PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI
SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ratna Puspitasari NIM : 081134242
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI
SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ratna Puspitasari NIM : 081134242
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PENINGKATAN
DENGAN MENGGU
SISWA KELA
SEMESTER
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. J. Sumedi
SKRIPSI
TAN KEMAMPUAN MENGARANG D
ENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAM
KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN
ESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh: Ratna Puspitasari
NIM: 081134242
Telah disetujui oleh
Tanggal 01 Oktober 2012
Tanggal 26 Mei 2012
ii
G DESKRIPSI
GAMBAR SERI
GAN BARU 1
2010/2011
2012
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus karena cinta dan berkat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak, ibu tercinta yang selalu memberi dukungan moral
maupun spiritual.
3. Teman setia dan sahabat penulis yang tiada hentinya memberi
semangat
4. PGSD Universitas Sanata Dharma sebagai tempat untuk
menuntut ilmu.
5. Para Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah
memberi bimbingan kepada penulis.
6. Kakak dan adik terkasih yang selalu menyayangi dan memberi
dukungan kepada penulis.
7. Teman-teman PGSD yang selalu memberi kritikan dan masukan
bagi penulis.
8. Bapak/ibu guru SD Kanisius Demangan Baru 1 yang selalu
memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan tugas akhir yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
MOTTO
Jangan Mudah Menyerah dan Putus Asa
Berikan dan Lakukanlah yang Terbaik
Bagi Tuhan
Keluarga
Orang-Orang Yang Kamu Sayangi
Dirimu Sendiri
Kamu Bisa Jika Kamu Mau
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar Pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 16 Oktober 2012 Penulis
Ratna Puspitasari
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ratna Puspitasari Nomor Mahasiswa : 081134242
Demi membangun ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI
SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini yang saya buat buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 16 Oktober 2012 Yang menyatakan
( Ratna Puspitasari )
ABSTRAK
Puspitasari, Ratna.2012. Peningkatan Kemampuan Mengarang Deskripsi dengan Menggunakan Media Visual Gambar Seri Siswa Kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama pada kegiatan menulis karangan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini tmerupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setiap siklus meliputi 4 tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Jalan Demangan Baru No. 22, Catur Tunggal, Depok, Sleman. Subjek penelitian berjumlah 35 siswa. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti terdiri dari 2 siklus. Pada siklus 1, gambar seri yang digunakan berjumlah 3 dan belum urut. Pada siklus 2, gambar seri yang digunakan ditambah, yaitu 4 buah, dan belum urut. Pengumpulan data dilakukan dengan penilaian produk. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan perhitungan skor rata-rata siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan mengarang deskripsi para siswa kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1. Hal ini terbukti dari skor hasil mengarang siswa pada setiap siklus yang semakin meningkat. Data awal menunjukkan bahwa ada 40 % (14 siswa) yang mencapai KKM. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai KKM bertambah menjadi 54% (19 siswa) melebihi target yang ditentukan yaitu 50%. Pada siklus II, siswa yang mencapai KKM bertambah lagi menjadi 69 % (24 siswa). Hasil pada siklus II ini juga melebihi target yang ditentukan yaitu 60%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan adalah 70.
Kata kunci: peningkatan kemampuan, mengarang deskripsi , dan gambar seri
ABSTRACT
Puspitasari, Ratna.2012. Improving Students’ Skill on Writing Descriptive Text Using Serial Pictures for the Third Grade Students of Kanisius Demangan Baru 1 Elementary School, Even Semester Academic Year 2010/2011
This research aimed to improvement students’ ability on writing a descriptive text.
This research applied Class Action Research. Every cycle consists of four steps; preparation, implementation, observation, and reflection. This research was conducted on the third grade students of Kanisius Demangan Baru 1 Elementary School, Demangan Baru 22 street, Catur Tunggal, Depok, Sleman. The subjects of this research were 35 students. This Class Action Research consists of two cycles. In the the first cycle, we use three unserially pictures. In the second cycle, we use four unserially pictures. The data gathering was conducted using product assessment. Calculaty students average score was used as the data analysis technique.
The research result shows that there is improvement of students’ ability in
writing a descriptive text. It is proved by the score of students’ composition in
every cycle increased. The primary data shows 40 % (14 students) fulfill the minimum requirement. The first cycle shows 54% (19 students) fulfill the minimum requirement exceeding the 50% of the target students. The second cycle shows 69% (24 students) fulfill the minimum requirement exceeding the 60% of the target students. The minimum requirement of Bahasa Indonesia is 70.
Key words: improving skill, writing descriptive text , and serial pictures
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis menghanturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala karunia dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi PTK (Penelitian Tindakan Kelas ) ini. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Keberhasilan penyusunan skripsi tidak lepas berkat bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S, BST., M.A. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si. dan Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar, tekun, setia membimbing dan mendampingi penulisan skripsi PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini.
4. Bapak Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
5. Bapak dan Ibu guru SD Kanisius Demangan Baru 1 yang memberikan dorongan dan bantuan dalam proses penelitian berlangsung.
