3.1.
RTRW NASIONAL
3.1.1.
Rencana Struktur Ruang Nasional
Sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan adalah
kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten
Banjar, sebagai berikut :
A. Sistem Perkotaan Nasional
• Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : Bakjarmasin
• Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : 1. Amuntai
2. Martapura
3. Marabahan
4. Kotabaru
B. Jalan Bebas Hambatan
1. Banjarmasin-Liang Anggang
2. Liang Anggang –Pelaihari
3. Kuala Kapuas –Banjarmasin
4. Marabahan – Banjarmasin
5. Liang Anggang – Martapura
6. 13. Pelaihari – Pagatan
7. 14. Pagatan – Batulicin
8. Batulicin – Tanah Grogot (Kuaro)
C. Pelabuhan Sebagai Simpul TransportasiLaut Nasional • Pelabuhan Internasional : Pelabuhan Banjarmasin • Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Batulicin
D. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional
• Pusat Penyebaran Sekunder : Bandara Syamsuddin Noor
• Pusat Penyebaran Tersier : Bandara Stagen
E. Wilayah Sungai
• Wilayah Sungai Barito - Kapuas
BAB
RENCANA TATARUANG WILAYAH
F. Kawasan Lindung Nasional
• Suaka Margasatwa Pleihari - Martapura
• Suaka Margasatwa Kuala Lupak
• Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku
• Cagar Alam Teluk Pamukan
• Cagar Alam Sungai Lulan Dan Sungai Bulan
• Cagar Alam Teluk Pamukan
• Taman Hutan Raya Sultan Adam
• Taman Wisata Alam Pleihari Tanah Laut
• Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat – Selatan dan Pulau Sembilan
G. Kawasan Andalan Nasional
• Kawasan Kandangan dan sekitarnya
• Kawasan Banjarmasin Raya dan sekitarnya
• Kawasan Batulicin
• Kawasan Andalan Laut Pulau Laut
H. Kawasan Strategis Nasional
• Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin
Dari arahan RTRW Nsional tersebut diatas, maka kebijakan nasional yang terkait dan
bersinggungan langsung dengan wilayah Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut :
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Martapura
2. Jalan Bebas Hambatan Banjarmasin-Liang Anggang, Liang Anggang–Pelaihari dan Liang
Anggang – Martapura
3. Suaka Margasatwa Pleihari – Martapura dan Taman Hutan Raya Sultan Adam
4. Kawasan Andalan Nasional Banjarmasin Raya dan sekitarnya
3.2.
ARAHAN RTRW PULAU KALIMANTAN
Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Kalimantan disyahkan pada tanggal 5 Januari 2012
dalam bentuk Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW
Pulau Kalimantan.
Arahan RTRW Pulau Kalimantan berupa rencana struktur ruang, rencana infrastruktur
dan rencana pemanfaatan ruang di Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut :
A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan
• Pusat industri hilir pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dankaret di PKN
Banjarmasin,
• Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet diPKW Amuntai,
• Pusat industri pengolahan danindustri jasa hasil pertanian tanaman pangan
PKNBanjarmasin, PKW Amuntai, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKWKotabaru.
• Pusat industri pengolahan danindustri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan di
PKN Banjarmasin, PKW Martapura, PKW Marabahan, dan PKW Kotabaru
• Pusat pengembangan ekowisata di PKN Banjarmasin, dan PKW Kotabaru
• Pusat pengembangan wisata budaya di PKN Banjarmasin, dan PKW Amuntai
• Pusat kegiatan ekonomi di PKN Banjarmasin,PKW Martapura, dan PKW Marabahan
B. Rencana Pengembangan Infrastruktur
• Pengembangan jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengansungai
diPKN Banjarmasin yang terintegrasi dengan Sungai Barito
• Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau
Kalimantan, yang menghubungkan:
1. Sei Pinyuh - Pontianak - Tayan - Nanga Tayap - Kudangan –Penopa - Nanga Bulik -
Pangkalan Bun - Sampit - Kotabesi - Kasongan -Palangkaraya - Pulang Pisau - Kuala
Kapuas - Banjarmasin – Liang Anggang;
2. Liang Anggang - Pelaihari - Pagatan - Batulicin - Batuaji – TanahGrogot – Kuaro
3. Muara Teweh–Ampah-Tamiang Layang-Kelua, Barabai-Mabuun; Simpang
Serapat-Benua Anyar
• Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan
nasional dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan
distribusi produk unggulan:
1. PKN Banjarmasin dengan Pelabuhan Banjarmasin dan Bandara Syamsuddin Noor
2. PKW Kotabaru dengan Pelabuhan Batulicin dan Bandara Stagen;
• Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagaipusat
pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota
yangmenghubungkan:
1. Banjarmasin-Liang Anggang, Liang Anggang-Pelaihari, Kuala Kapuas-Banjarmasin;
2. Marabahan-Banjarmasin, Liang Anggang-Martapura, Pelaihari-Pagatan,
Pagatan-Batulicin, dan Batulicin-Tanah Grogot (Kuaro);
• Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan kereta api,
pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka
keterisolasian wilayah Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu
dengan Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Batulicin
• Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandara
• Jaringan Jalan Lintas Tengah dan Selatan yang terpadu dengan jaringan transportasi
Sungai Barito
• Jaringan Kereta Api Lintas Selatan Bagian Timur : Balikpapan-Tanah Grogot–
Tanjung-Ampah, Batulicin-Pelaihari-Banjarmasin-Kuala Kapuas-Pulang Pisau-Palangkaraya
• Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani PKN, PKW, dan kawasan
permukiman pada bagian hulu sungai dilakukan di:
1. jaringan transportasi Sungai Barito yang menghubungkan PKW Muara Teweh dan
PKW Buntok dengan PKN Banjarmasin
2. jaringan transportasi Sungai Nagara yang menghubungkan PKW Amuntai dengan
PKN Banjarmasin
• Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani pengangkutan batubara,
hasil hutan, dan komoditas unggulan lainnya pada jaringan transportasi Sungai Barito
• Pengembangan jaringan transportasi penyeberangan untuk membuka keterisolasian
wilayah pulau-pulau kecil terluar, meningkatkan keterkaitan antar provinsi di Pulau
Kalimantan dengan di luar Pulau Kalimantan dan antar Negara, menghubungkan
Batulicin-Garongkong (Pulau Sulawesi), Batulicin-Barru (Pulau Sulawesi),
Banjarmasin-Semarang (Pulau Jawa) dan Banjarmasin-Lamongan (Pulau Jawa);
• Pengembangan dan pemantapan pelabuhan yang melayani kawasan perkotaan nasional
sebagai pusat pengembangan kawasan andalan menuju pasar nasional/internasional :
1. Pelabuhan Banjarmasin sebagai pelabuhan utama untuk melayani :
a. PKN Banjarmasin, PKW Marabahan dan PKW Martapura sebagai pusat
pengembangan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya,
b. PKW Amuntai sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Kandangan dan
Sekitarnya,
2. Pelabuhan Batulicin sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKW Kotabaru
sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Batulicin dan Kawasan Andalan Laut
Pulau Laut;
• Pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan di sepanjang Alur LautKepulauan
Indonesia I dan Alur Laut Kepulauan Indonesia II dilakukan di Pelabuhan Banjarmasin
(Kota Banjarmasin) dan Pelabuhan Batulicin (KabupatenTanah Bumbu)
• Pemanfaatan bersama pelabuhan guna kepentingan pertahanan dan keamanan negara
dilakukan di sekitar Pelabuhan Banjarmasin dan Pelabuhan Batulicin
• Pengembangan alur pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan meliputi alur
• Pengembangan sarana bantu navigasi pelayaran pada kawasan konservasi perairan yang
memiliki keanekaragaman hayati tinggi TWA Laut Pulau Laut Barat-Selatan dan Pulau
Sembilan (Kabupaten Kotabaru).
