RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL
RPI2-JM
3.1
RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional PP 26/2008 yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Negara Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
a. ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; b. keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; d. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
f. pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
g. keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah; h. keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan
i. pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional untuk beberapa kawasan/lokasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Tabel 3. 1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN No. Struktur Ruang
Wilayah
Kawasan/Lokasi Kebijakan Pengembangan
1. Sistem Perkotaan Nasional
 PKN: Yogyakarta
 PKW: Bantul
 PKW: Sleman
 Revitalisasi Kota yang telah berfungsi
 Rehabilitas Kota akibat bencana alam & Pengembangan/Peningkatan fungsi
 Pengembangan/Peningkatan fungsi 2. Sistem Jaringan
Transportasi Nasional
 Jaringan Jalan Tol: Yogyakarta-Solo Yogyakarta-Bawen
 Bandar udara sebagai simpul transportasi udara nasional pusat
penyebaran sekunder:: Adisutjipto (Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta) dalam satu sistem
 dengan Adi Sumarno
 Pengembangan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Struktur Ruang
Wilayah
Kawasan/Lokasi Kebijakan Pengembangan
(Jawa Tengah) 3. Sistem Jaringan
Sumber Daya Air
 Wilayah Sungai (WS): Progo – Opak – Serang (lintas DIY dan Jateng)
 Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air Sumber: RTRW Nasional
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional untuk beberapa kawasan/lokasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Tabel 3. 2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN No. Pola Ruang
Wilayah
Kawasan/Lokasi Kebijakan Pengembangan
1. Kawasan Lindung Nasional
 Taman Nasional Gunung Merapi Kab. Sleman
 Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung
 Rehabilitasi dan pengembangan kawasan untuk:
3.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, telah diatur Kawasan Strategis Nasional Nasional untuk beberapa kawasan/lokasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Tabel 3. 3 Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN No. Kawasan
Strategis Nasional
Kawasan/Lokasi Kebijakan Pengembangan
1. Kepentingan
 Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan
 Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
3.3
RTRW Pulau Jawa-Bali
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali adalah rencana rinci yang disusun sebagai penjabaran dan perangkat operasional dari RTRWN. Pulau Jawa-Bali adalah kesatuan fungsional wilayah geografis dan ekosistem yang mencakup wilayah darat, laut, dan udara termasuk ruang di dalam bumi yang meliputi seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Bali menurut undang-undang pembentukannya
3.3.1 Struktur Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali
Peta struktur ruang DIY berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali disajikan dalam gambar sebagai berikut ini:
Sumber: RTRW Pulau Jawa-Bali
Gambar 3. 1 Struktur Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Strategi operasional untuk sistem perkotaan nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut ini.
Tabel 3. 4 Strategi Operasional Sistem Perkotaan Nasional di DIY No Sistem Perkotaan Nasional Strategi Operasional
1. PKN: Yogyakarta  Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan
 Pengendalian perkembangan PKN dan PKW melalui optimalisasi pemanfaatan ruang secara kompak dan vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
 Pengendalian perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan Bencana letusan gunung berapi
 Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan
 Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan
 Pengembangan PKN sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup
 Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan pusat penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran
 Peningkatan keterkaitan antarPKN sebagai pusat pariwisata di Pulau Jawa-Bali dalam kesatuan tujuan pariwisata
 Pengembangan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah
2. PKW: Sleman  Pengendalian perkembangan fisik PKN dan PKW untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan
 Pengembangan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industry pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan
 Pengendalian perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan Bencana letusan gungng berapi
 Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan
 Pengembangan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah
3. PKW: Bantul  Pengendalian perkembangan fisik PKN dan PKW untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
No Sistem Perkotaan Nasional Strategi Operasional pertanian tanaman pangan
 Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan
 Pengendalian perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan Bencana gempa bumi dan banjir
 Pengembangan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industry pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan
 Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata bahari
 Pengembangan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah
Sumber: RTRW Pulau Jawa-Bali
Strategi operasional untuk sistem jaringan transportasi nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut ini
Tabel 3. 5 Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di DIY No. Sistem
Jaringan
Strategi Operasional Kabupaten/Kota
1. Sistem Jaringan Transportasi
 Pengembangan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa
 Jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa yang menghubungkan
Jeruklegi-Cilacap-Slarang- Sampang-Buntu-Kebumen- Purworejo-Karangnongko-Wates-Yogyakarta
 Jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa yang menghubungkan Yogyakarta-Wonosari-Rongkop Jaringan Jalan Lintas Pantai Selatan Pulau Jawa yang menghubungkan Rongkop (Baron)-Pacitan-Hadiwarno-Panggul; dan Talok-Jarit
 Pemantapan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan strategis nasional pada jaringan jalan
 Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul dan Kota Yogyakarta
 Kota Yogyakarta, Kab. Bantul dan Kab. Gunungkidul
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Sistem
Jaringan
Strategi Operasional Kabupaten/Kota
pengumpan untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan di Pulau Jawa bagian selatan dengan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara
 jaringan jalan arteri primer yang Jawa yang menghubungkan Solo-Yogyakarta; Yogyakarta-Bawen;
 Pengembangan jaringan jalur kereta api lintas utara-selatan (pengumpan) Pulau Jawa pada lintas Borobudur-Yogyakarta-Parangtritis yang melayani PKN Yogyakarta dan PKW Bantul
 Kab. Sleman dan Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul
 Pengendalian kegiatan budi daya di sekitar bandar udara yang digunakan untuk operasi penerbangan kawasan perkotaan nasional dan kawasan andalan yang dapat dilakukan WS lintas provinsi yang meliputi WS Progo-Opak-Serang (Provinsi DI Yogyakarta-Provinsi Jawa Tengah) yang melayani PKN Yogyakarta, PKW Sleman, PKW Bantul, dan PKW Magelang, serta Kawasan Andalan Yogyakarta dan Sekitarnya dan Kawasan Andalan Borobudur dan Sekitarnya
 Rehabilitasi DAS kritis DAS Progo, DAS Opak, DAS Serang, DAS Elo, dan DAS Oyo pada WS Progo-Opak-Serang
 Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan imbuhan air tanah dan pengendalian pendayagunaan sumber air tanah di kawasan pelepasan air tanah pada CAT CAT Wonosari yang berada di Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Pacitan
 Kab. Sleman, Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul
 Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul, Kab. Sleman dan Kab. Bantul
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Sistem
Jaringan
Strategi Operasional Kabupaten/Kota
 Pengembangan dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku bagi kawasan perkotaan nasional dan kawasan andalan Waduk Sermo dan Waduk Tembak Boyo yang melayani PKW Sleman dan Kawasan Andalan Yogyakarta dan Sekitarnya
 Kab. Kulon Progo dan Kab. Sleman
Sumber: RTRW Pulau Jawa-Bali
3.3.2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali
Strategi operasionalisasi perwujudan pola ruang terdiri atas strategi operasionalisasi perwujudan:
a. kawasan lindung nasional; dan
b. kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.