6. Teman–teman S1 PGSD sore yang telah memotivasi, dorongan, dan inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) ini jauh dari sempurna. Karena itu, sumbang saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 16 Oktober 2012 Penulis
Ratna Puspitasari
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah... 3
D. Batasan Pengertian ... 4
E. Pemecahan Masalah... 4
F. Tujuan Penelitian ………... 4
G. Manfaat Penelitian ………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Mengarang ... 6
1. Pengertian Kemampuan Mengarang ………. 6
2. Mengarang Deskripsi ……… 9
3. Aspek-aspek mengarang Deskripsi ………... 9
4. Pendekatan Pembelajaran Tematik ... 14
B. Media ... 17
1. Pengertian Media ……… 17
2. Manfaat Media ……… 17
3. Kriteria Pemilihan Media ... 20
C. Media Visual Gambar Seri ... 22
D. Mengarang Deskripsi Menggunakan Media Visual Gambar Seri ... ………… 23
E. Penelitian yang relevan ………. 24
F. Kerangka Berpikir ... 25
G. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Model Penelitian... 27
C. Setting Penelitian... 29
D. Rencana Tindakan ... 30
E. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 32
F. Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Awal ... 39
B. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Kelas... 41
C. Refleksi ... 52
D. Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran–Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN ... 62
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kurikulum Aspek Menulis Bahasa Indonesia Kelas III ... 16
Tabel 2 Jadwal Penelitian ... 29
Tabel 3 Pengumpulan Data dan Instrumen ... 33
Tabel 4 Aspek Penilaian Karangan ... 33
Tabel 5 Kondisi Awal dan Kondisi Akhir yang Diharapkan ... 38
Tabel 6 Data Nilai Siswa Kondisi Awal ... 39
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Awal ... 40
Tabel 8 Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas (Awal)…………. 40
Tabel 9 Data Nilai Siswa Siklus 1 ……… 43
Tabel 10 Distribusi frekuensi Siklus 1 ………... 44
Tabel 11 Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas (Siklus 1) …….... 45
Tabel 12 Data Nilai Siswa Siklus 2 ………... 48
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Siklus 2………... 48
Tabel 14 Data Siswayang Tuntas dan Tidak Tuntas (Siklus 2) .……... 49
Tabel 15 Perbandingan Ketuntasan Siswa Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 ………..………….. 50
Tabel 16 Nilai Mengarang Deskripsi Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 ………. 53
Tabel 17 Peningkatan Kemampuan Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 ……. 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Model Penelitian menurut Kemiss dan Mc. Targgart ... 28
Gambar 2 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Data Awal ... 40
Gambar 3 Grafik Ketuntasan Siswa Data Awal ... 41
Gambar 4 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Siklus I ... 44
Gambar 5 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus 1 ……… 45
Gambar 6 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Siklus II ... 49
Gambar 7 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus II ... 50
Gambar 8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP Siklus 1 ……….. 62
2. RPP Siklus 2 ……….. 66
3. LKS Siklus 1 ……….. 70
4. LKSSiklus 2 ……….. 72
5. Lembar Penilaian Mengarang ………. 74
6. Nilai Mengarang (Kondisi Awal) ……… 75
7. Nilai Mengarang (Siklus 1) ………. 76
8. Nilai Mengarang (Siklus 2) ………..………. 77
9. Perbandingan Nilai Mengarang (Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2) ……….. 78
10.Foto Penelitian ……….. 79
11. Surat permohonan ijin penelitian……… 82
12. Surat keterangan telah melakukan penelitian ……… 83
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar. Kemampuan berbahasa sendiri terdiri dari empat aspek yang saling berkaitan, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Menulis adalah salah satu aspek yang penting dari empat aspek berbahasa yang harus dikuasai siswa.
Dalam pembelajaran, keterampilan menulis tidak hanya diperlukan dalam pelajaran Bahasa Indonesia saja. Keterampilan menulis juga digunakan dalam mata pelajaran lain. Apabila siswa belum terampil menulis, maka kelancaran dalam mata pelajaran lain juga akan terganggu. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, aspek menulis sendiri mencakup berbagai macam kegiatan, salah satu di antaranya adalah kegiatan mengarang.
Bagi sebagian siswa, mengarang merupakan kegiatan yang menyenangkan karena mereka bisa menuangkan ide-ide dan imajinasi dalam bentuk tulisan yang bisa dinikmati oleh orang lain. Namun ada juga siswa yang menganggap bahwa mengarang merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan. Apabila siswa sudah merasa tidak senang bahkan takut, mereka akan semakin kesulitan dalam membuat suatu karangan.
Selama mengajar di kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1, penulis mengamati bahwa minat siswa pada kegiatan mengarang semakin turun. Hal
ini bisa dilihat dari kurangnya semangat siswa saat diberi kegiatan mengarang. Kesulitan siswa dalam menulis karangan ini menjadi salah satu keprihatinan yang dialami oleh sebagian besar siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes mengarang. Dari keseluruhan jumlah siswa (35 siswa), hanya 40 % (14 siswa) yang mampu menulis karangan sesuai waktu yang ditentukan dengan hasil yang memuaskan, sedangkan 60 % (21 siswa) masih merasa kesulitan.
Dalam soal-soal ujian Bahasa Indonesia, hampir selalu ada soal mengarang dengan tema yang sudah ditentukan. Skor untuk mengarang biasanya cukup tinggi sehingga dapat membantu siswa apabila dikerjakan dengan baik. Namun apabila tidak dikerjakan dengan baik, siswa juga akan kehilangan nilai yang cukup banyak.
senang dalam belajar dan memberikan hasil yang lebih baik. Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti ingin menggunakan media visual yang berupa gambar seri untuk membantu siswa menemukan gambaran tentang apa yang akan mereka tulis sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
B. Pembatasan Masalah
Ada berbagai macam kemungkinan yang menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam membuat karangan. Cara mengatasi dan media yang dapat digunakan juga beragam. Namun tidak mungkin untuk membahas semua kemungkinan tersebut dalam Penelitian Tindakan Kelas ini. Oleh karena itu
Penelitian Tindakan Kelas ini hanya dibatasi pada ”Peningkatan Kemampuan Mengarang Deskripsi Menggunakan Media Visual (Gambar Seri) Siswa Kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011”
C. Perumusan masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
2. Apakah penggunaan media visual (gambar seri) dapat meningkatkan kemampuan mengarang deskripsi siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 semester genap tahun ajaran 2010/2011 ?
D. Batasan Pengertian
1. Kemampuan mengarang adalah kemampuan menulis dan menyusun sebuah cerita.
2. Mengarang deskripsi adalah menulis dan menyusun sebuah cerita dengan pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. 3. Media visual gambar seri adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang dapat dilihat dengan indera penglihat berupa gambar yang berhubungan satu sama lain dan disusun secara berurutan.
E. Pemecahan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan di dalam latar belakang masalah, kesulitan siswa dalam membuat karangan ini akan diatasai dengan menggunakan media visual berupa gambar seri.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain :
2. Mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan mengarang siswa setelah menggunakan gambar seri.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1 Bagi siswa
Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan imajinasi dan menemukan gambaran tentang apa yang akan ditulis sehingga dapat membuat karangan dengan lebih baik.
2 Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru SD, khususnya kelas III dalam upaya meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
3 Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk meningkatkan potensi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
4 Bagi peneliti lain
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Mengarang
1. Pengertian Kemampuan Mengarang
Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 707)
Mengarang adalah menulis dan menyusun sebuah cerita (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 506)
Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti orang lain (The Lieng Gie, 1992: 17). Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak kalbu seseorang. Buah pikiran itu diungkapkan dan disampaikan kepada pihak lain dengan wahana berupa bahasa tulis, yakni bahasa yang tidak mempergunakan peralatan bunyi pendengaran melainkan berwujud berbagai tanda dan lambang yang harus dibaca. Hasil perwujudan melalui bahasa tulis itu menjadi karya tulis yang dapat berupa suatu karangan apapun, faktawi atau fiksi, yang pendek beberapa lembar maupun panjang berjilid-jilid sampai corak prosa atau puisi.