• Pengembangan dan pemantapan bandar udara yang terpadu dengan sistem jaringan
transportasi darat untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah yaitu di :
1. Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai Bandar udara pengumpul dengan skala
pelayanan sekunder yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas
Selatan dan Jaringan Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur;
2. Bandar Udara Stagen sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan
tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan
• Pengembangan bandar udara untuk melayani kawasan perkotaan nasional sebagai pintu
gerbang internasional dalam rangka mendukung kegiatan ekowisata, wisata budaya, dan
industri dilakukan Bandar Udara Syamsuddin Noor
• Pemanfaatan bersama bandar udara guna kepentingan pertahanan dan keamanan
negara dilakukan di Bandara Syamsuddin Noor dan Bandara Stagen
• Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut-Banjar Baru-Banjarmasin-
Barito-Kuala Kapuas-Pulang Pisau-Katingan-Kotawaringin Timur-Seruyan-
Kotawaringin Barat-Lamandau-Ketapang-Pontianak dan jaringan pipa transmisi minyak
dan gas bumi Natuna-Pontianak-Palangkaraya-Banjarmasin,
• Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi untuk
melayani kawasan andalan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai - Penajam
PaserUtara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut
• Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru- Banjarmasin -
Barito Kuala - Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan -
Kotawaringin Barat - Lamandau -Ketapang - Pontianak, jaringan pipa transmisi dan
distribusi minyak dan gas bumi Natuna – Pontianak – Palangkaraya-Banjarmasin
• Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru berupa PLTU Asam-asam, PLTA
Kusan, PLTA Riam Kanan dan PLTA M Noor
• Pengembangan pembangkit listrik pada mulut tambang kawasan pertambangan
batubara Kabupaten Tabalong, Balangan, Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Hulu
Sungai Tengah dan Kabupaten Tapin.
• Pengembangan dan rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik untuk melayani
kawasan perkotaan nasional, kawasan andalan, kawasan terisolasi, dan kawasan
perbatasan Negara.
• Pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antar pusat perkotaan nasional
Kalimantan yang menghubungkan PKN Banjarmasin, PKW Marabahan, PKW Martapura,
PKW Amuntai dan PKW Kotabaru serta Kawasan Andalan Kandangan dan Sekitarnya,
Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya, dan Kawasan Andalan Batulicin
• WS Barito Kapuas yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Kuala Kapuas, PKW Buntok,
PKW Muara Teweh, PKW Martapura, PKW Marabahan, Kawasan Andalan Buntok,
Kawasan Andalan Muara Teweh, Kawasan Andalan Kuala Kapuas, Kawasan Andalan
Kandangan dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya
• Rehabilitasi DAS kritis DAS Barito pada WS Barito-Kapuas
• Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan imbuhan air tanah dan pelepasan air
tanah pada daerah cekungan air tanah (CAT) Palangkaraya-Banjarmasin
• Pemeliharaan dan pengembangan bendungan beserta waduknyauntuk mempertahankan
daya tampung air Waduk Riam Kanan yang melayani PKN Banjarmasin, PKW Martapura
dan Kawasan Andalan Banjarmasin Raya dan Sekitarnya;
• Pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi teknis pada DI untuk meningkatkan
luasan lahan pertanian pangan dilakukan di jaringan irigasi pada DI Riam Kanan, DI
Tapin, DI Telaga Langsat, DI Sungai Bungur, dan DI Batulicin.
C. Kawasan Lindung Nasional
Tabel 3.1. Rencana Kawasan Lindung RTRW Pulau Kalimantan di Provinsi Kalimantan
Selatan
Rencana Kawasan Lindung Kab. Banjar
karagaman hayati tumbuhan dan satwa endemik kawasan di kawasan hutan lindung
V V V V V V V V
Pemertahanan luasan kawasan bervegetasi hutan tetap yang memberikan perlindungan lindung yang terdegradasi dalam rangka memelihara keseimbangan ekosistem pulau
V V V V V V V V
Pemertahanan permukiman masya-rakat adat dan penyediaan akses bagi masyarakat adat yang tidak mengganggu kaw berfungsi lindung
V V V V V V V V
Pemertahanan & peningkatan fungsi kawasan resapan air, khususnya pada hulu sungai
Hulu Sungai Barito
Pengendalian keg. pemanfaatan
ruang di kawasan resapan air Hulu Sungai Barito
Pengendalian perkembangan kaw. terbangun yg mengganggu dan/atau merusak fungsi sempadan sungai
Rencana Kawasan Lindung Kab.
pada kawasan sekitar danau atau wadukyang berpotensi mengganggu dan/atau merusak fungsi kawasan sekitardanau atau waduk
Danau Bangkau (Kabupaten Hulu SungaiSelatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah), Danau Bitin (KabupatenHulu Sungai Utara), Waduk RiamKanan
(Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru)
Suaka Margasatwa Pelaihari
Martapura V
Suaka Margasatwa Kuala Lupak V
Cagar Alam Teluk Kelumpang –
Selat Laut – Selat Sebuku V
Cagar Alam Teluk Pamukan V
Cagar Alam Sungai Lulan dan
Sungai Bulan V
Taman Hutan Raya Sultan Adam V V Taman Wisata AlamPelaihari V
CagarAlam Gunung Sebatung V
TamanWisata Alam Laut Pulau Laut
Barat-Selatan dan Pulau Sembilan V
Pelestarian kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan Loksado V
Pasar Terapung V
Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir untukperlindungan pantai dan kelestarian biota laut
V V V V V
Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi dgn sungai pada kawasan perkotaan yg rawan banjir
V V V
Pemertahanan fungsi kawasan cagar alam geologi yang memiliki keunikan bentang alam berupa karst
V V
kawasan rawan gerakan tanah V V V V V V V
Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasanimbuhan air tanah (CAT) Palangkaraya-Banjarmasin
V V V V V V V V V V V
koridor ekosistem burung endemik yg menghubungkan antar ekosistem pesisir, yang menghubungkan CA Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat Sebuku, CA Sungai Lulan dan Sungai Bulan, CA Teluk Pamukan, Tahura SultanAdam dan TWA Pelaihari
V V V
Sumber :Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan
D. Kawasan Budidaya
Tabel 3.2. Rencana Kawasan Budidaya RTRW Pulau Kalimantan di Provinsi Kalimantan Selatan
Rencana Kawasan Budidaya Kab. Banjar
hutan yang didukung dgn industry pengolahan dengan prinsip berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan
V V V V V V V V V
Rencana Kawasan Budidaya Kab.
rawa pasang surut & sawah non irigasi, termasuk yg merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan Pengendalian alih fungsi lahan kaw.
pertanian sawah menjadi non sawah V V V V V V V V V V Pengembangan kawasan
peruntukan pertanian V V V V V V V V V V
Pengembangan kawasan budi daya
perkebunan kelapa sawit V V V V V V V
Pengembangan kawasan budi daya
perkebunan karet V V V V V V V V V serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu
V
pengembangan industri
pengolahan kelapa sawit dan karet padakawasan peruntukan industri
V V V V V
pengembangan industri pengolahan hasil hutan pada kawasanperuntukan industri
V
pengembangan industri pengolahan & industri jasa hasil pertanian tanaman pangan pada kawasan peruntukan industri
V V V V
pengembangan industri pengolahan & industri jasa hasil perikanan pada kawasan peruntukan industry
V V V
Pengembangan & pemanfaatan kaw ekowisata berbasis ekosistem kehidupan orang utan, bekantan, meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kaw. lainnya
V V
Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekowisata padazona pemanfaatan di kawasan konservasi dengan prinsip-prinsipberkelanjutan
V V
Pelestarian kawasan permukiman
berbasis budaya Kalimantan V
Rencana Kawasan Budidaya Kab.
antara kawasan ekowisata, wisata budaya, obyek wisata lainnya, dankawasan perkotaan
Pengembangan kaw. peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh Prasarana dan sarana perkotaan yang adaptif terhadapancaman bencana banjir
V V V V V
Pengembangan kawasan untuk keg. sektor unggulan kehutanan, terma-suk kegiatan industri pengolahan hasil hutan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
V
Pengembangan kawasan untuk keg. sektor unggulan pertanian, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
V V V V V
Pengembangan kaw. untuk keg. sektor unggulan perkebunan, terma suk kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan, permukiman, serta jaringan prasarana & sarana
V V V V V V
Pengembangan kawasan untuk keg. sektor unggulan perikanan, terma-suk kegiatan industri pengolahan hasil perikanan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
V V V V V V V
Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertam-bangan, termasuk kegiatan industri pengolahan pertambangan, lokasi pembuangan tailing dgn memper-hatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, permu-kiman, serta jaringan prasarana dan sarana
V
Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri dan permukiman, sertajaringan prasarana dan sarana
V V V V V V
Pengembangan kawasan untuk keg.. sektor unggulan pariwisata, termasuk kegiatan pendukung pariwisata, permukiman, serta jaringanprasarana dan sarana
V V V V V V V V V V
Sumber :Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan
Berdasarkan paparan diatas, maka kedudukan Kabupaten Banjar dalam RTRW Pulau
Kalimantan direncanakan atau diarahkan memegang peranan dan fungsi sebagai berikut :
A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan
• Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet
• Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan • Pusat kegiatan ekonomi
B. Rencana Pengembangan Infrastruktur
• Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau
Kalimantan, yang menghubungkan : Sei Pinyuh - Pontianak - Tayan - Nanga Tayap -
Kudangan – Penopa - Nanga Bulik - Pangkalan Bun - Sampit - Kotabesi - Kasongan -
Palangkaraya - Pulang Pisau - Kuala Kapuas - Banjarmasin – Liang Anggang;
• Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan
nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandar udara untuk
mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan arteri
primer yang menghubungkan: PKN Banjarmasin dengan Pelabuhan Banjarmasin dan
Bandar Udara Syamsuddin Noor,
• Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagai pusat
pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang
menghubungkan : Banjarmasin - Liang Anggang, Liang Anggang - Pelaihari, Liang
Anggang –Martapura.
• Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api,
pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka
keterisolasian wilayah Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu
dengan Pelabuhan Banjarmasin (Kota Banjarmasin)
• Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur yang melalui
Balikpapan - Tanah Grogot – Tanjung - Ampah, Batulicin - Pelaihari - Banjarmasin - Kuala
Kapuas - Pulang Pisau - Palangkaraya
• Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin -
Barito - Kuala Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan -
Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak dan jaringan pipa transmisi
minyak dan gas bumi Natuna-Pontianak- Palangkaraya-Banjarmasin,
• Jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanah Laut - Banjar Baru - Banjarmasin -
Barito Kuala - Kapuas - Pulang Pisau - Katingan - Kotawaringin Timur - Seruyan -
Kotawaringin Barat - Lamandau - Ketapang - Pontianak,
• Pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru PLTA Riam Kanan (Kabupaten
Banjar) dan PLTA M Noor(Kabupaten Banjar),
• Pengembangan dan rehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik untuk melayani
kawasan perkotaan nasional, kawasan andalan, kawasan terisolasi, dan kawasan
perbatasan negara jaringan transmisi pengumpan tenaga listrik SUTT Martapura -
• Pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antarpusat perkotaan nasional
dan melayani kawasan andalan Jaringan Pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pantai Selatan
Kalimantan
• Pemeliharaan dan pengembangan bendungan beserta waduknya untuk
mempertahankan daya tampung air Waduk Riam Kanan
C. Kawasan Lindung Nasional
• Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik
kawasan di kawasan hutan lindung
• Pemertahanan luasan kawasan bervegetasi hutan tetap yang memberikan
• perlindungan terhadap kawasan bawahannya
• Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di kawasan hutan lindung
• Rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi dalam rangka memelihara
keseimbangan ekosistem pulau
• Pemertahanan permukiman masyarakat adat dan penyediaan akses bagi masyarakat adat
yang tidak mengganggu kawasan berfungsi lindung
• Pemertahanan dan peningkatan fungsi kawasan resapan air, khususnya pada hulu sungai • Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air
• Pengendalian perkembangan kawasan terbangun yang mengganggu dan/atau merusak
fungsi sempadan sungai
• Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau atau waduk yang
berpotensi mengganggu dan/ atau merusak fungsi kawasan sekitar danau atau waduk
• Taman Hutan Raya Sultan Adam
• Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir untuk perlindungan
pantai dan kelestarian biota laut
• Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi dengan sungai pada kawasan
perkotaan yang rawan banjir
• kawasan rawan gerakan tanah
• Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasan imbuhan air
tanah (CAT) Palangkaraya-Banjarmasin
• koridor ekosistem burung endemik yg menghubungkan antar ekosistem pesisir, yang
menghubungkan CA Teluk Kelumpang-Selat Laut-Selat Sebuku, CA Sungai Lulan dan
Sungai Bulan, CA Teluk Pamukan, Tahura Sultan Adam dan TWA Pelaihari
D. Kawasan Budidaya
• Pengembangan kawasan peruntukan hutan yang didukung dengan industri pengolahan
• Pemertahanan luasan kawasan peruntukan pertanian beririgasi, rawa pasang surut dan
sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan
• Pengendalian alih fungsi lahan kawasan pertanian sawah menjadi non sawah
• Pengembangan kawasan peruntukan pertanian
• Pengembangan kawasan budi daya perkebunan kelapa sawit
• Pengembangan kawasan budi daya perkebunan karet
• Pengembangan sentra produksi perikanan
• Pengembangan kawasan minapolitan berbasis masyarakat
• Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral
• Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan batubara
• Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi
• Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan hasil pertambangan mineral,
batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri
terpadu
• pengembangan industri pengolahan kelapa sawit dan karet pada kawasan peruntukan
industri
• Pengembangan dan pemanfaatan kawasan ekowisata berbasis ekosistem kehidupan
orang utan, bekantan, meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kawasan
lainnya
• Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekowisata pada zona
pemanfaatan di kawasan konservasi dengan prinsip-prinsip berkelanjutan
• Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung
oleh Prasarana dan sarana perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir
• Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertanian, termasuk kegiatan
industri pengolahan hasil pertanian, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
• Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perkebunan, termasuk kegiatan
industri pengolahan hasil perkebunan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
• Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perikanan, termasuk kegiatan
industri pengolahan hasil perikanan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana
• Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri dan permukiman, serta jaringan
prasarana dan sarana
• Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pariwisata, termasuk kegiatan
3.3.
ARAHAN RTRW PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kebijaksanaan RTRW Provinsi Kalimantan Selatan mengacu pada dokumen Revisi RTRW
Provinsi Kalimantan Selatan 2006-2026, yang hingga saat ini masih dalam proses
pembahasan/pengesahan di DPRD Provinsi Kalimantan Selatan.
3.3.1.
Rencana Struktur Ruang
1. Pengembangan Sistem Pusat Permukiman yang terkait dengan Kabupaten Banjar :
a. mendayagunakan secara optimal posisi strategis Kota Martapura pada jalan trans
Kalimantan poros selatan dan Kota Martapura pada alur Sungai Martapura yang menjadi
satu kesatuan koridor darat dan sungai dengan Kota Banjarmasin;
b. mengembangkan Kota Martapura dan daerah sekitarnya yang saling bersinergi menjadi
kawasan perkotaan Metropolitan Banjarmasin/Banjarmasin Raya yang berfungsi menjadi
kawasan perkotaan, industri, perdagangan dan jasa;
c. meningkatkan penguatan dan pengembangan fungsi Kota Martapura sebagai pusat
pelayanan orientasi layanan regional wilayah terutama untuk layanan kesehatan,
pendidikan pondok pesantren, pariwisata, industri, perdagangan dan jasa yang
memberikan dukungan pelayanan bagi Kota Banjarmasin;
d. mengendalikan perkembangan pembangunan fisik kota Martapura terutama sepanjang
koridor jalan utama dan kawasan lindung sempadan jalan, sempadan sungai, sempadan
pantai dari kegiatan budidaya sehingga mencerminkan ciri spesifik kota air;
Tabel 3.3. Arahan Sistem Pusat-Pusat Permukiman
No. Pusat Pelayanan
Sistem Pusat Permukiman (Sistem Kota-Kota)
PKN PKW PKL
1. Primer Banjarmasin Barabai Kotabaru 2. Sekunder Batulicin Amuntai,
Tanjung
Marabahan, Rantau, Kandangan, Paringin, Pelaihari
3. Tersier Banjarbaru, Martapura
- Seluruh ibukota kecamatan se Kalsel selain ibukota kecamatan dalam PKN dan PKW
Sumber: Revisi RTRWP 2006-2026
2. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah yang terkait dengan Kabupaten Banjar :
a. Strategi Dan Perwujudan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan
1) Pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer dengan status jalan
nasional,yaitu:Batas Kal-Teng (Kab. Kapuas) - Anjir Serapat -Banjarmasin - Liang
Anggang - Banjarbaru – Martapura – Simpang Empat - Rantau – Kandangan – Pantai
Hambawang - Barabai – Kapar Kias – Mantimin – Paringin – Dahai – Tanjung -
Mabu’un –– Muara Uya - Batu Babi - Batas Kal-Tim (Kab. Paser Panajam);
2) Pembangunan, peningkatan dan pengembangan sistem jaringan jalan kolektor
• Banjarmasin – Martapura; • Banjarmasin – Aranio; • Gambut – Pulau Sari ; • Liang Anggang – Trisakti ;
3) Pembangunan dan peningkatan jalan lingkar dalam kabupaten/kota, meliputi : • Lingkar barat Banjarmasin; Lingkar utara Banjarmasin – Trans Kalimantan; Jalan
Martapura Lama – Banjarmasin;
• Lingkar Kecamatan Simpang Empat – Karang Intan – Cempaka – Banjarbaru -
Liang Anggang - Trisakti;
• Jalan lingkar Astambul – Bincau; Jalan lingkar Astambul – Kalampayan;
4) Pembangunan, peningkatan dan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan
antara bagian barat dengan tengah Kalimantan Selatan dan antara bagian tengah
dengan timur-tenggara Kalimantan Selatan, yaitu Simpang Empat Pangaron – Sungai
Loban – Pagatan;
5) Pembangunan, peningkatan dan pengembangan pada ruas-ruas jalan khusus
angkutan komoditi yang mendukung kelancaran arus distribusi dari sentra-sentra
produksi pertanian dalam arti luas, sentra produksi energi dan mineral yang dikelola
oleh pihak swasta/investor menuju pelabuhan khusus, yang nantinya akan
dipersiapkan menjadi cikal bakal jalan umum apabila masa kontrak investor telah
berakhir dan atau adanya kepentingan pengembangan wilayah, yaitu Jl. A Yani Km 71
Simpang Empat Pengaron Kabupaten Banjar - Sungai Barito;
6) Pembangunan Jalan Tol dalam Kawasan Metropolitan Banjarmasin.
