BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran dan Belajar a. Belajar
Winkel ,1996( Depdikbud, 2005) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas. Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Rumpak C, 2002 : 17 ) “ belajar “ adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
b. Pembelajaran
Menurut Rumpak C ( 2002 : 17 ) pembelajaran adalah proses, cara perbuatan untuk menjadikan orang atau mahluk hidup belajar
Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk berkarya, dan melakukan kegiatan nyata) secara maksimal.
b. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan kemampuan.
c. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara konkrit, luas, dan mendalam, adalah hal yang perlu diupayakan oleh guru yang profesional dan peduli terhadap keberhasilan belajar siswanya. d. Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif
sebagai diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat (life long contiuning education).
B. Prestasi Belajar
Menurut Saifudin ( 2005:55 ) prestasi berarti hasil atau nilai yang telah dicapai dari yang telah di lakukan atau dikerjakan. Menurut Dalyono (2005 : 55 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat dan motivasi, sedangkan faktor eksteren meliputi keluarga, masyarakat, sekolah, dan lingkungan sekitar. Faktor yang bersumber dari siswa yaitu kecerdasan, minat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan faktor dari lingkungan keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anggota orang tua.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah belajar dan mengerjakan secara optimal yang telah diperoleh dari hasil tes individu. Perbedaan kemampuan belajar siswa berpengaruh kepada prestasi belajar yang dicapai dari setiap siswa karena faktor yang mempengaruhi.
C. Pengertian Matematika
Dalam mempelajari matematika, tentunya wajar kalau di antara kita, atau mungkin di antara para siswa kita belum mengerti apa yang dimaksud matematika ( Depdiknas ,2005). Untuk dapat memberikan jawaban yang pasti tentang arti dari matematika, sangatlah sulit. Definisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat secara tepat dan singkat.
pencarian kebenaran dan cara berpikir matematika. Ebbutt dan Straker (Depdiknas, 2005) mendefinisikan matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai matematika, sebagai berikut :
1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan
Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran adalah (1) memberi kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan (2) memberi kesempatan siswa untuk melakukan percobaan dengan berbagai percobaan (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan, pengelompokkan (4) mendorong siswa untuk menarik kesimpulan
2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan
Implikasi dari pandangan ini adalah (1) mendorong inisiatif dan memberikan berfikir berbeda (2) mendorong rasa ingin tahu, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah dan kemampuan memperkirakan (3) menghargai penemuan yang di luar perkiraan sebagai hal yang bermanfaat (3) mendorong siswa menemukan struktur dan desain
dengan caranya sendiri (3) membantu siswa mengetahui informasi untuk memecahkan persoalan matematika (4) membantu siswa untuk berfikir logis, konsisten, sistematis dan mengembangkan sistem dokumentasi .
4. Matematika sebagai alat komunikasi
Implikasi dari pandangan ini adalah (1) mendorong siswa mengenal sifat matematika (2) mendorong siswa untuk membuat contoh sifat matematika (3) mendorong siswa menjelaskan sifat matematika (4) mendorong siswa memberikan alasan sifat matematika
Matematika timbul karena pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas, ialah aritmetika, aljabar, geometri dan analisis.
Menurut Kline ,1973( Depdiknas, 2005), bahwa matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna untuk dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
D. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Krismanto,2000 (Sidik F ,2009 : 23) Model pengajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
b.Ada ketergantungan yang positif di antara anggota –anggota kelompok,karena setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas keberhasilan melaksanakan tugas kelompok dan akan diberi tugas individu.
c. Kepemimpinan dipegang bersama, tetapi ada pembagian tugas selain kepemimpinan.
d. Guru mengamati kerja kelompok dan melakukan intervensi bila perlu. e. Setiap anggota kelompok harus siap menyajikan hasil kerja kelompok
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu sebagai berikut.
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman - temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan keterampilan sosial
kooperatif antara lain adalah: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Selanjutnya menurut Rachmadi W (2004:15) langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Lang
kah
Indikator Altifitas/Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan pembelajaran.
3 Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4 Membimbing
kelompok bekerja dan
belajar mengerjakan tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.
Bila diperhatikan langkah-langkah model pengajaran kooperatif pada tabel di atas maka tampak bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di kelas sangat menonjol dibandingkan dengan model-model pengajaran yang lain.
E. Kooperatif Model Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok ahli. Pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk, 1978 (Sidik F, 2009:26 ). Langkah-langkah pada model ini adalah sebagai berikut.
a. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan 4 – 6 orang pada setiap kelompok. Setiap kelompok oleh Aronson dinamai kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Pelajaran dibagi dalam beberapa bagian sehingga setiap siswa mempelajari salah satu bagian pelajaran tersebut.
c. Dalam setiap KA siswa berdiskusi dan mengklarifikasi bahan pelajaran dan menyusun sebuah rencana bagaimana cara mereka mengajarkannya kepada teman mereka sendiri.
