• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN SEBAGAI PELANGGAN EKSTERNAL RUMAH SAKIT Studi Kasus pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pertamina Indramayu SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN SEBAGAI PELANGGAN EKSTERNAL RUMAH SAKIT Studi Kasus pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pertamina Indramayu SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana E"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

ISABELLA HESTI GAYATRI 052214071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

ISABELLA HESTI GAYATRI 052214071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO dan PERSEMBAHAN

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya”

(Markus 9:23)

Percaya bahwa Tuhan besertaku dan percaya bahwa aku

mampu menggapai cita-cita dengan perjuangan serta doa

yang tiada henti.

Karena doa, cinta, dukungan dan perjuangan yang memberiku

kekuatan lebih untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan

mampu bertahan menjalani proses dalam hidupku.

“Jangan takut ketika engkau jatuh, bangun dan bangkitlah kembali,

karena yakinlah kesuksesan telah menanti kita”

(Penulis)

Skripsi ini kupersembahkan bagi :

Jesus Christus Sang Juru Selamat

Papah dan Mamah Tercinta

Kakak dan Adikku Tersayang

A. Harry Wahyono, S.T.

(6)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Mei 2009

Penulis,

(7)

vi Nama : Isabella Hesti Gayatri

NIM : 052214071

Demi kepentingan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien sebagai Pelanggan Eksternal Rumah Sakit. Studi kasus pada Pasien Rwata Jalan Rumah Sakit Pertamina Indramayu. Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalty selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 31 Mei 2009

Yang menyatakan

(8)

vii

Studi Kasus Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pertamina Indramayu

Isabella Hesti Gayatri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi, lingkungan rumah sakit terhadap kepuasan pasien baik secara simultan maupun parsial. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Rumah Sakit Pertamina Indramayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan kuesioner yang dibagikan kepada 100 pasien rawat jalan Rumah Sakit Pertamina Indramayu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi, lingkungan rumah sakit secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien; pelayanan medis dan lingkungan rumah sakit secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien sedangkan pelayanan klinik dan pelayanan farmasi parsial tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.

(9)

viii

CONSUMER

A Case Study on Out-patient of Pertamina Indramayu Hospital

Isabella Hesti Gayatri Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

Purpose of this study was to figure out; the influence of medical service, clinic service pharmachy service and hospital environment towards the patient satisfaction both simultaneously and partially. Type of research was case study. Population of the research was patient of Pertamina Indramayu. Sample taking technique used was Purposive Sampling. This research used sample of 100 respondents. Data collecting techniques in this research were interview, observation, and questionaire which were given to 100 non hospitalise patient of Pertamina Indramayu Hospital. Data analysis technique which was used in this research was Multiple Linear Regression technique, classic assumption test, F test and t test. The result of data research showed that: medical service, clinic service, pharmacy service and hospital environment simoultaneously had positive towards the patient satisfaction; medical service and hospital environment partially had positive influence towards the patient satisfaction while clinic and pharmacy service partially did not have positive influence towards the patient satisfaction.

(10)

ix

segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien sebagai Pelanggan Eksternal

Rumah Sakit, yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. Q.I.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah begitu baik bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga,

dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat

(11)

x

nasihat-nasihatnya yang sangat berarti sehingga dapat terselesaikan skripsi

ini.

6. Bapak T. Handono Eko P., M.B.A., Ph.D., selaku Dosen Tamu yang telah

bersedia meluangkan waktu dan memberikan kritik, saran, masukan serta

nasihat-nasihat yang sangat berarti.

7. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang

telah membagikan ilmunya dan membantu penulis.

8. Seluruh karyawan-karyawati dan responden Rumah Sakit Pertamina UP

VI Balongan Indramayu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

9. Papah Fx. Heru Purwanto dan Mamah MR Mimin Rosmiati tercinta,

tersayang. Terima kasih atas doa, cinta dan dukungannya, tanpa papah dan

mamah penulis bukanlah siapa-siapa….

10.Kakakku E. Febsa Yustiana, S.E., dan Adikku Yosafat Arya Negara.

Terima kasih atas motivasi dan doanya….

11.A. Harry Wahyono, S.T., yang begitu setia menemani dalam suka maupun

duka, thanks for all honey…..

12.Seluruh keluarga besar Eyang Leo Agung Mudjodo, B.A., dan keluarga

besar di Tasikmalaya, Cilacap, Kalimantan, Solo dan Indramayu….

13.Ibu Fransisca Sunarti, Maria Dewi S, Alfaro, Lala yang begitu baik

(12)

xi

pasti bisa! Terima kasih atas jalinan persahabatan selama dikampus….

16.Teman-teman manajemen 2005 yang senasib dan sepenanggungan, Andi,

Jun Tsoi, Intan, Virza, Dian, Wina, Meyta, Vita, Titus, Evi, Guruh,

Komang, Adit, Indah, Heni, Lia….Thanks for everything….

17.Rekan-rekan Mudika Carlo-B, Mudika Wilayah Loyola Kalasan Timur

dan Mudika Paroki Marganingsih Kalasan…

18.Teman-teman dikampus tercinta yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu, mohon maaf sebesar-besarnya dan terima kasih atas

bantuannya….

