• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar - PENGARUH PARTISIPASI AKTIF BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KEMBARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar - PENGARUH PARTISIPASI AKTIF BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KEMBARAN "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Belajar

Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (2008) mendefinisikan belajar sebagai proses bahwa tingkah laku yang ada pada diri seseorang ditimbulkan atau diubah karena adanya suatu latihan atau pengalaman yang dialaminya. Winkel (1989) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif di lingkungannya dan menghasilkan perubahran – perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan tersebut secara relatif konstan dan berbekas.

(2)

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berkaitan erat dengan tingkah laku dan perubahan sehingga akan mengarah pada perbaikan diri menuju lebih baik sebagai akibat yang ditimbulkan karena adanya latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku tidak hanya terkait dengan ilmu pengetahuan tetapi juga pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaanya yang ada pada individu tersebut (Sudjana, 2010).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirangkum bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar menyangkut tingkah laku individu menimbulkan suatu perubahan – perubahan yang lebih baik yang ditimbulkan karena suatu latihan atau pengalaman dirinya sendiri.

2.2. Partisipasi Aktif

2.2.1 Pengertian Partisipasi

(3)

Siswa tidak hanya duduk mendengarkan sehingga membuat mereka pasif. Anggapan mengenai Partisipasi siswa dalam belajar berasal dari konsep yang disampaikan oleh Tannenbaun dan Hann dalam Nurrachman (2009) bahwa partisipasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa mengenai peran anggotanya untuk melibatkan diri pada kegiatan dalam menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

(4)

diperolehnya melalui kerja keras, serta menyadari akan arti pentingnya mempelajari sebuah ilmu pengetahuan.

2.3 Cooperative Learning

2.3.1. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative Learning berasal dari kata Cooperative yang mempunyai arti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim. Istilah Cooperative Learning dalam pengertian bahasa indonesia lebih dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnsondalam Isjoni (2007) mengemukakan bahwa Cooperative Learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa mau bekerja sama dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki mereka dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.

(5)

memberikan kontribusinya (Slavin, Robert E, 2008). Menurut Bennet dalam Isjoni (2007) menyatakan ada lima karakteristik yang membedakan Cooperative Learning dengan kerja kelompok, yaitu:

1. Positive Interdependence,

yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2. Interaction face to face,

yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.

3. adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok,sehingga siswa mejadi lebih termotivasi untuk membantu temannya. Hal tersebut sejalan dengan tujuan Cooperative Learning yaitu menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.

4. Membutuhkan keluwesan,yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan berkelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.

(6)

2.3.2.Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Numbered heads Together (NHT) atau penomoran berfikir menurut Trianto (2010) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dengan lingkungan sekitar sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered head Together (NHT) dikembangkan oleh spenser kagen dalam bukunya Trianto (2010) untuk melibatkan siswa untuk secara aktif dalam menelaah materi yang mencakup suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi pelajaran.

(7)

Terdapat empat langkah – langkah yang digunakan Numbered Heads Together (NHT) ini menurut Trianto (2010) yaitu :

1. Penomoran

Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan tiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

2. Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaaan yang diberikan bervariasi, spesifik, dan dalam bentuk kalimat tanya.

3. Berfikir Bersama

Siswa berfikir bersama menyumbangkan ide-ide menyatukan pendapatnya mengenai jawaban dan metakinkan tiap anggota dalam kelompoknya untuk mengetahui jawaban hasil diskusi dalam tim tersebut.

4. Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya disebutkan guru mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

(8)

a. Pendahuluan

Langkah 1: penomoran

1) kegiatan ini diawali dengan membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5, kemudian setiap siswa diberi label nomor (antara 1-5)

2) menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas serta mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya

3) mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara rinci dan menjelaskan model pembelajaran NHT yang akan diteraokan,

4) memotivasi siswa agar timbul rasa ingin tahu tentang konsep-konsep materi pelajaran yang akan dibahas.

b. Kegiatan Inti

1) Langkah 2 : mengajukan Pertanyaan

a) menjelaskan materi pelajaran secara singkat, b) mengajukan pertanyaan untuk seluruh kelompok, 2) langkah 3: Berfikir Bersama

a) seluruh siswa dalam kelompoknya masing-masing memikirkan jawaban pertanyaan yang diajukan guru,

(9)

3) Langkah 4: Menjawab pertanyaan

a) guru memanggil salah satu nomordari salah satu kelompok

secara acak,

b) siswa yang dipanggil nomornya dalam kelompok yang bersangkutan mengacungkan tangannya,

c) siswa yang dipanggil nomornya mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain,

d) jika jawaban hasil diskusi kelas sudang dianggap benar, siswa diberi kesempatan untuk mencatat jawaban tersebut, namun bila jawaban masih salah maka guru memberikan penjelasna tentang jawaban yang benar,

e) guru memberikan pujian kepada siswa atau kelompok yang menjawab benar.

c. Penutup

1) guru memberikan umpan balik,

2) guru membimbing siswa menyimpulkan materi,

3) siswa diberi tugas pekerjaan rumah atau mengerjakan kuis secara individu.

2.3.3 Kelebihan dan kekurangan Cooperative Learning tipe

Numbered Heads Together (NHT)

(10)

1. Kelebihan

a). Setiap siswa menjadi siap semua,

b). Dapat berdiskusi secara sungguh-sungguh,

c). siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. 2. Kekurangan

a). kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil kembali oleh guru,

b). tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

2.4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam dan Karakteristik Materi Biologi

2.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut wahyana dalam Trianto (2010 ) mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. IPA juga didefinisikan oleh Sastrosuparno (2002) yaitu IPA tidak hanya berupa kumpulan pemgetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur mengenai benda atau makhluk hidup tetapi juga merupakan cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan suatu permasalahan.

2.4.2 Hakikat Ilmu pengetahuan Alam

(11)

pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.pembelajaran IPA biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung dengan menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Menurut Apriyani dalam Barokah (2007 ) biologi merupakan salah satu pendidikan san langkah awal. Selain itu IPA juga bagi seorang anak untuk mengenal danmemahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berfikirnya agar dapat berperan aktif dalam menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi.

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah dipandang sebagai proses, produk, dan sebagai prosedur. Penuturan tersebut oleh Donosepoetro dalam Trianto (2010). Materi biologi didefinisikan sebagai “pengetahuan yang sistematis dan

tersusus secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen” (Susanto, 1991). Merujuk pada

pernyataan-pernyataan diatas , dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Sikap,

2. Proses/prosedur, 3. Produk,

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning (PCL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian ganti rugi oleh Pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan maksimum dan absentee/guntai yang dikuasai Negara, berdasarkan perhitungan pasal 6

[r]

Saya merasa kebutuhan saya dengan membeli produk smartphone Samsung terpuaskan dengan pilihan yang saya gunakan

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

BERBAHAN MOCAF, BIT DAN KOLANG-KALING ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan