• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B O G O R KECAMATAN RUMPIN. Jl. JL. RAYA PRADA SAMLAWI NOMOR 2 TELP (021) KODE POS 16350

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B O G O R KECAMATAN RUMPIN. Jl. JL. RAYA PRADA SAMLAWI NOMOR 2 TELP (021) KODE POS 16350"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B O G O R

KECAMATAN RUMPIN

Jl. JL. RAYA PRADA SAMLAWI NOMOR 2 TELP (021) 75790679 KODE POS 16350

KEPUTUSAN

CAMAT PARUNG KABUPATEN BOGOR

Nomor : 050 / /Kpts/XII/2014

Lampiran : ...

TENTANG :

RENCANA STRATEGIS KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 – 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CAMAT PARUNG,

Menimbang : a. bahwa sebagaimana diamanatkan dalam pasal 7

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 151 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 151 tentang Pemerintahan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD;

b. bahwa strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program

prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kabupaten Bogor yang termuat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Camat Parung tentang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD Kecamatan Parung Tahun 2013-2018.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik

(2)

2. Undang-Undang ….

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4463);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);

11. Peraturan Pemerintah ….

(3)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2010, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor

0199/M.PPN/04/2010 dan Menteri Keuangan Nomor

PMK.95/PMK.07/2010 tentang Penyelarasan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E);

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

(4)

19. Peraturan Daerah ….

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 24);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 7), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 16);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Sekretariat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2010 Nomor 9);

24. Peraturan Bupati Bogor Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Penyelenggaraan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada Camat (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2010 Nomor 337);

25. Peraturan Bupati Bogor Nomor 35 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 Nomor 37);

26. Peraturan Bupati Bogor Nomor 45 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Kinerja Kecamatan (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 Nomor 56);

27. Peraturan Bupati Bogor Nomor 51 Tahun 2013 tentang

Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen

Administrasi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Camat (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 Nomor 69); 28. Keputusan Bupati Bogor Nomor 050/9/Kpts/Per-UU/2013 tentang

Pembentukan Tim Penyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014.

Memutuskan ….

(5)

M E M U T U S K A N :

Menetapkan :

KESATU : Rencana Strategis Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Tahun

2013-2018 yang selanjutnya disebut Renstra Kecamatan Parung merupakan dokumen perencanaan yang berisi Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, program, dan kegiatan Kecamatan Parung Kabupaten Bogor untuk periode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2018, yang disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, serta tugas pokok dan fungsi Kecamatan Parung Kabupaeten Bogor;

KEDUA : Renstra Kecamatan Parung sebagaimana DIKTUM KESATU disusun

sebagai acuan bagi antara lain :

a. Pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) Kecamatan Parung untuk periode 1 (satu) tahunan;

b. Pedoman penyusunan program kerja bagi para pejabat eselon III,

eselon IV dan Staf di lingkungan Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini

dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor;

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Parung

Pada Tanggal 28 Desember 2014

CAMAT PARUNG

DASWARA SULANJANA, S.H. Pembina Tk. I

NIP. 196504181993121001

Tembusan :

1. Yth. Bupati Bogor;

2. Yth. Kepala Bapeda Kabupaten Bogor; 3. Yth. Inspektur Kabupaten Bogor.

(6)

RENCANA STRATEGIS

KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR

TAHUN 2013 - 2018

(7)

KATA PENGANTAR

syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Renstra Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018. Renstra ini merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Parung. Renstra memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan Kecamatan Parung Tahun 2013-2018. Dalam Renstra juga memuat sasaran kegiatan berupa indikator output kegiatan sebagai upaya untuk menyusun suatu perencanaan yang terpadu dan berorientasi hasil.

Penyusunan Renstra ini secara teknis berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/691/SJ tertanggal 7 Februari 2014 tentang Pedoman Penyusunan RKPD Tahun 2015.

Dokumen Rencana Srategis Kecamatan Parung Kabupaten Bogor adalah dokumen kerja Kecamatan Parung bersama jajarannya untuk masa kerja lima tahun mendatang dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran. Dokumen ini akan menjadi acuan dalam kurun waktu lima tahun mendatang untuk melaksanakan program-program, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi, sehingga berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya sesuai dokumen perencanaan yang telah disusun bersama.

Kami menyadari bahwa Rencana Strategis Kecamatan Parung ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan masukan dari semua pihak yang sifatnya perbaikan dan penyempurnaan.

Selain itu tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dari lingkup SKPD maupun dari para Seksi Kecamatan Parung beserta staf, sehingga tersusunnya Rencana Strategis Kecamatan Parung Tahun 2013 – 2018.

Mudah-mudahan dengan tersusunnya Renstra Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini, dapat memberikan arahan dan pedoman terhadap jalannya penyelenggaraan pemerintah kecamatan Parung. Parung, Desember 2014 CAMAT PARUNG DASWARA SULANJANA, S.H. Pembina Tk. I NIP. 196504181993121001

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang I-1

1.2. Landasan Hukum I-2

1.3. Maksud dan Tujuan I-7

1.4. Sistematika Penulisan Renstra I-8

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD KECAMATAN

PARUNG

2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Kecamatan Parung

II-1

2.2. Sumber Daya Kecamatan Parung II-13

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Kecamatan Parung II-19 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan

Pelayanan SKPD Pada Kecamatan Parung

II-20

BAB III : ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas

dan Fungsi Pelayanan Kecamatan III-1

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Terpilih III-3 3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

III-7

3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis III-14

(9)

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Kecamatan Parung IV-1 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah IV-4

4.3. Strategi dan Kebijakan IV-6

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. Program dan Kegiatan Lokalitas Kecamatan Parung

V-1 5.2. Program dan Kegiatan Lintas Kecamatan Parung V-4

BAB VI : INDIKATOR KINERJA KECAMATAN PARUNG YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD VI-1

(10)

LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR :

TANGGAL :

RENCANA STRATEGIS KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementara itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

Di dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional Idan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi

(11)

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), serta memuat kebijakan, program dan kegiatan.

Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD.

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka Kecamatan Parung Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Renstra Parung Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Selanjutnya Renstra Parung yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renja Parung yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan.

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Renstra Kecamatan Parung tahun 2013-2018 didasarkan pada :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita

(12)

Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(13)

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

14.Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817);

15.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

(14)

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310); 16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517);

17.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);

18.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

19.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat tahun 2005-2025;

20.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

(15)

21.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7);

22.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);

23.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);

24.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);

25.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

26.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);

27.Peraturan Bupati Bogor Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Penyelenggaraan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada Camat (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2010 Nomor 337);

28.Peraturan Bupati Bogor Nomor 45 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Kinerja Kecamatan (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 Nomor 56);

29.Peraturan Bupati Bogor Nomor 51 Tahun 2013 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen

(16)

Administrasi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Camat (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 Nomor 69);

30.Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.

31.Surat Edaran Bupati Bogor Nomor 050/480-Bappeda tanggal 20 Maret 2014 tentang Sinkronisasi Penyusunan Dokumen RPJMD dan Renstra SKPD Tahun 2013-2018 Serta RKPD dan Renja SKPD Tahun 2015.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Renstra Kecamatan Parung Kabupaten Bogor tahun 2013- 2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah untuk periode 5 (lima) tahun yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan bersifat indikatif sesuai tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan kepada Kecamatan Parung Kabupaten Bogor sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan.

Sedangkan tujuan penyusunan Dokumen Renstra Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai: 1. Arah kebijakan, program dan kegiatan bagi semua unsur

aparatur kecamatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama 5 (lima) tahun (2013-2018)

2. Landasan/pedoman untuk dijadikan dasar dalam penyusunan renja tahunan dan penganggarannya, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan Renja Kecamatan Parung,

3. Tolak ukur dalam melakukan evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

(17)

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Renstra Kecamatan Parung tahun 2013-2018 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sitematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas pokok dan fungsi, Sumber Daya Kecamatan Parung, Kinerja Pelayanan Kecamatan Parung dan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Kecamatan Parung.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Kecamatan Parung, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Kecamatan Parung tahun 2013-2018.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja,

(18)

kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Kecamatan Parung untuk periode tahun 2013-2018.

BAB VI IINDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(19)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN PARUNG

2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN PARUNG

1. Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Parung

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, maka dapat dijelaskan Kecamatan Parung, menganut pola Maksimal, bahwa kecamatan merupakan perangkat daerah yang mempunyai tugas membantu bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan serta melaksanakan sebagian kewenangan bupati berdasarkan pelimpahan wewenang, yang terdiri dari Camat, Sekretaris Kecamatan, 3 (tiga) Sub Bagian dan 5 (lima) Kepala Seksi.

Sebagai Organisasi Perangakat Daerah, Kecamatan dituntut untuk mampu berperan dalam rangka merespons dan menjabarkan kebijakan pembangunan daerah sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bogor Tahun 2005 – 2025 dan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor yang akan disusun tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 guna mendukung tercapainya Visi Bupati Bogor yang terpilih yaitu “ Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia “

Untuk mencapai keberhasilan Visi dan Misi Kabupaten Bogor termaju di Indonesia, menggunakan Penciri Termaju Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018 untuk dijadikan sebagai keberhasilan sebagai berikut :

1. Seluruh RSUD dan Puskesmas terakreditasi

2. Seluruh masyarakat memiliki Jaminan Kesehatan

3. Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia

(20)

4. Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia 15-60 tahun

5. Tercapainya rata-rata lama sekolah 9 (Sembilan) tahun 6. Tuntasnya pembangunan Stadion Olahraga berskala

internasional

7. Penduduk miskin turun menjadi 7% - 5 %

8. Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia

9. Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia 10. Pelayanan perijinan berstandar ISO

11. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional

12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia

13. Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar terbanyak di Indonesia

14. Terbangunnya pasar disetiap kecamatan

15. Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat 16. Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

17. Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang mantap

18. Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

19. Seluruh masyarakat mempunyai KTP Elektronik (e-KTP) 20. Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di

Indonesia

21. Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

22. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah

23. Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa

24. Tidak ada daerah terisolir

25. Terbangunnya mesjid besar di setiap kecamatan.

Kaitan dengan hal tersebut, kegiatan pembangunan di Kecamatan Parung harus mengacu kepada kebijakan dimaksud

(21)

yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang dimiliki, sehingga pembangunan akan sinergis baik dalam kerangka Top Down Planning maupun Bottom Up Planning.

