• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung sebagai salah satu unit eselon II mandiri di Lingkungan BPKP diwajibkan menyusun LAKIP.

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2012 ini merupakan laporan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategik 2010-2014, yang memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir diubah dengan KEP-955/K/SU/2011.

Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2012.

LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2012.

Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategik 2010 – 2014 yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama, program dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta rencana kinerja organisasi tahun 2012. Sedangkan Bagian Akuntabilitas Kinerja akan

(3)

@

PE8UTfi.I{IIJIN PBOVINSI

menguraikan rnengenai metodologi pengukuran

capaian, oapaian

kinerja

organisasi

tahun

2012,

ana[isis capaian

organisasi

tahun 2012

dan

akuntabilitas keuangan.

Kami

berharap

LAKIF tahun

2A12 ini

'dapat

memberikan

manfaat

bagi stakeholder dan selpruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung sebagai umpan

balik dalam melaksanakan

tugasnya di

masa yang

akan

datang dalam rangka meningkatkan

kinerja

Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung yang lebih baik.

11

(4)

ffir

pgmil*rn *.rPBolnIrsIL/mlPlrflC

Kebenaran isi 1AKIP ini merupakan tanggung jawab para Penanggung Jauaab

Program terkait dengan mernbubuhkan tarda tangan di bauaah ini.

2. Kepada Bidaqg IPP

-a

3. Kepala Bidarg APD

NtP 19650116 190003 1 001

4. Kepala BidangAkuntan Negara

NtP 19621029 198302 2 001

Eddyron Hutagalung

NIP 19571216 198512

I

001

6. lGsubag Prolap

Kepala Bidang lnvestigasi

qft

NIP 1973122419B4,0210fJl Pipirg Eftianto NtP 19640411 198403 1 001 Punranto NrP 1s751206 199601 1 001 7. Kaeubag Keuangan Zainuri

NIP 1969ffi04 199003

t

Oot

Sugianto NrP 19731101 1909)31 m1 NIP 1 Parman 199203 .l 001 1. Kepala

Bagianr*Y

Althofur Rohman ru

(5)

iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi iv

Ikhtisar Eksekutif vii

Bab I Pendahuluan 1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1

B. Aspek Strategis Organisasi 3

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 4

D. Struktur Organisasi 6

E. Sistematika Penyajian 10

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 11

A. Rencana Strategis 2010-2014 11

1) Pernyataan Visi 13

2) Pernyataan Misi 13

3) Tujuan Strategis 21

4) Indikator Kinerja Utama 25

5) Program dan Kegiatan 26

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2012 28

Bab III Akuntabilitas Kinerja 30

A. Capaian Kinerja 30

B. Analisis Capaian Kinerja 37

C. Akuntabilitas Keuangan 139

D. Informasi Tambahan 144

Bab IV Penutup 147

Lampiran 1 Capaian Kinerja Program Tahun 2012

Lampiran 2 Perbandingan Realisasi Outcome/Output 2012 dengan Realisasi 2011 dan Target 2014

Lampiran 3 Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2012

Lampiran 4 Dukungan Realisasi Capaian Kinerja Outcome/Output

a. Daftar Opini BPK atas Laporan Keuangan PEMDA Tahun 2011

b. Daftar BUMN GCG yang Mendapat Skor Baik Tahun Buku 2011

(6)

v

d. BUMD Beropini WTP dan WDP Tahun Buku 2011

(7)

vi

Indikator Kinerja Hasil Pengawasan dan Pembinaan Periode Tahun 2012

No Kelompok Kegiatan Pengawasan Satuan Target Realisasi %

Capaian

1. Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian Laporan 31 40 129,03 2. Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian Laporan 6 14 233,33 3. Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL/LKPD

bidang Perekonomian

Laporan 7 12 171,43 4. Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara bidang

