• Tidak ada hasil yang ditemukan

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING MENURUT PERSEPSI SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "CIRI-CIRI KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING MENURUT PERSEPSI SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING MENURUT PERSEPSI SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2006/2007

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Nodista Widiyaningsih NIM: 011114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Nodista Widiyaningsih NIM: 011114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Serahkan hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-N ya

Dan I a akan memunculkan kebenaran seperti terang

D an hakmu seperti siang

(M az 37 : 5,6)

K adang-kadang Tuhan sembunyikan

M ATAHARI

D ia dat angkan

PETI R

dan

K I L AT

K it a menangis dan bert anya-tanya,

K emana hilangnya mat ahari,

Rupa-rupanya Tuhan hendak memberikan kita

PEL ANGI

Hidup bukan unt uk membuat ,

M elainkan unt uk menyelesaikan segala sesuat u

(6)

v

I dedicate this thesis to :

?

Jesus Christ & M ot her M ary

?

M y beloved Fat her & M ot her

?

M y Sist er & Brot her : Siska Suyono,

M eilani Adrianingsih, Nugroho Praset io

?

Some one who really cares and has great

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 07 Mei 2007 Penulis

(8)

vii

PERSEPSI SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

Nodista Widiyaningsih 011114015

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan apa adanya pada saat penelitian ini dilaksanakan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007, sedangkan sampel penelitian sebanyak 121 siswa yang terdiri dari kelas II A: 40 siswa, kelas II B: 42 siswa dan kelas II C: 39 siswa. Sampling menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Instrumen penelitian ini terdiri dari: 1). aspek pribadi dengan indikator: a) sifat keutamaan kepribadian, b) kepercayaan, c) penampilan diri 2). aspek sosial dengan indikator: a) komunikasi antar-pribadi, b) hubungan dengan orang lain, c) tingkah laku, d) pengontrolan diri, 3). aspek professional dengan indikator: a) tanggung jawab pekerjaan, b) berwawasan luas, c) kemampuan berempati, d) kedewasaan, e) inteligensi. Jumlah keseluruhan item untuk penelitian berjumlah 57 item yang terdiri dari 51 item positif dan 6 item negatif.

Teknik analisis datanya adalah menghitung frekuensi, persentase, dan penetapan susunan peringkat mengacu pada rumus Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I. Penggolongan tingkat frekuensi ada 5 yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.

Persentase setiap kategori jawaban dari masing- masing indikator ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 memperoleh hasil sebagai berikut: 1) aspek pribadi dengan indikator: a) sifat keutamaan kepribadian (55,23%); b) kepercayaan (54,17%); c) penampilan diri (48,76%), 2) aspek sosial dengan indikator: a) komunikasi antar-pribadi (53,17%); b) hubunga n dengan orang lain (67,49%); c) tingkah laku (51,65%); d) pengontrolan diri (59,06%), 3) aspek profesional dengan indikator: a) tanggung jawab pekerjaan (54,75%); b) berwawasan luas (52,48%); c) kemampuan berempati (45,45%); d) kedewasaan (49,65%); e) inteligensi (58,44%).

Jadi, ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007, jika diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah dari urutan hasil persentase pencapaian setiap aspeknya adalah sebagai berikut: 1). aspek pribadi 88% dengan kategori tinggi, 2). aspek profesional 85% dengan kategori tinggi, 3). aspek sosial 69% dengan kategori cukup.

(9)

viii

AT PANGUDI LUHUR I JUNIOR HIGH SCHOOL ACADEMIC YEAR OF 2006/2007

Nodista Widiyaningsih 011114015

Sanata Dharma University, Yogyakarta 2007

The aim of this study was to obtain a description of counselor’s personality characteristic according to the perception of the second grade students in Pangudi Luhur I Junior High School Yogyakarta, academic year of 2006/2007.

This was a descriptive study that depicted the real situation when the study was conducted. The population of the study was the second grade students in Pangudi Luhur I Junior High School Yogyakarta, academic year of 2006/2007. The sample of the study was 121 students that included 40 students of class II A, 42 students of class II B, and 39 students of class III C. The sampling technique used in the study was Cluster Random Sampling.

The instrument of the study consisted of: 1). Personality aspect, as its indicators: a) personality traits; b) trust; c) self-appearance, 2). Social aspect, as its indicators: a) interpersonal communication; b) relations with others; c) behavior; d) self-control, and 3). Professional aspect, as its indicators: a) job responsibility; b) broad- minded; c) empathetic capacity; d) maturity; e) intelligence. There were about 57 items of the study that consisted of 51 positive items and 6 negative items.

The data analysis technique was focused to count the frequency, percentage, and also to decide the level of placement based on PAP (Criterion-Referenced Evaluation) Type I formula. The frequency was divided into five levels, namely; very high, high, enough, low, and very low.

The percentage of every answer category in each indicator of counselor`s personality characteristics according to the perception of second grade students of Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year of 2006/2007, were as follow; 1) personality aspect, as its indicators: a) personality traits (55,23%); b) trust (54,17%); c) self-appearance (48,76%), 2) social aspect, as its indicator; a) interpersonal communication (53,17%); b) relations with others (67,49%); c) behavior (51,65%); d) self-control (59,09%), 3) professional aspect, as its indicators; a) job responsibility (54,75%); b) broad-minded (52,48%); c) empathetic capacity (45,45%); d) maturity (49,65%); e) intelligence 58,44%).

Therefore, counselor’s personality characteristics according to the perception of second grade students of Pangudi Luhur I Yogyakarta academic year of 2006/2007, arranged by rank from the highest to the lowest percentage achievement in each aspect were as follow; 1) personality aspect 88%, high category, 2) professional aspect 85 %, high category, 3) social aspect 69%, enough category.

(10)

ix

Syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta kasih dan bimbingan-NYA yang selalu menyertai, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Bimbingan dan Koseling.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan, perhatian, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Secara khusus ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen pembimbing pertama yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran selama proses penyusunan skripsi.

3. Bapak Drs. A. Samana, M.Pd., selaku Dosen pembimbing kedua yang telah memberikan sumbangan, pikiran dan pendapat yang bermanfaat dalam menyelesaikan skrisi ini.

4. Para Do sen Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya, membinbing dan mengarahkan kami.

5. Br. Heribertus Triyanto FIC, selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang telah menerima dan mengijinkan penulis melakukan uji coba dan penelitian.

(11)

x

mendampingiku sampai saat ini, yang selalu berusaha memberiku yang terbaik. Terima kasih buat kasih sayang yang besar dan kesabarannya dalam membimbingku.

9. Mbakku tercinta Siska yang penuh pengertian dan kesabaran dalam menghadapi dan mendampingiku. Terima kasih untuk semua yang telah kak Siska lakukan untukku selama ini.

10.Adik-adikku tercinta Meilan (thanks ya atas doronganmu selama ini sampai akhirnya aku bisa selesaikan skripsi ini) dan Nugroho (yang ganteng dan manis sendiri dalam keluargaku. belajar ya ng rajin ya biar bisa nyusul ke Yogya).

11.Alm. Mbah Kakung dan Kakek tercinta terima kasih atas kasih sayang yang telah kalian berikan.

12.Mbah Putri dan Nenek tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang dan dukungan yang telah Mbah berikan selama ini sehingga Dista dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Keluarga Om Kian, Bude Anem, Om Ajun, Tante Inoh, Tante Amoi, Om Sejun, dan Om Ajong. Terima kasih atas kasih sayang yang kalian berikan selama ini.

14.Keluarga Pak De Heru, Pak De Pur, We”Wati, We”Iin, We”Tuti. Terima kasih atas doa, kasih sayang dan dukungan yang tiada henti- hentinya diberikan kepadaku.