b. Pengembangan sistem jaringan pelayanan angkutan umum dan terminal meliputi:
1) Pengembangan sistem jaringan pelayanan angkutan umum Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP) yang belum terlayani, yaitu:Banjarmasin – Bandara
SyamsuddinNoor; Martapura – Cempaka – Pelaihari; Liang Anggang – Trisakti;
2) Pengembangan terminal meliputi:
•
Terminal Tipe A Jalan A. Yani KM 17, Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar;•
Terminal Tipe B yaitu pembangunan dan pemindahan Terminal Batuah Martapura,•
Terminal Tipe C3. pengembangan sistem jaringan kereta api
a. Pembangunan jalur kereta api untuk angkutan barang pada sentra-sentra produksi
terutama untuk komoditas sumberdaya mineral dan batubara serta komoditas pertanian
pada sebelah barat dan timur-tenggara Pegunungan Meratus, yaitu di Simpang Empat -
b. Pembangunan stasiun besar kereta api sebagai simpul jaringan jalur kereta api diarahkan
pada ibukota provinsi, kabupaten/kota se Kalimantan Selatan;
4. Pengembangan sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
pemantapan, peningkatan, pemeliharaan jaringan sungai primer, yaitu Sungai Martapura
yang menghubungkan Kota Banjarmasin – Martapura;
5. Pengembangan Sistem Jaringan Energi Dan Tenaga Listrik
Strategi Pengembangan sistem jaringan prasarana energi dan tenaga listrik Provinsi
Kalimantan Selatan berasal dari waduk Riam Kanan di Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.
6. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumberdaya Air
a. Pengembangan irigasi Riam Kanan dengan air yang bersumber dari bendungan riam
kanan yang mengairi sawah di Kecamatan Karang Intan, Landasan Ulin, Gambut, Kertak
Hanyar, Sungai Tabuk dan Aluh-Aluh;
b. Pengembangan irigasi daerah rawa di Kabupaten Banjar;
c. Pemeliharaan jaringan irigasi strategis yaitu jaringan irigasi Riam Kananserta
pemeliharaan jaringan irigasi yang menjadi kewenngan Provinsi, baik irigasi non pasang
surut maupun irigasi pasang surut.
3.3.2.
Strategi Pengelolaan Pola Ruang
1. Strategi Pengelolaan Ruang Kawasan Lindung
Strategi pengelolaan pola ruang kawasan lndung yang terkait dengan Kabupaten Banjar :
a.. Pengelolaan ruang pada kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya:
1) Mempertahankan formasi hutan lindung Pegunungan Meratus yang memanjang dan
menjadi satu kesatuan dari Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Hulu
Sungai Tengah, Tanah Bumbu sampai Kabupaten Kotabaru;
2) Mempertahankan kawasan hutan lindung dan kawasan bergambut;
3) Mempertahankan kawasan resapan air Taman Hutan Raya Sultan Adam dengan
bendungan Riam Kanan dan Pegunungan Meratus;
4) Melakukan enclave terbatas dan proporsional terhadap besaran luasan hutan lindung
yang dipergunakan untuk keberadaan permukiman penduduk lokal, penghargaan dan
legalisasi terhadap hak-hak masyarakat seperti pada kawasan hutan lindung Riam
Kanan yang termasuk kedalam Tahura Sultan Adam;
5) Menutup aksessibilitas yang terhubung dengan hutan lindung untuk moda
transportasi tertentu terutama untuk perijinan penguasaan lahan/hutan yang telah
habis masa perijinanannya atau terjadinya stagnasi produksi dalam jangka waktu
yang tidak menentu.
1) Kawasan sempadan pantai di Kecamatan Aluh-Aluh, yang lebarnya proporsional
dengan bentuk fisik pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi dengan
keseluruhan panjang pantai;
2) kawasan pantai berhutan bakau, yaitu di Kecamatan Aluh-Aluh;
3) kawasan sempadan sungai pada sepanjang kiri – kanan yang lebarnya 100 m pada
sungai-sungai besar yaitu Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan, dan Riam Kiwa,;
4) kawasan sekitar danau dan waduk sepanjang tepi waduk/danau yang lebarnya
proporsional antara 50–100 m dari titik tertinggi ke arah darat Waduk Riam Kanan;
c. Pengelolaan ruang pada kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya :
1) Meningkatkan dan mengembangkan untuk tujuan pariwisata pada kawasan
Pelestarian Alam berupa Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam;
2) Memperkuat kemitraan dengan masyarakat sekitarnya terutama masyarakat
petambak sehingga mengurangi konflik kepentingan suatu kawasan.
d. Pengelolaan ruang pada kawasan rawan bencana :
1) kawasan rawan bencana banjir, meliputi kawasan sepanjang Sungai Barito dan Sungai
Martapura;
2) kawasan rawan bencana angin puting baliung;
3) kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan, meliputi kebakaran pada
kawasan hutan, lahan kritis, padang alang-alang, lahan bergambut, perkebunan dan
kawasan pertanian lahan kering yang terjadi pada musim kemarau;
4) Kawasan rawan sedimentasi pada muara alur Sungai Barito dan Waduk Riam Kanan.
2. Strategi Pengelolaan Ruang Kawasan Budidaya
Arahan rencana pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Banjar adalah :
a. kawasan peruntukan hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan
produksi konversi (HPK)
b. kawasan pertanian terdiri dari : kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah,
mempersiapkan kawasan pengembangan pertanian pangan berkelanjutan untuk
melindungi alih fungsi kawasan pertanian, dan kawasan pertanian lahan sawah irigasi
c. kawasan perkebunan meliputi perkebunan besar swasta maupun perkebunan besar
pemerintah dan perkebunan rakyat
d. kawasan perikanan dan kelautan meliputi Kawasan Laut Aluh-Aluh dan sekitarnya, daerah
tangkapan nener dan benur di Sungai Musang, daerah pendaratan ikan di Aluh-Aluh
e. kawasan peruntukan peternakan yaitu daerah pengembangan unggas;
f. kawasan peruntukan pariwisata : obyek wisata alam Tahura Sultan Adam dan Lembah
Kahung, obyek wisata buatan/atraksi Pasar Terapung Lok Baintan, obyek wisata religius
Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Kalampayan dan mesjid Al Karomah Martapura
perdesaan termasuk permukiman transmigrasi dalam wilayah PKN, PKW dan PKL
h. kawasan peruntukan industri meliputi : zona industri Matraman yang berorientasi pada
industri perkebunan, industri logam dan lain
i. kawasan peruntukan pertambangan yaitu : kawasan pertambangan batubara, minyak
bumi dan gas.
3.3.3.
Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Selatan
Kawasan strategis Provinsi Kalimantan Selatan di Kabupaten Banjar terdiri dari :
1. Kawasan Pegunungan Meratus, yaitu kawasan hutan lindung yang memanjang dari
Kabupaten Kotabaru sampai dengan Kabupaten Banjar termasuk Kawasan Tahura Sultan
Adam dan Kawasan Loksado yang merupakan permukiman masyarakat asli Suku Dayak
dengan pola kehidupan budaya lokal;
2. Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yaitu kawasan terbuka sepanjang pantai timur–
tenggara wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan berbagai pola pemanfaatan ruang baik
lindung maupun budidaya;
3. Kawasan Rawa Potensial Batang Banyu yang bercirikan kawasan rawa spesifik lokal berupa
kawasan rawa pasang surut, rawa monoton dan rawa gambut;
4. Kawasan Metropolitan Banjar Bakula yang menjadi wilayah perembetan perkotaan (urban
sprawl) dan yang sedang dan akan berkembang menjadi wilayah perkotaan;
5. Kawasan Pembangkit Energi Listrik, yaitu kawasan yang memproduksi energi listrik untuk
keperluan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya, meliputi PLTA Riam Kanan;
6. Kawasan Agropolitan, yaitu kawasan yang merupakan produsen hasil pertanian dan
hortikultura.
