• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja wilayah pemasaran DIY - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja wilayah pemasaran DIY - USD Repository"

Copied!
223
0
0

Teks penuh

(1)

 

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Winda Novitasari

062214028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

   

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Winda Novitasari

062214028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii 

(4)
(5)

iv 

 

Manusia tidak perlu takut akan hal-hal yang tidak diketahui, kalau mereka sanggup

meraih apa yang mereka butuhkan dan inginkan

(Paulo Coelho)

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu

ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu

kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

¸

Tuhanku Allah SWT

¸

Ibuku yang tersayang dan luar biasa

¸

Bapakku pelita keluarga

¸

Adikku Bayu Setianto penghibur hati

¸

Keluarga besar Karto Wiharjo yang kusayang

(6)
(7)

  vi

DAN PETANI DENGAN SIKAP TERHADAP PT. PUPUK SRIWIDJAJA WILAYAH PEMASARAN DIY

Winda Novitasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian yang dilakukan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Wilayah Pemasaran DIY, bertujuan untuk mengetahui, antara lain :

1. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu PT. Pupuk Sriwidjaja yang dialami oleh distributor, pengecer, dan petani.

2. Apakah tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan kepuasan distributor, pengecer, dan petani?

3. Apakah hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja Wilayah Pemasaran DIY?

4. Kompleksitas penyaluran pupuk dari perusahaan sampai dengan konsumen akhir. Dalam penelitian ini sample technique yang digunakan adalah purposive sampling dan quota sampling. Untuk pengujian instrumen digunakan analisis validitas dengan teknik analisis faktor dan uji reliabilitas dengan teknik cronbach alpha. Jawaban-jawaban kuesioner tersebut dianalisis dengan rumus korelasi product moment guna mengetahui hubungan antara kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Tingkat pelayanan PT. Pupuk Sriwidjaja yang dialami oleh distributor, distributor terhadap pengecer, dan pengecer terhadap petani baik. Untuk tingkat mutu dari PT. Pusri terhadap distributor, distributor terhadap pengecer, dan pengecer terhadap petani baik.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pelayanan dengan kepuasan distributor, pengecer, dan petani. Untuk tingkat mutu memiliki hubungan dengan kepuasan distributor, pengecer, tetapi tidak memiliki hubungan dengan kepuasan petani. 3. Terdapat hubungan antara kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan

sikap terhadap perusahaan.

(8)

  vii

RETAILERS, AND FARMERS AND ATTITUDES TOWARD PT. MARKETING AREA PUSRI YOGYAKARTA

Winda Novitasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

The aims of this research, which is conducted at PT. PUPUK SRIWIJAYA, DIY Marketing Region, were to examine: (1) Level of service and quality of PT. PUSRI as perceived by distributors, retailers and farmers, (2) Relationship and of level of service and quality the satisfaction of distributors, retailers, and farmers?, (3) Relationship between the level of satisfaction of distributors, retailers, and farmers and attitudes toward PT. PUSRI Yogyakarta Marketing Area?, (4) The complexity of fertilizer distribution to final consumers.

In this study, sample technique used was purposive sampling and quota sampling. For testing the instrument, validity of analytical was used with the techniques of factor analysis and reliability testing with Cronbach alpha technique. Data were analyzed using product moment correlation formula to find out the relationship between satisfaction with distributors, retailers, and farmers with attitudes toward the company. The results showed that:

(9)
(10)

  ix

Segala puji dan syukur panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul : “Hubungan antara Tingkat Kepuasan Distributor, Pengecer, dan

Petani dengan Sikap terhadap PT.Pupuk Sriwidjaja Wilayah Pemasaran DIY”. Pada

kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan kepada pihak-pihak yang telah

banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini baik dalam penelitian

maupun dalam penulisan laporan ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A. Ph.D. selaku Dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, nasihat, petunjuk, saran dan kritik kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M. selaku Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, nasihat, petunjuk, saran dan kritik kepada penulis

(11)

  x

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menuntut

ilmu di perguruan tinggi ini.

7. Segenap Staf dan Karyawan kesekretariatan Fakultas Ekonomi yang telah

memberikan bantuan banyak dalam pengurusan segala sesuatu tentang

perkuliahan.

8. Bapak Ibnu dan Bapak Bangkit selaku karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor

Pemasaran Wilayah DIY yang telah membantu dalam memberikan data dan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

9. Segenap staf, karyawan dan sekuriti serta seluruh pihak manajemen PT.

Pupuk Srwidjaja Kantor Pemasaran Wilayah DIY yang telah mengijinkan

penulis melakukan penelitian di PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran

Wilayah DIY.

10. Pada seluruh distributor, pengecer, dan petani yang telah mau dan bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

11. Ibu yang telah sabar membesarkan dan membimbing saya dalam kehidupan

(12)

  xi

12. Bapak yang telah mengajarkan untuk menjadi pribadi yang tangguh dan

memenuhi kebutuhan keluarga.

13. Pada Om Sunarto yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan

di awal-awal penulisan skripsi.

14. Kawan-kawan BEMU’2006/2007, UKM, SC Kongres, SC Insadha

Universitas Sanata Dharma dan kawan-kawan organisasi dari berbagai

universitas lainnya yang telah berbagi wacana dan ideologi membentuk warna

sisi lain dari pribadi saya yang tidak dapat diperoleh ketika di bangku kuliah.

15. Para sahabat yang telah menemani saat suka dan duka serta bersedia untuk

mendengarkan keluh kesah selama ini (Tata, Rama, Mas Dwi, Lida, Ike, Fr.

Merdi, Sempal, Ibu Maria dan Rm. In)

16. Untuk teman-teman Manajemen 2006 dan semua teman-teman lainnya yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas perhatian dan kerjasama

kalian semua.

17. Untuk seseorang yang selalu setia mendampingi, memotivasi dan membantu

(13)
(14)

  xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN.……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... v

ABSTRAK………... vii

ABSTRACT………... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. KATA PENGANTAR………... ix x DAFTAR ISI……….. xiii

DAFTAR TABEL……… xvi

DAFTAR GAMBAR ……… xvii

BAB. I PENDAHULUAN………..………... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 4

C. Batasan Masalah………. 5

D. Tujuan………. 5

E. Manfaat………... F. Sistematika Penulisan………. 6 7 BAB II LANDASAN TEORI………... 9

A. Pengertian Kepuasan………... 9

B. Teori Kepuasan Konsumen………. 14

C. Kinerja Perusahaan………. 16

(15)

  xiv

E. Mempertahankan Pelanggan………... 18

F. Mutu (Kualitas)………... 19

G. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen………. 20

H. Manajemen Relasi Pelanggan………. I. Sikap……… 22 25 J. Memprediksi Sikap Konsumen Melalui Model Multi Atribut……… 25

K. Distribusi………. 32

L. Pengecer………...………... 35

M. Petani….……….. 36

N. Perumusan Hipotesis………... 36

BAB III METODE PENELITIAN………. 39

A. Jenis Penelitian……… 39

B. Tempat Dan Waktu Penelitian……… 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 40

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel……….... 40

E. Jenis Data……… 43

F. Definisi dan Operasional Variabel……… 44

G. Teknik Pengukuran Data………. 47

H. Pengujian Instrumen………... 48

I. Teknik Analisis Data………... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………... 54

A. Sejarah Berdirinya PT. Pupuk Sriwidjaja ……….. 54

B. Visi dan Misi Perusahaan……… 59

C. Struktur Organisasi Perusahaan……….. 60

(16)

  xv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.……… 79

A. Deskripsi Data………. 79

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………... 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……….. 105