KELOMPOK AHLI
KELOMPOK ASAL / JIGSAW
Kelompok diskusi ahli akan membahas materi yang diberikan guru berdasarkan sub BAB materi sampai semua anggota kelompok paham, kemudian masing-masing anggota kelompok kembali ke kelompok asal Setiap anggota kelompok asal akan menerangkan materi masing-masing kepada anggota kelompok baru berdasarkan materi masing-masing yang telah dibahas di kelompok sebelumnya
F. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw a. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Meningkatkan partisipasi
3. Materi lebih cepat terselesaikan
4. Melatih siswa berdemokrasi, berbagi dan menghargai orang lain b. Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Dibutuhkan siswa yang berkemampuan tinggi dalam satu kelas
2. Dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
( Sugiyanto 2009 ) G. Materi Pembelajaran
Ukuran Pemusatan Data 1. Mean
Salah satu ukuran pemusatan data adalah mean atau rata-rata. Mean suatu data adalah jumlah seluruh datum dibagi oleh banyaknya datum. Mean dilambangkan dengan huruf kecil dengan garis diatasnya. Misalnya ӯ . Akan tetapi, biasanya mean dilambangkan dengan 𝑥𝑥̅ (dibaca X bar). Jika suatu data terdiri atas n datum, yaitu x1, x2, ... xn, mean dari data tersebut dirumuskan sebagai berikut.
Mean = 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗
𝑏𝑏𝑗𝑗𝑏𝑏𝑏𝑏𝑗𝑗𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑗𝑗 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗
=
𝑥𝑥1+𝑥𝑥2+𝑥𝑥3+ 𝑥𝑥4 +⋯+ 𝑥𝑥𝑏𝑏 𝑏𝑏
2. Median
Median adalah suatu nilai yang letaknya di tengah-tengah data
sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil. Median dituliskan
dengan Me.
50% 50%
Median
Untuk mencari median, kita harus memperhatikan jumlah data
yang diketahui. Maksudnya apakah data yang ada ganjil atau genap. Jika
data yang diketahui itu ganjil, mediannya adalah data yang ada di
tengah-tengah setelah data diurutkan.
Jika data itu genap, mediannya adalah jumlah dua data yang
berada ditengah-tengah dibagi dua.
3. Modus
Modus adalah suatu nilai yang paling sering muncul (terjadi) atau
suatu nilai yang paling banyak frekuensinya. Modus dituliskan dengan
Mo.
4. Kuartil
Jangkauan suatu data adalah selisih antara datum terbesar dan
datum terkecil, yang dirumuskan sebagai berikut.
Jangkauan = datum terbesar – datum terkecil
Ada tiga jenis kuartil, yaitu kuartil pertama (kuartil bawah),
kuartil kedua (kuartil tengah atau median), dan kuartil ketiga (kuartil
atas). Kuartil-kuartil itu berturut-turutdiberi notasi Q1, Q2, dan Q3.
Untuk lebih jelasnya, amati gambar pembagian data terurut
Kelompok 1 * Kelompok 2 * Kelompok 3 * Kelompok 4
¼ data ¼ data ¼ data ¼ data
Q1(kuartil bawah) Q2(kuartil tengah) Q3(kuartil atas)
Keterangan:
Banyak datum kelompok 1 = banyak datum kelompok 2 = banyak datum
kelompok 3 = banyak datum kelompok 4.
Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas dan
kuartil bawah. Jika jangkauan interkuartil dinotasikan dengan QR maka
QR = Q3 – Q1
Simpangan kuartil (jangkauan semiinterkuartil) adalah setengah
dari jangkauan interkuartil.
Jika jangkauan semiinterkuartil dinotasikan dengan Qd maka
Qd = ½ QR atau Qd = ½ (Q3 – Q1)
H. Kerangka Berfikir
Permasalahan yang dihadapi
1. kebanyakan siswa kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti pelajaran matematika.
2. saat guru menyampaikan materi pelajaran hanya sebagian kecil siswa yang aktif.
3. saat membahas soal hanya beberapa siswa yang ikut aktif
4. saat diberikan soal yang sejenis sebagian besar siswa hanya diam
5. siswa yang kurang paham dalam materi tidak mau berusaha mencari solusinya
Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
1. menyampaikan ujuan pembelajaran, mengintruksikan model dan
menyampaikan apersepsi
2. menyajikan informasi
3. mengorganisasikan kedalam kelompok ahli dan kelompok asal
4. membimbing kelompok belajar dan bekerja
5. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok
6. memberikan penghargaan / umpan balik dan menutup diskusi
Keadaan yang diharapkan
1. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. aktif dalam pembelajaran
3. bertanya kepada teman atau guru tentang masalah yang belum
dipahami
4. melaksanakan diskusi kelompok berdasarkan petunjuk guru
5. melatih diri untuk memecahkan soal atau masalah yang sejenis
6. menggunakan apa yang diperolehnya untuk memyelesaikan tugas
atau persoalan yang dihadapi
Dengan adanya perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan
masalah yang ada dalam kelas dapat diatasi yaitu prestasi belajar siswa
meningkat
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
pembelajaran jigsaw digunakan untuk mengatasai masalah-masalah yang
ada.
Pada permasalahan yang ada di kelas terdapat permasalahan
yaitu: 1) kebanyakan siswa kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti
H. Hipotesis Tindakan