Untuk mendukung tercapainya hal tersebut, arah dan kebijakan yang ditetapkan pada tahun 2013-2018 dititikberatkan kepada implementasi pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat terhadap segala sektor pelayanan publik yang didukung SDM yang memadai, sarana prasarana, dukungan anggaran, sistem/metode kerja, serta sosialisasi yang berkelanjutan.

Adapun dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan tugas dan wewenang kecamatan sebagai perangkat daerah dengan mempertimbangkan potensi wilayah, aspirasi masyarakat, profil desa dan kecamatan, hasil Forum Perencanaan Pembangunan Kecamatan, koordinasi dan kerja sama lintas SKPD serta pelaksanaan program dan kegiatan dari APBD Kabupaten Bogor.

Dalam rangka implementasi pelimpahan wewenang berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah , Bupati Bogor telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Kewenangan Penyelenggaraan Sebagian Urusan Pemerintahan kepada Camat, yang terdiri dari 27 bidang yang meliputi : 1. Bidang Pertanian dan ketahanan pangan meliputi :

a. Sub bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura b. Sub Bidang Perkebunan

c. Sub bidang peternakan 2. Bidang Perikanan

3. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral meliputi : a. Sub bidang pertambangan umum

b. Sub bidang ketenagalistrikan 4. Bidang Kehutanan

5. Bidang Perindustrian 6. Bidang Perdagangan

(22)

8. Bidang Kebudayaan dan Kepariwisataan a. Sub Bidang Kepariwisataan

b. Sub Bidang Kebudayaan

9. Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian meliputi : a. Sub bidang Ketenagakerjaan

b. Sub bidang ketransmigrasian 10. Bidang Kesehatan

11. Bidang Pendidikan 12. Bidang Sosial

13. Bidang Penataan Ruang 14. Bidang Pertanahan 15. Bidang Pekerjaan Umum

a. Sub bidang bangunan gedung dan lingkungan b. Sub bidang Drainase

c. Sub bidang Bina Marga d. Sub bidang Pemukiman e. Sub bidang Persampahan 16. Bidang Perumahan

17. Bidang Perhubungan

a. Sub bidang Perhubungan Darat 18. Bidang Lingkungan Hidup

19. Bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

20. Bidang Pemerintahan umum dan administrasi keuangan daerah

a. Sub bidang Trantibum dan Linmas

b. Sub bidang Administrasi keuangan daerah 21. Bidang Kependudukan

22. Bidang pemuda dan olah raga 23. Bidang komunikasi dan informasi 24. Bidang kearsipan dan perpustakaan

25. Bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera 26. Bidang perencanaan pembangunan

27. Bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

a. Sub bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan

(23)

partisipasi masyarakat.

c. Sub bidang Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat. Sedangkan dalam kerangka efektifitas pelayanan kepada masyarakat, telah diterbitkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Administrasi Pelayanan Umum Kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) yang salah satunya kepada Camat, meliputi :

1. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah ( IPPT ) untuk

bangunan rumah tinggal dengan luas tanah sampai 1000 meter persegi;

2. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) r umah tinggal diluarkawasan perumahan dengan luas bangunan sampai dengan 300 meter persegi;

3. Izin Kolam Pemancingan yang berdiri tidak ada fasilitas/atraksi wisata lainnya yang dikelola oleh perorangan;

4. Izin salon kecantikan kecil / perorangan; 5. Izin Rumah Makan kelas B;

6. Izin spanduk dan umbul-umbul; 7. Izin reklame dalam ruang;

8. Izin pengangkutan jenazah / kerangka keluar daerah / negeri;

9. Izin penguburan di lahan Pemerintah Daerah; 10. Izin huller / penggilingan padi; dan

11. Rekomendasi izin-izin tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Selain melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota dalam kerangka menangani sebagian urusan otonomi daerah, melekat juga terhadap camat yaitu menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi :

1. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman

(24)

3. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

4. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

5. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;

6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah desa atau kelurahan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, dalam pelaksanaan tugasnya Kecamatan mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan ketatausahaan kecamatan;

2. Penyelenggaraan tugas– tugas pemerintahan umum kecamatan;

3. Pembinaan pemerintahan desa dan kelurahan; 4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 5. Penyelenggaraan perekonomian;

6. Pengkoordinasian penyelenggaraan sosial kemasyarakatan dan kesejahteraan rakyat;

7. Penyelenggaraan pembangunan;

8. Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kerja kecamatan kecamatan;

9. Pelaksanaan upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

2. Struktur Organisasi Kecamatan Parung

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan. Kecamatan Parung merupakan organisasi perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Camat yang berada di bawah dan

(25)

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Camat Parung dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris Kecamatan, 5 (Lima) Kepala Seksi, 3 (Tiga) Kepala Sub Bagian. Susunan organisasi Kecamatan Parung masuk dalam Pola Maksimal sebagai berikut :

1. Camat sebagai Pimpinan;

2. Sekretariat Kecamatan di jabat oleh Sekretaris Camat sebagai Pembantu Pimpinan, yang membawahi :

a. Sub Bagian Program dan Evaluasi;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan c. Sub Bagian Keuangan.

