KUESIONER PENGETAHUAN
DAN SIKAP DALAM
PENELITIAN KESEHATAN
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pengetahuan medis senantiasa berubah. Oleh karena itu, standar tindakan pencegahan serta perubahan dalam perawatan dan terapi wajib diikuti seiring dengan penelitian dan pengalaman klinis baru yang memperluas pengetahuan. Pembaca disarankan untuk memeriksa informasi terbaru yang disediakan oleh produsen masing-masing obat (yang akan diberikan) untuk memverifi kasi dosis, metode, dan interval pemberian yang direkomendasikan serta kontraindikasinya. Merupakan tanggung jawab dari praktisi dengan memperhatikan pengalaman dan pengetahuan pasien untuk menentukan dosis dan perawatan terbaik bagi masing-masing pasien. Penerbit maupun penulis tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan/atau kerugian yang dialami seseorang atau sesuatu yang diakibatkan oleh penerbitan buku ini.
Hak Cipta © 2013, Penerbit Salemba Medika
Jln. Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telp. : (021) 781 8616 Faks. : (021) 781 8486
Website : http://www.penerbitsalemba.com E-mail : [email protected] Budiman dan Agus Riyanto
General Manager: Suwartono
Koordinator Penerbitan dan Produksi: Ariyanto
Senior Editor: Aklia Suslia
Copy Editor: Sally Carolina
Tata Letak: Dedy Juni Asmara
Desain Sampul: Deka Hasbiy
Budiman, Riyanto, Agus
Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan/Budiman, Agus Riyanto
—Jakarta: Salemba Medika, 2013 1 jil., xxx hlm., 15,5 × 24 cm
ISBN 978-602-8570-xxx-xx
persembahan
Kami persembahkan buku ini untuk bayi Kami yang pada saat penyusunan buku ini telah dikarunia anak oleh Allah Swt. Terima kasih buat istriku: Wiwin Windyatuti, S.Kep., Ners. dan Anakku: Naufal Langit Alwan, Alfi na Mentari Salsabila, dan Ray Afh am Athaya.
Serta kepada Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes. sebagai penulis kedua, berikut istri Mona Megasari, S.Kep., Ners. dan anaknya Keisya Agna Rizqueena dan Muhammad Fadly Gaff ar.
tentang penulis
Budiman, lahir di Karawang 16 Juni 1974. Menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi (1993–1997); S-1 Pendidikan STKIP Siliwangi, Bandung (1998–2000); S-1 Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Respati Indonesia, Jakarta (1999–2001); S-1 Keperawatan dari Program Studi Ilmu Keperawatan Bhakti Kencana (2005–2007); Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Padjajaran, Bandung; serta Program Doktor Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dari Institut Pertanian Bogor.
Agus Riyanto, lahir di Lampung 19 November 1977. Menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi (1996– 1999); S-1 Kesehatan Masyarakat di FKM Universitas Respati Indonesia, Jakarta (2000–2002); serta Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Respati Indonesia, Jakarta (2002– 2004).
KATA SAMBUTAN
KETUA UMUM
YAYASAN KARTIKA EKA PAKSI
Para pembaca yang saya hormati, Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP) mempunyai empat (4) Perguruan Tinggi yaitu: Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Yogyakarta. Peran serta YKEP dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa mempunyai komitmen dalam menyelenggarakan PT yang harus mengedepankan keunggulan dan kualitas. Perguruan tinggi yang unggul dan berkualitas dapat diukur salah satunya dengan jumlah karya ilmiah yang dipublikasikannya termasuk buku ajar. Maka saya selaku Ketua Umum YKEP memberikan apresiasi positif kepada Dr. Budiman, S.Pd., S.K.M., S.Kep., M.Kes. dan Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes. yang merupakan dosen tetap Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi yang telah selesai menulis buku ajar ini.
Menulis buku ajar merupakan bagian penting dari tugas pokok seorang dosen dalam alih teknologi ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Karya buku ilmiah yang dipublikasikan dapat bermanfaat bukan untuk diri dan pribadi dosen tersebut ataupun mahasiswa saja, tetapi dapat tersebar luas manfaatnya untuk mahasiswa lain bahkan untuk masyarakat yang berkepentingan dalam pengembangan ilmu pengetahuan (science knowledge development). Melalui buku ajar yang ditulis oleh dosennya akan menambah kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa karena mendapat ilmu pengetahuan dari penulis bukunya secara langsung.
Maka saya berharap kreativititas dan inovasi dosen dalam melahirkan karya ilmiah harus tetap dijaga kontinuitasnya jangan sampai terputus bahkan terhenti. Karya dosen merupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat diwariskan pada generasi intelektual selanjutnya. Jangan biarkan warisan ilmu pengetahuan hilang hanya karena dosen tidak dapat mengatur waktu dalam menulis karya ilmiah. Dosen yang baik salah satunya adalah dosen yang dapat memublikasikan karya ilmiahnya.
Akhirnya saya sampaikan selamat kepada saudara Dr. Budiman, S.Pd., S.K.M., S.Kep., M.Kes. dan saudara Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes. atas hasil yang telah dicapai. Mudah-mudahan akan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Selamat membaca dan selamat menggunakan.
Jakarta, 3 April 2012 Ketua Umum
Yayasan Kartika Eka Paksi
Atas berkat rahmat Allah Swt. sudah sewajarnya kita mensyukuri nikmat yang diberikan. Dan atas kehendak-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salam kemuliaan kita haturkan pada Nabi Besar Muhammad saw., para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Buku ini disusun dan terinspirasi oleh banyak penelitian terutama dari mahasiswa yang mengambil topik penelitian tentang pengetahuan dan sikap. Pengambilan topik tersebut memang telah menjadi tren karena secara kondisi merupakan realita yang dihadapi masyarakat khususnya berhubungan dengan masalah kesehatan. Perilaku menjadi satu bagian penting di masyarakat Indonesia dalam pencapaian status kesehatan masyarakat yang optimal.
Sampai saat ini, kuesioner yang terstandar menyangkut penelitian pengetahuan dan sikap belum ada. Para peneliti mengembangkan kuesioner menurut kebutuhannya sehingga penelitian pengetahuan dan sikap kecenderungan selalu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dalam buku ini, peneliti ingin membuat standar kuesioner yang baku sehingga peneliti pemula dapat menggunakan kuesioner yang ada dalam buku ini untuk penelitiannya tanpa harus melakukan uji validitas dan reliabilitas.
Kuesioner pengetahuan dan sikap yang ada dalam buku ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas bahkan sudah di uji oleh reviewer. Namun demikian, Penulis setiap tahun akan melakukan uji coba terus-menerus untuk mendapatkan standardisasi secara universal. Kuesioner dalam buku ini dibagi menurut kajian bidang ilmu yaitu kesehatan masyarakat, keperawatan, dan kebidanan. Namun, tentunya ada beberapa kuesioner yang sebenarnya dapat digunakan dalam lingkup ketiga bidang ilmu tersebut.
1. dr. Dedi S. Djamhuri, Sp.B. selaku Ketua Stikes A. Yani, Cimahi yang telah memfasilitasi adanya Insentif Program Buku Ajar bagi dosen;
2. tim LPPM Stikes A. Yani, Cimahi, yaitu: Novie E. Mauliku, S.K.M., M.Kes., Asep D. Abdillah, S.Pd., S.K.M., M.M.
