• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

9

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil utama dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut. Fahmi (2012:27) laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi perusahaan tersebut. Harahap (2011:105) laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan suatu kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan dari transaksi–transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan efektif mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1996, menjelaskan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam. Hanafi (2012:5) analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Munawir (2010:3) laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk berkomunikasi antara data keuangan maupun aktivitas perusahaan dengan pihak berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) akan meningkatkan permintaan laporan keuangan dengan seiring perkembangannya. Peningkatan kebutuhan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu ini telah mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan.

Kasmir (2010:10) laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan informasi tentang aktiva dan kewajiban serta modal yang dimiliki perusahaan saat ini, selain itu memberikan informasi mengenai kinerja dari manajemen perusahaan. Laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajemen mempunyai tujuan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan merupakan komponen utama pelaporan

(2)

keuangan dan juga ditambahkan dengan laporan-laporan seperti diskusi dan analisis manajemen dalam laporan tahunan, serta surat-surat kepada pemegang saham. Publikasi laporan keuangan tahunan yang diaudit dan laporan keuangan tahunan yang tidak diaudit adalah bersifat wajib, dan sedangkan penyampaian laporan keuangan triwulan bersifat sukarela. Laporan keuangan dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Beberapa tujuan pelaporan keuangan diantaranya:

a. Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit. b. Informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas.

c. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim pada sumber daya tersebut, dan perubahan dalam sumberdaya tersebut.

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) N0.1 dalam Mandasari (2014), tujuan pelaporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit, dan lainnya.

2. Memberikan informasi untuk membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk memnentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga serta penerimaan dari penjualan, piutang, dan pinjaman lainnya yang jatuh tempo.

3. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.

4. Memberikan informasi mengenai sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan juga pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.

5. Memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal dan tetang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

6. Memberikan informasi yang berguna untuk manajer dan direksi dalam pengambilan keputusan.

(3)

7. Memberikan informasi mengenai bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan padanya. Dalam suatu laporan keuangan harus dapat menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi sebagai berikut:

1. Aset, sumber daya atau harta kekayaan yang dimiliki perusahaan.

2. Utang, kewajiban bagi perusahaan untuk mengorbankan sumber ekonomi terhadap masa depan.

3. Modal, selisih antara aset dan kewajiban dan jumlah tersebut merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan.

4. Pendapatan dan biaya, kalau pendapatan memiliki kegiatan transaksi perusahaan yang menghasilkan sejumlah pendapatan. Pendapatan dapat diakui apabila transaksi tersebut telah diselesaikan, sedangkan biaya merupakan nilai kas yang dikeluarkan untuk barang dan jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat di masa sekarang maupun masa mendatang.

5. Laba, selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi, sehingga menimbulkan peningkatan kekayaan.

Laporan keuangan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pengguna informasi tersebut. Beberapa pengguna laporang keuangan, anatara lain:

1. Investor

Investor merupakan penanam modal yang mengikuti perkembangan investasi yang mereka lakukan. Para investor menggunakan informasi laporan keuangan untuk membantu mereka menentukan apakah harus menjual, membeli atau menahan investasi nya.

2. Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman juga memerlukan informasi tersebut dikarenakan mereka dapat mengetahui apakah pinjaman dan bunga yang dipinjam dapat dibayarkan pada jatuh tempo yang ditentukan.

3. Pemerintah

Pemerintah membutuhkan informasi ini untuk mengetahui aktivitas kinerja perusahaan, mengatur kebijakan pajak, dan dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

(4)

4. Karyawan

Karyawan tertarik untuk mengetahui informasi ini dengan melihat stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Dan karyawan membutuhkan informasi ini untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan imbalan kerja dan kesempatan kerja.

5. Masyarakat

Dalam hal ini perusahaan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional dimana jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Masyarakt membutuhkan informasi laporan keuangan ini untuk melihat perkembangan terakhir perusahaan serta aktivitasnya.

6. Pemegang Saham

Pemegang saham ingin mengetahui bagaimana kondisi perusahaannya. Pemegang saham juga dapat menilai manajemen yang dipilihnya untuk pengelolaan perusahaan. Pemegang saham dapat mengambil keputusan dengan melihat informasi yang terdapat dalam laporan keuangan atau informasi lainnya.

7. Analis Pasar Modal

Analis pasar modal melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang telah go public. Analisis ini memiliki tujuan untuk mengetahui nilai perusahaan, serta posisi keuangan perusahaan itu sendiri. Informasi ini disampaikan kepada investor baik individual maupun lembaga.