S. Takala dalam Achmadi (1988: 22) mengungkapkan bahwa kegiatan mengarang adalah suatu proses penyusunan, mencatat dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda konvensional yang dapat dilihat. Mengarang membutuhkan suatu pencatatan dan mengkomunikasikannya lewat tulisan.
Menurut Bernard Percy (dalam The Liang Gie,1995: 4), ada enam manfaat (benefits) mengarang, yaitu:
a. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self expression)
Seseorang dapat begitu tersentuh lubuk hatinya sehingga perlu mengungkapkan gejolak yang berada dalam dirinya, seperti misalnya dengan berjingkrak-jingkrak. Mengarang seuntai sajak atau menulis serangkaian kalimat merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
b. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding)
Sewaktu mengarang, seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya dia memperoleh pemahaman baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
c. Suatu sarana untuk membantu memperkembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth)
d. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan pencerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s environment)
Dengan sering mengarang seseorang mempertinggi kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya cerapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat kerohanian
e. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance)
Dengan jalan mengarang karya tulis, seseorang menampilkan keluar gagasan, menciptakan sesuatu dan secara giat melibatkan diri dengan ciptaannya.
f. Suatu sarana untuk memperkembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan mempergunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language)
Tujuan paling umum sekolah mungkin ialah mencapai kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis oranglain serta kemampuan memakai kata-kata dalam tulisan untuk menyampaikan keterangan kepada orang lain.
2. Mengarang Deskripsi
1. Pengertian mengarang deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 258)
Menurut Masnur Muslich, karangan deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Untuk kelas III, karangan yang dibuat masih sederhana. Misalnya siswa diberi sebuah gambar benda atau pemandangan, kemudian siswa diminta untuk mendeskripsikan benda yang terdapat dalam gambar tersebut dalam kalimat-kalimat. Siswa kemudian diminta untuk menyusun sebuah karangan berdasarkan deskripsi yang telah mereka tuliskan.
2. Langkah menyusun karangan deskripsi:
a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan b. Tentukan tujuan
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
3. Aspek-aspek Mengarang Deskripsi
Aspek-aspek ini juga harus dimiliki oleh karangan deskripsi. Aspek-Aspek-aspek karangan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Judul karangan
Judul karangan harus menarik, artinya dapat merangsang perhatian dan keingintahuan pembaca. Judul karangan harus sesuai dengan tema.
b. Isi atau gagasan
Widyamartaya (1990: 9 dan 31) mengungkapkan bahwa gagasan merupakan pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gagasan dapat berupa pengetahuan, pengamatan, renungan, keinginan, perasaan, dan emosi. Isi atau gagasan perlu dituangkan secara tertulis agar dapat dipahami dan diambil manfaatnya oleh oranglain, sebab isi suatu karangan merupakan inti dari karangan tersebut.
c. Organisasi karangan
Menurut The Liang Gie (1992: 21) sebuah karangan terdiri dari beberapa paragraf. Paragraf yang baik menerapkan azas-azas yang berkenaan dengan gagasan, di antaranya:
2) Keringkasan, karangan harus singkat dan pendek, tidak mengulang-ulang kalimat dalam menyampaikan gagasan.
3) Ketepatan, karangan mengandung penataan terhadap berbagai aturan ketatabahasaan, ejaan, tanda baca, kelaziman bahasa tulis yang ada.
4) Kesatupaduan, sesuatu yang disajikan dalam karanga harus berkisar pada satu gagasan pokok atau tema karangan. Menurut Keraf (2004: 139), kesatuan gagasan menjadi landasan seluruh karangan. Ada tulisan yang tidak memperlihatkan kesatuan, yaitu tidak mengungkapkan dengan tegas apa yang dimaksud dalam karangan sehingga pembaca tidak memahami apa yang dibacanya. 5) Pertautan, suatu karangan harus saling terkait antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, alinea yang satu dan alinea yang lain.
6) Pengharkatan, bahwa butir-butir ide diungkapkan dengan penekanan atau penonjolan tertentu sehingga mengesan bagi pembaca.
paragraf selalu ditulis menjorok ke dalam. Organisasi karangan terdiri atas (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup)
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan pembukaan atau pengantar dari sebuah karangan, yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui pokok masalah.
2) Isi karangan
Isi karangan biasanaya berupa pernyataan, data, fakta, contoh yang diambil dari pendapat umum, pendapat para ahli, hasil penelitian, kesimpulan-kesimpulan yang dapat mengukuhkan rumusan masalah. Penyusunan isi karangan harus kritis dan logis sehingga isi karangan meyakinkan dan benar (Keraf, 1982: 104-107).
3) Penutup
Penutup karangan merupakan kesimpulan. Kesimpulan harus tetap dijaga agar tetap memelihara tujuan dan menyegarkan kembali ingatan pembaca.
d. Tata Bahasa
Tata suatu karangan merupakan susunan bahasa yang dapat dipahami pembaca. Susunan bahasa yang baik akan membentuk kalimat yang baik dan efektif, yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
2) Sanggup menimbulkan gagasan yang tepat dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan penulis
e. Diksi/Pilihan Kata
Dalam menulis karangan, harus memilih kata yang tepat agar mudah dimengerti pembaca.
f. Ejaan
Ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf. Ejaan juga mengatur: (1) ketepatan menuliskan satuan-satuan morfologi misalnya kata sambung, kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan dan partikel-partikel (2) ketepatan menuliskan bagian-bagian kalimat dengan menggunakan tanda baca seperti tansa titik, kurung, koma dan sebagainya (Badudu, 1985: 17)
Menurut Parera (1984: 38) pemakaian ejaan meliputi penggunaan huruf, penulisan huruf kapital, penulisan kata dan penggunaan tanda baca yang tepat.
g. Kebersihan dan kerapian
4. Pendekatan Pembelajaran tematik
Dalam melaksanakan pembelajaran pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan tematik.
a. Pengertian dan model pembelajaran terpadu dan tematik
Pendekatan terpadu merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya (Modul Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2006: 10). Agar kegiatan lebih bermakna, keterpaduan tersebut diikat dalam suatu tema. Pembelajaran tematik merupakan bagian dalam pembelajaran terpadu, di mana beberapa aspek/ beberapa mata pelajaran diikat dalam satu tema.