Peta pola ruang DIY berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali disajikan dalam gambar sebagai berikut ini:
Sumber: RTRW Pulau Jawa-Bali
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Keterangan peta tersebut diuraikan sebagai berikut ini:
Strategi operasional untuk kawasan lindung nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut ini
Tabel 3. 6 Strategi Operasional Kawasan Lindung Nasional di DIY No. Kawasan
Lindung
Strategi Operasional Lokasi
1. Kawasan Hutan Lindung
 Pengembangan pengelolaan, peningkatan fungsi, dan pemertahanan luasan kawasan hutan lindung, pemeliharaan jenis dan kerapatan tanaman hutan yang memiliki fungsi lindung sesuai dengan jenis tanah, kemiringan lereng, ketinggian, intensitas hujan, dan parameter fisik lainnya di kawasan hutan lindung, serta rehabilitasi kawasan hutan lindung yang terdegradasi dengan menggunakan teknologi lingkungan
 Pemertahanan fungsi kawasan resapan air dan pengendalian alih fungsi lahan kawasan resapan air, serta rehabilitasi kawasan resapan air yang terdegradasi dengan menggunakan teknologi lingkungan sempadan pantai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi mengganggu dan/atau merusak fungsi sempadan pantai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar danau atau waduk dengan menggunakan teknologi lingkungan,
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Kawasan
Lindung
Strategi Operasional Lokasi
serta pengembangan struktur alami berupa jenis dan kerapatan tanaman dan/atau struktur buatan di sempadan pantai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar danau atau waduk untuk mencegah daya rusak air
Serang di WS atau pengembangan pengelolaan taman nasional
 Pelestarian dan pengembangan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan alam beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana, penyelenggara upaya mitigasi dan adaptasi bencana melalui penetapan lokasi dan jalur evakuasi bencana serta pembangunan sarana pemantauan bencana, dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan bencana alam
 Pengembangan pengelolaan guna melestarikan kawasan keunikan batuan dan fosil, kawasan keunikan bentang alam, dan kawasan keunikan proses geologi, rehabilitasi kawasan keunikan batuan dan fosil, kawasan keunikan bentang alam, dan kawasan keunikan proses geologi yang terdegradasi, serta
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Kawasan
Lindung
Strategi Operasional Lokasi
pengendalian perkembangan kawasan budi daya terbangun di sekitar kawasan keunikan batuan dan fosil, kawasan alam geologi beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana, pengendalian perkembangan kawasan budi daya terbangun yang berpotensi terjadinya bencana, dan penyelenggaraan upaya mitigasi dan adaptasi bencana melalui penetapan lokasi dan jalur evakuasi bencana serta pembangunan sarana pemantauan bencana
 Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun dan rehabilitasi kawasan imbuhan air tanah pada CAT
 CAT Wonosari pengembangan kawasan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang
 Kabupaten Bantul, Kabupaten
Gunungkidul Sumber: RTRW Pulau Jawa-Bali
Strategi operasional untuk kawasan budidaya nasional di DIY dijelaskan melalui tabel berikut ini
Tabel 3. 7 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di DIY No. Kawasan
Budidaya
Strategi Operasional Lokasi
1. Kawasan Peruntukan Pertanian
 Pemertahanan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan, pengendalian perkembangan kegiatan budi daya pada kawasan pertanian pangan berkelanjutan terutama di sisi kiri dan sisi kanan jalan, pengendalian alih fungsi peruntukan lahan pertanian
 Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul,
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Kawasan
Budidaya
Strategi Operasional Lokasi
tanaman pangan, dan pengembangan sentra pertanian tanaman pangan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional
2. Kawasan Peruntukan Perikanan
 Pengembangan sentra perikanan tangkap dan perikanan budi day yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan hasil perikanan serta prasarana dan sarana yang ramah lingkungan
 Pengembangan kawasan minapolitan berbasis masyarakat
 Pengendalian perkembangan kawasan peruntukan pertambangan pada kawasan peruntukan permukiman dalam kawasan peruntukan industri dan mendorong relokasi kegiatan industri menuju kawasan industri, meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri, peningkatan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri, dan peningkatan kegiatan industri yang benilai tambah tinggi dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Kawasan
Budidaya
Strategi Operasional Lokasi
Kabupaten
 Pengembangan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran yang didukung ketersediaan prasarana dan sarana pariwisata
 Kota Yogyakarta
6. Kawasan Peruntukan Permukiman
 Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan metropolitan dan kawasan perkotaan besar dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara kompak, vertikal, hemat energi dan sumber daya, serta memanfaatkan teknologi lingkungan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
 Kota Yogyakarta
 Pengendalian perkembangan kawasan peruntukan permukiman secara horizontal dan mengelompok di kawasan perkotaan sedang dan kawasan perkotaan kecil
 Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman
 Pengendalian perkembangan kawasan peruntukan permukiman di daerah penyangga serta di sepanjang jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer yang mengindikasikan terjadinya gejala perkotaan yang menjalar (urban sprawl)
 Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul,
 Kabupaten Sleman
 Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung prasarana dan sarana perkotaan
 Kota Yogyakarta
 Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berbasis mitigasi dan adaptasi bencana untuk meminimalkan potensi kerugian akibat bencana
 Bencana Banjir Kabupaten Bantul
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 No. Kawasan
Budidaya
Strategi Operasional Lokasi
