• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syar"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP

NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Theresia Tri Susanti NIM : 101414014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP

NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Theresia Tri Susanti NIM : 101414014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii SKRIPSI

PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP

NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh :

Theresia Tri Susanti

101414014

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(4)

iii SKRIPSI

PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP

NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Theresia Tri Susanti

101414014

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal ...

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...

Sekretaris : Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. ...

Anggota : Drs. Th. Sugiarto, M.T. ...

Anggota : Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. ...

Anggota : Dominikus Arif Budi P, M.Si. ...

Yogyakarta, ... Agustus 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv MOTTO

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Lukas, 1 : 37

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah.

Thomas Alva Edison

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

(6)

v

Halaman Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

 Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kehidupan,

menuntunku dan selalu melimpahkan berkat-Nya untukku.

 Ibu dan Bapakku yang telah mendukungku, memberiku motivasi

dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar. Doa kalian adalah kekuatan dalam hidupku.

 Kakak-kakakku Agustina Budi Pratiwi dan Dwi Kristina Setiawati

serta adikku Ragil Setiyanto, yang dengan penuh kasih senantiasa mendukung dan mendoakanku.

 Stephanus Agung Prasetyo, Yulita dan Veronica Maya Santi yang

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, ... Agustus 2014

Penulis,

(8)

vii ABSTRAK

Theresia Tri Susanti. 2014. Pemanfaatan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terkait Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang di Kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Yogyakarta : PENDIDIKAN MATEMATIKA, JURUSAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul pada materi Persegipanjang jika diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional; bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul pada materi persegi jika diajarkan dengan pendekatan ilmiah; dan bagaimana perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul antara pembelajaran dengan metode konvensional dibandingkan dengan pendekatan ilmiah untuk materi persegi dan Persegipanjang.

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 27 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes hasil belajar siswa. Analisis data angket dilakukan dengan cara menghitung skor untuk motivasi siswa dalam belajar matematika menggunakan metode konvensional dan pendekatan ilmiah untuk seluruh siswa. Analisis tes hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional dan pendekatan ilmiah dilakukan dengan cara menghitung rata-rata dan penyebaran data untuk melihat kualitas pengunaan dalam belajar matematika. Untuk melihat perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional dan pendekatan ilmiah, peneliti hanya mengkaji secara numerik dengan membandingkan skor dan rata-rata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Secara keseluruhan, motivasi dalam belajar matematika menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah baik, yaitu dengan perolehan rata-rata skor motivasi sebesar 3,14 dari skala 4. Hasil belajar matematika dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional mendapat nilai rata-rata sebesar 80,93 dan standar deviasinya adalah 12,244 (2) Secara keseluruhan, motivasi dalam belajar matematika menggunakan pendekatan ilmiah adalah baik, yaitu dengan perolehan rata-rata skor motivasi sebesar 3,23 dari skala 4. Hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan ilmiah mendapat nilai rata-rata sebesar 81 dan standar deviasinya adalah 10,506. (3) Jika dibandingkan baik motivasi maupun hasil belajar matematika menggunakan metode konvensional maupun pendekatan ilmiah, maka secara numerik tampak bahwa motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan ilmiah mendapat skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional.

(9)

viii ABSTRACT

Theresia Tri Susanti. 2014. The Use of Scientific Approach (Scientific Approach) Related To Motivation and Students’ Learning Outcomes on the Topics Of Square and Rectangle in Grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul For The Academic Year Of 2013/2014. Thesis. Yogyakarta: MATH EDUCATION,

EDUCATION DEPARTMENT OF MATHEMATICS AND NATURAL

SCIENCES, FACULTY TEACHER TRAINING AND EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY.

This study aims to gain an overview of: how motivation and learning outcomes of students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan on the topic of rectangle if the material is taught by using conventional teaching methods; how motivation and learning outcomes of students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan on the topic of square if the material is taught by using a scientific approach; and how it compares to motivation and learning outcomes of students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan between learning by applying the conventional method compared with a scientific approach for the square and rectangular materials.

The subjects in this study were all students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan for the academic year of 2013/2014, there were 27 students as the subjects in this study. The instrument used in this study is a questionnaire and student learning outcomes tests. Questionnaire data analysis was done by calculating the score for a student's motivation to learn mathematics using conventional methods and scientific approach for all students. Analysis of student learning outcomes tests using conventional methods and scientific approach is done by calculating the average and spread of the data to see the quality of use in learning mathematics. For a comparison of motivation and learning outcomes of students using the conventional method and the scientific approach, researchers only examine numerically by comparing scores and average.

The results showed that (1) Overall, motivation in learning mathematics using conventional teaching methods are good, with an average gain score of 3.14 on a scale of motivation 4 Results learn math by using conventional teaching methods have an average value was 80.93 and the standard deviation was 12,244 (2) Overall, the motivation to learn mathematics using the scientific approach are good, namely the acquisition of an average score of 3.23 on a scale of motivation 4. Results learn math by using learning scientific approach scored an average of 81 and the standard deviation was 10,506. (3) When compared to both motivation and learning outcomes of mathematics using conventional methods and scientific approach, then numerically it appears that students 'motivation and learning outcomes using scientific approach scored higher than the students' motivation and learning outcomes using conventional methods.