Perekonomian

Laporan 1 2 200,00 5. Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN bidang Perekonomian Laporan 40 38 95,00 6. Pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Laporan 40 52 130,00 7. Pengawasan BUN bidang Polsoskam Laporan 8 24 300,00 8. Pengawasan atas permintaan Presiden bidang Polsoskam Laporan 11 26 236,36 9. Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam Laporan 15 78 520,00 10. Pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam Laporan 4 4 100,00 11. Pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah Laporan 1 2 200,00 12. Pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Laporan 53 75 141,51 13. Bimtek/ asistensi penyusunan LKKL/LKPD Laporan 17 44 258,82 14. Pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah Laporan 15 18 120,00 15. Pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah Laporan 9 26 288,89 16. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah Laporan 2 2 100,00 17. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah Laporan 11 15 136,36 18. Laporan Evaluasi Penerapan Tata Kelola APIP Daerah Laporan 2 3 150,00 19. Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Laporan 18 30 166,67 20. Pengawasan Lintas Sektor Bidang Akuntan Negara Laporan 1 13 1.300,00 21. Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 6 36 600,00 22. Pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 11 19 172,73 23. Bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Laporan 4 21 525,00 24. Sosialisasi Masalah Korupsi Laporan 5 10 200,00 25. Bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 3 3 100,00 26. Laporan Hasil Kajian Pengawasan Laporan 1 9 900,00 27. Audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Laporan 4 3 75,00 28. Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian

keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 61 86 140,98 29. Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60 60 100,00 30. Jumlah Sarana dan Prasarana Laporan 2 2 100,00

(8)

vii

IKHTISAR EKSEKUTIF

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2012 berisi informasi berkaitan dengan capaian kinerja (performance results) selama tahun 2012, dikaitkan dengan rencana kinerja (performance plan) 2012 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Stratejik Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2010-2014.

LAKIP BPKP Provinsi Lampung tahun 2012 disusun dengan format yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Sekretaris Utama BPKP Nomor S-2119/SU/01/2012 Tanggal 20 Desember 2012 tentang Penyelesaian LAKIP Tahun 2012.

Hasil capaian permasing-masing sasaran strategis diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Perekonomian.

Grafik I 0 50 Li n ta s se k to r B im te k p e n y u su n a n LK K L P e n e ri m a a n n e g a ra P e rm in ta a n st a k e h o ld e r P ro y e k P H LN 31 6 7 1 38 40 14 12 2 40 Target Realisasi

(9)

viii Capaian indikator kinerja atas sasaran strategis hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Perekonomian secara umum di atas target yang ditetapkan seperti diuraikan dalam Grafik I, dengan rincian sebagai berikut:

1) Lintas Sektor terealisir sebanyak 40 laporan diatas target yang ditetapkan sebanyak 31 laporan atau sebesar 129,03%,

2) Pengawasan Bendahara Umum Negara terealisir sebanyak 14 laporan diatas target yang ditetapkan sebanyak 6 laporan atau sebesar 233,33%,

3) Bimtek penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga terealisir sebanyak 12 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 7 laporan atau sebesar 171,43%,

4) Pengawasan atas penerimaan negara terealisir 2 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 1 laporan atau sebesar 200,00%, 5) Pengawasan proyek PHLN terealisir sebanyak 38 laporan di bawah

target yang ditetapkan sebanyak 40 laporan atau sebesar 95,00%. Kegiatan pengawasan atas PHLN yang tidak terlaksana karena sudah tidak ada kegiatan atau sudah closing yaitu:

1) Audit Keuangan atas ADB Loan 1960-IND SCBD Sekda Kebupaten Lampung Timur;

2) Audit Keuangan atas ADB Loan 1960-IND SCBD Sekda Kebupaten Lampung Utara;

3) Audit Keuangan atas SRIP Loan IBRD No.4834 IND Dinas PU Provinsi Lampung;

4) Audit Keuangan atas SRIP Loan IBRD No.4834 IND Dinas PU Kota Bandar Lampung.

Terdapat satu kegiatan audit keuangan PHLN yang merupakan pengalihan objek audit yaitu Audit Keuangan atas ADB Loan 1960 SCBD Provinsi Lampung sebagai pengalihan dari Audit Keuangan atas ADB Loan 1960-IND SCBD Sekda Kabupaten Lampung Timur.

(10)

ix 2. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara

dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Polsoskam.

