• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan sebuah kegiatan perekonomian suatu negara yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan sebuah kegiatan perekonomian suatu negara yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang beperan penting dalam menjalankan sebuah kegiatan perekonomian suatu negara yang perkembangannya saat ini semakin kompleks. Selain penting dalam menjalankan sebuah kegiatan ekonomi, bank juga berperan penting dalam menjalankan kegiatan perdagangan di suatu negara. Menurut Booklet Perbankan Indonesia (2012) Bank merupakan suatu lembaga yang fungsinya sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dimana tugasnya menyalurkan dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana. Secara umum, bank-bank di Indonesia terdiri dari bank konvesional dan bank syariah. Banyak saai ini bank-bank konvensional telah mengkonversi bank syariah untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Melihat perkembangannya, sistem ekonomi berasis syariah semakin hari semakin berkembang. Tidak hanya untuk nasabah muslim, melainkan juga kalangan non muslim. Sistemnya yang universal ini tidak menutup kemungkanan suatu saat sistem perekonomian di Indonesia akan sepenuhnya berbasis syariah. Beberapa alasan mengapa bank konvensional melirik dan bahkan mengkonversi untuk membuka bank syariah adalah karena mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama islam yang mana mereka telah menyadari adanya keharamanan pada bunga bank konvensional

(2)

yang telah dikeluarkan fatwanya oleh MUI. Di dalam Alquran juga telah disebutkan, yakni:

ُ فْلِحُونََََُُُّكُمََُِّْ لُاتَّقُولْلَُ ِةُملَُاأوضُُّاُِكُلنَُُا تُِكَُُُِاَُ تَُتُِكُوُأْ تَُّذْينقُ لُياذُم لُذ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan”. (QS: Al-Imran – 130)

Dengan demikian, para nasabah dewasa ini lebih beralih kepada bank syariah karena menurut mereka inilah suatu alternatif yang sesuai dengan keyakinan yang mereka anut.Bank syariah menganut sistem bagi hasil yang diyakini lebih menguntungkan dibandingkan bunga dari bank konvensional serta lebih tangguh dalam menghadapi krisis moneter. Melihat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, banyak bank-bank konvensional yang terlikuidas akibat bunga negatif atau negative spread yang pada saat itu pemerintah menerapkan bunga yang tinggi. Hal tersebut diatas sama sekali tidak mempengaruhi keberadaan bank syariah yang menganut sistem bagi hasil serta bank syariah juga tidak akan mengalami negative spread.

Sebagai lembaga yang penting dalam sistem perekonomian maka diperlukan adanya pengawasan kinerja yang baik oleh pihak perbankan. Salah satu indikator untuk menilai suatu kinerja keuangan pada bank adalah dengan melihat profitabilitasnya.Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Menurut Karya dan Rakhman, tingkat Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank

(3)

karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dari aset yang dananya berasal dari sebagian besar dana simpanan masyarakat. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Pemilihan lebih dikhususkan pada perbankan syariah karena penelitian mengenai profitbilitas bank syariah masih jarang dilakukan. Profitabilats merupakan salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Indikator dalam pengukuran profitbilitas ini menggunakan ROA.

Indikator kinerja bank syariah yang lain adalah Non Performing

Financing (NPF). Non Performing Financing merupakan suatu hal yang tidak

berdampak baik bagi pihak bank. Hal ini disebabkan oleh gagalnya pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunganya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian kredit (Dendawijaya, 2005).Non Performing Financing itu sendiri merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukkan kerugian akibat risiko kredit. (Adnan, 2005) Besarnya Non Performing Financing (NPF) mencermikan tingkat pengendalian biaya dan kebijakan pmbiayaan/kredit yang dijalani oleh bank. Kredit bermasalah yang tinggi ini dapat menimbulkan adanya ketidakmauan bank dalam menyalurkan kreditnya karena bank harus membentuk cadangan penghapusan yang lumayan besar. Tekanan pada rasio pembiayaan bermasalah di industri perbankan khususnya perbankan syariah yang telah mendekati threshold diprediksi akan mereda sejalan dengan segera selesainya konsolidasi yang tengah dilakukan oleh dua

(4)

bank umum syariah terbesar di Indonesia yakni PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Dikutip dari data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hingga Mei 2015, rasio Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) tercatat sebesar 4,76% atau naik 74 basis poin (bps) secara tahunan (y-o-y). Data ini juga merekam, NPF bank syariah sempat melewati threshold atau sebesar 5,1% pada Februari 2015.

Indikator selanjutnya yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR). Capital adequacy ratio (CAR) itu sendiri merupakan rasio kecukupan modal atau rasio permodalan yang berfungsi menyediakan dana untuk keperluan usaha menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi nilai CAR dari bank maka akan semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Nilai CAR tinggi juga akan mampu membiayai kegiatan operasional bank dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Otoritas Jasa Keuangan sudah menyampaikan bahwa di akhir 2013 lalu rasio kecukupan modal (CAR) menurun. Idealnya, raiso kecukupan modal atau CAR pada perbankan syariah harus berada diatas 14% .

(5)

Dalam realitanya, tujuan dari perusahaan adalah untuk mencari laba yang sebesar-besarnya.Penetapan tujuan yang benar akansangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan dan pengukuran kinerjanantinya. Karena kesalahan menentukan tujuan akan berakibat pada kesalahanstrategi yang diambil. Kesalahan pengukuran kinerja akan mengakibatkankesalahan dalam memberi imbalan atas prestasi yang ada. Adalah Economic Value Added (EVA), salah satu metode yang relevan untuk mengukur kinerjayang berdasarkan nilai (value) karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomisyang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategimanajemen.Kenapa suatu perusahaan lebih memilih menggunakan EVA daripada yang lain seperti Return of Investment (ROI) karena dengan metode EVA ini keseluruhan unit usaha memiliki sasaran laba yang pada dasarnya sama untuk dijadikan perbandingan investasi. EVA juga berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat suatu perusahaan perbankan khususnya perbankan syariah lebih memperhatika struktur modalnya, serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu kegiatan atau proyek yang dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modal yang telah dikeluarkan. Dengan menggunakan metode Economic Value Addedpula seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi.Serta Economic Value Addedjuga membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal (internal goalsetting) perusahaan supaya tujuan berpedoman pada implikasi jangka panjang bukan hanya jangka pendek saja.

(6)

Penelitian ini telah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu yang mengemukakan adanya keterkaitan antara NPF, CAR, dan EVA terhadap profitabilitas perbankan syariah yakni antara lain pada penelitian Fitri Zulifiah dan Joni Susilowibowo (2014) yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruhت Inflasi,تBIتRate,تCapitalت Adequacyت Ratioت(CAR),تNonتPerormingت Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012”ت denganت sampel 3 Bank Umum Syariah yakni PT. Bank Mandiri Syariah, PT. Bank Muamalat, dan PT. Bank Mega Syariah. Data yang digunakam dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan pada tahun 2008-2013 dengan hasil yang diproleh bahwa variabel CAR dan NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syraiah.

Penelitian kedua dilakukan oleh Aulia F. Rahman dan Ridha Rochmanikaت (2014)ت denganت judulت “Pengaruhت Pembiayaanت Jualت Beli,ت Pembiayaa Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitasت Bankت Umumت Syariahت diت Indonesia”ت menunjukkanت bahwaت rasioت NPF (Non Performing Financing) berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa peningkatan pada NPF akan meningkatkan nilai ROA.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

(7)

1. Apakah terdapat pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Manakah yang dominandiantara variable Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Economic ValueAdded (EVA) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas pada perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(8)

3. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui variabel manakah diantara Non Performing

Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), atau Economic

Value Added (EVA) yang dominan terhadap profitabilitas perusahaan

perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Kontribusi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada perbankan syariah, khususnya mengenai pengaruh Non Performing

Financing (NPF), Capital adequacy ratio (CAR), dan Economic

value added (EVA) terhadap profitabilitas.

2. Kontribusi Teoritis

1. Memberikan pembuktian tentang pengaruh Non Performing

Financing (NPF), Capital adequacy ratio (CAR), dan

Economic value added (EVA) terhadap profitabilitas.

2. dapat digunakan bagi peneliti yang lain sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam mengadakan suatu penelitian.

(9)

Memberikan informasi yang dapat mengetahui pengaruh Non

Performing Financing (NPF), Capital adequacy ratio (CAR), dan

Economic Value Added (EVA) terhadap profitabilitas pada

perbankan khususnya perbankan syariah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencegah pembahasan yang lebih meluas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian Non Performing Financing (NPF), Capital adequacy ratio (CAR), dan Economic value added (EVA) terhadap laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan syariah di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.

2. Data yang dianalisis adalah data sekunder yaitu dimana data tersebut berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan syariah yang diambil dari Bursa Efek Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

For a good design, everything has to fi t in the end: just as here Jo- seph’s grave and garden had to lie near the place of the skull. Fathoming the hearts of all

batas margin yang harus dijaga, misalnya 30%, sampai tiba saatnya investor harus menambah margin karena harga saham yg dibelinya dengan margin terus turun  biasanya mekanisme ini

Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca dan juga perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa

Dengan fenomena yang ditemukan oleh peneliti pada siswa di SMPN 13, dan melihat persahabatan memiliki peran penting pada perkembangan remaja serta pengaruh

a) Kinerja operasional segenap Unit Layanan dalam memberikan jasa pelayanan BNI kepada nasabah. b) Penyediaan informasi dan pelayanan transaksi giro, tabungan, deposito

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa peraturan perundang-undangan. 26 Bahan-bahan hukum yang bersifat normatif

Jika pada tahun 2012 kegiatan KIMBis Indramayu difokuskan pada pengembangan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir (perikanan tangkap laut dan pengolahanproduk hasil

Kemudian, dari masalah ini penulis akan mengeksplor lebih jauh makna cinta yang terjalin dalam pernikahan beda agama. Dalam penelitian ini, sebagai pisau analisisnya penulis