• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENYEDIA BARANG/ JASA TERHADAP SISTEM DAN PELAKSANAAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DI PROPINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENYEDIA BARANG/ JASA TERHADAP SISTEM DAN PELAKSANAAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DI PROPINSI LAMPUNG"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENYEDIA BARANG/ JASA TERHADAP SISTEM DAN PELAKSANAAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM

DI PROPINSI LAMPUNG

Oleh

GERRY BAGUS KARANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENYEDIA BARANG/ JASA TERHADAP SISTEM DAN PELAKSANAAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM

DI PROPINSI LAMPUNG Oleh

GERRY BAGUS KARANG

E-Procurement merupakan terobosan dalam pelayanan publik untuk mewujudkan

transparansi, efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini menganalisis tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Objek penelitian ini adalah pengadaan barang dan jasa secara elektronik pada Dinas Pekerjaan Umum di Propinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui pengisian kuesioner dari beberapa perusahaan konsultan dan kontraktor di Propinsi Lampung. Hasil penelitian dari 10 responden konsultan dan 10 responden kontraktor yang ada di Propinsi Lampung menilai bahwa faktor yang dinilai paling penting dan paling mempengaruhi adalah variablel website. Seluruh responden juga menilai bahwa secara keseluruhan pelaksanaaan e-Procurement APBN dinilai lebih memuaskan dibanding e-Procurement APBD di Propinsi Lampung. Baik konsultan maupun kontraktor juga menilai kelancaran akses dan upload masih sulit dilakukan saat jam sibuk. Dalam hal evaluasi dokumen kualifikasi, penjelasan dokumen lelang

(aanwijzing), pembukaan dan pembuktian dokumen penawaran pada

e-Procurement APBD dinilai masih kurang memuaskan dibandingkan dengan

e-Procurement APBN.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengadaan Barang/ Jasa ... 7

B. Pengadaan Barang/ Jasa secara Konvensional ... 10

C. Metoda Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa ... 15

D. Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi ... 16

E. Electronic Procurement (e-Procurement) ... 17

(7)

iii

G. Keamanan Situs ... 20

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22

B. Perencanaan Survei ... 26

C. Pelaksanaan Survei ... 27

D. Metode Pengolahan Data ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner ... 37

B. Analisis Kuantitatif ... 39

C. Analisis Kualitatif ... 77

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengadaan barang/ jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan

salah satu proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang

berskala besar. Pengadaan barang/ jasa yang dilakukan bersifat umum dari

pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi

hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultan. Selama ini pengadaan barang/

jasa dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait

seperti penyedia barang/ jasa dan pengguna barang/ jasa, proses yang

dilakukan secara fisik ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan yang didapat yaitu para pengguna dan penyedia barang/ jasa

bertemu secara langsung dan melakukan tahap-tahap pengadaan barang/ jasa

secara bersama-sama. Tetapi kelemahan dari tahap-tahap pelaksanaan

pengadaan barang/ jasa konvensional ini dinilai banyak merugikan seperti

mudah terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), selain itu dalam

pengadaan barang/ jasa secara konvensional membutuhkan waktu yang

sangat lama jika ada banyak penyedia barang/ jasa yang mengikuti

(9)

2

Di era reformasi ini, kebutuhan masyarakat akan desentralisasi serta

transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting. Perkembangan

teknologi informasi menghasilkan titik cerah bagi masyarakat dalam

memperoleh informasi, selain itu juga membantu pemerintah dalam

memperoleh masukan dari masyarakat. Penggunaan teknologi informasi

dalam pengadaan barang/ jasa ini membangun suatu sistem antara masyarakat

dengan pemerintahan yang dikenal dengan sebutan e-procurement(Electronic

Procurement). E-procurement adalah suatu bentuk sistem baru dalam

pengadaan barang/ jasa yang mampu membantu pemerintah dalam hal

transparansi informasi serta layanan masyarakat berbasis online web.

Pada Pelaksanaannya e-Procurement dilaksanakan dengan meminimalkan

pertemuan antara panitia dengan pihak penyedia jasa dengan tujuan agar

terjadi persaingan sehat. Hal ini dapat dilihat pada keseluruhan proses

pelelangan yang dilakukan secara elektronik yang dimulai dari pengumuman

pelelangan, download dokumen pemilihan dan kualifikasi, penjelasan

dokumen lelang (aanwijzing), upload dokumen penawaran (dokumen

penawaran harga, administrasi dan teknis) serta dokumen kualifikasi, evaluasi

penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi, upload

berita acara hasil pelelangan, penetapan pemenang, pengumuman pemenang,

masa sanggah hasil lelang, surat penunjukan Penyedia Barang/jasa dan

penandatanganan kontrak.

Pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung baru beberapa tahun

(10)

jasa secara elektronik di Propinsi Lampung terdapat beberapa keluhan

terhadap pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung, untuk itu penulis

mengangkat judul penelitian ”Analisis Tingkat Kepuasan Penyedia Barang/

Jasa terhadap Sistem dan Pelaksanaan secara Elektronik (e-Procurement)

pada Dinas Pekerjaan Umum di Propinsi Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kurang puasnya penyedia

barang/ jasa terhadap pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara elektronik

(e-Procurement) di Propinsi Lampung,serta masih ada beberapa kekurangan

dalam pelaksanaan karena perpindahan pelaksanaan pengadaan barang/ jasa

secara manual ke pelaksanaan pegadaan secara elektronik di Propinsi

Lampung masih tergolong baru.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk lebih memudahkan dan memfokuskan

masalah pada penelitian serta menghindari adanya penyimpangan

pembahasan. Penelitian ini dibatasi oleh:

1. Sistem e-Procurement terbagi menjadi 2, Semi e-Procurement dan Full

e-Procurement, penelitian ini hanya difokuskan pada sistem Full

e-Procurement.