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai

pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Yogyakarta, 30 Mei 2009

Penulis

(13)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

(14)

xiii

C. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

D. Konsep Pemasaran ... 8

E. Pengertian Jasa ... 9

F. Klasifikasi Jasa ... 9

G. Karakteristik Jasa ... 12

H. Service Quality ... 13

I. Kepuasan Konsumen ... 14

J. Strategi Kepuasan Konsumen ... 16

K. Pengertian Rumah Sakit ... 19

L. Fungsi Rumah Sakit ... 20

M. Penelitian Sebelumnya ... 21

N. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 23

O. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 26

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Definisi Operasional ... 26

(15)

xiv

J. Teknik Pengumpulan Data ... 29

K. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 30

L. Analisis Data ... 32

M. Uji Asumsi Klasik ... 32

N. Pengujian Hipotesis ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 43

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pertamina Balongan ... 43

B. Struktur Organisasi RSPB ... 45

C. Visi, Misi, Tata Nilai dan Motto ... 46

D. Fasilitas Pelayanan Kesehatan ... 46

E. Tugas Pokok dan Fungsi RSPB ... 47

F. Pelayanan Medis ... 50

G. Pelayanan Klinik ... 51

H. Pelayanan Farmasi ... 51

I. Lingkungan Rumah Sakit ... 51

J. Kepuasan Pasien ... 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Karakteristik Responden ... 54

B. Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 59

(16)

xv

C. Keterbatasan Penelitian ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(17)

xvi

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 56

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 57

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pasien dilihat dari Hubungannya dengan Perusahaan Pertamina (Persero) .. 58

Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 60

Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 61

Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 62

Tabel 5.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 63

Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 66

(18)

xvii

Gambar 5.1 Scatterplot Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 64

Gambar 5.2 Histogram Uji Asumsi Klasik Normalitas ... 65

Gambar 5.3 Grafik Normal P-P Plot ... 65

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Print out hasil olah data kuesioner

(19)

1

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan penghasil barang maupun layanan pada umumnya

dituntut untuk mampu mengelola sumber-sumber daya yang ada secara

optimal dan menciptakan produk dan layanan yang berkualitas. Secara umum

suatu barang dan layanan yang berkualitas baik dan melebihi harapan akan

berdampak pada kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dapat diartikan

sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul setelah

membandingkan antara kinerja barang maupun layanan yang dirasakan

dengan kinerja yang diharapkan (Kotler 2002:42).

Adapun perbedaan yang mendasar antara barang dan jasa menurut

Lovelock dan Wright (2005:10) yaitu sebagai berikut:

1. Konsumen tidak memperoleh kepemilikan jasa

2. Produk jasa bersifat tidak berwujud

3. Konsumen lebih terlibat dalam proses produksi

4. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk

5. Adanya keanerakagaman yang lebih besar dalam input dan output

operasional

6. Banyak jasa sulit dievaluasi oleh konsumen

7. Umumnya tidak mempunyai persediaan

(20)

Salah satu ciri khusus pelayanan kesehatan adalah bahwa pelayanan

kesehatan mempunyai mix output, di mana ragam “komoditi” yang dihasilkan dari berbagai program pelayanan kesehatan. Dalam hal ini yang dikonsumsi

oleh pasien adalah pelayanan rumah sakit yang bervariasi antar individu.

Keadaan ini juga didorong oleh kebutuhan penduduk terhadap pelayanan

kesehatan yang senantiasa berbeda satu sama lain dan berkembang dari waktu

ke waktu. Dan pada akhirnya adalah membentuk kepuasan pasien secara

keseluruhan pada akhir pelayanan kesehatan rumah sakit yang merupakan

hasil akhir dari proses pengobatan yaitu kesembuhan dari penyakit.

Menyadari hal itu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, khususnya

rumah sakit harus berusaha dapat memberikan fasilitas dan pelayanan

kesehatan yang maksimal bagi customer-nya (pasien), baik rawat jalan maupun rawat inap agar kepuasan pasien dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien sebagai Pelanggan Eksternal Rumah Sakit”.

Studi Kasus pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Pertamina Indramayu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis

merumuskan masalah:

1. Apakah pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan

lingkungan rumah sakit secara bersama-sama berpengaruh terhadap

(21)

2. Apakah pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan

lingkungan rumah sakit secara individual berpengaruh positif terhadap

kepuasan pasien?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah agar masalah yang

dibahas tidak terlalu meluas:

1. Pasien yang diteliti adalah pasien yang pernah menjalani rawat jalan

minimal 2 kali dalam penanganan satu jenis penyakit khususnya bagian

poli umum di Rumah Sakit Pertamina Indramayu.

2. Pasien yang diteliti pasien yang berusia 17 sampai 60 tahun.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan

farmasi dan lingkungan rumah sakit secara bersama-sama terhadap

kepuasan pasien.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan

farmasi dan lingkungan rumah sakit secara individual terhadap kepuasan

pasien.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

rumah sakit maupun bagi ilmu pengetahuan. Di bawah ini beberapa manfaat

(22)

1. Bagi Rumah Sakit Pertamina Indramayu

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya

melakukan evaluasi perbaikan dan penyempurnaan dari

kekurangan-kekurangan yang telah ada guna lebih meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan sehingga kepuasan pasien dapat tercapai.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan

untuk melengkapi kepustakaan Universitas Sanata Dharma dalam

memberikan informasi pengetahuan bagi para pembaca.

3. Bagi Penulis

Dengan mengadakan penelitian ini penulis dapat mengetahui,

menganalisis dan menerapkan teori-teori yang berkaitan dengan

pemasaran dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan

pemasaran yang menjadi pedoman dalam mengadakan penelitian

(23)

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian,

sumber data, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, teknik

pengumpulan data, metode pengujian instrumen dan analisis data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan mengenai Rumah Sakit Pertamina UP VI

Balongan yang meliputi sejarah dan perkembangannya, struktur

organisasi dan uraian deskripsi jabatan serta gambaran penjelasan

kualitas pelayanan kesehatan.

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pengolahan data, analisis data dan

pembahasan.

BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab kelima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan

mengenai hasil survei dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan

(24)

6

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

1. Pengertian Manajemen

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa

manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan sulit. Di

bawah ini beberapa pengertian manajemen :

Follet (dalam Handoko, 2003:8), mengartikan manajemen sebagai seni

dalam menyelesaikan pekerjaan orang lain atau definisi ini mengandung

arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui

pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang

mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu

sendiri. Sedangkan Stoner (dalam Handoko, 2003:8) mendefinisikan

manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber-sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.

Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang

melibatkan pencapaian tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan

(25)

2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu faktor kegiatan penting perusahaan

dalam mencapai tujuan perusahaan diantaranya mencari laba dan bertahan

hidup. Apabila pemasaran dilakukan secara tepat, maka perusahaan dapat

terus mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensinya dengan cara

mengembangkan barang dan jasa yang menawarkan nilai lebih kepada

konsumen.