Grafik II

Capaian indikator kinerja atas sasaran strategis hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Polsoskam secara umum di atas target yang ditetapkan seperti diuraikan dalam Grafik II, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pengawasan Lintas Sektor terealisir sebanyak 52 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 40 laporan atau sebesar 130,00%, 2) Pengawasan BUN Bidang Polsoskam terealisir sebanyak 24 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 8 laporan atau sebesar 300,00%,

3) Pengawasan atas permintaan Presiden terealisir sebanyak 26 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 11 laporan atau sebesar 236,36%,

4) Bimtek/asistensi penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga terealisir sebanyak 78 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 15 laporan atau sebesar 520,00%,

5) Pengawasan atas permintaan stakeholder terealisir sebanyak 4 laporan sesuai target yang ditetapkan sebanyak 4 laporan atau sebesar 100,00% 0 20 40 60 80 Li n ta s se k to r B U N P e rm in ta a n p re si d e n B im te k /a si st e n si p e n y u su n a n L K K L P e rm in ta a n st a k e h o ld e r 40 8 11 15 4 52 24 26 78 4 Target Realisasi

(11)

x 3. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara

dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Grafik III

Capaian indikator kinerja atas sasaran strategis hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah secara umum di atas target yang ditetapkan seperti diuraikan dalam Grafik III, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pengawasan lintas sektor Bidang Keuangan Daerah terealisir sebanyak 2 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 1 laporan atau sebesar 200,00%,

2) Pengawasan BUN Bidang Keuangan Daerah terealisir sebanyak 75 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 53 laporan atau sebesar 141,51%,

3) Bimtek penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terealisir sebanyak 44 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 17 laporan atau sebesar 258,82%,

4) Pengawasan atas permintaan stakeholder terealisir sebanyak 18 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 15 laporan atau sebesar 120,00%, 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Li n ta s se k to r B U N B im te k /a si st e n si p e n y u su n a n L K P D P e rm in ta a n st a k e h o ld e r K in e rj a p e la ya n a n p u b li k E va lu a si p e n e ra p a n ta ta k e lo la … E va lu a si p e n e ra p a n ta ta k e lo la A P IP … p e n y e le n g g a ra a n S P IP 1 53 17 15 9 2 13 18 2 75 44 18 26 2 18 30 Target Realisasi La p o ra n

(12)

xi 5) Pengawasan atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan

Daerah terealisir sebanyak 26 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 9 laporan atau sebesar 288,89%,

6) Evaluasi penerapan tata kelola penerapan JFA APIP daerah terealisir sebanyak 2 laporan sama dengan target yang ditetapkan sebanyak 2 laporan atau 100,00%,

7) Evaluasi penerapan tata kelola APIP daerah terealisir sebanyak 18 laporan sama dengan target yang ditetapkan sebanyak 13 laporan atau 138,46%,

8) Kegiatan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP terealisir sebanyak 30 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 18 laporan atau 166,67%.

4. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Bidang Akuntan Negara

Grafik IV

Capaian indikator kinerja atas sasaran strategis hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Akuntan Negara secara umum di atas target yang ditetapkan seperti diuraikan dalam Grafik IV, dengan rincian sebagai berikut:

0 10 20 30 40 Ll in ta s se k to r B im te k /a si s te n si G C G /K P I se k to r k o rp o ra t K in e rj a B U M D B im te k /a si s te n si p e n y u su n a n L K B U M D 1 6 11 4 13 36 19 21 Target Realisasi

(13)

xii 1) Pengawasan lintas sektor terealisir sebanyak 13 laporan di atas

target yang ditetapkan sebanyak 1 laporan atau sebesar 1300,00%, 2) Bimtek/Asistensi GCG/KPI sektor korporat terealisir sebanyak 36 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 6 laporan atau sebesar 600,00%,

3) Pengawasan atas kinerja BUMD terealisir 19 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 11 laporan atau sebesar 172,73%,

4) Bimtek/Asistensi penyusunan Laporan Keuangan BUMD terealisir sebanyak 21 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 4 laporan atau 525,00%.

5. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Investigasi.

Grafik V

Capaian indikator kinerja atas sasaran strategis hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bidang Investigasi secara umum di atas target yang ditetapkan seperti diuraikan dalam Grafik V, dengan rincian sebagai berikut:

1) Sosialisasi masalah korupsi terealisir sebanyak 10 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 5 laporan atau sebesar 200,00%, 0 50 100 S o si a li a si m a sa la h k o ru p si B im te k /a si st e n si im p le m e n ta si F C P H a si l ka ji a n p e n g a w a sa n A u d it i n ve st ig a si a ta s H K P , E sk a la si d a n K la im A u d it i n ve st ig a si , P K N , d a n P K A 5 3 1 4 61 10 3 9 3 86 Target Realisasi La p o ra n

(14)

xiii 2) Bimtek/asistensi implementasi FCP terealisir sebanyak 3 laporan

di atas target yang ditetapkan sebanyak 3 laporan atau sebesar 100,00%,

3) Hasil Kajian Pengawasan terealisir sebanyak 9 laporan di atas target yang ditetapkan sebanyak 1 laporan atau 900,00%

4) Audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim terealisir sebanyak 3 laporan di bawah target yang ditetapkan sebanyak 4 laporan atau sebesar 75%,

Tidak tercapainya target PKP2T disebabkan penugasan Audit atas HKP dan klaim sangat tergantung dari permintaan instansi terkait

5) Audit invetigasi, PKN, dan PKA terealisir 86 laporan (termasuk 4 laporan yang cary over) di atas target yang ditetapkan sebanyak 61 laporan atau sebesar 140,98%,

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah berupaya melakukan penataan administrasi dan pengelolaan sarana dan prasarananya dengan baik, agar hasil dari pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dapat tercapai dengan optimal, terutama bermanfaat bagi pihak stakeholders.

Untuk membiayai seluruh kegiatan pokok dan penunjang di atas, dalam tahun 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memperoleh dana sebesar Rp20.051.178.379,00 dengan realisasi sebesar Rp19.435.565.559,00 atau 96,93%.

Tingkat capaian kinerja berdasarkan kegiatan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

No Tingkat Capaian Katagori

Program

1 2 3

1 Lebih besar dari 100% Sangat Baik 23 0 0 2 76% sampai dengan 100% Baik 6 46 2

(15)

xiv No Tingkat Capaian Katagori

Program

1 2 3

3 51% sampai dengan 75% Cukup 1 0 0

4 Dibawah 51% Kurang 0 0 0

Jumlah Indikator Hasil 30 46 2

Berdasarkan uraian capaian kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah berhasil melaksanakan target kinerja yang telah ditetapkan.

(16)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 1

A.

A.

A.

A.

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

1) Tugas

Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2011 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut di atas, BPKP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP d. Pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap

kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan;

e. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

BAB I

(17)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 2

3) Wewenang

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

b. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan untuk mendukung pembangunan secara makro; c. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan;

d. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

e. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

f. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangn yang berlaku, yaitu:

(1) Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunnan dan sebagainya.

(2) Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan dalam pengawasan;

(3) Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan lain-lainnya;

(4) Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil pengawasan BPKP sendiri, maupun hasil pengawasan lembaga pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(18)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 3

B.

B.

B.

B.

Aspek Strategis Organisa

Aspek Strategis Organisa

Aspek Strategis Organisa

Aspek Strategis Organisasi

si

si

si

BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005, telah mendapat mandat baru dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Mandat baru bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai pembina SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.

Mandat baru tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah:

a. Product Differences

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral).

(19)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 4

b. Market Differences

BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung.

c. Methodology Differences

Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis,

forensic audit, performance audit, internal control review perlu

dikembangkan sejalan dengan paradigma baru BPKP.

Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat dari PP Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP. Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan consulting.

C.

C.

C.

C.

Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan menciptakan iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memberikan layanan kepada pengguna sebagai berikut:

a. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN); c. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari

Presiden;

d. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian keuangan negara kepada instansi penyidik;

(20)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 5

e. Melakukan sosialisasi, asistensi dan bimbingan teknis dalam rangka pembenahan manajemen pemerintah dan BUMN/D;

f. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis, berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan untuk pengambilan kebijakan pemerintah.

Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Audit Kinerja Program Gerakan Nasional – Rehabilitasi Hutan dan Lahan/GERHAN, Optimalisasi Penerimaan Negara dari Pajak dan PNBP, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Supervisi dan Monitoring Pengadaan Benih Bantuan Petani, Program yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasi pada Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional, serta audit kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK).

Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, dalam menudukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan terhadap beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain kajian atas kebijakan dalam penanganan kedelai, kajian atas kebijakan ketahanan pangan, percepatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, dan audit/evaluasi kinerja Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014 dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi preemtif/edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP), audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan bantuan penghitungan

(21)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 6

kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana korupsi.

Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya meningkatkan tata kelola pemerintahan, melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan Key Performance Indicators (KPI).

Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian pentingnya SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan melakukan sosialisasi, fasilitasi,asistensi.

D.

D.

D.

D.

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sesuai Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah diubah beberapakali, terakhir dengan peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011, tampak sebagaimana berikut:

(22)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 7

Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang, sebagai berikut:

1) Bagian Tata Usaha

2) Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 3) Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

4) Bidang Akuntan Negara 5) Bidang Investigasi

Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian, yaitu Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan.

Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut: 1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,

Kepala Perwakilan Sub. Bag Kepegawaian Sub. Bag Umum Sub. Bag Program dan Pelaporan

Bag. Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

Bidang Akuntan Negara Bidang Investigasi Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Bidang Pengawasan Instansi Sub. Bag Keuangan

(23)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 8

urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, serta pelaporan hasil pengawasan.

2) Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan.

3) Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan.

4) Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate

governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara,

badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.

5) Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan, serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas:

(24)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 9

Data Pegawai Menurut Golongan

No Uraian Posisi per 1 Januari 2012 Tambah Kurang Posisi per 31 Desember 2012 1 Golongan IV 14 - - 14 2 Golongan III 90 - 6 84 3 Golongan II 30 31 8 53 4 Golongan I - - - - Total 134 31 14 151

Data Pegawai Menurut Jabatan

No Uraian Posisi per 1 Januari 2012 Tambah Kurang Posisi per 31 Desember 2012 1 Pejabat Struktural - Eselon II 1 - - 1 - Eselon III 5 - - 5 - Eselon IV 4 - - 4 2 Pejabat Fungsional 85 - 9 76 3 Staf 39 31 5 65 Total 134 31 14 151

(25)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 10

E.

E.

E.

E.

Sistematika Penyajian

Sistematika Penyajian

Sistematika Penyajian

Sistematika Penyajian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I – Pendahuluan menjelaskan tugas pokok dan fungsi Pewakilan BPKP Provinsi Lampung, aspek organisasi, kegiatan dan layanan organisasi, struktur organisasi, serta sistematika penulisan yang disajikan;

Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja menjelaskan indikator kinerja yang digunakan dan analisis pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk periode 2010-2014, Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja untuk tahun 2012;

Bab III – Akuntabilitas Kinerja menjelaskan indikator kinerja yang digunakan dan analisis pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung selama tahun 2012, serta akuntabilitas penggunaan dana selama tahun 2012 yang mencerminkan tingkat pencapaian penyerapan dana dari kegiatan yang dilakukan;

Bab IV – Penutup menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2012 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

(26)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 11

A.

A.

A.

A.

Rencana

Rencana Strategis 2010

Rencana

Rencana

Strategis 2010

Strategis 2010

Strategis 2010----2014

2014

2014

2014

S

esuai tugas pokok dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

mempunyai rencana stratejik yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan

langkah awal untuk melaksanakan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan stratejik setidaknya digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan: (1) dimana posisi kita sekarang? (where are we now),

(2) kemana kita akan menuju? (where do we want to be), (3) bagaimana kita menuju ke arah ditetapkan? (how do we get there), (4) bagaimana cara mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari apa yang telah dilakukan? (how do we measure the progress). Dengan melakukan analisis internal dan eksternal akan diketahui pemetaan mengenai posisi organisasi sekarang, kemudian mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Selanjutnya, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Penjabaran dari visi dan misi dituangkan

BAB II

BAB II

BAB II

BAB II

Perencanaan dan

Perencanaan dan

Perencanaan dan

Perencanaan dan

Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja

Pertanyaan yang timbul: Pertanyaan yang timbul: Pertanyaan yang timbul: Pertanyaan yang timbul: 1.

1. 1.

1. Dimana Posisi Sekarang?Dimana Posisi Sekarang?Dimana Posisi Sekarang?Dimana Posisi Sekarang? 2.

2. 2.

2. Kemana Akan Menuju?Kemana Akan Menuju?Kemana Akan Menuju?Kemana Akan Menuju? 3.

3. 3.

