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD

Oleh:

Isna Maulida Rahmayanti NIM 13108241092

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media kartu pekerjaan yang layak digunakan pada mata pelajaran IPS kelas III SD.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) mengacu pada model Borg dan Gall. Namun pada penelitian ini hanya terdiri dari 9 tahap, yaitu studi pendahuluan dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draft produk awal, uji coba lapangan awal, revisi produk uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, revisi produk uji coba lapangan utama, uji coba lapangan operasional, dan penyempurnaan produk akhir. Subjek uji coba lapangan awal 5 siswa, subjek uji coba lapangan utama 10 siswa, dan subjek uji coba lapangan operasional 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara, sedangkan instumen pengumpulan data menggunakan kisi-kisi instumen angket dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan perhitungan rerata skor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu pekerjaan pada mata pelajaran IPS kelas III SD yang dihasilkan menggunakan model Borg dan Gall sudah dikatakan layak. Hal ini dibuktikan dari hasil validasi ahli materi menunjukkan kategori sangat baik (4,33), hasil validasi ahli media menunjukkan kategori sangat baik (4,33), hasil uji coba lapangan awal menunjukkan kategori sangat baik (4,45), hasil uji coba lapangan utama menunjukkan kategori baik (4,22), dan hasil uji coba lapangan operasional menunjukkan kategori sangat baik (4,55).

(4)

iii

DEVELOPING WORK CARD MEDIA FOR SOCIAL STUDIES LEARNING IN GRADE III OF ES

By:

Isna Maulida Rahmayanti NIM 13108241092

ABSTRACT

This reseach aims to produce a product of work card media appropriate to be used in the Social Studies subject in grade III of the elementary school (ES).

This was a research and development study referring to Borg and Gall’s model. However, in this reseach it consisted of only 9 steps, namely preliminary study and data collection, planning, preliminary product draft development, preliminary field tryout, preliminary product revision, main field tryout, main product revision, operational field tryout, and final product refinement. The preliminary field tryout subjects were 5 students, the main field tryout subjects were 10 students, and the operational field tryout subjects were 30 students. The data collecting techniques were questionnaires and interviews, while the data collecting instruments were the questionnaire instrument grids and interview guidelines. The data analysis technique in the reseach was the quantitative descriptive statistical analysis technique by calculating mean scores.

The results of the reseach showed that the work card media for Social Studies learning for grade III of ES developed using Borg and Gall’s model were appropriate. This was indicated by the result of the materials expert validation with a very good category (4.33), the result of the media expert validation with a very good category (4.33), the result of the preliminary field tryout with a very good category (4.45), the result of the main field tryout with a good category (4.22), and the result of the operational field tryout with a very good category (4.55).

Keywords: media development, work card, recognizing types of jobs

(5)
(6)
(7)
(8)

vii MOTTO

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (H.R. Ahmad, ath. Thabrani, ad-Daruqutni).

(9)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak dan Mama tercinta, Bapak Wakhidin dan Ibu Solikhah yang telah memberikanku kasih sayang dan mengajarkan kerja keras serta saudaraku tersayang Indra Prasetyo dan Ivan Setya Azmi yang selalu memberikan semangat.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Media Kartu Pekerjaan Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SD” dapat disusun sesuai harapan. Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Sekar Purbarini K. S.IP., M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi dan Validator Materi yang telah memberikan semangat, dorongan, dan waktunya untuk bimbingan sejak awal hingga terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Ibu Unik Ambarwati, M.Pd., Validator media yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini dapat selesai dan sesuai dengan tujuan.

3. Bapak Sungkono, M.Pd., dan Ibu Hidayati, M.Hum. yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini. 4. Bapak Suparlan, M.Pd.I., Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD)

beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai selesainya Tugas Akhir Skripsi ini. 5. Dr. Haryanto. M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.

6. Sri Lestari, M.Pd., Kepala SD Negeri Minggiran yang telah memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

7. Guru kelas III dan Staf SD Negeri Minggiran yang telah memberi bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

8. Siswa Kelas III SD Negeri Minggiran yang dengan suasana hangatnya membantu pelaksanaan uji coba media.

(11)
(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan Masalah ... 7

D.Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Pengembangan ... 7

F. Manfaat Pengembangan ... 8

G.Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

H.Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Mengenai Pembelajaran IPS Materi “Mengenal Jenis Pekerjaan” ... 11

1. Pembelajaran IPS di SD ... 11

2. Pembelajaran IPS Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan ... 15

B.Kajian Mengenai Media Kartu Pekerjaan Sebagai Media Pembelajaran ... 17

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 17

2. Media Kartu Pekerjaan ... 26

C.Kajian Mengenai Karakteristik Anak Kelas III SD ... 41

D.Kajian Mengenai Model Pengembangan ... 45

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 47

F. Kerangka Pikir ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A.Model Pengembangan ... 52

B.Prosedur Pengembangan ... 52

C.Desain Uji Coba Produk ... 57

1. Desain Uji Coba ... 57

(13)

xii

3. Jenis Data ... 57

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 58

5. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengembangan Produk Awal ... 64

B.Hasil Uji Coba Produk ... 97

C.Revisi Produk ... 106

D.Kajian Produk Akhir ... 109

E. Keterbatasan Penelitian ... 115

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan tentang Produk ... 116

B.Saran Pemanfaatan Produk ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 SK dan KD IPS Kelas III Semester II Materi

“Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” ... 15

Tabel 2 Pedoman Pemberian Skor Angket ... 58

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Angket Uji Kelayakan Ahli Materi ... 59

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Angket Uji Kelayakan Ahli Media ... 60