Tema adalah subjek suatu pembelajaran dipakai sebagai sarana atau wadah untuk mengungkapkan berbagai konsep secara utuh kepada peserta didik. Tujuan memberikan tema adalah untuk menyatukan isi kurikulum dalam kesatuan yang utuh, memperkaya kosa kata siswa, menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan anak mampu mengenal konsep secara mudah dan jelas.
Pembelajaran tematik dapat dikembangkan melalui beberapa model, yaitu :
1) model keterpaduan antar aspek dalam satu mata pelajaran 2) model keterpaduan antar beberapa mata pelajaran
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, pengembangan pembelajaran bagi siswa TK dan kelas I - III SD mengacu pada model keterpaduan antar semua aspek / mata pelajaran (unit)
b. Karakteristik pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Berpusat pada anak (child centered).
2) Memberikan pengalaman langsung pada anak.
3) Pemisahan antar aspek / mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai aspek / mata pelajaran dalam suatu pembelajaran (holistik).
5) Bersifat fleksibel.
6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (bermakna)
c. Prinsip pemilihan tema
Dalam memilih tema, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya :
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak aspek / mata pelajaran.
2) Tema harus bermakna, maksudnya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 3) Tema yang dipilih disesuaikan dengan tingkat perkembangan
Pada penelitian ini peneliti mengambil tema lingkungan. Sebagai acuan, peneliti mencantumkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Berikut tabel Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas III SD Semester 2 (Berdasarkan KTSP 2006 Pusat kurikulum Pendidikan Nasional Maret 2006).
Tabel 1. Kurikulum Aspek Menulis Bahasa Indonesia Kelas III
B. Media
1. Pengertian Media
Media, dalam hal ini media pendidikan adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 776)
Media adalah segala alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar
mengajar.” (Wilkinson dalam Sudjarwo, 1989: 164)
“Secara umum, media berasal dari kata medium (bahasa Latin) yang
berarti perantara.”(Sudjarwo, 1989: 164)
MenurutNEA-National Education Association(dalam Sudjarwo, 1989:
166) “Media adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk
kegiatan tersebut”
“Media adalah alat yang dipergunakan untuk memberikan perangsang
bagi siswa agar proses belajar bisa terjadi.” (Briggs dalam Sudjarwo, 1989:
166)
Jadi media adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Media
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan alat peraga, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
b. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
Tiap anak memiliki pengalaman yang berbeda. Kehidupan keluarga dan lingkungan yang berbeda akan memberikan pengalaman yang berbeda pula.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain
i. Mengatasi keterbatasan ruang kelas
a) Obyek yang terlalu besar (misalnya gajah) atau tidak bisa dibawa ke dalam ruang kelas (misalnya salju, danau, candi) dapat dipelajari menggunakan foto, gambar atau film.
b) Obyek yang terlalu kecil (misalnya bakteri, atom, sel) dapat dipelajari menggunakan foto/film dengan ukuran gambar yang telah diperbesar.
c) Gerak yang terlalu cepat (misalnya kilat) dan kejadian yang terlalu lambat (misalnya perkembangan bakteri, peristiwa pembuahan, peristiwa mekarnya bunga) dapat dipelajari menggunakan media yang sesuai.
d) Kejadian yang jarang ditemui(misalnya gerhana dan tsunami) dapat diabadikan dengan foto atauhandycam
e) Konsep yang terlalu luas dapat disederhanakan dengan menggunakan foto atau model (misalnya peta dunia, globe).
3. Kriteria Pemilihan Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar, namun mengingat akan beranekaragamnya media yang ada seorang guru harus benar-benar cermat dalam memilih media secara tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain :
a. Tujuan dan ketepatgunaan
kompetensi yang ingin dicapai, sehingga alat peraga yang kita gunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Familiaritas media
Guru harus benar-benar mengenal alat peraga itu dengan baik, sebab tidak mungkin guru bisa menggunakan suatu media dengan maksimal apabila tidak mengenal atau menguasai cara penggunaan alat tersebut.
c. Keadaan siswa
Suatu alat peraga mungkin cocok dengan tujuan pembelajaran tertentu, tetapi apabila alat itu dinilai terlalu rumit sehingga sulit dimengerti siswa, maka sebaiknya tidak dipilih.
d. Ketersediaan
Seringkali suatu alat peraga yang kita nilai sangat cocok untuk pembelajaran ternyata tidak tersedia di lingkungan kita dan untuk membuatnya sendiri juga terlalu sulit. Dalam hal ini kita harus dapat memilih alat peraga lain yang sesuai dengan pembelajaran namun tersedia di lingkungan kita.
e. Mutu teknis
f. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan menggunakan suatu alat peraga hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang hendak dicapai. Misalnya jika tujuan pembelajaran agar siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh kita, gambar mati atau foto sudah dapat digunakan, sehingga tidak perlu membeli video yang harganya jauh lebih mahal.
C. Media Visual Gambar Seri
Visual artinya dapat dilihat dengan indra penglihat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 1262)
Jadi media visual adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dengan indra penglihat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1049) menuliskan bahwa gambar seri merupakan gambar cerita yang bertutut-turut . Media gambar, dalam hal ini adalah gambar seri merupakan salah satu contoh dari media visual.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media visual gambar seri adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa gambar yang disusun secara berurutan dan berhubungan satu sama lain.
Siswa tidak perlu la gambar yang disedia Dengan gambar apa yang harus ditul dalam keterkaitan a selanjutnya saling be
D. Mengarang Deskrip
Mengarang ar pemaparan atau pe Gambar seri merup berhubungan satu sa
u lagi menentukan tema, karena tema karangan suda diakan.
bar seri, siswa akan memperoleh gambaran sec ditulis dalam karangannya. Selain itu, siswa jug
n antar paragraf, karena gambar yang satu berhubungan dan sudah menunjukkan urutan pe
ripsi dengan Menggunakan Gambar Seri
g artinya menulis dan menyusun sebuah cerita. penggambaran dengan kata-kata secara jelas erupakan gambar susun, berurutan, gambar-u sama lain sehingga mergambar-upakan rangkaian cerita g deskripsi dengan menggunakan gambar seri sebuah cerita dengan cara memaparkan atau me yang digunakan dengan kata-kata secara jela ntuk sebuah cerita yang runtut.
gambar seri:
r seri yang belum urut
r seri yang sudah urut
n sudah terlihat dari
secara jelas tentang juga akan terbantu tu dengan gambar n peristiwa.
a. Deskripsi artinya las dan terperinci. bar-gambar tersebut
rita.
Pada gambar 1 disajikan gambar seri yang belum urut. Siswa harus mengurutkannya dulu sebelum digunakan untuk membuat karangan. Pada gambar 2, gambar seri yang disajikan sudah urut, sehingga siswa dapat langsung menggunakannya untuk membuat karangan.
Siswa membuat sebuah kalimat untuk masing-masing gambar sebagai kalimat utama. Setelah itu, siswa dapat mengembangkan kalimat utama tersebut menjadi sebuah paragraf dengan cara menggambarkan kejadian yang ada di dalam gambar secara terperinci. Dengan demikian, akan terbentuk sebuah karangan yang runtut.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian ”Peningkatan Kemampuan Mengarang Deskripsi Menggunakan Media Visual (Gambar Seri) Siswa Kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1
Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011” ini relevan dengan penelitian yang
Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan gambar seri, imajinasi siswa lebih berkembang sehingga mempermudah saat mengarang. Gambaran mengenai apa yang akan mereka tulis bisa mereka temukan melalui gambar sehingga mereka tidak kesulitan untuk membuat karangan.
Penelitian yang dilakukan tersebut hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu mengenai peningkatan kemampuan mengarang dengan menggunakan media visual gambar seri. Penelitian yang akan dilaksanakan penulis menekankan pada pembelajaran tematik karena siswa yang dihadapi adalah siswa kelas rendah/ kelas III SD yang berusia 8-9 tahun.
F. Kerangka Berpikir
Kemampuan mengarang merupakan kesanggupan seseorang untuk mengungkapkan buah pikirannya. Buah pikiran itu dapat berupa informasi, pengalaman, pengetahuan, pendapat, keinginan dan perasaan yang diungkapkan melalui bahasa tulis sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain yang membacanya.
Kemampuan menulis atau mengarang harus dimiliki siswa. Dalam mengarang memerlukan adanya penguasaan berbagai unsur kebahasaan menyangkut pilihan kata dan penyusunannya sesuai kaidah-kaidah bahasa agar tulisan tersebut mudah dipahami orang lain.
mudah didapatkan dan dimengerti siswa. Media ini penting sebab dapat memberikan gambaran secara konkrit mengenai masalah yang akan digambarkan.
Media visual gambar seri adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa gambar yang disusun secara berurutan dan berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, penggunaan gambar seri akan sangat membantu siswa dalam menuangkan gagasannya.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan tematik, yaitu kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keterpaduan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, peneliti menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan mengarang deskripsi siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru. Dalam penelitian ini, gambar seri yang digunakan disesuaikan dengan tema, agar mudah dimengerti siswa.
G. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, ada lima hal yang akan diuraikan oleh penulis, yaitu : (1) jenis penelitian, (2) model penelitian, (3) setting penelitian, (4) rencana tindakan, (5) pengumpulan data dan instrumennya, (6) analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dihunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru memperbaiki keadaan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru.
B. Model Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Penelitian adalah kegiatan yang mencermati suatu obyek menggunakan cara tertentu untuk mendapatkan informasi atau data yang dapat meningkatkan mutu dan bermanfaat bagi peneliti. Tindakan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kelas adalah sekelompok siswa yang menerima pelajaran yang sama, diwaktu yang sama dan dengan bimbingan guru yang sama pula.
Secara singkat, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan oleh guru/ tenaga pendidik yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.
Tujuan Penelitian Tindakan kelas adalah (1) meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2) relevansi pendidikan, (3) mutu hasil pendidikan dan (4) pengelolaan pendidikan. Adapun karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasbolah Kasihani 2001: 15 adalah (1) Penelitian tindakan Kelas dilakukan oleh guru sendiri, (2) Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan yang faktual, (3) Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Adapun tujuan utama dari penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan menulis karangan berdasarkan gambar seri bagi siswa kelas III SD. Penelitian ini menggunakan model Kemiss dan Mc. Targgart.
Dalam model ini terdapat empat langkah pokok, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.
Gambar 1 Model Penelitian menurut Kemiss dan Mc. Targgart dan seterusnya
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS 1
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS 2
C. Setting penelitian
1. Tempat penelitian : SD Kanisius Demangan Baru 1
Jl. Demangan Baru No. 22, Catur Tunggal, Depok, Sleman.
2. Subjek penelitian : Siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 yang berjumlah 35 siswa
3. Objek penelitian : Kemampuan Mengarang Deskripsi Menggunaan Media Visual (Gambar Seri)
7 Penelitian siklus II 8
Refleksi dan evaluasi tindakan siklus II 9 Penyusunan
Laporan 10 Ujian 11 Revisi
D. Rencana Tindakan
1. Tahap persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala SD Kanisius Demangan Baru I untuk melaksanakan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Menentukan materi pokok sesuai tema dan kompetensi dasar
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
c. Menyusun silabus d. Menyusun RPP e. Menyusun LKS
2. Rencana tindakan setiap siklus
Siklus 1
a. Melakukan apersepsi
Guru meminta siswa mengamati kelas, kemudian menjelaskan
kondisi kelas
Guru menunjukkan sebuah gambar. Siswa diminta untuk
mengamati gambar tersebut dan menjelaskan isi gambar. b. Menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Membagi LKS dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
d. Mengamati gambar seri (3 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan
e. Menentukan judul yang tepat
f. Menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar
g. Membuat kalimat berdasarkan gambar. Tiap gambar minimal 4 kalimat.
h. Menyusun kalimat-kalimat yang telah dibuat menjadi paragraf yang padu.
i. Dengan lembar observasi, mengamati siswa dalam membuat karangan.
Hal-hal yang diamati antara lain : judul, isi karangan, organisasi, tata bahasa, diksi (pilihan kata), ejaan, kebersihan dan kerapian.
Siklus 2
Melakukan apersepsi dengan menggunakan sebuah gambar. Siswa
diminta untuk mengamati gambar tersebut dan menjelaskan isi gambar.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Membagi LKS dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Mengamati gambar seri (4 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk
menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan
Menentukan judul yang tepat
Menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar
Membuat kalimat berdasarkan gambar. Tiap gambar minimal 5
kalimat.
Menyusun kalimat-kalimat yang dibuat menjadi paragraf yang padu. Dengan lembar observasi, mengamati siswa dalam membuat
karangan.
Hal-hal yang diamati antara lain : judul, isi karangan, organisasi, tata bahasa, diksi (pilihan kata), ejaan, kebersihan dan kerapian.
Refleksi
E. Pengumpulan Data dan Instrumennya
Tabel 3
Pengumpulan Data dan Instrumen
No. Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
1. Kemampuan ₋Rata-rata skor
siswa
Skor Penilaian Produk
Lembar penilaian
Aspek-aspek yang dinilai dan penskorannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4
Aspek Penilaian Karangan
No. Aspek Indikator Skor
1. Judul Judul yang dipilih sesuai dengan tema dan gambar 5
2. Isi Sesuai dengan gambar
Antara judul dan isi karangan
mempunyai hubungan yang koheren
Mengandung azas kejelasan
15
3. Organisasi karangan
Kalimat-kalimat dalam satu paragraf
berhubungan
Paragraf-paragraf dalam keseluruhan karangan
berhubungan
Terdapat kalimat utama dan kalimat penjelas Minimal terdapat tiga kalimat dalam satu
paragraf 4. Tata Bahasa
dan
penggunaan EYD
Kata-kata yang dipilih tepat
Pemakaian huruf kapital tepat (nama tempat,
orang, kota, sungai, danau, gunung, hari, tanggal,dll.)
Menggunakan tanda baca dengan tepat Memenggal kata-kata dengan tepat
20
5. Kebersihan dan Kerapian
Tidak terdapat coretan dalam karangan Tidak kotor
Tulisan mudah dibaca
Perpindahan antar paragraf jelas
20
Total skor 80
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian produk untuk membuat karangan deskripsi berupa lembar penilaian (lihat lampiran halaman 74). Pada kondisi awal, siswa diminta untuk membuat karangan deskripsi tanpa menggunakan gambar seri. Data untuk kondisi awal diambil dari nilai harian mengarang siswa. Hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengarang deskripsi siswa.
kemudian membuat tiga paragraf berdasarkan gambar tersebut. Hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar seri. Skor hasil karangan siswa ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengarang deskripsi siswa sebelum menggunakan gambar seri pada kondisi awal dan setelah menggunakan gambar seri (setelah siklus pertama). Skor tersebut diubah ke dalam bentuk nilai.
Pada siklus kedua, siswa diberi gambar seri berjumlah empat gambar yang disusun secara acak. Siswa diminta untuk mengurutkan gambar terlebih dahulu. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat empat paragraf berdasarkan gambar yang telah diurutkan. Hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan mengarang deskripsi siswa setelah siklus kedua. Skor hasil karangan ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengarang deskripsi siswa setelah dilakukan siklus kedua.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penilaian produk. Langkah-langkah untuk mengumpulkan data :
1. Memberikan soal kepada siswa untuk membuat karangan deskripsi tanpa menggunakan gambar seri. Siswa diberi LKS yang berisi petunjuk untuk membuat karangan.
3. Memberikan soal kepada siswa untuk membuat karangan deskripsi dengan menggunakan gambar seri. Siswa diberi LKS yang berisi petunjuk untuk membuat karangan dan empat buah gambar seri yang disusun secara acak.
4. Mengelompokkan data (kondisi awal, siklus pertama, siklus kedua) 5. Melakukan penilaian karangan sesuai kriteria yang telah ditentukan. 6. Menganalisis dan mengolah data berupa skor yang diperoleh.
F. Analisis Data
Data merupakan hasil pencatatan tentang objek. Dalam penelitian ini, data berupa skor yang diperoleh pada kondisi awal tanpa menggunakan gambar seri, skor setelah siklus pertama dengan menggunakan tiga gambar seri dan skor setelah dilakukan siklus kedua dengan menggunakan empat gambar seri yang disusun secara acak.
Aspek yang dinilai dalam karangan deskripsi di antaranya: judul, isi karangan, organisasi, tata bahasa, diksi (pilihan kata), ejaan, kebersihan dan kerapian (dapat dilihat pada tabel 3, halaman 31).
Langkah-langkah dalam menganalisis data yang ada adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan karangan siswa, kemudian karangan dikoreksi berdasarkan aspek yang menjadi dasar penilaian karangan.
a. Membuat tabulasi dari skor pada kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua
b. Membandingkan peningkatan nilai siswa dilihat dari data awal, setelah siklus pertama dan setelah siklus kedua
Rumus yang akan digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain untuk menentukan nilai siswa, menurut Purwanto (2009:102) adalah sebagai berikut:
NP = R x 100
SM
di mana :
N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap
Rumus yang dipergunakan untuk menghitung mean:
=
Keterangan:
=mean (nilai rata-rata)
X = skor
Kondisi pada awal penelitian dan kondisi pada akhir siklus 1 dan 2 yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Kondisi Awal dan Kondisi Akhir yang Diharapkan
Indikator Kondisi awal
Kondisi Akhir Siklus 1 Siklus 2 Persentase jumlah siswa
yang nilainya mencapai KKM
40 % 50% 60%
Jumlah siswa yang
nilainya mencapai KKM 14 17 20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan lima hal, yaitu: (a), deskripsi pelaksanaan (b), deskripsi data (c), analisis data, (d) refleksi, (e) pembahasan
A. Deskripsi Data Awal
Pada kondisi awal, hanya 40 % (14 siswa) yang nilainya mencapai/ melampaui KKM, yaitu 70. Nilai rata-rata seluruh siswa adalah 65. Adapun datanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini!
Tabel 6
Data Nilai Siswa Kondisi Awal
Data awal diam data dapat dilihat pada data awal dapat diliha
Dari 35 siswa, p di bawah KKM denga dengan jumlah persent
Jumlah dan perse tabel di bawah ini :
NO INTERV
diambil dari nilai tugas mengarang siswa. Dist pada tabel 6, dan grafik grafik distribusi frekue ihat pada gambar di bawah ini.
, pada tabel tersebut menunjukkan 21 siswa me dengan jumlah persentase 60% dan 14 siswa m
entase 40%.Nilai terendah siswa 30 dan nilai te persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas da
:
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Awal RVAL
. Grafik Distribusi Frekuensi Skor siswa data a
el 8. Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tunt
NTASAN JUMLAH PERSENT
14 40
untas 21 60
35 100
istribusi frekuensi kuensi skor siswa
mendapatkan nilai a mencapai KKM i tertinggi 85. s dapat dilihat pada
Grafik ketuntasa bawah ini :
B. Deskripsi Pelaksan
1. Deskripsi Pelak
Penelitian T Demangan Baru Tunggal, kecam dilaksanakan pa 27 Mei 2011. S akhir siklus dia III SD Kanisius dipusatkan pada 8.1 Menulis ka pilihan kata da ejaan, huruf kapi
Gamb
untasan nilai siswa untuk data awal dapat dilihat
aksanaan Tindakan Kelas
laksanaan
n Tindakan Kelas dilaksanakan di ruang kelas aru 1, yang beralamat Jalan Demangan Bar camatan Depok Kabupaten Sleman . Pengam n pada awal semester 2. Siklus I dilaksanakan p 2011. Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Juni
diakhiri dengan refleksi. Subyek penelitian ada sius Demangan Baru 1 yang terdiri dari 35 sisw
da mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kom karangan sederhana berdasarkan gambar ser dan kalimat yang tepat dengan memperhatika kapital, dan tanda titik pada kelas III SD.
mbar 3. Grafik Ketuntasan Siswa Data Awal
hat pada gambar di
as III SD Kanisius aru No.22, Catur ambilan data awal n pada hari Jumat, 10 Juni 2011. Setiap adalah siswa kelas swa. Penelitian ini Kompetensi Dasar seri menggunakan tikan penggunaan
a. Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama terdiri dari 1 kali tatap muka, yaitu 2 x 40 menit. Deskripsi pertemuan siklus I akan diuraikan sebagai berikut :
Pelaksanaan siklus I pada tanggal 27 Mei 2011. Siswa yang hadir sebanyak 35 siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar 8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Kegiatan belajar dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah mengucapkan salam pembuka guru melakukan apersepsi yaitu melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang lalu tentang cara menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Setelah apersepsi, guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan. Siswa mendengarkan cerita mengenai kerusakan lingkungan, mengamati gambar yang diperlihatkan guru, kemudian bersama guru membahas isi gambar tersebut. Setelah membahas isi gambar, guru membagikan LKS dan menjelaskan petunjuk mengenai tugas yang dikerjakan siswa.
Siswa membuat karangan sesuai petunjuk dari guru, yaitu:
1) Mengamati gambar seri (3 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan
2) Menentukan judul yang tepat
4) Membuat kalimat berdasarkan gambar, minimal 4 kalimat. 5) Menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf yang padu.
Siswa selesai mengerjakan LKS, kemudian mengumpulkannya. Guru mengambil salah satu pekerjaan siswa dan meminta siswa untuk membacakannya.Sebelum pelajaran diakhiri guru melakukan refleksi dengan bertanya kepada siswa kesulitan-kesulitan apa saja yang masih dialami dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri.
Secara umum, pada siklus 1, siswa mengalami peningkatan nilai. Namun ada juga siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai. Adapun datanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini!
No.
Grafik
ik distribusi frekuensi nilai siswa siklus 1 da bawah ini :
siklus pertama ini, ada 19 siswa yang nila u 70. Jumlah siswa yang nilainya belum m k 16 siswa.
ndah yang diperoleh siswa adalah 30
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Siklus 1
RVAL
4. Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa S
dapat dilihat pada
nilai tertingg
. Persentase siswa yang tidak tuntas (nilainya di .
i tabel di atas nampak bahwa pada siklus 1, jum alami peningkatan dari 14 siswa (40 %) menja
fik ketuntasan siswa pada siklus 1 dapat dilihat pa
el 11. Data Siswa yang Tuntas dan Tidak Tun
TASAN JUMLAH PERSEN
untas 19
k Tuntas 16
h 35 100
bar 5. Grafik Ketuntasan Siswa Siklus 1
siswa adalah 68. n melebihi KKM) a di bawah KKM)
jumlah siswa yang njadi 19 siswa (54
hat pada gambar di
untas
ENTASE (%)
b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksakan hari Jumat, 10 Juni 2011. Siswa yang hadir sebanyak 35 siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar 8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik di kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Kegiatan belajar dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah mengucapkan salam pembuka guru melakukan apersepsi yaitu bertanya jawab tentang perilaku yang dapat merusak lingkungan.
Setelah kegiatan apersepsi, peserta didik mempraktekkan cara menjaga kelestarian lingkungan dengan cara bekerja bakti membersihkan lingkungan sekolah. Setelah kegiatan membersihkan lingkungan selesai, siswa kembali masuk ke kelas dan duduk. Siswa memperhatikan gambar penebangan hutan secara liar yang diperlihatkan guru, kemudian membahas isi gambar tersebut.
Siswa mulai membuat karangan dengan langkah sebagai berikut:
1) Mengamati gambar seri (4 gambar seri) yang ada dalam LKS untuk menentukan hal-hal yang akan dideskripsikan
2) Menentukan judul yang tepat
4) Membuat kalimat berdasarkan gambar. Tiap gambar minimal 5 kalimat.
5) Menyusun kalimat-kalimat yang dibuat menjadi paragraf yang padu.
Siswa selesai mengerjakan LKS, kemudian di kumpulkan. Guru meminta salah satu siswa untuk maju membacakan hasilnya. Guru dan siswa memberi tanggapan terhadap hasil karangan yang sudah dibacakan. Sebelum kegiatan diakhiri, guru melakukan refleksi menanyakan kepada anak-anak apakah ada yang masih merasa kesulitan dalam membuat karangan deskripsi. Dalam pertemuan ini anak-anak merasa lebih mudah dalam membuat karangan deskripsi. Selanjutnya guru menutup pertemuan dengan berdoa dan dilanjutkan dengan istirahat.