2. Pelaksanaan e-Procurement yang akan diteliti adalah e-Procurement

(11)

4

3. e-Procurement untuk APBD berdasarkan pada website

http://lpse.lampungprov.go.id dan APBN pada website http://pu.go.id.

4. Penyedia barang/ jasa sebagai responden yang akan mengisi kuisioner

merupakan perusahaan jasa konsultan dan kontraktor, pernah mengikuti

pelaksanaan e-Procurement sebelumnya dan perusahaan tidak dibatasi

gred perusahaan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Membandingan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan e-Procurement

pada APBD & APBN Propinsi Lampung.

2. Mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan

e-Procurement baik pada APBD maupun APBN Propinsi Lampung dan

menemukan solusinya.

3. Mengetahui tingkat kepuasan penyedia barang/ jasa pada pelaksanaan

e-Procurement di Propinsi Lampung.

4. Mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi dalam pelaksanaan

e-Procurement di Propinsi Lampung.

E. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi dan tingkat

kepuasan penyedia barang/ jasa pada pelaksanaan e-Procurement di

(12)

2. Menemukan solusi dari permasalahan yang belum terpecahkan pada

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa secara elektronik (e-Procurement)

pada Dinas Pekerjaan Umum di Propinsi Lampung.

3. Mengembangkan suatu usulan mengenai perbaikan dan peningkatan

pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung

4. Menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

5. Sebagai salah satu syarat kelulusan menempuh pendidikan di Fakultas

Teknik Universitas Lampung.

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menggambarkan penjelasan tentang latar

belakang yang berisi pokok pikiran mengapa memilih

permasalahan dalam penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan

perumusan masalah yang akan diangkat berdasarkan uraian latar

belakang. Berikut akan dikemukakan pula tentang tujuan

penelitian, ruang lingkup penelitian, batasan masalah, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan tentang landasan teori yang akan berisi

konsep-konsep penelitian yang digunakan untuk menunjang

(13)

6

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisi penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam

penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan mencakup

hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan

pembahasan data berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan teori

yang ada.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Berisi simpulan yang dapat diambil dari skripsi ini dan saran

mengenai topik dari skripsi ini. Pada akhir penulisan ini

dilampirkan daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan kajian

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengadaan Barang/ Jasa (Perpres 70; 2012)

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan:

1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

Pengadaan Barang/ Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/ Jasa

oleh Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi

yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai

diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/ Jasa.

2. Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi, yang

selanjutnya disebut K/ L/ D/ I adalah instansi/ institusi yang

menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan

atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3. Pengguna Barang/ Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan

penggunaan Barang dan atau Jasa milik Negara/ Daerah di

masing-masing K/ L/ D/ I.

4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang

selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas

(15)

8

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007

tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.

4a. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat

pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/

Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada

Institusi Pengguna APBN/ APBD.

6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat

yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh

Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa.

8. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit

organisasi Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi yang

berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/ Jasa yang bersifat permanen,

dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

9. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan

Pengadaan Langsung.

10. Panitia/ Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang

ditetapkan oleh PA/ KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil

pekerjaan.

11. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi

(16)

pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

12. Penyedia Barang/ Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang

menyediakan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Konsultansi/ Jasa

Lainnya.

13. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah

dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan

Barang/ Jasa.

14. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,

bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,

dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.

15. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

16. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan

keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan

adanya olah piker (brainware).

17. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang

mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola

yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan atau segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain Jasa

(17)

10

B. Pengadaan Barang/ Jasa secara Konvensional (Perpres 70; 2012)

Pasal 57

(1) Pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya

dengan metode Pelelangan Umum meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan

Konstruksi/ Jasa Lainnya atau Pelelangan Terbatas untuk pemilihan

Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan prakualifikasi, metode

dua sampul yang meliputi kegiatan:

1) pengumuman dan/atau undangan prakualifikasi;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;

3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;

4) pembuktian kualifikasi;

5) penetapan hasil kualifikasi;

6) pengumuman hasil kualifikasi;

7) sanggahan kualifikasi;

8) undangan;

9) pengambilan Dokumen Pemilihan;

10) pemberian penjelasan;

11) pemasukan Dokumen Penawaran;

12) pembukaan Dokumen Penawaran sampul I;

13) evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;

14) pemberitahuan dan pengumuman peserta yang lulus evaluasi

(18)

15) pembukaan Dokumen Penawaran sampul II;

16) evaluasi Dokumen Penawaran sampul II;

17) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

18) penetapan pemenang;

19) pengumuman pemenang;

20) sanggahan; dan

21) sanggahan banding (apabila diperlukan).

b. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan

Konstruksi/ Jasa Lainnya atau Pelelangan Terbatas untuk pemilihan

Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi dengan prakualifikasi,

metode dua tahap yang meliputi kegiatan:

1) pengumuman prakualifikasi dan atau undangan prakualifikasi;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;

3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;

4) pembuktian kualifikasi;

5) penetapan hasil kualifikasi;

6) pengumuman hasil kualifikasi;

7) sanggahan kualifikasi;

8) undangan;