(10)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Theresia Tri Susanti

Nomor Mahasiswa : 101414014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pemanfaatan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terkait Motivasi dan Hasil

Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang di Kelas VII-H

SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, .... Agustus 2014

Yang menyatakan,

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Pemanfaatan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terkait Motivasi

dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang di Kelas

VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2013/2014 . Pembuatan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP

2. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika.

3. Drs. Th Sugiarto, M.T. sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Sambiyanti, M.Pd. sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1

Banguntapan Bantul yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

5. Ibu Rohmah, S.Pd. sebagai guru pengampu matematika SMP Negeri 1

Banguntapan Bantul yang telah memberikan kesempatan dan membantu

penulis dalam pelaksanaan pembuatan skripsi ini.

6. Seluruh siswa kelas VII-G dan VII-H yang telah bekerja sama dengan baik

dalam pelaksanaan pembuatan skripsi ini.

7. Orang tuaku, Bapak Budiyanto dan Ibu Sugeng Rahayu serta kakakku

Agustina Budi Pratiwi, Dwi Kristina Setiawati dan adikku Ragil Setiyanto.

Terimakasih atas doa dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada

(12)

xi

8. Stephanus Agung Prasetyo yang telah membantu dan memberi semangat

penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman terbaikku Veronica Maya Santi, Yulita, Maria Clara dan

seluruh mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Matematika.

10.Seluruh pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat karena tidak dapat

menyebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses pengerjaan

skripsi ini.

Penulis mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Agustus 2014 Penulis,

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Batasan Istilah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Matematika Sekolah ... 11

B. Pembelajaran Matematika ... 12

C. Persegipanjang dan Persegi ... 14

D. Metode Pembelajaran Konvensional ... 17

E. Pendekatan Ilmiah ... 19

(14)

xiii

G. Motivasi ... 27

H. Hasil Belajar ... 33

I. Kajian Kesetaraan Materi Persegipanjang dan Persegi Dalam Pembelajaran ... 36

J. Kerangka Berfikir ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 41

C. Subyek Penelitian ... 42

D. Obyek Penelitian ... 43

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

F. Variabel Penelitian ... 43

G. Jenis Data ... 44

H. Metode Pengumpulan Data ... 45

I. Instrumen Penelitian dan Instrumen Pembelajaran ... 46

J. Perencanaan Penelitian... 62

K. Validasi Instrumen ... 64

L. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 74

B. Tabulasi Data ... 85

C. Hasil Analisis Data ... 91

D. Pembahasan Hasil Analisis ... 113

(15)

xiv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegipanjang ... 14

Gambar 2.2 Persegi ... 16

Gambar 2.3 Ranah Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 21

Gambar 2.4 Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah ... 21

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Lima Pengalaman Belajar Pokok ... 22

Tabel 2.2 Ranah Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom ... 36

Tabel 2.3 Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Indikator ... 37

Tabel 2.4 Indikator Materi Persegi dan Persegipanjang ... 38

Tabel 2.5 Tuntutan Pembelajaran Materi Persegi dan Persegipanjang ... 38

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Kegiatan Metode Konvensional yang Akan Dikembangkan ... 47

Tabel 3.3 Kegiatan Pendekatan Ilmiah (5M) yang Akan Dikembangkan ... 50

Tabel 3.4 Indikator Angket Motivasi ... 51

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 53

Tabel 3.6 Pemberian Skor Angket Pernyataan Positif ... 53

Tabel 3.7 Pemberian Skor Angket Pernyataan Negatif ... 53

Tabel 3.8a Kesesuaian Indikator dengan Tes Hasil Belajar Materi Persegipanjang ... 54

(17)

xvi

Materi Persegipanjang ... 55

Tabel 3.8c Kesesuaian Indikator dengan Tes Hasil Belajar Materi Persegi ... 58

Tabel 3.8d Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar Materi Persegi ... 59

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi ... 66

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas ... 67

Tabel 3.11 Tabel Persiapan Tabulasi Pengisian Angket Untuk Metode Konvensional dan Pendekatan Ilmiah ... 68

Tabel 3.12 Skor Kuesioner Motivasi Siswa ... 69

Tabel 3.13a Tabel Persiapan Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Konvensional ... 69

Tabel 3.14a Tabel Persiapan Analisis Motivasi Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Ilmiah ... 69

Tabel 3.15a Tabel Persiapan Hasil Kesimpulan Analisis Angket Motivasi untuk Metode Konvensional dan Pendekatan Ilmiah ... 70

Tabel 3.16 Kriteria Motivasi ... 71

Tabel 3.17 Tabel Persiapan Tabulasi Hasil Belajar Siswa ... 71

Tabel 3.18 Tabel Persiapan Analisis Hasil Belajar Siswa ... 72

Tabel 3.19 Tabel Persiapan Kesimpulan Rata-Rata dan Presentase Motivasi Siswa Menggunakan Pembelajaran Konvensional dan Pendekatan Ilmiah ... 73

Tabel 3.20 Tabel Persiapam Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 73

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siswa ... 75

Tabel 4.2 Jadwal Pembelajaran-Persegipanjang ... 78

Tabel 4.3 Kegiatan Pembelajaran Materi Persegipanjang Pokok Bahasan Unsur-Unsur dan Sifat-Sifat Persegipanjang ... 79

(18)

xvii

Bahasan Keliling dan Luas Persegipanjang ... 80

Tabel 4.5 Jadwal Pembelajaran Persegi ... 82

Tabel 4. 6 Kegiatan Pembelajaran Materi Persegi Pokok Bahasan

Unsur-Unsur, Sifat-Sifat, Keliling dan Luas Persegi ... 83

Tabel 4.7 Tabulasi Pengisian Angket Motivasi Siswa

Menggunakan Metode Konvensional ... 86

Tabel 4.8 Tabulasi Pengisian Angket Motivasi Siswa

Menggunakan Pendekatan Ilmiah ... 87

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Materi Persegipanjang ... 89

Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Materi Persegi ... 90

Tabel 4.11a Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Metode Konvensional Aspek A1 ... 91

Tabel 4.11b Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Metode Konvensional Aspek A2 ... 95

Tabel 4.11c Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Metode Konvensional Aspek A3 ... 97

Tabel 4.11d Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Metode Konvensional Aspek A4 ... 98

Tabel 4.12a Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A1 ... 100

Tabel 4.12b Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A2 ... 104

Tabel 4.12c Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A3 ... 106

Tabel 4.12d Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika

Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A4 ... 108

Tabel 4.13a Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan

(19)

xviii

Tabel 4.13b Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan

Pendekatan Ilmiah Aspek A2 ... 110

Tabel 4.13c Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan

Pendekatan Ilmiah Aspek A3 ... 110

Tabel 4.13d Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan

Pendekatan Ilmiah Aspek A4 ... 111

Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas VI-H ... 112

Tabel 4.15 Kesimpulan Rata-Rata dan Presentase Motivasi Siswa

Meggunakan Metode Pembelajaran Konvensional

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Metode Konvensional ... 128

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Pendekatan Ilmiah ... 134

Lampiran A.3 Jadwal Pelajaran SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul ... 145

Lampiran A.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 146

Lampiran A.5 Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar Siswa ... 153

Lampiran A.6 Perhitungan Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa Materi Persegipanjang ... 155

Lampian A.7 Perhitungan Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa Materi Persegi ... 161

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Daftar Nama Siswa Kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul ... 167

Lampiran B.2 Daftar Hadir Pembelajaran Materi Persegipanjang ... 168

Lampiran B.3 Daftar Hadir Pembelajaran Materi Persegi ... 170

Lampiran B.4 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Materi Persegi Panjang dan Materi Persegi ... 172

(21)

xx LAMPIRAN C

Lampiran C.1 Instrumen Penelitian Angket ... 177

Lampiran C.2 Data Angket Motivasi Siswa dengan Metode Konvensional ... 183

Lampiran C.3 Data Angket Motivasi Siswa dengan Pendekatan Ilmiah ... 192

Lampiran C.4 Perhitungan Standar Deviasi Angket Motivasi Siswa dengan Metode Konvensional ... 201

Lampiran C.5 Perhitungan Standar Deviasi Angket Motivasi Siswa dengan Pendekatan Ilmiah ... 203

Lampiran C.6 Soal Tes Hasil Belajar Siswa ... 205

Lampiran C.7 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 207

Lampiran C.8 Jawaban Hasil Belajar Siswa Materi Persegipanjang ... 213

Lampiran C.9 Jawaban Hasil Belajar Siswa Materi Persegi ... 216

Lampiran C.10 Perhitungan Standar Deviasi Hasil Belajar Siswa ... 220

LAMPIRAN D Dokumentasi ... 222

LAMPIRAN E Lampiran E.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ... 225

Lampiran E.2 Surat Izin Penelitian BAPPEDA Bantul ... 226

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

memajukan daya pikir manusia. Begitu pentingnya membangun kemampuan

berpikir matematika, maka matematika diberikan kepada semua siswa mulai

dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,

analisis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Menurut Marpaung (2003 : 240-241), pendidikan matematika di Indonesia

mulai dari tingkat SD, SMP, SMA masih belum memuaskan. Siswa

cenderung mempelajari matematika dengan menghafal tanpa adanya

pemahaman. Masih banyak siswa beranggapan bahwa matematika merupakan

pelajaran yang sulit dan bahkan menakutkan sehingga membuat motivasi

belajar sangat rendah.

Dari wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran matematika kelas

VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan, beliau mengeluhkan kurangnya motivasi

belajar siswa kelas VII-H dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

Kesadaran dari dalam diri siswa untuk mau terlibat aktif di dalam proses

pembelajaran juga masih rendah. Guru harus mendorong siswa untuk mau

aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Pemilihan

(23)

kegiatan pembelajaran. Guru diberi kebebasan dalam memilih metode

pengajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan

materi pelajaran yang disampaikan. Guru tidak hanya menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan satu metode saja, tetapi harus mampu

menggunakan beberapa metode mengajar yang sesuai dengan materi yang

akan disampaikan. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa masih banyak

guru yang terjebak dalam corak pengajaran konvensional. Pengajaran dengan

metode konvensional di dalam proses pembelajaran yang peneliti amati

diawali dengan ceramah oleh guru, siswa diminta membaca buku, guru

memberikan pertanyaan, latihan soal dan diakhiri dengan kuis. Metode ini

menempatkan guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses pembelajaran.

Dalam metode ini, peran siswa dapat dikatakan pasif. Siswa kurang diberi

kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan berdiskusi dengan siswa

yang lain.

Pada tahun 2014, beberapa sekolah mulai menerapkan kurikulum 2013.

"Tahun ini, kurikulum baru atau disebut juga kurikulum 2013 akan diterapkan

serentak di seluruh sekolah, mulai SD hingga SMA dan sederajat," kata

Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi di Semarang, Jum’at (Republika.co.id

Jum’at 14 Februari 2014). Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi

dengan memperkuat proses pembelajaran melalui Pendekatan Ilmiah dan

penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua

(24)

(scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu

sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Hasil

akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk

menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari

peserta didik yang meliputi aspek kompetensii sikap, keterampilan dan

pengetahuan.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad

menyampaikan bahwa SKL dalam Kurikulum 2013 menekankan pentingnya

penguatan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) setiap lulusan. Untuk

mencapai kompetensi ini, semua mata pelajaran diupayakan untuk

berkontribusi terhadap pembentukan sikap, disamping pada pengembangan

pengetahuan dan keterampilan. Untuk penyusunan standar isinya, Kurikulum

2013 memakai pendekatan scientific base: ilmu pengetahuan digunakan

sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Fenomena

alam, sosial, dan budaya menjadi muatan bahan ajar.

(kemdikbud.go.id/kemdikbud/kurikulum-strategi-kebudayaan)

Pendekatan Ilmiah merupakan proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

(25)

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip

yang “ditemukan”.

Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika di

SMP Negeri 1 Banguntapan, diperoleh bahwa upaya yang dapat dilakukan

adalah melalui variasi model pembelajaran untuk mengetahui perbandingan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan

Bantul, antara pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dan

pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dimana proses pembelajaran untuk

semua jenjang pendidikan akan dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan ilmiah sebagai implementasi Kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1

Banguntapan Bantul pada materi persegipanjang, jika diajarkan dengan

metode pembelajaran konvensional?

2. Bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1

Banguntapan Bantul pada materi persegi, jika diajarkan dengan metode

pendekatan ilmiah (scientific approach)?

3. Bagaimana perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H

SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul, antara pembelajaran dengan metode

konvensional dibandingkan dengan metode pendekatan ilmiah (scientific

(26)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa pada materi persegipanjang,

jika diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa pada materi persegi, jika

diajarkan dengan metode pendekatan ilmiah (scientific approach).

3. Mengetahui perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa antara

pembelajaran dengan metode konvensional dibandingkan dengan metode

pendekatan ilmiah (scientific approach).

D. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka ada beberapa istilah dan

batasan-batasan ruang lingkup penelitian yang perlu dijelaskan oleh penulis

sebagai berikut:

1. Pemanfaatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemanfaatan berasal dari kata

dasar manfaat yang berarti guna, faedah, laba, untung. Sedangkan

pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan.

2. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

(27)

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi

arah aktivitas seseorang. Motivasi itulah yang membimbing seseorang ke

arah tujuannya (Hasan Galunggung, 2005 : 33), yang dimaksud motivasi

belajar dalam hal ini adalah keadaan psikologi siswa sebagai daya

penggerak yang menimbulkan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan

belajar pada mata pelajaran matematika. Pengukuran motivasi dibatasi

pada beberapa aspek, yaitu : rasa senang, perhatian, rasa tertarik, rasa ingin

tahu, dan antusiasme atau kemauan.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah

menjalani aktifitas belajar. Makin tinggi proses belajar yang dilakukan

oleh siswa, harus makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai. Hasil

belajar dikategorikan menjadi tiga ranah antara lain kognitif (berkenaan

dengan hasil belajar intelektual), afektif (berkenaan dengan sikap) serta

psikomotorik (berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak).

Dalam penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar siswa

dibidang kognitif yang berupa prestasi yang diperoleh siswa, sikap atau

tanggapan siswa, dan keterampilan siswa menyelesaikan soal - soal setelah

siswa mendapat perlakuan.

(28)

Materi pokok bahasan persegi dan persegipanjang adalah materi yang akan

diberikan pada penelitian tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka arti keseluruhan dari “PEMANFAATAN

PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) TERKAIT

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN

PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP NEGERI 1

BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014” adalah

membandingkan motivasi dan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa

kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul sebagai subyek penelitian,

apabila kegiatan belajar mengajar menggunakan metode konvensional dan

dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis

Penelitian ini menjadi awal yang baik untuk mengasah dan

mengembangkan kemampuan diri sebagai calon pendidik ataupun peneliti.