3.4.
RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentinganpertahanan
dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Sesuai dengan amanat dalam PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN), bahwa kawasan strategis nasional (KSN) di Provinsi Kalimantan
Selatan hanya ditetapkan 1 lokasi yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet)
Batulicin (Lampiran X PP. No. 26 Tahun 2008) yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu.
Dengan demikian mengingat KSN tersebut berada diluar wilayah Kabupaten Banjar, maka
terkait dengan penyusunan RPI2-JM Kabupaten Banjar ini tidak ada arahan kawasan strategis
nasional yang dapat dikutip dalam kebijakan tersebut di Kabupaten Banjar. Untuk itu ulasan
3.4.1.
Kawasan Perencanaan Metropolitan Banjar Bakula
Lingkup wilayah Metropolitan Banjar Bakula mencakup 5 wilayah Kabupaten/Kota,
yaitu Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, sebagian wilayah Kabupaten Banjar, sebagian wilayah
Kabupaten Barito Kuala dan sebagian wilayah Kabupaten Tanah Laut, dengan luas kawasan
sekitar 337.800 Ha meliputi 32 kecamatan. Untuk wilayah Kabupaten Banjar terdapat 11
kecamatan yang masuk dalam wilayah pengembangan Metropolitan Banjar Bakula, yaitu :
1. Kecamatan Martapura Kota 7. Kecamatan Sungai Tabuk
2. Kecamatan Martapura Barat 8. Kecamatan Aluh-Aluh
3. Kecamatan Martapura Timur 9. Kecamatan Beruntung Baru
4. Kecamatan Karang Intan 10. Kecamatan Astambul
5. Kecamatan Kertak Hanyar 11. Kecamatan Mataraman
6. Kecamatan Gambut
3.4.2.
Rencana Sistem Pusat Pelayanan
Rencana pusat pelayanan di kawasan Metropolitan Banjar Bakula adalah :
Tabel 3.4. Pusat Pelayanan Kawasan Metropolitan Banjar Bakula
Pusat Kegiatan Nasional./
PKN (Kota Inti) PKL (Kota Satelit) Kota Kecil
a. Banjarmasin b. Banjarbaru c. Martapura
a. Alalak b. Bati-Bati
c. Gambut-Kertak Hanyar d. Sungai Tabuk Sumber : Dokumen RTR Metropolitan Banjar Bakula
Tabel 3.5. Fungsi Pusat Pelayanan Kawasan Metropolitan Banjar Bakula
PUSAT KEGIATAN
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 
Pusat kegiatan perdagangan intan regional & nasional 
Pusat jasa pariwisata nasional 
Pusat perkantoran kabupaten 
Pusat perdagangan dan jasa regional 
Pusat kegiatan industri nasional 
Pusat pengembangan industri menengah dan
pengolahan hasil pertanian 
Pusat pedagangan, perbankan intraregional  Pusat/simpul transportasi angkutan umum
penumpang (terminal tipe A) 
Pusat pelayanan lintas kecamatan  
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)  
Pusat pemerintahan dan administrasi kecamatan         
PUSAT KEGIATAN
Pengembangan Rumah Sakit Jiwa 
Pusat perdagangan lintas kecamatan 
Pusat jasa pariwisata  
Pusat pelayanan fasilitas umum dan sosial skala local       
Pusat transportasi sungai 
Kawasan pengembangan industri dan pergudangan 
Pusat industri pengolahan hasil pertanian & perikanan   
Pusat pengolahan industri hasil pertanian    
Pusat pengembangan perikanan darat 
Pusat pengembangan permukiman   
Pusat pengembangan pertanian lahan basah 
Pusat wisata religius  
Pusat Perdagangan & Jasa skala lokal   
Pusat budidaya perikanan air tawar 
Sumber : Dokumen RTR Metropolitan Banjar Bakula
Fungsi masing-masing pusat kegiatan di Kabupaten Banjar di dalam Kawasan
Metropolitan Banjar Bakula sampai tahun 2028 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3.
3.4.3.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi
1. Pengembangan Jaringan Jalan
Rencana pengembangan jaringan jalan secara umum dilakukan dengan pembangunan
jalan baru dan peningkatan fungsi jalan yang sudah ada, yaitu sebgai berikut :
Kawasan Metropolitan di Wilayah Kabupaten Banjar
Gambar 3.4. Kawasan
Tabel 3.6. Rencana Pengembangan Jaringan JalanKawasan Metropolitan Banjar Bakula Sampai Tahun 2028
No Ruas Nama Ruas Panjang
(km)
Klasifikasi Semula Rencana Pengembangan Fungsi Status Fungsi 041 Banjarmasin - Serapat- Anjir Pasar (Bts. Kalteng) 25,78 AP Nasional AP
001 11 K Jln Kamboja (Banjarmasin) 0,25 AP Nasional AP
Rencana Jln Terusan Lingkar Utara (Sp. Serapat-S.
Tabuk) - AP
Rencana Jln Terusan Lingkar Utara (Gambut-Bati-Bati) - AP
Rencana Jalan Di Selatan Banjarbaru - AS
Rencana jalan terusan Ir. PM Noor (ke arah utara) - AP
Rencana Jalan Martapura-Banjarbaru-Gambut-Kertak
Hanyar-Banjarmasin - AS
Rencana Jalan Lingkar Dalam Banjarmasin - AS
Rencana Jalan Lingkar Tengah Banjarmasin - AS
Sumber : - Laporan Akhir Bantuan Teknis Peningkatan Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Metropolitan Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura Tahun 2008.
- Kepmen Perhubungan (KM 01 2003)
Keterangan : AP : Arteri Primer AS : Arteri Sekunder KP 1 : Kolektor Primer 1 KP 2 : Kolektor Primer 2
Rencana pengembangan jaringan jalan arteri tersebut dilakukan melalui pembangunan
jalan baru dan peningkatan fungsi jalan, yaitu :
a. Pembangunan Jalan Baru
1) Jalan Arteri Primer
• Ruas jalan yang menghubungkan jalan arteri primer di Alalak Kabupaten Barito Kuala
dengan Kota Banjarmasin melalui jalan HKSN, yang didukung dengan pembangunan
jembatan. Pembangunan ruas jalan ini untuk memberikan askes Pelabuhan Trisaksi
terhadap wilayah barat dan utara, baik di Provinsi Kalsel maupun Kalteng.
• Ruas jalan dari simpang Gambut di Km. 17 ke jalan lingkar selatan melalui terminal
regional tipe A.
• Ruas jalan Belitung–Tamban yang didukung dengan pembangunan jembatan Barito II
untuk menunjang pengembangan kawasan industri besar dan industri perkayuan
2) Jalan Kolektor Primer
• Jalan lingkar selatan (jalan Gubernur Soewbarjo).
• Jalan lingkar utara Kota Banjarbaru, yang menghubungkan dari jalan lingkar
utara-Kota Banjarbaru-utara-Kota Martapura, yaitu disebelah utara Bandara Syamsudin Noor.
• Ruas jalan lainnya di dalam kawasan metropolitan.
b. Peningkatan Fungsi Jalan
1) Jalan Kolektor Sekunder menjadi Jalan Arteri Primer, yaitu jalan lingkar utara dari :
• Simpang Serapat - Sungai Tabuk;
• Sungai Tabuk - Km. 17 Jl. A. Yani di Gambut.
Gambar 3.5. Rencana Fungsi Pusat Kegiatan Metropolitan Banjar Bakula
2) Jalan Kolektor Primer menjadi Jalan Arteri Sekunder, meliputi :
• HKSN - Pelabuhan Trisakti;
• Pelabuhan Trisakti - Lingkar Selatan;
• Lingkar utara (lingkar dalam Kota Banjarmasin); • Martapura - Banjarbaru - Sungai Tabuk;
• Sungai Tabuk - Banjarmasin; dan • Sungai Tabuk - Gambut - Aluh-aluh.