Laporan keuangan yang harus disampaikan terhadap Bapepam yaitu:

1. Neraca, bagian dari laporan yang terdiri dari beberapa laporan diantaranya aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha, utang lainnya dan ekuitas. 2. Laporan laba rugi, laporan yang terdiri dari pendapatan dan beban.

Laporan ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan untuk menggambarkan laba yang didapat.

3. Laporan perubahan ekuitas, laporan yang terdiri dari perubahan suatu ekuitas dalam periode.

4. Laporan arus kas, laporan yang terdiri dari perubahan historis kas dan setara kas yang terjadi dalam satu periode.

(5)

5. Laporan lain yang disertai dengan penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang dengan jenis industrinya

6. Catatan atas laporan keuangan, laporan yang berisikan informasi atas catatan laporan keuangan, terdapat catatan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan di dalam laporan keuangan.

Dalam penyajian laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan terdapat empat karakteristik yang bermanfaat bagi para pengguna antara lain:

1. Relevan

Informasi diharapkan dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan sehingga informasi tersebut dapat membantu para pengguna untuk mengevaluasi kejadian masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang. Informasi yang relevan diharapkan dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan.

2. Dapat dipahami

Informasi dapat memudahkan bagi para pengguna untuk mengerti dan mudah untuk dipahami. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan mengenai aktivitas dan bisnis akuntansi, dan mau untuk mempelajari informasi tersebut.

3. Keandalan

Informasi bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material maupun penyajian yang jujur. Informasi tersebut menggambarkan peristiwa yang terjadi sesuai dengan kondisi dari perusahaan itu, sehingga memiliki ketergantungan dengan keandalan. Informasi yang disajikan diharapkan disajikan secara wajar.

4. Dapat dibandingkan

Para pengguna diharapkan dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode, hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan dan mengevaluasi kinerja perusahaan.

(6)

Dalam Dewi (2013) Ada beberapa hal dalam standar pelaporan keuangan, antara lain:

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerpana prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat uatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.

2.1.2 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Teori kepatuhan merupakan perilaku dari seseorang yang muncul dari dorongan yang ada dalam diri seseorang. Ada dua perspektif dalam literatur sosiologi yang berhubungan dengan kepatuhan pada hukum, antara lain perspektif instrumental dan perspektif normatif. Pada perspektif instrumental diasumsikan bahwa seseorang didorong secara utuh oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan yang berkaitan dengan perilaku. Perspektif normatif berkaitan dengan apa yang seseorang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Dalam UU No. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa setiap perusahaan publik wajib memenuhi ketentuan dalam undang–undang dan khususnya dalam ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Setiap individu cenderung untuk mematuhi hukum yang mereka telah anggap sesuai dan konsisten dengan internal mereka. Peraturan–peraturan yang diisyaratkan bagi perusahaan publik yang ikut serta dalam pasar modal untuk dapat menyampaiakn laporan keuangan tahunannya dengan tepat waktu kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan. Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan surat edaran untuk perusahaan publik. Dalam surat edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 06/SEOJK.04/2014 tentang tata cara penyampaian laporan secara elektronik oleh emiten atau perusahaan publik, menyatakan dalam peraturan nomor X.K.1,

(7)

lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-63/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang keterbukaan informasi yang harus segeran diumumkan kepada publik, yaitu laporan keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik. Selain itu peraturan nomor X.K.2, lampiran keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor: KEP-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.

Teori kepatuhan ini dapat mendorong bagi pihak perusahaan maupun individu untuk mematuhi peraturan yang ada, seperti ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan.

2.1.3 Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu tidak akan menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak memungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai kepada pengguna laporan keuangan. Ketepatan waktu merupakan batasan yang penting untuk mempublikasikan laporan keuangan. Ketepatan waktu merupakan batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Ketepatan waktu akan menunjukkan laporan keuangan harus disajikan pada waktu yang telah ditentukan untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan. Sudarwanto (2013:5) ketepatan waktu berkaitan erat dengan relevansi, jika suatu informasi tidak dapat dilaporkan dengan tepat waktu maka informasi tersebut akan tidak menjadi relevan karena tidak dapat memberikan feedback dan nilai prediksi bagi pemaikainya sehingga informasi tersebut menjadi tidak bermanfaat bagi pemakainya. Dyer dan Mchugh dalam Dwiyanti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa banyak pihak yang percaya bahwa ketepatan waktu laporan keuangan merupakan suatu karakteristik penting bagi laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemn pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Apabila terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan terhadap publik dapat berakibat buruk bagi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Jika secara langsung makan investor akan mengambil kesimpulan bahwa hal itu merupakan sinyal yang buruk bagi perusahaan, sedangkan secara langsung perusahaan gagal untuk memberikan laporan keuangan secara tepat. Keterlambatan pelaporan keuangan kepada Bapepam terhitung jika lewat dari tanggal 31 Maret, apabila tahun akhir buku dari perusahaan 31 Desember. Savitri