Setelah melihat data yang diperoleh siswa pada siklus 1, peneliti melaksanakan penelitian siklus 2. Secara umum, pada siklus 2, siswa juga mengalami peningkatan nilai. Namun masih ada juga siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai, atau peningkatan nilainya tidak begitu tampak.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Siklus 2
Tabel 12. Data Nilai Siswa Siklus 2
Grafik distribus
busi frekuensi nilai siswa siklus 2 dapat dilihat
siklus kedua ini, ada 24 siswa yang nilainya m umlah siswa yang nilainya belum mencapai KK rsentase siswa yang tuntas (nilainya mencapa dalah 69 %. Persentase siswa yang tidak tunt
M) adalah 31 %.
ketuntasan siswa pada siklus kedua dapat diliha :
6. Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Siswa S
abel 14. Data Siswa yang Tuntas dan Tidak
KETUNTASAN JUMLAH PER
Tuntas 24
Tidak Tuntas 11
h 35
hat pada gambar di
a mencapai KKM, KKM sebanyak 11 apai dan melebihi tuntas (nilainya di
dilihat pada tabel di
Dari ta dan siklus II d
G
i tabel di atas nampak bahwa pada siklus 2, jum ngalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Da di 24 siswa (69 %).
fik ketuntasan siswa pada siklus 2 dapat dilihat :
setiap siklus yang dilaksanakan oleh peneli sil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan
lumnya.
bandingan data ketuntasan siswa pada kondisi us II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gambar 7. Grafik Ketuntasan Siswa Siklus 2
Tabel 15
gan Ketuntasan Siswa Kondisi Awal, Siklus 1, d
UNTASAN JUMLAH
hat pada gambar di
Di baw siklus I dan si
Gambar 8. Grafik
bawah ini disajikan grafik perbandingan dat n siklus II:
fik perbandingan ketuntasan data awal, siklus I d asarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui an kemampuan mengarang deskripsi siswa Demangan Baru 1 pada semester 2 tahun aja
diperoleh berdasarkan hasil penelitian dapat dike us I
perhitungan tersebut dapat disimpulkan an dalam meningkatkan kemampuan menul psi telah tercapai. Terbukti dari target siklus
KETUNTASAN (KKM = 70)
sedangkan hasil yang dicapai adalah 54 %.Target awal siklus II 60 % , sedangkan hasil yang dicapai adalah 69 %.
C. Refleksi
Pada pelaksanaan siklus 1, sebagian besar nilai siswa mengalami peningkatan. Dengan menggunakan gambar seri, hasil karangan mereka menjadi lebih baik, terutama mengenai keruntutan cerita karena terbantu dengan gambar seri. Kesalahan yang masih banyak terjadi pada siklus 1 adalah mengenai penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Ada beberapa siswa yang kadang menggunakan bahasa yang tidak baku. Dengan hasil refleksi pada siklus 1, maka sebelum pelaksanaan siklus 2, peneliti memberikan pemahaman kembali mengenai EYD agar hasil pada siklus 2 lebih maksimal.
Pada siklus 1, ada siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai, dan ada juga yang nilainya menurun. Meski secara umum, siswa merasa terbantu dengan adanya gambar seri, ada juga siswa yang merasa bingung karena merasa dibatasi untuk mengembangkan imajinasinya. Hal ini disebabkan karena mereka belum terbiasa menggunakan gambar seri.
D. Pembahasan
Tabel 16.
Nilai Mengarang Deskripsi
Siswa Kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011
Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal, nilai rata-rata mengarang deskripsi siswa adalah 65, dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 30. Pada siklus 1 mengalami peningkatan nilai menjadi 68, dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 30. Pada siklus 2 terjadi peningkatan nilai kembali menjadi 74 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 30.
Data awal diambil dari nilai mengarang siswa tanpa menggunakan gambar seri. Ada beberapa karangan yang sudah cukup bagus, namun sebagian besar kurang teratur.
Penelitian pada siklus I berjalan dengan baik. Jumlah siswa seluruhnya 35 siswa. Pada awal pembelajaran, peneliti memulai dengan cerita dan gambar gambar dengan menggunakan LCD. Siswa sangat senang dan antusias ketika pembelajaran disajikan dengan bantuan gambar-gambar yang menarik bagi mereka. Apabila mengalami kesulitan, mereka tidak takut untuk bertanya sehingga mempermudah peneliti dalam membantu.
Pada siklus pertama ini, ada 19 siswa yang nilainya mencapai KKM, yaitu 70. Jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM sebanyak 16 siswa. Nilai
29 68 65 69
Tertinggi 85 94 94
terendah yang diperoleh siswa adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 94. Persentase siswa yang tuntas (nilainya mencapai dan melebihi KKM) adalah 54 %. Persentase siswa yang tidak tuntas (nilainya di bawah KKM) adalah 46 %. Dibandingkan dengan data pada kondisi awal, jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan dari 14 siswa (40 %) menjadi 19 siswa (54 %).
Hasil penelitian siklus I yaitu 54% siswa berhasil mencapai KKM. Hasil tersebut sudah melebihi target pencapaian silkus I, yaitu 50%. Selama penelitian, peneliti mengamati siswa untuk menemukan kesulitan apa yang masih dialami siswa. Setelah peneliti mengamati dan menilai hasil karangan siswa, ternyata beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam penulisan huruf kapital, penulisan tanda baca, dan karangan siswa ada yang tidak dalam bentuk paragraf. Pada awal paragraf masih belum menjorok ke dalam sehingga pemisahan antar paragraf kurang jelas. Berdasarkan kesulitan yang dialami siswa tersebut, peneliti akan memperbaiki metode pembelajaran pada siklus II dengan memberikan pembelajaran khusus mengenai penggunaan huruf kapital dan tanda baca.
dalam siklus II tertinggi adalah 94 sedangkan nilai terendah adalah 30. Jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM adalah 24 siswa sedangkan jumlah siswa yang nilainya dibawah KKM adalah 11 siswa. Hasil penelitian siklus II yaitu 69 % siswa berhasil mencapai KKM dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 31 %. Hasil tersebut sudah melebihi target pencapaian silkus II, yaitu 60%.
Dalam penelitian ini, sebagian besar siswa mengalami peningkatan nilai, yaitu sejumlah 23 siswa. Masih terdapat 10 siswa yang nilainya tetap karena masih kurang teliti, misalnya dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Ada 1 siswa yang mengalami penurunan nilai karena kurang serius saat mengerjakan sehingga tidak selesai pada waktunya.
Berdasarkan hasil pengamatan, siswa sudah menunjukkan peningkatan hasil baik dari segi pengembangan karangan, keruntutan, penulisan huruf kapital, penulisan tanda baca ataupun menulis karangan dalam bentuk paragraf. Hasil penelitian pada siklus II tersebut menunjukkan bahwa target telah tercapai, sehingga penelitian diakhiri sampai siklus II.
Tabel 17
Peningkatan Kemampuan Mengarang Awal, Siklus I, dan Silus II
Peubah
Indikator keberhasilan
Keadaan awal
Siklus I Siklus II Target Hasil Target Hasil
Kemampuan menulis karangan deskripsi
Persentase jumlah siswa yang
nilainya mencapai KKM
40% 50% 54% 60% 69%
Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM
14 17 19 20 24