3. Pelaksana adalah Seksi yang terdiri : a. Seksi Pemerintahan

b. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; c. Seksi Kesejahteraan Rakya

d. Seksi Perekonomian; e. Seksi Pembangunan;

4. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kondisi umum pelayanan penyelenggaraan pemerintahan pada masing-masing urusan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Parung Kabupaten Bogor dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Camat

Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta melaksanakan sebagian kewenangan Bupati berdasarkan pelimpahan wewenang.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Camat dalam melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program dan pengelolaan ketatausahaan kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas Sekretariat Kecamatan mempunyai fungsi antara lain :

1. Pengkoordinasian penyusunan program dan pelaporan kecamatan;

(26)

2. Pengumpulan, pengolahan, dan analisa data kecamatan; 3. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian

kecamatan;

4. Pengelolaan administrasi keuangan kecamatan; dan

5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja kecamatan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretaris Kecamatan dibantu oleh :

1. Sub Bagian Program dan Pelaporan;

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan.

Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, dengan masing-masing tugas dan fungsinya sebagai berikut :

1. Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas

membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan data dan pengkoordinasian penyusunan program dan pelaporan Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program kecamatan;

b. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data kecamatan; c. Pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat;

d. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja kecamatan.

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas

membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga,

(27)

b. Pengadaan pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan; c. Penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian kecamatan.

3. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu

Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengelolaan administrasi keuangan kecamatan;

b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran kecamatan; dan

c. Pengelolaan, pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan kecamatan.

1. Seksi Pemerintahan

Mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan pemerintahan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :

1. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan

2. Penyelenggaraan administrasi kependudukan

3. Penataan administrasi pertanahan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan ketentraman dan ketertiban umum. Untuk melaksanakan tugas Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai Fungsi :

(28)

1. Pembinaan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat

2. Fasilitasi pembinaan idiologi negara dan kesatuan bangsa 3. Fasilitasi penegakan peraturan daerah

4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum 5. Penyelenggaraan pembinaan polisi pamong praja

kecamatan

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Kesejahteraan Rakyat

Mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai Fungsi :

1. Pembinaan dan pengendalian bantuan sosial 2. Pembinaan pemberdayaan perempuan

3. Pembinaan organisasi sosial kemasyarakatan 4. Pembinaan keluarga berencana

5. Pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi

6. Pembinaan masalah sosial

7. Pembinaan kesehatan masyarakat 8. Pembinaan kerukunan umat beragama

9. Pembinaan dan pengawasan kegiatan program pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, generasi muda, keolahragaan, kepramukaan, seni dan budaya 10. Pengkoordinasian dan pengawasan wajib belajar

pendidikan dasar dan pendidikan luar sekolah

11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

(29)

4. Seksi Perekonomian

Mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan perekonomian. Untuk melaksanakan tugas Seksi Perekonomian mempunyai Fungsi :

1. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian perekonomian

2. Pembinaan dan pengembangan industri, koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

3. Pembinaan dan pengembangan kepariwisataan

4. Pembinaan dan pengawasan pertambangan energi dan ketenagalistrikan

5. Inventarisasi potensi penanaman modal daerah

6. Pengawasan, penyaluran dan pengembalian kredit dalam rangka menunjang keberhasilan program produksi pertanian dan industri kecil

7. Pembinaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam perekonomian

8. Pembinaan perekonomian desa dan kelurahan;

9. Pembinaan, pengembangan dan pengendalian di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan;

10. Pembinaan tenaga kerja dan transmigrasi; 11. Pembinaan dan pengawasan perdagangan; dan

12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Seksi Pembangunan

Mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas Seksi Pembangunan mempunyai Fungsi :

(30)

1. Fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan 2. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengawasan serta

pelaporan langkah-langkah penanggulangan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

3. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat

4. Pembinaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya alam

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

Secara lengkap Struktur Organisasi Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kecamatan Parung

C A M A T SEKRETARIAT SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SEKSI KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKSI PEREKONOMIAN SEKSI PEMBANGUNAN KELURAHAN D E S A

(31)

2.2 SUMBER DAYA PADA KECAMATAN PARUNG 1. Kondisi Fisik

Kecamatan Parung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yang memiliki luas 2.552.478 Ha dengan ketinggian 125 DPL, mempunyai suhu maksimum/minimum berkisar antara 20-29 derajat celcius. Secara Administrasi Kecamatan Parung terbagi dalam 9 (sembilan) desa dengan kondisi geografis mempunyai batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Sindur dan Kota Depok Sebelah Barat : Kecamatan Ciseeng

Sebelah Selatan : Kecamatan Kemang Sebelah Timur : Kecamatan Tajur Halang

Berdasarkan jarak orbitas serta sarana transportasi antara pusat pemerintahan Kecamatan Parung dengan :

 Ibukota Negara (Jakarta) : 40 Km

 Ibukota Provinsi (Bandung) : 140 Km

 Ibukota Kabupaten (Cibinong) : 23 Km

2. Kondisi Perwilayahan

Secara administratif, Kecamatan Parung terdiri atas 9 (sembilan) desa, yaitu Desa Parung, Desa Pemagarsari, Desa Jabon Mekar, Desa Waru, Desa Waru Jaya, Desa Bojong Indah, Desa Bojong Sempu, Desa Cogreg, Desa Iwul. Melihat kondisi perwilayahan tersebut, masih memungkinkan akan terjadi pemekaran desa.