Definisi pemasaran menurut Kotler (2005:6) adalah proses sosial

antara individu dan kelompok dengan proses mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan produk dan jasa yang

bernilai bagi orang lain.

Sedangkan definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong

(2008:10) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan

tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa

pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang melibatkan produsen dan

konsumen yang memiliki hubungan dengan pasar yaitu untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan mereka.

3. Pengertian Manajemen Pemasaran

Dalam setiap kegiatan pemasaran, perusahaan berusaha untuk

menghasilkan laba dari setiap penjualan barang dan jasa yang diproduksi.

(26)

manajemen untuk memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran atau

yang disebut dengan manajemen pemasaran.

Menurut Kotler (2002:3), manajemen pemasaran adalah: “Proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta

penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan individu dan organisasi”.

Menurut Kotler (dalam Swastha D.H. dan Irawan, 2005:7) manajemen

pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan program-program yang ditunjukkan untuk mengadakan

pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai

tujuan organisasi.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis,

perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian barang dan jasa melalui

pertukaran yang menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.

B. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, kegiatan

pemasaran dimulai dari mengenal, merumuskan dan menyusun suatu

kombinasi dari kebijaksanaan dari produk, harga promosi dan distribusi

setepat-tepatnya agar kepuasan konsumen tercapai.

Kotler dan Armstrong (2005:23) mendefinisikan konsep pemasaran

(27)

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang telah ditetapkan dengan baik dan

memberikan kepuasan kepada pasar sasaran tersebut. Sementara Stanton

(dalam Swastha D.H. dan Irawan, 2005 : 10) konsep pemasaran adalah

sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan

konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

C. Jasa

Dewasa ini, kita masih tergantung pada berbagai macam jasa, seperti jasa

pendidikan, jasa transportasi, jasa kesehatan, dan sebagainya. Tetapi tidak

dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan jasa yang luar biasa telah menjadi salah

satu trend center.

Kotler (dalam Tjiptono, 2004: 6) mendefinisikan jasa sebagai berikut:

“Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

meningkatkan kepemilikan apapun”. Sedangkan definisi jasa menurut Kotler

(dalam Husein, 2003:3) adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat

intangible dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produk jasa dapat berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Menurut Lovelock (dalam Tjiptono, 2004: 8) klasifikasi jasa dapat

(28)

1. Segmen pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dibedakan menjadi jasa kepada konsumen

akhir (misalnya asuransi jiwa dan pendidikan) dan jasa kepada konsumen

organisasional (misalnya jasa konsultasi, jasa akuntansi dan perpajakan).

2. Tingkat keberwujudan

Berdasarkan tingkat keberwujudan, jasa dibedakan menjadi tiga macam

yaitu :

a. Rented goods service

Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan

produk-produk tertentu berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu

pula. Contohnya rental mobil, rental komputer, villa dan sebagainya.

b. Owned goods service

Dalam jenis ini, produk-produk yang dimiliki konsumen diperbaiki,

dikembangkan dan dirawat oleh perusahaan jasa. Contohnya jasa

reparasi, pencucian mobil, pencucian pakaian, dan sebagainya.

c. Non good service

Jenis ini merupakan jasa personal bersifat intangible yang ditawarkan kepada para konsumen. Contohnya supir, pemandu wisata, dosen, dan

sebagainya.

3. Keterampilan penyedia jasa

Berdasarkan keterampilan penyedia, jasa dapat dibedakan atas

professional service (misalnya konsultan, dokter, dan pengacara) dan

(29)

4. Tujuan organisasi jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat dibedakan menjadi commercial service atau profit service (misalnya penerbangan, bank, dan jasa parsel) dan non profit service (misalnya sekolah, rumah sakit, dan perpustakaan). 5. Regulasi

Berdasarkan regulasi, jasa dapat dibedakan menjadi regulated service

(misalnya perbankan, pialang, dan angkutan umum) dan nonregulated service (misalnya makelar, katering, dan pengecatan rumah).

6. Tingkat intensitas karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan karyawan), jasa

dibedakan menjadi equipment-based service (misalnya ATM, jasa sambungan telepon, jarak jauh, cuci mobil otomatis, dan binatu) dan

people-based service (misalnya pelatih sepak bola, konsultasi manajemen, dan satpam).

7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan.

Berdasarkan tingkat kotak ini, jasa dibedakan menjadi high-contact service (misalnya universitas, bank, pegadaian, dan dokter) dan low-contact service (misalnya bioskop).

Berdasarkan klasifikasi jasa tersebut, jasa rumah sakit termasuk dalam

ke kelompok keterampilan penyedia jasa profesional dengan ciri-ciri:

mendapatkan pendidikan maupun pelatihan, mengedepankan kepentingan

(30)

Menurut Tjiptono (2004:15), jasa memiliki empat karakteristik yaitu:

1. Jasa Tidak Berwujud (intangibility)

Jasa merupakan sesuatu yang tidak terwujud. Tidak seperti produk fisik,

jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa

itu dibeli.

2. Tidak Dapat Dipisahkan (inseparability)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti

barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan

lewat berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Jika jasa itu

dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.

3. Variabilitas (variability)

Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan

dan kapan serta dimasa jasa itu dilakukan langkah-langkah untuk menuju

ke kontrol kualitas yaitu: investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan

yang baik, menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi,

memonitor kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan, survei

pelanggan, dan belanja perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang

dapat dideteksi dan diperbaiki.

4. Tidak Tahan Lama (perishability)

Jasa tidak disimpan. Tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah bila

permintaan tetap karena mudah mengatur staf untuk melakukan jasa

(31)

D. Service Quality

Tidak hanya dalam perusahaan yang menghasilkan barang saja yang

mengutamakan kualitas, namun pada perusahaan jasa juga sangat penting

mengutamakan kualitas. Karena kualitas suatu barang dan jasa dapat

menjamin kepuasan konsumen tercapai.

Menurut Zeithaml dan Bitner (dalam Tjiptono, 2004: 70) mengidentifikasikan

lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa, yaitu :

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko

atau keragu-raguan.

5. Emphaty, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

E. Pengertian Kepuasan Konsumen

Banyak perusahaan jasa memberikan pelayanan sudah maksimal tetapi

belum tentu dapat memuaskan konsumen. Oleh sebab itu perlu diketahui

sejauh mana konsumen puas akan pelayanan yang diberikan.

(32)

“Kepuasan konsumen adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan

harapan yang diinginkan” Kotler (dalam Tjiptono, 2004:144).

“Perasaan senang dan kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk

dan harapan-harapannya” (Kotler, 2002:42).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan

adalah membandingkan antara diharapkan konsumen dengan hasil yang

diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen.

Ada 4 metode yang dikemukakan Kotler (dalam Tjiptono, 2004:148)

untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Sistem ini memberikan kesempatan pada konsumen untuk menyampaikan

saran, pendapat dan keluhan. Media yang digunakan diantaranya media

kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus, dan lain-lain.

2. Survei kepuasan konsumen

Sistem ini merupakan cara umum yang biasa digunakan

perusahaan-perusahaan dalam mengukur tingkat kepuasan konsumen misalnya melalui

telepon, kuesioner, korespondensi atau wawancara secara langsung.

Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu :

a) Directly reported satisfaction

Cara pengukuran dilakukan melalui wawancara secara langsung

(33)

b) Derived dissatisfaction

Cara ini dilakukan dengan membuat pertanyaan yang diajukan kepada

responden atau konsumen menyangkut harapan dan kinerja yang

dirasakan.

c) Problem analysis

Cara ini dilakukan dengan meminta responden atau konsumen untuk

mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan penawaran dari

perusahaan dan saran-saran untuk perbaikan pelayanan.

d) Importance-performance analysis

Cara ini dilakukan dengan meminta kepada responden atau konsumen

untuk memberikan ranking dari penawaran berdasarkan derajat

kepentingan setiap elemen dan memberikan ranking seberapa baik

kinerja setiap elemen tersebut.

3. Belanja siluman (ghost shopping)

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang

untuk berperan sebagai seorang konsumen potensial, yang kemudian

menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan

dari produk atau jasa pesaing.

4. Lost customer analysis

Metode ini dilakukan dengan cara perusahaan berusaha menghubungi

kembali para konsumen yang setia dan mengundang para konsumen yang

(34)

F. Strategi Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (2004:161), ada beberapa strategi yang dapat dipadukan

untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan yaitu :

1. Strategi Relationship Marketing

Strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Salah satu faktor

untuk mengembangkan relationship marketing yaitu dibentuknya customer

database yaitu daftar nama pelanggan yang perlu dibina hubungan jangka

panjang. Database berisi nama pelanggan, frekuensi dan jumlah

pembelian, preferensi, dan lain sebagainya. Dengan adanya informasi

tersebut, diharapkan dapat memuaskan konsumennya secara lebih baik,

yang akhirnya dapat menumbuhkan loyalitas konsumen sehingga terjadi

pembelian ulang. Selain dengan konsumen, penyedia jasa juga harus

menjalin hubungan yang baik dengan pemasok, bahkan dengan pesaing

agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif. Contohnya yaitu

memberikan potongan harga khusus dan jaminan reservasi bagi konsumen

yang menggunakan jasa penerbangan dengan frekuensi tertentu, jaminan

ada kamar kosong di hotel tertentu bagi pelanggan yang sering menginap,

dan lain-lain.

2. Strategi Superior Customer Service

Strategi ini menawarkan pelayanan yang lebih unggul daripada

(35)

kemampuan sumber daya manusia, dan usaha gigih agar dapat tercipta

suatu pelayanan yang superior.

Melalui pelayanan superior ini, perusahaan yang bersangkutan dapat

membebankan harga yang lebih tinggi pada jasanya. Selain itu, perusahaan

dengan pelayanan superior akan meraih laba dan tingkat pertumbuhan

yang lebih besar daripada pesaingnya yang memberikan pelayanan

inferior. Misalnya distributor computer memberikan pelayanan konsultasi

gratis, lembaga pendidikan kursus memberikan kesempatan pada tiap

calon peserta untuk “mencoba” modulnya selama jangka waktu tertentu

dan lain-lain.

3. Strategi Unconditional Guarantees atau Extraordinary Guarantees

Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada

konsumen yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme

penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Dan juga

akan mengembangkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat

kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Garansi atau jaminan

istimewa dirancang untuk meringankan kerugian konsumen, dalam hal

pelanggan tidak puas dengan suatu produk atau jasa yang telah

dibayarnya. Fungsi utama garansi adalah untuk mengurangi resiko

kerugian pelanggan sebelum dan sesudah pembelian barang atau jasa,

sekaligus memaksa perusahaan bersangkutan untuk memberikan yang

(36)

positioning untuk membedakan perusahaan dengan pesaingnya. Garansi dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :

a. Garansi Internal

Garansi ini merupakan jaminan yang diberikan oleh departemen atau

divisi kepada pelanggan internalnya, yaitu pemroses lebih lanjut dari

setiap orang dalam perusahaan yang sama yang memanfaatkan hasil

atau jasa departemen tersebut. Garansi berlandaskan pada komitmen

untuk memberikan pelayanan terbaik, tepat waktu, akurat, jujur, dan

sungguh-sungguh. Contohnya jaminan dari bagian media dan

perkuliahan untuk menyediakan segala fasilitas perkuliahan secara

tepat waktu, dan lain-lain.

b. Garansi Eksternal

Garansi ini merupakan jaminan yang dibuat oleh perusahaan kepada

pelanggan eksternalnya yaitu mereka yang membeli dan menggunakan

produk perusahaan. Garansi ini menyangkut service yang unggul dan

produk yang handal serta berkualitas tinggi. Perusahaan harus

benar-benar berusaha menepatinya, karena jika tidak ditepati akan

menjadikan bomerang bagi perusahaan tersebut. Contohnya jaminan

jika dalam waktu dua minggu peserta kursus tidak puas, maka uang

kursusnya dapat diambil kembali, jaminan potongan harga atau ijazah

gratis bagi para pelanggan yang menyerviskan mobilnya beberapa kali,

(37)

4. Strategi penanganan keluhan yang efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seorang konsumen yang tidak puas menjadi konsumen yang puas. Proses

penanganan keluhan yang efektif dimulai dari identifikasi dan penentuan

sumber masalah yang menyebabkan konsumen tidak puas dan mengeluh.

Sumber masalah perlu diatasi, ditindaklanjuti, dan diupayakan agar di

masa mendatang tidak timbul masalah yang sama. Dalam hal ini,

kecepatan dan ketepatan penanganan merupakan hal yang paling penting,

maka dari itu perusahaan harus menunjukkan rasa perhatian, keprihatinan,

dan penyesalan terhadap kecewanya konsumen dan berusaha memperbaiki

situasi. Selain itu perusahaan juga perlu melatih dan memberdayakan para

karyawannya untuk mengambil keputusan dalam rangka menangani

masalah-masalah yang timbul.

G. Rumah Sakit

Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti membutuhkan jasa kesehatan.

Adapun tujuan dari peningkatan kesehatan adalah untuk menyelenggarakan

kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu lembaga kesehatan yang dapat melaksanakan semua aspek

tersebut yaitu rumah sakit.

1. Pengertian Rumah Sakit

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.159b/Men.Kes/PER/II/1998, mencakup pengertian Rumah Sakit

(38)

a. Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan untuk

menyelenggarakan kegiatan kesehatan serta dapat dimanfaatkan

untuk pendidikan tenaga kerja dalam bidang kesehatan.

b. Rumah Sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan rumah sakit semua jenis penyakit dan yang

bersifat dasar sampai dengan subspesialistik.

c. Rumah Sakit khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu.

d. Rumah Sakit pendidikan adalah rumah sakit umum yang dipakai

untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2, dan S3.

2. Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit memiliki arti dan fungsi yang sangat penting karena

rumah sakit merupakan lembaga sosial yang berperan aktif dalam

menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dan lingkungan.

Berikut fungsi rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.159b/Men.Kes/PER/II/1998 :

a. Fungsi pelayanan intramural, yaitu segala kegiatan pelayanan medis

dan penunjangnya yang kesemuanya dilakukan dalam batas tembok

rumah sakit seperti pelayanan, pengobatan dan penyembuhan pada

pasien baik pasien rawat inap maupun rawat jalan dan

(39)

b. Fungsi pelayanan ekstramural, yaitu kegiatan dibidang kesehatan

dimasyarakat yang penyelenggaraannya dapat secara hospital based / diluar batas rumah sakit seperti pelayanan terpadu yang menyangkut

program keluarga berencana, gizi, penyuluhan kesehatan pada

masyarakat, rehabilitasi preventif dan pelayanan suportif yaitu rumah

sakit berusaha terlibat langsung dengan masyarakat sehingga

mengetahui kebutuhan nyata masyarakat untuk meningkatkan

kesehatannya.

H. Penelitian-penelitian sebelumnya

1. Lily Harjati. 2003. Analisis Kepuasan Dokter sebagai Customer Rumah Sakit X di Jakarta Pusat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penilaian dokter

setelah merasakan kualitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

Teknik analisa data dilakukan dengan penggunaan metoda persentase,

rata-rata membuat angka, tingkat penyesuaian antara rata-rata pencapaian

dan score ideal, Importance/Performance Matrix/Acuan/Matriks dan Anova Analisa. Kepuasan dokter ke arah jasa dari rumah sakit akan

mendukung rumah sakit dalam mencapai kepuasan pasien. Ini adalah suatu

riset yang deskriptif yang mengambil sampel 30% dari keseluruhan

populasi yaitu seluruh dokter di rumah sakit X di Jakarta Pusat. Hasil dari

riset ini menunjukkan bahwa kualitas jasa itu dari X rumah sakit sudah

(40)

perlu memusatkan pada riset yang menunjukkan tercapainya score yang

lebih rendah.

2. Ludi Murtianto. 2003. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap

Pelayanan Kesehatan Rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanggapan pasien rawat

inap terhadap pelayanan rumah sakit yang meliputi dokter, perawat, dan

fasilitas ruang rawat inap dan mengetahui hubungan antara jenis

tanggapan pasien rawat inap terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit

dengan kesediaan untuk menggunakan kembali jasa rumah sakit.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner berstruktur,

dokumentasi, dan wawancara. Populasi yang diteliti adalah semua pasien

rawat inap Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi yang dirawat

sekurang-kurangnya 3 hari, serta berusia antara 17 sampai 40 tahun, kamar

kelas I, II dan kelas III pada bulan April 2003 sampai Mei 2003. Sampel

yang diambil sebanyak 30 orang. Teknik analisis data menggunakan nilai

tengah dan chi square. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa

jenis tanggapan pasien rawat inap terhadap pelayanan rumah sakit adalah

positif, dan terdapat hubungan signifikan antara jenis tanggapan pasien

rawat inap terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit dan kesediaan

(41)

Kepuasan Pasien

Pelayanan Farmasi

Lingkungan Rumah Sakit

Pelayanan Klinik Pelayanan

Medis I. Kerangka Teoritis

Untuk memudahkan pemahaman tentang skripsi ini, maka peneliti

menyusun kerangka teoritis sebagai berikut:

Keterangan :

: Menggambarkan pengaruh secara parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen

: Menggambarkan pengaruh secara simultan antara variabel

independen terhadap variabel dependen

J. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang bersifat sementara terhadap hasil

penelitian yang diajukan. Dalam penelitian ini ada empat indikator untuk

mengukur kepuasan pasien yaitu pelayanan medis, pelayanan klinik,

pelayanan farmasi, dan lingkungan rumah sakit. Pelayanan medis terhadap

(42)

pasien diduga tergantung pada ilmu atau pesan yang disampaikan oleh dokter

dibantu dengan perawat. Semakin baik pelayanan medis yang diberikan dokter

yang dibantu oleh perawat, semakin pasien merasa puas. Pelayanan klinik

berhubungan dengan fasilitas kamar praktik dan penunjangnya untuk

membantu menunjang kesembuhan pasien. Fasilitas pelayanan klinik berupa

peralatan dan teknologi yang digunakan untuk memeriksa keluhan pasien.

Semakin tinggi pelayanan klinik yang ada di rumah sakit, semakin pasien

merasa puas. Pelayanan farmasi berkaitan dengan pengadaan obat untuk

memenuhi kebutuhan pasien dalam menangani berbagai keluhan penyakit

pasien secara keseluruhan. Semakin lengkap pelayanan farmasi, semakin

pasien merasa puas. Lingkungan rumah sakit meliputi berbagai faktor yang

mempengaruhi pikiran pasien untuk datang berobat ke rumah sakit di

antaranya desain interior dan eksterior rumah sakit, kebersihan, kenyamanan,

area parkir, dll. Semakin lingkungan rumah sakit berkualitas, pasien akan

datang berobat dan mempengaruhi pikiran pasien untuk datang kembali

berobat jika pasien merasa membutuhkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan lingkungan

rumah sakit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

2. Pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan lingkungan

rumah sakit secara individual berpengaruh positif terhadap kepuasan

(43)

25

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah studi kasus yaitu penelitian

yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap gejala tertentu.

Dilihat dari hubungan antar variabel, maka penelitian ini termasuk ke dalam

jenis penelitian korelasional yaitu suatu penelitian atau riset yang dirancang

untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam

suatu populasi (Umar, 2003:46).

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah customer (pasien) yang pernah menjalani rawat jalan minimal 2 kali dalam penanganan satu jenis

penyakit khususnya pada bagian poli umum di Rumah Sakit Pertamina

Indramayu.

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah semua data dan informasi

yang berhubungan dengan kualitas pelayanan rumah sakit dan kepuasan

customer (pasien).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

(44)

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan November - Desember 2008.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent variable) dari penelitian ini adalah kualitas pelayanan kesehatan, yang terdiri dari pelayanan medis, pelayanan klinik,

pelayanan farmasi dan lingkungan rumah sakit.

2. Variabel terikat (dependent variable) dari penelitian ini adalah kepuasan pasien.

E. Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan beberapa definisi operasional yang digunakan

dalam penelitian ini :

1. Pelayanan medis adalah pelayanan yang diberikan para ahli pelayanan

medik yaitu dokter dan perawat terhadap pasien rumah sakit.

2. Pelayanan klinik adalah pelayanan yang disediakan pihak rumah sakit

berupa fasilitas kamar praktik dan penunjangnya untuk membantu

mencegah penyakit, meningkatkan dan memulihkan kesehatan pasien

terutama pasien rawat jalan.

3. Pelayanan farmasi adalah pelayanan yang menyediakan obat-obatan sesuai

dengan resep dokter dan kebutuhan pasien.

4. Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang berada di sekitar rumah

sakit yang menunjang kelancaran aktivitas kesehatan.

5. Pasien rawat jalan adalah seseorang yang menjalani penyembuhan suatu

(45)

F. Teknik Pengukuran Data

Data mengenai kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit terhadap

kepuasan pasien rawat jalan diperoleh dengan cara membagikan kuesioner

kepada responden. Kuesioner mencakup daftar pernyataan yang terdiri dari

lima bagian berdasarkan variabel penelitian yaitu pelayanan medis, pelayanan

klinik, pelayanan farmasi, lingkungan rumah sakit dan kepuasan pasien.

Teknik pengukuran data yang digunakan adalah skala ordinal. Skala ordinal

adalah jenis skala yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut

besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya. Namun

setelah dijumlahkan, teknik pengukuran data menggunakan skala interval.

Beberapa alternatif jawaban untuk setiap butir pernyataan mengenai harapan

dan kinerja dari kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit yang memiliki skor

1 sampai dengan 5, sebagai berikut:

1. Skor 5 = Sangat Puas

2. Skor 4 = Puas

3. Skor 3 = Netral

4. Skor 2 = Tidak Puas

5. Skor 1 = Sangat Tidak Puas

G. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah merupakan data yang didapat dari sumber pertama

baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari pengisian kuesioner

(46)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber-sumber

yang mendukung hasil penelitian sebagai tambahan informasi seperti

data-data perusahaan, majalah, surat kabar dan lain-lain.

H. Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang karakteristiknya

hendak diduga. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2000:55). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini ada tiga jenis, yaitu :

a. Populasi target adalah kumpulan dari satuan/unit yang akan dibuat

inferensi/generalisasinya adalah seluruh pasien RS .

b. Populasi studi adalah kumpulan dari satuan/unit dimana kita

mengambil sampel adalah pasien rawat jalan.

c. Percontoh/sampel adalah kumpulan dari satuan/unit yang akan diambil

dari populasi studi dimana pengukuran dilakukan adalah pasien yang

pernah menjalani rawat jalan minimal 2 kali dalam satu jenis

penanganan penyakit khususnya pada bagian poli umum.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

(47)

customer (pasien) yang pernah menjalani rawat jalan minimal 2 kali dalam satu jenis penanganan penyakit khususnya pada bagian poli umum di

Rumah Sakit Pertamina Indramayu. Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah sebanyak 100 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode

purposive sampling yang termasuk dalam non random sampling, dimana anggota sampel ditentukan berdasarkan pada karakteristik tertentu.

Karakteristik yang harus dipenuhi oleh subjek dalam penelitian ini adalah

pasien yang pernah menjalani rawat jalan minimal 2 kali dalam satu jenis

penanganan penyakit.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2000:135).

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

(48)

3. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan

sistematis atas gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti. Observasi

harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang

bisa diandalkan (Utari B.R., 2005:23).

J. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sebelum data dianalisis perlu terlebih dahulu diadakan pengujian validitas

dan reliabilitas dari kuesioner sebagai alat pengukur untuk mengetahui apakah

pertanyaan yang disebarkan sudah layak digunakan atau belum.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas merupakan suatu alat

ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas

kuesioner yang dibagikan kepada responden digunakan teknik Korelasi

Product Moment (Sutrisno dalam Utari BR, 2005:29): Rumus yang dapat digunakan adalah:

=

rxy

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi masing-masing item atau pertanyaan dengan

skor total

(49)

∑ Y = Jumlah skor atau nilai Y dari setiap butir pernyataan

∑ XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y N = Banyaknya responden yang diteliti

Pada taraf signifikan (α) = 0,05 apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid, namun sebaliknya

jika r hitung lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan yang sama

maka sejumlah pernyataan dalam kuesioner tersebut tidak dapat dikatakan

valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas. Uji reliabilitas

yaitu suatu alat pengukur yang mampu menunjukkan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif dapat dipercaya dan dapat diandalkan jika

pengukurannya diulangi 2 kali bahkan lebih.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner

atau soal bentuk uraian.

Rumus Cronbach’s Alpha :

      − = ) 1 ( 11 k k r         −

t b 2 2 1 σ σ

keterangan :

r

11

: Reliabilitas instrumen
(50)

b

σ2 : Jumlah varian butir

t 2

σ

: Varian total

Pada tarif signifikan (α) = 0,05 apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner dapat dikatakan reliabel, namun sebaliknya jika r hitung

lebih kecil dari r tabel dengan tarif signifikan yang sama maka kuesioner

tersebut tidak dapat dikatakan reliabel. Atau bisa menggunakan batasan

tertentu seperti 0,60. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008 : 26),

reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

K. Analisis Data

Menghitung pengaruh pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan

farmasi dan lingkungan rumah sakit terhadap kepuasan pasien dapat

menggunakan alat analisis Regresi. Pertimbangan penulis menggunakan alat

analisis Regresi karena walaupun sifat asli data ordinal (persepsi) tetapi

setelah dianalisis diasumsikan data menjadi interval (tingkatan).

1. Uji Asumsi Klasik

a. Autokorelasi

Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara

anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti

dalam deretan waktu) atau ruang (seperti dalam data cross-sectional). Dalam model regresi klasik mensyaratkan tidak ada autokorelasi antara

(51)

menjadi underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi adalah :

1) Dengan metode grafik

2) Uji Durbin Watson, dengan rumus :

Ketentuan-ketentuan Durbin-Watson (DW) untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi sebagai berikut :

a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)

b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2

atau -2 ≤ DW ≤ +2

c) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW >

+2

b. Multikolinearitas

Uji asumsi klasik multikolinearitas diterapkan untuk analisis regresi

berganda yang terdiri dari atas dua atau lebih variabel bebas

(independent variabel) (X1, X2, X3, X4,…Xn), dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas

tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi

multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2,

(52)

X2 dan X3, X3 dan X4, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat

lain : 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika

koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60

(r ≤ 0,60).

Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat

digunakan cara lain yaitu dengan :

1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α).

2) Nilai variance inflation faktor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance dan nilai variance inflation faktor (VIF) dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :

a) Besar nilai tolerance (α) :

α = 1 / VIF

b) Besar nilai variance inflation faktor (VIF) : VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan

VIF hitung > VIF.

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung >

α dan VIF hitung < VIF.

c. Heteroskedastisitas

Istilah heteroskedastisitas mengenai faktor-faktor gangguan adalah

(53)

pengamatan-pengamatan atas X. Cara mendeteksi kondisi

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik yaitu

melakukan pengujian sesudahnya (post mortem) dari kuadrat residual untuk melihat jika residual menunjukkan pola yang sistematis. Cara yang

kedua dengan uji park dalam bentuk:

Cara yang ketiga adalah dengan uji korelasi rank Spearman, dengan

rumus sebagai berikut:

Cara yang termudah untuk mengatasi heteroskedastisitas adalah

dengan mentransformasi persamaan regresi kedalam bentuk logaritma.

d. Normalitas

Istilah asumsi normalitas digunakan sebagai sifat distribusi normal

yang menyatakan bahwa setiap fungsi linear dari variabel-variabel yang

didistribusikan secara normal dengan sendirinya didistribusikan secara

normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel

bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau

normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu :

v t B t t

s

x

e

s

2

=

2

        − − =

) 1 ( 6 1 2 2 n n d
(54)

1) Cara Statistik

Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat

berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai

kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva

(kurtosis= α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.

a) Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) : Z skewness = Skewness / √ 6 / N atau Zα3 = α3 / √ 6 / N

b) Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) : Z kurtosis = Kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 =α4 / √ 24 / N

Dimana N = banyak data.

Ketentuan analisis :

a) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung

(Zα3 atau Z α4) < Z tabel. Misal diketahui Z 5% = 1,96 (Z

tabel) lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung

lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z hitung < 1,96.

b) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Z

α4) > Z tabel. Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96.

2 ) Cara Grafik Histogram dan Normal Probality Plots

Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi

normal atau tidak, cukup membandingkan antara data riil atau

nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal

atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis

(55)

dikatakan data berdistribusi tidak normal dan sebaliknya. Cara

grafik histogram lebih sesuai untuk data yang relatif banyak, dan

tidak cocok untuk banyak data yang sedikit, karena interpretasinya

dapat menyesatkan.

Cara normal probality plots lebih handal daripada cara grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data

distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu

data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti

garis diagonal.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih

variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya) (Sugiyono, 2000: 250). Persamaan regresi adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan :

Y = Kepuasan pasien

a = Konstanta

b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas

X1 = Pelayanan medis

X2 = Pelayanan klinik

(56)

X4 = Lingkungan rumah sakit

3. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Bila Fhitung ≥ Ftabel,

maka secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat,

sebaliknya bila Fhitung < Ftabel maka secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara bersama-sama maka digunakan uji F.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Pendefinisian hipotesis statistik

H0 : b1 ; b2 ; b3 ; b4 = 0 artinya pelayanan medis, pelayanan klinik,

pelayanan farmasi dan lingkungan rumah sakit secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

Ha : b1 ; b2 ; b3 ; b4 minimal salah satu ≠ 0 artinya pelayanan

medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan lingkungan rumah

sakit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

Menentukan nilai F hitung

Uji F adalah uji statistik untuk menguji signifikansi dari koefisien

regresi antara variabel independen (X1, X2 X3, X4) yaitu pelayanan

medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan lingkungan rumah

(57)

F =

)

1

/(

)

1

(

/

2 2

R

n

k

k

R

F =

)

1

(

)

1

(

2 2

R

k

k

n

R

Keterangan:

n = Ukuran sampel

R2 = Koefisien determinasi

K = Banyaknya variabel bebas

b. Menentukan F tabel yang diperoleh dalam tabel distribusi F dengan

memperhatikan taraf signifikansi (5%) yang digunakan dan derajat

kebebasannya (n-k-1)

c. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai

F hitung dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung ≥ nilai F tabel, maka

keputusannya menolak H0 dan menerima Ha sedangkan jika nilai F

hitung < nilai F tabel, maka keputusannya menerima H0 dan menolak Ha.

H0 diterima :

Apabila Fhitung < Ftabel α0,05 atau F hitung pada p value > 0,05 artinya bahwa pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan

lingkungan rumah sakit secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap kepuasan pasien.

H0 ditolak :

Apabila Fhitung ≥ Ftabel pada α0,05 atau F hitung pada p value≤ 0,05 artinya bahwa pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi

dan lingkungan rumah sakit secara bersama-sama berpengaruh

(58)

4. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif

dan signifikan variabel X secara individual terhadap variabel Y, jika

variabel X yang lain tetap. Bila t hitung ≥ t tabel maka ada pengaruh positif

dari variabel bebas terhadap variabel terikat, sebaliknya apabila

t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh positif dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, maka. Langkah-langkah uji t :

a. Pendefinisian hipotesis statistik

H0 : b1 ; b2 ; b3 ; b4 ≤ 0 artinya pelayanan medis, pelayanan klinik,

pelayanan farmasi dan lingkungan rumah sakit secara individual tidak

berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.

Ha : b1 ; b2 ; b3 ; b4 > 0 artinya pelayanan medis, pelayanan klinik,

pelayanan farmasi dan lingkungan rumah sakit secara individual

berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.

b. Penentuan tingkat signifikansi, α = 5% (pengujian satu sisi atau

onetail).

c. Menentukan kriteria

Kriteria yang dipergunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah :

Jika thitung ≥ ttabel atau nilai probabilitas < α, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel bebas berpengaruh positif terhadap

(59)

ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel bebas berpengaruh positif

terhadap variabel terikat.

d. Menghitung nilai thitung

e. Cara nilai kritis sesuai dengan dan derajat kebebasan (df ) = N-k-1

akan diperoleh nilai ttabel.

f. Bandingkan nilai thitung dan ttabel.

g. Buatlah kesimpulan berdasarkan kesimpulan yang telah ditentukan.

Rumus uji t adalah:

i i i

Sb

B

b

t

0

=

= 1,2,3,....

bi = nilai koefisien regresi

Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi = kesalahan baku koefisien regresi

H0 diterima :

Apabila thitung < ttabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value > 0,05 artinya bahwa pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan

lingkungan rumah sakit secara individual tidak berpengaruh positif

terhadap kepuasan pasien.

n

s

x

t

hitung

/

(60)

H0 ditolak :

Apabila thitung≥ ttabelpada α 0,05 atau t-hitung pada p-value ≤ 0,05 artinya bahwa pelayanan medis, pelayanan klinik, pelayanan farmasi dan

lingkungan rumah sakit secara individual berpengaruh positif terhadap

(61)

43

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pertamina UP IV Balongan Indramayu

Rumah Sakit Pertamina UP VI Balongan merupakan rumah sakit

perusahaan yang terletak di Jalan Raya Bumi Patra Indramayu, yang memiliki

visi menjadi rumah sakit yang memberikan layanan terbaik bagi pelanggan

dan stock holder lainnya. Berdirinya Rumah Sakit Pertamina UP VI Balongan

merupakan salah satu hasil dari pelaksanaan program restrukturisasi Pertamina

yang diluncurkan sejak tahun 1994 yang meliputi semua bidang kesehatan,

yang mana mulai dilaksanakan secara terpadu mulai dari tingkat korporat

sampai ke unit operasi.

Pengelolaan Rumah Sakit Pertamina UP VI Balongan berlandaskan pada

surat keputusan Direktur Utama nomor : Kpts. 129/C0000/99-SO tanggal 3

Agustus 1999 dan surat keputusan General Manager UP VI nomor : Kpts

026/E 6000/2001 tanggal 16 Maret 2001 antara lain tentang Pengelolaan

Rumah Sakit Swakelola, wewenang menyelenggarakan upaya layanan

kesehatan comprehensive dan wewenang / tanggung jawab pengelolaan

keuangan serta pengadaan pembekalan kesehatan oleh rumah sakit swakelola

yang tujuannnya adalah dalam rangka mengoptimalkan asset perusahaan

dengan membuka pelayanan Rumah Sakit kepada pihak diluar Pertamina

(62)

Gambar

Tabel 5.1 Persentase responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.4 Persentase responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.6
Tabel 5.7 Koefisien Korelasi Uji Validitas Kuesioner Variabel Kualitas Pelayanan Kesehatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN 5 Pidie pada semester II Tahun Ajaran 2019/2020. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV berjumlah 29 peserta didik yang terdiri

Sastrawan terkenal seperti al- Akhthal, Farazdaq dan Jarîr jika diapresiasi secara mendalam maka muatan tema yang ekspresikan banyak menggambarkan situasi sosial

(Capacity: 1.2 times the total volume of fuel) Waterproo. f floor and

Indosat Tbk is a leading telecommunication and information service provider in Indonesia that provides cellular services (Mentari, Matrix and IM3), fixed telecommunication services

Disimpulkan bahwa rumput mutiara ( Hedyotis corymbosa ) memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak unggas,

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa disiplin belajar siswa berada pada kategori tinggi, oleh karena itu, para siswa disarankan untuk mempertahankan dan

Hasil yang didapatkan dari faktor tipe kusta, tingkat pengetahuan, reaksi kusta dan keteraturan pengobatan yaitu kasus MB 2.48 kali lebih beresiko dari pada kasus PB,