• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI - DOCRPIJM 1502707479BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI - DOCRPIJM 1502707479BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-1

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN

DAN REGULASI KOTA BUKITTINGGI

6.1 Kerangka Kelembagaan

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

6.1.1 Struktur Organisasi, tugas dan fungsi masing-maing unit bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam

melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Di Kota Bukittinggi pembangunan prasarana bidang Pekerjaan Umum / Cipta Karya melibatkan beberapa instansi / Dinas, yaitu :

A. Dinas Pekerjaan Umum

(2)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-2

1) Sub Bagian Umum dan kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan.

3) Sub Bagian Alat dan Perlegkapan c. Bidang-bidang terdiri dari:

1) Bidang Perencanaan, membawahi;

a.Seksi Perencanaan Jalan, Jembatan dan Pengairan b.Seksi Perencanaan Keciptakaryaan

c.Seksi Perencanaan Tata Ruang

2) Bidang Perencanaan Jalan dan Jembatan, membawahi; a. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan b. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan c. Seksi Penerangan Jalan Umum

3) Bidang Cipta Karya, membawahi; a. Seksi Perumahan dan Permukiman

b. Seksi Bangunan Gedung c. Seksi Teknik Penyehatan 4) Bidang Tata Ruang, membawahi;

a. Seksi Tata Kota

b. Seksi Pendataan dan Pengukuran c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian

5) Bidang Pengairan dan Drainase, membawahi: a. Seksi Pembangunan Jaringan Irigasi b. Seksi Pemeliharaan Jaringan Irigasi

c. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Irigasi dan Drainase

(3)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-3

Gambar 6.1

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

Sumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi

SEKRETARIAT PENATAAN LINGK & AIR BERSIH

KASIE PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TATA RUANG

KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN

KABID PENGAIRAN KABID PERENCANAAN

KABID TATA RUANG

KASIE PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TATA RUANG KASIE PEMB. DAN

PEMELIHARAAN SARPRAS

KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN

KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN

KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN

KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN

KASIE TATA RUANG DAN BANGUNAN

(4)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-4 B. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

(a) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKota Bukittinggi adalah sebagai berikut :

1. Kepala;

2. Sekretariat, membawahi

a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, membawahi : a) Sub Bidang Pemerintahan Umum;

b) Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pendidikan. 4. Bidang Ekonomi, membawahi :

a) Sub Bidang Sarana Prasarana Ekonomi; b) Sub Bidang Produksi.

5. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, membawahi : a) Sub Bidang Prasarana Wilayah;

b) Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Alam.

6. Bidang Perencanaan, Pengendalian, Evaluasi Program dan Statistik, membawahi :

a) Sub Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Program; b) Sub Bidang Statistik dan Pelaporan

7. UPTB.

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

(b) Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

(5)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-5

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(6)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-6

Gambar 6.2

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bukittinggi

Sumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi

SEKRETARIAT

SUB BIDANG SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN EVALUASI PROG & STATISTIK

SUB BIDANG PERENC, PENGEND, EVALUASI PROG

SUB BIDANG STATISTIK DAN PELAPORAN

(7)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-7

C. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(a) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi:

a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 1. Bidang Pendapatan, membawahi :

a) Seksi Penatapan Pajak;

b) Seksi Penagihan dan Pelaporan Pajak;

c) Seksi Penetapan, Penagihan, Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

4. Bidang Anggaran, membawahi :

a) Seksi Perencanaan Anggaran Daerah ; b) Seksi Belanja.

5. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah, membawahi : a) Seksi Perbendaharaan;

b) Seksi Verifikasi; c) Seksi Kas Daerah

6. Bidang Akuntansi dan Aset Daerah, membawahi : a) Seksi Akuntansi;

b) Seksi Perencanaan dan Pemeliharaan Aset; c) Seksi Pengendalian dan Mutasi Aset 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(b) Tugas Pokok dan Fungsi

(8)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-8

otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

(9)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-9

Gambar 6.3

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bukittinggi

Sumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi

SEKRETARIAT

AKUNTANSI DAN ASET DAERAH

(10)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-10

Kantor Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup, dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

(a) Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup, berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut :

1. Kepala;

2. Sekretariat , membawahi

a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Analisis dan Pencegahan Dampak Lingkungan, membawahi : a. Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan;

b. Sub Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 4. Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pemulihan, membawahi:

a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; b. Sub Bidang Pengendalian dan Konservasi Lingkungan.