(12)

xi

membutuhkan, tanpa henti memberiku perhatian dan selalu hadir menghibur terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, pengalaman dan bantuan yang telah ayah berikan selama ini.

18.Teman-teman di Kalimantan, Wina, Martiana, Siska, Dedy terima kasih atas dukungan dan semangat yang tidak henti- hentinya kalian berikan padaku. 19.Teman-teman di Prodi BK Angkatan 2001, terima kasih buat kebersamaan,

keceriaan yang indah selama kita berada di bangku kuliah, buat: Rm. Emil, Fr. Frans, Sr Tere, Sr. Vero, Sr. Agata, Sr. Floren, Sr. Die, Sr. Monika, Kak Fa, Agus, Agnes Maya, Mbak Kenit, Alfon, Sandri, Fetri, Mbak Kristin, Cueng, Dedy, Willy, Sipri, Andri, Rika, Ary, Mala, Okta, Bety, Tina, Paska, Yuni, Deny, Anggiat Endera, Desy, dang yang tidak bisa penulis ungkapkan di sini terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.

20.Saudaraki Kiki terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, maafkan atas semua kesalahfahaman yang terjadi di antara kita.

21.Anak-anak kos Narada 01 Sulis, Rini, Dwi, Melati Mbak Wury, Mbak Indar, Mbak Kitut, dan Yani terima kasih atas kebersamaan kita walaupun hanya sesaat, aku merindukan kalian.

22.Sekar Arum Family: M’Nanik (terimakasih telah memberi kesempatan aku untuk tinggal selama 5 tahun di kos ini), Nita (terima kasih atas kebersamaan kita selama di kos, jangan bosan-bosan minta ya, Mety (terima kasih atas bantuanmu selama penyusunan skripsi ini dan aku pasti akan merindukan omelanmu),Tari (terima kasih atas dukungan dan doronganmu selama ini sehingga aku bersemangat untuk mengerjakan skripsi ini sampai selesai), Gaty(semoga kita bisa ngumpul seperti dulu lagi ya), Ifeb (terima kasih atas kebersamaan kita selama ini semoga kita bisa ngumpul lagi sambil makan bubur pagi-pagi.),

(13)

xii

menghadapiku), Evi (terima kasih Evi atas waktu yang kita lalui bersama dikos ini),

Anin (Semoga berhasil menjadi ibu guru yang baik dan ayo kita berangkat kuliah jangan suka bolos ya dek).

23.Semua pihak yang banyak membantu penulis selama menempuh kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi siapa saja yang berminat dalam dunia bimbingan.

Yogyakarta, 07 Mei 2007 Penulis

(14)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Istilah... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing ... 5

1. Pengertian Ciri-ciri Kepribadian ... 5

2. Pengertian Guru Pembimbing ... 6

3. Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing... 7

B. Remaja dan Karakteristiknya ... 17

1. Pengertian Masa Remaja... 17

(15)

1. Pengertian Persepsi ... 23

2. Persepsi Siswa SMP Tentang Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi Penelitiaan... 26

C. Sampel Penelitiaan ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 36

1. Tahap Persiapan... 36

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan... 47

BAB V. RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN ... 54

A. Ringkasan ... 54

B. Kesimpulan... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(16)

Tabel 1: Rincian Jumlah Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2006/2007 ... 27 Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

yang Diuji Cobakan... 29 Tabel 3: Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item ... 33 Tabel 4: Koefisien Korelasi... 34 Tabel 5: Distribusi Item Skala Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

untuk Penelitian... 37 Tabel 6: Jadwal Penelitian... 38 Tabel 7: Penggolongan Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Menurut

Persepsi Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2006/2007 ... 39 Tabel 8: Persentase dan Frekuensi Setiap Kategori Jawaban dari

Masing- masing Indikator Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Menurut Persepsi Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 ... 41

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1: Hasil Perolehan Masing- masing Aspek Ciri-ciri Kepribadian

(17)

Lampiran 1: Kuesioner Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Menurut Persepsi Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 ... 60

Lampiran 2: Skor Uji Coba Kuesioner Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing ... 67

Lampiran 3: Hasil Analisis Validitas Item Per Aspek Kuesioner Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing ... 71

Lampiran 5: Hasil Reliabilitas... 75

Lampiran 6: Koefisien Reliabilitas ... 76

Lampiran 7: Tabulasi Skor Penelitian Per Aspek ... 85

Lampiran 8: Hasil Perhitungan untuk Melihat Prosentase Aspek-aspek Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Menurut Persepsi Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 ... 99

Lampiran 9: Surat Keterangan Ijin Pelaksanaan Penelitian... 101

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kebutuhan akan adanya tenaga bimbingan di sekolah khususnya di SMP semakin mendesak. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan di lapangan, dimana semakin banyaknya siswa yang merasa bingung dengan perannya dalam pergaulan, belajar dan penyesuaian diri. Kebingungan yang dialami oleh siswa tidak lepas dari tugas perkembangannya, oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan dan hendaknya dilaksanakan oleh tenaga-tenaga bimbingan yang profesional dalam bidangnya, yang disebut guru pembimbing.

Guru pembimbing dikatakan profesional dalam melaksanakan tugas-tugasnya apabila antara lain memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu yang dapat menunjang pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai seorang guru pembimbing dan memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas dalam bidangnya.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berhasil dengan baik apabila guru pembimbing menunjukkan kepribadian yang menarik, ramah, akrab dan bisa memahami keadaan siswa sehingga siswa bersedia untuk membuka diri dan tidak berpandangan negatif tentang guru pembimbing.

(19)

pembimbingnya. Selain itu guru pembimbing juga harus mampu menjalin persahabatan dengan para siswa. Hal ini dimaksudkan agar komunikasi antara siswa dan guru pembimbing dapat terjalin akrab sehingga para siswa dapat terbuka dala m mengutarakan segala permasalahan yang sedang di hadapinya kepada guru pembimbing.

Selain hal- hal di atas, guru pembimbing perlu menumbuhkan rasa percaya dari siswa kepada guru pembimbing agar mereka mau terbuka dalam mengungkapkan permasalahannya. Dalam hal ini guru pembimbing harus mampu menjaga kerahasiaan diri siswa, agar rasa percaya dari siswa tersebut berkembang dan terjaga dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok yang akan diteliti lebih lanjut adalah:

Ciri-ciri kepribadian guru pembimbing di sekolah yang bagaimanakah menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007?

C. Tujuan Penelitian

(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru pembimbing atau konselor sekolah.

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dalam refleksi diri demi peningkatan mutu pelayanan bimbingan kepada para siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah.

Hasil penelitian ini dapat membantu Kepala Sekolah dalam menyeleksi calon guru pembimbing di sekolahnya. Apabila kriteria penerimaan calon guru pembimbing sudah sesuai dengan ciri-ciri kepribadian yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru pembimbing maka dapat diharapkan pelayanan di sekolah akan lebih efektif.

3. Bagi peneliti.

Penelitian ini menambah informasi bagi peneliti mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing atau konselor yang diharapkan oleh siswa, sehingga peneliti lebih siap menghadapi tugas-tugas yang akan datang sebagai guru pembimbing.

4. Bagi peneliti lain.

(21)

E. Batasan Istilah

Berikut ini dirumuskan definisi operasional dari beberapa istilah keilmuan dipakai dalam penelitian ini.

1. Kepribadian adalah susunan sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungan. (Allport dalam Hurlock, 1999:237).

2. Ciri-ciri kepribadian adalah sikap, sifat, keterampilan dan kemampuan sebagaimana dinyatakan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. (Sukardi, 1983:61).

3. Persepsi diartikan mengalami sesuatu dengan cara melihat, mendengar, membau, atau merasakan tanpa mampu mengadakan pemisahan antara diri sendiri sebagai subjek dengan obyek yang dihayati. (Kartono, 1984:57)

4. Guru pembimbing adalah seorang pendidik profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan pembimbingan di SMP. (Winkel, 197:187). 5. Siswa SMP adalah peserta didik kelas II yang belajar di SMP Pangudi Luhur I

(22)

5

Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing, remaja dan karakteristiknya serta persepsi siswa tentang ciri-ciri kepribadian guru pembimbing.

A. Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

1. Pengertian Ciri -ciri Kepribadian

Ciri-ciri dapat diartikan sebagai tanda-tanda ya ng khas untuk menunjukkan hal- hal yang khusus mengenai seseorang yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain. (Purwadarminta, 1999).

Istilah kepribadian (personality) berasal dari kata latin “persona” yang berarti topeng. Kepribadian seseorang di dalamnya terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleh seseorang, baik dalam arti kepribadian yang baik ataupun yang kurang baik. (Sujanto, 1984:10).

(23)

Konsep Kepribadian di sini mencakup usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam, namun khas yang dilakukan oleh individu. (Supratiknya, 1993:27).

Winkel (1997:196), berpendapat bahwa ciri-ciri kepribadian dapat diartikan sebagai “segala sifat yang melekat pada pribadi seseorang dan semua sikap yang diambil dalam menunaikan tugas-tugasnya”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkah laku, sifat, dan perilaku individu yang dapat membedakannya dari orang lain. Ciri-ciri ini pada setiap manusia berbeda satu dengan yang lain, meskipun kembar identik yang berasal dari satu induk telur. Hal ini disebabkan karena terbentuknya pola kepribadian seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan dan faktor pengalaman awal dalam keluarga yang membentuknya.

2. Pengertian Guru Pembimbing

(24)

layanan bimbingan dan konseling. Idealnya dia adalah seorang sarjana lulusan dari program studi BK di IKIP atau FKIP. Tenaga ahli ini bukan pengajar vak tertentu meskipun ia diangkat menjadi tenaga di sekolah. Tenaga ini disebut “full time guidance counselor” karena seluruh waktu dan tenaganya dicurahkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling dan dialah yang menjadi konselor utama di sekolah

Prayitno (1987:32) mengatakan bahwa guru pembimbing adalah pejabat fungsional yang dituntut dapat menjalankan tugas-tugas fungsionalnya, yaitu melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap peserta didiknya.

Sukardi (1985:19), menyatakan guru pembimbing adalah tenaga profesional, baik pria maupun wanita, yang mendapat pendidikan khusus bimbingan dan konseling. Secara ideal guru pembimbing berijazah sarjana dari FIP-IKIP atau sarjana psikologi pendidikan dan bimbingan , atau jurusan program studi bimbingan dan konseling.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing merupakan seorang tenaga pendidik profesional yang berfungsi merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program bimbingan dan konseling bagi siswa disekolah.

3. Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

(25)

pelayanan bimbingan dapat berjalan dengan lancar tidak mengundang persepsi negatif yang dapat merugikan perannya di sekolah. Ciri-ciri kepribadian seorang guru pembimbing yang baik nampak dari cara kerja, dapat bertingkah laku sopan, bersikap ramah, jujur, dapat menyimpan kerahasiaan klien, dan tidak munafik dalam kehidupan sehari- harinya. Guru pembimbing harus me mpunyai minat terhadap pekerjaannya dan dalam menghadapi anak didiknya. Dia harus mempunyai kemampuan untuk bertindak dan bersikap bijaksana terhadap anak didik.

Menurut Prayitno (Sukardi, 1984:30-32), seorang guru pembimbing hendaknya memperlihatkan 10 ha l yang berkaitan dengan kriteria ciri-ciri kepribadian guru pembimbing, sebagai berikut:

1. Seorang guru pembimbing harus bertingkah laku yang wajar dan dapat dicontoh.

2. Pembimbing harus dapat memiliki emosi yang stabil, tenang, dan kalau mungkin memberikan kesejukan batin bagi siswa dalam suasana bimbingan yang diciptakan pembimbing.

3. Guru pembimbing dituntut untuk membantu binimbing agar mandiri. 4. Guru pembimbing hendaknya berbobot sebagai orang yang layak dimintai

bantuan.

(26)

6. Guru pembimbing hendaknya mampu mawas diri: mawas terhadap diri sendiri, mawas terhadap lingkungan, dan mawas terhadap pribadi orang yang dibimbingnya. Dengan demikian pembimbing akan menjadi orang yang arif bijaksana.

7. Guru pembimbing juga perlu bersikap berani memasuki dunia bimbingan dengan menampilkan pribadi-pribadinya tanpa topeng tertentu dengan segala resikonya.

8. Guru pembimbing perlu memiliki inteligensi yang cukup tinggi.

9. Inteligensi guru pembimbing yang cukup tinggi ini akan memungkinkan guru pembimbing untuk bernalar dengan baik dan akan mampu memikirkan dan mengolah suasana yang dapat mengubah tingkah laku binimbing.

10.Guru pembimbing yang dapat menalar dengan baik akan dapat memunculkan gagasan yang bermanfaat.

Sukardi (1984:28), mengatakan bahwa guru pembimbing (konselor sekolah) diharapkan harus mempunyai ciri-ciri kepribadian tertentu dalam mengadakan kontak dengan orang lain, antara lain:

1. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik. 2. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik

dan lancar.

(27)

4. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid- murid dan keinginan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan kepada anak didiknya. 5. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial, dan fisik.

Seorang guru pembimbing (konselor) sekolah yang profesional hendaknya juga memiliki ciri-ciri kepribadian yang berkualitas seperti yang dijelaskan oleh Belkin (Winkel, 1997:198-199). Ciri-ciri kepribadian tersebut adalah:

1. Guru pembimbing (konselor sekolah) mampu mengenal diri sendiri. Hal ini ditandai dengan:

a. Merasa aman dengan diri sendiri artinya mempunyai rasa percaya diri, rasa harga diri, tidak merasa cemas dan gelisah dengan diri sendiri. b. Percaya pada orang lain artinya mampu memberikan sesuatu dari diri

sendiri dan menerima sesuatu dari kepribadian orang lain.

c. Memiliki keteguhan hati artinya berani memberikan layanan bimbingan dan berani mengambil resiko bahwa tidak selalu mendapat tanggapan yang positif atau mendapatkan balas jasa dalam bentuk dikagumi serta dihargai.

2. Guru pembimbing (konselor sekolah) mampu memahami orang lain. Hal ini ditandai dengan:

(28)

menurut norma- norma moral yang objektif. Keterbukaan hati dan pikiran memungkinkan untuk menjadi peka terhadap pikiran dan perasaan orang lain.

b. Guru pembimbing (konselor sekolah) hendaknya memiliki kemampuan untuk berempati, yaitu mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan orang lain seolah-olah guru pembimbing (konselor sekolah) pada saat ini menjadi orang lain tersebut, tanpa hanyut dalam situasi orang lain dan kehilangan kesadaran akan pikiran serta perasaan pada diri sendiri.

3. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini ditandai dengan: a. Guru pembimbing (konselor sekolah) bertindak sejati dan berhati

tulus, artinya berkata-kata dan berbuat tanpa memakai topeng atau sandiwara, sungguh terlibat tanpa berpura-pura

b. Bebas dari kecenderungan untuk menguasai orang lain, artinya konselor secara sadar tidak memaksakan kehendaknya sendiri atas orang lain dan memaksa orang lain ke cara berpikir dan bertindak tertentu.

c. Mampu mendengarkan dengan baik, artinya berusaha menangkap apa yang sebenarnya diungkapkan oleh orang lain, menggali makna yang terkandung dalam ungkapan orang la in.

(29)

dengan sikap positif dan kerelaan menerima orang lain seadanya. Berikut ini akan diungkapkan ciri-ciri kepribadian guru pemb imbing yang diharapkan dilihat dari segi pribadi, segi sosial, dan segi profesionalnya (Winkel, 1997:198; Prayitno, 1984:32; Ahmadi, 1997:48-49; Gunawan, 1992), antara lain :

1. Segi pribadi.

Pribadi seorang konselor sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik agar dapat menjadi panutan bagi perkembangan diri siswa. Konselor sekolah harus menyadari keunikannya sendiri, kelemahan dan kelebihannya serta tahu usaha- usaha apa yang kiranya akan membuat dia berhasil. Seperti halnya konselor diharapkan me mpunyai:

a. Sifat-sifat kepribadian, antara lain : memiliki kesopanan, ramah, sabar, baik hati, bijaksana, terbuka, penuh humoris, jujur, supel, dan mampu mengenal dirinya sendiri.

b. Percaya diri, antara lain : guru pembimbing memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Adanya rasa percaya diri yang tinggi tersebut mendukung guru pembimbing agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.

(30)

2. Segi sosial.

Dari segi ini seseorang diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya agar dapat memahami apa yang ada dan apa yang harus dilakukan agar dapat diterima di lingkungan tersebut. Maka, seorang guru pembimbing hendaknya memiliki :

a. Kemampuan berhubungan dengan orang lain.

Kemampuan berhubungan dengan orang lain di antaranya memiliki kemampuan dalam berkomunikasi. Baik komunikasi dengan binimbing maupun terhadap orang lain. Dalam berkomunikasi, seorang konselor sekolah diharapkan mampu mendengarkan dengan baik, mampu menghargai orang lain, dan mampu menjalin persahabatan dengan siswanya. Ketika berhubungan dengan orang lain, guru pembimbing juga dituntut untuk mampu bekerja sama dengan siapa saja dan tetap berpegang pada kode etik jabatannya. b. Tingkah laku adaptif.

(31)

c. Pengontrolan diri.

Seorang guru pembimbing ketika berhubungan dengan orang lain diharapkan dapat mengendalikan diri terhadap berbagai situasi yang ada pada lingkungannya. Ketika berhubungan dengan orang lain seorang guru pembimbing juga diharapkan dapat mengendalikan situasi yang tegang menjadi santai dan tidak mudah terbawa oleh suasana emosional yang memanas.

3. Segi profesional.

Seorang guru pembimbing dalam menjalankan tugas-tugasnya dituntut untuk menjadi tenaga pembimbing yang profesional, dalam arti guru pembimbing tersebut harus melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajiban dan haknya dalam kegiatan bimbingan dan konseling secara berkeahlian. Untuk menjadi guru pembimbing yang profesional guru pembimbing setidaknya mempunyai:

a. Tanggung jawab dalam pekerjaan.

(32)

konselor sekolah harus diserahkan kepada tenaga lain yang lebih berwenang.

b. Wawasan luas.

Seorang konselor sekolah hendaknya memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas karena nantinya akan membantu siswa dalam pemberian berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan dapat menggunakan wawasannya untuk memberikan materi mengenai dunia bimbingan dan konseling.

c. Empati.

Empati yang dimiliki oleh konselor sekolah terhadap binimbing dapat membantu konselor sekolah dalam proses konseling agar mudah menangkap dan mengerti pikiran dan perasaan yang dialami oleh binimbing.

d. Kedewasaan.

Seorang guru pembimbing diharapkan mampu bersikap dewasa, artinya ada kemantapan atau kestabilan di dalam perkembangan psikiknya dan terutama dalam segi emosinya. Hal ini penting karena nantinya dapat menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dan mampu menempatkan diri di lingkungannya.

e. Inteligensi.

(33)

manusia, dan mampu membantu siswa dalam memberikan alternatif-alternatif pilihan dalam menyelesaikan suatu masalah.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang yang sungguh-sungguh ingin menjadi guru pembimbing (konselor sekolah) yang efektif harus mau menerima tanggung jawab dan mampu menempatkan dirinya sendiri pada situasi yang mengandung resiko, baik pribadi, perasaan, menyangkut hubungan dengan orang lain dan jabatan.

(34)

B. Remaja dan Karakteristiknya

1. Pengertian Masa Remaja

Menurut Keropka (Yusuf, 2002) masa remaja dibagi dalam tiga masa yaitu: masa remaja awal usia 12-15 tahun; masa remaja madya usia 15-18 tahun; masa remaja akhir usia 19-22 tahun. Berdasarkan pendapat tersebut, maka siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta termasuk dalam remaja masa awal.

Menurut Rifai (1984:1) masa remaja merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak menuju ke arah kedewasaan.

Menurut Sarwono (1989:51) masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dalam arti fisik dan psikik. Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-perubahan psikik muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik.

2. Karakteristik Remaja

(35)

remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya.

Hurlock (1992: 207-209) menjelaskan ciri-ciri masa remaja sebagai berikut : a. Masa remaja sebagai periode yang sangat penting.

Masa remaja merupakan periode yang sangat penting karena mempunyai akibat yang langsung dan berjangka panjang terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan.

Periode peralihan tidak berarti terputus dari apa yang terjadi sebelumnya, melainkan sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya sehingga mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Pada masa remaja, remaja bukan lagi anak kecil tetapi juga bukan orang dewasa, oleh karena itu remaja harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari pola perilaku dan sikap yang baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan.

(36)

1. Fungsi emosi yang semakin intensif, yang bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikik yang terjadi.

2. Perubahan tubuh dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial sehingga menimbulkan masalah baru.

3. Berubahnya minat dan pola perilaku sehingga nilai- nilai berubah. 4. Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menuntut

kebebasaan tetapi takut bertanggung jawab akan akibat tingkah lakunya.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.

Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh laki- laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan karena sepanjang masa kanak-kanak, masalah yang dialami anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalahnya. Penyebab lainnya adalah karena para remaja merasa dirinya sudah mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan cenderung menolak bantuan orang tua dan guru-guru.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

(37)

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

Masa remaja disebut sebagai usia yang menakutkan karena adanya anggapan negatif mengenai remaja, yaitu remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, anak-anak yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.

Masa remaja disebut sebagai masa yang tidak realistik karena remaja memandang diri dan orang lain menurut keinginannya sendiri dan bukan sebagaimana adanya.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Masa remaja merupakan ambang masa dewasa, hal ini ditandai dengan cara berpakaian, bertindak dan berperilaku seperti orang dewasa umumnya.

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (Hurlock, 1992:10) tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari:

a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.

(38)

jenis. Dalam membina relasi dengan orang lain, remaja perlu belajar mengatasi konflik yang terjadi.

b. Mencapai peran sosial.

Remaja mempelajari dan menerima perannya sebagai pria dan wanita sesuai dengan norma- norma yang berlaku di masyarakat.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efisien. Remaja perlu belajar menerima dan menghargai perubahan yang terjadi pada dirinya, khususnya perubahan fisik. Terjadinya perubahan fisik pada remaja menjadikan remaja mampu memelihara dan merawat dirinya sendiri dengan perasaan puas.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. Remaja ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sehingga menghormati dan mentaati nilai- nilai atau norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.

Remaja mulai menunjukkan kemandirian, tidak menganggap dirinya anak lagi yang selalu terikat dengan orang tua dan orang dewasa lainnya. Hal ini diwujudkannya dengan mulai menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya.

(39)

Remaja mulai memikirkan kariernya di masa yang akan datang. Dengan demikian remaja mengharapkan kebebasan dalam memilih karier yang diinginkannya.

g. Mempersiapkan perkawinan (berkeluarga).

Remaja diharapkan sudah memiliki konsep tentang keluarga yang bertanggung jawab, menyusun atau merencanakan masa depan, memiliki pengetahuan sebagai pria atau wanita dalam membina rumah tangga. h. Memperoleh perangkat nilai (sistem etik) sebagai pegangan untuk

berperilaku.

Remaja diharapkan mengetahui dan mengembangkan pengetahuan tentang nilai- nilai yang berlaku sebagai pedoman hidup. Pedoman tersebut dapat dijadikan falsafah hidupnya.

(40)

siswa dalam menjalankan tugas perkembangannya di sekolah adalah guru pembimbing. Agar dapat membimbing siswa dengan baik seorang guru pembimbing harus memahami karakteristik keremajaan para siswa.

C. Persepsi Siswa tentang Ciri -ciri Kepribadian Guru Pembimbing

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan melalui alat indera sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti sehingga memunculkan interpretasi terhadap rangsangan tersebut. (Irwanto, dkk. 1988:55).

Persepsi merupakan pandangan, pengamatan, atau tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia dan hal-hal yang di temuinya dalam hidup sehari- hari. (Mulyono, 1998:22)

Persepsi diartikan mengalami sesuatu dengan cara melihat, mendengar, membau, atau merasakan tanpa mampu mengadakan pemisahan antara diri sendiri sebagai subjek dengan obyek yang dihayati. (Kartono, 1984:57)

Arkinson, dkk. (1994:201) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses dimana individu mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus atau rangsangan dalam lingkungan.

(41)

2. Persepsi Siswa SMP tentang Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing, tergantung dari cara pandang setiap siswa tersebut terhadap guru pembimbing di sekolahnya.

Pengalaman dari setiap siswa di sekolah mengenai bimbingan dan konseling tentu berbeda-beda. Hal ini terjadi karena setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama satu dengan yang lain dalam memahami bimbingan dan konseling. Oleh karena itu muncul berbagai konsep mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing baik itu konsep yang positif maupun konsep yang negatif tergantung dari siswa yang bersangkutan dalam menilai guru pembimbing.

Winkel (1997:214), mengemukakan tentang kenyataan persepsi negatif terhadap guru pembimbing, antara lain:

a. Siswa tidak memahami hakekat pelayanan bimbingan. b. Siswa memandang konselor sebagai satpam (polisi) sekolah.

c. Siswa enggan menghadapi konselor karena mengira akan dimarahi, lebih-lebih bila dipanggil.

d. Siswa takut berhadapan langsung dengan konselor karena khawatir akan kena sindiran “anak bermasalah”dari siswa lain.

e. Siswa kurang percaya terhadap konselor dalam menghadapi masalah yang bersifat pribadi dan siswa takut rahasianya dibocorkan ke orang lain.

Susilowati (Hastuti, 2004:35), mengemukakan berbagai persepsi yang keliru dari siswa tentang bimbingan dan konseling. Persepsi yang keliru tersebut antara lain:

(42)

b. BK itu pengawas disiplin dan tata tertib. c. BK hanya mengur us siswa yang bermasalah.

d. Siswa yang masuk ruangan BK dianggap siswa yang bermasalah. e. BK itu unit yang memberi hukuman dan memberi “skors”.

f. Bila konsultasi (konseling) nantinya rahasia akan diketahui oleh orang lain/guru lain.

g. Guru pembimbing sama seperti guru lain.

(43)

26

Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, populasi, sampel, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta, oleh sebab itu penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi mengenai gejala pada saat penelitian dilakukan, sehingga penelitian deskriptif bertujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa adanya” dalam suatu kondisi dan situasi tertentu (pada saat penelitian tersebut dilakukan). Menurut Furchan (1982:45), penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan keadaan gejala apa adanya.

B. Populasi Penelitian

(44)

dalam wilayah penelitian, maka penelitian tersebut merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1997:108). Karena penelitian ini hanya ditujukan kepada sebagian dari anggota populasi maka disebut sebagai penelitian sampel.

Subjek penelitian ini tidak mengikutsertakan kelas I karena mereka belum begitu memahami mengenai bimbingan dan konseling, sedangkan kelas III tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena mereka disibukkan dengan persiapan ujian nasional. Adapun rincian jumlah siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007, sebagai berikut:

Tabel I.

Rincian Jumlah Siswa Kelas II SMP Pangudi luhur I Yogyakarta

Kelas Putra Putri Jumlah

II A 23 19 42

II B 23 20 43

II C 22 20 42

II D 23 21 44

II E 24 18 42

Total 115 98 213

C. Sampel Penelitian

(45)

Pangudi luhur I Yogyakarta secara keseluruhan terdiri dari lima kelas dengan jumlah siswa sebanyak 213 siswa, namun peneliti hanya mengambil tiga kelas. Kelas II yang terpilih menjadi anggota sampel adalah kelas II A: 42 siswa, kelas II B: 42 siswa dan II C: 43 siswa, dengan total sampel 127 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling (acak kelompok) dengan penarikan sampel secara undian.

Cara pengambilan sampel menurut teknik cluster random sampling adalah sebagai berikut : Pertama-tama peneliti menyiapkan lintingan kertas yang bertuliskan kode kelas II di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Kedua, peneliti mengocok (mengundi) lintingan kertas tersebut sehingga mendapatkan tiga kertas lintingan kelas II yang nantinya akan dipakai sebagai sampel penelitian. Ketiga, setelah mendapatkan nama-nama kelas II yang dijadikan sampel penelitian kemudian peneliti menyebarkan kuesioner penelitian di kelas tersebut.

D. Instrumen Penelitian

(46)

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Yang Diujicobakan

Aspek Ciri -ciri Kepribadian Guru

Pembimbing

Favourable Unfavourable Jmlh (+)

Jmlh (-)

Jmlh

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 13

5, 19, 12 10 3 13

14, 18, 16 - 3 - 3

1. Aspek Pribadi

a. Sifat keutamaan kepribadian

b. Kepercayaan

c. Penampilan diri 17, 10 15 2 1 3

20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29

24, 25, 30 8 3 11

31, 33, 34, 32, 35 3 2 6

37, 38, 39, 40 41 4 1 5

II. Aspek Sosial

a. Komunikasi antar-pribadi

b. Hubungan dengan orang lain

c. Tingkah laku

d. Pengontrolan diri 42, 43, 46, 47, 36

44, 45, 48 5 3 7

49, 50, 51, 52, 53

54 5 1 5

56, 57, 58, 59 55 4 1 5

60, 61, 62 63 3 1 4

64, 65, 67, 68, 69, 71, 72, 73

66, 70 8 2 10

III. Aspek Profesional a. Tanggung jawab

pekerjaan

b. Berwawasan luas c. Kemampuan

berempati d. Kedewasaan

e. Inteligensi 74, 76, 77, 78, 79, 80

75 6 1 7

(47)

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner. 1. Indikator ciri-ciri kepribadian guru pembimbing.

Indikator yang digunakan untuk menyusun kuesioner ciri-ciri kepribadian guru pembimbing terdiri dari tiga aspek. Ketiga aspek tersebut berdasarkan ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut (Winkel (1997); Prayitno (1984); Ahmadi (1997); Gunawan (1997)), adalah: 1) aspek pribadi dengan indikator- indikator sifat keutamaan kepribadian, kepercayaan, dan penampilan diri; 2) aspek sosial dengan indikator- indikator komunikasi antar-pribadi, hubungan dengan orang lain, tingkah laku, dan pengontrolan diri; 3) aspek profesional dengan indikator- indikator tanggung jawab pekerjaan, berwawasan luas, kemampuan berempati, kedewasaan, dan inteligensi.