2. Siswa

Setelah melaksanakan penelitian ini, diharapkan motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran matematika lebih besar dibandingkan dengan sebelum

melaksanakan penelitian, serta memahami bahwa matematika memiliki

(29)

3. Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan

bagi pendidik tentang manfaat yang diperoleh dengan menggunakan

pendekatan ilmiah pada pembelajaran serta sebagai masukan dalam

mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar serta mutu

pengajaran.

4. Sekolah

Dengan mengetahui pengaruh pendekatan ilmiah terhadap hasil belajar dan

motivasi siswa maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang

bersangkutan.

5. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sekaligus

wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti-peneliti lain

yang ingin mengembangkan dan meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran matematika.

F. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri

dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, halaman pernyataan

keaslian karya, abstrak, lembar pernyataan persetujuan publikasi, kata

(30)

2. Bagian Isi

Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini

yaitu matematika sekolah, pembelajaran matematika,

persegipanjang dan persegi, metode pembelajaran konvensional,

pendekatan ilmiah, pokok-pokok kegiatan pembelajaran pada

metode konvensional dan pendekatan ilmiah, motivasi, hasil

belajar, kajian kesetaraan materi persegipanjang dan persegi

dalam pembelajaran, dan kerangkaberfikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang aspek-aspek metodologi penelitian

yaitu jenis penelitian, desain penelitian, subyek penelitian,

obyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel

penelitian, jenis data, metode pengumpulan data, instrumen

penelitian dan instrumen pembelajaran, perencanaan

penelitian, validasi instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA,

(31)

Bab ini berisi tentang persiapan dan pelaksanaan penelitian,

tabulasi data, hasil analisis data, pembahasan hasil analisis,

dan kelemahan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah

disesuaikan dengan tujuan penelitian dan saran-saran yang

terkait dengan skripsi.

3. Bagian Akhir Skripsi

(32)

11

BAB II

LANDASAN TEORI A. Matematika Sekolah

Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang

unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan

individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

geometri dan analisis (Hamzah B. Uno, 2007:129).

Matematika yang diajarkan di jenjang pendidikan seperti Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas disebut matematika

sekolah. Penyajian matematika sekolah disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Pola pikir matematika sebagai ilmu adalah deduktif, sifat atau teorema yang

ditemukan secara induktif, selanjutnya harus dibuktikan secara deduktif. Namun

dalam matematika sekolah pola pikir induktif dapat digunakan dengan maksud

menyesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa. Matematika

sekolah terdiri atas bagian matematika yang dipilih guna menumbuh

kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk kepribadian siswa.

Matematika diajarkan di sekolah sebagai penunjang dan membantu bidang

studi lainnya, seperti ilmu pengetahuan alam, kedokteran, geografi, ekonomi,

pendidikan, dan lain-lain. Ruseffendi (2005: 526) memaparkan alasan utama

(33)

berkomunikasi di antara manusia-manusia itu sendiri. Serta belajar matematika

dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis dan tepat.

B. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir

dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan

diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, siswa

dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat

yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Siswa

diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau

menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau

tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari

soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya.

National Coucil of Teachers of Mathematics (NCTM) merekomendasikan 4

(empat) prinsip pembelajaran matematika, yaitu :

1. Matematika sebagai pemecahan masalah.

2. Matematika sebagai penalaran.

3. Matematika sebagai komunikasi, dan

4. Matematika sebagai hubungan (Erman Suherman, 2003:298).

Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

(34)

(Depdiknas, 2006:346) menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep

dan mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan/masalah.

5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu:

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan

pembentukan sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada

keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari

(35)

Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan (Erman Suherman, 2003:56). Pembelajaran matematika di sekolah

menjadikan guru sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa

dalam pembelajaran matematika di sekolah.

C. Persegipanjang dan Persegi

Segi empat adalah poligon yang mempunyai empat sisi sedangkan jajar

genjang adalah segi empat dengan sisi-sisi berhadapan sejajar. Persegi dan

persegipanjang adalah bangun datar yang masing-masing memiliki empat sisi.

Persegipanjang adalah jajar genjang yang salah satu sudutnya siku-siku

sedangkan persegi adalah persegipanjang dengan dua sisi terdekat yang sama

panjang . Kedua bangun datar ini memiliki persamaan yaitu setiap sudutnya

memiliki sudut sebesar 90 derajat. Jika membahas tentang sisi, sebenarnya bukan

hanya persegi dan persegipanjang yang memiliki empat sisi jadi kita tidak bisa

mengkategorikannya hanya berdasarkan pada jumlah sisi yang dimiliki.

Berikut penjelasannya :

1. Pesegipanjang

a. Mengidentifikasi sifat-sifat persegipanjang:

Gambar 2.1 Persegipanjang

A B

(36)

Unsur-unsur suatu persegipanjang terdiri atas panjang, lebar, dan diagonal.

1) AB dan CD pada persegipanjang ABCD tersebut dinamakan panjang.