9) pengambilan Dokumen Pemilihan;

10) pemberian penjelasan;

11) pemasukan Dokumen Penawaran tahap I;

12) pembukaan Dokumen Penawaran tahap I;

(19)

12

14) melakukan penyetaraan teknis apabila diperlukan, kecuali untuk

metode evaluasi sistem nilai;

15) penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap I;

16) pemberitahuan dan pengumuman peserta yang lulus evaluasi

tahap I;

17) pemasukan Dokumen Penawaran tahap II;

18) pembukaan Dokumen Penawaran tahap II;

19) evaluasi Dokumen Penawaran tahap II;

20) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

21) penetapan pemenang;

22) pengumuman pemenang;

23) sanggahan; dan

24) sanggahan banding (apabila diperlukan).

c. Pelelangan Umum atau Pelelangan Terbatas untuk pemilihan

Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan prakualifikasi, metode

satu sampul yang meliputi kegiatan:

1) pengumuman dan/atau undangan prakualifikasi;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;

3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;

4) pembuktian kualifikasi;

5) penetapan hasil kualifikasi;

6) pengumuman hasil kualifikasi;

7) sanggahan kualifikasi;

(20)

9) pengambilan Dokumen Pemilihan;

10) pemberian penjelasan;

11) pemasukan Dokumen Penawaran;

12) pembukaan Dokumen Penawaran;

13) evaluasi Dokumen Penawaran;

14) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

15) penetapan pemenang;

16) pengumuman pemenang;

17) sanggahan; dan

18) sanggahan banding (apabila diperlukan).

d. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan

Konstruksi/ Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi, metode satu

sampul yang meliputi kegiatan:

1) pengumuman;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan;

3) pemberian penjelasan;

4) pemasukan Dokumen Penawaran;

5) pembukaan Dokumen Penawaran;

6) evaluasi penawaran;

7) evaluasi kualifikasi;

8) pembuktian kualifikasi;

9) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

10) penetapan pemenang;

(21)

14

12) sanggahan; dan

13) Sanggahan Banding (apabila diperlukan).

e. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi, metode dua sampul

yang meliputi kegiatan:

1) pengumuman;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan;

3) pemberian penjelasan;

4) pemasukan Dokumen Penawaran;

5) pembukaan Dokumen Penawaran sampul I;

6) evaluasi Dokumen Penawaran sampul I;

7) pemberitahuan dan pengumuman peserta yang lulus evaluasi

sampul I;

8) pembukaan Dokumen Penawaran sampul II;

9) evaluasi Dokumen Penawaran sampul II;

10) pembuktian kualifikasi;

11) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

12) penetapan pemenang;

13) pengumuman pemenang;

14) sanggahan; dan

(22)

C. Metode Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa (Perpres 70; 2012)

Pasal 1

23. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan

Konstruksi/ Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh

semua Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang

memenuhi syarat.

24. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/

Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu

melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

25. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/ Jasa

Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah).

26. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan

Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

27. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk

pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang

memenuhi syarat.

28. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah).

29. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang

memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang

(23)

16

30. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang

memperlombakan barang/ benda tertentu yang tidak mempunyai harga

pasar dan yang harga/ biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga

Satuan.

31. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/ Jasa

dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/ Jasa.

32. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/ Jasa langsung kepada

Penyedia Barang/ Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/ Penunjukan

Langsung.

D. Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi (Perpres 70; 2012)

Pasal 42

(1) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui

Metode Seleksi Umum.

(2) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi melalui Metode Seleksi Umum

diumumkan sekurang-kurangnya di website Kementerian/ Lembaga/

Pemerintah Daerah/ Institusi, papan pengumuman resmi untuk

masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga

masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta memenuhi

kualifikasi dapat mengikutinya.

(3) Daftar pendek dalam Seleksi Umum berjumlah 5 (lima) sampai 7 (tujuh)

(24)

Pasal 43

(1) Seleksi Sederhana dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi

dalam hal Seleksi Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi.

(2) Seleksi Sederhana dapat dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi

yang:

a. bersifat sederhana; dan

b. bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

(3) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi melalui Metode Seleksi Sederhana

diumumkan paling kurang di website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah

Daerah/ Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal

Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia

usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

(4) Daftar pendek dalam Seleksi Sederhana berjumlah 3 (tiga) sampai 5

(lima) Penyedia Jasa Konsultansi.

E. Electronic Procurement / e-Procurement (Sasongko; 2006)

Pengadaan barang/jasa secara elektronik atau e-Procurement adalah

pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan

teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Kemajuan teknologi informasi lebih

mempermudah dan mempercepat proses pengadaan barang/jasa, karena

penyedia jasa tidak perlu lagi datang ke Kantor Pokja ULP untuk melihat,

mendaftar dan mengikuti proses pelelangan tetapi cukup melakukannya

(25)

18

Penerapan e-Procurement bertujuan untuk:

1. Meningkatkan transparansi/keterbukaan dalam proses pengadaan

barang/jasa pemerintah.

2. Meningkatkan persaingan yang sehat dalam rangka penyediaan pelayanan

publik dan penyelenggaraan pemerintahan.

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan proses

pengadaan barang/jasa pemerintah.

Prinsip pemilihan penyedia jasa secara elektronik sebagaimana diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yaitu:

1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan

sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah

ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang

maksimum.

2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan

sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya.

3. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan

barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia

barang/jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4. Terbuka, berarti pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua penyedia

barang/jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan

(26)

5. Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus dilakukan melalui

persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barang/jasa

yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh

barang/jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi

yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan

barang/jasa.

6. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi

semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi

keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional.

7. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait

dengan pengadaan barang/jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

F. World Wide Web (Wahyono; 2006)

World Wide Web merupakan salah satu informasi yang sangat populer di

internet. World Wide Web tersebut terdiri dari puluhan ribu

dokumen-dokumen informasi yang berada pada komputer server (web server).

Komputer-komputer ini tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia, dan

terhubung menjadi satu melalui jaringan yang disebut jaringan internet.

Dokumen-dokumen ini dibuat dengan format HTML (Hypertext Markup

Lenguage) dan disimpan dalam sebuah komputer server berbentuk sebuah file

yang disebut dengan web page. Suatu halaman informasi dapat terdiri dari

(27)

20

yang lain. Keterkaitan halaman melalui teks ini disebut dengan hyepertext.

Dokumen informasi ini dapat juga berupa gamabar, suara, bahkan klip video.

Keterkaitan antar dokumen yang tidak hanya terdiri dari teks saja disebut

hypermedia.

G. Keamanan Situs (Purbo; 2006)

Pada saat institusi mengambil keputusan untuk berada (presense) di Internet

maka reputasi akan juga ditentukan oleh image di Internet. Tentunya

konsep-konsep public relation (PR) yang dikenal lama di dunia old-economy juga

berlaku di dunia cyber. Bedanya di dunia cyber, infrastruktur mampu untuk

berinteraksi dua arah menjadikan segalanya menjadi lebih menarik. Tentunya

kemampuan infrastruktur interaksi dua arah hanya berguna jika kita mau

berinteraksi dengan masyarakat banyak di internet, kecepatan, dan

kemampuan kita untuk merespons mayarakat yang akhirnya menjadi bagian

penting dalam berbagai aspek sosial dalam hubungan antar manusia. Aspek

yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan pertahanan situs kita terhadap

serangan cracker yang ingin mengacaukan situs. Bayangkan kalau informasi

situs ternyata diubah oleh para hacker/ cracker betapa malunya yang

mempunyai situs, yang lebih memalukan lagi adalah owner dari situs karena

kesannya menjadi sangat buruk. Bayangkan kalau situs tersebut adalah situs

toko atau bank tentunya akan sangat sulit bagi kita meraih kepercayaan publik

sehingga akan merembet ke berbagai seperti tidak akan ada transaksi dagang.

Bagaimana kita bisa percaya bahwa transaksi yang dilakukan apakah tidak

(28)

kredit tidak akan dicuri? Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan

cara memohon pertolongan kepada rekan-rekan yang ahli dalam bidang

keamanan jaringan Internet untuk membantu mengamankan situs yang kita

miliki. Ada beberapa servis di Internet yang bisa memberikan servis untuk

men-check maupun mengamankan situs yang kita miliki. Contohnya adalah

secure-me.net adalah servis di Internet yang dapat mengamankan atau

minimal apakah setting Internet yang kita gunakan cukup baik & tidak bolong

(29)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penyedia barang/

jasa terhadap pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung. Jenis data

pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif dan proses

penelitiannya mengambil kesimpulan dari khusus ke umum (induktif).

Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan antara lain :

1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang dan uraian permasalahan yang perlu diteliti

dan dijawab terkait dengan topik penelitian, serta menjelaskan tujuan yang

ingin dicapai melalui penelitian.

2. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian

Berisi tentang permasalahan mengenai hal-hal apa saja yang membuat

penyedia barang/ jasa kurang puas, sedangkan tujuan dari penelitian ini

adalah mengembangkan suatu usulan mengenai perbaikan dan peningkatan

pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung.

3. Studi pustaka

Hal ini dilakukan untuk mempelajari dan memahami tentang kepuasan

penyedia barang/ jasa, permasalahan dan kondisi yang dihadapi dalam

(30)

4. Identifikasi masalah dan kondisi pelaksanaan e-Procurement

Hal ini membahas mengenai permasalahan dan kondisi yang terjadi pada

pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung.

5. Pengumpulan Data

Dirancang suatu kuisioner untuk mendapatkan informasi kepuasan

penyedia barang/ jasa terhadap kualitas pelaksanaan e-Procurement di

Propinsi Lampung.

Teknik pengumpulan data, terbagi menjadi :

a. Penelitian kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur dan

tulisan-tulisan yang mempunyai kaitan erat dengan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini.

b. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan yang dilakukan adalah survey berupa wawancara

langsung dan pengisian kuisioner. Instrumen utama yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berupa pertanyaan tertutup yang akan

dibagikan kepada responden. Kemudian data diperoleh melalui

kuisioner dengan memberikan pertanyaan tentang penilaian penyedia

barang/ jasa terhadap kualitas pelaksanaan e-Procurement di Propinsi

Lampung. Responden dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa

konstruksi dan konsultan yang mengikuti pelaksanaan e-Procurement

Propinsi Lampung.

6. Analisis Data dan Pembahasan

(31)

24

a. Data Primer : dengan menyebarkan kuisioner kepada responden yaitu

perusahaan jasa konstruksi dan konsultan yang mengikuti pelaksanaan

e-Procurement Propinsi Lampung.

b. Data Sekunder : diperoleh dari kepustakaan, pengamatan dan hasil

kegiatan pelaksanaan e-Procurement Propinsi Lampung yang ada

kaitannya dengan penelitian ini.