• Ruas jalan lainnya di dalam kawasan metropolitan.
• Rencana Pembangunan Jembatan dan Simpang Tidak Sebidang
• Rencana Pembangunan Jembatan
c. Pembangunan Jembatan
Beberapa jembatan yang direncanakan dibangun terdiri dari :
Tabel 3.7. Rencana Pembangunan JembatanKawasan Metropolitan Banjar Bakula
No Nama Ruas Jalan Nama Sungai
1 Jalan Arteri Primer Lingkar Utara (SP. Serapat Sungai Tabuk) Sungai Alalak Sungai Martapura 2 Jalan Arteri Primer Terusan jalan Lingkar Utara (Gambut-Bati Bati) Sungai Maluka 3 Jalan Arteri Sekunder Martapura-Banjarmasin Sungai Riam Kanan
Sungai Martapura 4 Jalan Arteri Sekunder Lingkar Luar Banjarmasin Sungai Martapura Sumber : - Laporan Akhir Bantuan Teknis Peningkatan Pelaksanaan Penataan RuangKawasan
Metropolitan Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura Tahun 2008. - Kepmen Perhubungan (KM 01 2003)
d. Persimpangan Tidak Sebidang
1) Simpang tidak sebidang dengan jalan kereta api yang direncanakan meliputi :
• Jalan Arteri Primer Ruas Anjir Pasar - Simpang Serapat. • Jalan Arteri Primer Lingkar Utara.
• Jalan Arteri Primer Ruas Lianganggang - Banjarbaru.
2) Simpang tidak sebidang dengan jalan:
• Simpang Serapat, merupakan persilangan antara ruas jalan Sp. Serapat Sungai
Tabuk-Ruas Sp. Serapat-Banjarmasin dan ruas Sp. Serapat-Marabahan.
• Simpang Sungai Tabuk, merupakan persilangan antara ruas jalan Lingkar Utara
dengan Ruas Jalan Banjarmasin-Martapura.
• Persilangan antara Jalan Lingkar Utara dengan rencana jalan arteri sekunder Ruas
Martapura-Kertak Hanyar-Banjarmasin.
• Persilangan antara Jalan Lingkar Utara dengan Ruas Jalan Banjarmasin – Liang
Anggang.
• Persilangan antara rencana jalan arteri primer Gambut-Bati Bati dengan Jalan
Tipe simpang tidak sebidang yang direncanakan berupa Flyover, kecuali persilangan
antara rencana jalan arteri primer Gambut-Bati Bati (Poros Selatan) dengan Jalan Lingkar
Selatan direncanakan Interchange tipe partial cloverleaf seperti gambar berikut :
Gambar 3.6. Interchange Tipe Partial Cloverleaf
Gambar 3.7. Rencana Jaringan Jalan
2. Pembangunan Terminal Penumpang
Rencana lokasi terminal regional tipe A di Km. 17 Jalan A. YaniKecamatan Gambut
Kabupaten Banjar. Lokasi terminal ini akan dilalui ruas jalan arteri primer dari lingkar utara ke
Bati-Bati. Terkait dengan Rencana Pengembangan Jalan Kereta Api di Kalimantan, maka terminal
penumpang ini akan melayani beberapa kota di Provinsi Kalimantan Tengah (Palangkaraya,
Ampah, Buntok) dan di Provinsi Kalimantan Timur (Kuaro, Balikpapan, Samarinda, Penajam).
Selanjutnya terminal B yang melayani angkutan dalam kota dalam provinsi direncanakan di
wilayah Alalak (Kabupaten Barito Kuala) dan Kota Martapura.
3. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)
Rencana pengembangan angkutan sungai didukung oleh potensi sungai yang ada di
kawasan metropolitan Banjar Bakula, diantaranya Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai
Alalak, Sungai Tabuk, Anjir Tamban dan Anjir Serapat, serta aliran sungai atau handil
lainnya.Beberapadermaga di Kota Banjarmasin yang akan dikembangkan untuk menunjang
pengembangan angkutan sungai. Selain itu juga akan dikembangkan/dibangun dermaga di kota
inti lain khususnya Martapura, dan beberapa kota/sub pusat kegitan lain seperti Alalak, Sungai
Tabuk, Aluh-aluh, Tamban, Tabunganen, Anjir Pasar, dan Anjir Muara.
4. Pengembangan Prasarana Transportasi Laut
Pengembangan sistem transportasi laut didukung oleh Pelabuhan Trisaksi di Kota
Banjarmasin yang dipadukan dengan pengembangan pelabuhan Martapura dengan fungsi:
• Terminal Martapura Baru untuk kapal-kapal pelayaran rakyat (pelra) dan antar pulau. • Terminal Trisakti berfungsi sebagai dermaga multipurpose, general cargo, kapal
penumpang, dan bongkar muat peti kemas.
5. Sistem Prasarana Transportasi Udara
Transportasi udara Kawasan Metropolitan Banjar Bakula tersedia Bandara Syamsuddin
Noor di Kota Banjarbaru. Rencana pengembangan bandara kearah utara diperkirakan
membutuhkan pembebasan lahan 109,63 Ha, sehingga terpadu dengan rencana pembangunan
jalan kolektor primer dan pembangunan angkutan kereta api.
6. Pengembangan Angkutan Kereta Api
Rencana pembangunan angkutan kereta api di kawasan metropolitan ini tidak terlepas
dari rencana transportasi kereta api yang akan dibangun di Pulau Kalimantan. Untuk kawasan
metropolitan jalur kereta api yang akan dibangun adalah :
• Palangkaraya – Banjarmasin – Banjarbaru – Martapura; • Banjarmasin – Pelaihari – Batulicin; dan
• Martapura - Tanjung.
Angkutan kereta api yang akan dibangun mempunyai tujuan jangka pendek untuk
jangka panjang diarahkan untuk angkutan penumpang, yang ditunjang dengan prasarana
stasiun sebagai berikut :
• Stasiun pusat Kota Banjarbaru yang akan menjadi pusat administrasi ketera api • stasiun transfer di Liang Anggang
• stasiun umum akan dibangun di Kota Martapura.
3.4.4.
Rencana Sistem Jaringan Utilitas
1. Sistem Pengembangan Energi Listrik
Pelayanan energi listrik di wilayah perencanaan mencapai 93% terutama untuk wilayah
perkotaan. Kebutuhan energi listrik kawasan sampai tahun 2028 untuk kota inti sebesar
1.048,16 KVA, kota satelit sebesar 186,94 KVA, dan kota kecil sebesar 201,64 KVA.
Strategi yang dilakukan PT. PLN untuk mengatasi krisis listrik tersebut antara lain:
a. Jangka Pendek :
• Penambahan sewa pembangkit, sebesar 30 MW tahun 2008 dan 30 MW tahun 2009.
• Pengendalian beban puncak;
• Penyebaran lampu hemat energi;
• Menjaga dan mengoptimalkan kemampuan mesin yang ada saat ini.
b. Jangka Panjang :
• Pembangunan PLTU Asam-Asam Unit 3 dan 4 sebesar 2 x 65 MW;
• Pembangunan PLTU Pulang Pisau unit 1 dan 2 sebesar 2 x 60 MW; dan
• Pembangunan PLTU Rantau unit 1 dan 2 sebesar 2 x 65 MW.
2. Sistem Pengembangan Telekomunikasi
a. Penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai dan terintegrasi baik dalam kawasan,
regional, nasional, maupun global.
b. Penambahan dan pembangunan sentral-sentral telepon otomatis baru.
c. Penyediaan warung telekomunikasi pada kawasan perumahan yang memiliki keterbatasan
untuk penyediaan sambungan rumah secara langsung.
d. Pengaturan penggunaan menara telepon seluler secara terpadu minimal oleh 3 (tiga)
operator untuk setiap menara.
e. Pengaturan radius pembangunan menara telepon seluler untuk menghindari semakin
padatnya menara telepon seluler.
3. Penyediaan Air Minum
a. Sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air kawasan :
• Waduk Riam Kanan;
• Aliran sungai, seperti Sungai Barito, Sungai Tabuk, Sungai Alalak, dan sungai-sungai lain
yang memenuhi persyaratan air baku.
• Keterpaduan pengelolaan sungai dari hulu hingga hilir dengan konsep one river one
management.
• Peningkatan upaya pengelolaan dan konservasi sungai, danau, bendungan, dan
pengendalian daya rusak air.
• Penataan kelembagaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya air. • Peningkatan jaringan sumberdaya air untuk meningkatkan produksi.