(8)

dalam Mandasari (2014) mendefinisikan bahwa ketepatan waktu merupakan informasi yang harus disampaikan sedini mungkin agar tidak kehilangan relevansinya sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menghindari tertundanya pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh penggunanya. Informasi yang diberikan dengan tepat waktu akan mempengaruhi kualitas keputusan, apabila informasi tidak dipublikasi atau diberikan pada waktu yang telah ditentukan maka informasi tersebut akan kehilangan dalam mempengaruhi kualitas. Ketepatan waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Ketepatan waktu digunakan sebagai batasan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan sehingga hasil akhirnya dapat dipertanggungjawabkan kepada pengguna laporan keuangan. Kualitas informasi laporan keuangan dapat dilihat dari segi waktu, dimana ada tepat waktu dan tidak tepat waktu. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan termasuk elemen pokok bagi catatan laporan keuangan, informasi yang ada dalam laporan hasil audit akan menjadi bermanfaat apabila disampaikan dengan tepat waktu. Ketepatan waktu memiliki dua cara: (1) ketepatan waktu diartikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan dan (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Menurut UU No. 8 tahun 1995, bahwa keterbukaan informasi merupakan pedoman umum yang mensyaratkan perusahaan publik, emiten, dan pihak lain yang patuh pada undang–undang ini untuk menginformasikan pada masyarakat dalam waktu yang tepat dimana akan berpengaruh terhadap keputusan pemodal. Perusahaan–perusahaan publik harus menyerahkan laporan keuangan secara periodik kepada Bapepam dengan berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Dyer dan Mchugh dalam Mandasari (2014) terdapat tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, antara lain:

1. Preliminary lag

Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2. Auditor’s report leg

Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

(9)

3. Total lag

Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan oleh bursa.

Laporan keuangan dapat dikatakan tepat waktu apabila laporan tersebut diserahkan paling lambat tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Untuk laporan tengah tahunan diantaranya:

1. Selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai laporan akuntan.

2. Selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disetai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas.

3. Selambat-lambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berkahir jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan keseluruhan.

2.1.4 Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Kasmir (2010:117) perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditannya diperlambat dari yang seharusnya, mereka menyatakan bahwa suatu perusahaan akan cenderung untuk menunda penyampaian laporan keuangan apabila perusahaan tersebut yakin terdapat berita buruk dalam laporan keuangannya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan suatu laba melalui semua kemampuan yang dimiliki, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan jumlah karyawan. Tujuan operasional sebagian perusahaan adalah untuk memaksimalkan profit, baik profit jangka panjang maupun profit jangka pendek. Manajemen dituntut untuk meningkatkan imbal hasil (return) bagi pemilik perusahaan, sekaligus juga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Hery (2015:192) rasio profitabilitas sering disebut juga sebagai rasio rentabilitas yang digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas kinerja manajemen, kinerja yang baik akan ditunjukkan dengan adanya keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan. Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai komponen yang ada dalam laporan laba rugi atau neraca.

(10)

Pengukuran tersebut dapat dilakukan dalam beberapa periode, dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangan profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan melakukan analisis berkala memungkinkan bagi pihak manajemen untuk secara efektif menetapkan langkah-langkah perbaikan dan efisiensi. Selain itu juga dapat membandingkan dengan standar-standar rasio industri. Ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan maka perusahaan tersebut akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu yang telah ditentukan dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan menyampaikan laporan keuangannya secara terlambat. Kasmir (2010:114) rasio profitabilitas ini dapat memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan investasi.

Brigham dan Houston (2010:146) rasio profitabilitas merupakan rasio yang mencerminkan hasil akhir dari sepuluh kebijakan keuangan dan keputusan operasional. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan cara return on asset dan return on equity.