2) AD dan BC pada persegipanjang ABCD tersebut dinamakan lebar.

3) AC dan BD pada persegipanjang ABCD tersebut dinamakan diagonal.

Beberapa sifat yang dimiliki oleh persegipanjang antara lain sebagai berikut:

1) Sisi-sisi yang berhadapan pada suatu persegipanjang sama panjang dan

sejajar.

2) Sudut-sudut pada persegipanjang merupakan sudut siku-siku.

3) Diagonal-diagonal pada persegipanjang sama panjang.

4) Diagonal-diagonal pada persegipanjang saling membagi dua sama

panjang.

5) mempunyai dua sumbu simetri

6) mempunyai dua simetri lipat dan dua simetri putar

b. Menghitung keliling dan luas persegipanjang :

Ketika di Sekolah Dasar, kita telah mempelajari keliling dan luas

persegipanjang. Keliling adalah ruas garis yang membatasi suatu bidang.

Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu bagian

permukaan yang dibatasi oleh kurva tertutup.

Misalnya, suatu persegipanjang memiliki panjang p dan lebar l.

Berdasarkan Gambar 2.1 :

(37)

Berdasarkan Gambar 2.1, luas persegipanjang ABCD adalah:

2. Persegi

a. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi :

Perhatikan gambar persegi ABCD dibawah ini.

Gambar 2.2 Persegi

Unsur-unsur suatu persegi adalah sebagai berikut.

1) AB, BC, CD, dan AD dinamakan sisi persegi ABCD.

2) AC dan BD dinamakan diagonal persegi ABCD.

Sifat-sifat persegi:

1) semua sisi persegi sama panjang,

2) diagonal-diagonal persegi membagi sudut-sudut persegi menjadi

dua sama besar

A D

(38)

3) diagonal-diagonal persegi saling berpotongan tegak lurus

membentuk sudut siku-siku

4) mempunyai 4 sumbu simetri

5) mempunyai 4 simetri lipat dan 4 simetri putar

b. Menghitung keliling dan luas persegi :

Oleh karena persegi merupakan bentuk khusus dari persegipanjang

maka cara untuk mencari keliling dan luas persegi sama saja dengan cara

mencari keliling dan luas persegipanjang.

Kita telah mengetahui bahwa panjang setiap sisi persegi adalah sama.

Berdasarkan Gambar 2.2 , keliling persegi ABCD adalah :

dengan K adalah keliling persegi dan s adalah sisi persegi tersebut.

Sedangkan luas persegi ABCD adalah :

D. Metode Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa pengertian, diantaranya:

1. Menurut Djamarah (2010) metode pembelajaran konvensional adalah metode

(39)

metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru

dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

2. Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu

penyelenggaraan pendidikan ber-‘gaya bank” (banking concept of education). Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas

pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.

Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran lebih banyak didominasi guru

sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Menurut Djamarah (2010) praktik dalam metode mengajar konvensional

dapat dikombinasikan dengan metode belajar yang lain, seperti diskusi dan

pemberian tugas. Sehingga metode mengajar yang terjadi adalah ceramah,

dilanjutkan diskusi, pemberian tugas, dan dapat diakhiri dengan presentasi

siswa. Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai bahan

yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam penelitian ini, pembelajaran konvensional yang dimaksud

adalah pembelajaran yang umunnya dipakai oleh guru pengampu matematika

di sekolah tempat penelitian, yaitu pembelajaran yang diawali dengan

ceramah, dimana guru pengampu memberikan arahan kepada siswa untuk

(40)

pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah siswa baca, dilanjutkan dengan

latihan soal, dan diakhiri dengan kuis pada akhir pembelajaran.

E. Pendekatan Ilmiah

Menurut (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) yang diambil dari

power point Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 oleh Pusat Pengembangan

Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013 ,

akan dijelaskan mengenai lingkup materi dari Pendekatan Ilmiah.

1. Tujuan Pembelajaran Dalam Pendekatan Ilmiah

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar

itu merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya

dalam menulis artikel ilmiah

(41)

2. Pengertian Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta

didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

3. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah antara lain:

1. Pembelajaran berpusat pada siswa

2. Pembelajaran membentuk students’ self concept

3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa

6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

(42)

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

4. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

terintegrasi.

5. Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah

Gambar 2.4 Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah Observing

(mengamati)

Questioning

(menanya)

Associating

(menalar)

Experiment ing

(mencoba)

Networking

(membentuk Jejaring)

Gambar 2.3

(43)

Langkah Pendekatan Ilmiah (PERMENDIKBUD 81A)

Tabel 2.1

Lima Pengalaman Belajar Pokok Dalam Proses Pembelajaran

No Pengalaman

Belajar Kegiatan Belajar

Kompetensi Yang Dikembangkan

1. Mengamati Membaca, mendengar, menyimak,

melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

2. Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

3. Mencoba

• melakukan eksperimen • membaca sumber lain selain

buku teks

• mengamati objek/ kejadian/ aktivitas

• wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan 4.informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasi / menalar

1. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 2. Pengolahan informasi yang

dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan

(44)

sikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

6. Langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat

mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

2) Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak

dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam),

3) mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran

siswa apabila ada yang tidak hadir.

b. Kegiatan Inti

1) Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan

pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang

dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

2) Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk

terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan

bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang

(45)

c. Kegiatan Penutup

1) Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok.

2) Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah

dikonstruk oleh siswa.

3) Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi

dapat dilakukan dengan mengindentifikasi kebenaran konsep,

hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa.

7. Teknik Penilaian Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah

Penilaian pada pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah meliputi :

a. Penilaian proses atau keterampilan

1) observasi saat siswa bekerja kelompok,

2) bekerja individu,

3) berdiskusi,

4) presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

b. Penilaian Produk

Pemahaman Konsep, Prinsip, Dan Hukum Dilakukan Dengan Tes

Tertulis.

c. Penilaian Sikap.

Penilaian sikap, melalui :

1) Observasi Saat Siswa Bekerja Kelompok,

2) Bekerja Individu,

(46)

4) Saat Presentasi Dengan Menggunakan Lembar Observasi Sikap.

F. Pokok-Pokok Kegiatan Pembelajaran Pada Metode Konvensional dan Pendekatan Ilmiah

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pokok-pokok kegiatan pembelajaran

yang terdapat pada metode pembelajaran konvensional maupun pada pendekatan

ilmiah.

1. Metode Konvensional

Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dengan metode konvensional pada

materi persegipanjang antara lain:

a. Guru mempersiapkan alat-alat peraga atau alat –alat lain sebelum pelajaran dimulai.

b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan apersepsi.

c. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca materi yang

akan dipelajari yaitu tentang unsur-unsur, sifat-sifat, keliling dan luas

persegipanjang.

d. Guru mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan

kepada siswa yang ditunjuk untuk menjawab. Pertanyaan yang

diajukan berkaitan dengan materi yang telah siswa baca.

e. Guru berceramah untuk menjelaskan kembali materi yang telah siswa

baca sebelumnya.

(47)

g. Di akhir pertemuan, siswa diberi kuis berkaitan dengan materi yang

telah dipelajari pada pertemuan tersebut.

2. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah pada

materi persegi antara lain:

a.

Mengamati : Siswa di bagi dalam kelompok. Pada pembelajaran

mengenai materi persegi, guru memfasilitasi siswa dengan

memberikan model bangun persegi. Siswa diminta mengamati bangun

persegi.

b.

Menanya : Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak

dipahami mengenai materi persegi baik menentukan unsur-unsur,

sifat-sifat, mencari keliling dan luas persegi maupun menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas dari bangun persegi.

c.

Mengasosiasi / menalar : mengolah informasi yang sudah dikumpulkan

baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun

hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

d.

Mencoba: Siswa dalam kelompok mencoba menyimpulkan apa saja

yang telah diperoleh baik menyebutkan unsur-unsur, sifat-sifat persegi,

(48)

e. Mengkomunikasikan : Masing-masing kelompok presentasi

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil

analisis dari tiap kelompok.

Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

konvensional maupun dengan pendekatan ilmiah dapat dilihat selengkapnya pada

lampiran 3 (RPP Pembelajaran Metode Konvensional) dan lampiran 4 ( RPP

Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah).

G. Motivasi

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah

laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu,

perbuatan seseorang didasari atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai

dengan motivasi yang mendasarinya (Hamzah B.Uno 2008: 1). Motivasi juga

dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau

melaksanakan.

Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak/ pendorong untuk

melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri sendiri dan juga

dari luar (Dalyono, 2010: 57). Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik)

yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan

pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada

(49)

(ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari

orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar

dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan

sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan

motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas

yang berhubungan dengan pelajaran.

Hamzah B. Uno (2008: 17), menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar

adalah sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas

pemenuhan kebutuhan.

2. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.

Selanjutnya, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha

yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar merupakan sebagai dorongan untuk

memenuhi kebutuhan pada diri seseorang dengan tujuan agar seseorang belajar

dapat melahirkan prestasi yang lebih baik. Dengan hal tersebut seseorang akan

melakukan suatu usaha yang sungguh sungguh karena adanya motivasi yang

(50)

Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan

masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam

mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar (Keller, 1987).

Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan motivasi siswa terutama motivasi

untuk memperoleh pengetahuan yang baru. ARCS sendiri adalah akronim dari

bentuk sikap siswa yakni attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence

(percaya diri), dan satisfaction (kepuasan). ARCS ini digunakan untuk mengukur

motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini penjelasannya.

1. Perhatian

Perhatian siswa akan muncul dengan didorong oleh rasa ingin tahu.

Rasa ingin tahu muncul karena adanya rangsangan sehingga siswa akan

memberikan perhatian dan perhatian tersebut dapat terpelihara selama

proses kegiatan pembelajaran bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu dapat

dirangsang dengan memberikan elemen-elemen yang baru, yang lain dari

pada yang lain, yang akan membuat siswa ,merasa penasaran dan berusaha

untuk mencari lebih jauh lagi tentang hal yang sedang mereka pelajari.