 Gunung berapi Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman 7. Kawasan
Andalan
 Pengembangan kawasan untuk kegiatan pariwisata berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, kegiatan pendukung pariwisata, permukiman, serta didukung prasarana dan sarana
 Kawasan Andalan Yogyakarta dan Sekitarnya
 Peningkatan keterkaitan kawasan andalan dengan sektor unggulan pariwisata dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang terhubung dengan akses ke dan dari pelabuhan dan/atau bandar udara
 Kawasan Andalan Yogyakarta dan Sekitarnya dengan PKN Yogyakarta, PKW Sleman, dan PKW Bantul, yang terhubung dengan akses ke dan dari Bandar Udara Adisutjipto
Sumber: RTRW Pulau Jawa-Bali
3.4
RTRW Provinsi D.I. Yogyakarta
RTRWP DIY 2009-2029 (Perda DIY No. 2 Tahun 2010) sebagai bagian integral penataan ruang nasional berazaskan manfaat ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, tertib, serasi, seimbang, lestari dan berkelanjutan
3.4.1 Rencana Struktur Ruang DIY
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 Sumber: RTRW D.I.Y
Gambar 3. 3 Struktur Ruang D.I. Yogyakarta
a. Sistem Perkotaan
Arahan pengembangan sistem perkotaan dalam satu kesatuan wilayah secara spasial dan fungsional direncanakan secara hirarki sebagai berikut:
a. hirarki I : Kota Yogyakarta;
b. hirarki II : Ibu Kota Kabupaten (IKB) Sleman, Ibu Kota Kecamatan (IKK) Godean, IKK Gamping, IKK Depok, IKK Pakem, IKK Prambanan, IKB Bantul, IKK Piyungan, IKK Imogiri, IKK Srandakan, IKK Kasihan, IKK Sewon, IKK Banguntapan, IKB Wonosari, IKB Wates;
c. hirarki III : IKK Temon, IKK Nanggulan, IKK Sentolo, Satuan Permukiman (SP) Dekso, IKK Galur, IKK Kretek, IKK Sedayu, IKK Minggir, IKK Moyudan, IKK Tempel, IKK Kalasan, IKK Berbah, IKK Playen, IKK Semanu, IKK Karangmojo, IKK Nglipar, IKK Semin, IKK Rongkop, IKK Mlati, IKK Ngaglik;dan
d. hirarki IV : IKK Kokap, IKK Girimulyo, IKK Samigaluh, IKK Kalibawang, IKK Panjatan, IKK Lendah, IKK Pajangan, IKK Pandak, IKK Bambanglipuro, IKK Sanden, IKK Pundong, IKK Jetis, IKK Pleret, IKK Dlingo, IKK Seyegan, IKK Turi, IKK Cangkringan, IKK Ngemplak, IKK Patuk, SP Sambipitu, IKK Panggang, IKK Paliyan, IKK Ngawen, IKK Tepus, IKK Ponjong, SP Jepitu, IKK Girisubo, IKK Gedangsari, IKK Tanjungsari, IKK Saptosari, IKK Purwosari.
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
tampung lingkungan hidup direncanakan sebagai berikut: a. kota besar : Kota Yogyakarta;
b. kota sedang : IKB Bantul, IKB Sleman, IKB Wates, IKB Wonosari, IKK Depok;dan c. kota kecil : IKK Kasihan, IKK Sewon, IKK Banguntapan, IKK Srandakan, IKK Kretek,
IKK Piyungan IKK Pajangan, IKK Pandak,IKK Imogiri, IKK Pleret, IKK Sentolo, IKK Nanggulan, IKK Samigaluh, IKK Kalibawang, IKK Temon, IKK Galur, IKK Panjatan, IKK Lendah, IKK Kokap, IKK Girimulyo; IKK Tempel, IKK Turi, IKK Pakem, IKK Godean, IKK Gamping, IKK Seyegan, IKK Prambanan, IKK Kalasan, IKK Mlati, IKK Ngaglik, IKK Patuk, IKK Playen, IKK Semanu IKK Karangmojo, IKK Panggang, IKK Paliyan, IKK Ngawen, IKK Ponjong, IKK Semin;
Arahan pengembangan sistem perkotaan dalam sistem pelayanan Wilayah direncanakan sebagai berikut :
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta), meliputi Kota Yogyakarta, Kecamatan Depok, sebagian Kecamatan Ngaglik, sebagian Kecamatan Mlati, sebagian Kecamatan Godean, sebagian Kecamatan Gamping, sebagian Kecamatan Ngemplak, sebagian Kecamatan Kasihan, sebagian Kecamatan Sewon, sebagian Kecamatan Banguntapan;
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : Kawasan Perkotaan Sleman, Bantul;
c. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi : Kawasan Perkotaan Wates dan Wonosari; (PKWp) d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) : Kawasan Perkotaan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, Panjatan, Lendah, Pajangan, Pandak, Bambanglipuro, Sanden, Pundong, Jetis, Pleret, Seyegan, Turi, Cangkringan, Patuk, Dlingo, Panggang, Paliyan, Ngawen, Tepus, Ponjong, Mlati, Ngaglik, Prambanan, Piyungan, Srandakan, Godean.
b. Sistem Jaringan Prasana Wilayah
Arahan pengembangan Jaringan Jalan sebagaimana direncanakan sebagai berikut :
a. jalan bebas hambatan : Yogyakarta-Bawen, Yogyakarta - Solo, Yogyakarta –Cilacap; b. jalan arteri primer : ruas jalan Yogyakarta-Semarang, Jalan Lingkar Yogyakarta,
Yogyakarta-Surakarta, Yogyakarta- Cilacap;dan
c. jalan kolektor primer : ruas jalan Yogyakarta, Wonosari, Ngeposari, Pacucak, Bedoyo, Duwet, Prambanan–Piyungan, Prambanan– Pakem, Pakem Tempel, Klangon–Tempel, Sedayu– Pandak, Palbapang–Barongan, Sampakan–Singosaren, Ruas jalan Pantai Selatan (PANSELA), jalan Yogyakarta– Kaliurang, jalan Yogyakarta–Parangtritis, Yogyakarta–
Sampakan-RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Singosaren, Sedayu-Pandak, Palbapang-Barongan,Srandakan-Kretek, Yogyakarta-Pulowatu, Yogyakarta–Imogiri-Panggang, Panggang-Parangtritis, Playen–Paliyan- Panggang, Pandean-Playen, Gading-Gledak, Sumur–Tunggul–Sumuluh–Bedoyo.
Arahan pengembangan pada jalan arteri/kolektor primer ditetapkan rest area di Tempel dan Kalasan Kabupaten Sleman, Temon Kabupaten Kulon Progo dan Bunder Kabupaten Gunungkidul.
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Transportasi Laut
Kebijakan pengembangan jaringan prasarana transportasi laut mengupayakan pembukaan akses selatan sebagai pelabuhan perikanan. Strategi pengembangan jaringan prasarana transportasi laut ditetapkan sebagai berikut :
a. menyinergikan pelabuhan-pelabuhan perikanan;dan b. mendukung upaya ekspor terutama hasil laut.
Arahan pengembangan jaringan prasarana transportasi laut dengan mengoptimalkan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng di Kabupaten Gunungkidul, mengembangkan Pelabuhan Perikanan (PP) Glagah di Kabupaten Kulon Progo serta PP Pandansimo di Kabupaten Bantul sebagai pelabuhan perikanan dan pendukung wisata pantai.
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Transportasi Udara
Kebijakan pengembangan jaringan prasarana transportasi udara mendukung kebijakan nasional mengenai peran bandara Adisutjipto sebagai Pusat Penyebaran Sekunder dan pengembangan landasan TNI AU Gading sebagai landasan pendukung (auxilliary field ).