A. Return on Asset

Kasmir (2010:202) rasio yang menunjukkan hasil pengembalian atas total aset yang digunakan oleh perusahaan. Hasil pengembalian aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset maka semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset. Hery (2015:193) sebaliknya bila rendah hasil pengembalian atas aset makan rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan.

ROA = Net Income Total Assets

(11)

Hanafi (2012:155) return on assets merupakan rasio yang melakukan pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total asset dari perusahaan tersebut.

B. Return on Equity

Salah satu cara untuk menghitung efisiensi dari perusahaan dengan melakukan perbandingan antara laba yang ada bagi pemilik modal dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba. Margaretha (2014:18) rasio ini merupakan cara untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Hery (2015:194) semakin tinggi pengembalian atas ekuitas maka semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang tertanam di total ekuitas, dan sebaliknya bila rendah pengembalian atas ekuitas maka rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang tertanam di total ekuitas.

ROE = Net Income Total Equity

Hanafi (2012:175) rasio ini merupakan rasio yang sering digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kinerja suatu perusahaan, dan mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan. 2.1.5 Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang terbukti mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat digambarkan melalui semakin besarnya perusahaan maka perusahaan tersebut akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dan didukung dengan adanya sumber daya yang terpenuhi serta sistem pengendalian internal yang kuat sehingga dapat menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Palepu (2012:10-11) setiap perusahaan memiliki keunggulan masing-masing, dan untuk mencapai keunggulan tersebut perusahaan

(12)

harus mempunyai kemampuan kapabilitas dan mempertahankan strategi yang dipilih. Strategi merupakan sarana penting bagi pihak manajemen perusahaan untuk dapat mempengaruhi keputusan investasi oleh para investor sebagai pihak eksternal perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen harus mengelola informasi dengan baik, apabila pihak manajemen tidak bersedia untuk mengelola informasi tersebut dengan baik maka laporan keuangan tersebut tidak dapat mencerminkan kondisi yang terjadi di perusahaan atau dapat dikatakan laporan keuangan tersebut dibuat asal jadi. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap tepat waktunya dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Dalam hal ini berpengaruh juga terhadap asset yang dimiliki perusahaan serta kegiatan perusahaan dalam mengkonversi input menjadi output. Ukuran perusahaan dapat diukur dari total asset yang dimilikinya. Total asset merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dari transaksi masa lalu dan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa mendatang. Semakin besar aset perusahaan maka semakin besar modal yang ditanam dan semakin besar penjualan maka semakin besar pula perputaran uang perusahaan. Dyer dan McHugh dalam Dewi (2013) menyatakan bahwa perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan kecil dikarenakan perusahaan besar lebih diperhatikan secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan agen regulator. Oleh karena itu dapat dilihat semakin besarnya perusahaan maka perusahaan tersebut akan menjaga image di sekitar masyarakat. Perusahaan yang cenderung berkembang dengan pesat akan lebih disoroti masyarakat dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin disoroti masyarakat, oleh karena itu perusahaan tersebut dituntut untuk menyampaikan keadaan perusahaan secara transparan. Untuk dapat menjaga image dari perusahaan tersebut, perusahaan itu akan menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Ukuran perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan Ln of Total Asset. Ln of Total Asset digunakan untuk mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil.

(13)

2.1.6 Rasio Leverage

Rasio ini mengukur dengan melakukan perbandingan antara total aktiva dengan total hutang, ukuran tersebut disyaratkan agar perusahaan tersebut mampu untuk memenuhi semua kewajibannya, baik dari kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Utari (2014:199) rasio ini merupakan penggunaan hutang untuk meningkatkan total aset atau dapat dikatakan juga pengunaan biaya tetap atas aset maupun biaya tetap atas modal. Brigham and Houston (2010:140) rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Semakin tinggi leverage, maka semakin tinggi pula resiko perusahaan itu. Fahmi (2012:63) rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan yang dibiayai dengan hutang, penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan memberikan dampak bahaya terhadap perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat aktifitas perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan itu dilikuidasikan. Kasmir (2010:123) jenis–jenis rasio leverage antara lain:

A. Debt to Asset Ratio

Perbandingan antara total hutang dan total aktiva. Rasio ini mengukur besarnya aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau besarnya hutang perusahaan yang berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Hery (2015:167) membandingkan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan sejauh mana dana yang dipinjam telah digunakan untuk membeli aset. Rasio ini seringkali digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya.