3. Anggi Kumala Dewi yang telah berbagi tugas di LPPM sehingga penulis masih punya kesempatan waktu dalam menyusun buku ini.
Tidak ada gading yang tak retak, namun tentunya bila ada sumur di ladang boleh penulis menumpang mandi, bila umur panjang mudah-mudahan penulis dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang penelitian kesehatan.
Cimahi, Juni 2012
DAFTAR ISI
Persembahan iii Tentang Penulis v Kata Sambutan vii Kata Pengantar ix Daft ar ISI xi
Bab 1 Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan 1 Taksonomi Pendidikan 2
Defi nisi Pengetahuan 3 Jenis Pengetahuan 4
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan 4 Tahapan Pengetahuan 7
Pengukuran Tingkat Pengetahuan 8 Cara Membuat Kuesioner Pengetahuan 11 Evaluasi Pembelajaran 12
Bab 2 Taksonomi Pendidikan Domain Sikap 13 Konsep Dasar 14
Komponen Sikap 14
Faktor-faktor yang Memengaruhi sikap 14 Pengukuran Sikap 16
Cara Membuat Kuesioner Penelitian Variabel Sikap 18 Evaluasi Pembelajaran 20
Bab 3 Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas 21 Konsep Dasar Uji Validitas 22
Konsep Uji Reliabilitas 22
Bab 4 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Kesehatan Masyarakat 31
Konsep Dasar Kuesioner 32
Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Kesehatan Masyarakat 33
Evaluasi Pembelajaran 69
Bab 5 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Keperawatan 71
Penelitian Pengetahuan dalam Lingkup Ilmu Keperawatan 72
Kapita Selekta Kuesioner Penelitian Pengetahuan Lingkup Ilmu Keperawatan 72
Evalusasi Pembelajaran 119
Bab 6 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Kebidanan 121
Penelitian Pengetahuan dalam Lingkup ilmu Kebidanan 122
Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Ilmu Kebidanan 122
Kuesioner Penelitian Pengetahuan Ibu tentang Tanda Bahaya dalam Kehamilan 161
Kuesioner Penelitian Pengetahuan Ibu tentang Pemilihan Penolong Persalinan 167
Evaluasi Pembelajaran 177
Bab 7 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Masyarakat 179
Penelitian Sikap dalam Lingkup Kesehatan Masyarakat 180 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat 180
Evaluasi Pembelajaran 186
Bab 8 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Ilmu Keperawatan 187
Penelitian Sikap dalam Ilmu Keperawatan 188 Kapita Selekta Kuesioner Sikap dalam Lingkup Ilmu Keperawatan 188
Bab 9 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian
Kebidanan 195
Penelitian Sikap dalam Ilmu Kebidanan 196 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Kebidanan 197
Evaluasi Pembelajaran 202
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu mengerti taksonomi pendidikan domain pengetahuan dengan baik dan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. menjelaskan taksonomi pendidikan; 2. menjelaskan pengertian pengetahuan; 3. menyebutkan jenis pengetahuan;
4. mengidentifi kasi faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan; 5. membedakan tahapan pengetahuan;
6. membuat tingkat pengetahuan; 7. membuat kuesioner pengetahuan.
TAKSONOMI PENDIDIKAN
Taksonomi pendidikan dikembangkan pertama kali oleh Benjamin S. Bloom (1956) yang dikenal dengan Segitiga Taksonomi Pendidikan terdiri atas: 1) Head (kepala) yang mendeskripsikan pengetahuan, 2) Heart (hati) yang mendeskripsikan sikap, dan 3) Hand (tangan) yang mendeskripsikan keterampilan seperti pada Gambar 1.1.
Kepala
Tangan Jantung
Kesehatan
Gambar 1.1 Taksonomi Pendidikan Bloom (1956).
Taksonomi pendidikan Bloom diperuntukkan guna mencapai perubahan perilaku yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mau menjadi mau, dan awalnya tidak bergerak menjadi bertindak. Interaksi Head, Heart, dan
Hand akan mewujudkan sehat seseorang. Deskripsi domain/ranah perilaku adalah sebagai berikut.
1. Domain/Ranah Kognitif.
Ranah kognitif adalah berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti: pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif biasa disebut juga dengan ranah pengetahuan.
Misalnya: perilaku masyarakat tentang pemahaman bahaya narkoba. 2. Domain/ Ranah Afektif.
Ranah afektif adalah berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti: minat, sikap, apresiasi, dan cara menyesuaikan diri. Ranah kognitif biasa disebut juga dengan ranah sikap.
3. Domain/Ranah Psikomotor.
Ranah psikomotor adalah berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik seperti: mengerjakan, memasang, membuat, dan sebagainya. Ranah psikomotor biasa disebut juga dengan ranah tingkah laku.
Misalnya: seorang perawat mengerjakan pemberian obat melalui selang infus pada pasien anak yang menderita penyakit demam berdarah.
Taksonomi pendidikan dikembangkan tidak hanya membagi dalam domain/ranah perilaku saja melainkan telah mengidentifi kasi menurut level di antaranya dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Level taksonomi.
Level Kognitif (Pengetahuan) Afektif (Sikap) Psikomotor (Tingkah Laku)
1. Tahu Menerima Imitasi
2. Paham Memberi tanggapan Manipulasi
3. Aplikasi Menghargai Persisi
4. Analisis Mengorganisasi Artikulasi
5. Sintesis Internalisasi nilai Naturalisasi 6. Evaluasi
DEFINISI PENGETAHUAN
Pengetahuan dapat diperoleh seseorang secara alami atau diintervensi baik langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teori pengetahuan telah berkembang sejak lama. Filsuf pengetahuan yaitu Plato menyatakan pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (justifi ed true belief). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Dalam Wikipedia, pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus-menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
JENIS PENGETAHUAN
Pengetahuan masyarakat dalam konteks kesehatan beraneka ragam pemahamannya. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan. Jenis pengetahuan di antaranya sebagai berikut.
1. Pengetahuan implisit.
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.
Contoh sederhana: seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun ternyata dia merokok.
2. Pengetahuan eksplisit.
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
Contoh sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGETAHUAN
1. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
seeorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.
2. Informasi/media massa.
Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”
(Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).
Adanya perbedaan defi nisi informasi dikarenakan pada hakikatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan melalui komunikasi. Informasi mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, dan basis data.
Contohnya: seseorang mendapatkan informasi dari media cetak mengenai penyakit demam berdarah disebabkan oleh vektor nyamuk Dengue. Penyebaran penyakit demam berdarah disebabkan karena lingkungan tidak sehat dengan indikator banyak genangan air yang menjadi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty.
memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3. Sosial, budaya, dan ekonomi.
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fi sik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia.
madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut. a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
b. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena telah mengalami kemunduran baik fi sik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
TAHAPAN PENGETAHUAN
Tahapan pengetahuan menurut Benjamin S. Bloom (1956) ada 6 tahapan, yaitu sebagai berikut.
1. Tahu (know).
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, defi nisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Misalnya ketika seorang perawat diminta untuk menjelaskan tentang imunisasi campak, orang yang berada di tahapan ini dapat menguraikan dengan baik dari defi nisi campak, manfaat imunisasi campak, waktu yang tepat pemberian campak, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension).
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi tersebut secara benar.
4. Analisis (analysis).
5. Sintesis (synthesis).
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation).
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifi kasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
PENGUKURAN TINGKAT PENGETAHUAN
Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut.
1. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.
2. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisis.
3. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan. Di bawah ini beberapa rumusan kalimat pertanyaan yang dapat digunakan untuk membuat kuesioner yang berhubungan dengan pengukuran pengetahuan yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.2 Standar kata-kata pertanyaan dalam pengukuran pengetahuan.
Tahapan
Pengetahuan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan Tahu Mengetahui,... misalnya: Mengidentifikasi
Istilah Menyebutkan
Fakta Memberi nama pada
Aturan Menyusun daftar
Urutan Menggarisbawahi
Metode Menjodohkan
Tahapan
Pengetahuan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan Paham Menerjemahkan,...
Menafsirkan,... Memperkirakan,... Menentukan,... misalnya:
Metode Menjelaskan
Prosedur Menguraikan
Memahami Merumuskan
misalnya: Merangkum
Konsep Mengubah
Kaidah Memberikan contoh tentang
Prinsip Menyadur
Kaitan antara Meramalkan
Fakta Memperkirakan
Isi pokok Menerangkan
Mengartikan/ Menginterpretasikan,... misalnya:
Tabel Grafik Gambar
Aplikasi Memecahkan masalah Membuat bagan dan grafik Menggunakan…………. misalnya:
Metode/prosedur Memperhitungkan
Konsep Membuktikan
Kaidah Menghasilkan
Prinsip Menunjukkan
Melengkapi Menyediakan Menyesuaikan Menemukan Analisis Mengenali kesalahan
Membedakan……….. misalnya:
Fakta dari Memisahkan
Interprestasi Menerima
Data dari Menyisihkan
Kesimpulan Menghubungkan
Menganalisis………… Memilih
misalnya: Membandingkan
Struktur dasar Mempertentangkan
Bagian-bagian Membagi
Tahapan
Pengetahuan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan Sintesis Menghasilkan………
misalnya:
Klasifikasi Mengategorikan
Karangan Mengombinasikan
Kerangka teoritis Mengarang
Menyusun………….. Menciptakan
misalnya : Mendesain
Rencana Mengatur
Skema Menyusun kembali
Program kerja Merangkaikan
Menghubungkan Menyimpulkan Merancangkan Membuat pola Evaluasi Menilai berdasarkan norma
internal…. misalnya:
Hasil karya seni Memperhitungkan
Mutu karangan Membuktikan
Mutu ceramah Menghasilkan
Program penataran Menunjukkan Menilai berdasarkan norma Melengkapi
eksternal.. Menyediakan
misalnya: Menyesuaikan
Hasil karya seni Menemukan
Mutu karangan Mutu pekerjaan Mutu ceramah Program penataran
Mempertimbangkan……… Misalnya :
Baik-buruknya Pro-kontranya Untung ruginya
Arikunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai berikut.
Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut.
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.
2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%.
Namun, jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka persentasenya akan berbeda.
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%.
2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 75%.
CARA MEMBUAT KUESIONER PENGETAHUAN
Penelitian kesehatan yang melakukan kajian tentang variabel “Pengetahuan” lazim dilakukan oleh para peneliti pemula. Oleh karena itu, pada saat melakukan penelitian, peneliti akan membuat kuesioner penelitian yang dijadikan instrumen penelitian. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah memperhatikan sasaran responden. Kuesioner pengetahuan untuk sasaran tenaga kesehatan secara substansi berbeda jika sasarannya adalah masyarakat biasa sebagai responden.
Dalam buku ini, akan diperoleh beragam instrumen penelitian pengetahuan yang berbeda-beda karena disesuaikan dengan substansi variabel penelitian. Membuat kuesioner penelitian pengetahuan dapat menggunakan kata-kata kerja operasional dari taksonomi Bloom. Bahkan peneliti akan mampu mengungkap atau mendeskripsikan pengetahuan berdasarkan tahapan taksonomi pendidikan. Beberapa poin yang perlu diperhatikan oleh peneliti saat membuat kuesioner pengetahuan adalah sebagai berikut.
1. Pertanyaan hendaklah menanyakan hal yang penting untuk diketahui. 2. Tulislah pertanyaan yang berisi pernyataan pasti.
3. Utamakan pertanyaan yang mengandung pernyataan umum yang bertahan lama.
4. Buatlah pertanyaan yang hanya memiliki satu gagasan.
5. Buatlah pertanyaan yang menyatakan inti pertanyaan dengan jelas. Gunakan kalimat sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
6. Sebaiknya pertanyaan tidak didasari oleh pernyataan negatif.
8. Pertanyaan harus memberikan alternatif bagi isi pernyataan yang penting.
9. Berikan alternatif jawaban yang jelas berbeda.
10. Alternatif yang ditawarkan hendaknya mempunyai struktur dan arti yang sejajar atau dalam satu kategori.
11. Menghindari penggunaan alternatif yang semata-mata meniadakan atau bertentangan dengan alternatif yang lain.
12. Jika mungkin, susunlah alternatif jawaban dalam urutan besar kecilnya atau urutan logisnya.
13. Penggunaan alternatif “bukan salah satu di atas” atau “semua yang di atas” hanya baik apabila kebenaran bersifat mutlak dan bukan semata-mata masalah lebih dan kurang baik atau masalah kebenaran relatif.
14. Jangan menjebak responden dengan menanyakan hal yang tidak ada jawabannya.
15. Hindari penggunaan kata-kata yang dapat dijadikan petunjuk oleh responden untuk menjawab.
EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Gambarkan melalui skema taksonomi pendidikan menurut Bloom (1956)?
2. Jelaskan pengertian jenis pengetahuan implisit?
3. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan? 4. Sebutkan tahapan pengetahuan?
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu mengerti taksonomi pendidikan domain sikap dengan baik dan benar.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. menjelaskan konsep dasar sikap; 2. menyebutkan komponen sikap;
3. mengidentifi kasi faktor-faktor yang memengaruhi sikap; 4. membedakan tahapan sikap;
5. melakukan pengukuran sikap.
KONSEP DASAR
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa (Stepan, 2007). Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Misalnya ketika seseorang mengetahui bahwa merokok di dalam rumah membahayakan kesehatan pada anggota yang berada di sekitarnya lalu orang tersebut tidak merokok. Sikap orang tersebut merespons pada peristiwa. Pernyataan evaluatif merupakan reaksi respons terhadap objek, orang, dan peristiwa yang merupakan stimulus. Pengertian lain dari sikap menurut Notoatmodjo (2007) adalah reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek.
Sikap yang ada dalam seseorang memerlukan unsur respons dan stimulus. Misalnya sikap yang berhubungan dengan kepuasan pelayanan kesehatan. Seseorang akan merasa puas jika pelayanan kesehatan yang diterima berkualitas. Kepuasan merupakan respons dari stimulus yang diterima yaitu pelayanan kesehatan. Ouput sikap pada seseorang dapat berbeda, jika suka maka seseorang akan mendekat, mencari tahu, dan bergabung, sebaliknya jika tidak suka maka seseorang akan menghindar atau menjauhi.
Azwar (1995) menyatakan sikap dikategorikan menjadi tiga orientasi pemikiran yaitu berorientasi pada respons, berorientasi pada kesiapan respons, dan berorientasi pada skema triadik. Sikap berorientasi pada respons adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) atau tidak memihak (unfavourable) pada suatu objek. Sikap berorientasi pada kesiapan respons adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespons secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
KOMPONEN SIKAP
Menurut Breckler (1984), komponen utama sikap adalah sebagai berikut.
1. Kesadaran. 2. Perasaan. 3. Perilaku.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SIKAP
1. Pengalaman pribadi.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. 3. Pengaruh budaya.
4. Media massa.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. 6. Pengaruh faktor emosional
Tahapan Sikap
Dalam taksonomi Bloom (1956) tahapan domain sikap adalah sebagai berikut.
1. Menerima.
Tahap sikap menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini, misalnya adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
Receiving atau attenting juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada tahap ini, seseorang dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mau menggabungkan diri ke dalam nilai tersebut atau mengidentifi kasikan diri dengan nilai tersebut. Sebagai contoh, seorang ibu menerima bahwa bayi harus secara rutin dibawa ke posyandu untuk ditimbang agar dapat menilai pertumbuhan dan perkembangannya. 2. Menanggapi.
Tahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Tahap ini lebih tinggi daripada tahap menerima. Sebagai contoh, seorang ibu melihat catatan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
3. Menilai.
Tahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Menilai merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada menerima dan menanggapi.
ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka hal ini berarti bahwa seseorang telah menjalani proses penilaian. Nilai tersebut mulai dicamkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam dirinya. Sebagai contoh, tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri ibu yang memiliki bayi untuk berlaku disiplin datang secara rutin dalam kegiatan pelayanan posyandu. 4. Mengelola.
Tahap sikap mengelola adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lainnya., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Sebagai contoh, seorang ibu mendukung aktif adanya program revitalisasi posyandu guna meningkatkan efektivitas fungsi posyandu.
5. Menghayati.
Tahap sikap menghayati adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai. Nilai tersebut telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah memengaruhi emosinya. Menghayati merupakan tingkat efektif tertinggi, karena tahap sikap ini telah benar-benar bijaksana. Menghayati telah masuk pada pemaknaan yang telah memiliki philosophy of life yang mapan. Jadi, pada tahap ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentuk karekteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diamalkan.
PENGUKURAN SIKAP
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespons, Menghargai, Mengorganisasi, dan Menghayati. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek di antaranya menggunakan skala sikap.
melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Tabel. 2. 1. Standar Kata-kata Pernyataan dalam Pengukuran Sikap.
Tahapan Sikap Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional
Meneriman Menunjukan………….
misalnya: kesadaran, kemauan, perhatian.
Mengakui………
misalnya: kepentingan, perbedaan. Menanggapi Mematuhi…………..
misalnya: peraturan, tuntutan, perintah.
Ikut serta secara aktif………….. misalnya: di laboratorium, dalam diskusi, dalam kelompok belajar/ tentir.
Menilai Menerima suatu nilai………. misalnya: menyukai, menyepakati. Menghargai………….
misalnya: karya seni, sumbangan ilmu, pendapat, bersikap (positif/negatif ), mengakui. Menunjukan Melaksanakan Menyatakan pendapat Mengikuti Mengambil prakarsa Memilih Ikut serta Menggabungkan diri Mengundang Mengusulkan Mengorganisasi Membentuk sistem nilai
Tahapan Sikap Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional Menghayati Menunjukkan……….
misalnya: kepercayaan diri, disiplin pribadi, kesadaran
Mempertimbangkan……….. misalnya: melibatkan diri
Bertindak Menyatakan Memperlihatkan Mempraktekkan Melayani
Mengundurkan diri Membuktikan Menunjukkan Bertahan
Mempertimbangkan Mempersoalkan
CARA MEMBUAT KUESIONER PENELITIAN VARIABEL SIKAP
Kajian tentang sikap yang berhubungan dengan masalah kesehatan terus berkembang. Pengukuran sikap berbeda dengan pengukuran pengetahuan. Di uraian sebelumnya disampaikan bahwa jika peneliti ingin melakukan kajian mengenai sikap, maka yang digunakan adalah skala Likert. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun pertanyaan dalam kuesioner sikap di antaranya:???
Skala Likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Ada dua bentuk skala Likert yaitu pernyataan Positif yang diberi skor: 5, 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan pernyataan Negatif diberi skor: 1, 2, 3, 4, dan 5.
Makna kualitatif dari skor adalah berikut ini: Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) : 5
Setuju (S) : 4
Kurang Setuju (KS) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju : 1 Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) : 1
Setuju (S) : 2
Kurang Setuju (KS) : 3 Tidak Setuju (TS) : 4
Sangat Tidak Setuju : 5
1. Tentukan subjek yang akan ditanya, kemudian tetapkan variabel yang akan diukur dengan skala likert.
2. Lakukan analisis variabel tersebut menjadi beberapa subvariabel atau dimensi variabel, kemudian kembangkan indikator setiap dimensi tersebut.
3. Dari setiap indikator, tentukan ruang lingkup pernyataan sikap yang berkenaan dengan aspek kognisi, efeksi, dan konasi terhadap subjek sikap.
4. Susunlah pernyataan untuk masing-masing aspek tersebut dalam dua kategori, yaitu pernyataan positif dan peryataan negatif.
Beberapa kriteria dalam membuat pernyataan dengan skala Likert adalah sebagai berikut.
1. Jangan menulis pernyataan yang membicarakan mengenai kejadian yang telah lewat kecuali jika subjek sikapnya berkaitan dengan masa lalu. 2. Jangan menulis pernyataan yang berupa fakta atau dapat ditafsirkan
sebagai fakta.
3. Jangan menulis pernyataan yang dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran.
4. Jengan menulis pernyataan yang tidak relevan dengan objek psikologisnya.
5. Jangan menulis pernyataan yang sangat besar kemungkinannya akan disetujui oleh hampir semua orang atau bahkan hampir tak seorang pun yang akan menyetujuinya.
6. Pilihlah pernyataan-pernyataan yang diperkirakan akan mencakup keseluruhan liputan skala efektif yang diinginkan.
7. Usahakan agar setiap pernyataan ditulis dalam bahasa yang sederhana, jelas, dan langsung, jangan menuliskan pernyataan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang rumit.
8. Setiap pernyataan harus berisi hanya satu ide (gagasan) yang lengkap. 9. Pernyataan yang berisi unsur universal seperti; “tidak pernah”, “semuanya”,
“selalu”, “tak seorang pun”, dan semacamnya, sering kali menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dan karenanya sedapat mungkin hendaknya dihindari.
10. Kata-kata seperti: “hanya”, “sekadar”, “semata-mata”, dan semacamnya, harus digunakan seperlunya untuk menghindari kesalahan penafsiran isi pernyataan.