Setelah kuisioner terkumpul dilakukan analisis data secara deskriptif.

Analisis dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan

penyedia barang/ jasa terhadap kualitas pelaksanaan e-Procurement di

Propinsi Lampung. Setelah dikelompokkan dibuat usulan agar panita

pelaksana e-Procurement di Propinsi Lampung dapat meningkatkan atau

mempertahankan kualitas pelaksanaan.

7. Simpulan dan saran

Berisi hasil dari keseluruhan proses penelitian dan keterbatasan penelitian

(32)

Tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai

Studi Pustaka

Identifikasi Masalah dan Kondisi pelaksanaan e-Procurement

Penyusunan Kuisioner

Penyebaran Kuisioner untuk Pengumpulan Data

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

(33)

26

B. Perencanaan Survei

Sebelum dilakukan survei, terlebih dahulu ditentukan tujuan dari survei

tersebut, dan siapa saja responden yang akan ditanya pendapatnya, dan berapa

jumlah responden tersebut.

1. Tujuan Survei

Survei ini dibuat untuk mendapatkan opini dari para responden mengenai

kualitas pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung.

2. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa konstruksi dan

konsultan yang mengikuti pelaksanaan e-Procurement Propinsi Lampung.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika

tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang

akan diteliti. Pada peneiltian ini digunakan prability sampling. Adapun

yang dimaksud dengan random sampling atau probability sampling, setiap

elemen populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan

sampel.

4. Perencanaan Kuisioner

Format kuisioner yang disebar hampir sama untuk semua pihak, yaitu data

identitas responden, pertanyaan seputar hal-hal yang membuat penyedia

barang/ jasa puas atau tidak terhadap pelaksanaan e-Procurement di

Propinsi Lampung. Semua pertanyaan dalam kuisioner adalah pertanyaan

tertutup yang artinya responden menjawab dengan cara memilih dari

(34)

pertanyaan tersebut responden hanya diminta untuk memberikan jawaban

sesuai dengan petunjuknya, selain itu responden juga diberi kesempatan

untuk memberikan jawaban lainnya jika dianggap ada faktor-faktor pentng

yang belum termasuk dalam daftar kepuasan penyedia barang/ jasa

terhadap pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung.

Bagian pertama kuisioner berisi data identitas responden dan identitas

perusahaan. Bagian kedua kuisioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan serta harapan

responden terhadap pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung.

Tujuan dari bagian ini adalah mengidentifikasi kepuasan penyedia barang/

jasa terhadap pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung.

C. Pelaksanaan Survei

Survei dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara jelas permasalahan dan

kondisi yang dihadapi penyedia barang/ jasa mengenai pelaksanaan

e-Procurement. Sedangkan survei dengan penyebaran kuisioner dilakukan

untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan penyedia barang/jasa terhadap

pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung. Dari kuisioner tersebut

diharapkan dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang membuat penyedia

barang/ jasa sangat puas, cukup puas dan tidak puas terhadap pelaksanaan

(35)

28

Untuk tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kepuasan

(performance) pelaksanaan terdapat beberapa faktor/ indicator yang dinilai,

yaitu sebagai berikut:

1. Panitia Lelang

a. Panitia memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti.

b. Kemampuan panitia menjawab pertanyaan peserta.

c. Tingkat pemahaman panitia terhadap Perpres No. 54/2010 dan

perubahan terakhir Perpres No. 70/2012

d. Berubahnya susunan kepanitiaan setiap tahunnya.

2. Fasilitas

a. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan.

b. Kelengkapan dan kesiapan alat-alat (perangkat komputer, proyektor,

dll).

c. Ketersediaan program atau software yang digunakan dalam

pelaksanaan e-Procurement.

d. Koneksi internet dalam kaitan pelaksanaan e-Procurement.

e. Teknologi menghadapi virus dan hacker.

f. Teknologi dalam menghadapi gangguan cuaca (hujan dan petir)

terhadap peralatan elektronik.

3. Website

a. Ketersediaan informasi di website.

b. Kemudahan akses website (sering terjadi downtime server atau

(36)

c. Kemudahan sistem input data, download dokumen dan upload

dokumen.

d. Kapasitas bandwith untuk kelancaran proses pengisian data berupa

upload dan download dokumen.

e. Perlindungan terhadap gangguan keamanan dokumen peserta lelang

dan sistem website (virus dan hacker).

f. Perlindungan dokumen yang tidak boleh dibuka atau dibaca

sebelum waktunya.

4. Dampak pelaksanaan e-Procurement

a. Transparansi lelang.

b. Efisiensi biaya dan waktu.

c. Efektivitas e-Procurement.

d. Akuntabilitas e-Procurement

D. Metode Pengolahan Data

Setelah melaksanakan survei dan mendapatkan data-data yang diperoleh dari

kuisioner selanjutnya silakukan proses pengolahan data. Pengolahan data

bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Salah satu

metode pengolahan data yang dapat digunakan adalah metode static product

moment Pearson. Adapun tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data

adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penyekoran terhadap data yang sudah masuk. Untuk mengukur

(37)

30

dirasakan oleh penyedia barang/ jasa terhadap pelaksanaan e-Procurement,

maka dalam penilitian ini digunakan skala likert dengan skor 1-5.  Tingkat Kepentingan (importance)

Nilai 1 : sangat tidak penting

Nilai 2 : tidak penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

 Tingkat Kenyataan (performance)

Nilai 1 : sangat tidak puas

Nilai 2 : tidak puas

Nilai 3 : cukup puas

Nilai 4 : puas

Nilai 5 : sangat puas

2. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode static product moment

Pearson, dihitung nilai korelasi tiap-tiap butir pertanyaan terhadap skor

total.

3. Setiap variabel dicari persentase distribusinya, mean dan standar

deviasinya.

4. Melakukan pengujian kesahihan (validitas) butir terhadap

pertanyaan-pertanyaan di dalam kuisioner.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes dapat

(38)

maka semakin tepat pula alat pengukur tersebut mengenai sasarannya

begitu juga sebaliknya.

Uji validitas yang dipakai pada penelitian ini adalah korelasi product

moment dengan dasar pengambilan keputusannnya, jika r positif, serta r ≥

0,3 maka butir pertanyaan tersebut valid namun jika r tidak positif serta r ≤

0,3 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

Rumus korelasi Product Moment

r = Koefisien korelasi product momento (validitas)

X = Skor jawaban responden untuk keseluruhan instrumen

Y = Total skor jawaban

N = Jumlah responden

5. Menguji Keandalan (reabilitas) kuisioner

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat

pengukur dapat dipercaya. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif

konsisten maka alat pengukur tersebut reliable.

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus

reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu :

(39)

32

Dimana :

k = Banyak butir pertanyaan

Sj = Varians butir pertanyaan

Sx = Varians skor total

Dasar pengambilan keputusan

- Jika r1 positif serta r ≥ 0,70 maka variabel tersebut reliabel

- Jika r1 negatif serta r ≤ 0,70 maka variabel tersebut tidak reliabel

6. Setelah didapat butir yang sahih dan andal dilakukan analisis korelasi

product moment untuk melihat hubungan antara pervariabel pertanyaan

dengan teknik korelasi product momentpearson.

7. Alat analisis

a. Analisis Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel yang

mewakili tingkat kinerja (performance) pelaksanaan e-Procurement di

Propinsi Lampung dan harapan penyedia barang/ jasa (importance).

Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan kuisioner. Analisis

data serta pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik statistik, baik statistik deskriptif maupun statistik

analitik. Penelitiann ini juga menggunakan dua variabel, yakni variabel

yang mewakili tingkat kinerja pelaksanaan e-Procurement

(performance) dan yang mewakili tingkat penilaian penyedia barang/

(40)

Setelah melakukan penyekoran, kemudian dicari skor rata-rata tingkat

kepentingan dari setiap dimensi faktor yang mempengaruhi kepuasan

penyedia barang/ jasa. Y = peringkat kepentingan rata-rata

Xi

 = nilai total penilaian elemen kinerja

Yi

 = nilai total penilaian elemen kepentingan

n = jumlah responden

Tingkat kesesuaian perbandingan antara skor penilaian kinerja

pelaksanaan e-Procurement di Propinsi Lampung dengan skor

penilaian kepentingan penyedia barang/ jasa :

%

Tki = tingkat kesesuaian

xki = skor penilaian kinerja (performance)

yki = skor penilaian kepentingan penyedia barang/ jasa (importance)

(J. supranto,2001 :241)

Analisis dengan menggunakan importance dan performance matrix

(41)

34

kiri atas, kuadran kedua terletak disebelah kanan atas, kuadran ketiga

disebelah kiri bawah, dan kuadran keempat disebelah kanan bawah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.

(J. supranto,2001 :242)

Gambar 3.2 Diagram Kepentingan-Kinerja

Keterangan :

1) Kuadran I : Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap

mempengaruhi kepuasan penyedia barang/ jasa, termasuk

unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum

melaksanakannya sesuai keinginan penyedia barang/ jasa. Sehingga

mengecewakan/tidak puas.

2) Kuadran II : menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil

dilaksanakan developer, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap

sangat penting dan sangat memuaskan.

3) Kuadran III : menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting

(42)

developer biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang

memuaskan.

4) Kuadran IV : menunjukkan faktor yang mempengaruhi penyedia

barang/ jasa kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya

berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

b. Analisis Kualitatif

Menganalisis data dengan menguraikan hasil daftar pertanyaan yang

diperoleh dari para responden dan teori-teori yang berkaitan dengan

kepuasan penyedia barang/ jasa dan pelayanan penyedia barang/ jasa.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS

(43)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil survei dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan tingkat kepuasan (performance) perusahaan penyedia

barang/ jasa konstruksi dan konsultansi terhadap pelaksanaan

e-Procurement APBN di Propinsi Lampung dinilai lebih baik dari

pelaksanaan e-Procurement APBD, dalam semua variabel. Namun, baik

pelaksanaan e-Procurement APBN maupun APBD, masih ada beberapa

variabel yang dinilai penting namun pelaksanaannya belum memuaskan

(kuadran I).

2. Baik perusahaan konsultan maupun konstruksi menilai faktor atau variabel

yang paling penting dan mempengaruhi dalam e-Procurement APBD dan

APBN adalah website. Variabel tersebut dinilai paling mempengaruhi

dibanding keempat variabel lainnya. Hal ini dapat dilihat dari tingkat

kepentingan (importance) variabel tersebut mendapat skor tertinggi baik

(44)

3. Pada pelaksanaan e-Procurement APBD (Konsultan) terdapat empat belas

variabel yang harus mendapat perhatian khusus (kuadran I), empat belas

variabel pada APBD (Kontraktor), delapan variabel pada APBN

(Konsultan) dan delapan variabel pada APBN (Kontraktor). Dari

keseluruhan variabel pada kuadran I, terdapat dua variabel pada

e-Procurement APBD dan APBN (konsultan & kontraktor) yang sama-sama

berada dalam kuadran I, dan keduanya merupakan variabel website (faktor

yang paling mempengaruhi) dan harus mendapatkan perhatian khusus.