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Angket Uji Pengguna ... 60

Tabel 6 Kisi-kisi Instumen Wawancara ... 61

Tabel 7 Konversi Data Kualitatif Skala Lima ... 62

Tabel 8 Hasil Wawancara Studi Pendahuluan di Sekolah ... 65

Tabel 9 Hasil Validasi Materi Tahap I ... 79

Tabel 10 Hasil Validasi Materi Tahap II ... 89

Tabel 11 Hasil Validasi Media Tahap I ... 91

Tabel 12 Hasil Validasi Media Tahap II ... 96

Tabel 13 Hasil Uji Coba Lapangan Awal Aspek Media ... 98

Tabel 14 Hasil Uji Coba Lapangan Awal Aspek Materi ... 98

Tabel 15 Hasil Uji Coba Lapangan Utama Aspek Media ... 101

Tabel 16 Hasil Uji Coba Lapangan Utama Aspek Materi ... 101

Tabel 17 Hasil Uji Coba Lapangan Operasional Aspek Media ... 104

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir ... 51

Gambar 2 Bagan Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 56

Gambar 3 Tampilan Kartu Pengrajin Gerabah Depan-Belakang ... 71

Gambar 4 Tampilan Kartu Koki Depan-Belakang ... 71

Gambar 5 Tampilan Kartu Dokter Depan-Belakang ... 71

Gambar 6 Tampilan Kartu Pemadam Kebakaran Depan-Belakang ... 72

Gambar 7 Tampilan Kartu Induk ... 73

Gambar 8 Tampilan Aturan Permainan ... 74

Gambar 9 Tampilan Soal Latihan ... 76

Gambar 10 Tampilan Kemasan Kartu Pekerjaan ... 77

Gambar 11 Tampilan Kartu Pekerjaan Pemadam Kebakaran SebelumRevisi ... 80

Gambar 12 Tampilan Kartu Pekerjaan Pemadam Kebakaran Setelah Revisi ... 81

Gambar 13 Tampilan Kartu Pekerjaan Pengrajin Gerabah Sebelum Revisi ... 81

Gambar 14 Tampilan Kartu Pekerjaan Pengrajin Gerabah Setelah Revisi ... 82

Gambar 15 Tampilan Kartu Pekerjaan Guru Sebelum Revisi ... 82

Gambar 16 Tampilan Kartu Pekerjaan Guru Setelah Revisi ... 83

Gambar 17 Tampilan Kartu Pekerjaan Pedagang Sebelum Revisi ... 83

Gambar 18 Tampilan Kartu Pekerjaan Pedagang Setelah Revisi ... 84

Gambar 19 Tampilan Aturan Permainan Sebelum Revisi ... 84

Gambar 20 Tampilan Aturan Permainan Setelah Revisi ... 85

Gambar 21 Tampilan Soal Latihan Sebelum Revisi ... 87

Gambar 22 Tampilan Soal Latihan Setelah Revisi ... 89

Gambar 23 Diagram Hasil Validasi Materi ... 90

Gambar 24 Tampilan Kartu Pekerjaan Pramugari Sebelum Revisi ... 93

Gambar 25 Tampilan Kartu Pekerjaan Pramugari Setelah Revisi ... 94

(16)

xv

Gambar 27 Tampilan Kemasan Kartu Pekerjaan Setelah Revisi ... 95

Gambar 28 Diagram Hasil Validasi Media ... 97

Gambar 29 Diagram Hasil Uji Coba Lapangan Awal ... 99

Gambar 30 Diagram Hasil Uji Coba Lapangan Utama ... 102

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Uji Kelayakan Ahli Materi Tahap I ... 121

Lampiran 2 Angket Uji Kelayakan Ahli Materi Tahap II ... 124

Lampiran 3 Angket Uji Kelayakan Ahli Media Tahap I... 127

Lampiran 4 Angket Uji Kelayakan Ahli Media Tahap II ... 130

Lampiran 5 Angket Uji Kelayakan Pengguna ... 133

Lampiran 6 Tabel Hasil Uji Coba Lapangan Awal ... 145

Lampiran 7 Tabel Hasil Uji Coba Lapangan Utama ... 146

Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Coba Lapangan Operasional ... 147

Lampiran 9 Wawancara Guru Pada Saat Uji Coba Lapangan Awal ... 148

Lampiran 10 Wawancara Guru Pada Saat Uji Coba Lapangan Utama ... 149

Lampiran 11 Wawancara Guru Pada Saat Uji Coba Lapangan Operasional .. 150

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian ... 151

Lampiran 13 Surat telah Melakukan Peneltian ... 152

Lampiran 14 Dokumentasi Kegiatan Uji Coba Lapangan ... 153

Lampiran 15 Tampilan Kemasan Produk ... 157

Lampiran 16 Tampilan Media Kartu Pekerjaan ... 158

Lampiran 17 RPP Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” ... 166

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen yang merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan bergantung satu sama lainnya. Komponen pembelajaran tersebut antara lain meliputi tujuan, materi, metode, media dan, evaluasi (Susilana & Riyana, 2009: 5). Hal tersebut memiliki arti bahwa keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh efektifitas setiap komponen pembelajaran yang ada di suatu sekolah.

Media merupakan bagian dari sistem pembelajaran, sehingga penting keberadaannya dalam setiap pembelajaran. Media juga disebut sebagai alat komunikasi. Hal tersebut berarti media menyampaikan informasi yaitu materi pembelajaran dari pemberi pesan yaitu guru kepada penerima pesan yaitu siswa dengan lebih teliti, jelas, dan menarik. Keberadaan media akan menyamakan persepsi siswa mengenai konsep suatu materi, dikemas dengan sesuatu yang menarik siswa untuk belajar. Sependapat dengan hal tersebut Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk (2005: 7) menyatakan bahwa, media pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

(19)

2

perhatian siswa; (c) meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap; (d) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; (e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup; (f) membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa; (g) memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Guru dalam pembelajaran IPS menggunakan berbagai macam media untuk memudahkan siswa dalam memperoleh pengetahuannya sendiri. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam 12 syarat yang dapat menggambarkan syarat menjadi seorang guru IPS SD yang ideal, salah satunya harus (Ellis, 1977: 17),

Gather materials. It’s true that a good social studies teacher is a scrounge. You need to be on the alert for copies of used National Geographic, old maps, books, pictures, construction materials, games, and any other materials you can bag, borrow, or purchase reasonably.

Seorang guru IPS SD harus mampu mengumpulkan bahan atau sumber belajar untuk siswa. Seorang guru IPS yang baik adalah guru yang mampu dan mau mencari bahan dimulai dari menggunakan koleksi National Geographic, peta-peta tua, buku, gambar, bahan bangunan, permainan, serta bahan-bahan lain yang dapat diperoleh dengan cara membeli dan meminjam.

(20)

3

tersebut digunakan untuk menjelaskan secara langsung materi yang akan disampaikan, sehingga pembelajaran yang ada masih teacher centered. Misalnya untuk materi berbagai pekerjaan siswa diberikan gambar seorang dokter, kemudian guru menjelaskan bahwa gambar tersebut menjelaskan seorang dokter yang membawa alat seperti stetoskop. Media gambar IPS yang ada digunakan untuk satu kali pakai. Alasan Bapak D menggunakan media gambar karena media tersebut dirasa dapat membuat siswa tertarik dan mudah memahami materi. Bahan dari media yang ada sementara ini masih sekali pakai karena menggunakan bahan yang mudah rusak.

Kondisi yang serupa juga ditemukan di SD Negeri Suryodiningratan II. Hasil wawancara dengan guru kelas III dengan inisial Ibu K pada 14 November 2016. Diperoleh data penggunaan media di kelas III dari skala 1-10 guru memberikan nilai 4 untuk kuantitas penggunaan media dalam mengajar dan media yang dominan yaitu menggunakan media konkret dan gambar untuk menjelaskan secara langsung materi. Media yang dibuat guru merupakan hasil cetak menggunakan kertas HVS putih. Jika sudah digunakan guru akan menempel media tersebut di papan yang terletak di bagian belakang kelas III atau dimasukkan ke dalam lemari kelas. Guru juga menggunakan handphone dan secara bergantian siswa mengamati gambar yang ada jika guru belum sempat mencetak gambarnya. Untuk materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” guru

(21)

4

Suryodiningratan II tidak menggunakan media berbasis komputer karena belum tersedianya laboratorium komputer.

Dari hasil wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Ngoto pada Senin 25 April 2016, diperoleh data sebagai berikut. Variasi pembelajaran yang ada di SD Ngoto yaitu pada metode dan media. Metode yang sering digunakan guru yakni ceramah, penugasan, diskusi, dan karya wisata. Untuk karya wisata sendiri dilakukan saat materi jual beli dengan mengunjungi pasar dan mengunjungi museum. Kemudian guru menambah variasi pembelajaran dengan benda konkret. Namun guru mengatakan lebih lanjut bahwa, “saya tidak akan membawa media

konkret jika media tersebut tidak tersedia di sekitar saya ataupun disekitar anak. Jika sudah seperti itu saya akan mencetak gambar namun hanya untuk saya tampilkan di depan kelas sebagai bahan ceramah”. Dari pernyataan guru di atas

dapat ditafsirkan bahwa guru kurang optimal dalam pengadaan media yang lebih spesifik untuk materi yang diajarkan. Kemudian, keterbatasan guru mengadakan media dan metode yang bervariasi yaitu karena terbatasnya waktu untuk membelajarkan kepada anak sedangkan materi yang harus disampaikan banyak.