EVALUASI PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep uji validitas dan reliabilitas.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. menjelaskan konsep dasar uji validitas dengan baik dan benar; 2. menjelaskan konsep dasar uji reliabilitas dengan baik dan benar; 3. melakukan studi kasus uji validitas dan reliabilitas secara sistematis;
KONSEP UJI VALIDITAS
KONSEP DASAR UJI VALIDITAS
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. (Arikunto, 2006).
Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas setiap pertanyaan angket, Teknik uji yang digunakan adalah korelasi Product Moment. Skor setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total seluruh pertanyaan dengan rumus berikut ini:
Rumus:
2 2
2 2
)
(
.
)
(
.
.
.
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
X
Y
n
r
xy
Keterangan :rxy : Koefi sien korelasi X : Jumlah skor item
Y : Skor total seluruh pertanyaan n : Jumlah responden uji coba
Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan tersebut signifi kan, maka perlu dilihat r tabel dan r hitung. Dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel dan dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r tabee (0,444) dengan tingkat kemaknaan 5% (Arikonto, 2006).
KONSEP UJI RELIABILITAS
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
tersebut reliabel. Teknik uji reliabilitas yang digunakan dengan koefi sien Realibitas Alpha Cronbach, yaitu:
2 2 111
1
t bk
k
r
σ
σ
Keterangan :r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan b2 : Jumlah varians butir
t2 : Varians total
STUDI KASUS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Salah satu contoh uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang dilakukan adalah pada studi kasus di ruang perawatan rumah sakit untuk mengetahui tingkat depresi pasien. Tingkat depresi diukur dengan menggunakan 10 pertanyaan. Uji coba dilakukan terhadap 20 responden di mana bentuk pertanyaannya sebagai berikut.
Kuesioner Tingkat Depresi Pasien
No. Depresi Selalu
1 Sering 2 Kadang 3 Tidak Pernah 4 1. Apakah Anda sangat terpukul ketika diberitahu
penyakit Anda?
2. Sejak Anda sakit, apakah Anda merasa malas untuk berhubungan dengan orang lain?
3. Apakah Anda berpikir bahwa penyakit Anda tidak wajar?
4. Apakah saat ini Anda merasa tidak berdaya? 5. Apakah Anda sedih menangis jika memikirkan
penyakit Anda?
6. Apakah Anda merasa gagal dalam hidup karena tidak bisa mencapai kebahagiaan?
7. Apakah Anda malas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
8. Apakah Anda sering berpikir putus asa untuk berobat?
9. Apakah Anda kadang berpikir untuk bunuh diri dan mati dengan tenang daripada mengalami sakit seperti ini?
Hasil uji coba yang dilakukan terhadap 20 pasien yang dijadikan responden adalah sebagai berikut.
NO P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P10
1. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
2. 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
3. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
6. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
7. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
8. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
9. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
10. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
11. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
12. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13. 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3
14. 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2
15. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
16. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17. 4 4 2 4 3 4 4 4 3 1
18. 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1
19. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1
20. 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
Coba lakukan uji validitas dan reliabilitas?
Langkah Penyelesaian:
Uji Korelasi Pearson Product Moment
Langkah 2. Melakukan analisis data. a. Klik Analyze.
b. Pilih Scale.
c. Pilih Reliability Analysis seperti pada menu di bawah ini.
d. Masukkan semua variabel ke dalam kotak Items (ingat variabel yang masuk hanya variabel yang akan diuji saja, yaitu ques 1 sampai ques 10) bentuknya sebagai berikut.
g. Pada bagian Deskriptives for, klik pilihan Item, Scale, Scale if item deleted.
h. Klik continue.
i. Klik OK, kemudian lihat hasil outputnya sebagai berikut.
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.954 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 2.65 .988 20
p2 2.65 .988 20
p3 2.25 .967 20
p4 2.65 .988 20
p5 2.50 .827 20
p6 2.65 .988 20
p7 2.65 .988 20
p8 2.65 .988 20
p9 2.50 .827 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
p1 23.00 50.211 .977 .942
p2 23.00 50.211 .977 .942
p3 23.40 59.200 .318 .969
p4 23.00 50.211 .977 .942
p5 23.15 52.976 .931 .945
p6 23.00 50.211 .977 .942
p7 23.00 50.211 .977 .942
p8 23.00 50.211 .977 .942
p9 23.15 52.976 .931 .945
p10 23.15 61.713 .137 .976
Langkah 3. Melakukan interprestasi.
Pada analisis reliabilitas memperlihatkan dua bagian. Bagian utama menunjukkan hasil statistik deskriptif masing-masing variabel dalam bentuk mean, varian, dan lain-lain. Pada bagian kedua memperlihatkan hasil dari proses validitas dan reliabilitas. Ketentuan yang berlaku bahwa pengujian dimulai dengan menguji validitas kuesioner, kemudian dilanjutkan uji reliabilitas.
1. Uji validitas. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung.
a. Menentukan nilai r tabel; nilai r tabel dilihat dengan tabel r (pada lampiran). Pada jumlah responden 20 dengan tingkat kemaknaan 5%, didapatkan angka r tabel = 0,444.
b. Menentukan nilai r hasil perhitungan; nilai r hasil dapat dilihat pada kolom Corrected item-Total Correlation.
c. Keputusan: masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
Langkah 4. Menarik kesimpulan.
Langkah 5. Melakukan analisis lagi dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid.
Lakukan prosedur/langkah seperti di atas yaitu sebagai berikut. a. Klik Analyze.
b. Pilih Scale.
c. Pilih Reliability Analysis seperti pada menu di bawah ini???
d. Masukkan kedelapan variabel ke dalam kotak Items (variabel P3 dan P10 tidak ikut dianalisis).
e. Klik OK kemudian muncul tampilan outputnya sebagai berikut.
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of Items
.996 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 2.65 .988 20
p2 2.65 .988 20
p4 2.65 .988 20
p5 2.50 .827 20
p6 2.65 .988 20
p7 2.65 .988 20
p8 2.65 .988 20
p9 2.50 .827 20
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
p1 18.25 42.408 .996 .995
p2 18.25 42.408 .996 .995
p4 18.25 42.408 .996 .995
p5 18.40 44.989 .949 .997
p6 18.25 42.408 .996 .995
p7 18.25 42.408 .996 .995
p8 18.25 42.408 .996 .995
Langkah 6. Melakukan interprestasi.
Sekarang terlihat bahwa dari kedelapan pertanyaan, semua mempunyai nilai r hasil (Corrected Item-Total Correlation) berada di atas dari nilai r tabel (r= 0,444) sehingga dapat disimpulkan kedelapan pertanyaan tersebut sudah valid.
2. Uji Reliabilitas
Setelah didapatkan pertanyaan yang sudah valid semua, analisis selanjutnya adalah uji reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah; membandingkan nilai Cronbach’s Alpha dengan nilai konstanta (0,6) “bisa juga dengan r tabel”. Dalam uji reliabilitas nilai ‘Cronbach’s Alpha’(terletak di awal output). Ketentuannya: bila Cronbach’s Alpha> konstanta (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel.