DAR = Total Debt Total Asset

Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi serta akan mengurangi pembayaran dividen. Hery (2015:166) berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, apabila besaran rasio hutang terhadap aset tinggi makan hal ini akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan

(14)

pinjaman dari kreditor karena dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu untuk melunasi hutang-hutang dengan total aset yang dimilikinya. Rasio yang kecil menunjukkan bahwa sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang.

B. Debt to Equity Ratio

Rasio yang digunakan untuk menilai hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri serta perusahaan mampu untuk memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini maka menunjukkan semakin tinggi pula permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan semakin meningkat.

DER = Total Debt Total Equity

Rasio yang menggambarkan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam suatu pendanaan perusahaan serta dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi semua kewajibannya. Hery (2015:168 ) rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap modal yang dijadikan jaminan hutang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu dari peneliti sebelumnya yang mendukung untuk penelitian ini, diantaranya:

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Merlina toding

dan Made Gede Wirakusuma, Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu Variabel independen yaitu leverage, Ukuran perusahaan berpengaruh

(15)

3(3), 15-31 (2013) penyampaian laporan keuangan profitabilitas, ukuran perusahaan, reputasi kantor akuntan publik, kepemilikan manajerial, dan komite audit. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan. signifikan dan leverage, kepemilikan manajerial dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas dan reputasi kantor akuntan publik memiliki pengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Fauziah Aida Fitri dan Nazira, 2(2), 198-214. (2009) Analisis ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, likuiditas, umur perusahaan dan item-item luar biasa. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu penyampaian Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan

(16)

laporan keuangan. likuiditas, umur perusahaan dan item-item luar biasa tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Rini Dwiyanti, Universitas Diponegoro. (2010) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 Variabel independen yaitu debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor dan pergantian auditor. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh signifkan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor dan pergantian auditor tidak berpengaruh signifkan terhadap ketepatan waktu penyampian laporan keuangan.

(17)

Kiky Lusiana Kusumosari, Universitas Muhammadiyah Surakarta. (2015) Analisis pengaruh profitabilitas,

likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampian laporan keuangan, sedangkan likuiditas dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hilman Rahmawan, Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuanganpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Variabel independen yaitu profitabilitas, leverage, kepemilikan publik, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan opini akuntan publik. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage, kepemilikan publik, ukuran perusahaan,

(18)

penyampaian laporan keuangan.

ukuran kantor akuntan publik, dan opini akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Wahyu Adhy Noor Sulistyo, Universitas Diponegoro. (2010) Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Variabel independen yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan dan opini auditor. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Profitabilitas, kepemilikan publik dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, leverage dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

(19)

keuangan. Dyer dan McHugh (1975) dalam Dwiyanti, Universitas Diponegoro. (2010) Profile timeliness of reporting and normality delay by using 120 companies in Australia period 1965-1975. Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, tanggal tahun buku berakhir, profitabilitas. Variabel dependen yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran perusahaan dan tanggal tahun buku berakhir berpengaruh signifkan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Owusu dan Ansah (2000) dalam Dwiyanti, Universitas Diponegoro. (2010)

Factors that affect the timeliness of financial reporting in developing capital markets in Zimbabwe. Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa dan bulan akhir tahun finansial. Variabel dependen yaitu Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas,

(20)

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa dan bulan akhir tahun finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian dan tujuan penelitian serta landasan teori yang di informasikan di atas maka dibuat kerangka teoritis yang terdapat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Variabel Independen Ketepatan Waktu penyampaian laporan keuangan (Y) Return on Asset (X1) Return on Equity (X2) Ukuran Perusahaan (X3)

Debt to Asset Ratio (X4)

(21)

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Pengembangan Hipotesis

Pengembangan hipotesis merupakan pernyataan yang belum dapat dipastikan mengenai hubungan antara tiga variabel yang dibuat berdasarkan model penelitian. Terdapat 5 variabel independen antara lain return on asset, return on equity, ukuran perusahaan, debt to asset ratio, debt to equity ratio dan 1 variabel dependen yaitu ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2.4.1 Pengaruh Return on Asset terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Untuk melakukan penilaian profitabilitas terhadap perusahaan adalah membandingkan laba dengan aktiva selama periode tertentu. Rasio ini melakukan pengukuran dengan melihat total asset yang dimiliki dan net income nya. Return on asset mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut (Hanafi, 2012:157). Semakin tinggi rasio ini maka dapat digambarkan semakin baik kinerja dalam perusahaan. Hal ini merupakan berita baik dikarenakan perusahaan dapat meningkatkan profit nya, maka dari itu perusahaan cenderung memberikan informasi laporan keuangan dengan tepat waktu. Perusahaan yang dapat menghasilkan profit cenderung menyampaiakan laporan keuangan tepat waktu dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (Dwiyanti, 2010). Hal ini didukung juga dengan penelitian (Rasyatih, 2011) yang membuktikan bahwa rasio profitabilitas dengan menggunakan ukuran return on asset berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ho1 : Return on asset tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha1 : Return on asset berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