(22)

5

terdapat kesulitan saat guru harus menjelaskan makna dari jasa. Hal tersebut mengakibatkan anak mengalami kesulitan juga dalam membedakan konsep pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Dari pernyataan guru tersebut didapatkan bahwa penggunaan media gambar masih terbatas.

Pada materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” belum ditemui media yang

dikembangkan. Penelitian yang dilakukan oleh 3 peneliti sebelumnya mengembangkan bahan ajar dan LKS yaitu: (a) Pratiwi (2014) telah mengembangkan bahan ajar dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Megacu

Kurikulum 2013 Subtema Jenis-jenis Pekerjaan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”; (b) Meilani (2014) telah mengembangkan bahan ajar dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Megacu Kurikulum 2013 Subtema Pekerjaan Orang

Tuaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, dan; (c) Sari (2015) telah

mengembangkan LKS dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Tematik Materi Jenis-jenis Pekerjaan untuk kelas IV MI/SD”.

Media yang sudah ada yang berkaitan dengan materi “Mengenal Berbagai

Pekerjaan” yaitu kartu kwartet bernama “Profession Quartet-Animal Quartet”.

(23)

6

menambah alokasi waktu dan penyesuaian. Kartu yang hampir sama dengan ini dapat diperoleh secara online dengan mengakses website http://www.bukupedia.com, namun untuk sementara ini produk tersebut ketersediaannya adalah 0 item.

Media kartu pekerjaan dipilih sebagai media yang dianggap tepat dari segi tampilan maupun segi permainan kartu. Dari segi tampilan, kartu pekerjaan memberikan gambar sederhana namun nyata terkait berbagai pekerjaan yang ada di sekitar siswa dan praktis. Dari segi permainan, media kartu pekerjaan memiliki kelebihan yaitu: a) sesuai dengan karakteristik siswa kelas III SD yang ada pada tahap operasional konkret, berpikir secara induktif, dan senang bermain dalam kelompok; b) memotivasi siswa untuk belajar; c) membiasakan siswa untuk membaca; d) meningkatkan interaksi dan melibatkan partisipasi semua siswa. Media kartu pekerjaan belum pernah digunakan di SD, berdasarkan masalah yang ada maka perlu dikembangkannya media untuk membantu siswa dalam memahami materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”.

Hal yang tersebut di atas yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Kartu Pekerjaan Pada Mata

Pelajaran IPS Kelas III SD”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut.

(24)

7

2. Media yang dibuat guru satu kali pakai karena menggunakan bahan yang mudah rusak.

3. Guru kurang optimal dalam pengadaan media yang lebih spesifik untuk materi yang diajarkan.

4. Kesulitan siswa dalam membedakan konsep pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa.

5. Belum tersedianya media yang spesifik untuk materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan 5 poin identifikasi masalah yang ada peneliti membatasi pada poin 2, 4, dan 5 yaitu: (2) media yang dibuat guru satu kali pakai karena menggunakan bahan yang mudah rusak, (4) kesulitan siswa dalam membedakan konsep pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, dan (5) belum tersedianya media yang spesifik untuk materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, rumusan masalahnya yaitu: Bagaimana menghasilkan media kartu pekerjaan yang layak digunakan pada mata pelajaran IPS kelas III SD?

E. Tujuan Pengembangan

(25)

8 F. Manfaat Pengembangan

Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Sumbangan pemikiran dan wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya pengembangan media untuk materi “Mengenal Jenis -jenis Pekerjaan” pada mata pelajaran IPS kelas III SD.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Mempermudah siswa dalam menemukan pemahamannya terkait materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”.

b. Bagi guru

1) Memberikan alternatif media untuk materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”. 2) Memotivasi guru untuk menggunakan media pembelajaran sehingga

pembelajaran lebih maksimal.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah.

1. Kartu pekerjaan sesuai dengan materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” disesuaikan dengan pekerjaan yang ada di sekitar siswa.

(26)

9

membedakan jenis pekerjaan menjadi pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

3. Kartu pekerjaan digunakan siswa dalam kelompok kecil (4-5 anak). Penggunaan media memerlukan pendampingan guru.

4. Kartu pekerjaan terdiri dari.

a. Empat puluh (40) kartu jenis-jenis pekerjaan yaitu: guru, dokter, penjahit, tukang becak kayuh, pemadam kebakaran, polisi, petugas kebersihan, sopir, montir, pedagang, apoteker, pemangkas rambut, perias, peternak, petani, nelayan, pembatik, tukang kayu, pengrajin gerabah, koki, penulis, programmer, pelukis, pengusaha, arsitek, fotografer, koreografer, tukang ojek online, atlet, pedagang online, wartawan, polisi, perawat, pilot, pemandu wisata, pramugari, dalang, penyanyi, hakim, dan pramuniaga.

b. Dua (2) kartu induk yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

c. Aturan permainan. d. Soal Latihan. e. Kemasan

5. Bentuk kartu pekerjaan adalah sebagai berikut. a. Kartu pekerjaan dan kartu induk

1) Ukuran : 8,5 cm x 5,5 cm

2) Bahan : plastik bahan Polivinil Klorida (PVC) b. Aturan permainan

(27)

10 2) Bahan : kertas HVS 170 gr. c. Soal Latihan

1) Ukuran kertas : 33cm x 25,5 cm 2) Bahan : kertas HVS 170 gr. d. Kemasan

1) Ukuran : 11,75 cm x 9 cm x 2,25 cm 2) Bahan : kertas ivory 260 gr

H. Definisi Operasional

1. Media kartu pekerjaan adalah media kartu berukuran 8,5 cm x 5,5 cm yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” yang ada di sekitar siswa dengan menggunakan permainan kartu. Permainan ini mengadaptasi aturan main dari cara belajar siswa aktif tipe pemilahan kartu (dengan beberapa penyesuaian). Siswa melalui permainan kartu diharapkan dapat memahami berbagai pekerjaan, dapat mengidentifikasikan pekerjaan menjadi jenis pekerjaan yang menghasilkan barang serta pekerjaan yang menghasilkan jasa dan dapat menghargai berbagai pekerjaan.

(28)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Mengenai Pembelajaran IPS Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”

1. Pembelajaran IPS di SD

Sebelum masuk pada kajian pembelajaran IPS materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”, terlebih dahulu dikaji pembelajaran IPS secara umum. Istilah IPS di

luar negeri seperti Amerika sering dikaitkan dengan social studies. Organisasi National Council for the Social Studies (NCSS) dalam Ellis (1977: 2), menyepakati bahwa,

social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from humanities, mathematics, and natural sciences. Menurut NSCS, IPS merupakan pembelajaran terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. Dalam program sekolah, IPS menyediakan koordinasi, studi yang sistematis atas berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi,serta konten yang sesuai dari humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu alam”. NSCS menekankan pembelajaran IPS pada pengembangan kompetensi kewarganegaraan dengan harapan anak akan memiliki kecenderungan untuk berpastisipasi aktif dalam urusan publik.

(29)

12

171). Diperkuat oleh pendapat Siska (2016: 7) mengemukakan bahwa, “IPS sebagai program pendidikan atau bidang studi dalam kurikulum sekolah yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta hubungan atau interaksi antara manusia dengan lingkungannya (fisik dan sosial)”. Untuk isi/materi IPS merupakan bagian dari konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang disesuaikan tingkat pertumbuhan dan usia siswa.