Ketiga variabel tersebut adalah:

a. Kelancaran akses website saat peak time/ jam sibuk menjelang akhir

batas waktu upload dokumen. (C11)

b. Kelancaran upload dokumen saat peak time/ jam sibuk menjelang

akhir batas waktu upload dokumen. (C12)

4. Pada pelaksanaan e-Procurement APBD terdapat software Aplikasi

Pengamanan Dokumen (APENDO) sedangkan pada e-Procurement APBN

tidak ada. APENDO memungkinkan semua file diengkripsi menjadi satu

sehingga terlindung dari virus maupun hacker. Namun sebagai

konsekuensinya, file berukuran besar yang sudah terengkripsi sulit untuk

di-upload karena harus langsung secara keseluruhan dan apabila terjadi

kegagalan maka proses upload harus mengulang dari awal. Pada

e-Procurement APBN proses upload dapat dilakukan satu persatu (dipecah)

(45)

85

5. Terdapat perbedaan yang mencolok antara e-Procurement APBD dan

APBN dalam hal evaluasi dokumen kualifikasi, penjelasan dokumen

lelang (aanwijzing), pembukaan dan pembuktian dokumen penawaran,

dimana pada e-Procurement APBN hal-hal tersebut berada pada kuadran

II yang artinya sudah memuaskan sedangkan pada e-Procurement APBD

berada pada kuadran I, dimana hal-hal tersebut dinilai penting namun

pelaksanaannya kurang memuaskan. Hal tersebut berpengaruh terhadap

(46)

B. Saran

Adapun saran yang berkaitan dengan penelitian, penulis akan mencoba

mengemukakan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk

meningkatkan mutu pelaksanaan e-Procurement APBD maupun APBN di

Propinsi Lampung, yaitu :

1. Semua variabel yang berada pada kuadran I hendaknya lebih

diperhatikan dan ditingkatkan lagi untuk mencapai tujuan pelelangan

secara elektronik yang lebih baik karena pada kuadran ini variabel

dinilai penting namun pelaksanaannya kurang memuaskan terutama

dalam hal evaluasi dokumen kualifikasi, penjelasan dokumen lelang

(aanwijzing), pembukaan dan pembuktian dokumen penawaran pada

e-Procurement APBD.

2. Baik pada e-Procurement APBD maupun APBN, penyedia barang/

jasa konsultansi dan konstruksi menilai bahwa website sulit untuk

diakses dan melakukan proses upload dokumen pada saat peak time

atau akhir batas waktu pemasukan dokumen. Hal ini dapat diatasi

dengan melakukan sosialisasi oleh panitia kepada peserta agar

melakukan proses upload tidak di akhir batas tenggang waktu.

3. Software pengamanan dokumen APENDO yang dikembangkan oleh

LEMSANEG (Lembaga Sandi Negara) diharapkan dapat diperbaiki

sehingga memungkinkan file yang berukuran besar dapat dipecah

(47)

87

memudahkan proses upload dokumen nantinya. APENDO hendaknya

juga diterapkan pada e-Procurement APBN untuk melindungi

dokumen peserta.

4. Kesulitan proses upload dokumen yang dikarenakan ukuran file yang

sangat besar, dapat diatasi dengan menggunakan surat pernyataan

bahwa dokumen peserta merupakan dokumen asli dan dapat

dipertanggung jawabkan, sehingga tidak perlu semua dokumen di

upload yang mengakibatkan sulitnya upload dokumen dikarenakan

banyaknya dan besarnya ukuran file dokumen tersebut.

5. Untuk e-Procurement APBD dalam hal evaluasi dokumen kualifikasi,

penjelasan dokumen lelang (aanwijzing), pembukaan dan pembuktian

dokumen penawaran hendaknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan

yang berlaku sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan

e-Procurement tersebut.

6. Demi menjaga kepuasan penyedia barang/ jasa dan meningkatkan

kinerja e-Procurement APBD dan APBN, hendaknya dilakukan

kembali survei secara berkala dan terus menerus. Hal ini

dimungkinkan demi mencapai tujuan e-Procurement yang lebih baik

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Neef, Dale. 2001. E-Procurement from Strategy to Implementation. Financial Times Press. Upper Saddle River, New Jersey.

Perpres 70. 2012. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta.

Purbo, Onno W. 2006. Check Keamanan Situs Anda. Karya Media. Jakarta.

Sasongko, Widyo Aji. 2005. Rancang Aplikasi Elektronik Lelang. UII. Yogyakarta.

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Supranto, J. 1998. Teknik Sampling Untuk Survei dan Eksperimen. Rineka Cipta. Jakarta.

Wahyono, Teguh. 2006. Etika Komputer dan Tangung Jawab Profesional di

Bidang Teknologi Informasi. Andi. Yogyakarta.

_______. 2006. Prototipe E-Proc Lengkap. 1 Mei 2010.

http://www.docstoc.com/docs/36711076/proposal-tesis--pdf.