(22)

2.4.2 Pengaruh Return on Equity terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan juga mengukur tingkat besar pengembalian modal dari perusahaan. Rasio ini juga memiliki istilah yaitu Rentabilitas Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Saham). Investor yang berniat untuk membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham (Hanafi, 2012:177). Dalam penelitian (Sulistyo, 2010) telah dibuktikan bahwa rasio ini berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ho2 : Return on equity tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha2 : Return on equity berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, dan mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. Besarnya suatu ukuran perusahaan dapat dilihat dari total nilai aset, total penjualan, dan jumlah tenaga kerja. Perusahaan yang mempunyai aset besar cenderung untuk melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu, dikarenakan perusahaan besar menjadi sorotan besar oleh masyarakat luar untuk informasi yang di publikasi. Dengan hal tersebut perusahaan besar memiliki tekanan untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu untuk menghindari spekulasi dalam perdagangan perusahaannya. Hal tersebut didukung juga dengan penelitian (Kusumosari, 2015) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran perusahaan yang besar cenderung memiliki internal kontrol yang kuat sehingga auditnya akan diselesaikan secepat mungkin oleh auditor dan melaporkannya kepada publik. Selain itu perusahaan besar mampu untuk mengoperasikan komputer dengan perangkat modern yang cepat dengan pemantauan dan pengelolaan persediaan serta operasinya.

(23)

Ho3 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2.4.4 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Rasio ini membandingan antara total debt dengan total asset. Rasio menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang dengan melihat pendanaan hutang. Apabila rasio ini tinggi maka merupakan resiko keuangan bagi pihak pemegang saham maupun kreditor, yang mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi dan akan mengurangi pembayaran dividen. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi juga jumlah aset yang dibiayai hutang dan semakin tinggi resiko perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Apabila rasio hutang terhadap aset tinggi maka hal ini akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor karena dikhawatirkan perusahaan tidak dapat melunasi hutang dengan total aset yang dimiliki, namun sebaliknya jika rasio ini kecil menunjukkan bahwa sedikit aset perusahaan yang dibiayai hutang (Hery, 2015:166). Hal ini didukung dengan penelitian Marathani (2013) yang menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ho4 : Debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha4 : Debt to asset ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2.4.5 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Rasio ini digunakan untuk menilai hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan serta dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk dapat memenuhi semua kewajibannya. Tingginya rasio ini maka menggambarkan tingginya resiko perusahaan. Tinggi resiko menunjukkan kemungkinan bahwa pihak perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya atau hutangnya. Namun apabila perusahaan memiliki hutang sedikit maka masih dapat

(24)

dikatakan wajar, karena dari hutang tersebut dapat meningkatkan arus kas masuk. Hal ini didukung dengan adanya penelitian Kurniawati (2014) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa rasio debt to equity ratio ini berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Oleh karena itu, manajemen akan menunda pelaporan keuangannya apabila rasio ini tinggi. Ho5 : Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha5 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Salah satunya adalah penelitian Ardiagarini (2010) yang menganalisis dampak merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan target tahun 1997-2009, hasilnya

Rasio ini menjelaskan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba dalam jangka waktu tertentu melalui semua kemampuan serta sumber daya yang dimiliki, yakni yang berasal

Manajer investasi yang memiliki kemampuan tersebut dalam menghadapi pasar yang bearish / crash akan mengurangi β / level risiko aset dalam portofolionya dengan memindahkan

Analisis dari tabel diatas yaitu, semakin besar ukuran perusahaan akan lebih untuk mendapatkan hutang dalam jumlah yang lebih besar dengan cost of debt yang lebih rendah,

1) Rasio leverage (leverage ratio), mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Rasio-rasio leverage memiliki

Kondisi pasar modal dengan kemampuan mengurai informasi yang terkait perusahaan seperti laba bersih, dividen, dan hutang berpengaruh terhadap respon investor dalam bentuk

Dividen kas ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham, perusahaan

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar yang harus segera dipenuhi dengan menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid, seperti kas