5. UPTB;

6. Kelompok Jabatan Fungsional. (b) Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah serta membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan Hidup. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan

Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

(11)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-11

Gambar 6.4

Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi

Sumber : Peraturan Daerah Kota Bukittinggi

UPTB

SEKRETARIAT

Ka. Sub. Bag PERENCANAAN DAN

EVALUASI

Ka. Sub. Bag

KEUANGAN

Ka. Sub. Bag UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEPALA

JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG

ANALISIS DAN PENCEGAHAN DAMPAK LINGKUNGAN

BIDANG

PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PEMULIHAN

SUB BIDANG

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) SUB BIDANG PEMANTAUAN

KUALITAS LINGKUNGAN

SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN

SEKSI

(12)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-12

PDAM Kota Bukittinggi dipimpin oleh Direktur Utama dengan dibantu oleh 4 (empat) Kepala Bagian.

(a) Susunan Organisasi

Badan Pengelola Perusahaan Daerah Air Minum terdiri dari 2 (dua) struktur organisasi, yaitu Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Surat Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000, tanggal 10 Agustus 2000 Pasal 6 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 yang mengatur tentang Susunan Direksi PDAM menyebutkan bahwa PDAM Tipe B (10.000 s/d 30.000 pelanggan), seperti PDAM Kota Bukittinggi, jumlah anggota direksi hanya 1 (satu) orang dan dibantu oleh 4 (empat) Kepala Bagian, yaitu Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Teknik dan Kepala Bagian Hubungan Langganan.

Sedangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1998, tanggal 5 November 1998 Tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum yang telah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007

Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum Bagian Ketiga Pasal 18 Ayat 1 yang mengatur tentang Badan Pengawas PDAM menyebutkan bahwa Dewan

Pengawas berasal dari unsur Pejabat Pemerintah Daerah, Profesional dan/atau Masyarakat Konsumen yang diangkat oleh Kepala Daerah.

6.1.2 Potensi dan persoalan terkait dengan organisasi dan tata laksana pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya

(13)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-13

pembangunan Bidang Cipta Karya terutama yang menyangkut kelembagaan daerah di Kota Bukittinggi antara lain:

1. Kendala koordinasi. Proses koordinasi antara Instansi di Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait dengan penyusunan peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik, sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan;

2. Kendala keterbatasan sumberdaya. Randahnya kualitas/kapasitas SDM jelas merupakan factor yang dominan dalam ketidakmampuan memberdayakan kapasitasnya.

6.1.3 Analisis Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bidang Cipta Karya

Jumlah pegawai atau Sumber Daya Manusia (SDM) pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi sebanyak 133 orang dengan perincian Pegawai yang berstatus PNS berjumlah 100 orang (75 %), dan Pegawai Harian Lapangan (PHL) berjumlah 33 orang (25%). Untuk lebih jelasnya sebaran pegawai per bidang dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 6.1

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

No. Instansi

1. Bappeda SMA/Sederajat Diploma

(14)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-14

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan

tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah

organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan, keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

7 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada PemerintahKabupaten/Kota untuk

melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan

dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya

adalah bidang pekerjaan umum”.

(15)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-15 Walikota

Dinas Lembaga/

Badan Sekertaris

Daerah

DPRD

Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

8 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing - masing

bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 6.6 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

Sumber: PP 41/2007

9 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 – 2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi

pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja

(16)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-16 Birokrasi 2010 – 2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi

manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda; 3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi

unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

(17)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-17

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 6.7 berikut ini.

Gambar 6.7

Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi

11 Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi- kan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing – masing.

Dit Bina Program

POLA PIKIR PENYUSUNAN REFORMASI BIROKRASI PU 2010-2014

RPJPN 2002-2025 UU 17/2007

RPJMN 2010-2014 PP 5/2010

RENSTRA PU 2010 -14 PERMEN PU 2/2010

(18)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-18

mulai menerapkan PUG dalam tiaop program/ kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

12 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya

untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Dalam permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab

dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

13 Peraturan Menteri Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

14 Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

(19)

Satgas RPIJM Kota Bukittinggi Tahun 2016 VI-19

persampahan, dan air limbah.

15 Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan

Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

Gambar

Gambar 6.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi
Gambar 6.2
Gambar 6.3
Gambar 6.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

Bidang Litbang dan Perumusan Kebijakan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan penyusunan dan analisis data/informasi,

 melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pembinaan dan koordinasi, pengendalian

Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan dan koordinasi kegiatan perencanaan penelitian dan pengembangan

Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Penelitian dan Evaluasi.Tugas fungsi

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Uraian Serta Tata Kerja Perangkat daerah Bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kota Payakumbuh.. Badan Perencanaan

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta VI-6 Didalamnya terdapat 3 bidang yang masing-masing memiliki tupoksi untuk mendukung fungsi utama dari