Arahan pengembangan prasarana sumber daya air dengan mengembangkan : a. waduk Tinalah di Kabupaten Kulon Progo;
b. embung-embung di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman;
c. tandon air dan kolam tampungan di semua Kabupaten dan Kota di Daerah;
sumber air sungai bawah tanah Bribin, Seropan, Ngobaran, dan Baron di Kabupaten Gunungkidul;
d. daerah Irigasi Sistem Kalibawang di Kabupaten Kulon Progo, Sistem Mataram Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan jaringan irigasi lainnya di Kabupaten/Kota;
e. waduk Sermo, bendung Sapon di Kabupaten Kulon Progo, embung Tambakboyo Kabupaten Sleman, bendung Tegal Kabupaten Bantul dan prasarana lainnya;
f. sumur resapan dan biopori di semua wilayah Daerah;dan
g. air tanah di wilayah cekungan air tanah Yogyakarta-Sleman, Wates dan Wonosari.
Arahan pengembangan prasarana lingkungan dilaksanakan pembangunan dan/atau pengembangan :
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
b. instalasi pengolahan air limbah/limbah terpusat untuk area pelayanan Kawasan Perkotaan Yogyakarta di Kabupaten Bantul;
c. tempat Pengolahan Sampah Terpadu untuk area pelayanan Kawasan Perkotaan Yogyakarta di Kabupaten Bantul;
d. sistem jaringan drainase Kawasan Perkotaan Yogyakarta; dan e. jalan lingkungan di seluruh Kabupaten/Kota.
3.4.2 Rencana Pola Ruang DIY
Rencana Pola Ruang DIY dijelaskan melalui gambar sebagai berikut ini:
Sumber: RTRW D.I.Y
Gambar 3. 4 Pola Ruang D.I. Yogyakarta
Pola ruang mengatur kawasan lindung dan kawasan budidaya, penatapan kawasan lindung dan budidaya yang terkait dengan Bidang Cipta Karya dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel 3. 8 Kawasan Lindung dan Budidaya DIY
No. Kawasan Strategi Pengembangan Lokasi
1. Kawasan Rawan Bencana
 menegakkan aturan untuk mempertahankan fungsi lindung;
 mengatur penghunian di dalam kawasan untuk keselamatan manusia; dan
 mengatur kegiatan kehidupan untuk mitigasi bencana.
 penetapan kawasan rawan letusan gunung berapi di lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman;
 penetapan kawasan rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul;
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
No. Kawasan Strategi Pengembangan Lokasi
bencana banjir di Kabupaten Bantul, dan Kulon Progo;
 penetapan kawasan rawan kekeringan di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kulon Progo;
 penetapan kawasan rawan angin topan di Kabupaten/Kota;
 penetapan kawasan rawan gempa bumi di Kabupten/Kota;dan
 penetapan kawasan rawan tsunami di sepanjang pantai di Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul.
o mengintensifkan lahan permukiman dengan pengembangan ke atas dan ke samping.
o menyediakan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang memadai.
o meningkatkan pengetahuan penduduk tentang lingkungan permukiman yang sehat dan aman;dan
o meningkatkan pengetahuan penduduk mengenai budi daya tanaman tahunan di pemanfaatan lahan permukiman dilakukan
o pengembangan ke atas, kecuali di kawasan cagar budaya;
o menyediakan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang memadai;
o mengarahkan pembangunan sarana kota sesuai dengan peringkat dan skala pelayanan o yang diperlukan;
o mengendalikan mobilitas penduduk antar wilayah melalui pengefektifan peraturan
o perundang-undangan tentang kependudukan;dan
o menerapkan konsolidasi lahan (urban land readjustment) untuk
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
No. Kawasan Strategi Pengembangan Lokasi
pengembangan
 melestarikan obyek wisata;
 memanfaatkan obyek wisata secara bijaksana;
 mengembangkan obyek wisata yang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya;dan
 menyediakan fasilitas pelayanan yang sesuai dan memadai.
 kawasan pariwisata budaya terletak di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta.
 kawasan pariwisata alam berupa kawasan alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata alam yang terletak di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman;dan kawasan wisata alam seluas
 Strategi untuk melaksanakan kebijakan dilakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan yang mengancam kelestarian lingkungan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
 kawasan pesisir meliputi pantai di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul;dan adalah pariwisata, pertanian, industri dan perikanan
 sebagian wilayah Kabupaten
 Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta Sumber: RTRW DIY
3.4.3 Kawasan Strategis DIY
Kawasan Strategis di Daerah meliputi :
a. kawasan strategis pertumbuhan ekonomi; b. kawasan strategis pelestarian sosial budaya;
c. kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi; d. kawasan strategis lindung dan budidaya; dan
e. kawasan strategis pengembangan pesisir dan pengelolaan hasil laut.
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 Sumber: RTRW D.I.Y
Gambar 3. 5 Kawasan Strategis D.I. Yogyakarta
Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi meliputi :
a. kawasan strategis nasional meliputi kawasan perkotaan Yogyakarta. b. kawasan strategis provinsi meliputi :
1. kawasan perkotaan Yogyakarta;
2. kawasan koridor yang menghubungkan Yogyakarta, Piyungan, Wonosari, Rongkop, dan Sadeng;
3. kawasan koridor yang menghubungkan Temon, Wates, Yogyakarta, dan Prambanan;
4. IKK Sewon, Kasihan, Sedayu, Srandakan, Imogiri, dan Piyungan di Kabupaten Bantul;
5. IKK Godean, dan Pakem di Kabupaten Sleman;
6. Kawasan Peruntukan Industri Sentolo di Kabupaten Kulon Progo;dan 7. Kawasan Koridor yang menghubungkan Tempel, dan Parangtritis.
Kawasan strategis pelestarian sosial budaya terdiri atas :
a. kawasan strategis nasional kawasan taman wisata Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko di Kabupaten Sleman;dan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi terdiri atas : a. kawasan pantai selatan untuk pembangkit listrik tenaga angin dan gelombang laut di
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul;dan a. b.kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunung Merapi Kabupaten Sleman.
Kawasan strategis lindung dan budidaya terdiri atas :
(1) Kawasan strategis nasional meliputi Taman Nasional Gunung Merapi seluas 1.743,250 ha di Kecamatan Turi,Cangkringan dan Pakem Kabupaten Sleman.
(2) Kawasan strategis provinsi meliputi :
1. kawasan ekogeowisata karst di Kabupaten Gunungkidul;
2. kawasan Parangtritis dan gumuk pasir di Kabupaten Bantul;dan 3. kawasan Pantai Wedi Ombo di Kabupaten Gunungkidul.