• Pengendalian daya rusak air terutama untuk mengurangi akibat dari aliran air yang tidak
terkendali.
4. Pengembangan Sistem Drainase dan Pengendali Banjir
Rencana pengembangan sistem drainase Kawasan Metropolitan Banjar Bakula ini
membutuhkan ruang untuk detensi dan retensi. Sempadan sungai dan drainase harus diatur
secara tegas agar tidak dikuasai oleh perumahan dan pembangunan fasilitas perkotaan lainnya.
Pengembangan daerah tertekan seperti dataran banjir sungai, rawa, situ-situ dan lain-lain
sebagai detensi alami untuk pengembangan permukiman tidak dibenarkan.
Untuk mengatasi permasalahan drainase Kawasan Metropolitan Banjar Bakula
didasarkan dengan mengembangan sistem zoning, yaitu :
a. Sistem Drainase Banjarmasin
Zona ini meliputi Kota Banjarmasin, Kecamatan Alalak, Kertak Hanyar, dan Gambut. Sistem
drainase alami yang dapat dimanfaatkan diantaranya Sungai Kuin, Sungai Alalak, dan Sungai
Martapura. Pengelolaan drainase diarahkan menggunakan sistem jaringan, pembangunan
kolam/tandon, serta menggunakan sistem pompa.
b. Sistem Drainase Banjarbaru-Martapura
Zona ini meliputi Kecamatan Banjarbaru, Cempaka, Martapura, dan Martapura Timur.
Sistem dranase alami yang dapat digunakan meliputi Sungai Tabuk, Sungai Martapura,
Sungai Riam Kanan, dan Sungai Riam Kiwa. Selain itu sistem buatan berupa sistem jaringan
yang disediakan/dibangun untuk menunjang sistem drainase zona ini.
c. Sistem Drainase Landasan Ulin (Kawasan Industri)
Zona ini dominan wilayah industri dan perumahan tidak padat, dengan arahan pengelolaan
drainase cukup menggunakan sistem jaringan.
Strategi mitigasi bencana banjir secara umum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu
upaya mitigasi non struktural, mitigasi struktural serta peningkatan peranserta
masyarakat.Untuk upaya mitigasi struktural berupa :
a. Pembangunan tembok penahan dan tanggul sepanjang sungai, tembok laut sepanjang
pantai yang rawan badai atau tsunami.
b. Pengaturan kecepatan aliran dan debit air permukaan dari daerah dengan mengatur
kecepatan air dan debit aliran air dan pembangunan sistem peresapan serta pembangunan
c. Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran terbuka walaupun
tertutup atau terowongan.
5. Pengelolaan Air Limbah
Dalam jangka pendek perlu dibangun sistem off-site terutama bagi Kota Banjarbaru dan
Kota Martapura. Timbulan limbah menjelang tahun 2028 di kawasan Metropolitan ini
diperkirakan produksi lumpur tinja sebanyak 145 m³/hari. Penyediaan MCK diprioritaskan bagi
wilayah yang mempunyai tingkat sosial ekonomi rendah, daerah kumuh, dan pembangunannya
dipadukan dengan program penataan lingkungan perumahan perkotaan, maupun kegiatan
revitalisasi kawasan perkotaan.
6. Pengelolaan Sampah
Pengembangan pengelolaaan persampahan di Kawasan Metropolitan akan dilakukan
secara regional dengan menggabungkan beberapa kota dan kabupaten yanag tercakup dalam
kawasan metropolitan ini. Pengelolaan sampah direncanakan melalui optimalisasi TPA utama,
yaitu TPA Hutan Panjang, TPA Basirih, dan TPA Padang Panjang. Dalam jangka pendek TPA
Hutan Panjang di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru yang memiliki luas 10 Ha diarahkan
untuk pelayanan Kota Banjarbaru, Kecamatan Bati-bati dan Kurau. Sedang dalam jangka panjang
diarahkan untuk pelayanan regional dengan sistem pengelolaan sanitary lanfill. TPA Basirih
dalam jangka pendek masih dapat digunakan untuk melayani Kota Banjarmasin dan
kecamatan-kecamatan di wilayah Barito Kuala, namun pengelolaan dengan cara sanitary lanfill terbatas oleh
kondisi fisik TPA, sehingga cenderung untuk penampungan sementara sebelum diangkut ke TPA
regional. TPA Padang Panjang dalam jangka pendek untuk melayani wilayah Kabupaten Banjar.
Beberapa program yang akan dilakukan dalam rangka pengelolaan sampah adalah :
1. Penyusunan DED TPA Hutan Panjang sesuai ketentuan TPA regional;
2. Pembentukan lembaga pengelola TPA regional;
3. Penyusunan dokumen rencana pengelolaan dan rencana pemantauan lingkungan;
4. Pembangunan fisik TPA;
5. Pengelolaan bersama antar wilayah administratif;
6. Pemeliharaan TPA lokal yang sudah ada;
7. Penyediaan dan pemeliharaan TPS;
8. Pengelolaan TPA dengan sistem sanitary lanfill.
3.4.5.
Rencana Pola Ruang
1. Rencana Kawasan Lindung
▪ Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
a. Kawasan hutan lindung di Kecamatan Gambut dan Kecamatan Liang Anggang.
b. Kawasan resapan air.
a. Kawasan sempadan pantai di Kecamatan Kurau, dengan vegetasi tanaman mangrove.
b. Kawasan sempadan sungai, menyebar di seluruh sungai dan handil serta beberapa sungai
besar yaitu Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai Alalak, Sungai Kuin, Sungai
Pekapuran, Sungai Alu-alu, Sungai Kelayan, Sungai Maluka.
c. RTH menyebar diseluruh kawasan kota/perkotaan berupa hutan kota, taman kota, sabuk
hijau, jalur hijau jalan, RTH pejalan kaki, RTH di bawah jalan layang, atau RTH dengan
fungsi tertentu.
• Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya
a. Kawasan cagar alam di Kecamatan Gambut seluas ± 38,22 Hauntuk melindungi jenis satwa
dan tumbuhan yang memerlukan konservasi.
b. Kawasan pantai berhutan bakau di Kecamatan Beruntung Baru seluas 55,00 Ha; dan
Kecamatan Aluh-aluh seluas 3.558,57 Ha.
c. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan di Kota Banjarmasin dan Martapura seperti:
makam Sultan Suriansyah, Masjid Raya Martapura dan Masjid Agung di Banjarmasin.
▪ Kawasan Rawan Bencana Alam
a. Daerah pesisir/pantai di selatan kawasan yaitu di Kabupaten Tanah Laut, Banjar dan
Barito Kuala.
b. Daerah dataran banjir (Floodplain Area), yaitu Kota Banjarmasin, Kec. Martapura di Kab.
Banjar, dan Kec. Bati-Bati di Kab. Tanah Laut.
c. Daerah sempadan sungai, meliputi: Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai Alalak, dan
sungai-sungai lainnya dalam kawasan metropolitan.
Tabel 3.8. Rencana Kawasan Lindung Kawasan Metropolitan Banjar Bakula Sampai Tahun 2028
No Jenis Kawasan Lindung Lokasi Luas (Ha)
1 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan hutan lindung Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru
Kec. Gambut, Kabupaten Banjar
1.221,84 38,22
Sub Jumlah 1a 1.260,06
Kawasan resapan air Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin Kec. Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin Kec. Gambut, Kabupaten Banjar
Kec. Kertakhanyar, Kabupaten Banjar Kec. Karang Intan, Kabupaten Banjar Kec. Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar Kec. Mataraman, Kabupaten Banjar Kec. Astambul, Kabupaten Banjar Kec. Cempaka, Kota Banjarbaru Kec. Liangaanggang, Kota Banjarbaru
1.525,00
2 Perlindungan Setempat
Sempadan pantai Kec. Tabunganen, Kab. Barito Kuala Kec. Kurau, Kab. Tanah Laut
Kec. Bumimakmur, Kab. Tanah Laut
-
Sub Jumlah 2a
Sempadan sungai Sungai Barito Sungai Martapura Sungai Alalak
No Jenis Kawasan Lindung Lokasi Luas (Ha)
Sungai Kuin
Sungai Kec. Astambul, Kab. Banjar Kec. Kurau, Kab. Banjar
Kec. Aluh-Aluh, Kab. Banjar Kec. Alalak, Kab. Barito Kuala Kec. Tamban, Kab. Barito Kuala Kec. Tabunganen, Kab. Barito Kuala Kec. Mekarsari, Kab. Barito Kuala Kec. Anjir Pasar, Kab. Barito Kuala Kec. Anjir Muara, Kab. Barito Kuala Kec. Karang Intan, Kab. Tanah Laut Kec. Bati-Bati, Kab. Tanah Laut
Ruang terbuka hijau kota Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru
Perkotaan di Kabupaten Banjar Perkotaan di Kabupaten Tanah Laut Perkotaan di Kabupaten Barito Kuala
101.340,00
Sub Jumlah 2c 101.340,00
3 Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
Suaka Margasatwa Pulau Kaget, Kab. Barito Kuala 85,00
Pantai Berhutan Bakau Kec. Tabunganen, Kab. Barito Kuala 3.079,50 Cagar Budaya dan Ilmu
Pengetahuan
Masjid dan Makam Sultan Suriansyah, Kota Banjarmasin
Museum Lambung Mangkurat, Kota Banjarbaru
Sub Jumlah 3c
Taman Wisata Alam Pulau Kembang, Kab. Barito Kuala Pulau Bakut, Kab. Barito Kuala
60,00 18,70
Sub Jumlah 3d 78,70
4 Kawasan rawan bencana alam
Kawasan rawan banjir Kec. Aluh-aluh, Kab. Banjar Kec. Beruntung Baru, Kab. Banjar Kec. Sungai Tabuk, Kab. Banjar Kec. Martapura, Kab. Banjar Kec. Bati-bati, Kab. Tanah Laut
8.248,00
Jumlah luas kaw lindung Sumber : Hasil Rencana, 2009
2. Rencana Kawasan Budidaya
• Kawasan Peruntukan Permukiman
➢ Pengembangan kawasan permukiman kepadatan tinggi diarahkan ke pemukiman yang
kepadatannya rendah dan dibentuk kawasan kasiba dan lisiba.
➢ Pengembangan kawasan pemukiman kepadatan rendah diarahkan sekitar pusat
kegiatan lokal mengikuti jalan yang ada. Untuk efisiensi lahan, diarahkan pengembangan
kawasan pemukiman berlantai banyak yang didukung dengan kelengkapan infrastruktur
pendukungnya. Kawasan pemukiman di bantaran sungai diarahkan untuk dipindahkan,.
➢ Pengembangan kasiba dan lisiba direncanakan di kota inti, baik Kota Banjarmasin,
Banjabaru, dan Martapura, diutamakan dengan pembangunan secara vertikal dengan
diarahkan pada pusat-pusat kegiatan sekunder (kota satelit), yaitu Kertak
Hanyar-Gambut, Sungai Tabuk dan Aluh-aluh. Permukiman kepadatan rendah diarahkan ke
pusat kegiatan tersier, yaitu kota-kota kecil disekitarnya.
➢ Arahan pembangunan permukiman diprioritaskan pada lahan-lahan tidak produktif,
yaitu 750 meter kiri-kanan jalan A. Yani di Kertakhanyar-Gambut, 500 m kiri-kanan
untuk jalan lingkar utara, dan 250 meter untuk jalan lingkar selatan.
• Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
➢ Pengembangan kawasan perdagangan baru diarahkan berupa kawasan perdagangan
dan jasa secara mengelompok dalam kawasan CBD. Beberapa kegiatan jasa masih dapat
dikembangkan mengikuti jalan-jalan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan pola
linier/ribbon.
➢ Strategi pengembangannya yaitu mengarahkan setiap pengajuan ijin lokasi baru
pengembangan perdagangan dan jasa ke CBD, pembenahan infrastruktur yang terdapat
di sekitar pusat kota inti dan mengarahkan pembangunan fasilitas di sekitar kawasan
• Kawasan Peruntukan Kantor Pemerintahan dan Pelayanan Umum
➢ Kawasan perkantoran pemerintah untuk skala pelayanan Provinsi diarahkan
pengembangannya di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.
➢ Kawasan perkantoran jasa pelayanan umum skala kota diarahkan di sekitar jalan utama
kota inti dan di Kota satelit, sedangkan untuk pelayanan umum dengan skala lingkungan
akan menyatu dengan kawasan pemukiman.
• Kawasan Peruntukan Industri
➢ Kawasan industri besar diarahkan di daerah Bati-bati Kabupaten Tanah Laut dan daerah
Tamban Kabupaten Barito Kuala. Untuk industri menengah dan kecil dikembangkan di
daerah Lianganggang di Kota Banjarbaru dan daerah Martapura.
• Kawasan Peruntukan Pariwisata
➢ Pengembangan kawasan pariwisata bertujuan untuk optimalisasi pengembangan
obyek-obyek wisata yang ada. Obyek wisata yang ada dikelompokkan menjadi wisata alam,
wisata budaya, dan wisata konvensi.
• Kawasan Peruntukan Pendidikan
➢ Pengembangan kawasan peruntukan pendidikan tinggi di kota inti (Banjarmasin dan
Banjarbaru) dengan skala pelayanan nasional. Untuk pendidikan tinggi swasta
menyebar di kota inti termasuk Martapura dan untuk pendidikan menengah dan
pendidikan dasar diarahkan pengembangannya di seluruh pusat pelayanan.
➢ Terdiri dari pengembangan posyandu, balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan
anak/klinik bersalin, puskesmas dan balai pengobatan, puskesmas pembantu dan balai
pengobatan, tempat praktek dokter, dan apotik.
• Kawasan Peruntukan Peribadatan
➢ Disediakan di lingkungan perumahan sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai
dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan.
Tabel 3.9. Sebaran Obyek Wisata di Kawasan Metropolitan Banjar Bakula
No Obyek Wisata Lokasi
Prasarana dan Sarana Pendukung Akses ke
lokasi Hotel Restoran
1 Pasar Terapung Kuin Desa Kuin,
Banjarmasin Kelotok
8 hotel bintang dan 42 hotel non bintang
Rumah Makan Terapung di Pasar Kuin
2 Masjid Raya Sabilal Muhtadin
Banjarmasin
Tengah Kend.Darat
3 Makam Sultan Suriansyah Banjarmasin Kend.Darat 96 RM di Kota Banjarmsin 4 Pusat Penjualan
Sasirangan
Banjarmasin Timur
Kend.Darat
5 Pendulangan Intan Cempaka
Pumpung, Cempaka
Kend.Darat
19 hotel; 380 kamar 6 RM di Banjarbaru Kota, 9 di Banjarbaru Utara 6 Taman Rekreasi Candara
Kirana Landasan Ulin
Kend. darat 8 RM di loktabat, 6 di Sei Besar
7 Hutan Pinus Kel. Banjarbaru Utara
Kend. darat 16 hotel di Banjarbaru
4 RM di Guntung Payung, 2 di Land. Ulin Tengah 8 Agrowisata Pertanian Sei Tiung,
Cempaka
Kend. darat
3 hotel di Land. Ulin 5 RM di Land. Ulin Timur 9 Taman Bermain Idaman Banjarbaru Kend. darat
10 Museum Lambung
Mangkurat Banjarbaru
Kend. darat
10 hotel; 163 kamar
11 Makam Syeh Muhammad
Arsyad Al Banjari Astambul, Banjar
Kend. darat 6 RM di Jl.A. Yani, 3 RM di Desa Bincau
12 Tahura Sultan Adam Karang Intan, Banjar
Kend. darat Mayoritas di Martapura
11 RM di Jingah Habang, 1 RM di Jl. Sekumpul 13 Pabrik Pengasahan Intan Martapura,
Banjar
Kend. darat 1 RM di Jl. P.M. Noor, 1 RM di Jl. Rahayu
14 Pusat Kerajinan Manik-manik dan Air Guci
Desa Melayu, Martapura
Kend. darat
15 Pasar Terapung Lok Baintan
Sungai Martapura
Kend. darat
16 Masjid Agung Al-Karamah Martapura,Banjar Kend. darat 17 Makam Syeh Abdul
Hamid Abulung
Sungai Batang, Martapura
Kend. darat
18 Pusat Pertokoan Cahaya Bumi Selamat
Martapura, Banjar
Kend. darat
19 Jamrud Plaza Martapura,Banjar Kend. darat 20 Agro wisata Bincau Bincau, Martapura Kend. darat 21 Agrowisata Jingah
Habang
Jingah Habang, Karang Intan
Kend. darat
22 Tempat Bermain
Anakanak Pasar Martapura
Kend. darat
23 Jembatan Barito Sungai Barito, Barito Kuala
Kend. darat
4 Hotel Bintang
24 Pulau Kembang Sungai Barito, Barito Kuala
Kelotok/Per ahu Motor