_______. 2007. E-Procurement. 12 Desember 2012. http://en.wikipedia.org/wiki/E-procurement.

_______. 2008. Inovasi Sistem Pengadaan untuk Transparansi dan Efisiensi. 12 Juli 2008.

http://aisonhaji.wordpress.com/2008/07/12/inovasi-sistem-pengadaan-untuk-transparansi-dan-efisiensi/.

_______. 2012. Surat EdaranMenteri Pekerjaan Umum Tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) No:

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

UJI DATA PERFORMANCE KONSULTAN APBD

GET

FILE='C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 05:40:22

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(62)

Syntax

Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(63)
(64)

d16 266.80 697.956 .543 .742

d17 266.60 674.267 .977 .733

e1 267.90 698.322 .706 .743

e2 265.80 697.956 .543 .742

e3 265.70 686.011 .948 .738

e4 265.90 710.100 .307 .747

(65)
(66)

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 05:54:02

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(67)

Syntax

Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(68)
(69)

d13 420.20 1323.511 .989 .742

d14 420.00 1352.222 .854 .747

d15 419.90 1340.989 .880 .745

d16 420.00 1353.778 .596 .748

d17 420.00 1352.222 .854 .747

e1 419.90 1366.100 .521 .750

e2 419.90 1367.433 .483 .750

e3 420.10 1337.211 .913 .744

e4 420.10 1338.544 .887 .745

(70)
(71)

UJI DATA PERFORMANCE KONTRAKTOR APBD

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 06:01:08

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(72)

Syntax

Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(73)
(74)

d16 282.50 847.833 .576 .746

d17 281.90 855.656 .542 .748

e1 283.00 865.778 .300 .751

e2 281.80 862.400 .329 .750

e3 281.70 852.233 .472 .747

e4 281.60 858.267 .371 .750

(75)
(76)

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 05:58:51

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(77)

Syntax

Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(78)
(79)

d13 427.00 1277.778 .698 .752

d14 427.00 1277.778 .698 .752

d15 426.80 1261.733 .928 .749

d16 426.80 1261.733 .928 .749

d17 426.70 1282.678 .929 .753

e1 426.80 1261.733 .928 .749

e2 426.80 1261.733 .928 .749

e3 427.10 1256.767 .929 .748

e4 426.80 1261.733 .928 .749

(80)
(81)

UJI DATA PERFORMANCE KONSULTAN APBN

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 06:06:52

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(82)

Syntax

Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(83)
(84)

d16 351.80 413.733 .300 .741

d17 351.90 406.322 .573 .736

e1 352.60 402.267 .667 .733

e2 351.60 402.267 .667 .733

e3 351.40 386.933 .957 .723

e4 351.70 394.900 .821 .728

(85)
(86)

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 06:10:37

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(87)

Syntax

Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(88)
(89)

d13 426.50 1067.167 .964 .743

d14 426.40 1085.378 .781 .748

d15 426.50 1067.167 .964 .743

d16 426.70 1118.900 .314 .756

d17 426.40 1085.378 .781 .748

e1 426.40 1085.378 .781 .748

e2 426.30 1103.789 .355 .752

e3 426.30 1103.789 .355 .752

e4 426.40 1085.378 .781 .748

(90)
(91)

UJI DATA PERFORMANCE KONTRAKTOR APBN

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 06:11:46

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(92)

Syntax

Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(93)
(94)

d16 346.60 812.933 .833 .744

d17 345.90 820.767 .605 .747

e1 346.20 837.733 .300 .752

e2 345.70 807.567 .998 .743

e3 346.00 824.667 .532 .748

e4 345.80 802.400 .880 .741

(95)
(96)

RELIABILITY

/VARIABLES=a1 a2 a3 a4 a5 b1 b2 b3 b4 b5 b6 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 c9 c10 c11 c12 c13 c14 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16 d17 e1 e2 e3 e4 TOTAL

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 08-NOV-2013 06:12:57

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

10

Matrix Input

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

(97)

Syntax

Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet1] C:\Documents and Settings\Administrator\My Documents\tes2.sav

Scale: ALL VARIABLES

(98)
(99)

d13 428.00 1250.000 .742 .751

d14 428.00 1250.000 .742 .751

d15 427.80 1236.622 .907 .748

d16 427.80 1236.622 .907 .748

d17 427.70 1256.900 .909 .752

e1 427.80 1236.622 .907 .748

e2 427.80 1236.622 .907 .748

e3 428.10 1229.656 .952 .747

e4 427.80 1236.622 .907 .748

(100)
(101)
(102)

Gambar

gambar 3.1
Gambar 3.2 Diagram Kepentingan-Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Rantau Utara, maka Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu mengumumkan Penyedia untuk paket pekerjaan

Panitia Pengadaan Pengadaan Barang Dinas Pekerjaan Umum Kota Serang akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan Pengadaan Barang..

Pelaksanaan e-procurement dilakukan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). LPSE dalam hal ini adalah unit kerja yang

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pengadaan barang dan jasa secara elektronik sudah mencapai target sesuai dengan yang telah

Implementasi e-procurement dalam pengadaan branga/jasa di Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan sudah dapat di implementasikan dengan cukup baik meskipun belum maksimal

Setiap SKPD pemerintah Kota Medan diberi kewenangan dalam pengadaan barang dan jasanya sendiri melalui Rencana Umum Pengadaan. Dinas Pekerjaan Umum maupun dinas lainnya

Untuk menciptakan efektivitas pengadaan barang dan jasa secara elektronik e-procurement pada LPSE Kota Pekanbaru proses lelang maka perlu didukung oleh pemerintah

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT.. TAHUN