Kawasan strategis pengembangan pesisir, dan pengelolaan hasil laut terdiri atas :
a. Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo di Kabupaten Bantul;
b. Pantai Trisik, Pantai Karangwuni, Pantai Glagah, Pantai Congot di Kabupaten Kulon Progo;dan
c. Pantai Sadeng, Pantai Sundak, Pantai Baron, Pantai Ngrenehan dan Pantai Gesing di Kabupaten Gunungkidul.
3.5
RTRW Kabupaten Bantul
Tujuan RTRW Kabupaten Bantul (Perda No. 4 Yahun 2011) adalah mewujudkan Kabupaten Bantul yang maju dan mandiri dengan bertumpu pada sektor pertanian sebagai basis ekonomi serta didukung oleh sektor industri pengolahan, pariwisata-budaya, perdagangan, dan jasa serta perikanan dan kelautan dengan memperhatikan pelestarian lingkungan dan pengurangan risiko bencana.
3.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul
Struktur Ruang Kabupaten bertujuan untuk mengakomodasi fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Nasional serta melaksanakan pengembangan dan pembangunan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bantul.
Struktur Ruang meliputi :
a. sistem perkotaan dan perdesaan; b. sistem jaringan transportasi; c. sistem jaringan energi;
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Pengembangan sistem perkotaan dan perdesaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten melalui penetapan pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan serta memeratakan pertumbuhan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Bantul dengan sistem perkotaan dan perdesaan yang hierarkis
Hierarki sistem perkotaan Kabupaten dalam kesatuan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta secara spasial dan fungsional meliputi :
a. hierarki I adalah IKB Bantul, IKK Banguntapan, IKK Kasihan, dan IKK Sewon;
b. hierarki II adalah IKK Imogiri, IKK Piyungan, IKK Sedayu, IKK Kretek, dan IKK Srandakan; dan
c. hierarki III adalah IKK Bambanglipuro, IKK Dlingo, IKK Jetis, IKK Pajangan, IKK Pandak, IKK Pleret, IKK Pundong, dan IKK Sanden.
Pengembangan sistem perkotaan untuk kesesuaian fungsi, daya dukung, dan daya tampung lingkungan hidup di Kabupaten direncanakan meliputi :
a. kota sedang adalah IKB Bantul; dan
b. kota kecil adalah IKK Kasihan, IKK Sewon, IKK Banguntapan, IKK Srandakan, IKK Kretek, IKK Piyungan, IKK Pajangan, IKK Pandak, IKK Imogiri, IKK Pleret, dan IKK Sedayu.
Pengembangan sistem perkotaan dalam sistem pelayanan Kabupaten direncanakan meliputi:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) meliputi wilayah Kabupaten Bantul yang termasuk dalam Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yaitu sebagian Kecamatan Kasihan, sebagian Kecamatan Sewon dan sebagian Kecamatan Banguntapan;
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu Kawasan Perkotaan Bantul yang meliputi IKB Bantul;
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi IKK Banguntapan, IKK Kasihan, IKK Sewon, IKK Imogiri, IKK Piyungan, IKK Kretek, IKK Sedayu, dan IKK Srandakan; dan
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi IKK Bambanglipuro, IKK Dlingo, IKK Jetis, IKK Pajangan, IKK Pandak, IKK Pleret, IKK Pundong, dan IKK Sanden.
Pengembangan kawasaan perdesaan untuk kesesuaian fungsi, daya dukung, dan daya tampung lingkungan hidup di Kabupaten direncanakan di Kecamatan Bambanglipuro, Kecamatan Jetis, Kecamatan Sanden, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, Kecamatan Kretek, Kecamatan Sedayu, dan Kecamatan Dlingo,
Sistem transportasi darat untuk pergerakan lokal maupun regional didukung oleh pengembangan fasilitas angkutan darat di Kabupaten yang meliputi:
a. terminal penumpang tipe B di Desa Imogiri Kecamatan Imogiri dan di Desa Palbapang Kecamatan Bantul;
b. terminal angkutan barang di Desa Argosari Kecamatan Sedayu;
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
d. terminal angkutan barang di Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan
Jaringan jalan kolektor primer antara lain meliputi jalan Prambanan – Piyungan, jalan Yogyakarta – Piyungan, jalan Sedayu – Pandak, jalan Palbapang – Barongan, jalan Sampakan – Singosaren, jalan Palbapang – Samas, jalan Srandakan – Kretek, jalan Klangon – Tempel, jalan Pemuda- jalan Kolonel Sugiyono- jalan Brigjen Katamso- jalan Panembahan Senopati,jalan Jodog – Srandakan, jalan Sedayu – Pandak,jalan Bantul – Klodran– Gaten – Manding- Bakulan, jalan Bakulan-Kretek, jalan Kota Yogyakarta – Bakulan, jalan Kretek- Parangtritis, jalan Yogyakarta – Bibal jalan Imogiri – Dodogan, dan Ruas Jalan Pantai Selatan (JJLS).
Sistem jaringan transportasi laut dikembangkan dengan mengoptimalkan Kawasan Pandansimo di Desa Poncosari Kecamatan Srandakan sebagai pelabuhan perikanan dan pendukung wisata pantai.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pengembangan jaringan sumber daya air meliputi jaringan air baku dan jaringan irigasi, wilayah sungai termasuk bendungan, bendung, dan embung. Pengembangan air baku antara lain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air minum di seluruh kecamatan, diutamakan di kecamatan yang kesulitan air, antara lain di Kecamatan Dlingo, Kecamatan Piyungan, Kecamatan Imogiri, Kecamatan Sedayu, Kecamatan Jetis, Kecamatan Pleret, Kecamatan Pajangan, Kecamatan Pandak, Kecamatan Kasihan, Kecamatan Kretek, dan Kecamatan Pundong. Pengembangan wilayah sungai dilakukan sebagai bagian pengembangan Wilayah Sungai Progo, Wilayah Sungai Opak, dan Wilayah Sungai Oyo (WS Lintas provinsi). Pengembangan bendungan, bendung, dan ditujukan sebagai tampungan air dan sumber air bagi air baku dan irigasi untuk kebutuhan rumah tangga, antara lain terdapat di Pantai Samas, Pandansimo, dan Kuwaru.
Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya meliputi: a. sistem drainase perkotaan;
b. sistem penyediaan air bersih; c. sistem persampahan;
d. sistem pengelolaan limbah; e. sistem penerangan jalan; dan f. jalur evakuasi bencana
Sistem Drainase Perkotaan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Pengembangan sistem drainase yang menggunakan jaringan pembuangan air hujan disusun berdasarkan rencana induk drainase. Setiap bangunan wajib dilengkapi peresapan air hujan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang undangan.
Sistem Penyediaan Air Bersih Penyediaan air bersih meliputi :
a. sistem air bersih perpipaan yang dikelola perusahaan penyedia air minum dan jaringan yang dikelola oleh swasta dan/atau masyarakat; dan
b. sistem air bersih non perpipaan milik perorangan berupa sumur.
Sistem Persampahan
Pengelolaan sampah sebagaimana dilaksanakan dengan prinsip mengurangi, memanfaatkan, dan mendaur ulang sampah. Pengembangan sistem persampahan terdiri atas :
a. pengelolaan cara setempat adalah pengelolaan di tingkat rumah tangga yang meliputi pengurangan, pemilahan, dan pengumpulan sampah di tingkat komunal maupun pengolahan sampah mandiri;
b. pengelolaan cara komunal adalah pengangkutan dengan armada angkutan sampah menuju ke pengolahan sampah akhir; dan
c. pengolahan sampah mandiri dapat dilakukan pada masing-masing rumah tangga yang memiliki lahan luas hanya untuk jenis sampah organik sedangkan untuk sampah non organik wajib dikelola dengan cara komunal dengan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu).
Pengelolaan sampah pada Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) ditetapkan tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan tingkat pelayanannya. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan dan sekitarnya seluas kurang lebih 12 (dua belas) hektar, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu akhir.
Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah terdiri atassistem pengelolaan air limbah domestik setempat dan terpusat. Sistem pengolahan air limbah domestik setempat meliputi pembuangan air limbah domestik ke dalam tangki septic individual, tangki septik komunal atau Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Komunal. Sistem pengolahan air limbah domestik terpusat adalah pembuangan air limbah domestik ke dalam jaringan air limbah terpusat yang disediakan oleh Pemerintah di IPAL Sewon, IPAL Pleret, dan IPAL Bambanglipuro. Jaringan air limbah domestik pada sistem pengolahan air limbah terpusat adalah jaringan perpipaan yang terdiri atas :
a. saluran induk;
b. saluran penggelontor; c. saluran lateral;
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 e. sambungan rumah.
Peta rencana struktur ruang Kabupaten Bantul ditunjukan pada gambar berikut ini.
(Sumber: RTRW Kab. Bantul 2010-2030)
Gambar 3. 6 Peta Rencana Struktur Ruang Kab. Bantul 2010-2030
3.5.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul
Rencana pola ruang Kabupaten Bantul yang diatur dalam Perda Kab. Bantul No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Bantul Tahun 2010-2030 terdiri atas :
1. kawasan lindung Kabupaten; dan 2. kawasan budidaya Kabupaten.
1. Kawasan Lindung Kabupaten Kawasan Lindung Kabupaten meliputi :
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; dan e. kawasan rawan bencana.
a. Kawasan Hutan Lindung
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
b. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan resapan air. Kawasan resapan air di wilayah Kabupaten Bantul direncanakan seluas kurang lebih 1.001 (seribu satu) Hektar atau 1,98% (satu koma sembilan delapan persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul dengan penyebaran terdapat pada sebagian wilayah Desa Parangtritis Kecamatan Kretek, sebagian wilayah Desa Argorejo, Desa Argomulyo Kecamatan Sedayu, sebagian di Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan, sebagian wilayah Desa Seloharjo Kecamatan Pundong, hampir seluruh wilayah Kecamatan Imogiri, hampir seluruh wilayah Kecamatan Pleret, hampir seluruh wilayah Kecamatan Piyungan dan seluruh wilayah Kecamatan Dlingo.
c. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat sebagaimana adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan Kabupaten. Kawasan sempadan sungai di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 2.805 (dua ribu delapan ratus lima) Hektar atau 5,53% (lima koma lima tiga persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul atau 58% (lima puluh delapan persen) dari luas DAS di Kabupaten Bantul dengan penyebaran terdapat pada kiri dan kanan aliran sungai besar meliputi Sungai Opak, Sungai Oyo, dan Sungai Progo; sungai kecil meliputi Sungai Krusuk, Sungai Timoho, Sungai Konteng, Sungai Kramat, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Bulus, Sungai Code, Sungai Belik, Sungai Gadjahwong, Sungai Kedung Semerangan, Sungai Tambakbayan, Sungai Kuning, Sungai Buntung, Sungai Gawe, Sungai Kenteng, Sungai Plilan, Sungai Celeng, dan Sungai Kedungmiri.
Kawasan lindung sekitar mata air direncanakan seluas kurang lebih 1.578 (seribu lima ratus tujuh puluh delapan) Hektar atau 3,11% (tiga koma sebelas persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul yang tersebar di Desa Parangtritis (Kecamatan Kretek), Desa Seloharjo, dan Desa Panjangrejo (Kecamatan Pundong), Desa Muntuk, Desa Mangunan, Desa Dlingo, Desa Temuwuh, Desa Terong, dan Desa Jatimulyo (Kecamatan Dlingo), Desa Srimulyo, dan Desa Srimartani (Kecamatan Piyungan), Desa Caturharjo dan Desa Triharjo (Kecamatan Pandak), Desa Srigading, Desa Gadingsari, dan Desa Gadingharjo (Kecamatan Sanden) serta Desa Sendangsari (Kecamatan Pajangan) masing-masing kawasan mata air ditetapkan zona bebas kegiatan budidaya paling rendah dalam radius 200 (dua ratus) meter dari pusat kawasan. Kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ditentukan paling rendah 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan, meliputi 20% (dua puluh persen) ruang terbuka hijau publik dan 10% (sepuluh persen) ruang terbuka hijau privat.
d. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Poncosari Kecamatan Srandakan, dan Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek. Kawasan konservasi penyu seluas kurang lebih 1.000 (seribu) meter persegi terdapat di Desa Srigading, Kecamatan Sanden.