3. Bagaimana Mencapai Tujuan?Bagaimana Mencapai Tujuan?Bagaimana Mencapai Tujuan?Bagaimana Mencapai Tujuan?

4. Bagaimana Mengukur Bagaimana Mengukur Bagaimana Mengukur Bagaimana Mengukur Keberhasilan

Keberhasilan Keberhasilan Keberhasilan????

(27)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 12

dalam tujuan dan sasaran stratejik organisasi, yang spesifik ingin dicapai oleh organisasi di dalam memenuhi visi dan misi.

Pertanyaan “bagaimana kita menuju ke arah yang ditetapkan” (how do we

get there), dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian tujuan/sasaran

dalam wujud menetapkan kebijakan, program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Rencana stratejik Perwakilan BPKP Provinsi Lampung didasarkan pada dokumen Rencana Stratejik Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Nomor KEP-282/PW08/1/2011 tanggal 1 Februari 2011. Rencana stratejik ini dijiwai pandangan optimisme untuk menjadikan BPKP sebagai auditornya Presiden selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Hal ini diyakini dapat semakin memperkokoh eksistensi BPKP dan mengoptimalkan perannya dalam mengawal pembangunan nasional yang dicanangkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Provinsi Lampung.

Optimalisasi peran tersebut memungkinkan Pewakilan BPKP Provinsi Lampung untuk mengawal RPJMN/RPJMD dari perspektif pengawasan terhadap jalannya manajemen pemerintahan, aktif menciptakan metode kerja dan meningkatkan kapabilitas SDM, dan lebih mengutamakan pencegahan daripada penindakan. Salah satu wujudnya berupa pemberian bantuan bagi manajemen dalam tugas-tugas yang dikenal sebagai tugas

Quality Assurance.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 2012 dituangkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN) Tahun 2012, yang telah disetujui oleh Kepala BPKP (Surat Nomor S-24/PW08/1/2012 tanggal 1 Februari 2012 ) dan telah direvisi dengan Surat Nomor S-3028/PW08/1/2012 tanggal 4 Oktober 2012.

Terminologi sasaran sebagai penjabaran dari tujuan dalam Renstra maupun LAKIP digunakan, karena sasaran diartikan sebagai target yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif. Ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

(28)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 13

21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) dan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Instansi Pemerintah yang mewajibkan Instansi Pemerintah hanya mengukur dan melaporkan kinerja “Program” dalam indikator “hasil/outcome” dan kinerja “Kegiatan” dalam indikator “keluaran/output”.

Komponen Rencana Stratejik berupa penyataan Visi dan Misi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dengan mengacu kepada Renstra diuraikan, sebagai berikut:

1) Pernyataan Visi

Visi merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai. Visi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan pelaksana visi BPKP Pusat, yaitu:

2) Pernyataan Misi

Terwujudnya visi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap personil Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam era yang tidak lagi mengandalkan kewenangan, maka untuk menjalankan peran yang optimal, misi merupakan penggerak langkah kerja yang dapat menimbulkan semangat tinggi.

Sebagai bentuk nyata dari visi, ditetapkanlah misi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal yang masih terlihat abstrak pada visi akan lebih nyata pada misi tersebut.

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan

Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas

(29)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 14

Sejalan dengan visi yang telah dirumuskan, maka misi yang akan ditetapkan adalah, sebagai berikut:

Misi 1: Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.

Misi 2: Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah.

Misi 3: Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten.

Misi 4: Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang

andal bagi presiden/pemerintah.

Misi 1 Misi ini berkaitan dengan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara, sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini terkait dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance dan consulting. Dengan peran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendukung fungsi utama BPKP dalam memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah, yaitu:

1) Untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara.

2) Memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

(30)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 15

3) Membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya. Dalam misi ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) BPKP, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, pengembangan sistem.

Dalam Pasal 49 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dinyatakan adanya peran BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara yaitu melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: a) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan c) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Pengawasan kegiatan lintas sektoral yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehinga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.

Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku BUN mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Pengawasan kegiatan-kegiatan BUN didaerah yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN kepada BPKP, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendukung kegiatan pengawasan yang dilakukan BPKP atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai perintah Presiden

(31)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 16

dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan-penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden/pemerintah.

