• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS V MIMUHAMMADIYAH SIDABOWA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS V MIMUHAMMADIYAH SIDABOWA - repository perpustakaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

proses belajar mengajar atau pembelajaran. Pembelajaran menurut

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Pada proses pembelajaran tentunya akan dicari hasil

belajar peserta didik dengan cara uji coba, mengetahui penguasaan materi

peserta didik dan pemahaman yang diberikan oleh pendidik. Keberhasilan

suatu pembelajaran juga ditentukan oleh kinerja pendidik, seberapa giat

pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat

paham dan menguasai materi.

Suatu proses pembelajaran perlu dilakukan dengan suasana yang tenang

dan menyenangkan. Kondisi yang demikian menuntut aktivitas dan kreativitas

pendidik yaitu guru, dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan

efektif. Pembelajaran efektif menurut Susanto (2013: 53) merupakan tolak ukur

keberhasilan pendidik dalam mengelola kelas. Pembelajaran efektif terjadi

apabila seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik,

maupun sosial, karena suatu pembelajaran berpusat pada peserta didik dan

pendidik sebagai fasilitator. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan tingkah laku yang positif dan tercapainya tujuan

(2)

Pembelajaran yang dilakukan sebagian besar sekolah dengan metode

ceramah. Pembelajaran dengan metode ceramah mengakibatkan pemahaman

belajar hanya akan bertahan sebentar saja dalam benak pikiran peserta didik.

Terpusatnya pembelajaran pada pendidik, yang seharusnya pembelajaran

berpusat pada peserta didik. Pembelajaran di sekolah juga masih terpaku pada

buku sebagai sumber ajar. Sekolah sebagai tempat proses pembelajaran harus

memiliki sarana prasarana untuk mendukung proses pembelajaran menjadi

lebih optimal. Pendidik sebagai fasilitator harus kreatif, baik menggunakan

strategi, model dan alat peraga dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dengan pendidik dan peserta didik kelas V

di MI Muhammadiyah Sidabowa, pendidik dalam pembelajaran menggunakan

metode ceramah. Pendidik menjelaskan materi yang dibahas dan peserta didik

menyimak serta mencatat materi yang diajarkan. Dari jumlah peserta didik

yang ada di kelas V hanya ada beberapa yang bersemangat dalam mengikuti

pembelajar hingga akhir, sedangkan peserta didik yang lainnya hanya

bersemangat diawal jam pelajaran saja. Dibuktikan dengan peserta didik

memperhatikan apa yang dijelaskan oleh pendidik dan mencatat hal-hal

penting dari materi yang diajarkan dari awal hingga akhir pembelajaran, namun

ada juga peserta didik yang bermalas-malasan bahkan dalam posisi tidur kepala

menempel pada meja dan tidak memperhatikan serta mencatat materi yang

disampaikan oleh pendidik. Selama proses pembelajaran berlangsung peserta

(3)

materi, tetapi tidak ada pertanyaan dari peserta didik terkait materi yang

disampaikan atau yang belum jelas, hal ini membuktikan bahwa rasa ingin tahu

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran masih rendah. .

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik dan peserta didik,

pendidik menyampaikan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan

cenderung menggunakan metode ceramah, karena dianggap paling efisien.

Proses pembelajaran menggunakan metode atau model lain, pendidik kurang

persiapan baik dalam proses pembelajaran maupun instrumen yang dibutuhkan.

Pendidik juga menyampaikan bahwa peserta didik kurang aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Peserta didik cenderung hanya mendengarkan saja

ketika pendidik mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan.Ini

membuktikan bahwa indikator rasa ingin tahu, bertanya atau membaca sumber

di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran belum tercapai.

Pendidikmeminta peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, peserta didik

sama sekali tidak bertanya, bahkan peserta didik kurang mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan pendidik.

Peserta didik juga menyatakan lebih baik diam dan hanya menunggu

intruksi dari pendidik, daripada mengajukan pertanyaan terkait materi yang

belum jelas. Peserta didik merasa kurang yakin dengan sesuatu yang akan

ditanyakan tersebut.Hal tersebut berpengaruh kepada prestasi belajar peserta

(4)

nilai Ulangan Tengah Semester peserta didik kelas V semester satu pada tahun

ajaran 2016/ 2017 dapat terlihat di tabel berikut:

Tabel 1.1 Data Nilai Ulangan Tengah Semester Semester Satu Mata Pelajaran

IPA kelas V tahun ajaran 2016/ 2017 Angka Persentase Angka Persentase

17 66,7 68 8 47,06% 9 52,94%

Berdasarkan tabel 1.1 menjelaskan bahwa nilai UTS mata pelajaran

IPA kelas V dengan jumlah 17 siswa, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 68

diperoleh rata-rata 66,7, persentase ketuntasan sebesar 47,06% dengan jumlah

siswa yaitu 8 dan persentase tidak tuntas sebesar 52,94 dengan jumlah siswa

yaitu 9. Lebih banyaknya siswa yang memperoleh nilai UTS di bawah KKM

daripada siswa yang memperoleh nilai UTS di atas KKM menjadi suatu

permasalahan yang harus segera ditangani, karena jika proses belajar mengajar

menjadi kurang aktif dan efektif, pada akhrinya akan berpengaruh pada

rendahnya prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di kelas V MI Muhammadiyah

Sidabowa, maka peneliti menggunakan model pembelajaran yang dianggap

cocok dan mampu memberikan dampak positif yaitu model pembelajaran

berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah dalam pelaksanaannya

mengajak peserta didik untuk menemukan dan menganalisis sebuah masalah

(5)

pembelajaran berbasis masalah, peserta didik akan dihadapkan dengan masalah

yang nyata dan sebuah solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini

dapat membangkitkan sikap rasa ingin tahu dan prestasi belajar peserta didik,

memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan

peran pendidik yang terbatas.

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Afcariono (2008) dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, dapat dilihat dari pola pikir berdasarkan tingkat kognitif. Kemampuan bertanya dan menjawab siswa meningkat dari kemampuan berpikir tingkat rendah (pengetahuan, pemahan dan aplikasi) menjadi berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis dan evaluasi). Hal ini, dapat menjadikan motivasi bagi peneliti untuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian.

Model pembelajaran berbasis masalah sangat menuntut peserta didik

untuk bernalar dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Disajikannya

sebuah pembelajaran dan lembar kerja peserta didik yang menuntut untuk

bernalar terhadap masalah dan menemukan sebuah penyelesaiannya,

diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar peserta

didik. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk membuat

penelitianَdenganَjudulَ“َUpayaَMeningkatkanَRasaَIngin Tahu dan Prestasi

Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah di Kelas V

(6)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan rasa ingin tahu pada materi pokok bumi dan alam

semesta, sub materi peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat

mengubah permukaan bumi peserta didik kelas V MI Muhammadiyah

Sidabowa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah?

2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar IPA pada materi pokok bumi dan

alam semesta, sub materi peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat

mengubah permukaan bumi peserta didik kelas V MI Muhammadiyah

Sidabowa menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalah?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan secara umum

dan khusus sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas

proses dan hasil pembelajaran IPA kelas V MI Muhammadiyah

Sidabowa, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik kelas V MI

Muhammadiyah Sidabowa dalam proses pembelajaran IPA melalui

(7)

b. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V MI

Muhammadiyah Sidabowa dalam proses pembelajaran IPA melalui

model pembelajaran berbasis masalah.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peserta didik

a. Dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran peserta didik di kelas V MI Muhammadiyah

Sidabowa mata pelajaran IPA materi bumi dan alam semesta sub materi

peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan

bumi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

b. Dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di kelas V MI

Muhammadiyah Sidabowa mata pelajaran IPA materi bumi dan alam

semesta sub materi peristiwa alam dan kegiatan manusia yang dapat

mengubah permukaan bumi dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah.

2. Manfaat bagi pendidik

a. Dapat meningkatkan kemampuan pendidik terutama dalam mengatasi

masalah-masalah yang muncul ketika pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

b. Dapat membantu pendidik memperbaiki kinerja, berkembang secara

lebih profesional dan dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya

(8)

3. Manfaat bagi sekolah

a. Membuat prestasi sekolah menjadi meningkat.

b. Peran sekolah akanmenjadi lebih aktif dalam mengembangkan

pembelajaran.

c. Membantu sekolah untuk berkembang dengan adanya peningkatan

kemampuan pada pendidik dan pendidik di sekolah.

4. Manfaat bagi peneliti

a. Membantu peneliti memperoleh pengetahuan yang baru dan inovatif

dalam hal penggunaan model pembelajaran berbasis masalah di kelas.

b. Meningkatkan daya kreatifitas peneliti dalam menyusun desain

pembelajaran IPA di kelas V dengan menggunakan model

Gambar

Tabel 1.1 Data Nilai Ulangan Tengah Semester  Semester Satu Mata Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Identitas social FN dalam pemilu kali ini adalah hasil pemilu, yang menyatakan bahwa FN merupakan partai l’extrême droite yang memiliki dukungan terbanyak dari kelompok

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Psikologi Kepribadian

Komposisi MPR terdiri dari DPR dan DPD dipilih melalui Pemilu (tidak ada

Agen pendidikan politik inilah yang seharusnya diberi peran dan tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman menyangkut nilai-nilai pemilu

Hubungan Antara Intensitas Persaingan Dengan Kinerja Organisasi Melalui Delegasi Wewenang Dan Perubahan Dalam Management Accounting and Control Systems Sebagai

Adipranata, Silvestra Maria Indrat Yessy (2009). Students’ Perceptions on the Use of Role Play Technique in Speaking Class in the English Education Study Program of Sanata

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa secara simultan Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja