PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP
NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Theresia Tri Susanti NIM : 101414014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP
NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Theresia Tri Susanti NIM : 101414014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii SKRIPSI
PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP
NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh :
Theresia Tri Susanti
101414014
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
iii SKRIPSI
PEMANFAATAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
TERKAIT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP
NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Theresia Tri Susanti
101414014
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal ...
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Drs. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...
Sekretaris : Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. ...
Anggota : Drs. Th. Sugiarto, M.T. ...
Anggota : Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. ...
Anggota : Dominikus Arif Budi P, M.Si. ...
Yogyakarta, ... Agustus 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv MOTTO
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Lukas, 1 : 37
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.
Thomas Alva Edison
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
v
Halaman Persembahan
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kehidupan,
menuntunku dan selalu melimpahkan berkat-Nya untukku.
Ibu dan Bapakku yang telah mendukungku, memberiku motivasi
dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar. Doa kalian adalah kekuatan dalam hidupku.
Kakak-kakakku Agustina Budi Pratiwi dan Dwi Kristina Setiawati
serta adikku Ragil Setiyanto, yang dengan penuh kasih senantiasa mendukung dan mendoakanku.
Stephanus Agung Prasetyo, Yulita dan Veronica Maya Santi yang
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, ... Agustus 2014
Penulis,
vii ABSTRAK
Theresia Tri Susanti. 2014. Pemanfaatan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terkait Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang di Kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Yogyakarta : PENDIDIKAN MATEMATIKA, JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM,
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul pada materi Persegipanjang jika diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional; bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul pada materi persegi jika diajarkan dengan pendekatan ilmiah; dan bagaimana perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul antara pembelajaran dengan metode konvensional dibandingkan dengan pendekatan ilmiah untuk materi persegi dan Persegipanjang.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 27 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes hasil belajar siswa. Analisis data angket dilakukan dengan cara menghitung skor untuk motivasi siswa dalam belajar matematika menggunakan metode konvensional dan pendekatan ilmiah untuk seluruh siswa. Analisis tes hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional dan pendekatan ilmiah dilakukan dengan cara menghitung rata-rata dan penyebaran data untuk melihat kualitas pengunaan dalam belajar matematika. Untuk melihat perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional dan pendekatan ilmiah, peneliti hanya mengkaji secara numerik dengan membandingkan skor dan rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Secara keseluruhan, motivasi dalam belajar matematika menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah baik, yaitu dengan perolehan rata-rata skor motivasi sebesar 3,14 dari skala 4. Hasil belajar matematika dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional mendapat nilai rata-rata sebesar 80,93 dan standar deviasinya adalah 12,244 (2) Secara keseluruhan, motivasi dalam belajar matematika menggunakan pendekatan ilmiah adalah baik, yaitu dengan perolehan rata-rata skor motivasi sebesar 3,23 dari skala 4. Hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan ilmiah mendapat nilai rata-rata sebesar 81 dan standar deviasinya adalah 10,506. (3) Jika dibandingkan baik motivasi maupun hasil belajar matematika menggunakan metode konvensional maupun pendekatan ilmiah, maka secara numerik tampak bahwa motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan ilmiah mendapat skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional.
viii ABSTRACT
Theresia Tri Susanti. 2014. The Use of Scientific Approach (Scientific Approach) Related To Motivation and Students’ Learning Outcomes on the Topics Of Square and Rectangle in Grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul For The Academic Year Of 2013/2014. Thesis. Yogyakarta: MATH EDUCATION,
EDUCATION DEPARTMENT OF MATHEMATICS AND NATURAL
SCIENCES, FACULTY TEACHER TRAINING AND EDUCATION, SANATA DHARMA UNIVERSITY.
This study aims to gain an overview of: how motivation and learning outcomes of students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan on the topic of rectangle if the material is taught by using conventional teaching methods; how motivation and learning outcomes of students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan on the topic of square if the material is taught by using a scientific approach; and how it compares to motivation and learning outcomes of students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan between learning by applying the conventional method compared with a scientific approach for the square and rectangular materials.
The subjects in this study were all students of grade VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan for the academic year of 2013/2014, there were 27 students as the subjects in this study. The instrument used in this study is a questionnaire and student learning outcomes tests. Questionnaire data analysis was done by calculating the score for a student's motivation to learn mathematics using conventional methods and scientific approach for all students. Analysis of student learning outcomes tests using conventional methods and scientific approach is done by calculating the average and spread of the data to see the quality of use in learning mathematics. For a comparison of motivation and learning outcomes of students using the conventional method and the scientific approach, researchers only examine numerically by comparing scores and average.