Menurut Keller (1987) strategi untuk menjaga dan meningkatkan

perhatian siswa yaitu sebagai berikut:

a. Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang

bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah

(51)

b. Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk melengkapi

penyampaian materi pembelajaran.

c. Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.

d. Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas

konsep yang digunakan.

e. Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

2. Relevan

Relevan dalam hal ini adalah adanya keterkaitan antara materi

pelajaran dengan kebutuhan siswa saat ini. Dari keterkaitan atau kesesuaian

ini otomatis dapat menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa

karena siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyai

manfaat langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Motivasi siswa akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan

bahwa apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat

serta sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya. Strategi untuk

menunjukan relevensi adalah sebagai berikut:

a. Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan

setelah mempelajari materi pembelajaran ini bearti guru harus

menjelaskan tujuan intruksional.

b. Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang

akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam

(52)

c. Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan

kondisi siswa.

3. Kepercayaan Diri

Merasa bahwa diri sendiri mampu untuk melakuan suatu hal dan dapat

berinteraksi positif dengan lingkungannya. Prinsip yang berlaku dalam hal

ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya

harapan untuk berhasil. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh pengalaman

sukses di masa lampau. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang

membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses

tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya.

Menurut Keller (1987) strategi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak

pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran agar

dengan mudah difahami, di urutkan dari materi yang mudah ke sukar.

Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan sejak awal

proses pembelajaran.

b. Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih

kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak

konsep baru dengan sekaligus.

c. Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan

(53)

pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran

yang jelas mengenai apa yang diharapkan.

d. Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi

yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa sendiri.

e. Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap

siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut

kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.

f. Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar

siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.

4. Kepuasan

Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan membuat suatu kepuasan

tersendiri dan akan membuat siswa termotivasi untuk melakukan hal yang

sama untuk berusaha mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang

diterima, baik berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Untuk

memelihara dan meningkatkan motivasi siswa, guru dapat memberikan

penguatan berupa pujian, kesempatan dan lain-lain. Perasaan ini dapat

meningkat kepada perasaan percaya diri siswa nantinya dengan

membangkitkan semangat belajar diantaranya dengan:

a. Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila peserta didik menjawab /mengajukan pertanyaan.

b. Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan

(54)

c. Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar

d. Memberi pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang

benar. (Keller, 1987)

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang

melakukan kegiatan pasti memiliki alasan yang besar yang menjadikan dasar dari

keyakinan dalam melakukan hal tersebut. Motivasi belajar merupakan suatu

keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan

untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan guna memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut.

H. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. tingkah

laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,

afektif dan psikomotoris (Nana Sudjana, 2010:3, 22-23). Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin Bloom

yang secara garis yang membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi. Ketiga aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

(55)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

Ranah psikologi berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan keterampulan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretatif (Winkel, 1987 : 150-154).

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga

ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan

pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat

terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006:

144 ) “ mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang datangnya dari individu siswa (internal factor), dan

faktor yang datang dari luar diri individu siswa (eksternal factor)”. Keduanya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor internal anak, meliputi:

a. Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti

(56)

b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis

yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa

antara lain : (1) intelegensi, (2) sikap (3) bakat, (4) minat, dan (5)

motivasi.

2. Faktor eksternal anak, meliputi:

a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, sifat para guru, staf

adminitrasi dan teman-teman sekelas.

b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana

sekolah/belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan

cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.

c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun

metode, model dan media pembelajaran yang digunakan.

Dalam penelitian ini, hanya ranah kognitif saja yang digunakan

sebagai landasan untuk mengukur hasil belajar siswa. Untuk mengukur hasil

belajar siswa, dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar matematika

adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa

terhadap materi yang telah disampaikan. Tes ini diberikan kepada siswa

setelah siswa selesai mempelajari materi yang diajarkan. Rancangan

indikator tersebut disesuaikan berdasarkan taksonomi Bloom (Wingkel :

273), namun dibatasi hanya pada ranah kognitif saja yaitu, pengetahuan (K1),

pemahaman (K2), penerapan (K3), analisis (K4), sintesis (K5), dan evaluasi

Gambar

Tabel 4.13b
tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari
Gambar 2.2 Persegi
Gambar 2.4 Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Koperasi pada dasarnya mengandung dua unsur yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Karena koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu

• Bagaimanakah data keanekaragaman hayati di daerah garis Wallace dan Weber, daerah hutan tropis, daerah pesisir dan laut Indonesia berdasarkan informasi dari berbagai

Parasitoid: binatang yang satu atau beberapa fase dalam daur hidupnya memperoleh makanan dengan hidup di permukaan atau di dalam tubuh binatang lain yang lebih besar

My paper will deal with the use of pictures in teaching writing, what we can do to make first grade students become good writers and how effective using picture in writing

[r]

Panduan Penggunaan Aplikasi Kenaikan Pangkat Guru Online 17 JIka salah satu dari ketiga pilihan di atas diklik, maka akan terbuka tampilan pengisian untuk diisi

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan- pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang (  ) pada kolom jawaban yang paling