Dari beberapa pendapat ahli dapat dimaknai bahwa, IPS merupakan ilmu yang mengkaji kehidupan manusia dalam masyarakat melalui integrasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial. Dalam mengkaji realitas atau fenomena sosial, IPS menganalisis dari berbagai macam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Suatu mata pelajaran pasti memiliki objek kajian. Objek kajian IPS merupakan manusia. Sependapat dengan pernyataan tersebut Ellis (1977: 2), mengatakan bahwa, “social studies should provide learners with a knowledge of human systems in the areas of geography, economics, government, and culture”.

(30)

13

Lebih lanjut NSCS dalam Ellis (1977: 2), mengatakan bahwa, “The primary purpose of social studies is to help young people develop the abilility to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an independent world”.Tujuan utama IPS adalah

untuk membantu kaum muda yaitu siswa mengembangkan kemampuan dalam membuat keputusan disertai alasan untuk kepentingan publik sebagai warga negara dari masyarakat yang memiliki beraneka ragam budaya dan komunitas yang demokratis di dunia yang saling ketergantungan".

Tujuan program-program pembelajaran IPS di sekolah yaitu membiasakan siswa agar menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat (Awan Mutakin dalam Trianto, 2010: 177). Siswa menjadi terbiasa memandang persoalan/masalah dari berbagai konsep ilmu sosial sehingga dapat menemukan solusi yang tepat.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Tahun 2006 Nomor 24 Pasal 12 tentang Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS SD adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

(31)

14

Dari pendapat di atas dapat dimaknai bahwa, tujuan mata pelajaran IPS yaitu mengembangkan siswa secara keseluruhan baik secara pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bahan persiapan siswa agar dapat menganalisis persoalan secara kritis dan menyelesaikan masalah sosial di kehidupan masyarakat global. Masyarakat global merupakan masyarakat yang selalu mengalami perubahan setiap saat. IPS menjadikan siswa tanggap terhadap perubahan dan terampil dalam mencari penyelesaian masalah diri maupun menyelesaikan masalah sosial.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib didapatkan siswa mulai pada jenjang SD. Melalui muatan materi ilmu-ilmu sosial yang ada pada mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga negara dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam rangka persiapan untuk menghadapi kehidupan sosial yang terus berubah. Alasan penting mempelajari IPS pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang lainnya, yaitu: (a) agar siswa dapat mensistematisasikan isi pembelajaran yang dimiliki menjadi lebih bermakna; (b) agar siswa dapat lebih tanggap dan mampu menyelesaikan berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab; (c) agar siswa dapat menjunjung rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungannya dengan sesama manusia (Hidayati, 2002: 16).

(32)

15

anggota masyarakat. Alasannya karena IPS berupaya memberikan siswa bekal berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk dapat menghadapi keadaan sosial dari berbagai disiplin ilmu sosial secara rasional dan bertanggung jawab. Siswa pun akan terbiasa berpikir kritis dan peka terhadap masalah yang dihadapi dirinya masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas.

2. Pembelajaran IPS Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”

Pemerintah membuat kurikulum sebagai dasar pengajaran bagi pelaksana pendidikan. Kurikulum IPS diatur dalam Lampiran Permendiknas RI Tahun 2006 Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) khususnya untuk materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” adalah sebagai berikut.

Tabel 1. SK dan KD IPS Kelas III Semester 2 Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan

“Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” merupakan salah satu materi pada

(33)

16

(c) mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan bersama tidak untuk mendapat imbalan, contohnya ibu rumah tangga.

Pekerjaan manusia berdasarkan hasilnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa. Barang merupakan istilah yang menunjuk pada benda umum selain manusia. Jadi pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang menghasilkan barang yang dapat digunakan untuk kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, perabotan, dll. Pekerjaan yang menghasilkan barang dapat dilihat langsung hasilnya. Pekerjaan yang menghasilkan barang dapat berupa barang mentah setengah jadi, atau barang jadi. Contoh pekerjaan yang menghasilkan barang diantaranya adalah peternak, pengrajin, petani, dan nelayan. Jasa adalah perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain. Jadi pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang memberikan segala sesuatu berupa layanan atau bantuan yang diperlukan orang lain, misalnya layanan kesehatan, pendidikan dan transportasi. Contoh pekerjaan yang mengutamakan jasa yaitu: karyawan/pegawai, TNI, pustakawan, penjahit, tukang ojek, tenaga medis, dan guru.

Dalam mengajarkan konsep membedakan pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa dibutuhkan suatu media. Dari media yang dibuat penelitian pengembangan terkait materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” dapat dipandang dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti:

(34)

17

macam jenis pekerjaan, media Kartu Pekerjaan diharapkan dapat layak karena menyajikan pekerjaan-pekerjaan yang baik dijadikan contoh bagi anak-anak.

Media yang dibuat menyediakan 40 contoh pekerjaan, siswa belum tentu mengenal contoh berbagai jenis-jenis pekerjaan, dapat membedakan menjadi pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dan menghargai berbagai pekerjaan. Pekerjaan yang menghasilkan barang yaitu: peternak, petani, nelayan, pembatik, tukang kayu, pengrajin gerabah, koki, penulis, programmer, pelukis, dan pengusaha. Pekerjaan yang menghasilkan jasa yaitu: guru, dokter, penjahit, tukang ojek, pemadam kebakaran, polisi, petugas kebersihan, sopir, montir, pedagang, apoteker, tukang pangkas rambut, perias, arsitek, fotografer, koreografer, tukang ojek online, atlet, pedagang online, wartawan, polisi, perawat, pilot, pemandu wisata, pramugari, dalang, penyanyi, hakim, dan pramuniaga. Suatu materi selain sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa menurut Setyani (2016: 48) juga harus benar ditinjau dari aspek keilmuan. Melalui penggunaan media yang dikembangkan ini, siswa diharapkan lebih memahami, mudah dalam membedakan konsep pekerjaan yang benar melalui contoh jenis pekerjaan dan menghargai berbagai pekerjaan yang ada di sekitarnya dan dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jenis-jenis pekerjaan.

B. Kajian Mengenai Media Kartu Pekerjaan Sebagai Media Pembelajaran 1. Hakikat Media Pembelajaran

Penelitian ini mengembangkan media untuk materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”. Sebelum membahas media yang akan dikembangkan, akan dijelaskan

(35)

18

pembelajaran akan dikaji tentang pengertian media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, kriteria dalam pemilihan media dan jenis-jenis media pembelajaran.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang diartikan sebagai perantara atau pengantar (Sanjaya, 2012: 204). Media yakni perantara atau pengantar dari sumber informasi kepada penerima informasi. Pembelajaran membutuhkan perantara untuk menyampaikan pesan yaitu isi pelajaran. Media pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk, 2005: 7).

Setuju dengan hal tersebut Arsyad (2016: 10) mengatakan bahwa, “media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar”. Media juga merupakan sarana atau alat

bantu yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran (Sanaky, 2013: 4). Media pembelajaran dikatakan efektif jika membantu siswa dalam memahami materi (Haryono, 2015: 57).