Persebaran kawasan cagar budaya di Daerah terdapat di :
i. Masjid Agung Kotagede di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan dan Museum Wayang Kekayon di Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan;
ii. Kompleks Makam Raja-raja di Desa Imogiri, Kecamatan Imogiri;
iii. Situs Ambarbinangun dan Masjid Patok Negara di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan;
iv. Petilasan/Ziarah Mangir di Desa Sendangsari dan Gua Selarong di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan;
v. Petilasan Keraton Mataram di Desa Pleret dan Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret; vi. Cagar Budaya Pendidikan di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon; dan
vii. Makam Sewu di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak.
e. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan. Kawasan rawan gempa bumi di Kabupaten terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan rawan longsor di Kabupaten terdapat di Kecamatan Imogiri, Kecamatan Dlingo, Kecamatan Pleret, Kecamatan Piyungan, dan Kecamatan Pundong. Kawasan rawan banjir di Kabupaten terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Srandakan, Kecamatan Sanden, Kecamatan Pandak, Kecamatan Jetis, Kecamatan Pundong, dan Kecamatan Pleret. Kawasan rawan gelombang pasang di Kabupaten terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Srandakan, dan Kecamatan Sanden, sebagian Kecamatan Pandak, sebagian Kecamatan Pundong, sebagian KecamatanImogiri, sebagian Kecamatan Jetis, dan sebagian Kecamatan Bambanglipuro. Kawasan rawan kekeringan di Kabupaten terdapat di Kecamatan Dlingo, sebagian Kecamatan Piyungan, sebagian Kecamatan Pajangan, sebagian Kecamatan Pleret, sebagian Kecamatan Imogiri, sebagian Kecamatan Pundong, sebagian Kecamatan Sedayu, sebagian Kecamatan Kasihan, dan sebagian Kecamatan Kretek.
2. Kawasan Budidaya Kabupaten
Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten, terdiri atas : a. kawasan peruntukan hutan rakyat;
b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri;
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 a. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 (delapan ribu lima ratus empat puluh lima) Hektar atau 16,86% (enam belas koma delapan enam persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul penyebarannya difokuskan pada Kecamatan Piyungan, Kecamatan Pleret, Kecamatan Dlingo, Kecamatan Imogiri, Kecamatan Pajangan, Kecamatan Jetis, Kecamatan Pundong, Kecamatan Kretek, Kecamatan Bambanglipuro, Kecamatan Sedayu, Kecamatan Kasihan, Kecamatan Srandakan, Kecamatan Pandak, dan Kecamatan Sanden.
b. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 (tiga belas ribu tiga ratus dua puluh empat) Hektar atau 26,29% (dua puluh enam koma dua sembilan persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul difokuskan terutama pada bagian tengah dan selatan, tetapi penyebarannya terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul kecuali Kecamatan Kasihan hanya sebagian kecil wilayah.
Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 (lima ribu dua ratus empat puluh tujuh) Hektar atau 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul difokuskan terutama pada bagian timur yaitu di Desa Jatimulyo, Desa Terong, Desa Muntuk, Desa Dlingo Kecamatan Dlingo, sebagian Desa Srimartani, Desa Srimulyo, Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan, Desa Wonolelo, Desa Bawuran,Desa Segoroyoso Kecamatan Pleret, Desa Imogiri, Desa Selopamioro, Desa Wukirsari, Desa Girirejo, Desa Karangtalun Kecamatan Imogiri, Desa Parangtritis Kecamatan Kretek, Desa Seloharjo Kecamatan Pundong.
Kawasan peternakan di Kabupaten direncanakan sebagai berikut :
i. peternakan itik di Kecamatfan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden; ii. peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan,
Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu;
iii. peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan; iv. peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan; v. peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan;
vi. peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan;dan vii. peternakan kelinci di Kecamatan Sanden.
c. Kawasan Peruntukan Perikanan
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Banguntapan, Kecamatan Pandak, Kecamatan Piyungan, Kecamatan Pundong, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Sedayu.
d. Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan meliputi :
a. wilayah pertambangan yang terdapat potensi sumber daya mineral dan energi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ditetapkan sebagai wilayah pertambangan dapat dilakukan kegiatan pemanfaatan potensi sumber daya mineral dan energi; dan
b. wilayah pertambangan meliputi wilayah usaha pertambangan dan wilayah pertambangan rakyat yang akan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
.
Kawasan peruntukan pertambangan terdapat di :
i. Kecamatan Dlingo berupa Breksi Andesit, Batu Gamping, Batu Pasir, Batu Lempung, dan Fosfat;
ii. Kecamatan Imogiri berupa Breksi Andesit, Batu Gamping, Mangaan, Lempung, Breksi Pumice, Batu Pasir Tufan, dan Batu Pasir Pumice;
iii. Kecamatan Piyungan berupa Lempung, Breksi Pumice, dan Batu Pasir Pumice; iv. Kecamatan Banguntapan berupa Usaha Lempung dan Tanah Urug;
v. Kecamatan Sewon berupa Batu Pasir dan Tanah Urug;
vi. Kecamatan Pleret berupa Batu Pasir Pumice, Breksi Pumice, Lempung, dan Pasir Tufan;
vii. Kecamatan Jetis berupa Pasir, Lempung, Breksi Batu Apung, dan Breksi Andesit; viii. Kecamatan Banguntapan berupa Batu lempung dan Tanah Urug;
ix. Kecamatan Pajangan berupa Batu Gamping Berlapis, Pasir, Kerikil berpasir (sirtu), dan Tanah Urug;
x. Kecamatan Sedayu berupa Batu Pasir, Batu Gamping, dan Tanah Urug.
xi. Kecamatan Pandak berupa Batu Gamping, Pasir, Kerikil berpasir, dan Tanah Urug; xii. Kecamatan Bambanglipuro berupa Tanah Urug dan Pasir;
xiii. Kecamatan Srandakan berupa Pasir, Kerikil berpasir (Sirtu), Pasir Besi, dan Tanah urug;
xiv. Kecamatan Sanden berupa Tanah Urug, Pasir, dan Pasir Besi. xv. Kecamatan Kretek berupa Tanah Urug, Pasir, dan Pasir Besi;
xvi. Kecamatan Pundong berupa Pasir, Lempung, dan Breksi Andesit; dan
xvii. Seluruh kecamatan yang meliputi Wilayah Kerja Eksplorasi ataupun Wilayah Kerja Eksploitasi minyak dan gas bumi.
e. Kawasan Peruntukan Industri
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
seluruh Kecamatan. Industri mikro dan kecil dapat berada di luar kawasan peruntukan industri sepanjang tidak bertentangan sifat dominasi kawasan.
f. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata meliputi pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan.Kawasan peruntukan pariwisata budaya di Kabupaten terdapat di :
i. Kompleks Makam Raja-raja Imogiri di Desa Girirejo Kecamatan Imogiri; ii. Kompleks Situs Ambarbinangun di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan; iii. Situs Keraton Mataram di Desa Pleret Kecamatan Pleret;
iv. Padepokan Ki Ageng Mangir di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan;
v. Kawasan Kotagedhe di Desa Jagalan dan Desa Singosaren KecamatanBanguntapan;
vi. Gua Selarong di Desa Guwosari Kecamatan Pajangan; vii. Goa Jepang di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong;
viii. Desa Budaya Dlingo Kecamatan Dlingo, Desa Seloharjo Kecamatan Pundong, Desa Srigading Kecamatan Sanden, Desa Triwidadi Kecamatan Pajangan, Desa Trimurti Kecamatan Srandakan; Padepokan Seni Bagong Kusudiharja di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan;
ix. Cepuri Parangkusumo di Desa Parangtritis; dan x. Parangendog di Desa Parangtritis;
Kawasan peruntukan pariwisata alam di Kabupaten terdapat di :
i. Kawasan Pantai Parangtritis (Parangtritis, Parangkusumo, Depok); ii. Kawasan Pantai Samas (Pantai Samas, Pandansari, Patehan); iii. Kawasan Pantai Pandansimo (Kuwaru, Pandansimo);
iv. Kompleks Gua Cerme di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri; v. Goa Jepang di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong;
vi. Agrowisata Samas di Desa Srigading, Kecamatan Sanden; dan vii. Agrowisata Dlingo di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo.
Kawasan peruntukan pariwisata buatan di Kabupaten terdapat di :
i. Desa Wisata Kebon Agung di Desa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri.
ii. Desa Kerajinan Gabusan – Manding – Tembi (GMT) di Kecamatan Bantul dan Kecamatan Sewon;
iii. Desa Kerajinan Krebet di Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan;
iv. Desa Kerajinan Kasongan – Jipangan – Gendeng – Lemahdadi (Kajigelem) di Kecamatan Kasihan;
v. Desa Kerajinan Panjangrejo Kecamatan Pundong; vi. Desa Wisata Serut;
vii. Desa Wisata Trimulyo; dan
viii. Tempat Rekreasi dan Taman Bermain di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan.
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Kawasan peruntukan permukiman terbagi menjadi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.Rencana kawasan permukiman perkotaan di wilayah Kabupaten Bantul direncanakan seluas kurang lebih 5.434 (lima ribu empat ratus tiga puluh empat) Hektar atau 10,72% (sepuluh koma tujuh dua persen)dari luas wilayah Kabupaten Bantul penyebarannya difokuskan di wilayah Kecamatan Sewon, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Kasihan, Kecamatan Pajangan, Kecamatan Bantul, Kecamatan Pleret dan Kecamatan Piyungan.
Rencana Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota Mandiri di Desa Guwosari, Desa Sendangsari dan Desa Triwidadi Kecamatan Pajangan dan di Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan direncanakan seluas kurang lebih 1.300 (seribu tiga ratus) Hektar.
Rencana untuk kawasan permukiman perdesaan di wilayah Kabupaten Bantul direncanakan seluas kurang lebih 5.738 (lima ribu tujuh ratus tiga puluh delapan) Hektar atau 11,32% (sebelas koma tiga dua persen) dari luas wilayah Kabupaten Bantul penyebarannya di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten, kecuali Kecamatan Banguntapan.
h. Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya meliputi :
a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; dan b. kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum lainnya.
Peta Rencana Pola Ruang Kab. Bantul ditunjukan dalam gambar sebagai berikut ini.
Sumber: RTRW Kab. Bantul 2010-2030
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 3.5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Bantul
Penetapan kawasan strategis Kabupaten Bantul berdasarkan Perda Kab. Bantul No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Bantul Tahun 2010-2030, meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup.
1. Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten yaitu :
a. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); b. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);
c. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo; d. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan
e. Kawasan Strategis Industri Piyungan.
2. Kawasan Strategis Sosio-Kultural Kabupaten yaitu Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan – Manding – Tembi (GMT) dan Kasongan – Jipangan – Gendeng – Lemahdadi (Kajigelem).
3. Kawasan Strategis Lingkungan Hidup Kabupaten yaitu :
a. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitandi Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan
Kecamatan Dlingo; dan
b. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019 Sumber: RTRW Kab. Bantul Tahun 2010-2030
Gambar 3. 8 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bantul 2010-2030 Kawasan Strategis KPY
(Pusat Pertumbuhan Ekonomi)
Kawasan Strategis Industri Piyungan (Pusat Pertumbuhan Ekonomi)
Kawasan Strategis GMT dan Kajigelem (Pusat Pertumbuhan Ekonomi & Pusat
Kegiatan Sosial Budaya)
Kawasan Strategis Agrowisata dan Agropolitan Dlingo (Konservasi Lingkungan Hidup)
Kawasan Agropolitan Imogiri dan Pundong (Konservasi Lingkungan Hidup)
Kawasan Agropolitan Kretek dan sanden (Konservasi Lingkungan Hidup) Kawasan Strategis Pantai Parangteritis
(Pusat Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Strategis
Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai
Samas-Kuwaru-Pandansimo (Pusat Pertumbuhan Ekonom & Konservasi Lingkungan Hidupi) Kawasan Strategis
BKM (Pusat Pertumbuhan ekonomi & Kegiatan
Sosial Budaya)
Kawasan Strategis Gumuk Pasir
Kretek-Sanden-Srandakan (Konservasi Lingkungan Hidup)
RPI2-JM KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015-2019
Contents
3.1 RTRW Nasional ... 1
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional ... 2
3.3 RTRW Pulau Jawa-Bali ... 3
3.3.1 Struktur Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali ... 3
3.3.2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali ... 8
3.4 RTRW Provinsi D.I. Yogyakarta ... 14
3.4.1 Rencana Struktur Ruang DIY ... 14
3.4.2 Rencana Pola Ruang DIY ... 18
3.4.3 Kawasan Strategis DIY ... 20
3.5 RTRW Kabupaten Bantul ... 22
3.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul ... 22
3.5.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul ... 26
3.5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Bantul ... 33
Tabel 3. 1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... 1
Tabel 3. 2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... 2
Tabel 3. 3 Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... 2
Tabel 3. 4 Strategi Operasional Sistem Perkotaan Nasional di DIY ... 5
Tabel 3. 5 Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di DIY ... 6
Tabel 3. 6 Strategi Operasional Kawasan Lindung Nasional di DIY ... 9
Tabel 3. 7 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di DIY ... 11
Tabel 3. 8 Kawasan Lindung dan Budidaya DIY ... 18
Gambar 3. 1 Struktur Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali ... 3
Gambar 3. 2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTRW Pulau Jawa-Bali ... 8
Gambar 3. 3 Struktur Ruang D.I. Yogyakarta ... 15
Gambar 3. 4 Pola Ruang D.I. Yogyakarta ... 18
Gambar 3. 5 Kawasan Strategis D.I. Yogyakarta ... 21
Gambar 3. 6 Peta Rencana Struktur Ruang Kab. Bantul 2010-2030 ... 26
Gambar 3. 7 Peta Pola Ruang Kawasan Budidaya Kab. Bantul Tahun 2010-2030 ... 32