A. Kesimpulan………. 105

B. Saran……… 107

C. Keterbatasan Penelitian………...

DAFTAR PUSTAKA……… 108

109

LAMPIRAN

1. Kuesioner 2. Data

3. Analisis Deskriptif

4. Analisis Validitas dan Reliabilitas 5. Analisis Masalah Kedua dan Ketiga 6. Surat Ijin Penelitian

7. Surat Keterangan dan RDKK 8. Peraturan Menteri

(17)

  xvi

 

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 6 Tepat Penyaluran……… 71 Tabel IV.2 Daftar Wilayah Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi………. Tabel V.1 Daftar Distributor, Pengecer, dan Petani yang Menjadi

Responden………

75

81 Tabel V.2 Nilai Rata-Rata Responden per Variabel... 83 Tabel V.3 Hasil Pengujian Validitas Petani…………...

Tabel V.4 Hasil Pengujian Reliabilitas Petani………

(18)

  xvii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR II.1 Konsep Kepuasan Konsumen……… 13

GAMBAR III.1 Detail Pengambilan Sampel………... 41

GAMBAR III.2 Kerangka Konseptual Variabel……….……….. 52

GAMBAR IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan………. 60

GAMBAR IV.2 Rayonisasi Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi………. 74

GAMBAR V.1 Skema Alur Pendistribusian Pupuk……….. 101

(19)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan menjadi topik yang hangat

dibicarakan pada tingkat internasional/global, nasional, industri, dan

perusahaan. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas barang/jasa yang

dikehendaki pelanggan, sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama

bagi setiap perusahaan, yang pada saat ini khususnya dijadikan sebagai tolok

ukur keunggulan daya saing perusahaan. Pada dasarnya, pengertian

kepuasan/ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan

kenyataan kinerja yang dirasakan. Jadi, pengertian kepuasan pelanggan berarti

bahwa kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang

diharapkan (Supranto, 2001: 224). Sedangkan menurut Kotler (2007: 177)

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau

hasil) yang diharapkan.

Pelanggan harus dipuaskan. Kalau mereka tidak puas maka, akan mengambil

sikap meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing. Makin

banyak pelanggan yang meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan

pihak pesaing, penjualan perusahaan akan menurun, yang pada gilirannya laba

(20)

maupun ketidakpuasan konsumen. Itulah sebabnya diperlukan pengukuran

tingkat kepuasan pelanggan. Proses pengukuran dimulai dari penentuan siapa

yang menjadi pelanggan, kemudian dipantau dari tingkat kualitas yang

diinginkan dan pada akhirnya formulasi strategi.

Hasil pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dapat menunjukkan

karakteristik atau atribut apa dari produk/jasa yang membuat pelanggan tidak

puas. Tanpa adanya tindakan untuk melakukan koreksi atau perbaikan hasil

pengukuran tingkat kepuasan pelanggan menjadi tidak bermanfaat. Padahal

tujuan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan ialah untuk dapat memenuhi

faktor-faktor yang membuat para pelanggan tidak puas untuk segera

diperbaiki. Hal ini dilakukan agar pelanggan tidak kecewa, tetap menjadi

pelanggan perusahaan yang bersangkutan bahkan menjadi pelanggan yang

loyal, yang dapat meningkatkan penjualan dan pada gilirannya akan

meningkatkan laba perusahaan.

Salah satu penelitian yang membahas kepuasan yang berjudul, “Analisis

Hubungan Kepuasan terhadap Pelayanan dengan Loyalitas Konsumen

(Suswidatiningsih, 2003)” menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara kepuasan konsumen dengan pelayanan yang diberikan dan

hubungan yang signifikan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas

konsumen. Penelitian lainnya yang berjudul, “Analisis Kepuasan Konsumen

pada Kualitas Pelayanan (Diana, 2004)” menyimpulkan bahwa konsumen

merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Sekalipun telah

(21)

penelitian tentang kepuasan distributor, pengecer, dan petani dalam

hubungannya terhadap sikap.

Sebagai unit usaha, PT. PUSRI harus mampu menghasilkan keuntungan

guna menunjang lancarnya operasi pabrik. Selanjutnya keuntungan yang

diperoleh ini dikembalikan kepada pemerintah dalam bentuk deviden dan

pajak sebagai salah satu upaya untuk menunjang pembangunan nasional di

sektor lain.

Sebagai penggerak pembangunan, PT. PUSRI membantu menumbuhkan

mekanisme perekonomian nasional sehingga mampu berperan dalam era

pembangunan saat ini. Sebagai stabilisator, PT. PUSRI berupaya mendukung

dan menciptakan stabilitas nasional yang mantap, dalam kegiatan untuk

kebutuhan para petani atau konsumen dalam negeri.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis

mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Tingkat Kepuasan

Distributor, Pengecer, dan Petani dengan Sikap terhadap PT.Pupuk Sriwidjaja

Wilayah Pemasaran DIY” sehingga kinerja perusahaan yang selanjutnya

dapat lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan loyalitas konsumen

(22)

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahannya dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. a. Sejauh mana tingkat pelayanan dan mutu untuk distributor terhadap

PT. Pupuk Sriwidjaja?

b. Sejauh mana tingkat pelayanan dan mutu untuk pengecer terhadap PT.

Pupuk Sriwidjaja?

c. Sejauh mana tingkat pelayanan dan mutu untuk petani terhadap PT.

Pupuk Sriwidjaja?

2. Apakah tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan kepuasan

distributor, pengecer, dan petani?

3. Apakah kepuasan distributor, pengecer, dan petani memiliki hubungan

dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja?

4. Bagaimana kompleksitas penyaluran pupuk dari perusahaan sampai

(23)

C.

Batasan Masalah

Ada banyak hal yang menyebabkan rasa puas maupun tidak puas

pelanggan dalam pemasaran barang, yaitu: kinerja (performance), fitur

(features), reliabilitas, konformasi, daya tahan (durability), serviceability,

estetika (aesthetic), persepsi terhadap kualitas (perceived quality) (Tjiptono,

2008:67-68). Akan tetapi penelitian ini hanya akan meneliti hubungan antara

kesenjangan mutu yang diharapkan dan yang dialami dengan kepuasan.

D.

Tujuan

Tujuan penelitian merupakan suatu hal untuk menjawab perumusan dari

masalah yang dikemukakan. Adapun tujuan penelitian ialah sebagai berikut:

1. a. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu barang yang dialami

distributor terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.

b. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu barang yang dialami

pengecer terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.

c. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu barang yang dialami petani

terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.

2. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan

(24)

3. Menganalisis kepuasan distributor, pengecer, dan petani memiliki

hubungan dengan sikap PT. PUSRI.

4. Menganalisis kompleksitas distribusi pupuk dari perusahaan sampai

dengan konsumen akhir.

E.

Manfaat

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi

pengambilan keputusan mengenai pelayanan, mutu, dan kinerjanya

terhadap pelanggan (distributor, pengecer dan petani), terutama pimpinan

harus memperhatikan hal-hal atau atribut apa saja yang dianggap penting

oleh pelanggan agar mereka merasa puas.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan ilmiah

bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan menjadi bahan

(25)

F.

Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian.

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang

berhubungan dengan masalah yang akan di bahas. Bagian akhir

ini juga berisi hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan

obyek penelitian, populasi; sampel dan teknik pengumpulan data,

jenis data, definisi operasional variabel, teknik pengukuran data,

pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Meliputi gambaran informasi tentang perusahaan yang menjadi

(26)

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Meliputi uraian tentang hasil pengolahan data, analisa data,

pembahasan, dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitian

Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran

kepada pihak perusahaan disertai pernyataan penulis akan

keterbatasan penelitian yang dilakukannya.

(27)

 

TINJAUAN LITERATUR

DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A.

Pengertian Kepuasan

Kepuasan konsumen adalah konsep penting dalam konsep pemasaran dan

penelitian konsumen. Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika konsumen

merasa puas dengan suatu produk atau merek, mereka cenderung akan terus

membeli dan menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman

mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut. Jika mereka tidak

dipuaskan, mereka cenderung beralih merek serta mengajukan keberatan pada

produsen, pengecer, dan bahkan menceritakannya kepada konsumen lainnya.

Paradigma ketidakcocokan, harapan pra pembelian (prepurchase expectations)

adalah kepercayaan tentang kinerja suatu produk yang diperkirakan akan muncul

ketidakcocokan (disconfirmation) adalah perbedaaan antara harapan pra

pembelian dan pesepsi pasca pembelian. Harapan pra pembelian dapat dipenuhi

ketika kinerja produk sesuai dengan apa yang diharapkan dan tidak cocok ketika

yang terjadi adalah sebaliknya (J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000: 157-158).

(28)

merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan

diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa harapan

merupakan standar prediksi atau standar ideal.

Kata kepuasan (satisfaction) sendiri berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya

cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan dapat

diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”.

Berdasarkan kajian literatur kepuasan pelanggan secara intensif, Giese & Cote

(dalam Tjiptono, Chandra & Adriana 2008: 43) mengidentifikasi 20 definisi yang

diacu dalam riset kepuasan pelanggan selama periode waktu 30 tahun. Walaupun

definisi tersebut bervariasi (bahkan diantaranya saling tidak konsisten satu sama

lain), kedua pakar ini menemukan kesamaan dalam hal tiga komponen utama:

1. Kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau kognitif);

2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman

konsumsi dan seterusnya);

3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan

produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain).

Secara singkat, kepuasan pelanggan terdiri atas tiga komponen: respon

(29)

Kotler dan Keller (2008: 138-139) mendefinisikan kepuasan merupakan

perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan

kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika

kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi

harapan pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau

senang. Sementara itu, Engel, et al., (dalam Tjiptono, 2000: 24) menyatakan

bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana

alternatif-alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau

melampaui harapan konsumen sedangkan ketidakpuasan timbul apabila (outcome)

yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen.

Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan menurut Pasuraman terdiri

dari beberapa faktor yaitu (dalam Tjiptono, 2008: 67-68).

1. Kinerja (performance) : karakteristik operasi dasar dari suatu produk.

2. Fitur (features) : karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah

pengalaman pemakaian produk.

3. Reliabilitas : probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam

periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan,

semakin andal produk bersangkutan.

4. Konformasi : tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah

(30)

5. Daya tahan (durability) : jumlah pemakaian produk sebelum produk

bersangkutan harus diganti.

6. Serviceability : kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi

dan keramahtamahan staf layanan.

7. Estetika (aesthetic) : menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai

dengan panca indera.

8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality) : kualitas yang dinilai

(31)

GAMBAR II.1

Konsep Kepuasan Konsumen

Sumber: Tjiptono, Fandy Tujuan Perusahaan

Nilai Produk Bagi Konsumen

PRODUK

Tingkat Kepuasan Konsumen

Harapan Konsumen terhadap Produk

(32)

B.

Teori Kepuasan Konsumen

Dari banyak teori kepuasan pelanggan yang dapat merepresentasikan

ekspektasi terhadap produk dan kinerja produk adalah Cognitive Dissonance

Theory.

1. Pengertian Cognitive Dissonance Theory

Teori ini berfokus pada keselarasan antara dua elemen kognitif. Jika salah

satu elemen tidak sesuai/selaras dengan elemen lainnya, kedua tersebut berada

pada situasi dissonance. Dissonance adalah kesenjangan atau perbedaan

antara ekspektasi dan kinerja produk. Apabila kinerja produk lebih buruk

dibandingkan ekspektasi pelanggan maka situasinya adalah negative

disconfirmation. Jika kinerja produk lebih bagus daripada ekspektasi

pelanggan, maka situasinya disebut positive disconfirmation, sedangkan jika

kinerja sama persis atau sesuai dengan harapan, situasinya dinamakan simple

confirmation. Apabila diskonfirmasi terjadi konsumen akan berusaha

menekan atau mengasimilasinya dengan jalan mengubah persepsinya terhadap

produk agar lebih konsisten dengan ekspektasinya.

Teori cognitive dissonance merupakan fondasi bagi expectancy

disconfirmation model yang hingga saat ini mendominasi literatur kepuasan

pelanggan. Dalam model ini, kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai

(33)

setidaknya sama baiknya (sesuai) dengan yang diharapkan”. Ekspektasi

terhadap kinerja produk/jasa berlaku sebagai standar perbandingan terhadap

kinerja aktual produk/jasa. Beberapa pakar mengidentifikasi empat macam

standar kinerja dalam mengonseptualisasikan harapan pra pembelian atas

kinerja produk/jasa:

a. Equitable performance (normative performance; effort versus outcome;

should expectation; deserved expectation), yakni penilaian normatif yang

mencerminkan kinerja yang seharusnya diterima seseorang atas biaya dan

usaha yang telah dicurahkan untuk membeli dan mengonsumsi barang

atau jasa tertentu.

b. Ideal performance (optimum versus actual performance; ideal

expectation; desired expectation), yaitu tingkat kinerja optimum atau ideal

yang diharapkan oleh seorang konsumen.

c. Expected performance (realistic versus actual performance; will

expectation; predictive expectation), yaitu tingkat kinerja yang

diiperkirakan/diantisipasi atau yang paling diharapkan/disukai konsumen

(what the performance probably will be). Tipe ini yang paling banyak

digunakan dalam riset kepuasan/ketidakpuasan pelanggan, terutama yang

(34)

d. Adequate (minimum torelable) expectation, yakni tingkat kinerja

produk/jasa terendah yang dapat ditoleransi pelanggan.

Faktor karakteristik pelanggan juga berpengaruh terhadap harapannya atas

kinerja produk. Ada pelanggan yang memang memiliki harapan lebih tinggi

atas suatu produk dibandingkan pelanggan lainnya. Konsekuensinya,

standarnya lebih tinggi. Demikian pula halnya, rentang penerimaan (latitudes

of acceptance) terhadap tingkat adaptasi berbeda antar-individu. Konsumen

yang memiliki rentang penerimaan lebih sempit cenderung lebih mudah tidak

puas dibandingkan mereka yang mempunyai rentang penerimaan lebih luas.

Perbedaan kecil saja antara harapan dan kinerja aktual sudah dapat membuat

konsumen seperti ini merasa tidak puas.

C.

Kinerja Perusahaan

Kinerja mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan

keuntungan secara efisien dan efektif. Menurut Mathis (2001: 78) kinerja pada

dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Dalam dunia

bisnis, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan.

Manajemen harus memiliki kemampuan dalam menggerakkan kreativitas sumber

daya manusia yang ada agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kemampuan

manajemen menggerakkan dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada

(35)

laporan keuangan tersebut, dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan

sehubungan dengan peningkatan kinerja di masa yang akan datang.

D.

Pengertian Pelayanan

Pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau

keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pelayanan

pada dasarnya bersifat intangible (tak teraba) dan tidak berujung pada

kepemilikan. Produk pelayanan bisa berkaitan dengan produk fisik, bisa juga

tidak. Banyak perusahaan menganggap layanan konsumen sebagai tempat yang

paling tepat untuk merebut konsumen. Pangsa pasar diperoleh bukan dengan cara

menganalisis sesuatu yang sedang tren, mempelajari sebab-sebabnya, atau

patokan umum lainnya, tetapi dengan membuat konsumen senang atas pelayanan

yang kita berikan pada mereka. Setiap masalah konsumen adalah kesempatan bagi

perusahaan untuk membuktikan komitmen pelayanannya. Untuk menunjukkan

komitmen pelayanan kepada konsumen, tidaklah cukup hanya dengan

memberikan pelayanan yang baik saja. Konsumen harus mengakui kenyataan

bahwa mereka telah menerima pelayanan yang baik Berhasil tidaknya bisnis

sebuah perusahaan tergantung bagaimana para karyawan menjalin hubungan atau

bekerjasama dengan orang lain. Pendapat konsumen akan pelayanan yang mereka

terima sangat penting artinya bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Pendapat

(36)

atau tidak, apakah mereka akan kembali lagi untuk mendapatkan pelayanan kita

atau tidak (Sutedja, 2007: 5-10).

E.

Mempertahankan Pelanggan

Mempertahankan hubungan antara perusahaan dan pelanggan perlu terus

dibina. Adapun cara untuk mempertahankan pelanggan yaitu dengan memberikan

kepuasan yang tinggi, dengan cara ini pesaing akan sulit masuk walaupun dengan

harga lebih murah ataupun rangsangan lainnya dan pelanggan cenderung tidak

ingin untuk berganti produk. Hal tersebut menurut Kotler (2001: 44-46) dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menambahkan manfaat sosial dengan cara membuat hubungan antara

perusahaan dengan pelanggannya secara lebih pribadi dimana pelanggan

dilayani sebagai klien perusahaan yang dilayani oleh seorang petugas

perusahaan yang ditugaskan khusus untuk hal tersebut.

2. Menambahkan manfaat struktural, misalnya memberikan alat khusus atau

hubungan komputer yang menolong pelanggan mengelola pemesanan,

(37)

F.

Mutu (Kualitas)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mutu didefinisikan sebagai tingkat

baik-buruknya sesuatu. Mutu dapat pula didefinisikan sebagai tingkat

keunggulan, jadi mutu ukuran relatif kebaikan. Secara operasional produk

bermutu adalah produk yang memenuhi berbagai harapan pelanggan. Pada

umumnya konsumen melihat kualitas barang atau jasa dalam delapan dimensi

antara lain (Boyd, Harper, 2000: 57) :

1. Kinerja (performance) harus terwujud melalui karakteristik pengoperasian

produk.

2. Tampilan (feature) merupakan karakteristik produk kedua yang dirancang

untuk memperkuat fungsi dasar produk.

3. Keandalan (reability) adalah kemungkinan sebuah produk tampil memuaskan

sepanjang waktu tertentu.

4. Konformasi (conformance) adalah cara bagaimana karakteristik operasi

sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu.

5. Daya tahan (durability) merupakan ukuran hidup sebuah produk, ini

mencakup dimensi teknis (penggantian) dan biaya perbaikan.

6. Kemampulayanan (serviceability) berkaitan dengan kecepatan dan

(38)

7. Estetika (aesthetic) berkaitan dengan bagaimana sebuah produk terlihat,

terasa, terdengar, tercicipi, dan terbuai, penilaian ini bersifat subyektif dan

berhubungan pada bagaimana konsumen mengharapkan mutu.

8. Persepsi mutu (perceived quality) sering dihasilkan dari pengguna ukuran

tidak langsung ketika konsumen mungkin kurang atau tidak memiliki

informasi tentang atribut sebuah produk.

G.

Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen

Pengukuran kepuasan konsumen menurut Kotler (2007) dapat dilakukan

dengan menggunakan 4 metode:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Perusahaan yang berorientasi pada kepuasan konsumen memberi kesempatan

yang luas pada konsumen untuk menyampaikan keluhan dan saran dengan

menyediakan kotak saran, kartu komentar, dan lainnya, dari keluhan dan saran

yang diperoleh ini akan mendapat informasi yang bisa dijadikan bahan

masukan pada perusahaan yang menginginkan perusahaan untuk mengatasi

hal-hal yang mungkin timbul berkaitan dengan pelayanan kepada konsumen.

2. Ghost Shopping

Cara ini ditempuh untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

(39)

berperan dan bersikap sebagai konsumen potensial terhadap produk dari

perusahaan pesaing. Kemudian mereka melaporkan pada perusahaan

mengenai kekuatan dan kelemahan produk pesaing berdasarkan pengalaman

mereka sebagai pembeli produk itu.

3. Lost Customer Analysis

Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau pindah ke perusahaan lain agar dapat memahami mengapa hal

itu bisa terjadi, karena dengan semakin banyaknya konsumen yang berpindah

ke perusahaan lain menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan

konsumen.

4. Survei Kepuasan Konsumen

Survai kepuasan konsumen dalam suatu penelitian dapat dilakukan melalui

pos, telepon atau wawancara pribadi. Melalui survai ini diharapkan

perusahaan memperoleh tanggapan secara langsung dari konsumen dan

memperoleh tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian yang besar

(40)

H.

Manajemen Relasi Pelanggan (CRM—

Customer Relationship

Management

)

1. Pengertian Customer Relationship Management

CRM merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing-masing

pelanggan dan secara cermat mengelola semua ”titik sentuhan” pelanggan

demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan adalah

kesempatan apa pun di mana seorang pelanggan menghadapi merek dan

produk—mulai dari pengalaman aktual, komunikasi massal sampai observasi

kasual.

Kerangka kerja untuk pemasaran satu lawan satu antara lain:

a. Mengidentifikasi prospek dan pelanggan.

b. Mendiferensiasikan pelanggan berdasarkan kebutuhan dan nilai mereka

untuk perusahaan.

c. Berinteraksi dengan pelanggan perorangan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang kebutuhan perorangan mereka dan membangun

hubungan yang lebih kuat.

d. Memodifikasi produk, layanan, dan pesan kepada setiap pelanggan (Kotler

(41)

Definisi CRM menurut Buttle (2007) adalah strategi inti dalam bisnis

yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi internal dengan semua

jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para

konsumen sasaran secara profitabel. CRM didukung oleh data konsumen yang

berkualitas dan teknologi informasi.

Tujuan CRM yaitu profitabilitas pelanggan. Pengukuran profitabilitas

pelanggan berarti bahwa organisasi harus mampu melacak pendapatan dan

biaya pada pelanggan, baik pada tingkat segmen atau tingkat individu.

2. Tahapan Utama dari Rantai Nilai Customer Relationship Management

Model ini mengidentifikasi lima tahap penting dalam pengembangan dan

penerapan strategi CRM. Secara singkat, kelima tahap tersebut adalah sebagai

berikut.

a. Analisis portofolio pelanggan. Tahap ini melibatkan analisis terhadap

basis pelanggan secara aktual dan potensial untuk mengidentifikasi

pelanggan mana yang ingin dilayani di masa mendatang.

b. Keintiman pelanggan. Pada tahap ini dapat dikenali identitas, riwayat,

tuntutan, harapan, dan pilihan pelanggan.

c. Pengembangan jaringan. Untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan

(42)

termasuk organisasi-organisasi dan orang-orang yang berkontribusi pada

penciptaan dan penyampaian proporsi nilai untuk pelanggan terpilih.

Jaringan dapat mencakup anggota dari luar seperti supplier, mitra, dan

pemilik/investor, dan juga pihak internal yang penting, yaitu pegawai.

d. Pengembangan proposisi nilai. Tahap ini melibatkan pengidentifikasian

sumber-sumber nilai bagi pelanggan dan penciptaan suatu proposisi dan

pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan, dan pilihan mereka.

e. Mengelola siklus hidup pelanggan. Siklus hidup pelanggan adalah

perjalanan pelanggan dari status ‘suspek’ menjadi ‘pendukung’.

Pengelolaan siklus hidup membutuhkan perhatian pada proses dan

struktur.

(1) Proses, bagaimana perusahaan mulai mengerjakan proses-proses

penting dari penguasaan, perawatan, dan pengembangan pelanggan,

serta bagaimana perusahaan akan mengukur kinerja dari strategi

(43)

(2) Struktur, bagaimana perusahaan akan mengorganisasi dirinya untuk

mengelola hubungan pelanggan.

I.

Sikap

Kata sikap berasal dari bahasa Latin aptus, yang berarti “kecocokan” atau

“kesesuaian”. Beberapa definisi sikap antara lain:

1. Sikap merupakan “kategorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluatif.

2. “Karakteristik utama yang membedakan sikap dari konsep lainnya adalah sifat

evaluatif atau afektif”.

3. Sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok,

situasi, objek, dan ide-ide tidak berwujud tertentu”.

Menurut Nickels yang dikutip dalam Dharmmesta (2000: 93-94) sikap

merupakan suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap

penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik secara

(44)

J.

Memprediksi Sikap Konsumen Melalui Model Multi-Atribut

1. Pengertian Atribut

Atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki

atau tidak dimiliki oleh objek. Terdapat dua kelas atribut secara luas, yaitu:

a. Atribut Intrinsik : segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual

produk.

b. Atribut Ekstrinsik : segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal

produk, seperti nama merek, kemasan, dan label.

Kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi

konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seorang konsumen berbeda

dengan konsumen lainnya. Tiga jenis kepercayaan:

a. Kepercayaan atribut-objek (object-attribute beliefs)

Kepercayaan atribut objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek,

seperti seseorang, barang atau jasa.

b. Kepercayaan manfaat atribut (attribute-benefit beliefs)

Merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut

tertentu menghasilkan, atau memberikan, manfaat tertentu.

(45)

Merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang, atau

jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.

Pentingnya atribut (attribute importance) didefinisikan sebagai penilaian

umum seseorang terhadap signifikansi atribut atas produk atau jasa jenis

tertentu. Empat unsur yang menentukan perhatian konsumen yang diarahkan

pada sebuah atribut adalah:

a. Karakteristik penerima pesan. Contoh karakteristik penerima pesan yang

mempengaruhi perhatian adalah kebutuhan dan nilai-nilai konsumen.

b. Karakteristik periklanan. Karakteristik ini dapat menarik perhatian

konsumen terhadap atribut dan menyebabkan mereka mengalokasikan

kapasitas kognitif pada atribut tersebut.

c. Faktor-faktor peluang tanggapan. Faktor-faktor ini menentukan seberapa

luas seseorang harus memproses informasi tentang sebuah atribut. Peluang

tanggapan akan meningkat apabila informasi tentang atribut diulang dan

ketika konsumen tidak dikacaukan saat informasi tentang atribut diproses.

d. Karakteristik produk, karakteristik ini adalah kualitas yang dirasakan.

2. Harga sebagai Atribut

Harga salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen,

(46)

sikap konsumen. Dalam situasi tertentu para konsumen sangatlah sensitif

terhadap harga (misalnya, permintaan yang elastik), sehingga harga yang

relatif tinggi dibanding para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari

pertimbangan konsumen. Akan tetapi, dalam kasus lainnya harga dapat

dipergunakan sebagai indikator pengganti kualitas produk, dengan hasil

bahwa harga yang lebih tinggi dipandang positif oleh segmen pasar tertentu.

Jadi harga produk dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif

terhadap konsumen.

4. Model Multiatribut (multiattribute models)

Mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan kepercayaan

mereka tentang atribut produk untuk membentuk sikap terhadap berbagai

alternatif merek, korporasi, atau objek lainnya. Model multiatribut

mengasumsikan bahwa konsumen menggunakan pendekatan hierarki

pengaruh standar di mana kepercayaan mengarah pada formasi sikap, yang

selanjutnya mengarah pada perilaku pembelian.

a. Model Sikap-Terhadap-Objek (attitude-toward-the-object) atau model

Fishbein

Model ini mengidentifikasi dua faktor utama yang memprediksi sikap,

(47)

(1) Kepercayaan utama (salient beliefs) adalah kepercayaan terhadap

atribut objek yang diaktivasi ketika seseorang sedang mengevaluasi

sikap terhadap sebuah objek.

(2) Model sikap-terhadap-objek Fishbein adalah kekuatan kepercayaan di

mana objek memiliki atribut yang dipertanyakan. Kekuatan hubungan

atribut produk biasanya dinilai dengan bertanya kepada konsumen,

“Seberapa besar kepercayaan bahwa objek x memiliki atribut y?”

b. Sikap Global versus Sikap-Terhadap-Objek

Pengukuran sikap global (global attitude measure) adalah pengukuran

langsung dari seluruh afeksi dan perasaan konsumen tentang sebuah

objek. Untuk mengukur sikap global, beberapa pertanyaan diajukan pada

skala diferensial semantik—yang meminta para responden untuk menilai

objek pada berbagai skala yang berpusat pada arti sifat yang berlawanan.

5. Kapankah Sikap Memprediksikan Perilaku?

Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan di mana sikap memprediksi

perilaku, antara lain:

a. Keterlibatan konsumen (involvement of the consumer). Sikap dapat

digunakan untuk memprediksi perilaku pembelian jika kondisi

(48)

b. Pengukuran sikap (attitude measurement). Pengukuran sikap memiliki

sifat dapat dipercaya dan absah—dan berada pada tingkat abstraksi yang

sama dengan pengukuran perilaku.

c. Pengaruh orang lain (effect of other people). Keinginan orang lain

terhadap pembelian dan motivasi konsumen untuk mengikuti keinginan

tersebut mempengaruhi keadaan sikap memprediksi perilaku.

d. Faktor situasional (situational factors). Faktor-faktor situasional, seperti

liburan, tekanan waktu, dan penyakit, mungkin menghalangi sehingga

pengukuran sikap gagal untuk memprediksi perilaku dengan baik.

e. Pengaruh merek lain (effect of other brands). Walaupun sikap konsumen

terhadap suatu merek adalah sangat menguntungkan, namun jika sikap

konsumen terhadap merek lain jauh lebih menguntungkan, maka merek

lain ini kemungkinan yang akan dibelinya.

f. Kekuatan sikap (attitude strength). Untuk sikap yang mempengaruhi

perilaku, ia harus memilih kekuatan dan keyakinan yang cukup untuk

diaktivasi dalam memori.

6. Fungsi Sikap

Empat fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk

(49)

(dikemukakan oleh Daniel Katz) antara lain:

a. Fungsi Utilitarian. Fungsi sikap ini mengacu pada ide bahwa orang

mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan dan

meminimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.

b. Fungsi Pembelaan-Ego (Ego Defensive). Fungsi sikap ini adalah

melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari

kenyataan kekejaman dunia luar.

c. Fungsi Pengetahuan (Knowledge Function). Sikap juga dapat

dipergunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami

dunia mereka. Fungsi pengetahuan juga membantu menjelaskan beberapa

pengaruh kesetiaan merek. Dengan mempertahankan sikap positif

terhadap produk, konsumen dapat menyederhanakan hidup mereka.

Kesetiaan merek dapat mengurangi waktu pencarian yang diperlukan

untuk memperoleh sebuah produk dalam memenuhi kebutuhannya.

d. Fungsi Nilai Ekspresif. Fungsi dari sikap ini mengacu pada bagaimana

seseorang mengekspresikan nilai sentral mereka kepada orang lain—yang

juga disebut fungsi identitas sosial. Ekspresi sikap bahkan dapat

membantu seseorang dalam mendefinisikan konsep diri mereka kepada

(50)

K.

Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang mereka secara

langsung kepada para pengguna akhir; antara mereka ada sekelompok

perantara yang melakukan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan satu

saluran pemasaran (juga disebut saluran perdagangan atau saluran distribusi).

Saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang

terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau

dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler dan Armstrong,

2004: 508).

Program distribusi dan penjualan dapat didefinisikan sebagai program

yang terdiri atas berbagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar

dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,

jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses

distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:

a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang

dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan

(51)

b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara

fisik dan non-fisik yang meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus

informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan,

arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.

2. Arti Penting Saluran Distribusi

Saluran distribusi merupakan unsur marketing mix perusahaan selain

harga, produk, dan promosi yang kesemuanya merupakan kesatuan yang

memberikan nilai tambah yang sangat berarti bagi perusahaan. Beberapa

pengamat mengatakan bahwa saluran distribusi merupakan suatu sistem

organisasi yang melibatkan unit perusahaan yang ada maupun pihak luar yang

berkaitan dengan kegiatannya.

Secara umum saluran distribusi merupakan line yang dilalui barang untuk

ditransfer, baik secara langsung kepada konsumen akhir, maupun yang tidak

langsung melalui beberapa lembaga sebagai penyalur. Jadi saluran distribusi

mempunyai fungsi untuk memperpendek jarak karena unggul dalam efisiensi

usaha. Saluran distribusi yang digunakan PT. PUSRI ialah

produsen-distributor-pengecer-konsumen, saluran ini disebut juga sebagai saluran

distribusi tidak langsung.

Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada

(52)

pemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang ingin

menggunakannya. Anggota saluran distribusi melakukan beberapa fungsi

kunci. Sebagian membantu dalam melengkapi transaksi (Sunarto, 2004: 230) :

a. Informasi : mengumpulkan dan mendistribusikan riset

pemasaran dan informasi intelijen tentang faktor-faktor dan

kekuatan-kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk

merencanakan dan membantu terjadinya pertukaran.

b. Promosi : mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi

persuasif berkenaan dengan suatu penawaran.

c. Kontak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli

perspektif.

d. Mencocokkan : membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap

kebutuhan pembeli.

e. Negosiasi : mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi

lain dari penawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan.

Yang lainnya membantu menyempurnakan transaksi yang telah dipenuhi :

a. Distribusi fisik : memindahkan dan menyimpan barang.

b. Pendanaan : mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutup biaya

(53)

c. Pengambilan risiko : memperhitungkan risiko menjalankan tugas

pendistribusian.

3. Distributor

Distributor adalah penyalur; orang atau pihak yang menyalurkan barang

yang berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari

kesesuaian barang dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan

pelanggan. Distributor yang dimaksud disini ialah perusahaan perorangan atau

badan usaha, baik berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang

ditunjuk oleh produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan,

penyaluran, dan penjualan pupuk bersubsidi dalam partai besar di wilayah

tanggung jawabnya untuk dijual kepada petani dan/atau kelompok tani

melalui pengecer yang ditunjuknya (PERMENDAG RI No.

07/M-DAG/PER/2/2009).

L.

Pengecer

Pengecer (retailer) adalah bisnis yang penjualannya berasal terutama dari

penjualan eceran. Penjualan eceran (retailing) semua aktivitas yang dilibatkan

dalam menjual barang-barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir

untuk penggunaan pribadi mereka, bukan penggunaan untuk bisnis (Kotler dan

Armstrong, 2004: 555). Pengecer yang dimaksud disini ialah Pengecer Resmi

(54)

baik yang berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Kecamatan dan/atau

Desa, yang ditunjuk oleh distributor dengan kegiatan pokok melakukan penjualan

pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya secara langsung hanya kepada

petani dan/atau kelompok tani (PERMENDAG RI No. 07/M-DAG/PER/2/2009).

M.

Petani

Petani adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan

budidaya tanaman pangan atau hortikultura dengan luasan tertentu. Kelompok

Tani adalah kumpulan petani yang mempunyai kesamaan kepentingan dalam

memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan

produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya dalam mengusahakan

lahan usaha tani secara bersama pada satu hamparan atau kawasan, yang

dikukuhkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk (PERMENTAN RI

No. 50/Permentan/SR.130/11/2009).

N.

Perumusan Hipotesis

Penelitian ini digunakan untuk mengulas deskripsi dan hubungan kepuasan

distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap perusahaan karena sebuah

implementasi dari strategi pemasaran. Hipotesis merupakan jawaban sementara

mengenai masalah yang akan diteliti dan merupakan pertanyaan yang perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis dapat pula diartikan sebagai jawaban sementara dari

(55)

Rumusan masalah pertama :

Untuk rumusan masalah pertama tidak ada hipotesis, karena penelitian

bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan dan mutu

yang diharapkan dengan yang dialami distributor, pengecer, dan konsumen akhir

yaitu petani terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.

Rumusan masalah kedua dan ketiga:

Mewujudkan kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting untuk

dilakukan oleh perusahaan. Mencari pelanggan yang baru dibandingkan dengan

menjaga loyalitas pelanggan lama biayanya lebih besar mencari pelanggan baru.

Kepuasan pelanggan disini dikelompokkan menjadi tiga yaitu kepuasan

distributor, pengecer, dan kepuasan pengguna akhir yaitu petani dipengaruhi oleh

kinerja perusahaan PT. PUSRI dalam melayani pelanggan, menjaga mutu produk,

dan menjaga hubungan baik dengan mereka. Apabila yang diharapkan pelanggan

kepada perusahaan terwujud dengan baik maka pelanggan juga akan setia

terhadap perusahaan dalam penggunaan produk perusahaan itu sendiri. Ketika

pelanggan puas dan loyal terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan maka

hal itu akan berdampak positif terhadap kelangsungan citra perusahaan itu sendiri.

(56)

Ha1 : Tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan positif dengan kepuasan

distributor, pengecer, dan petani.

Ha2 : Tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani memiliki hubungan

positif dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.

Rumusan masalah keempat:

Penyampaian pupuk dari perusahaan sampai dengan konsumen akhir yaitu

petani ternyata tidak semudah yang dibayangkan oleh orang-orang pada

umumnya. Apabila tidak ada sistem dan pengawasan yang ketat, maka barang

yang tujuannya diperuntukkan kepada yang benar-benar membutuhkan bisa saja

diselewengkan jatuh ke lain pihak dengan tujuan untuk kepentingan pihak-pihak

tertentu saja. Ketika produk itu tidak diterima atau jadwal penerimaannya

terlambat dan keterlambatannya tidak seperti biasanya, hal ini dapat

menyebabkan konsumen tidak puas akan kinerja suatu perusahaan atau lembaga

yang menyalurkannya. Maka dari itu, penulis akan mengulas lebih lanjut tentang

seluk-beluk pendistribusian pupuk. Rumusan masalah keempat ini tidak ada

hipotesis karena penelitian bersifat deskriptif. Penjelasan yang ada berdasarkan

tinjauan di lapangan ketika penulis melakukan penelitian.

(57)

39 

 

A.

Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan penulis merupakan penelitian kuantitatif.

Hasil temuan dalam penelitian ini akan didapatkan dan disimpulkan

berdasarkan hasil perhitungan yang akan dilakukan. Penelitian kuantitatif

adalah analisis data yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari data hasil

penelitian dengan menggunakan perhitungan dan rumus statistik. Studi yang

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah studi penelitian relasional kausal.

Studi kausal akan menunjukan arah hubungan variabel bebas dan variabel

terikat serta mengukur kekuatan hubungannya.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Wilayah DIY, yang

berlokasi di Jl. Ring Road Utara, Depok Sleman Yogyakarta dan

untuk penyebaran kuesioner pada distributor, pengecer, dan petani

yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Bantul,

dan Gunung Kidul.

2. Waktu Penelitian

Januari 2010-Agustus 2010

(58)

   

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian adalah pelanggan yang membeli dan menggunakan

pupuk PT. PUSRI, yaitu disini adalah distributor, pengecer, dan petani

selaku konsumen akhir.

2. Objek penelitian adalah kepuasan konsumen dan sikap konsumen.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data

Subjek penelitian yang akan penulis jadikan sampel dalam penelitian ini

adalah para distributor pupuk, pengecer dan petani sebagai pelanggan terakhir.

Ketiga pelanggan merupakan pelanggan yang menentukan adanya hubungan

positif antara tingkat kepuasan dengan sikap konsumen.

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan subjek penelitian yang mempunyai

karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, sebagai

populasi adalah distributor pupuk, pengecer pupuk dan kelompok tani

yang berada di DIY.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data besarnya

dalam suatu penelitian. Cara pengambilan sampel adalah dengan

Purposive Sampling dan Quota Sampling. Purposive Sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan Quota

(59)

   

bahwa kelompok tertentu secara memadai terwakili dalam penelitian

melalui penggunaan kuota (jumlah). Pada umumnya, kuota yang

ditentukan bagi setiap subkelompok adalah berdasarkan total jumlah tiap

kelompok dalam populasi. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 5

distributor yang mewakili 4 Kabupaten (Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan

Gunung Kidul), 10 pengecer yang mewakili 4 wilayah tanggung jawab

distributor dan 50 petani yang menggunakan pupuk sebagai sampel.

GAMBAR III.1

Detail Pengambilan Sampel Distributor, Pengecer, dan Petani

Keterangan :

a. Setiap 1 kabupaten rata-rata diwakili 1 distributor, kecuali Kabupaten

Gunung Kidul yang mempunyai 8 distributor maka diambil 2

(60)

   

(1) Dari 3 distributor di Sleman diambil 1 distributor, yaitu: CV. SRI

AGUNG REJEKI

(2) Dari 5 distributor di Bantul diambil 1 distributor, yaitu:

PUSKUD-Metaram.

(3) Dari 8 distributor di Gunung Kidul diambil 2 distributor, yaitu:

CV. TANI UNGGUL dan CV. FAI PUTRA

(4) Dari 4 distributor di Kulon Progo diambil 1 distributor, yaitu: KUB

– KUD H.R Prodjo Mintardjo.

b. Dari masing-masing distributor tersebut diambil 2 pengecer sebagai

sampel untuk diteliti, antara lain:

(1) CV. SRI AGUNG REJEKI : UD. Anugerah Depok dan Kios Setia

Kawan Kalasan

(2) PUSKUD-Metaram : Kios DM Piyungan dan KUD. Tani

Binangun Banguntapan.

(3) CV. TANI UNGGUL: Kios Yayuk Karang Mojo dan UD. Mekar

Tani Wonosari.

(4) CV. FAI PUTRA : KUD. Gunung Sewu Tepus dan Kop. Tani

Wijaya Tanjung Sari.

(5) KUB – KUD H.R Prodjo Mintardjo : KUD. Sido Tentrem

Kalibawang dan Kios Handayani Nanggulan.

c. P = Petani, dimana 5 orang petani mewakili 1 Kelompok Tani dibawah

(61)

   

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan sampel yang penulis gunakan yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner yaitu merupakan suatu pengumpulan data dengan

mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang berhubungan

dengan kepuasan konsumen dan sikap konsumen.

b. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan secara langsung kepada perwakilan distributor, pengecer,

dan petani di daerah sampel penelitian mengenai pelayanan

perusahaan, kualitas pupuk, dan penyaluran pupuk ke tangan

konsumennya.

E.

Jenis Data

Untuk mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam

penulisan ini adalah dengan data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh dari objek penelitian yang belum diolah dengan

metode kuesioner tentang kepuasan konsumen dan sikap konsumen.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak

langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, disini

(62)

   

F.

Definisi dan Operasional Variabel

1. Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2008: 3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah:

a. Kepuasan Konsumen

b. Pelayanan

c. Mutu

d. Sikap Konsumen

2. Definisi Konseptual dan Operasional

a. Kepuasan Konsumen

Definisi kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

harapan.

Tingkat kepuasan konsumen, akan dioperasionalisasikan sebagai

berikut:

(1) Pemberian kualifikasi jenis dan manfaat pupuk kepada konsumen,

(2) Jadwal penyampaian pupuk ke tangan konsumen tepat waktu,

(3) Prosedur penanganan keluhan dan saran dari konsumen direspon

(63)

   

b. Pelayanan

Pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau

keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain.

(1) Service excellence atau pelayanan yang unggul, yakni suatu sikap

atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan.

Secara garis besar terdapat empat unsur didalamnya:

(a) Kecepatan : konsumen dapat mengantri dengan teratur pada

saat penebusan pupuk.

(b) Ketepatan : melayani permintaan pupuk sesuai permintaan

kelompok tani yang diajukan melalui pengecer, pengecer

menyampaikan ke distributor, dan distributor mengajukan ke

perusahaan dan tidak terjadi kesalahan (kelebihan atau

kekurangan) dalam pendistribusian pupuk.

(c) Keramahan : ramah dalam melayani publik.

(d) Kenyamanan : fasilitas tempat duduk yang memadai saat

pelayanan diberikan.

(2) Prosedur penebusan dan pembayaran pembelian pupuk dari

distributor ke perusahaan tidak memberatkan distributor.

(3) Pemanfaatan jaringan telepon untuk melayani konsumen lebih

(64)

   

(4) Perusahaan bekerjasama bersama Dinas atau instansi terkait

melaksanakan program penyuluhan atau promosi guna menunjang

Program Ketahanan Pangan di daerah penyaluran distributor.

(5) Selalu memberikan informasi terbaru tepat waktu berkaitan dengan

perubahan harga pupuk.

(6) Perubahan harga pupuk per kantong masih dapat dijangkau oleh

petani.

c. Mutu

Definisi mutu adalah tingkat keunggulan, jadi mutu ukuran relatif

kebaikan. Secara operasional produk bermutu adalah produk yang

memenuhi berbagai harapan pelanggan. Mutu akan

dioperasionalisasikan sebagai berikut:

(1) Spesifikasi produk yang tertulis di kemasan cukup jelas dan

kemasan masih baik.

(2) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk sesuai dengan berat

kapasitas pupuk per kantong.

(3) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk sebanding dengan

mutu produk yang dirasakan.

(4) Pemenuhan kebutuhan pupuk untuk distributor, pengecer, dan

petani dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhan kelompok tani di

setiap desa.

(5) Pupuk UREA PT. PUSRI menjadi pupuk pokok petani

(65)

   

(6) Perusahaan memberikan jaminan garansi apabila terjadi kerusakan

produk ketika produk masih terdapat di Gudang Pupuk PUSRI

tingkat Kabupaten.

d. Sikap

Pengertian dari sikap konsumen dalam penelitian ini adalah

penilaian subyektif dari konsumen terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.

Sikap konsumen, akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:

(1) Konsumen percaya dengan kinerja PT. PUSRI.

(2) Konsumen mempercayai informasi yang diberikan PT. PUSRI.

(3) Konsumen merasa senang bekerjasama dengan PT. PUSRI

karena responsif (tanggap) terhadap konsumen.

(4) Hubungan kemitraan jangka panjang antara konsumen dengan

PT. PUSRI terjaga dengan baik.

G.

Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran yang digunakan adalah Rating Scale untuk mengukur

variabel kepuasan dan skala likert untuk mengukur variabel pelayanan,

variabel mutu, dan variabel sikap. Rating scale didesain untuk mengukur data

mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam penelitian

kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak

setuju, pernah – tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam Skala

(66)

   

yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif

yang telah disediakan.

Keterangan :

4 bila sangat puas

3 bila cukup puas

2 bila kurang puas

1 bila sangat kurang puas

Sedangkan Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju

atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut:

H.

Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Salah satu cara untuk mengukur tingkat validitas adalah dengan

mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel atau responden dengan

cara melihat korelasi antar variabel atau korelasi antar responden yang

Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Berpendapat

1 2 3 4 5

Interval Jawaban

(67)

   

disebut dengan analisis faktor. Tujuan dari analisis faktor ialah

mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling

hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel (test score, test items,

jawaban kuesioner) dengan cara mendefinisiskan satu set kesamaan

variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor (Ghozali, 2009:

303). Di dalam analisis faktor pada penelitian ini menggunakan Uji Kaiser

Meyer Olkin atau disingkat KMO. Uji ini digunakan untuk mengetahui

apakah metode sampling yang digunakan memenuhi syarat atau tidak. Uji

KMO juga digunakan dalam analisis faktor dimana untuk mengetahui

apakah data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak dengan analisis

faktor. Rumusan uji KMO adalah:

KMO

r

r

a

ij j i ij j ij j i i

=

+

≠ ≠ ≠

2

2 2 ; i = 1,2,…,p ; j = 1,2,…,p

Dimana: rij = Koefisisen korelasi sederhana antara peubah i dan j

aij = Koefisien korelasi parsial antara peubah i dan j

Penilaian uji KMO dari matrik antar peubah adalah sebagai berikut:

a. 0,9 < KMO ≤ 1,00 → data sangat baik untuk analisis faktor

b. 0,8 < KMO ≤ 0,9 → data baik untuk analisis faktor

c. 0,7 < KMO ≤ 0,8 → data agak baik untuk analisis faktor

d. 0,6 < KMO ≤ 0,7 → data lebih dari cukup untuk analisis faktor

(68)

   

f. KMO ≤ 0,5 → data tidak layak untuk analisis faktor

Nilai KMO yang tinggi (antara 0,5 -1,0) mempunyai indikasi bahwa

analisis faktor cocok atau layak untuk digunakan namun jika nilainya

dibawah 0,5 maka analisis faktor kemungkinan tidak tepat untuk

digunakan (Siswandari. 2009: 154). Sedangkan untuk memudahkan pola

pengelompokkan variabel, maka dari hasil ekstrasi faktor dilakukan rotasi.

Menurut Kerlinger (dalam Purwanto, 2007: 156), rotasi akan mengarahkan

untuk melihat lebih jelas pengelompokkan dan besarnya sumbangan butir

ke dalam faktor. Butir akan menjadi bagian dari faktor apabila

memberikan sumbangan (factor loadings) paling tidak 0,30.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah sikap. Instrumen dikatakan

mempunyai taraf sikap positif yang tinggi, jika instrumen tersebut dapat

memberikan hasil yang konsisten. Maka pengertian reliabilitas item

berhubungan dengan masalah konsistensi hasil. Untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai

misalnya 0-10 atau 0-100 atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5 dan

sebagainya. Salah satu teknik untuk menguji reliabilitas instrumen adalah

dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach.

Rumus :

Keterangan :

(69)

   

k : Banyaknya belahan tes

sj2 : Varians belahan j;j = 1,2,…k

sX2 : Varians skor tes.

Untuk mencari varian butir digunakan rumus :

Keterangan :

δ : Varians Butir

X2 : Jumlah dari pengkuadratan skor

X : Jumlah skor X

Y : Jumlah skor Y

N : Jumlah subyek responden

Kriteria untuk menentukan suatu skala reliabel atau tidak, maka digunakan

ketentuan (Imam Ghozali, 2001:133) :

a. Apabila koefisien Cronbach Alpha > 0,6 berarti suatu skala bisa

dikatakan reliabel.

b. Apabila koefisien Cronbach Alpha < 0,6 berarti suatu skala tidak

bisa dikatakan reliabel.

I.

Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis pertama yaitu untuk

melihat tingkat kenyataan dari pelayanan dan mutu adalah dengan

Korelasi Product Moment dikemukakan Pearson. Dimana pelayanan akan

dikorelasikan dengan kepuasan dan mutu juga akan dikorelasikan dengan

(70)

   

2. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis kedua antara tingkat

Gambar

GAMBAR II.1 Konsep Kepuasan Konsumen……………………………
GAMBAR II.1
GAMBAR III.1
GAMBAR IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Bonus demografi di suatu daerah ditandai dengan terus meningkatnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan pada saat bersamaan jumlah penduduk usia belum produktif (0-

Dalam SA Seksi 341 paragraf 03 dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam

ALAT PENCACAH RUMPUT GAJAH (BAGIAN PULI DAN SABUK )” : PROGRAM STUDI D III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016. Tujuan dari

Tujuan penelitian ini yaitu melakukan verifikasi metode analisis senyawa kontaminan 3-MCPD ester dalam minyak sawit dengan menggunakan instrumen GC-MS, sebelum

Kurang lebih sama dengan tahun 2012, APP tercepat dari seluruh sub- sektor di tahun 2013 yaitu selama 9 hari masih dari sub-sektor logam &amp; mineral lain, yaitu PT SMR Utama

Pada proses ini, rangkaian logika yang dibuat akan dioptimasi dengan meminimalkan jumlah penggunaan gerbang, mengganti elemen logika dengan elemen logika lain yang mempunyai

OLIMPIADE MATEMATIKA IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2012.. Himpunan Mahasiswa Pendidikan

Dari analisis ini dapat diketahui apakah terdapat perbedaan persepsi konsumen baik dari laki- laki atau perempuan, berdasarkan umur, pekerjaan, dan pendapatan per bulan