Sedangkan Jumlah penduduk Kecamatan Parung Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2013 menurut hasil rekapitulasi laporan Lahir, Mati. Pindah, dan Datang (LAMPID) sebanyak 104.230 jiwa, terdiri dari penduduk Laki-laki sebanyak 56.356 Jiwa dan penduduk Perempuan sebanyak 52.910 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 32.860 Kepala Keluarga.

Berkenaan dengan pembangunan kualitas hidup penduduk Kecamatan Parung, perkembangan kualitas

(32)

sumberdaya manusia (SDM) menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihitung berdasarkan tiga indikator, yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Pembangunan.

Pada saat ini, peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui bidang pendidikan sangat terbuka. Hal ini ditopang oleh dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah melalui APBN-APBD yang akan berupaya menyediakan anggaran untuk pendidikan sebesar 20 persen. Dalam kaitan ini, pemerintah menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, serta mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu bangsa. SDM yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting bagi kemajuan bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin tinggi kualitas SDM di wilayah tersebut. Peluang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan atau menciptakan peluang usaha lebih besar bagi mereka yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan rendah.

3. Kondisi Umum Pegawai

Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Kecamatan Parung sebanyak 24 orang, terdiri dari pegawai kecamatan sebanyak 17 orang dan sekretaris desa sebanyak 7 orang. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :

Tabel. 2.1. Jumlah Pegawai Kecamatan Parung

No Pegawai Jumlah (orang) %

1 PNS 17 60,71

2 SEKDES 7 25,00

3 SUKWAN 4 14,28

(33)

a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf

Sesuai dengan Perda Nomor 24 tahun 2008 tentang SOTK Kecamatan, maka pengisian formasi jabatan struktural di Kecamatan Parung terdiri dari eselon III dan IV yaitu sebanyak 10 orang. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel. 2.2. Jumlah pegawai Kecamatan Parung yang menduduki Jabatan dan Staf

N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang) %

1 Eselon III 2 8,33

2 Eselon IV 8 33,33

3 Staf 7 29,17

4 Sekdes 7 29,17

Jumlah 24 100.00

b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat

Dari 24 jumlah Pegawai yang ada di Kecamatan Parung terdapat 12,5% pegawai yang berstatus golongan I, 41,67% pegawai yang berstatus golongan II, 29,16% pegawai berstatus golongan III sedangkan golongan IV sebanyak 16,67%. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:

Tabel. 2.3. Jumlah pegawai Kecamatan Parung berdasarkan

pangkat/Golongan

N0 Golongan Jumlah (orang ) %

1 IV 4 16,67

2 III 7 29,16

3 II 10 41,67

4 I 3 12,5

(34)

c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan

Apabila dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Kecamatan Parung yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA lebih mendominasi yaitu sebesar 45,83%, sedangkan yang Status pendidikan 1 (S1) 25,00%, dan yang Strata-2 (SStrata-2) sebesar 1Strata-2,5%. Selengkapnya dapat dilihat tabael dibawah ini :

Tabel. 2.4. Jumlah pegawai Kecamatan Parung berdasarkan

pendidikan

N0 Pendidikan Jumlah (orang ) %

1 Strata-2 ( S2 ) 3 12,5 2 Strata-1 ( S1 ) 6 25,00 3 Diploma III 1 4,17 4 SLTA/SMK 11 41,67 5 SMP 1 4,17 6 SD 2 12,5 Jumlah 24 100,00

d.Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kesarjanaan

Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :

Tabel. 2.5. Jumlah Pegawai Kecamatan Parungberdasarkan kesarjanaan

N0 Kesarjanaan/Disiplin Ilmu Jumlah (orang)

A. MAGISTER 1. Administrasi Negara 1 2. Magister Manajemen 2 B SARJANA 1. Ilmu Sosial 3 2. Pendidikan 1 3. Ilmu Hukum 2 Jumlah 9

(35)

Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi kedisipilnan ilmu pegawai yang ada di Kecamatan Parung masih banyaknya pegawai Kecamatan Parung yang berpendidikan diluar S-1 atau S-2.

e.Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat penjenjangan

Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai yang ada di Kecamatan Parung juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non penjenjangan. Dari 17 pegawai Kecamatan Parung terdapat 27,27% yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM III atau sejenisnya, sedangkan jenis penjenjangan Diklat PIM IV atau sejenisnya sebesar 72,72%. Selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel. 2.6 Jumlah Pegawai Kecamatan Parung yang Mengikuti Diklat PIM

N0 Jabatan/Staf Jumlah

(orang ) %

1 Spama/Diklat PIM III 4 0,4

2 Adum/Adumla/Diklat PIM IV 6 0,6

Jumlah 10 100

4. Kondisi Umum Anggaran

Anggaran Belanja Daerah Kecamatan Parung tahun 2012-2014 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran belanja langsung yang telah ditetapkan setiap tahunnya, pada tahun 2012 sebesar Rp. 681.720.000 dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 544.200.000 dan 2014 sebesar Rp. 987.843.000, sebagai bagai berikut :

