• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian dengan Metode Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Pada Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian dengan Metode Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Pada Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT)

PADA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH KAWENGEN KEC. UNGARAN TIMUR KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh: Elly Fatmawati ( )

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Elly Fatmawati

NIM :

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN DENGAN METODE

PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMEN (TGT)

PADA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH KAWENGEN

KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN

SEMARANG TAHUN AJARAN .

(4)

v

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT)

PADA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH KAWENGEN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN

DISUSUN OLEH ELLY FATMAWATI

NIM:

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal September dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

(5)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Elly Fatmawati

NIM :

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain

(6)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d:

)

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

.

Allah SWT yang telah memberi kesehatan, kenikmatan, kemudahan dan

kelancaran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

.

Ayah bundaku tercinta, Samudi dan Siti Nurdaiyah yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang, dukungan dan doa yang tak pernah putus untuk

anak-anaknya.

.

Bapak Ibu kost, Gunawan yang telah menjadi orang tua keduaku di

Salatiga.

.

Adikku tercinta, Ella Nurfata Viana yang memberikan motivasi dan

semangat.

.

Susianto yang telah mensupport dan selalu memberi warna disetiap

hari-hariku.

.

Teman-teman kostku, (Mb Eka, Cimi, Titi, Eti dan Faizah) yang memberikan

kegilaan disetiap moment.

.

Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan

yang berjuang bersama

(7)

viii Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Teams Game Tournament (TGT). Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung perkalian yang masih rendah dan belum memenuhi target capaian ketuntasan secara klasikal. Rendahnya hasil belajar siswa dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yaitu . Secara klasikal juga belum memenuhi target pencapaian KKM yaitu dibuktikan dengan hasil dari Pra Siklus bahwa siswa yang tuntas sebanyak anak dengan presentase . Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan memenuhi target pencapaian KKM matematika mengenai operasi hitung perkalian dengan menggunakan Metode Pembelajaran Teams Game Tournament

(TGT) pada kelas IV MI Kawengen kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang tahun ajaran .

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dengan tiga siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal Agustus , Siklus II dilaksanakan pada tanggal Agustus dan Siklus III dilaksanakan pada tanggal Agustus . Penelitian dilaksanakan pada kelas IV MI Kawengen dengan jumlah siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun ajaran , dapat disimpulkan bahwa Metode Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat memenuhi target pencapaian KKM matematika operasi hitung perkalian pada siswa kelas IV. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada setiap siklus dan adanya capaian presentase hasil belajar matematika yang secara klasikal sudah melampui batas capaian KKM. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dari Pra Siklus ke Siklus I yaitu , dengan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I . dengan presentase ketuntasan sudah melampui batas pencapaian secara klasikal yaitu

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengajari manusia atas apa yang

tidak diketahuinya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda

Muhammad SAW. Selanjutnya, selama penulisan skripsi ini tentunya kesulitan dan

hambatan telah dihadapi penulis. Banyak pihak yang tulus ikhlas memberikan bantuan

serta kemudahan demi tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

. Ibu Peni Susapti, S. Si., M. Si. selaku Kajur PGMI yang telah memberikan

kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.

. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa M.Pd. selaku pembimbing skripsi sekaligus

pembimbing akademik yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksanaan telah

memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di

sela-sela kesibukannya.

. Bapak Karmani A. Ma. selaku Kepala MI Kawengen yang telah

memberikan ijin dalam penelitian ini..

. Ibu Munfiati, S. Pd. I. selaku guru kelas IV di MI Kawengen yang telah

membantu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hingga selesai.

. Dewan Guru dan karyawan MI Kawengen .

(9)

x

. Teman-teman IAIN Salatiga angkatan dan teman teman tarbiyah senasib

seperjuangan.

.Semua pihak yang telah membantu baik material maupun spiritual dalam

penulisan skripsi ini.

Semoga atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi amal baik

dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

akan saya terima dengan senang hati. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga, Agustus

(10)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ...i

LEMBAR BERLOGO ...ii

JUDUL ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Hipotesis Penelitian ...

E. Manfaat Penelitian ...

(11)

xii

G. Metodologi Penelitian ...

. Rancangan Penelitian ...

. Subyek Penelitian ...

. Langkah-langkah Penelitian ...

. Instrumen Penelitian ...

. Teknik Pengumpulan Data ...

. Analisis Data ...

H. Sistematika Penulisan ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

A. Hakikat Hasil Belajar ...

. Pengertian Hasil Belajar ...

. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...

. Klasifikasi Hasil Belajar ...

. Penilaian Hasil Belajar ...

B. Matematika ...

. Pengertian Matematika ...

. Pembelajaran Matematika ...

. Tujuan Pembelajaran Matematika ...

C. Metode Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) ...

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ...

. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ...

. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ...

(12)

xiii

BAB III PELAKSANAAN PENELITIN ...

A. Subyek Penelitian ...

. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...

. Pelaksanaan Penelitian ...

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ...

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus III ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Observasi pada Tahap Pra Penelitian ...

B. Hasil Penelitian Deskripsi Per Siklus ...

. Deskripsi Siklus I ...

. Deskripsi Siklus II ...

. Deskripsi Siklus III ...

C. Pembahasan ...

BAB V PENUTUP ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Kriteria Penghargaan Kelompok Tipe Slavin

Tabel Daftar Guru Madrasah Ibtidaiyah Kawengen

Tabel Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Kawengen Tahun

Tabel hasil Belajar Matematika Pra Penelitian

Tabel Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Tabel Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Tabel Hasil Tes Formatif Siklus I

Tabel Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

Tabel Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II

Tabel Hasil Tes Formatif Siklus II

Tabel Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III

Tabel Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus III

Tabel Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siklus III

Tabel Hasil Tes Formatif Siklus III

Tabel Rekapitulasi Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Model Penelitian Tindakan Kelas

Gambar Aturan Permainan Tipe Slavin

Gambar Penempatan Meja Turnamen Tipe Slavin

Gambar Diagram Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus

Gambar Diagram Presentase Ketuntasan Nilai Matematika Pra Siklus sampai

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran Lembar Pengamatan Siswa Siklus III

Lampiran Lembar Pengamatan Guru Siklus III

Lampiran Angket Umpan Balik Siswa

Lampiran Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa

Lampiran Foto Kegiatan

Lampiran Nota Pembimbing

Lampiran Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran Surat Keterangan Penelitian

Lampiran Daftar Riwayat Hidup

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu

komponen kehidupan yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak

manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan di muka

bumi ini (Hamdani, ). Pendidikan pada hakikatnya merupakan

usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur

hidup baik di sekolah maupun madarasah (Tohirin, ). Sehingga

pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk

menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh

dengan persaingan. Maka disinilah pendidikan berperan sebagai penentu

kualitas, daya saing dan nilai dari setiap individu.

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah

seharusnya pendidikan yang ada di negara ini harus berjalan dan

berlangsung secara maksimal. Bahkan agama Islam sendiri memberi

perhatian khusus terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam (QS. Al

(17)

Artinya:

. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

suatu jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak

secara informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dengan belajar matematika

kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif (Susanto,

).

Susanto ( ) juga mengatakan bahwa matematika

merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan

berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan

masalah sehari-hari dalam dunia kerja serta memberikan dukungan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi

matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan

sehari-hari tetapi terutama dalam dunia kerja dan untuk mendukung

perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sebagai

ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa terutama sejak usia

sekolah dasar.

Siswa memerlukan matematika untuk berhitung, menghitung isi

dan berat suatu benda, mengumpulkan, mengelola, menyajikan dan

(18)

pelajaran matematika lebih lanjut. Mata pelajaran matematika mencakup

beberapa kompetensi yang menjadikan siswa dapat memahami dan

mengerti tentang konsep dasar, karena matematika memiliki struktur dan

keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya.

Masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam

matematika merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam

kurikulum belum tercapai secara optimal. Bahasan yang sering dianggap

sulit oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah adalah perkalian. Perkalian

merupakan materi yang saling berpasangan. Materi tersebut materi

esensial yang cukup lama dalam proses penanamannya. Bahkan kalau

sudah disajikan dalam bentuk soal cerita seringkali siswa mengalami

kesulitan. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa harus terus dilakukan. Upaya tersebut diperlukan motivasi

belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang

tinggi. Upaya dalam menumbuhkan semangat pada siswa khususnya

pelajaran matematika dengan memilih model pembelajaran yang tepat

sesuai materi yang akan disampaikan. Penerapan model yang bervariasi

dapat mengurangi kejenuhan pada diri siswa dalam menerima pelajaran.

Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa

bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila

pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah

(19)

Menurut Wragg dalam Susanto ( ), pembelajaran yang efektif

adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajarai sesuatu

yang bermanfaat, seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep dan bagaimana

hidup serasi dengan sesama atau hasil belajar yang diinginkan.

Mengembangkan pembelajaran yang efektif seperti membangun

rumah. Rumah terdiri dari batu bata dan mengharuskan dasar bangunan

yang kokoh. Jika tidak, rumah akan hancur ketika terjadi tekanan. Sama

halnya dengan belajar, jika dasar pembelajaran tidak tepat pembelajar akan

mengalami kesulitan ketika menghadapi tugas belajar yang baru dan

menantang (Reid terjemahan Hartati, ). Pembelajaran yang kreatif,

efektif dan menyenangkan akan menumbuhkan semangat siswa. Adanya

semangat yang tinggi, guru akan lebih mudah dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas MI Kawengen

kelas IV bahwa hasil pembelajaran matematika masih rendah dibanding

dengan mata pelajaran lainnya. Rendahnya hasil belajar ditandai dengan

banyaknya siswa yang belum mencapai KKM. Diketahui dari siswa

kelas IV hanya orang ( %) yang mampu mencapai KKM. Sedangkan

sisanya orang ( %) nilainya masih di bawah dari KKM yang

ditentukan.

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru pengampu

pelajaran matematika bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI

(20)

dalam menerima materi pelajaran matematika khususnya perkalian. Hal ini

terlihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Saat guru

menyampaikan materi, aktivitas siswa banyak terlihat mengobrol dan

bercanda dengan temannya. Ada juga yang terlihat bosan dan melamun,

bahkan ada yang asyik yang bermain sendiri. Ketika siswa diberi soal

latihan, kebanyakan siswa masih bingung dalam memecahkan masalah

yang diberikan kalau soal tersebut tidak sama persis dengan contoh yang

diberikan gurunya. Diduga karena mereka belum memahami konsep yang

di ajarkan. Beberapa siswa hanya menengok kanan kiri dari pekerjaan

temannya sehingga suasana kelaspun menjadi ramai. Hanya beberapa

siswa yang mampu menyelesaikan soal dengan cepat dan benar. Dari

situasi yang demikian, peneliti merasakan bahwa strategi pembelajaran

yang digunakan kurang efektif. Kegiatan pembelajaran matematika kelas

IV MI Kawengen masih berpusat pada guru. Siswa masih bersikap

pasif, karena guru lebih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran

dibanding memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif.

Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa di

atas, peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurang efektifnya

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya siswa merasa

kesulitan dalam mengikuti pelajaran matematika sehingga timbullah rasa

jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu peneliti

(21)

Bentuk pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran

dimana siswa saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dengan anggota

kelompoknya setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan

pembelajaran kooperatif meningkatkan pencapaian preestasi siswa dan

juga dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, menerima teman

sekelas yang lemah dalam bidang akademik dan meningkatkan rasa harga

diri. Pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas

termasuk kelas-kelas khusus untuk anak-anak berbakat dan bahkan untuk

kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata (Robert E. Slavin terjemahan

Nurulita, ).

Bentuk pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk berperan

aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan

penjelasan dari guru melainkan turut serta dalam semua proses

pembelajaran sehingga informasi atau pengetahuan yang diperoleh tidak

cepat dilupakan. Keuntungan lainnya dalam model ini adalah siswa akan

mempunyai kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber

lain dan belajar dari siswa lain serta mendorong siswa untuk

mengungkapkan idenya dan membandingkan kepada temannya. Dengan

model seperti ini akan dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil

belajarnya dalam pembelajaran matematika meningkat juga.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Teams Games

(22)

atau bentuk pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status yang melibatkan peran

siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan (Hamdani,

).

Dalam proses pembelajaran, model ini menggunakan turnamen

akademik dan menggunakan kuis-kuis dan system skor kemajuan individu

dimana para siswa berlomba sebagai wakil tiap tim dengan anggota tim

lain yang kinerja akademik sebelumnya sama. Dari masing-masing tim

berlomba mengumpulkan nilai tertinggi. Tim yang mendapatkan nilai

tertinggi akan mendapatkan sebuah penghargaan dari guru. Penelitian

terhadap pembelajaran kooperatif menemukan bahwa penghargaan

kelompok merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran kooperatif

(Robert E. Slavin terjemahan Nurulita, ). Dilihat dari salah satu

tahapan TGT yaitu permainan (Game) dapat membuat siswa tidak jenuh

dan bosan terhadap pelajaran matematika bahkan akan menyukainya.

Setelah mengetahui permasalahan pembelajaran matematika di

Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen dan keuntungan metode

pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) sehingga peneliti tertarik

(23)

KEC. UNGARAN TIMUR KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

. Apakah penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament

(TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi

perkalian pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen ,

Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun ajaran

?

. Apakah penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament

(TGT) dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan

minimal (KKM) mata pelajaran matematika materi perkalian

pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen ,

Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun ajaran

.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi

perkalian dengan penerapan metode pembelajaran Teams Game

(24)

Kawengen , Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

Tahun ajaran .

. Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal

(KKM) mata pelajaran matematika materi perkalian dengan

penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen ,

Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun ajaran

.

D. Hipotesis penelitian

Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian yaitu:

. Penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Perkalian pada

siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen , Kecamatan

Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran .

. Penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal

(KKM) mata pelajaran matematika materi perkalian pada

siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kawengen , Kecamatan

(25)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:

. Manfaat Teoritis

Sebagai dasar pengembangan kajian ilmu matematika khususnya

dalam materi perkalian serta lebih membantu memahami teori-teori

tentang penggunaan strategi pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Menumbuhkan motivasi siswa dalam meningkatkan

kemampuan untuk memahami materi perkalian dan

pembgian pada pembelajaran matematika.

b. Bagi Guru

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru untuk

mengatasi kesulitan belajar matematika khususnya dalam

menghitung perkalian dengan menggunakan Metode

pembelajaran Teams Game Tournament (TGT), sehingga

siswa akan lebih aktif dan tercipta suatu proses

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan guna

(26)

c. Bagi Sekolah

Sebagai referensi bagi sekolah dalam rangka untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran

matematika di MI Kawengen .

d. Bagi Peneliti

Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa strategi

dan langkah-langkah perbaikan pembelajaran melalui

penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament

(TGT) dalam pembelajaran matematika, khususnya dalam

operasi perkalian.

F. Definisi Operasional

Sub-sub istilah yang didefinisikan secara operasional adalah:

. Hasil Belajar

Makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi

pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana,

hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam belajar

adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

(27)

. Metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

Teams Game Tournament (TGT) merupakan salah satu

bentuk pembelajaran kooperatif. Pada pelaksanaan pembelajaran,

TGT ini menggunakan turnamen akademik dan menggunakan

kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu. Para siswa berlomba

sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja

akademik sebelumnya setara seperti mereka. Tim yang

mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan sebuah

penghargaan dari guru (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita,

).

. Perkalian

Heruman, ( ) mengatakan bahwa pada prinsipnya,

perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena

itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum

mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan.

. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling

rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dalam

menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal

ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah

(28)

G. Metodologi Penelitian

. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang direncanakan dalam

penelitian berupa penerapan metode pembelajaran Teams Game

Tournament (TGT) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV MI Kawengen , Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang.

Secara harfiah Penelitian Tindakan Kelas berasal dari

bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research yang berarti

penelitian dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Menurut

Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas yaitu pencermatan dalam

bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru

dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran

dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Suyadi, ).

Penelitian ini menggunakan PTK dengan pertimbangan

adanya permasalahan yang terjadi di kelas IV MI Kawengen

yaitu rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran

(29)

dengan guru kelas IV MI Kawengen bahwa penyebabnya

adalah kurang efektifnya pelaksanaan proses pembelajaran. Tujuan

dari pelaksanaan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan

layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar

mengajar (Arikunto, ).

Jadi dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

diharapkan peneliti mampu mengatasi permasalahan yang terjadi

dalam pelaksanaan proses pembelajaran guna meningkatkan hasil

belajar matematika di kelas IV MI Kawengen , Kecamatan

Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun ajaran .

. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran

matematika beserta siswa kelas IV MI Kawengen , Kecamatan

Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun ajaran .

Siswa kelas IV ini berjumlah terdiri dari laki-laki dan

perempuan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus

. Penelitian dilakukan dengan siklus yaitu Siklus

Idilanjutkan Siklus II sampai Siklus III yang disesuaikan dengan

situasi pembelajaran yang alamiah, artinya tidak mengubah jadwal

(30)

. Langkah-langkah Penelitian

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan (planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan ini

adalah:

) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaaran (RPP)

dengan menggunakan metode pembelajaran Teams

Game Tournament (TGT).

) Mempersiapkan sarana dan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

) Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

yang akan digunakan pada setiap pembelajaran.

) Mempersiapkan soal LKS, pre test dan post test yang

akan diberikan pada setiap siklus yang disusun oleh

peneliti.

) Pembentukan kelompok belajar.

) Mempersiapkan instrumen game dan tournament.

) Mempersiapkan Reward (hadiah).

Pada setiap siklus, siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok-kelompok berjumlah orang siswa.

Anggota kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan dan

jenis kelamin yang hiterogen. Pembagian kelompok dilakukan

(31)

siklus berikutnya juga masih menggunakan kelompok yang

sama. Adapun cara pembentukan kelompok adalah dengan

menggunakan data nilai matematika siswa kelas IV pada pra

siklus yaitu sebelum dilaksanakannya Siklus I, Siklus II dan

Siklus III.

Dari hasil pra siklus tersebut, nilai siswa diurutkan dari

yang tertinggi sampai yang terendah. Siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok kecil yang mana masing-masing terdiri

dari siswa yang mempunyai kemampuan yang hiterogen.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti mendesain metode pembelajaran

Teams Game Tournament (TGT) dengan tiga tahap kegiatan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Kegiatan pendahuluan terdiri dari appersepsi dan motivasi serta

pelaksanaan tes awal (pre tes). Kegiatan inti meliputi

pembentukan kelompok belajar, diskusi kelompok, permainan

(game), tournament (pertandingan) dan tes akhir (post test).

Selama pembelajaran berlangsung, guru dalam mengajar

menggunakan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti

bertugas sebagi observer dengan menggunakan lembar

(32)

c. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru sebagai

pelaksana kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Lembar

observasi digunakan untuk mengetahui jalannya pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Game

Tournament (TGT).

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan

mengidentifikasi data yang telah diperoleh. Yaitu meliputi

lembar observasi dan catatan lapangan kemudian peneliti

melakukan refleksi. Setelah melakukan evaluasi terhadap hasil

yang telah diperoleh yaitu dengan cara melakukan penilaian

terhadap proses selama pembelajaraan berlangsung,

mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan

hal-hal yang telah dilakukan berupa kekurangan/kelemahan

selanjutnya merencanakan suatu perbaikannya. Setelah

melakukan refleksi kemudian peneliti merumuskan

perencanaan untuk siklus selanjutnya.

Siklus II

Pada tahap siklus kedua ini mengikuti tahapan siklus

(33)

refleksi pada siklus pertama. Kegiatan pada siklus kedua dilakukan

sebagai penyempurnaan atau perbaikan pada siklus pertama

terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran Teams Game Tournament (TGT). Pada siklus kedua

ini juga terdiri dari empat tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi hasil yang telah dilakukan. Jika

pada Siklus II hasilnya belum mencapai KKM yang ditentukan,

peneliti melanjutkan siklus selanjutnya sampai mencapai hasil

yang diharapkan.

Model atau desain yang digunakan dalam Penelitian

Tindakan kelas ini adalah model Kemmis dan Taggart, dimana

dalam satu siklus terdiri dari; perencanaan (planning), tindakan

(acting), observiasi (observing) dan refleksi (reflecting). Secara

rinci prosedur pelaksanaan PTK ini dapat digunakan sebagai

berikut:

(34)

. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang karakteristik data secara objektif.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman

untuk melaksanakan pengamatan di dalam kelas. Dari

lembar observasi inilah peneliti bisa mengetahui gambaran

aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

pembelajaran Teams Game Tournament (TGT). Lembar

observasi berupa lembar checklist tentang aktivitas

pembelajaran yang dilakukan guru bersama para siswa.

Melalui lembar observasi ini , peneliti dapat mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi guru serta memperbaiki

kekurangan-kekurangan selama pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya

jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan

arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, ).

(35)

matematika dan siswa kelas IV MI Kawengen .

Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka

tentang perbedaan mengenai pembelajaran sebelum dan

sesudah menggunakan metode pembelajaran Teams Game

Tournament (TGT).

c. Soal Test

Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka

pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik

berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah

sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan

tingkah laku atau preestasi (Sudijono, ).

Untuk mengukur hasil belajar siswa, peneliti

menggunakan naskah soal berupa Lembar Kerja Siswa

(LKS), soal pree test, soal post test dan soal kuis. Tes

digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk

mengetahui kemajuan hasil belajar siswa.

d. Dokumentasi

Melalui dokumentasi peneliti bisa mengetahui

berita, data-data yang terkait dengan siswa seperti nilai

hasil belajar dan foto yang menggambarkan situasi saat

(36)

membantu dalam pengumpulan data dan sebagai

pendukung dalam proses penelitian.

. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau strategi dalam penelitian merupakan langkah-langkah

yang harus ditempuh dan diatur secara baik. Adapun strategi yang

dipakai sebagai berikut:

a. Strategi Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan cara

melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai

pelaksanaan pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan. Lembar observasi digunakan untuk mancatat

hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas.

Data diperoleh dari apa yang peneliti lihat, dialami dan

didengar. Data yang diperoleh adalah bukti keterlaksanaan

rencana-rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya

serta reaksi siswa terhadap metode pembelajaran yang

diterapkan dan perubahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran.

b. Strategi Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan oleh

peneliti terhadap guru dan beberapa siswa kelas IV MI

(37)

dirasakan ketika pembelajaran berlangsung. Wawancara

dilakukan untuk menanyakan pendapat mereka tentang

penerapan metode pembelajaran Teams Game Tournament

(TGT) yang mana hasil dari wawancara tersebut akan

dijadikan sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk

kegiatan-kegiatan berikutnya.

c. Strategi Test

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal

berupa soal pre test dan post test yang harus dikerjakan

secara individu setiap pertemuan disetiap siklus. Selain itu

tes juga disajikan dalam bentuk LKS dan dikerjakan secara

berkelompok. Sedangkan soal kuis diberikan pada saat

Game dan Tournament.

d. Strategi Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nilai hasil belajar siswa dan foto pada saat

pembelajaran berlangsung dengan menggunkan metode

pembelajaran Teams Game Tournament (TGT).

. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul

guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam

penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, ). Dalam

(38)

mengolah data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan

observasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif kantitatif dan kualitatif, yaitu

menggambarkan data dengan menggunakan angka-angka

kemudian dijelaskan melalui kalimat secara jelas dan terperinci.

Teknik analisis data dalam penelitian ini untuk menguji hasil

belajar matematika kelas IV MI Kawengen dengan cara

memberikan pre tes dan post test pada setiap siklus. Analisa data

kuantitatif digunakan untuk membandingkan hasil belajar sebelum

dan sesudah penerapan metode pembelajaran Teams Game

Tournament (TGT) yaitu pada pra siklus, siklus I, Siklus II dan

seterusnya sampai mencapai KKM yang ditentukan. Data disajikan

dalam bentuk table yang mudah dipahami secara keseluruhan.

Untuk menghitung data-data yang berupa angka dari hasil post test

peneliti akan menggunakan rumus statistika ukuran rata-rata kelas.

Rata-rata kelas dapat dihitung dengan rumus (Arikunto, ):

Keterangan:

X : Nilai rata-rata siswa

(39)

N : Jumlah siswa

Untuk mencari presentase tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan

rumus presentase (Sugiyono, )

Keterangan:

P = jumlah nilai dalam persen

F = jumlah nilai siswa

N = jumlah seluruh siswa

Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar

siswa pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat

kuantitatif yang berupa angka-angka. Angka angka itu kemudian

dianalisis dengan menggunakan strategi statistic kemudian

dijelaskan secara kualitatif. Untuk menentukan tinggi rendahnya

hasil belajar dapat digunakan nilai standard berskala yaitu berupa

rentangan nilai dari - . Selanjutnya nilai tersebut dikonversi ke

dalam beberapa kelompok dengan kategori sebagai berikut

(Arikunto, : ):

– : Sangat tinggi

– : Tinggi

(40)

– : Rendah

≤ : Sangat rendah

Peneliti akan menggunakan nilai rata-rata siswa untuk menentukan

tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Dalam hal ini akan digunakan

penilaian berstandard berskala dengan rentangan nilai –

seperti tersebut diatas.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo,

halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

J. Rumusan Masalah

K. Tujuan Penelitian

L. Hipotesis Penelitian

M. Manfaat Penelitian

N. Definisi Operasional

(41)

. Rancangan Penelitian

. Subyek Penelitian

. Langkah-langkah Penelitian

. Instrumen Penelitian

. Teknik Pengumpulan Data

. Analisis Data

P. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Hakikat Hasil Belajar

F. Matematika

G. Operasi Perkalian

H. Metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

I. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

E. Subyek Penelitian

F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I

G. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II

H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus III

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Observasi pada Tahap Pra Penelitian

E. Hasil Penelitian Deskripsi Per Siklus

F. Pembahasan

(42)

C. Kesimpulan

D. Saran

. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar

(43)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Hasil Belajar

. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Basleman dan

Mappa, ). Menurut Suryabrata ( : ) belajar dapat

membawa perubahan yang pada pokoknya adalah didapatkannya

kecakapan baru.

Hasil belajar menurut Sudjana ( : ) adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah Ia menerima

pengalaman belajarnya. Suprijono ( ) mengatakan bahwa

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apreesiasi dan keterampilan-keterampilan

yang merupakan perubahan secara keseluruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Perwujudan hasil belajar merupakan serangkaian proses

belajar yang meliputi dari pengalaman dan latihan kemudian

terlaksananya proses belajar yang mengakibatkan adanya

perubahan perilaku pada seseorang (Sriyanti, dkk, ).

Dari definisi diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

(44)

pengalaman-pengalaman proses belajar yang akan mengalami

perubahan pada semua aspek potensi yang menjadikan siswa untuk

menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang

di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling

mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu kecerdasan anak,

kesiapan anak dan bakat anak (Susanto, ).

Sriyanti, dkk ( ) mengatakan bahwa hasil belajar

dipengaruhi oleh faktor eksternal yang meliputi (faktor nonsosial

dan faktor sosial) dan faktor internal yaitu faktor fisiologis yang

merupakan kondisi fisik yang terdapat dalam diri individudan

faktor psikologis. Faktor fisiologis ini dimaksudkan bahwa apabila

kondisi organ tubuh yang lemah akan dapat menurunkan kualitas

ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau

tidak berbekas. Sedangkan faktor psikologis dibedakan menjadi

intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi (Kastolani, ).

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa faktor

eksternal dan internal dapat mempengaruhi keberhasilan belajar

siswa. Pengaruhnya bisa bersifat positif namun juga bisa juga

(45)

. Klasifikasi Hasil Belajar

Susanto ( : ) mengatakan macam-macam hasil belajar

meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses

(aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif), yakni:

a. pemahaman konsep (aspek kognitif), berkenaan dengan

hasil belajar intelektual yang tyerdiri dari enam aspek yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisa,

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat berikutnya termasuk

kognitif tingkat tinggi.

b. keterampilan proses (aspek psikomotor), berkenaan dengan

hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada

enam aspek ranah psikomotoris yakni gerakan refleks,

ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan

kompleks, dan gerakan ekspreesif dan interpreetatif.

c. sikap siswa (aspek afektif), berkenaan sikap yang terdiri

dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi, dak internalisasi.

. Penilaian Hasil Belajar

a. Pengertian Penilaian

Menurut Sudjana ( : ) penilaian adalah proses

(46)

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan penilaian

hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

b. Fungi dan Tujuan Penilaian

Fungsi penilaian menurut Sudjana ( : ) yaitu sebagai

berikut:

) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

intruksional.

) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar

mengajar.

) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar

siswa kepada para orang tuanya.

Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:

) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa

sehingga dapat diketahui kelebihan dan

kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau

mata pelajaran yang ditempuhnya.

) Mengetahui proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam

mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan

pendidikan yang diharapkan.

) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni

(47)

hal program pendidikan dan pengajaran serta

strategi pelaksanaannya.

) Memberikan pertanggung jawaban dan pihak

sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

B. Matematika

. Pengertian matematika

Dari Depdiknas dalam (Susanto, ) kata matematika

berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti

“belajar atau hal yang dipelajarai” sedang dalam bahasa Belanda

matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya

berkaitan dengan penalaran.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia

kerja serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu matematika sebagai ilmu

dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa terutama sejak usia

sekolah dasar (Susanto, ).

. Pembelajaran matematika

Susanto ( ) mengatakan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh

(48)

meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan

kemampuan mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

peningkatan penguasa yang baik terhadap materi matematika.

Dalam pembelajaran matematika diharapkan terjadi reinvention

(penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu

cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas. Tujuan

dari strategi penemuan kembali adalah untuk memperoleh pengetahuan

dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual

siswa, merangsang keingintahuan dan memotivasi kemampuan mereka

(Heruman, ). Dengan demikian siswa akan terlatih dalam

mengasah kemampuan untuk bisa lebih mandiri dalam menyelesaikan

suatu masalah yang terkait dengan pembelajaran matematika.

Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun

siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang

maksimal apabila pembelajaraan berjalan secara efektif. Pembelajaran

yang efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh

siswa secara efektif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi

proses dan dari segi hasil.pertama, dari segi proses, pembelajaran

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagaian

besar peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun

sosial dalam proses pembelajaran. Kedua, dari segi hasil, pembelajaran

(49)

dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Susanto,

).

. Tujuan pembelajaran matematika

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika adalah agar

siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga,

dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran

nalar dalam penerapan matematika (Susanto, ).

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah

dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas dalam (Susanto,

), sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaiakan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, digram, atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaaan matematika dalam

(50)

C. Operasi Perkalian

Salah satu pelajaran di MI adalah matematika tentang perkalian.

Operasi perkalian dari suatu bilangan dapat diartikan sebagai penjumlahan

berulang untuk mencari hasil dari a x b sama halnya dengan cara

menunjukkan penjumlahan b + b + b +… sebanyak a kali

Heruman, ( ) mengatakan bahwa pada prinsipnya, perkalian

sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu, kemampuan

prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah

penguasaan penjumlahan. Ada serangkaian cara yang dapat dilakukan

dalam mengajarkan perkalian pada siswa yaitu dengan penanaman konsep,

pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan.

. Penanaman konsep

Media yang diperlukan, yaitu:

Berbagai benda yang dimilki siswa seperti pensil, bulpoin, buku,

penghapus dan sebagainya.

Kegiatan pembelajaran:

Pada awal pembelajaran, guru dapat bercerita tentang permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian.

Untuk membantu kemampuan berfikir siswa diberikan bantuan

benda atau gambar yang sesuai dengan cerita.

Bu Susi mengambil permen dari toples sebanyak tiga kali, setiap

pengambilan terambil dua permen. Berapa jumlah permen yang

(51)

Dari cerita di atas, guru dapat memberikan pertanyaan penggiring

untuk siswa dalam menemukan konsep perkalian, misalnya sebagai

berikut:

- Berapa kali Bu Susi mengambil permen? (jawaban yang

diharapkan: kali)

- Berapa jumlah permen setiap pengambila? (jawaban yang

diharapkan: permen)

- Berapa jumlah permen yang diambil seluruhnya oleh Bu Susi?

(jawaban yang diharapkan: + + = permen) atau kali

yang ditulis dalam perkalian yaiti x =

Guru memberikan penekanan pada siswa bahwa + + jika

ditulis dalam perkalian menjadi x = .

Sebagai tahapan awal siswa sebaiknya mengerjakan

perkalian dengan cara mengubah terlebih dahulu dari perkalian ke

dalam penjumlahan dan sebaliknya. Siswa jangan dulu diberikan

drill sebelum mereka memahami benar konsep perkalian sebagai

(52)

. Pemahaman konsep

Untuk mengetahui apakah siswa telah memahami perkalian,

guru dapat memberikan contoh soal dengan jawaban yang benar

dan salah Apabila siswa mengatakan “salah” pada soal dengan

jawaban salah serta dapat mengoreksi jawaban salah tersebut

berarti siswa telah paham.

Perhatikan perkalian di bawah ini Apabila benar beri tanda √ jika

salah perbaikilah.

a. + = x

b. + + + + = x

c. + + = x

d. + + + = x

e. x = + +

. Pembinaan keterampilan

Pembinaan keterampilan pada awalnya dapat dilakukan

dengan memberikan drill pada siswa tentang perkalian sampai hasil

paling besar . Selanjutnya siswa harus hafal perkalian sampai

.

Pembinaan keterampilan pada awalnya siswa dalam

perkalian dapat dilakukan dengan cara mencongak secara

perorangan. Kegiatan mencongak ini sering dilakukan oleh

guru-guru di masa lalu ketika menjelang pulang sekolah. guru-guru

(53)

yang dapat menjawab dengan benar, dipersilahkan untuk pulang

terlebih dahulu dan siswa yang tidak dapat menjawab atau masih

salah dalam jawabannya tidak diperbolehkan pulang dahulu.

Kegiatan ini memang efektif dalam melatih siswa dalam menghafal

perkalian.

Adapun sifat-sifat pada operasi perkalian bilangan bulat, sebagai

berikut (Mutijah dan Ifada, ) yakni:

. Sifat tertutup, yaitu jika a dan b bilangan bulat, maka a x b juga

bilangan bulat.

Contoh:

x =

. Sifat pertukaran (komutatif)

Meskipun letak kedua bilangan ditukar, hasil perkalian tetap sama.

Maka perkalian mempunyi sifat komutatif atau pertukaran.

Contoh:

x = x

=

Jadi, x = x

. Sifat pertukaran (komutatif)

Menurut sifat pengelompokkan pada perkalian, hasil hasil perkalian

akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja.

Contoh:

(54)

x = x

=

. Bilangan identitas yaitu jika a bilangan bulat maka bersifat a x =

x a. Bilangan merupakan unsur atau elemen identitas dari

perkalian.

Contoh:

x = x

. Sifat penyebaran (distributif)

Sifat ini digunakan untuk menguraikan suatu kalimat matematika.

Contoh:

x ( + ) = ( x ) + ( x )

= +

=

. Sifat ketergandaan yaitu jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dan

a = b maka a x c = b x c.

. Sifat kanselasi yaitu jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dan a x

c = b x c dan c ≠ , maka a = b.

D. Metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

Rusman ( ) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

(55)

heterogen. Anita Lie ( ) mengungkapkan bahwa bentuk

pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan

asal-asalan.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Teams Game

Tournament (TGT). Pembelajaran kooperatif bentuk TGT adalah salah

satu tipe atau bentuk pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan

melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status yang

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

permainan (Hamdani, ). Setelah guru menyajikan materi, siswa

bekerja sama sebagai tim untuk mengerjakan lembar kerja dan belajar

bersama untuk persiapan menghadapi turnamen.

Bekerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga,

organisasi atau masyarakat. Pada pembelajaran kooperatif ini siswa

bekerja sama dengan strategi gotong royong. Mereka saling membantu

dalam mempersiapkan diri untuk tes. Kemudian, masing-masing

mengerjakan tes sendiri-sendiri dan menerima nilai pribadi (Anita Lie,

).

Menurut Slavin, bentuk pembelajaran kooperatif Teams Game

Tournament (TGT) menggunakan permainan akademik. Dalam turnamen

(56)

kemampuan akademik berdasarkan kinerja sebelumnya.

Komponen-komponen dalam Teams Game Tournament (TGT) yang diungkapkan

Slavin meliputi preesentasi kelas, belajar tim dan tunamen berupa

permainan (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita, : ).

. Presentasi Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi secara

garis besar, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau

ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat preesentasi kelas

ini, siswa haru benar-benar memperhatikan dan memahami materi

yang disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih

baik pada saat kerja kelompok dan pada saat permainan.

. Belajar Kelompok

Kelompok biasanya terdiri dari - siswa yang anggotanya

hiterogen dilihat dari preesentai akademik, jenis kelamin dan rasa

atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi

bersama teman kelompoknya agar bekerja dengan baik dan optimal

pada saat permaianan. Pada tahap inilah siswa saling berdiskusi,

tukar menukar ide dan pengalaman untuk memecahkan masalah.

. Permainan

Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk mengetes pengetahuan siswa yang diperoleh dari

preesentasi kelas dan latihan tim. Permainan dimainkan pada

(57)

sama, tiap-tiap siswa mewakili tiap tim yang berbeda. Kebanyakan

permainan yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan yang

diberi nomor dan disajikan pada lembar pertanyaan.

Aturan dalam pertanyaan ini adalah sebagai berikut.

Masing-masing siswa dalam sebuah meja turnamen mengambil

sebuah kartu untuk menentukan pembaca pertama, yaitu siswa

yang mengambil kartu dengan nomor tertinggi. Permainan

berlangsung menurut arah jarum jam dari pembaca pertama. Pada

saat permainan tersebut dimulai, pembaca mengocok kartu dan

mengambil kartu paling atas. Ia kemudian membaca dengan keras

pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu tersebut,

ternmasuk pilihan jawaban apabila pertanyaan tersebut berbentuk

pilihan ganda. Kemudian pembaca menjawab pertanyaan yang Ia

baca dan apabila Ia ragu terhadap jawabannya diperbolehkan

menerka karena apabila jawaban pembaca salah tidak dikenai

hukuman.