The results showed that (1) Overall, motivation in learning mathematics using conventional teaching methods are good, with an average gain score of 3.14 on a scale of motivation 4 Results learn math by using conventional teaching methods have an average value was 80.93 and the standard deviation was 12,244 (2) Overall, the motivation to learn mathematics using the scientific approach are good, namely the acquisition of an average score of 3.23 on a scale of motivation 4. Results learn math by using learning scientific approach scored an average of 81 and the standard deviation was 10,506. (3) When compared to both motivation and learning outcomes of mathematics using conventional methods and scientific approach, then numerically it appears that students 'motivation and learning outcomes using scientific approach scored higher than the students' motivation and learning outcomes using conventional methods.
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Theresia Tri Susanti
Nomor Mahasiswa : 101414014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pemanfaatan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terkait Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang di Kelas VII-H
SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, .... Agustus 2014
Yang menyatakan,
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pemanfaatan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terkait Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang di Kelas
VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul Tahun Ajaran 2013/2014 . Pembuatan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP
2. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika.
3. Drs. Th Sugiarto, M.T. sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh
kesabaran telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Sambiyanti, M.Pd. sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1
Banguntapan Bantul yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
5. Ibu Rohmah, S.Pd. sebagai guru pengampu matematika SMP Negeri 1
Banguntapan Bantul yang telah memberikan kesempatan dan membantu
penulis dalam pelaksanaan pembuatan skripsi ini.
6. Seluruh siswa kelas VII-G dan VII-H yang telah bekerja sama dengan baik
dalam pelaksanaan pembuatan skripsi ini.
7. Orang tuaku, Bapak Budiyanto dan Ibu Sugeng Rahayu serta kakakku
Agustina Budi Pratiwi, Dwi Kristina Setiawati dan adikku Ragil Setiyanto.
Terimakasih atas doa dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada
xi
8. Stephanus Agung Prasetyo yang telah membantu dan memberi semangat
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-teman terbaikku Veronica Maya Santi, Yulita, Maria Clara dan
seluruh mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Matematika.
10.Seluruh pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat karena tidak dapat
menyebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses pengerjaan
skripsi ini.
Penulis mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Agustus 2014 Penulis,
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Batasan Istilah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Matematika Sekolah ... 11
B. Pembelajaran Matematika ... 12
C. Persegipanjang dan Persegi ... 14
D. Metode Pembelajaran Konvensional ... 17
E. Pendekatan Ilmiah ... 19
xiii
G. Motivasi ... 27
H. Hasil Belajar ... 33
I. Kajian Kesetaraan Materi Persegipanjang dan Persegi Dalam Pembelajaran ... 36
J. Kerangka Berfikir ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41
B. Desain Penelitian ... 41
C. Subyek Penelitian ... 42
D. Obyek Penelitian ... 43
E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
F. Variabel Penelitian ... 43
G. Jenis Data ... 44
H. Metode Pengumpulan Data ... 45
I. Instrumen Penelitian dan Instrumen Pembelajaran ... 46
J. Perencanaan Penelitian... 62
K. Validasi Instrumen ... 64
L. Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 74
B. Tabulasi Data ... 85
C. Hasil Analisis Data ... 91
D. Pembahasan Hasil Analisis ... 113
xiv BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 120
B. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 125
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Persegipanjang ... 14
Gambar 2.2 Persegi ... 16
Gambar 2.3 Ranah Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 21
Gambar 2.4 Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah ... 21
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Lima Pengalaman Belajar Pokok ... 22
Tabel 2.2 Ranah Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom ... 36
Tabel 2.3 Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Indikator ... 37
Tabel 2.4 Indikator Materi Persegi dan Persegipanjang ... 38
Tabel 2.5 Tuntutan Pembelajaran Materi Persegi dan Persegipanjang ... 38
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 42
Tabel 3.2 Kegiatan Metode Konvensional yang Akan Dikembangkan ... 47
Tabel 3.3 Kegiatan Pendekatan Ilmiah (5M) yang Akan Dikembangkan ... 50
Tabel 3.4 Indikator Angket Motivasi ... 51
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 53
Tabel 3.6 Pemberian Skor Angket Pernyataan Positif ... 53
Tabel 3.7 Pemberian Skor Angket Pernyataan Negatif ... 53
Tabel 3.8a Kesesuaian Indikator dengan Tes Hasil Belajar Materi Persegipanjang ... 54
xvi
Materi Persegipanjang ... 55
Tabel 3.8c Kesesuaian Indikator dengan Tes Hasil Belajar Materi Persegi ... 58
Tabel 3.8d Rubrik Penilaian Tes Hasil Belajar Materi Persegi ... 59
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi ... 66
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas ... 67
Tabel 3.11 Tabel Persiapan Tabulasi Pengisian Angket Untuk Metode Konvensional dan Pendekatan Ilmiah ... 68
Tabel 3.12 Skor Kuesioner Motivasi Siswa ... 69
Tabel 3.13a Tabel Persiapan Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Konvensional ... 69
Tabel 3.14a Tabel Persiapan Analisis Motivasi Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Ilmiah ... 69
Tabel 3.15a Tabel Persiapan Hasil Kesimpulan Analisis Angket Motivasi untuk Metode Konvensional dan Pendekatan Ilmiah ... 70
Tabel 3.16 Kriteria Motivasi ... 71
Tabel 3.17 Tabel Persiapan Tabulasi Hasil Belajar Siswa ... 71
Tabel 3.18 Tabel Persiapan Analisis Hasil Belajar Siswa ... 72
Tabel 3.19 Tabel Persiapan Kesimpulan Rata-Rata dan Presentase Motivasi Siswa Menggunakan Pembelajaran Konvensional dan Pendekatan Ilmiah ... 73
Tabel 3.20 Tabel Persiapam Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 73
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siswa ... 75
Tabel 4.2 Jadwal Pembelajaran-Persegipanjang ... 78
Tabel 4.3 Kegiatan Pembelajaran Materi Persegipanjang Pokok Bahasan Unsur-Unsur dan Sifat-Sifat Persegipanjang ... 79
xvii
Bahasan Keliling dan Luas Persegipanjang ... 80
Tabel 4.5 Jadwal Pembelajaran Persegi ... 82
Tabel 4. 6 Kegiatan Pembelajaran Materi Persegi Pokok Bahasan
Unsur-Unsur, Sifat-Sifat, Keliling dan Luas Persegi ... 83
Tabel 4.7 Tabulasi Pengisian Angket Motivasi Siswa
Menggunakan Metode Konvensional ... 86
Tabel 4.8 Tabulasi Pengisian Angket Motivasi Siswa
Menggunakan Pendekatan Ilmiah ... 87
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Materi Persegipanjang ... 89
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Materi Persegi ... 90
Tabel 4.11a Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Konvensional Aspek A1 ... 91
Tabel 4.11b Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Konvensional Aspek A2 ... 95
Tabel 4.11c Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Konvensional Aspek A3 ... 97
Tabel 4.11d Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Metode Konvensional Aspek A4 ... 98
Tabel 4.12a Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A1 ... 100
Tabel 4.12b Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A2 ... 104
Tabel 4.12c Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A3 ... 106
Tabel 4.12d Analisis Motivasi dalam Pembelajaran Matematika
Menggunakan Pendekatan Ilmiah Aspek A4 ... 108
Tabel 4.13a Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan
xviii
Tabel 4.13b Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan
Pendekatan Ilmiah Aspek A2 ... 110
Tabel 4.13c Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan
Pendekatan Ilmiah Aspek A3 ... 110
Tabel 4.13d Analisis Angket Motivasi Metode Konvensional dan
Pendekatan Ilmiah Aspek A4 ... 111
Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas VI-H ... 112
Tabel 4.15 Kesimpulan Rata-Rata dan Presentase Motivasi Siswa
Meggunakan Metode Pembelajaran Konvensional
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Metode Konvensional ... 128
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Pendekatan Ilmiah ... 134
Lampiran A.3 Jadwal Pelajaran SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul ... 145
Lampiran A.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 146
Lampiran A.5 Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar Siswa ... 153
Lampiran A.6 Perhitungan Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa Materi Persegipanjang ... 155
Lampian A.7 Perhitungan Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa Materi Persegi ... 161
LAMPIRAN B Lampiran B.1 Daftar Nama Siswa Kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul ... 167
Lampiran B.2 Daftar Hadir Pembelajaran Materi Persegipanjang ... 168
Lampiran B.3 Daftar Hadir Pembelajaran Materi Persegi ... 170
Lampiran B.4 Daftar Hadir Tes Hasil Belajar Materi Persegi Panjang dan Materi Persegi ... 172
xx LAMPIRAN C
Lampiran C.1 Instrumen Penelitian Angket ... 177
Lampiran C.2 Data Angket Motivasi Siswa dengan Metode Konvensional ... 183
Lampiran C.3 Data Angket Motivasi Siswa dengan Pendekatan Ilmiah ... 192
Lampiran C.4 Perhitungan Standar Deviasi Angket Motivasi Siswa dengan Metode Konvensional ... 201
Lampiran C.5 Perhitungan Standar Deviasi Angket Motivasi Siswa dengan Pendekatan Ilmiah ... 203
Lampiran C.6 Soal Tes Hasil Belajar Siswa ... 205
Lampiran C.7 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 207
Lampiran C.8 Jawaban Hasil Belajar Siswa Materi Persegipanjang ... 213
Lampiran C.9 Jawaban Hasil Belajar Siswa Materi Persegi ... 216
Lampiran C.10 Perhitungan Standar Deviasi Hasil Belajar Siswa ... 220
LAMPIRAN D Dokumentasi ... 222
LAMPIRAN E Lampiran E.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ... 225
Lampiran E.2 Surat Izin Penelitian BAPPEDA Bantul ... 226
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
memajukan daya pikir manusia. Begitu pentingnya membangun kemampuan
berpikir matematika, maka matematika diberikan kepada semua siswa mulai
dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
analisis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Menurut Marpaung (2003 : 240-241), pendidikan matematika di Indonesia
mulai dari tingkat SD, SMP, SMA masih belum memuaskan. Siswa
cenderung mempelajari matematika dengan menghafal tanpa adanya
pemahaman. Masih banyak siswa beranggapan bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit dan bahkan menakutkan sehingga membuat motivasi
belajar sangat rendah.
Dari wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran matematika kelas
VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan, beliau mengeluhkan kurangnya motivasi
belajar siswa kelas VII-H dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.
Kesadaran dari dalam diri siswa untuk mau terlibat aktif di dalam proses
pembelajaran juga masih rendah. Guru harus mendorong siswa untuk mau
aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Pemilihan
kegiatan pembelajaran. Guru diberi kebebasan dalam memilih metode
pengajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan
materi pelajaran yang disampaikan. Guru tidak hanya menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan satu metode saja, tetapi harus mampu
menggunakan beberapa metode mengajar yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa masih banyak
guru yang terjebak dalam corak pengajaran konvensional. Pengajaran dengan
metode konvensional di dalam proses pembelajaran yang peneliti amati
diawali dengan ceramah oleh guru, siswa diminta membaca buku, guru
memberikan pertanyaan, latihan soal dan diakhiri dengan kuis. Metode ini
menempatkan guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses pembelajaran.
Dalam metode ini, peran siswa dapat dikatakan pasif. Siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan berdiskusi dengan siswa
yang lain.
Pada tahun 2014, beberapa sekolah mulai menerapkan kurikulum 2013.
"Tahun ini, kurikulum baru atau disebut juga kurikulum 2013 akan diterapkan
serentak di seluruh sekolah, mulai SD hingga SMA dan sederajat," kata
Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi di Semarang, Jum’at (Republika.co.id
Jum’at 14 Februari 2014). Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi
dengan memperkuat proses pembelajaran melalui Pendekatan Ilmiah dan
penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
(scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensii sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad
menyampaikan bahwa SKL dalam Kurikulum 2013 menekankan pentingnya
penguatan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) setiap lulusan. Untuk
mencapai kompetensi ini, semua mata pelajaran diupayakan untuk
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, disamping pada pengembangan
pengetahuan dan keterampilan. Untuk penyusunan standar isinya, Kurikulum
2013 memakai pendekatan scientific base: ilmu pengetahuan digunakan
sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Fenomena
alam, sosial, dan budaya menjadi muatan bahan ajar.
(kemdikbud.go.id/kemdikbud/kurikulum-strategi-kebudayaan)
Pendekatan Ilmiah merupakan proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang “ditemukan”.
Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika di
SMP Negeri 1 Banguntapan, diperoleh bahwa upaya yang dapat dilakukan
adalah melalui variasi model pembelajaran untuk mengetahui perbandingan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan
Bantul, antara pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dan
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dimana proses pembelajaran untuk
semua jenjang pendidikan akan dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan ilmiah sebagai implementasi Kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1
Banguntapan Bantul pada materi persegipanjang, jika diajarkan dengan
metode pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H SMP Negeri 1
Banguntapan Bantul pada materi persegi, jika diajarkan dengan metode
pendekatan ilmiah (scientific approach)?
3. Bagaimana perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII-H
SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul, antara pembelajaran dengan metode
konvensional dibandingkan dengan metode pendekatan ilmiah (scientific
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa pada materi persegipanjang,
jika diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional.
2. Mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa pada materi persegi, jika
diajarkan dengan metode pendekatan ilmiah (scientific approach).
3. Mengetahui perbandingan motivasi dan hasil belajar siswa antara
pembelajaran dengan metode konvensional dibandingkan dengan metode
pendekatan ilmiah (scientific approach).
D. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka ada beberapa istilah dan
batasan-batasan ruang lingkup penelitian yang perlu dijelaskan oleh penulis
sebagai berikut:
1. Pemanfaatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemanfaatan berasal dari kata
dasar manfaat yang berarti guna, faedah, laba, untung. Sedangkan
pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan.
2. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi
arah aktivitas seseorang. Motivasi itulah yang membimbing seseorang ke
arah tujuannya (Hasan Galunggung, 2005 : 33), yang dimaksud motivasi
belajar dalam hal ini adalah keadaan psikologi siswa sebagai daya
penggerak yang menimbulkan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar pada mata pelajaran matematika. Pengukuran motivasi dibatasi
pada beberapa aspek, yaitu : rasa senang, perhatian, rasa tertarik, rasa ingin
tahu, dan antusiasme atau kemauan.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah
menjalani aktifitas belajar. Makin tinggi proses belajar yang dilakukan
oleh siswa, harus makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai. Hasil
belajar dikategorikan menjadi tiga ranah antara lain kognitif (berkenaan
dengan hasil belajar intelektual), afektif (berkenaan dengan sikap) serta
psikomotorik (berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak).
Dalam penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar siswa
dibidang kognitif yang berupa prestasi yang diperoleh siswa, sikap atau
tanggapan siswa, dan keterampilan siswa menyelesaikan soal - soal setelah
siswa mendapat perlakuan.
Materi pokok bahasan persegi dan persegipanjang adalah materi yang akan
diberikan pada penelitian tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka arti keseluruhan dari “PEMANFAATAN
PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) TERKAIT
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG DI KELAS VII-H SMP NEGERI 1
BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014” adalah
membandingkan motivasi dan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa
kelas VII-H SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul sebagai subyek penelitian,
apabila kegiatan belajar mengajar menggunakan metode konvensional dan
dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis
Penelitian ini menjadi awal yang baik untuk mengasah dan
mengembangkan kemampuan diri sebagai calon pendidik ataupun peneliti.
2. Siswa
Setelah melaksanakan penelitian ini, diharapkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran matematika lebih besar dibandingkan dengan sebelum
melaksanakan penelitian, serta memahami bahwa matematika memiliki
3. Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan
bagi pendidik tentang manfaat yang diperoleh dengan menggunakan
pendekatan ilmiah pada pembelajaran serta sebagai masukan dalam
mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar serta mutu
pengajaran.
4. Sekolah
Dengan mengetahui pengaruh pendekatan ilmiah terhadap hasil belajar dan
motivasi siswa maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang
bersangkutan.
5. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sekaligus
wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti-peneliti lain
yang ingin mengembangkan dan meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
F. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri
dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan, halaman moto, halaman persembahan, halaman pernyataan
keaslian karya, abstrak, lembar pernyataan persetujuan publikasi, kata
2. Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini
yaitu matematika sekolah, pembelajaran matematika,
persegipanjang dan persegi, metode pembelajaran konvensional,
pendekatan ilmiah, pokok-pokok kegiatan pembelajaran pada
metode konvensional dan pendekatan ilmiah, motivasi, hasil
belajar, kajian kesetaraan materi persegipanjang dan persegi
dalam pembelajaran, dan kerangkaberfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang aspek-aspek metodologi penelitian
yaitu jenis penelitian, desain penelitian, subyek penelitian,
obyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel
penelitian, jenis data, metode pengumpulan data, instrumen
penelitian dan instrumen pembelajaran, perencanaan
penelitian, validasi instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA,
Bab ini berisi tentang persiapan dan pelaksanaan penelitian,
tabulasi data, hasil analisis data, pembahasan hasil analisis,
dan kelemahan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah
disesuaikan dengan tujuan penelitian dan saran-saran yang
terkait dengan skripsi.
3. Bagian Akhir Skripsi
11
BAB II
LANDASAN TEORI A. Matematika Sekolah
Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang
unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan
individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,
geometri dan analisis (Hamzah B. Uno, 2007:129).
Matematika yang diajarkan di jenjang pendidikan seperti Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas disebut matematika
sekolah. Penyajian matematika sekolah disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Pola pikir matematika sebagai ilmu adalah deduktif, sifat atau teorema yang
ditemukan secara induktif, selanjutnya harus dibuktikan secara deduktif. Namun
dalam matematika sekolah pola pikir induktif dapat digunakan dengan maksud
menyesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa. Matematika
sekolah terdiri atas bagian matematika yang dipilih guna menumbuh
kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk kepribadian siswa.
Matematika diajarkan di sekolah sebagai penunjang dan membantu bidang
studi lainnya, seperti ilmu pengetahuan alam, kedokteran, geografi, ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain. Ruseffendi (2005: 526) memaparkan alasan utama
berkomunikasi di antara manusia-manusia itu sendiri. Serta belajar matematika
dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis dan tepat.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir
dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan
diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, siswa
dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat
yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Siswa
diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau
menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau
tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari
soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya.
National Coucil of Teachers of Mathematics (NCTM) merekomendasikan 4
(empat) prinsip pembelajaran matematika, yaitu :
1. Matematika sebagai pemecahan masalah.
2. Matematika sebagai penalaran.
3. Matematika sebagai komunikasi, dan
4. Matematika sebagai hubungan (Erman Suherman, 2003:298).
Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
(Depdiknas, 2006:346) menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep
dan mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk menjelaskan keadaan/masalah.
5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu:
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan
pembentukan sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada
keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengetahuan (Erman Suherman, 2003:56). Pembelajaran matematika di sekolah
menjadikan guru sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa
dalam pembelajaran matematika di sekolah.
C. Persegipanjang dan Persegi
Segi empat adalah poligon yang mempunyai empat sisi sedangkan jajar
genjang adalah segi empat dengan sisi-sisi berhadapan sejajar. Persegi dan
persegipanjang adalah bangun datar yang masing-masing memiliki empat sisi.
Persegipanjang adalah jajar genjang yang salah satu sudutnya siku-siku
sedangkan persegi adalah persegipanjang dengan dua sisi terdekat yang sama
panjang . Kedua bangun datar ini memiliki persamaan yaitu setiap sudutnya
memiliki sudut sebesar 90 derajat. Jika membahas tentang sisi, sebenarnya bukan
hanya persegi dan persegipanjang yang memiliki empat sisi jadi kita tidak bisa
mengkategorikannya hanya berdasarkan pada jumlah sisi yang dimiliki.
Berikut penjelasannya :
1. Pesegipanjang
a. Mengidentifikasi sifat-sifat persegipanjang:
Gambar 2.1 Persegipanjang
A B
Unsur-unsur suatu persegipanjang terdiri atas panjang, lebar, dan diagonal.
1) AB dan CD pada persegipanjang ABCD tersebut dinamakan panjang.
2) AD dan BC pada persegipanjang ABCD tersebut dinamakan lebar.
3) AC dan BD pada persegipanjang ABCD tersebut dinamakan diagonal.
Beberapa sifat yang dimiliki oleh persegipanjang antara lain sebagai berikut:
1) Sisi-sisi yang berhadapan pada suatu persegipanjang sama panjang dan
sejajar.
2) Sudut-sudut pada persegipanjang merupakan sudut siku-siku.
3) Diagonal-diagonal pada persegipanjang sama panjang.
4) Diagonal-diagonal pada persegipanjang saling membagi dua sama
panjang.
5) mempunyai dua sumbu simetri
6) mempunyai dua simetri lipat dan dua simetri putar
b. Menghitung keliling dan luas persegipanjang :
Ketika di Sekolah Dasar, kita telah mempelajari keliling dan luas
persegipanjang. Keliling adalah ruas garis yang membatasi suatu bidang.
Luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu bagian
permukaan yang dibatasi oleh kurva tertutup.
Misalnya, suatu persegipanjang memiliki panjang p dan lebar l.
Berdasarkan Gambar 2.1 :
Berdasarkan Gambar 2.1, luas persegipanjang ABCD adalah:
2. Persegi
a. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi :
Perhatikan gambar persegi ABCD dibawah ini.
Gambar 2.2 Persegi
Unsur-unsur suatu persegi adalah sebagai berikut.
1) AB, BC, CD, dan AD dinamakan sisi persegi ABCD.
2) AC dan BD dinamakan diagonal persegi ABCD.
Sifat-sifat persegi:
1) semua sisi persegi sama panjang,
2) diagonal-diagonal persegi membagi sudut-sudut persegi menjadi
dua sama besar
A D
3) diagonal-diagonal persegi saling berpotongan tegak lurus
membentuk sudut siku-siku
4) mempunyai 4 sumbu simetri
5) mempunyai 4 simetri lipat dan 4 simetri putar
b. Menghitung keliling dan luas persegi :
Oleh karena persegi merupakan bentuk khusus dari persegipanjang
maka cara untuk mencari keliling dan luas persegi sama saja dengan cara
mencari keliling dan luas persegipanjang.
Kita telah mengetahui bahwa panjang setiap sisi persegi adalah sama.
Berdasarkan Gambar 2.2 , keliling persegi ABCD adalah :
dengan K adalah keliling persegi dan s adalah sisi persegi tersebut.
Sedangkan luas persegi ABCD adalah :
D. Metode Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa pengertian, diantaranya:
1. Menurut Djamarah (2010) metode pembelajaran konvensional adalah metode
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
2. Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu
penyelenggaraan pendidikan ber-‘gaya bank” (banking concept of education). Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas
pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.
Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran lebih banyak didominasi guru
sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Menurut Djamarah (2010) praktik dalam metode mengajar konvensional
dapat dikombinasikan dengan metode belajar yang lain, seperti diskusi dan
pemberian tugas. Sehingga metode mengajar yang terjadi adalah ceramah,
dilanjutkan diskusi, pemberian tugas, dan dapat diakhiri dengan presentasi
siswa. Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai bahan
yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini, pembelajaran konvensional yang dimaksud
adalah pembelajaran yang umunnya dipakai oleh guru pengampu matematika
di sekolah tempat penelitian, yaitu pembelajaran yang diawali dengan
ceramah, dimana guru pengampu memberikan arahan kepada siswa untuk
pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah siswa baca, dilanjutkan dengan
latihan soal, dan diakhiri dengan kuis pada akhir pembelajaran.
E. Pendekatan Ilmiah
Menurut (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) yang diambil dari
power point Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 oleh Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013 ,
akan dijelaskan mengenai lingkup materi dari Pendekatan Ilmiah.
1. Tujuan Pembelajaran Dalam Pendekatan Ilmiah
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah
2. Pengertian Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
3. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah antara lain:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa
2. Pembelajaran membentuk students’ self concept
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
4. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.
5. Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah
Gambar 2.4 Langkah-Langkah Pendekatan Ilmiah Observing
(mengamati)
Questioning
(menanya)
Associating
(menalar)
Experiment ing
(mencoba)
Networking
(membentuk Jejaring)
Gambar 2.3
Langkah Pendekatan Ilmiah (PERMENDIKBUD 81A)
Tabel 2.1
Lima Pengalaman Belajar Pokok Dalam Proses Pembelajaran
No Pengalaman
Belajar Kegiatan Belajar
Kompetensi Yang Dikembangkan
1. Mengamati Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
3. Mencoba
• melakukan eksperimen • membaca sumber lain selain
buku teks
• mengamati objek/ kejadian/ aktivitas
• wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan 4.informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi / menalar
1. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 2. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
sikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
6. Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
2) Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak
dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam),
3) mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran
siswa apabila ada yang tidak hadir.
b. Kegiatan Inti
1) Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan
pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
2) Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk
terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan
bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang
c. Kegiatan Penutup
1) Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok.
2) Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah
dikonstruk oleh siswa.
3) Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi
dapat dilakukan dengan mengindentifikasi kebenaran konsep,
hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa.
7. Teknik Penilaian Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Ilmiah
Penilaian pada pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah meliputi :
a. Penilaian proses atau keterampilan
1) observasi saat siswa bekerja kelompok,
2) bekerja individu,
3) berdiskusi,
4) presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
b. Penilaian Produk
Pemahaman Konsep, Prinsip, Dan Hukum Dilakukan Dengan Tes
Tertulis.
c. Penilaian Sikap.
Penilaian sikap, melalui :
1) Observasi Saat Siswa Bekerja Kelompok,
2) Bekerja Individu,
4) Saat Presentasi Dengan Menggunakan Lembar Observasi Sikap.
F. Pokok-Pokok Kegiatan Pembelajaran Pada Metode Konvensional dan Pendekatan Ilmiah
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pokok-pokok kegiatan pembelajaran
yang terdapat pada metode pembelajaran konvensional maupun pada pendekatan
ilmiah.
1. Metode Konvensional
Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dengan metode konvensional pada
materi persegipanjang antara lain:
a. Guru mempersiapkan alat-alat peraga atau alat –alat lain sebelum pelajaran dimulai.
b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan apersepsi.
c. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca materi yang
akan dipelajari yaitu tentang unsur-unsur, sifat-sifat, keliling dan luas
persegipanjang.
d. Guru mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa yang ditunjuk untuk menjawab. Pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan materi yang telah siswa baca.
e. Guru berceramah untuk menjelaskan kembali materi yang telah siswa
baca sebelumnya.
g. Di akhir pertemuan, siswa diberi kuis berkaitan dengan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
2. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah pada
materi persegi antara lain:
a.
Mengamati : Siswa di bagi dalam kelompok. Pada pembelajaranmengenai materi persegi, guru memfasilitasi siswa dengan
memberikan model bangun persegi. Siswa diminta mengamati bangun
persegi.
b.
Menanya : Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidakdipahami mengenai materi persegi baik menentukan unsur-unsur,
sifat-sifat, mencari keliling dan luas persegi maupun menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas dari bangun persegi.
c.
Mengasosiasi / menalar : mengolah informasi yang sudah dikumpulkanbaik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
d.
Mencoba: Siswa dalam kelompok mencoba menyimpulkan apa sajayang telah diperoleh baik menyebutkan unsur-unsur, sifat-sifat persegi,
e. Mengkomunikasikan : Masing-masing kelompok presentasi
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis dari tiap kelompok.
Pokok-pokok kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
konvensional maupun dengan pendekatan ilmiah dapat dilihat selengkapnya pada
lampiran 3 (RPP Pembelajaran Metode Konvensional) dan lampiran 4 ( RPP
Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah).
G. Motivasi
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu,
perbuatan seseorang didasari atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai
dengan motivasi yang mendasarinya (Hamzah B.Uno 2008: 1). Motivasi juga
dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau
melaksanakan.
Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak/ pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri sendiri dan juga
dari luar (Dalyono, 2010: 57). Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik)
yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan
pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada
(ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari
orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar
dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan
sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan
motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pelajaran.
Hamzah B. Uno (2008: 17), menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar
adalah sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas
pemenuhan kebutuhan.
2. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.
Selanjutnya, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha
yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar merupakan sebagai dorongan untuk
memenuhi kebutuhan pada diri seseorang dengan tujuan agar seseorang belajar
dapat melahirkan prestasi yang lebih baik. Dengan hal tersebut seseorang akan
melakukan suatu usaha yang sungguh sungguh karena adanya motivasi yang
Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan
masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam
mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar (Keller, 1987).
Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan motivasi siswa terutama motivasi
untuk memperoleh pengetahuan yang baru. ARCS sendiri adalah akronim dari
bentuk sikap siswa yakni attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence
(percaya diri), dan satisfaction (kepuasan). ARCS ini digunakan untuk mengukur
motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini penjelasannya.
1. Perhatian
Perhatian siswa akan muncul dengan didorong oleh rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu muncul karena adanya rangsangan sehingga siswa akan
memberikan perhatian dan perhatian tersebut dapat terpelihara selama
proses kegiatan pembelajaran bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu dapat
dirangsang dengan memberikan elemen-elemen yang baru, yang lain dari
pada yang lain, yang akan membuat siswa ,merasa penasaran dan berusaha
untuk mencari lebih jauh lagi tentang hal yang sedang mereka pelajari.
Menurut Keller (1987) strategi untuk menjaga dan meningkatkan
perhatian siswa yaitu sebagai berikut:
a. Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang
bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah
b. Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk melengkapi
penyampaian materi pembelajaran.
c. Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.
d. Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas
konsep yang digunakan.
e. Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
2. Relevan
Relevan dalam hal ini adalah adanya keterkaitan antara materi
pelajaran dengan kebutuhan siswa saat ini. Dari keterkaitan atau kesesuaian
ini otomatis dapat menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa
karena siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyai
manfaat langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Motivasi siswa akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan
bahwa apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat
serta sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya. Strategi untuk
menunjukan relevensi adalah sebagai berikut:
a. Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan
setelah mempelajari materi pembelajaran ini bearti guru harus
menjelaskan tujuan intruksional.
b. Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang
akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam
c. Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan
kondisi siswa.
3. Kepercayaan Diri
Merasa bahwa diri sendiri mampu untuk melakuan suatu hal dan dapat
berinteraksi positif dengan lingkungannya. Prinsip yang berlaku dalam hal
ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
harapan untuk berhasil. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh pengalaman
sukses di masa lampau. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang
membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses
tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya.
Menurut Keller (1987) strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran agar
dengan mudah difahami, di urutkan dari materi yang mudah ke sukar.
Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan sejak awal
proses pembelajaran.
b. Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak
konsep baru dengan sekaligus.
c. Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan
pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran
yang jelas mengenai apa yang diharapkan.
d. Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi
yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa sendiri.
e. Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap
siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut
kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.
f. Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar
siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.
4. Kepuasan
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan membuat suatu kepuasan
tersendiri dan akan membuat siswa termotivasi untuk melakukan hal yang
sama untuk berusaha mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang
diterima, baik berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Untuk
memelihara dan meningkatkan motivasi siswa, guru dapat memberikan
penguatan berupa pujian, kesempatan dan lain-lain. Perasaan ini dapat
meningkat kepada perasaan percaya diri siswa nantinya dengan
membangkitkan semangat belajar diantaranya dengan:
a. Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila peserta didik menjawab /mengajukan pertanyaan.
b. Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan
c. Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar
d. Memberi pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang
benar. (Keller, 1987)
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang
melakukan kegiatan pasti memiliki alasan yang besar yang menjadikan dasar dari
keyakinan dalam melakukan hal tersebut. Motivasi belajar merupakan suatu
keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan
untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
H. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotoris (Nana Sudjana, 2010:3, 22-23). Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin Bloom
yang secara garis yang membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Ketiga aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
Ranah psikologi berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampulan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif (Winkel, 1987 : 150-154).
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga
ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat
terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006:
144 ) “ mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang datangnya dari individu siswa (internal factor), dan
faktor yang datang dari luar diri individu siswa (eksternal factor)”. Keduanya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor internal anak, meliputi:
a. Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti
b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis
yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa
antara lain : (1) intelegensi, (2) sikap (3) bakat, (4) minat, dan (5)
motivasi.
2. Faktor eksternal anak, meliputi:
a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, sifat para guru, staf
adminitrasi dan teman-teman sekelas.
b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana
sekolah/belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.
c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun
metode, model dan media pembelajaran yang digunakan.
Dalam penelitian ini, hanya ranah kognitif saja yang digunakan
sebagai landasan untuk mengukur hasil belajar siswa. Untuk mengukur hasil
belajar siswa, dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar matematika
adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa
terhadap materi yang telah disampaikan. Tes ini diberikan kepada siswa
setelah siswa selesai mempelajari materi yang diajarkan. Rancangan
indikator tersebut disesuaikan berdasarkan taksonomi Bloom (Wingkel :
273), namun dibatasi hanya pada ranah kognitif saja yaitu, pengetahuan (K1),
pemahaman (K2), penerapan (K3), analisis (K4), sintesis (K5), dan evaluasi