2. Skala pengukuran ciri-ciri kepribadian guru pembimbing.

Metode yang digunakan dalam mengukur (menskor) ciri-ciri kepribadian guru pembimbing adalah teknik skoring yang dijumlahkan (Summated Ratings), dengan skala Likert. Skala ini memuat empat kategori jawaban yaitu: “Sangat Perlu”, “Perlu”, “Kurang Perlu”, “Tidak Perlu” . Setiap jawaban diberi skor berturut-turut 4,3,2,1, untuk item pernyataan positif (favourable) dan 1,2,3,4 untuk item pernyataan ne gatif (unfavourable).

3. Pelaksanaan uji coba kuesioner.

(48)

dikarenakan ada tiga orang siswa yang tidak hadir . Item dalam kuesioner ini berjumlah 80 item yang terdiri dari 61 item positif dan 19 item negatif. Uji coba kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai validitas dan reliabilitas butir-butir item.

4. Validitas dan reliabilitas kuesioner ciri-ciri kepribadian guru pembimbing. a. Validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1997:44). Sejalan dengan pendapat tersebut validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnnya diukur (Masidjo, 1995:242). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebuah alat dapat dikatakan valid jika alat ukur tersebut dapat mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Dengan kata lain suatu instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

(49)

konstruk, karena konstruksi kuesioner dalam penelitian ini mengikuti konstruk teoritik yang dikemukakan oleh Winkel (1996), Prayitno (1984), Ahmadi (1997), Gunawan (1992), yakni: 1) aspek pribadi, 2) aspek sosial, 3) aspek profesional.

Disamping itu untuk menentukan validitas kuesioner, peneliti juga melakukan analisis butir dengan jalan mengkorelasikan skor butir dengan skor total per aspek. Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total per aspek instrumen digunakan koefisien korelasi

Product Moment Pearson (Masidjo, 1995) dengan rumus sebagai berikut:

? S ? ? - (S ? ) ( S ? )

r

xy = ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ______________________

v

{? S ? ²-(S? )²} {? SY²-(SY)²}

Di mana:

r

xy= Koefisien korelasi item X = Skor-skor item

Y = Skor-skor total item per aspek di mana X berada N = Banyaknya subjek

(50)

0,30. Dengan demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan perlu diperbaiki atau digugurkan, item yang koefisien korelasinya = 0,30 dianggap valid

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 80 item kuesioner, maka diperoleh 38 item yang valid, 23 item yang gugur dan 19 item yang direvisi dengan memperhatikan aspek dan isi dari apa yang dimaksud dalam setiap aspek. Dalam melakukan revisi kuesioner, peneliti sudah berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang bersangkutan.

Data uji validitas kuesioner dapat dilihat pada lampiran halaman 71. Hasil rekapitulasi analisis uji coba kuesioner dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item

No Aspek Ciri-ciri Kepribadian

Guru Pembimbing

Indikator Item yang valid Item yang direvisi Item yang gugur Jumlah item

Sifat keutamaan kepribadian

1,2,3,4,6,7 8,11,13 9, ,5, 19,12

13

Kepercayaan 18 16 14 3

1 Aspek Pribadi

Penampilan diri - 10,15 17 3

Komunikasi antar-pribadi

22,23,26 20,24,25 21,27,28, 29,30

11 Hubungan dengan

orang lain

31,33,34 - 32,35 5

Tingkah laku 39,40 38 37,41 5

2 Aspek Sosial

Pengontrolan diri 46,48 42,47,36 43,44,45 8 Tanggung jawab

pekerjaan

49,51,52, 53

- 50,54 6

Berwawasan luas 57,58,59 56,55 - 5

3 Aspek Profesional

(51)

berempati

Kedewasaan 64,65,67, 68,69

71,73,66 72,70 10 Inteligensi 74,76,77,

78,79,80

- 75 7

Jumlah 38 19 23 80

b. Reliabilitas

Masidjo (1995:209), mengungkapkan reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Furchan (1982:295), mengatakan reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur.

Proses penghitungan reliabilitas dilakukan dengan cara memberi skor pada masing- masing item dan membuat tabulasi data uji coba. Penghitungan koefisien korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS.

Untuk mengukur koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2005:109) sebagai berikut:

n

S

s

r

11 =

(—)(

1

——)

n-1

s

(52)

r

11 = reliabilitas yang di cari

S

s

i

² =

jumlah varians skor tiap-tiap item

s

t² = varians total

Setelah dikorelasi dengan rumus Alpha, di dapat koefisien reliabilitas

r

11= 0,46 atas dasar taraf signifikan 1% untuk N = 39 dituntut

r

xy = 0,41

jadi taraf reliabilitas yang di dapat ternyata signifikan pada taraf signifikan 1% (

r

tt = 0,46 > 0,41 ) dan termasuk cukup (0,40 – 0,70).

Hasil perhitungan reliabilitas dapat di lihat pada lampiran halaman 76. Untuk meningkatkan keterandalan instrumen ditegaskan bahwa koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan +-1,00 (Masidjo, 1955:209). Derajat reliabilitas tersebut ditentukan dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikan 1%, dengan ancar-ancar menurut Garret (1966:176), adalah:

Tabel 4

Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kualitas

± 0,00 - ± 0,20 Sangat Rendah

± 0,20 - ± 0,40 Rendah

± 0,40 - ± 0,70 Cukup

(53)

1. Tahap Pers iapan

Dalam tahap persiapan, peneliti melakukan berbagai usaha, seperti: menyusun kuesioner dan pelaksanaan uji coba kuesioner. Dalam menyusun kuesioner peneliti terlebih dahulu menentukan variabel yang digunakan, kemudian menentukan aspek dan indikator untuk dijadikan item- item ciri-ciri kepribadian guru pembimbing dan kemudian melakukan uji coba kuesioner. Sebelum melaksanakan uji coba peneliti terlebih dahulu menghubungi ibu Indri sebagai koordinator BK SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta untuk mengungkapkan maksud dan tujuan penelitian. Pada tanggal 19 Oktober 2006, peneliti bertemu dengan kepala sekolah SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta untuk meminta ijin melakukan uji coba penelitian dan penelitian. Pelaksanaan uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2006, pukul 07.00 – 07.45 WIB. Uji coba kuesioner ini melibatkan 39 siswa dikelas II E. Jumlah keseluruhan kelas II E adalah 42 siswa. Dari jumlah 42 siswa ternyata ada 3 siswa yang tidak hadir, maka uji coba kuesioner ini hanya melibatkan 39 siswa.