Berdasarkan hasil uji di atas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha (0,996) lebih besar dibandingkan dengan nilai konstanta 0,6, maka kedelapan pertanyaan yang sudah valid di atas dinyatakan sudah reliabel.
EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Jelaskan pengertian validitas dan reliabilitas!
2. Sebutkan tahapan uji validitas dan reliabilitas menggunakan Program SPSS!
KAPITA SELEKTA KUESIONER
PENGETAHUAN LINGKUP
PENELITIAN KESEHATAN
MASYARAKAT
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu membuat kuesioner pengetahuan lingkup penelitian kesehatan masyarakat dengan baik dan benar.
Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. kuesioner penelitian pengetahuan pasien tentang askeskin;
2. kuesioner penelitian pengetahuan para pedagang kaki lima tentang higiene makanan jajakan;
3. kuesioner penelitian pengetahuan keluarga tentang sanitasi lingkungan;
4. kuesioner penelitian pengetahuan keluarga tentang posbindu; 5. kuesioner penelitian pengetahuan kader tentang posyandu; 6. kuesioner penelitian pengetahuan ibu tentang gizi masa laktasi; g. kuesioner penelitian pengetahuan ibu tentang status gizi pada balita; h. kuesioner penelitian pengetahuan pasien tentang penyakit TBC paru; i. kuesioner penelitian pengetahuan keluarga tentang penyakit demam
berdarah;
j. kuesioner penelitian pengetahuan ibu tentang penyakit diare; k. kuesioner penelitian pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA; l. kuesioner penelitian pengetahuan remaja tentang penyakit HIV/AIDS; m. kuesioner penelitian pengetahuan ibu tentang IMD;
KONSEP DASAR KUESIONER
Kuesioner adalah suatu daft ar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan penganalis untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku, dan karekteristik utama dari orang-orang di dalam organisasi, serta pendapat dari responden yang dipilih. Dalam konteks statistik, kuesioner merupakan alat pengumpulan data dari teknik pengumpulan data angket. Menurut Sugiono (2004), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Secara sederhana pengertian kuesioner adalah seperangkat daft ar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pengertian lain tentang kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.
Dalam membuat kuesioner penelitian harus mengacu pada teori variabel penelitian. Selain itu, juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Ada petunjuk jelas mengenai maksud diberikannya kuesioner. 2. Ada petunjuk jelas mengenai cara pengisian kuesioner.
3. Menggunakan kalimat yang mudah dimengerti dan tidak memiliki arti bias.
4. Menghindari pertanyaan tidak jelas, tidak perlu, dan tidak relevan. 5. Menghindari pertanyaan yang memberikan sugesti, bernada menekan/
mengancam.
6. Menggunakan urutan yang logis dan sistematis.
7. Merahasiakan identitas responden agar respoden dapat menjawab secara objektif.
Setelah kuesioner penelitian disusun, tidak dapat langsung dijadikan kuesioner pelaksanaan penelitian, tetapi harus dilakukan uji coba instrumen. Uji coba instrumen penelitian dikenal dengan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. Uji validitas adalah uji kesahihan artinya sejauh mana instrumen mengukur yang seharusnya diukur dengan yang sesungguhnya. Sebagai contoh, bila akan mengukur kepuasan pasien, maka pertanyaan yang harus diberikan untuk mengungkap tingkat kepuasan adalah pelayanan perawat, pelayanan dokter, pelayanan gizi, pelayanan obat, pelayanan sarana rumah sakit, dan lain-lain. Tidak tepat jika menanyakan tentang hobi atau kegiatan rutin pasien. Uji reliabilitas adalah uji keterandalan artinya keajegan suatu pengukuran ke pengukuran lainnya.
sebagainya. Jika variabelnya sudah konkret seperti umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan variabel lainnya yang sudah konkret tidak perlu dilakukan uji. Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas secara ideal dilaksanakan di lokasi yang bukan untuk penelitian, tetapi mempunyai ciri atau karekteristik identik sama dengan tempat penelitian yang akan dilakukan. Jika kuesioner penelitian yang digunakan sudah terstandardisasi, maka peneliti tidak perlu melakukan uji instrumen.
KAPITA SELEKTA KUESIONER PENGETAHUAN LINGKUP
PENELITIAN KESEHATAN MASYARAKAT
Kapita selekta kuesioner pengetahuan dilakukan oleh penulis menggunakan riset kepustakaan dengan cara menganalis pertanyaan kuesioner, serta menganalisis hasil uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya penulis melakukan uji konten secara statistik dan uji struktur pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner pengetahuan lingkup penelitian kesehatan masyarakat dibuat menurut tren penelitian pengetahuan.
Kuesioner pengetahuan lingkup penelitian kesehatan masyarakat secara rumpun ilmu kesehatan dapat pula digunakan untuk mengukur pengetahuan dalam lingkup ilmu kesehatan lainnya baik keperawatan dan kebidanan. Kapita selekta kuesioner ini menyajikan hasil uji validitas dan reliabilitas, tempat pelaksanaan uji kuesioner, jumlah responden, dan disertai contoh kuesioner pengetahuan.
Kuesioner Pengetahuan Pasien tentang Askeskin
Kuesioner ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di Desa Parongpong, Bandung Barat kepada 20 responden pada tahun 2010 dengan pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan, di mana keseluruhannya valid dan reliabel (hasil uji kuesioner ada dalam lampiran). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya penulis melakukan tinjauan dengan uji statistik dan uji konten terhadap kuesioner pengetahuan pasien tentang askeskin. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pengetahuan pasien tentang Askeskin secara terperinci adalah sebagai berikut.
1. Menurut saudara apa yang dimaksud dengan askeskin? a. Asuransi kesehatan khusus orang mampu
2. Menurut Saudara siapa yang menerbitkan peserta askeskin? a. PT Askes
b. PT Jamsostek c. PT Asuransi Swasta d. Yayasan Kemanusiaan
3. Selama masa transisi, Masyarakat Miskin yang belum memperoleh Kartu Peserta Askeskin dapat menggunakan?, Kecuali:
a. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) b. Kartu Sehat
c. Kartu Subsidi Langsung Tunai (SLT)/Kartu Gakin d. Kartu tanda penduduk
4. Tanggung jawab penerbitan dan distribusi kartu sampai ke peserta dipegang oleh:
a. PT Askes (Pesero) bekerja sama dengan pemerintah daerah dan atau pihak ketiga yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
b. Pemerintah daerah
c. Pihak ketiga yang ditunjuk pemerintah daerah d. Yayasan kemanusiaan
5. Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta askeskin adalah:
a. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan berkunjung ke dokter terdekat
b. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke puskesmas dan jaringannya.
c. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke balai pengobatan terdekat
d. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke rumah sakit terdekat.
6. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan? a. Kartu Sehat
b. Katu tanda penduduk c. Kartu askeskin d. Kartu keluarga
7. Apabila peserta memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka peserta yang bersangkutan dapat:
a. Dirujuk ke rumah sakit terdekat
b. Dirujuk ke rumah sakit yang pasien inginkan
d. Dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan dengan disertai surat rujukan dan identitas miskin
8. Pelayanan rujukan yang dapat pasien askeskin peroleh adalah:
a. Pelayanan rawat jalan spesialistik di puskesmas yang memiliki pelayanan spesialistik
b. Pelayanan rawat inap/persalinan di puskesmas
c. Pelayanan rawat jalan lanjutan di rumah sakit/BKMM/BP4/BKIM d. Semua jawaban benar
9. Pada kasus gawat darurat, peserta wajib menunjukkan identitas miskin dalam waktu:
a. Maksimal 3 × 24 jam hari kerja b. Maksimal 2 × 24 jam hari kerja c. Maksimal 1 × 24 jam hari kerja d. Semua jawaban salah
10. Pada kondisi di mana pasien gawat darurat tidak mampu menunjukkan identitas miskin termasuk SKTM, maka yang menjadi kewenangan menetapkan status miskin adalah:
a. Direktur RS atau pejabat yang ditunjuk Direktur RS untuk menetapkan status miskin
b. Dokter yang menangani pasien
c. Perawat yang menangani pasien miskin d. Keluarga dan anggota masyarakat.
11. Pasien miskin yang dalam kondisi gawat darurat belum mampu menunjukkan identitas miskinnya, masyarakat miskin tersebut tidak boleh dibebani biaya dan seluruh pembiayaannya menjadi beban:
a. Aparat desa setempat yang kemudian akan diklaimkan ke PT Askes b. Keluarga pasien yang nantinya akan di ganti oleh PT Askes
c. Ditanggung pemerintah melalui aparat desa setempat
d. Rumah Sakit dan untuk selanjutnya diklaimkan ke PT Askes (Persero)
12. Manfaat pelayanan rawat jalan yang disediakan puskesmas untuk peserta askeskin adalah:
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fi sik dan penyuluhan kesehatan b. Laboratorium sederhana (darah, urine, dan feses rutin) c. Tindakan medis kecil
d. Semua jawaban benar
13. Manfaat pelayanan rawat inap yang disediakan puskesmas untuk peserta askeskin adalah:
b. Konsultasi medis, pemeriksaan fi sik, dan penyuluhan kesehatan c. Laboratorium sederhana (darah, urine, dan feses rutin)
d. Semua jawaban benar
14. Manfaat pelayanan rawat jalan yang disediakan di rumah sakit untuk peserta askeskin adalah:
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fi sik, dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum
b. Rehabilitasi medis
c. Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi, dan elektromedik
d. Semua jawaban benar
15. Manfaat pelayanan rawat inap yang disediakan di rumah sakit untuk peserta askeskin adalah:
a. Akomodasi rawat inap pada kelas III
b. Konsultasi medis, pemeriksaan fi sik, dan penyuluhan kesehatan c. Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi, dan
elektromedik
d. Semua jawaban benar
16. Pelayanan rumah sakit bagi peserta Askeskin yang tidak dijamin adalah: a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan
b. Bahan, alat, dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetik c. General Check Up
d. Semua jawaban benar
Kuesioner Pengetahuan para Pedagang Kaki Lima tentang Higiene Makanan
Kuesioner ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di SD Baros Mandiri 6 Kota, Cimahi kepada 20 responden pada tahun 2011 dengan sebanyak 17 pertanyaan di mana semuanya valid dan reliabel (hasil uji kusioner ada dalam lampiran). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya penulis melakukan tinjauan dengan uji statistik dan uji konten terhadap kuesioner pengetahuan para pedagang kaki lima. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner pengetahuan para pedagang kaki lima tentang higiene makanan adalah sebagai berikut.
1. Pengertian higiene yang benar di bawah ini adalah:
a. Upaya mencegah kebersihan tempat kerja, peralatan dan bahan makanan
b. Upaya menjaga kebersihan dalam pengolahan makanan
d. Upaya menjaga kebersihan tempat kerja, peralatan dan bahan makanan mulai dari penyiapan, pengolahan, sampai dengan penyimpanannya.
2. Higiene sanitasi makanan yang buruk akan menimbulkan penyakit? a. Maag
b. Diare c. Tipus d. Batuk
3. Yang bukan termasuk tujuan higiene makanan adalah?
a. Menjamin keamanan dan kualitas makanan sehingga layak konsumsi
b. Makanan yang dikonsumsi lebih bergizi dan menyehatkan
c. Mencegah keracunan dan kerusakan makanan akibat kontaminasi mikroba yang beracun
d. Menggunakan bahan pengolahan makanan secara berulang
4. Yang tidak termasuk tindakan pencegahan kontaminasi terhadap makanan?
a. Membiarkan keadaan makanan terbuka
b. Pisau dan talenan yang digunakan untuk memotong daging ayam mentah, jangan digunakan untuk memotong daging burung yang sudah matang tanpa dicuci terlebih dahulu.
c. Mencampur makanan matang dengan makanan yang sudah kedaluwarsa.
d. Mencampur bahan makanan dengan bahan tambahan makanan. 5. Di bawah ini yang termasuk dalam tahapan menjaga peralatan untuk
penanganan makanan jajanan adalah?
a. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan sabun, keringkan, kemudian simpan di tempat yang bersih
b. Peralatan yang sudah dipakai, dicuci dengan air yang bersih, keringkan dan simpan di tempat yang bersih.
c. Disimpan dan dicuci kembali. d. Cukup dengan dibersihkan.
6. Yang termasuk dalam penyebab kontaminasi makanan adalah, kecuali? a. Pencemaran mikroba seperti bakteri pada makanan.
b. Pencemaran fi sik seperti rambut, debu, tanah, dan kotoran lainnya c. Pencemaran kimia seperti pupuk, merkuri, zat pewarna pada
makanan
7. Peralatan yang digunakan untuk menyiapkan makanan? a. Dibiarkan tetap bersih tanpa dilap kembali
b. Peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan harus dicuci dengan air dan sabun
c. Peralatan dibiarkan kotor dan berdebu d. Peralatan dicuci tidak menggunakan sabun 8. Higiene makanan bermanfaat untuk?
a. Tidak mengembangkan kebiasaan pola hidup bersih
b. Meningkatkan terjadinya penyebaran penyakit yang menular melalui makanan yang mengandung mikroba/kuman penyebab infeksi c. Meningkatkan derajat kesehatan
d. Makanan menjadi terkontaminasi
9. Salah satu cara menjaga makanan matang agar tetap higiene, kecuali? a. Panaskan kembali makanan matang.
b. Simpan makanan matang dengan hati-hati
c. Makanan dibiarkan dalam keadaan terbuka sehingga makanan terkontaminasi
d. Hindari kontak antara makanan mentah dengan makanan matang 10. Salah satu bahan kimia yang terkandung didalam makanan adalah,
kecuali?
a. Bahan pewarna kulit b. Bahan pewarna tekstil c. Bahan pewarna kertas d. Bahan tambahan pangan
11. Salah satu dampak mengonsumsi makanan yang mengandung zat kimia yang berbahaya adalah?
a. Dapat menyebabkan kanker b. Dapat menutrisi tubuh
c. Dapat menjadi suplemen bagi tubuh kita d. Dapat menjadi asupan gizi yang baik bagi tubuh
12. Dampak yang ditimbulkan jika tidak menjaga kebersihan lingkungan adalah?
a. Penyebaran penyakit cepat menyebar b. Suasana berjualan nyaman dan terkendali c. Pelanggan semakin banyak
d. Keuntungan menjadi melimpah
a. Mengembangkan kebiasaan pola hidup bersih.
b. Mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang menular melalui makanan yang mengandung mikroba atau kuman penyebab infeksi. c. Meningkatkan derajat kesehatan
d. Meningkatnya angka kesakitan
14. Contoh makanan yang tidak baik untuk kesehatan, kecuali?
a. Makanan gorengan dengan minyak yang sudah berulang-ulang dipakai
b. Makanan kalengan c. Mie instan
d. Makanan yang diolah dengan matang
15. Sikap yang tidak termasuk dalam menjaga higiene adalah? a. Selalu mencuci tangan
b. Setelah memegang uang, langsung menjamah makanan c. Mengambil makanan dengan alat bantu
d. Menutupi makanan dengan alat penutup makanan
16. Persyaratan fasilitas sarana pedagang kaki lima yang sudah memenuhi kriteria kesehatan, kecuali?
a. Tersedia tempat untuk air bersih
b. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan c. Tidak adanya tempat sampah
d. Tersedia tempat penyimpanan peralatan
17. Tempat penyimpanan makanan harus memenuhi kriteria di bawah ini, kecuali?
a. Debu
b. Bau tak sedap c. Asap
d. Jauh dengan pembuangan sampah.
Kuesioner Pengetahuan Keluarga tentang Sanitasi Lingkungan
1. Pengertian lingkungan adalah
a. Segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun tidak nyata, termasuk manusia lainnya
b. Tumbuh-tumbuhan saja c. Manusia saja
2. Pernyataan berikut mengenai hubungan lingkungan dengan kesehatan yaitu
a. Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan b. Keadaan lingkungan tidak ada hubungannya terhadap kesehatan c. Keadaan kesehatan tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan 3. Penyediaan air bersih yang baik untuk digunakan adalah berasal dari
a. Sumur kompa, sumur gali, PDAM
b. Sumur kompa, penampungan air hujan, mata air c. Air yang berasal dari laut, sumur gali, PDAM
4. Penyediaan air minum yang baik untuk digunakan adalah berasal dari a. Sumur kompa, sumur gali, PDAM
b. Sumur kompa, penampungan air hujan, mata air c. Air yang berasal dari laut, sumur galian, PDAM 5. Pengelolaan air minum yang baik adalah
a. Dimasak b. Tidak dimasak c. Disaring lalu diminum
6. Kondisi tempat penampungan air sebaiknya a. Tertutup
b. Terbuka c. Tergenang
7. Frekuensi pengurasan dalam satu bulan pengurasan dalam satu bulan a. 1 kali
b. > 2 kali c. Setiap hari
8. Persyaratan air yang baik untuk digunakan adalah air yang a. Berbau
b. Bening, berasa
c. Tidak berbau, berwarna, dan berasa
9. Jarak sumber air yang baik dengan jamban adalah a. Kurang dari 10 meter
10. Persyaratan untuk membuat sumur di antaranya, kecuali a. Jarak sumur dengan jamban ± 10 meter
b. Dinding sumur harus dilapisi dengan batu yang disemen c. Dinding sumur tidak perlu dilapisi dengan batu
11. Penyakit apa yang biasanya terjadi bila kita menggunakan air yang kotor a. Diare
b. Jantung c. Rematik
12. Cara pembuangan sampah yang baik yaitu a. Dibiarkan di tempat terbuka
b. Dibakar/ditimbun c. Dibuang ke sungai
13. Tempat pembuangan sampah sebaiknya ke a. Tempat sampah pribadi/umum b. Sungai
c. Sembarang tempat
14. Apakah tempat pembuangan sampah sangat penting untuk dimiliki a. Sangat penting
b. Tidak penting c. Tidak begitu penting
15. Kondisi tempat pembuangan sampah sebaiknya a. terbuka
b. tertutup c. lancar
16. Pengaruh pengelolaan sampah yang positif terhadap masyarakat dan lingkungan adalah
a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk ternak
c. Lingkungan akan menjadi kurang sedap dipandang mata 17. Tempat BAB yang baik untuk digunakan adalah
a. Sungai b. Kebun c. WC
18. Jenis jamban yang baik untuk digunakan adalah a. Septic tank
b. WC cemplung
c. Jamban yang tidak memiliki saluran air 19. Kondisi jamban sebaiknya?
b. Cerah c. Terawat
20. Kondisi saluran air limbah yang baik yaitu a. Terbuka
b. Lancar c. Tergenang
Kuesioner Pengetahuan Keluarga tentang Posbindu
Kuesioner ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di Kelurahan Cimahi Tengah-Kota Cimahi kepada 20 responden pada tahun 2011 dengan pertanyaan sebanyak 9 pertanyaan, di mana semuanya valid dan reliabel (hasil uji kuesioner ada dalam lampiran). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya penulis melakukan tinjauan dengan uji statistik dan uji konten terhadap kuesioner. Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pengetahuan keluarga tentang posbindu secara terperinci adalah sebagai berikut.
1. Menurut Saudara apa yang dimaksud dengan posbindu itu?
a. Tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia
b. Tempat yang digunakan untuk mengumpulkan lansia c. Tempat yang digunakan untuk para lanjut usia yang sakit
d. Tempat yang digunakan untuk menimbang berat badan lanjut usia 2. Menurut Saudara apa tujuan diadakannya posbindu?
a. Mencegah lanjut usia dari berbagai penyakit
b. Membantu para lanjut usia untuk mengetahui kesehatannya c. Memberi tahu pada lanjut usia cara-cara mencegah penyakit
d. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia supaya dapat lebih bahagia dan berguna di masa tua.
3. Tujuan lain dari pembentukan posbindu adalah a. Untuk mengisi waktu luang
b. Untuk membina hubungan sesama lanjut usia
c. Untuk meningkatkan kesadaran pada lansia untuk membina sendiri kesehatannya
d. Untuk berbincang-bincang dengan sesama lanjut usia
4. Menurut saudara siapa yang dijadikan sasaran langsung posbindu? a. Lanjut usia
5. Menurut Saudara apa yang menjadi sasaran yang secara tidak langsung dalam posbindu?
a. Keluarga yang mempunyai usia lanjut
b. Organisasi sosial yang membina kesehatan usia lanjut c. Semua masyarakat
d. Semua benar
6. Apa yang Saudara lakukan bila ada kegiatan posbindu di tempat Saudara? a. Mengikuti kegiatan posbindu
b. Mengikuti kegiatan karena terpaksa c. Diam di rumah saja
d. Acuh tak acuh
7. Menurut Saudara dalam memelihara kesehatan, kegiatan apakah yang dilakukan di Posbindu?
a. Penimbangan berat badan
b. Penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan, dan pelayanan pengobatan
c. Penimbangan berat badan dan pemeriksaan kesehatan d. Pengobatan pelayanan saja
8. Menurut Saudara, alasan lanjut usia harus ke posbindu setiap bulan karena
a. Karena untuk memantau kesehatan lanjut usia. b. Supaya bisa berkumpul dengan para lanjut usia c. Karena disuruh oleh kader
d. Karena jarak dar