(36)

Tabel. 2.7. Anggaran dan Realisasi Tahun 2012 -2014

TAHUN ANGGARAN ( RP ) REALISASI

2012 681.720.000 613.062.923

2013 544.200.000 469.083.439

2014 997.543.000 833.696.766

5. Kondisi Umum Sarana dan Kerja

Ketersediaan sarana dan prasarana kantor kecamatan, sangat berpengaruh bagi tercapainya segala program kegiatan Kecamatan Ciampea. Ketersediaan sarana prasarana penunjang kegiatan kantor pada dasarnya di dapat dari pengajuan kebutuhan barang modal yang dianggarkan dalam anggaran Pemerintah Kabupaten Bogor. Selain itu ada barang kebutuhan kantor yang diadakan dari hasil usaha kecamatan. Adapun tingkat kondisi barang digambarkan secara umum, walaupun pada kenyataannya relatif dan setiap barang kualitas serta harganya mengalami penyusutan. Gambaran secara umum sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini :

Tabel. 2.8. Sarana Kerja Kecamatan Parung

No Uraian Total Baik Ringan Rsak Sedang Rusak Rusak Berat Keterangan

1 Tanah Kantor 7.370 - - - - M²

2 Tanah Rumah Dinas 200 - - - - M²

3 Tanah Mushola 10 - - - - M²

4 Gedung Kecamatn 1000 - - - - M²

5 Gedung Rumah Dinas 200 - - - - M²

6 Ruang Mushola 10 - - - - M²

7 Listrik 2 - - - - Jaringan

8 Air 1 - - - - Jaringan

9 Telepon 1 - - - - Line (1Fax)

10 Area Parkir 1 - - - - Area

11 Ruang Rapat 1 - - - - Ruang

12 Ruang Arsip 1 - - - - Ruang

(37)

No Uraian Total Baik Ringan Rsak Sedang Rusak Rusak Berat Keterangan

14 Lemari Besi 1 1 - - - unit

15 Kendaraan Roda 4 4 4 - - - Unit

16 Kendaraan Roda 2 5 5 - - - Unit

17 Meja Tulis ½ biro 26 14 - - 12 Set

18 AC 3 1 1 - 1 Unit

19 Komputer PC 4 1 - - 1 Unit

20 Notebook 2 2 - - - Unit

21 Printer 6 5 - 1 - Unit

22 Meja Rapat 2 2 - - - Unit

23 Kursi Lipat 70 50 20 - - Unit

24 Filling Kabinet 14 9 3 2 - Unit

25 Rak Kayu 3 1 - 2 - Unit

26 Meja Panjang 5 - - - 3 Unit

27 Lemari Kaca 2 2 - - - Unit

28 Kipas Angin 6 2 - - 4 Unit

29 Televisi 2 2 - - - Unit

30 Dinpenser 3 3 - - - Unit

31 Kursi Putar 7 7 - - - Unit

32 Kursi Sice 1 - - - 1 Unit

33 Alat Pemadam 1 - - - 1 Unit

34 Pesawat Telepon 2 1 - - 1 Unit

35 Faximile 2 1 1 - - Unit

2.3 KINERJA PELAYANAN KECAMATAN

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, maka ditetapkan indikator kinerja Kecamatan Parung sebagai berikut: 1. Tersedianya dokumen Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi

Bidang Pemerintahan dari rencana 1 dokumen, terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100 %;

2. Tersedianya dokumen Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Bidang Kesejahteraan Sosial dari rencana 1 dokumen, terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100.%;

3. Tersedianya dokumen Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Bidang Perekonomian dari rencana 1 dokumen, terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100%;

4. Tersedianya dokumen Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Bidang Pembangunan dari rencana 1 dokumen, terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100 %;

(38)

5. Tersedianya dokumen Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Bidang Ketertiban Umum dari rencana 1 dokumen, terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100%;

6. Terselenggaranya MTQ Tingkat Kecamatan dari rencana 1 kegiatan, terealisasi sebanyak 1 kegiatan atau 100 %;

7. Terselenggaranya Rapat Minggon Keliling Tingkat Kecamatan dari rencana kegiatan, terealisasi sebanyak 1 kegiatan atau 100 %.

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PADA KECAMATAN PARUNG

Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat, tentunya Kecamatan Parung mengalami tantangan/permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Tentunya hal ini yang perlu diantisipasi dan diselesaikan secara kontinyu dan pengkoordinasian terhadap instansi terkait. Sehingga tantangan/permasalahan akan dapat terselesaikan secara optimal. Karena Masalah merupakan kesenjangan antara pencapaian kinerja keadaan sekarang dengan pencapaian kinerja yang diinginkan.

Adapun tantangan (Theats) yang dirasakan dalam pengembangan pelayanan Kecamatan Ciampea, diantaranya sebagai berikut :

1.Tantangan (Threats) Pengembangan Pelayanan Kecamatan

Parung

Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat, tentunya Kecamatan Parung pasti mengalami tantangan/permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Tentunya hal ini yang perlu diantisipasi dan diselesaikan secara kontinyu dan pengkoordinasian terhadap instansi terkait. Sehingga tantangan/permasalahan akan dapat terselesaikan secara optimal. Karena Masalah merupakan kesenjangan antara pencapaian kinerja keadaan sekarang dengan pencapaian kinerja yang diinginkan.

(39)

Adapun tantangan (Theats) yang dirasakan dalam pengembangan pelayanan Kecamatan Parung, diantaranya sebagai berikut :

1. Masih kurangnya sarana dan prasarana pelayanan terhadap masyarakat;

2. Masih rendahnya Ketidakstabilan kondisi perekonomian masyarakat;

3. Masih belum optimalnya kondisi infrastuktur perdesaan; 4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap proyeksi

pembangunan yang dibiayai oleh Swadaya Murni Masyarakat;

5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat atas kewajibannya membayar pajak dan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Tempat Tinggal;

6. Masih tingginya kondisi masyarakat yang mengalami kondisi Keluarga Miskin dan Kurang Mampu;

7. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat;

Melihat kondisi tersebut membuktikan beberapa faktor penghambat peningkatan kinerja penyelenggaraan pelayanan Publik, sebagai berikut:

1.Faktor penghambat pertama menyangkut cakupan kewenangan Kecamatan Parung, khususnya unit kerja pelaksana penyelenggara pelayanan di bidang kewenangan yang bersangkutan. Hal ini terjadi apabila dalam desain otonomi daerah ada pembatasan kewenangan, maka reorientasi strategi penyelenggaraan pelayanan agar sesuai dengan preferensi masyarakatnya akan relatif sulit dilakukan karena pusat pengambilan keputusan tetap berada di pemerintah daerah, yang relatif kurang memahami preferensi masyarakat di wilayah. Untuk Indonesia, faktor penghambat ini telah dihilangkan karena Otonomi Daerah di Indonesia diselenggarakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional kepada Daerah.

(40)

2.Faktor penghambat kedua adalah keterbatasan kemampuan pemerintah kecamatan, baik personil, peralatan maupun pembiayaan. Keterbatasan kemampuan akan semakin terlihat saat target kinerja pelayanan yang diharapkan ditetapkan lebih tinggi dari pada target kinerja optimal.

3.Faktor penghambat ketiga adalah keterbatasan informasi. Hal ini terjadi karena kurang baiknya mekanisme interaksi antara penyelenggara pelayanan dengan penerima manfaat pelayanan. Pada beberapa kasus, mekanisme interaksi bahkan tidak di desain. Akibatnya, partisipasi masyarakat

tidak berkembang berdasarkan pemahaman

penyelenggaraannya. Pada kasus lainnya, mekanisme interaksi sudah dibangun tetapi efektifitasnya masih rendah. Pada kasus seperti ini, seluruh informasi untuk secara terus menerus merancang – ulang penyelenggaraan pelayanan. Dalam konteks manajemen, kasus seperti ini sering terjadi pada saat kegiatan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan tidak di bangun dan dikembangkan secara baik. 4.Faktor penghambat keempat adalah kemungkinan terjadinya

ketimpangan kinerja penyelenggaraan pelayanan antar wilayah/desa. Permasalahan ini muncul karena ketiadaan standar minimal yang harus dipenuhi berbagai pelayanan dilingkup kewenangan bidang pemerintahan, yang diperlakukan sama di seluruh wilayah/desa. Bila tidak dipecahkan, kemungkinan seperti itu akan menjadi masalah penting bagi proses pembangunan wilayah secara keseluruhan. Solusi untuk faktor penghambat keempat di atas adalah alasan teoritis dari pengembangan standar pelayanan minimal. Namun demikian, untuk tujuan pengembangan kinerja pemerintah secara keseluruhan, standar kinerja pelayanan dan standar kinerja pelayanan bidang kewenangan wajib dan bidang kewenangan nonwajib sangat diperlukan.

(41)

5.Faktor penghambat kelima adalah kondisi infrastrukur yang belum memadai/dalam kondisi rusak, sehingga pertumbuhan perekonomian warga masyarakat kurang dan belum berkembang. Kemungkinan seperti itu akan menjadi masalah penting bagi proses pembangunan wilayah secara keseluruhan.

2.Peluang (Opportunities) Pengembangan Pelayanan

Kecamatan Parung

Memperhatikan Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan dari pemerintah Kabupaten Bogor, menunjukKan arah kebijakan pelayanan kecamatan adalah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik. Kinerja manajemen pelayanan yang baik diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan pelayanan dan dapat mendorong meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki citra pelayanan yang buruk, memperkuat daya saing wilayah, mendorong peningkatan investasi dan pengembangan perekonomian wilayah, serta menciptakan efisiensi dan efektivitas pelayanan umum, dan pada gilirannya mampu mewujudkan kepemerintahan yang baik.

Kebijakan Kecamatan tersebut mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah, dari sebanyak 40 (empat puluh) kecamatan, telah dibentuknya Unit Pelayanan Terpadu (UPT). Kondisi tersebut disebabkan antara lain; memudarnya komitmen top pimpinan dan jajarannya, kurangnya rasa memiliki dan tanggung jawab bersama untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi, dan kuatnya ego atau kepentingan unit organisasi tertentu untuk mempertahankan kewenangan pemberian izin.

Di sisi lain, masalah legalitas organisasi, regulasi dan sumber daya manusia serta dukungan biaya operasional dan sarana pendukung yang belum cukup memadai, menjadi faktor penyebab lembaga pelayanan terpadu kurang berfungsi optimal.

(42)

Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan adalah bahwa dinamika pembangunan daerah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan keseuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.

(43)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, pernasalahan yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan tugas dan fungsi tersebut antara lain :

1. Masih kurangnya jumlah sumber daya aparatur kecamatan dalam rangka mendukung optimalisasi penyelenggaraan kegiatan

2. Belum tersedianya sumber daya aparatur dengan kemampuan teknis tertentu

3. Dukungan anggaran yang belum memadai sehingga kegiatan yang terlaksana belum berjalan secara optimal

4. Masih lemahnya koordinasi pelaksana tugas antar seksi 5. Terbatasnya SDM aparatur pemerintah kecamatan 6. Kualitas SDM aparatur masih rendah

7. Sarana dan prasarana pendukung kinerja yang ada di kecamatan sangat minim dan terbatas

8. Belum optimalnya disiplin kerja pegawai

9. Masih terdapatnya jalan penghubung antar wilayah dalam satu kecamatan yang kurang memadai

10. Masih lemahnya partisipasi kalangan dunia usaha dalam penyelnggaraan pembangunan

11. Masih rendahnya tingkat kemampuan aparat pemerintahan desa pada ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku tentang penyelenggaraan pemerintahan serta luasnya wilayah mengakibatkan pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat kurang optimal.

12. Sarana transportasi yang masih kurang memadai menjadi kendala bagi pemasaran hasil-hasil pertanian/perkebunan maupun disektor perdagangan.

(44)

13. Belum adanya terminal/sub terminal sehingga angkutan kota pun belum tertib dan teratur sehingga menimbulkan kemacetan di lokasi simpang tiga parung

14. Masih terdapatnya masyarakat miskin dan kantong-kantong kemiskinan yang mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran serta banyaknya pengangguran tidak kentara. 15.Masih kurangnya fasilitasi sarana dan prasarana dasar

masyarakat khususnya sarana kesehatan, pendidikan dan pertanian serta Infrastuktur Jalan

16. Tenaga pengajar masih kurang

17. Masih kurang perhatian masyarakat untuk mensukseskan wajardiknas 9 tahun

18. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pemanfaatan saluran irigasi secara maksimal sehingga hanya beberapa desa yang teraliri serta adanya penyempitan saluran/irigasi.

19. Maraknya warung-warung liar sepanjang jalan raya yang dipergunakan untuk mangkalnya PSK

20. Kesadaran masyarakat terhadap pembayaran PBB masih rendah

21. Sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat masih kurang

22. Petani ikan seringkali mengalami kerugian apabila musim hujan sering terjadi banjir

23. Pengelolaan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat masih tradisionil belum dapat memanfaatkan lahan secara maksimal 24. Rendahnya sumber daya manusia serta adat istiadat/budaya

masyarakat yang masih tradisionalis.

25. Belum optimalnya pelaksanaan catur tertib pertanahan serta masih banyaknya tanah yang bermasalah.

26. Kurangnya informasi peluang usaha/ekonomi terutama untuk pemasaran berbagai komoditi pertanian.

27. Masih terdapatnya kampung-kampung di desa yang belum menikmati penerangan listrik.

(45)

28. Pertumbuhan perkembangan wilayah perkotaan lambat karena kuranngya dukungan Tata Ruang Wilayah.

29. Masih tingginya PUS yang belum berKB

30. Kelompok Tribina (BKB, BKR, BKL) belum berjalan optimal 31. Menurunnya daya beli masyarakat

32. Budaya tamat SD dan droup out

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Berdasarkan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD tahap kedua, RPJMD tahap ketiga ini ditujukan untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang/urusan pemerintahan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.

1. Visi

Dengan mempertimbangkan arah dan tahapan pembangunan jangka panjang daerah, hasil-hasil yang sudah dicapai pada tahap sebelumnya dan permasalahan yang

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kecamatan Parung
Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi kedisipilnan ilmu  pegawai  yang  ada  di  Kecamatan  Parung  masih  banyaknya  pegawai    Kecamatan    Parung    yang  berpendidikan  diluar  S-1  atau S-2

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi yang dapat diandalkan dan mudah digunakan dengan fungsi yang ditingkatkan untuk tingkat produktivitas yang lebih tinggi.. digunakan dengan fungsi yang ditingkatkan untuk

diberikan terapi musik dengan rata – rata intensitas nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I pada kelompok intervensi (kelompok yang diberi perlakuan) berada pada skala

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada KSP Utama Karya di Jepara, sehingga semakin tinggi

Dari kalangan tradisional pemaknaan barakah tidak jauh berbeda dengan kalangan santri, namun terdapat sisipan pencitraan didalam ziarahnya, pada konteks ini barakah disebut

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Karyawan memiliki tingkat Motivasi Kerja sedang (2) Karyawan memiliki tingkat Stres

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Hasil pengujian hipotesis yang pertama menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Saham Publik (KSP) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR, dapat

Hasil penelitian mendapatkan tema yang muncul dari partisipan pasien terdiri dari: kurang informasi kesehatan yang diterima dan perlakuan yang kurang care dalam perawatan;