(54)

Jumlah item yang tidak gugur atau valid digunakan untuk final kuesioner penelitian. Oleh karena itu, total keseluruhan item yang digunakan peneliti untuk penelitian yang sesungguhnya berjumlah 57 item. Kisi-kisi kuesioner untuk penelitian dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 5

Distribusi Item Skala Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Untuk Penelitian

Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jmlh

A. Sifat keutamaan kepribadian 1,2,23,15,5, 26,7,18

- 8

B. Kepercayaan 39,20 - 2

I.Aspek Pribadi

C. Penampilan diri 12,13 11 3

A. Komunikasi antar-pribadi 4,36,17,8,29 31 6 B. Hubungan dengan orang lain 10,21,22 - 3

C. Tingkah laku 3,34,45 - 3

II.Aspek Sosial

D. Pengontrolan diri 6,27,38,19 30 5

A. Tanggung jawab pekerjaan 41,32,33,24, 35

- 5

B. Berwawasan luas 16,37,28 - 3

C. Kemampuan berempati 9,40,51 42 4

D. Kedewasaan 43,44,46,47,

48,49,50

25 8

III.Aspek Profesional

E. Inteligensi 41,53,54,55,

56,57

52 7

Jumlah 51 6 57

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

(55)

ada bisa dipakai untuk uji coba kuesioner dan penelitian . Pada saat masuk kelas peneliti didampingi oleh gur u pembimbing sekolah untuk memberikan sedikit pengantar. Kemudian setelah waktu dan tempat diberikan kepada peneliti, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan menjelaskan secara singkat cara pengisian kuesioner. Adapun jadwal penelitian sebaga i berikut:

Tabel 6

Jadwal Penelitian

Kelas Tanggal Waktu Hadir Tidak Hadir Jumlah Siswa

II A 10 Januari 2007 07.00 - 07.45 40 2 42

II B 12 Januari 2007 09.30 - 10.15 42 1 43

II C 13 Januari 2007 07.00 – 07.45 39 3 42

Total 121 6 127

F. Teknik Analisis Data

Langkah- langkah dalam teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Alternatif jawaban favourable yaitu: SP diberi skor 4, P diberi skor 3, KP diberi skor 2, TP diberi skor 1, sedangkan untuk alternatif jawaban unfavourable yaitu: SP diberi skor 1, P diberi skor 2, KP diberi skor 3, dan TP diberi skor 4.

(56)

3. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi berdasarkan skor untuk setiap item.

4. Menghitung persentase berdasarkan frekuensi yang telah diperoleh untuk setiap item per indikator yang ada.

5. Peneliti menentukan peringkat masing- masing aspek ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 berdasarkan PAP tipe I. Penelitian acuan patokan adalah suatu penilaian yang memperbandingkan skor riil dengan skor yang seharusnya dicapai oleh siswa (Masidjo, 1995:151). Penentuan peringkat tersebut digolongkan menjadi lima, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah, dengan patokan sebagai berikut:

Tabel 7

Penggolongan Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Menurut Persepsi Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2006/2007.

Kategori Patokan

Sangat Tinggi 90% - 100%

Tinggi 80% - 89%

Cukup 65% - 79%

Rendah 55% - 64%

Sangat Rendah <55%

Masidjo, Ign. (1995:153). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Disekolah. Yogyakarta: Kanisius

(57)

40

Bab ini akan dilaporkan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berupa ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

A. Hasil Penelitian

Mengolah hasil penelitian ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarat tahun ajaran 2006/2007, peneliti menggunakan perhitungan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. PAP tipe I ini digunakan dengan memperbandingkan skor riil dengan skor yang seharusnya (Masidjo, 1995:151).

(58)

Tabel 8

Persentase dan Frekuensi Setiap Kategori Jawaban

dari Masing -masing Indikator Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing Menurut Persepsi Siswa Kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2006/2007

Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

(N=121)

Gradasi Frekuensi Persentase (%)

n

I. Aspek Pribadi

A. Sifat keutamaan kepribadian Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 491 378 19 1 55.23 42.52 2.14 041 8

B. Kepercayaan Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 107 130 2 1 44.58 54.17 0.83 0.42 2

C. Penampilan diri Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 171 177 11 4 47.11 48.76 0.30 0.11 3

II. Aspek Sosial

A. Komunikasi antar- pribadi Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 238 386 94 8 32.78 53.17 12.95 0.11 6

B. Hubungan dengan orang lain

Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 245 115 3 0 67.49 31.68 0.83 0 3

C. Tingkah laku Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 221 250 121 1 45.66 51.65 0.25 0.21 3

D. Pengontrolan diri Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 165 251 8 1 38.82 59.06 1.88 0.23 5

III. Aspek Profesional A. Tanggung jawab

(59)

B. Wawasan luas Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 254 220 10 0 52.48 45.45 2.07 0 3

C. Kemampuan berempati Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 193 220 54 17 39.88 45.45 11.16 0.35 4

D. Kedewasaan Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 470 455 36 5 48.65 47.10 0.37 0.52 8

E. Inteligensi Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu 262 443 44 9 34.56 58.44 0.58 0.12 7

Tabel di atas menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing dilihat dari masing- masing indikator yang ada, antara lain:

1 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki sifat keutamaan kepribadian ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (55.23%), ”Perlu” (42.52%), ”Kurang Perlu” (2.14%), ”Tidak Perlu” (0.41%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 97.75% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 2.55%.

(60)

Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 98.75% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 1.25%.

3 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki penampilan diri ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (47.11%), ”Perlu” (48.76%), ”Kurang Perlu” (0.30%), ”Tidak Perlu” (0.11%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 95.87% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 0.41%.

4 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki kemampuan komunikasi antar-pribadi ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (32.78%), ”Perlu” (53.17%), ”Kurang Perlu” (12.95%), ”Tidak Perlu” (0.11%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 85.95% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 13.06%.

(61)

6 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki tingkah laku ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (45.66%), ”Perlu” (51.65%), ”Kurang Perlu” (0.25%), ”Tidak Perlu” (0.21%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 97.31% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 0.46%.

7 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang mampu mengontrol dirinya ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (38.82%), ”Perlu” (59.06%), ”Kurang Perlu” (1.88%), ”Tidak Perlu” (0.23%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 97.88% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 2.11%.

8 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang mampu bertanggung jawab ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (54.75%), ”Perlu” (41.32%), ”Kurang Perlu” (3.51%), ”Tidak Perlu” (0.41%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 96.07% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 3.92%.

(62)

sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 2.07%.

10 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki kemampuan berempati ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (39.88%), ”Perlu” (45.45%), ”Kurang Perlu” (11.16%), ”Tidak Perlu” (0.35%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 85.33% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 11.51%.

11 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki kedewasaan ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (48.65%), ”Perlu” (47.10%), ”Kurang Perlu” (0.37%), ”Tidak Perlu” (0.52%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 95.75% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 0.89%.

12 Persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang memiliki inteligensi ternyata para siswa menjawab ”Sangat Perlu” (34.56%), ”Perlu” (58.44%), ”Kurang Perlu” (0.58%), ”Tidak Perlu” (0.12%). Kategori sangat perlu dan perlu jika digabungkan akan menghasilkan 93% sedangkan kategori kurang perlu dan tidak perlu jika digabungkan akan menghasilkan 0.7%.

(63)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Aspek

Aspek Pribadi 88 %

Aspek Sosial 69 % Aspek Profesional 85 %

didapat dari pembagian antara skor nyata (riil) per aspek dibagi dengan skor maksimal yang harus dicapai (skor ideal) per aspek, kemudian dikalikan 100%. Hasil persentase masing- masing aspek dapat dilihat dalam grafik I, sebagai berikut:

Grafik I

Hasil Perolehan Masing-masing Aspek Ciri-ciri Kepribadian Guru Pembimbing

(64)

B. Pembahasan

Pada bagian ini dibahas mengenai hasil- hasil penelitian (sesuai dengan pengolahan data) yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bukan merupakan sesuatu hasil yang tetap karena persepsi setiap orang tentunya berbeda-beda dan dapat berubah dari waktu ke waktu berdasarkan pengalaman dari siswa itu sendiri. Sehingga dalam penelitian persepsi siswa mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing mungkin akan berbeda hasilnya jika diulang dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Dengan kata lain sesuai dengan penelitian deskriptif, maka penelitian ini hanya mengungkap keadaan (kondisi) apa adanya (yang terjadi pada saat peneliti mengadakan penelitian) dalam situasi dan waktu dilaksanakannya penelitian tersebut.

Dalam bagian berikut, akan dibahas mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Pembahasan terhadap penelitian tersebut, antara lain: 1. Aspek pribadi ciri-ciri kepribadian guru pembimbing, menurut persepsi

siswa.

(65)

sifat keutamaan kepribadian, percaya diri, dan memiliki penampilan diri yang menarik serta sopan.

Berdasarkan pada kajian teori pada bab sebelumnya mengatakan bahwa seorang guru pembimbing hendaknya memiliki ciri-ciri kepribadian yang baik, sehingga siswa mau dan tidak segan-segan untuk berbagi masalah dan pengalamannya kepada guru pembimbing. Siswa mau mempercayai guru pembimbing yang membantunya dalam menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya. Dengan adanya kepercayaan dari siswanya, maka guru pembimbing akan memperoleh keakraban, kedekatan, dan keberadaannya dibutuhkan oleh siswa. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya persahabatan yang akrab dengan siswa, guru pembimbing melaksanakan tugasnya dengan perasaa senang tanpa adanya beban yang berat, akan lebih bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan, hidup bersosial menjadi baik, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

(66)

kepribadian lain dan memiliki keteguhan hati yang berani untuk memberik an pelayanan bimbingan dengan baik (Winkel, 1997).

(67)

2. Aspek sosial ciri -ciri kepribadian guru pembimbing, menurut persepsi

siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek sosial menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta mengenai ciri-ciri kepribadian guru pembimbing memiliki persentase 69% dan tingkat kualifikasinya cukup. Sikap sosial yang ada pada diri guru pembimbing adalah ekspresi sistem nilai yang diyakininya. Jika guru pembimbing tersebut memiliki hubungan sosial yang tinggi dalam membina hubungan dengan orang lain, bertingkah laku normatif dalam keseharian, dan dalam pengontrolan diri yang lebih baik, maka diharapkan ia dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul dalam bersosialisasi dengan orang lain.

Berdasarkan kajian teori pada bab sebelumnya, guru pembimbing harus dapat beradaptasi dengan cepat karena ia akan berhadapan langsung dengan banyak orang. Kehidupan sosial seseorang besar pengaruhnya kepada kehidupan pribadi individu yang bersangkutan. Lingkungan sosial senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Adanya perkembangan sosial yang terus berubah serta bertambah membuat semakin banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang (Surya, 1975:174).

(68)

bertingkah laku yang sopan agar dapat ditiru dan menjadi contoh yang baik dalam menjalani kehidupannya.

Jelas kiranya bahwa seorang guru pembimbing harus memiliki hubungan sosial yang baik. Hal ini tidak bisa kita pungkiri karena guru pembimbing dalam menjalankan tugas-tugasnya pasti akan berhubungan dan akan bekerja sama dengan orang lain baik itu guru mata pelajaran yang ada, karyawan sekolah, orang tua siswa, maupun siswa. Maka guru pembimbing tersebut harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di mana ia berada, agar dapat memahami apa yang ada pada situasi sosialnya dan apa yang harus dilakukannya untuk dapat diterima di lingkungan di manapun ia berada.

Untuk dapat membangun hubungan yang lebih erat dan memuaskan dengan orang lain dan siswanya guru pembimbing harus dapat menerima siswanya tanpa syarat dan tanpa penilaian. Salah satu kunci untuk dapat membina hubungan yang baik adalah saling memberi dan menerima, dapat mendengarkan dengan baik, menghargai orang lain dan mampu menjalin persahabatan dengan orang lain dan siswanya. (Winkel, 1997:199).

(69)

bagi siswanya, dapat dengan tepat menge ndalikan diri di mana ia berada, dan normatik.

Dengan demikian diharapkan ia akan menjadi guru pembimbing yang baik dengan emosi stabil, bijaksana, dan arif yang kemudian bisa menjadi contoh yang baik bagi siswanya. (Surya, 1975:134), mengatakan bahwa sifat-sifat kepribadian konselor dapat terlihat dalam kematangan emosinya, seperti tampak dalam pengaturan hidup dalam sifat-sifat pribadi yang menunjukkan sabar, bijaksana, memiliki perasaan humor, harga diri, serta memiliki kemampuan untuk menerima saran dan kritik secara terbuka, dan dapat memahami keadaan serta perubahan yang ada di lingkungan sosialnya.

3. Aspek profesional ciri-ciri kepribadian guru pembimbing, menurut

persepsi siswa.

(70)

dan memiliki kedewasaan dalam membantu siswa menghadapi permasalahannya.

Berdasarkan kajian pada bab sebelumnya, guru pembimbing diharapkan memiliki pengetahuan dan pengertian yang lebih baik untuk kepentingan siswanya, dan dapat membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalah yang sedang dialaminya (Surya, 1975:134).

(71)

54

Pada bab ini akan disajikan ringkasan, kesimpulan, dan saran-saran. Bagian ringkasan memuat rumusan masalah, metodologi penelitian, dan hasil penelitian.

Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian pada saat penelitian ini dilaksanakan. Bagian saran-saran memuat saran-saran untuk pihak SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dan saran-saran kepada orang yang akan melakukan penelitian sejenis.

A. Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan pandangan negatif mengenai guru pembimbing di sekolah. Dimana siswa sering mempunyai pandangan negatif bahwa guru pembimbing merupakan polisi sekolah, bertindak semena- mena, dan suka memberi hukuman kepada siswa. Adanya penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang baik, guru pembimbing dapat bersahabat dengan siswanya, dan juga dapat berelasi dengan siapa saja. Sehingga pertanyaan yang ada pada rumusan masalah adalah ciri-ciri kepribadian guru pembimbing yang bagaimanakah menurut persepsi siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

(72)

mengungkap aspek-aspek ciri-ciri kepribadian guru pembimbing menurut Winkel (1997), Prayitno (1984), Ahmadi (1997) dan Gunawan (1992), yaitu: 1). aspek pribadi dengan indikator- indikator sifat keutamaan kepribadian, kepercayaan, dan penampilan diri; 2). aspek sosial dengan indikator- indikator komunik asi antar-pribadi, hubungan dengan orang lain, tingkah laku, dan pengontrolan diri; dan 3). aspek profesional dengan indikator-indikator tanggung jawab pekerjaan, berwawasan luas, kemampuan berempati, kedewasaan, dan inteligensi.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dengan jumlah sampel sebanyak 121 siswa. Siswa tersebut terdiri dari kelas II A: 40 siswa, kelas II B: 42 siswa, dan kelas II C: 39 siswa. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini menggunakan metode cluster random sampling. Usia siswa tersebut termasuk pada perkembangan remaja awal yang berkisar antara usia 13-16 tahun. Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 J

Gambar

Tabel I.
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 Koefisien Korelasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

• % Hambatan nyeri senyawa asam asetilsalisilat (asetosal) dengan dosis 12.5 mg/kg BB...

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Tengah Sabu Nagekeo Flotim Matim Mabar Sikka Ende Rote

Visi Kementerian Perindustrian sampai dengan 2014 : Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

Rakyat semarang dan Gubernur Jawa Tengah menyambut dengan baik kedatangan Sekutu pada awalnya karena berharap dapat memberikan keuntungan bagi rakyat Semarang.. Bahkan,

 Senyawa asam dapat ditentukan konsentrasinya dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart basa, dengan menggunakan indikato PP untuk menentukan titik

Dari hasil penelitian menggunakan ONE-WAY MANOVA dan uji lanjut kontras ortogonal didapatkan perbedaan antara air minum sebelum diproses dengan air minum yang melalui

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perbedaan dan bermakna hipo- HDL pada jenis kelamin laki-laki antara obesitas dan tidak obesitas (p=0,010) sedangkan hipo-HDL