(36)

19

belajar agar dapat meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Informasi yang ada pada media tidak hanya sekedar menarik namun juga harus melibatkan siswa baik dalam pikiran maupun kegiatan nyata sehingga kegiatan belajar benar-benar terjadi.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki peran yang penting dalam setiap pembelajaran karena media mampu menyampaikan materi dengan lebih teliti, jelas dan menarik. Selain itu secara umum media mempunyai kegunaan (Susilana & Riyana, 2009: 9):

(a) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; (b) membatasi keterbatasan ruang waktu tenaga dan daya indera; (c) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; (d) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya; (e) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Arsyad (2016: 29-30) juga mengemukakan manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar yaitu;

(a) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (b) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; (c) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (d) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

(37)

20

(a) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; (d) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Dari pendapat para ahli media diketahui memiliki banyak manfaat bagi pembelajaran. Media kartu pekerjaan diharapkan memiliki manfaat yaitu.

1) Memperjelas isi pelajaran yang disampaikan

Setiap guru terkadang memiliki penafsiran yang berbeda meskipun menyampaikan isi pelajaran yang sama. Hal tersebut dapat juga terjadi pada materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”, terutama saat membedakan

pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa. Begitu juga dengan siswa yang ada di kelas, mereka memiliki berbagai pengetahuan, pengalaman, maupun latar belakang sosial yang berbeda. Tugas guru adalah memberikan isi pelajaran yang sama kepada siswa yang memiliki pengalaman yang berbeda. Media kartu pekerjaan diharapkan dapat menyamakan persepsi siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda. Media yang dilengkapi dengan materi pokok juga dapat menghindarkan guru dari penafsiran yang berbeda sehingga isi pelajaran dapat diseragamkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2) Meningkatkan motivasi belajar

(38)

21

yang disampaikan melalui media akan lebih jelas dan menarik siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar.

3) Media mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” dapat diajarkan menggunakan cara

observasi maupun menghadirkan tokoh, namun hal tersebut membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup. Melalui media Kartu Pekerjaan materi dapat diberikan kapan saja dan efisien dari segi waktu, karena melalui penggunaan media tersebut materi mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pengelompokannya dapat disajikan dalam satu waktu.

4) Meningkatkan aktivitas belajar siswa

Media yang dikembangkan disajikan dalam permainan. Hal tersebut memungkinkan kegiatan pembelajaran menjadi komunikasi dua arah. Tanpa adanya media guru akan aktif berbicara, namun dengan adanya media hal tersebut dapat dikurangi. Media yang baik akan melibatkan siswa secara pemikiran seperti tanya jawab maupun melakukan aktivitas belajar lain (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan). Terlebih lagi jika media belajar digunakan secara individual. Siswa dapat belajar mandiri dimana saja dan kapan saja sesuai kemampuan dan kemauannya.

(39)

22 c. Kriteria dalam Pemilihan Media

Dalam menentukan media yang tepat untuk suatu materi tertentu pasti memiliki kriteria-kriteria yang harus diperhatikan. Kriteria tersebut yaitu tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, konteks penggunaan, dan mutu teknis (Solihatin, E. & Rahardjo, 2011: 31-32).

Kriteria pemilihan media juga dikemukakan oleh Arsyad (2016: 74-76) yaitu: (a) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi; (c) praktis, luwes, dan bertahan lama; (d) guru terampil menggunakannya; (e) pengelompokan sasaran dan; (f) mutu teknis. Kriteria-kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan kembali saat memilih media untuk kepentingan pengajaran yaitu: ketepatannya dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi bahan pelajaran, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia waktu dalam menggunakannya, dan sesuai dengan taraf berpikir siswa (Sudjana & Rivai, 2010: 4-5).

(40)

23

diuraikan kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media dalam pembelajaran yaitu:

1) Memperhatikan tujuan yang ingin dicapai melalui penggunaan media apakah ranah kognitif, afektif, ataukah psikomotor sehingga hal tersebut indera mana yang akan ditekankan. Dengan melihat inderanya, guru akan lebih mudah dalam menentukan jenis media tertentu untuk suatu materi.

2) Menyesuaikan dengan sasaran didik yang akan diberi media yaitu berkaitan dengan kondisi, karakteristik, jumlah, latar belakang sosial penerima media. Media yang akan digunakan hendaknya memperhatikan juga karakteristik siswa sehingga media penggunaannya tepat sasaran.

3) Mengetahui karakteristik media seperti kelebihan dan kekurangan media. Melalui analisis kelebihan dan kekurangan guru dapat meminimalisir kekurangan dan memaksimalkan kelebihan dari media.

4) Mempertimbangkan kemudahan memperoleh media, waktu, tenaga, sarana, kemampuan membuat yang diperlukan untuk mengadakan dan menyajikan media (guru harus mampu menyajikan media) dalam proses pembelajaran juga perlu diperhatikan.

5) Memperhitungkan biaya yang dikeluarkan agar tidak menyebabkan pemborosan karena tujuan pengadaan media adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.

(41)

24

7) Memperhatikan mutu atau kualitas media. Perhatikan juga ketahanan media untuk jangka waktu yang lama.

8) Kepraktisan media saat digunakan baik oleh guru maupun oleh siswa. Media yang baik yaitu media yang praktis digunakan dan tidak membuat bingung penggunanya.

Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa dalam membuat atau memilih media harus memperhatikan kriteria-kriteria. Pemilihan media yang tidak memiliki dasar hanya akan membuat media tidak tepat guna. Maka dari itu pengembangan media yang dilakukan oleh peneliti berusaha memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan media. Berdasarkan masalah yang ada dalam pembelajaran IPS dari hasil wawancara guru kelas III, yaitu kurang optimalnya guru dalam pengadaan media yang lebih spesifik untuk materi yang diajarkan. Media Kartu Pekerjaan dipilih untuk dikembangkan sebagai alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Perkembangan jenis media yang ada di dunia pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Arsyad (2016: 31) mengelompokkan media ke dalam 4 jenis yaitu: (a) media hasil teknologi cetak; (b) media hasil teknologi audio visual; (c) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer; dan d) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

(42)

25

media menjadi 8 klasifikasi yaitu: (a) media audio visual gerak; (b) media audio visual diam; (c) media audio semi-gerak; (d) media visual gerak; (e) media visual diam; (f) media semi-gerak; (g) media audio serta; (h) media cetak.

Berdasarkan penjelasan di atas, secara umum media pembelajaran dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu media visual, media audio, dan media audio visual yang dijabarkan sebagai berikut.

1) Media audio

Media yang penyajiannya menekankan pada indera pendengaran. Media yang termasuk audio yakni rekaman audio-tape dan radio.

2) Media visual

Media visual dibagi menjadi:

a) Media visual yang tidak diproyeksikan

Yang termasuk dalam media visual yang tidak diproyeksikan adalah media grafis seperti teks, gambar, foto, sketsa, dan diagram.

b) Media visual yang diproyeksikan

Yang termasuk dalam media visual yang diproyeksikan yaitu: proyektor transparansi/Overhead Projector(OHP) dan slide/film bingkai.

3) Media audio-visual.

Media yang penyajiannya menekankan pada penggunaan indera pendengaran dan penglihatan. Contoh media audio visual yaitu video, film, televisi, dan komputer.

(43)

26

guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan kriteria dalam memilih media yang telah disampaikan. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan media jenis visual yaitu media grafis yang dipadukan dengan media permainan menggunakan langkah-langkah pada pemilahan kartu dengan beberapa penyesuaian.

2. Media Kartu Pekerjaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kartu merupakan kertas tebal, berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan. Sependapat dengan hal tersebut Kustiawan (2016: 30) mengemukakan bahwa kartu adalah potongan kertas tebal yang berisi tulisan, gambar, angka, dan simbol visual lain dalam ukuran yang tidak terlalu besar. Jadi media kartu pekerjaan adalah alat untuk menyampaikan isi pelajaran sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan minat siswa melalui penggunaan potongan tebal berisi tulisan dan gambar (visual) lain dalam ukuran yang tidak terlalu besar. Referensi terkait media kartu masih sedikit, sehingga media kartu pekerjaan yang dibuat selain mengaji media kartu, peneliti juga menggunakan kajian media grafis dan media permainan. Di bawah ini akan dijelaskan media grafis dan media permainan sebagai berikut.

a. Media grafis

Grafis berasal dari kata “grapihkos” (dari bahasa Yunani) yang berarti

(44)

27

yang dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan kata-kata dan gambar (Sudjana & Rivai, 2010: 19). Media grafis merupakan media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasaan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar untuk menarik perhatian, memperjelas sajian informasi yang disampaikan, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik serta mudah diingat orang (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 210). Simbol-simbol dalam media grafis perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian informasi dapat berhasil dan efisien (Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk, 2005: 28).

Dapat pendapat ahli di atas, dapat dimaknai bahwa media grafis pada pembelajaran merupakan media visual yang menyampaikan informasi dalam bentuk kata-kata, kalimat, gambar untuk mengilustrasikan informasi tersebut sehingga siswa tertarik dan mudah dalam mengingatnya. Tujuan media grafis pada penelitian pengembangan ini yaitu berusaha menyampaikan informasi yang dipadatkan dalam bentuk gambar dan kalimat sederhana.

(45)

28

Media gambar merupakan media yang paling umum digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, media gambar dianggap sebagai salah satu sarana yang mampu menyampaikan pesan-pesan visual untuk memperjelas lambang/keterbacaan verbal (Sudjana & Rivai, 2010: 8). Penggunaan gambar untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan para siswa untuk mudah memahami informasi yang disampaikan dalam pembelajaran. Hasil studi menunjukkan bahwa siswa SD lebih menyenangi gambar berwarna dari pada hitam putih dan memilih gambar yang sederhana dari pada yang rumit (Sudjana & Rivai, 2010: 10). Meskipun gambar yang disenangi siswa belum tentu dapat meningkatkan hasil belajar, namun setidaknya hal tersebut lebih dapat menarik bagi siswa. Atas dasar studi tersebut penggunaan media memiliki pengaruh terhadap kualitas pengajaran. Secara teoritis kualitas pengajaran akan berpengaruh kepada kualitas hasil belajar siswa.

Untuk menjadi media pembelajaran, media kartu (gambar) perlu memenuhi 6 syarat yaitu: (a) autentik dimana gambar harus melukiskan situasi secara jujur seperti sebenarnya; (b) sederhana yaitu komposisi gambar cukup jelas menunjukkan poin penting pada gambar; (c) memberikan gambaran ukuran relatif agar orang yang melihat dapat membayangkan ukuran sebenarnya; (d) sebaiknya gambar mengandung gerak atau perbuatan; (e) gambar mudah dikenali; dan (f) gambar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk, 2010: 31-33).

(46)

29

& Rivai (2010: 20) yaitu: kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, garis, bentuk, tekstur, ruang, dan warna. Dalam menata elemen-elemen visual agar dapat menyampaikan informasi yang ada hendaknya mencakup: (a) pengaturan (perataan, bentuk, aturan sepertiga, kedekatan, pengarah, kontas sosok-latar, konsistensi); (b) keseimbangan; c) warna; d) kemudahan dibaca; dan (e) menarik (Smaldino, Lowther, dan Russell, 2011: 78). Hal penting yang harus diperhatikan yaitu kualitas gambar, agar setelah dicetak kualitasnya tetap baik (Setyani, 2016: 48).

Selain karakteristik yang harus diperhatikan dalam memilih media, prinsip umum yang perlu diketahui untuk kriteria penggunaan media berbasis visual (kartu) yang efektif juga dapat menjadi pertimbangan dalam membuat media gambar. Prinsip-prinsip tersebut (Arsyad, 2016: 89-91) antara lain:

1) usahakan visual yang sederhana. Penggunaan gambar realistis harus hati-hati karena gambar yang sangat rinci seringkali sulit diproses dan mengganggu perhatian siswa terhadap apa yang seharusnya diperhatikan;

2) pengulangan sajian visual untuk meningkatkan daya ingat siswa;

3) gunakan gambar untuk membedakan antar konsep dengan cara berdampingan;

4) hindari visual yang tak berimbang;

5) tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual;

6) unsur pesan dalam visual ditonjolkan dan dibedakan dari latar belakang; 7) keterangan gambar/caption disiapkan untuk: (a) menambah informasi yang

(47)

30

menyatakan apa yang sedang dilakukan, pikirkan, atau dikatakan orang dalam gambar;

8) warna yang digunakan harus realistik;

warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. Selain itu, penggunaan warna pada media menurut Pett dan Wilson dalam Smaldino, Lowther, dan Russell (2011: 83) memiliki alasan.

a) Untuk menambah realitas.

b) Untuk membedakan antara unsur-unsur sebuah visual.

c) Untuk memfokuskan perhatian pada isyarat-isyarat yang relevan.

d) Untuk mengkodekan dan mengaitkan secara logis unsur-unsur yang berkaitan.

e) Untuk menarik perhatian dan menciptakan respon emosional.

Menurut Gumelar (2015: 129-135), gaya menggambar (drawing style) terdapat empat jenis yaitu:

a. Realisme

Realisme merupakan gaya gambar dimana hasil gambar dibuat mirip dengan apa yang ada dalam kenyataan ataupun khayalan dengan kenyataan sebagai referensinya.

b. Kartunisme

Kartunisme merupakan gaya gambar dimana hasilnya lebih sederhana dengan berbagai variasi.

(48)

31

Fine art merupakan gaya gambar dimana penggambar menggambar sebisanya sesuai level. Gaya menggambar ini mungkin saja menghasilkan gambar yang sangat bagus. Hal terpenting dalam fine art yaitu ekspresi penggambar dan intuisi seninya.

d. Hibrida

Hibrida merupakan gaya gambar campuran, misalnya realis digabung dengan kartun. Ciri yang paling khasnya yaitu karikatur dimana melebih-lebihkan karakter wajah dan tubuh seseorang.

Dalam pengembangan kartu pekerjaan digunakan gaya menggambar hibrida, yaitu campuran kartunis dengan realisme. Gambar yang dibuat lebih sederhana dari kenyataannya namun tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya. Alasan pemilihan gaya menggambar hibrida yaitu disesuaikan dengan karakteristik anak SD yang menyukai gambar sederhana sehingga menarik namun menimbulkan kesan pada ingatan anak-anak.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini disusun untuk siswa SD kelas III SD, sehingga kriteria yang perlu diperhatikan juga dalam konteks untuk siswa kelas III SD. Dari banyaknya kriteria pemilihan media dan kriteria pemilihan media visual yang ada, penelitian ini akan membuat media kartu pekerjaan dengan memperhatikan 6 kriteria. Enam kriteria yang diperhatikan dalam pembuatan media kartu pekerjaan adalah sebagai berikut.