Setelah pembaca tersebut memberikan jawaban, siswa di

sebelah kirinya yang disebut penantang pertama memiliki

kesempatan untuk menantang dan menyampaikan jawaban berbeda

atau setuju pada pembaca. Jika Ia menyatakan pas atau tidak

menggunakan kesempatan tersebut atau jika penantang kedua

mempunyai jawaban berbeda dari dua jawaban pertama, penantang

(58)

berhati-hati karena mereka akan kehilangan kartu yang berhasil

dikumpulkan apabila jawaban mereka salah. Apabila setiap orang

telah menjawab atau pas maka pemain di sebelah kanan pembaca

yang diebut penantang kedua mencocokkan dengan lembar

jawaban dan membacakan jawaban tersebut dengan keras. Pemain

yang menjawab dengan benar menyimpan kartu tersebut. Apabila

penantang memberikan jawaban yang salah, Ia harus

mengembalikan kartu yang Ia menangkan sebelumnya ke

tumpukan kartu. Apabila tidak ada jawaban satupun yang benar,

kartu tersebut dikembalikan. Setelah permainan selesai, para

pemain mencatat banyak kartu yang mereka menangkan pada

Lembar Skor Permainan (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita,

: ).

(59)

. Pertandingan (Tournament)

Turnament merupakan struktur bagaimana dilaksanakannya

permainan tersebut. Turnamen ini biasanya dilaksanakan pada

akhir minggu setelah guru menyeleaikan preesentai kelas dan

tim-tim memperoleh kesempatan berlatih dengan LKS. Untuk

turnamen pertama, guru menetapkan tiga siswa yang memiliki

kemampuan akademik peringkat atas dalam kinerja sebelumnya

dalam satu meja yang selanjutnya disebut meja turnamen , artinya

meja turnamen ditempati oleh tiga siswa dengan peringkat

akademik tertinggi berdasarkan kinerja sebelumnya. Selanjutnya

tiga siswa berikutnya yang memiliki kemampuan akademik

peringkat menengah dalam kinerja sebelumnya ditempatkan dalam

satu meja yang selanjutnya disebut meja turnamen dan seterunya.

Mereka bertanding dengan lawan seimbang sehingga

memungkinkan bagi siswa dari seluruh tingkat kerja yang lalu

menyumbang secara maksimal kepada skor timnya apabila mereka

melakukan yang terbaik.

Setelah minggu pertama tersebut, siswa dapat berpindah

bergantung pada kinerja mereka sendiri pada turnamen paling akhir

yang mereka jalani. Pemenang pada tiap meja berpindah ke meja

yang ditempati oleh siswa dengan kemampuan akademik lebih

tinggi, misalnya dari meja turnamen ke meja turnamen . Siswa

(60)

sama. Sedangkan siswa yang mendapat skor paling rendah

berpindah ke meja yang ditempati oleh siswa dengan kemampuan

akademik rendah, misalnya dari meja turnamen ke meja

turnamen . Dengan cara ini, jika ada siswa yang salah tempat

pada awalnya mereka akhirnya akan bergerak ke “atas” atau ke

“bawah” sampai mereka berada pada tingkat yang benar (Robert E.

Slavin terjemahan Nurulita, : ).

Gambar . Penempatan Meja Turnamen Tipe Slavin (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita, : )

. Penghargaan Kelompok (Reward)

Dalam pembelajaran kooperatif, penghargaan diberikan

kepada kelompok bukan kepada individu siswa. Preesentasi

kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggotanya. Ada

tiga tingkat penghargaan diberikan berdasarkan pada skor tim

(61)

Tabel . Kriteria Penghargaan Kelompok Tipe Slavin (Robert E. Slavin terjemahan Nurulita, : )

Metode pembelajaran Teams Game Tournament (TGT)

berupaya menggabungkan tujuan kooperatif dan kompetitif. Dalam

proses pembelajaran dengan Teams Game Tournament (TGT), baik

tujuan kooperatif maupun kompetitif keduanya saling mendukung.

Membangun hubungan yang positif melalui tujuan kooperatif

membantu menjaga kompetisi agar sesuai harapan, siswa dapat

menikmati aktivitas belajarnya baik menang maupun kalah.

Sebaliknya melalui struktur belajar kompetitif, siswa tidak akan

pasif dalam kelompoknya melainkan siswa akan merasa tertantang

dan berusaha mendapatkan nilai sebaik-baiknya (Anita Lie,

: ).

Dengan demikian, metode pembelajaran Teams Game

Tournament (TGT) merupakan bentuk pembelajaran yang meliputi

presentasi di kelas oleh guru, belajar kelompok dimana siswa

dikelompokkan dalam kelompok hiterogen yang terdiri dari

Gambar

Gambar      Diagram Presentase Ketuntasan Nilai Matematika Pra Siklus sampai
Gambar  .  Model Penelitian Tindakan Kelas  (Arikunto,
Gambar  .  Aturan Permainan Tipe Slavin (Robert E. Slavin
Gambar  .  Penempatan Meja Turnamen Tipe Slavin (Robert
+7

Referensi

Dokumen terkait

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang

[r]

After studying and learning this chapter, coginitively students are able to know, recognize, and understand how to translate descriptive texts, affectively they can acknowledge

ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh lembaga kebahasaan. Berdasarkan undang-undang tersebut, media massa berkewajiban untuk

Jika dilihat dari data masukan dan struktur algoritma setiap metode, CNN LeNet 5 memiliki arsitektur yang cukup baik karna dapat menangkap setiap piksel masukan

Virtual lab dengan mata kuliah Logika dan Algoritma ini terdiri dari tiga kali pertemuan, di dalamnya terdapat modul yang berisi materi seperti teori dasar graf, pewarnaan graf

Merupakan isi perintah-perintah menu, terdiri dari 11 menu. Untuk mengoperasikan menu-menu tersebut, klik menu yang dituju atau dengan cara lain yaitu menggunakan

Gambar 1. Populasi cacing tanah pada beberapa perlakuan sistem olah tanah dalam tiga periode waktu. Populasi cacing tanah tertinggi terdapat pada TQT. Sedangkan