1) Sederhana

(49)

32

perhatiannya pada gagasan pokok atau inti pelajaran. Gambar yang dibuat pada penelitian ini sederhana dengan tidak menampakkan detail dan garis-garis secara berlebihan. Detail dan garis-garis yang berlebihan dikhawatirkan membuat anak lebih memperhatikan hal tersebut dari pada gagasan utama yang ingin dimunculkan pada gambar. Penggunaan kata-kata dengan huruf yang sederhana, kalimat yang ringkas padat dan mudah dipahami siswa. 2) Keseimbangan

Dalam menyajikan media gambar pengaturan keseimbangan yang diperhatikan yaitu keseimbangan ukuran gambar dengan ukuran kartu, ukuran huruf agar mudah dibaca, dan keseimbangan tata letak antara gambar dengan huruf.

3) Warna

Pada saat menentukan warna pada visual perlu memperhatikan keharmonisan warna karena, keharmonisan warna gambar akan berhubungan dengan pemilihan warna latar belakang. Warna yang akan digunakan yaitu merah, hijau, kuning, biru, ungu, orange, dan warna-warna pastel yang sesuai.

4) Menarik

(50)

33 5) Sesuai dengan tujuan pembelajaran

Media gambar yang baik harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar tidak harus baik secara visual saja, namun gambar dapat saja sederhana dan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui penggunaan media Kartu Pekerjaan yaitu: (a) mendefinisikan berbagai pekerjaan; (b) membedakan pekerjaan menjadi pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa; dan (c) menghargai berbagai pekerjaan. 6) Kepraktisan dan keawetan media

Media yang dibuat praktis saat digunakan baik oleh guru maupun oleh siswa. Guru dan siswa dapat mengetahui cara penggunaan melalui langkah-langkah yang sudah disediakan. Bahan yang digunakan yaitu plastik PVC yang biasanya digunakan sebaggai bahan kartu anggota, kartu parkir, atau id card. Kriteria keawetan pada pengembangan media ini yaitu dapat digunakan sampai KD tercapai atau media dapat digunakan kembali pembelajaran berikutnya pada materi yang relevan.

(51)

34

perhatian serta kontras warna akan memudahkan keterbacaan bagi siswa buta warna; (e) penggunaan huruf besar hanya ketika dibutuhkan sewajarnya.

Menurut Sitepu (2004: 9) menyatakan bahwa jenis font yang biasa digunakan untuk mendesain teks untuk anak yaitu Comic Sans dengan ukuran yang tidak terlalu kecil namun juga tidak menggunakan ukuran huruf yang terlalu besar. Disarankan juga untuk menggunakan jarak baris (leading) yang tidak terlalu rapat sehingga memberikan kesan tidak terlalu formal. Font yang digunakan dalam pengembangan media kartu pekerjaan, untuk judulnya menggunakan Comic Sans dan keterangan penjelasnya menggunakan Baar Metonoia . Alasan digunakannya font tersebut yaitu karena bentuk huruf a-nya sesuai dengan karakteristik anak SD yang dalam masa belajar dan bermain.

Saat memilih media untuk suatu materi, alangkah lebih baiknya jika memperhatikan karakteristik dari kelebihan dan kekurangan media yang dipilih. Menurut Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk, (2005: 29) media gambar (kartu) memiliki beberapa kelebihan yaitu.

1) Sifatnya konkret.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah.

5) Gambar harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

(52)

35

dalam penelitian ini. Kelebihan media kartu (dari segi gambar) dalam penelitian ini antara lain: (a) media gambar sifatnya lebih mengkonkretkan materi dari pada penjelasan verbal; (b) media mengatasi batasan ruang dan waktu, disaat guru tidak dapat menghadirkan berbagai jenis pekerjaan guru dapat menyajikannya dalam media; (c) media memperjelas suatu masalah, dimana media kartu pekerjaan dapat menyajikan klasifikasi pekerjaan melalui 40 contoh jenis pekerjaan serta; (d) media harganya murah, mudah digunakan dan tidak memerlukan peralatan khusus lainnya.

Menurut Sanaky (2013: 83) gambar (kartu) sebagai media pembelajaran tentu juga memiliki kelemahan diantaranya.

1) Lebih menekankan persepsi indera mata.

2) Benda terlalu kompleks, kurang efektif untuk pembelajaran. 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Dari kelemahan media gambar yang dikemukakan Sanaky dapat diidentifikasi kelemahan media yang akan dikembangkan pada penelitian ini terdapat pada poin 1 dan 3, yaitu: lebih menekankan persepsi indera mata; dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Untuk kelemahan pada ukuran kartu, dapat diatasi dengan penggunaan media kartu pekerjaan yang disajikan dalam kelompok kecil, sehingga anak dapat mengamati media dalam kelompok.

b. Media Permainan

(53)

36

tertentu (Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk, 2006: 75). Berdasarkan aturannya, permainan dibedakan menjadi dua yaitu permainan yang aturannya ketat dan permainan yang aturannya luwes. Berdasarkan sifatnya, permainan dibedakan menjadi permainan yang kompetitif dan permainan non kompetitif. Permainan yang kompetitif memiliki tujuan yang jelas dan pemenang dapat diketahui secara cepat. Sebaliknya permainan non kompetitif tidak memiliki pemenang karena pada dasarnya pemain berkompetisi dengan sistem permainan itu sendiri.

Dalam penelitian ini dikembangkan media kartu pekerjaan dengan permainan yang aturannya ketat, sehingga setiap siswa diharapkan menaati aturan yang berupa langkah-langkah permainan. Aturan yang dibuat ketat dimaksudkan agar setiap anak mendapatkan kesempatan bermain yang sama. Untuk sifat permainannya adalah non kompetitif, siswa secara kelompok dapat mengidentifikasi berbagai pekerjaan, membedakan pekerjaan berdasar hasilnya, dan menghargai pekerjaan.

(54)

37

Permainan sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan menurut Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk (2005: 78-81) yaitu sebagai berikut.

1) Permainan menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur. 2) Permainan memungkinkan partisipasi aktif siswa dalam belajar dan guru

sebagai fasilitator proses belajar bagi siswa.

3) Permainan memberikan umpan balik langsung menjadikan proses belajar efektif.

4) Permainan dapat menjadi sarana penerapan konsep atau peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat, karena: (a) permainan memungkinkan siswa mempraktikkan tingkah laku nyata tidak sekedar mendiskusikannya; dan (b) mudah mengaitkan permainan ke situasi kehidupan nyata.

5) Permainan dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan dengan mengubah sedikit-sedikit alat, aturan, dan persoalannya. Permainan dapat dipakai untuk: a) mempraktikkan keterampilan membaca dan berhitung sederhana;

b) mengajarkan sistem sosial dan ekonomi; c) meningkatkan kemampuan komunikasi; dan

d) membantu siswa yang sulit belajar dengan metode tradisional. 6) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.

(55)

38

meningkatkan interaksi dan melibatkan partisipasi semua siswa; (d) memotivasi siswa untuk belajar; serta (e) membiasakan siswa dalam membaca.

Selain kelebihan yang telah disebutkan, permainan sebagai media pembelajaran juga memiliki kekurangan (Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk, 2005: 81) antara lain:

a) karena asyik, atau karena belum mengenal aturan/teknis pelaksanaan; b) dalam mensimulasikan situasi sosial permainan cenderung terlalu menyederhanakan konteks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah; dan c) kebanyakan permainan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja padahal keterlibatan seluruh siswa/warga belajar amatlah penting agar proses belajar bisa lebih efektif dan efisien.

Khairunnisak (2015: 74) mengemukakan bahwa media kartu memiliki kekurangan: (a) mudah rusak; (b) bentuknya relatif tidak menarik; (c) hanya visual saja tidak ada audionya; dan (d) cepat membosankan. Dari kekurangan media permainan dan kartu yang dikemukakan oleh Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk dan Khairunnisak, dapat diidentifikasikan kekurangan media kartu pekerjaan adalah sebagai berikut:

a. Lebih banyak menggunakan indra penglihatan.

b. Siswa cenderung asyik bermain dan mengesampingkan belajar. c. Bentuknya tidak menarik (dua dimensi).

(56)

39

Terdapat beragam cara dalam menggunakan media kartu dalam pembelajaran. Ada yang menggunakannya dengan cara memperlihatkan kartu dengan cepat (flash), ada yang menggunakannya dengan cara menjodohkan kartu soal dan jawaban, ada yang menggunakan dengan menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat, dll. Namun media kartu pekerjaan tidak menggunakan cara yang disebutkan di atas. Media kartu pekerjaan mengadaptasi dari langkah belajar siswa aktif jenis pemilahan kartu dengan beberapa penyesuaian. Alasan dipilihnya langkah pemilahan kartu, karena cara tersebut sederhana dan cocok untuk siswa kelas III SD yang berpikir secara induktif. Pemilahan kartu atau card sort merupakan kegiatan yang dilakukan secara kerja sama kelompok untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta suatu benda, atau menilai informasi (Silberman, 2016: 169).

Prosedur dari pemilahan kartu (Silberman, 2016: 169-170) adalah sebagai berikut.

1) Berilah setiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan salah satu atau beberapa kategori.

2) Perintahkan siswa berkeliling ruang belajar dan mencari siswa lainnya yang kartunya dianggap cocok dengan suatu kategori yang sama (guru dapat memberitahukan kategori yang dimaksud terlebih dahulu atau membiarkan siswa menemukan kategori).

(57)

40

4) Kemukakanlah poin-poin pembelajaran yang dianggap guru penting (pada saat setiap kategori ditawarkan.

Penelitian ini mengembangkan media grafis yang dimainkan menggunakan langkah pemilahan kartu dengan berbagai penyesuaian. Ketentuannya adalah sebagai berikut: (a) setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa; (b) setiap kelompok mendapatkan satu set media kartu pekerjaan; (c) kelompok dibagi secara heterogen baik jenis kelamin maupun pengetahuannya. Langkah-langkah permainan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu.

1) Pasanglah 2 kartu induk yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

2) Setiap kelompok menentukan giliran bermain dengan cara hompimpah. 3) Kocoklah kartu contoh-contoh pekerjaan agar menghasilkan urutan yang

acak.

4) Siswa yang mendapat giliran pertama mengambil satu kartu contoh pekerjaan, siswa diminta untuk: mengamati gambar dan membaca keterangan yang ada pada kartu (selama 15 detik), kemudian mengelompokkannya dalam pekerjaan yang menghasilkan barang atau pekerjaan yang menghasilkan jasa. (Siswa lain memperhatikan siswa yang sedang mendapat kesempatan bermain).

5) Siswa yang lain mendiskusikan apakah jawaban siswa yang sedang mendapat giliran benar atau salah.

(58)

41

8) Guru menyamakan persepsi siswa dengan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami siswa.

C. Kajian Mengenai Karakteristik Anak Kelas III SD

Usia sekolah dasar di Indonesia dimulai dari usia 7 sampai usia 12 tahun. Anak SD merupakan anak pada usia akhir kanak-kanak yang ditandai dengan perkembangan pada semua bidang baik fisik motorik, kognitif, bahasa, emosi, sosial dll. Ciri-ciri anak pada masa kanak-kanak akhir yaitu: (a) pertumbuhan fisik bertambah secara stabil dan aktif bergerak; (b) berkurang rasa egonya, menerima pendapat orang lain, pembicaraan lebih ditujukan kepada orang lain; (c) perbendaharaan kata bertambah dan senang membaca; (d) anak mulai memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat; (e) anak belajar mengendalikan emosi yang kurang dapat diterima (contoh: marah, menyakiti perasaan teman, ketakutan); (f) anak cenderung menyukai permainan kelompok karena memberikan anak kesempatan berinteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama teman (Izzaty, Suardiman, Purwandari, dkk, 2013: 117-119).

(59)

42

(2014: 61) ditandai dengan kemampuan: (a) mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan ciri yang sama; (b) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka atau bilangan; dan (c) memecahkan masalah yang sederhana.

Piaget (dalam Trianto, 2011: 29) memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman dan interaksi mereka. Anak kelas III berusia sekitar 9-11 tahun sehingga siswa kelas III termasuk dalam tahap operasional konkret.

Pada usia tersebut, anak berada pada proses pembelajaran yang berlangsung pada suatu program pendidikan. Menurut teori Bruner yang disebut free discovery learning berbunyi bahwa proses belajar akan berjalan dengan efektif dan efisien jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ditemui dalam kehidupannya. Dijelaskan lebih lanjut oleh Bruner dalam Budiningsih (2005: 41) bahwa perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui 3 tahap, yaitu: enaktif, ikonik, dan simbolik.

a. Tahap enaktif, tahap dimana orang melakukan aktivitas-aktivitas untuk memahami lingkungan sekitarnya. Aktivitas yang dilakukan anak yaitu menggunakan pengetahuan motorik seperti gigitan, sentuhan, pegangan, dll. b. Tahap ikonik, tahap dimana seseorang memahami objek atau dunianya

(60)

43

c. Tahap simbolik, tahap dimana seseorang telah memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Anak belajar memahami dunia sekitarnya melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dll.

Semakin anak matang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Namun bukan berarti anak tersebut tidak menggunakan sistem enaktif dan ikoniknya. Penggunaan media merupakan bukti masih diperlukannya sistem enaktif dan ikonik dalam proses belajar. Setiap anak dapat berbeda dalam melalui tahapan yang ada. Guru juga harus memahami bahwa anak berada pada tahapan yang berbeda dengan orang dewasa. Maka dari itu urutan bahan pembelajaran dan

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2. Bagan Langkah Penelitian dan Pengembangan
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Uji Pengguna
Gambar 4. Tampilan Kartu Koki Depan-Belakang
+7

Referensi

Dokumen terkait

f). Pra RK3K memenuhi persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Apabila terdapat hal yang meragukan

Dengan memperhatikan cara dan tempat artikulasi pada bagan di atas, terapi korektif yang sama seperti di atas dapat diterapkan untuk vokal- vokal nasal ini, terutama untuk yang

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan pada tanggal 7 Mei 2014 sampai tanggal 3 Juli 2014, dapat disimpulkan bahwa perkembangan dari pemahaman konsep

Penyakit cacar air dan herpes zoster dapat menular melalui udara jika udara mengandung partikel virus yang berasal dari penderita yang batuk atau bersin1. Pencegahan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap laba bersih pada

VALIDASI PAKET PROGRAM BATAN-3DIFF UNTUK PEMASUKAN PARSIAL BATANG KENDALL Paket program Batan-3DIFF telah divalidasi dengan model 3-D (gemetri X-Y-Z) Teras Benchmark IAEA 10 MWth

Pertanyaan lebih lanjut adalah apakah individu atau masyarakat atau kedua-keduanya siap untuk membebaskan pelaku kejahatan dari sanksi pidana dengan semata-mata alasan

Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Otomotif Variabel Dependen: Kebijakan Dividen Variabel Independen: Rasio