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung melaksanakan penugasan-penugasan sebagaimana Pasal 57 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 yang memberikan mandat kepada BPKP untuk melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.

Dalam misi 1, termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu aparat penegak hukum dan pemerintah untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli, dan perhitungan kerugian negara.

Misi II Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2

dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP seperti diatur dalam PP tersebut.

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah di daerah dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sesuai mandat yang diberikan kepada BPKP dalam Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2008 pasal 59.

(32)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 17

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam mendukung peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP

b. Sosialisasi SPIP

c. Pendidikan dan pelatihan SPIP

d. Pembimbingan dan konsultansi SPIP

e. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah Kegiatan pembinaan butir a sampai dengan butir d merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Sedangkan butir e lebih spesifik terkait peningkatan kemampuan/kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. Pada prinsipnya misi kedua lebih menekankan kepada pembinaan SPIP kepada instansi pemerintah, sedangkan misi ketiga terkait dengan pembinaan terhadap auditor (APIP).

Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Selain itu, kegiatan penyusunan modul dan penyelenggaraan diklat SPIP menjadi kegiatan penting untuk membentuk personil yang memahami seluk beluk SPIP dan kompeten untuk menerapkan SPIP di instansi masing-masing. Pada tahap penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultansi kepada seluruh instansi pemerintah.

Misi III Misi ketiga adalah misi pengimbang yang disusun dalam kesadaran

(33)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 18

proses kerja internal yang baik maupun proses kerja sesama APIP yang sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP yang sinergis diharapkan akan menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini merupakan jawaban atas arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Misi ketiga ini diperlukan sebagai pembimbing berbagai strategi pemberdayaan, pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas BPKP sendiri maupun kapasitas APIP secara umum dan dalam rangka pengembangan sistem pengawasan terpadu.

Lebih luas lagi, pengawasan terpadu yang dilakukan secara bersinergi akan menjadi agenda yang penting BPKP bersama-sama dengan DPR/DPRD, Kejaksaan Agung, Kepolisian, maupun masyarakat.

Pengawasan yang terpadu dan bersinergi akan dapat membenahi hal-hal yang kontra produktif dalam kegiatan pengawasan, misalnya bertubi-tubinya dan tumpang tindihnya pelaksanaan kegiatan pengawasan di lapangan yang pada akhirnya memberikan manfaat dukungan bagi pelaksanaan pengawasan oleh auditor eksternal.

Dengan demikian, produk BPKP diharapkan akan bermanfaat sebagai umpan balik (feedback) bagi penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan BUMN/BUMD/BUL.

Peran BPKP mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:

• Pembinaan kompetensi APIP dengan pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1 e Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008)

• Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008)

(34)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 19

• Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Prosedur Pengawasan • Pengembangan Kapasitas Internal BPKP

• Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP • Pendukung/fasilitasi pengawasan

• Sinergi dengan APIP lain.

Misi IV Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems/PASs. PASs adalah alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis

web, on-line, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang

menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang implementasi akuntabilitas Presiden.

Namun berbagai peraturan yang telah diterbitkan terkait Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008), Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006), dan Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Daerah-LPPD Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007), belum dapat menjamin bahwa Presiden memperoleh informasi periodik, up to date, dan mendekati real-time tentang akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.

Kedudukan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang juga memegang kekuasaan tunggal pengelolaan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 6 ayat 1). Meskipun telah secara jelas diatur bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara dikuasakan kepada Menteri Keuangan (selaku Bendahara Umum Negara/BUN dan menteri/pimpinan lembaga (selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang), serta diserahkan

(35)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 20

kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala daerah untuk mengelola keuangan daerah, namun sejatinya bukan berarti bahwa akuntabilitas pengelolaan keuangan negara diserahkan keseluruhan kepada menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati, atau walikota. Akuntabilitas pengelolaan keuangan negara tetap melekat kepada Presiden yang menerima amanah dari rakyat, sehingga Presiden juga harus berakuntabilitas kepada rakyat.

Hal tersebut menyulitkan Presiden untuk dapat menilai apakah agenda-agenda Presiden yang tertuang di RPJMN telah dilaksanakan oleh pimpinan kementerian/lembaga dan kepala daerah sesuai dengan target atau harapan Pemerintah dan rakyat.

Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing-link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, mensinergikan sumber-daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, dan memudahkan Presiden untuk memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda Pemerintah.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Untuk kepentingan tersebut, Pewakilan BPKP Provinsi Lampung mendukung sistem akuntabilitas Presiden yang sedang dibangun BPKP dengan mengumpulkan/memberikan informasi data terkait sistem data

(36)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 21

3) Tujuan Strategis

Penetapan tujuan organisasi merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun.

Dengan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard), perumusan tujuan dan sasaran dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan pihak stakeholders utama. Diyakini, pencapaian tujuan dan sasaran ini akan menjadi tumpuan pembentukan citra tentang manfaat dari keberadaan BPKP. Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung dalam rangka memberikan dukungan dalam mencapai tujuan pembangunan daerah berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat, pencapaian target pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan kerja, penurunan jumlah kemiskinan, dan peningkatan akses pendidikan dan kesehatan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung seperti yang dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.

Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:

TUJUAN

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara 2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten 6. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

(37)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 22

Tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang masih dihadapi dalam lima tahun ke depan serta untuk menjawab pernyataan misi BPKP. Penetapan tujuan pertama yaitu ‘meningkatnya

kualitas akuntabilitas keuangan Negara’ dilandasi masih adanya

permasalahan opini disclaimer dari BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan masih banyaknya laporan keuangan instansi pemerintah pusat dan daerah (IPP/D) yang belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Akuntabilitas keuangan negara merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban keuangan negara, yang dilaksanakan secara periodik. Berkaitan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mempunyai tujuan agar kualitas pelaksanaan akuntabilitas tersebut di daerah meningkat dari tahun ke tahun yang tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK.

Penetapan tujuan kedua yaitu ”Meningkatnya tata pemerintahan yang

baik”, berkaitan dengan masih rendahnya pelayanan publik karena belum

semua kementerian lembaga dan dan pemerintah daerah membuat dan menerapkan standar pelayanan minimal (SPM). Padahal di satu sisi pemerintah telah mencanangkan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public governance). Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan etika pengelolaan organisasi pemerintahan dengan kriteria atau karakteristik tertentu, yaitu :

1. Partisipasi publik

2. Kerangka hukum yang adil 3. Transparansi informasi 4. Pelayanan yang responsif

5. Orientasi pada kepentingan yang luas 6. Kesempatan yang sama

(38)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 23

8. Akuntabilitas organisasi

9. Visi ke depan pengembangan manusia.

BPKP mempunyai tujuan agar akuntabilitas keuangan negara dan tata pemerintahan tersebut mengalami perbaikan melalui kegiatan quality

assurance ataupun consulting and assistance.

Penetapan tujuan ketiga juga didasari dengan masih banyaknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme baik dari jumlah kasus yang terjadi maupun jumlah kerugian negara yang ditimbulkan. Hal lain yang menjadi perhatian adalah masih rendahnya Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada tahun 2010 yaitu 3,00. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk menciptakan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara, diantaranya dengan melakukan sosialisasi anti korupsi tentang pemahaman dan kepedulian permasalahan korupsi, mengimplementasikan

Fraud Control Planning (FCP) di IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko fraud,

serta melakukan reviu laporan dan pengaduan masyarakat.

Ketiga tujuan di atas mendukung tercapainya keberhasilan misi yang pertama yaitu ”Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata pemerintahan yang baik dan bebas KKN.”

Tujuan ke empat yaitu ”Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah”, ditetapkan untuk tercapainya misi ke dua

yaitu ”Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menjadi satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab atas Pembinaan Penyelenggaraan SPIP di wilayah Provinsi Lampung. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan prioritas bidang hukum dan aparatur negara dalam RPJMN 2010-2014 dan harus diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat di daerah dan pemerintah daerah.

(39)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 24

Dengan terimplementasikannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang semakin efektif maka diharapkan akan berkontribusi langsung terhadap penurunan praktik korupsi di lingkungan aparatur negara yang ditandai dengan semakin membaiknya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.

Penetapan tujuan ke lima yaitu ”Meningkatnya kapasitas aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP) yang profesional dan kompeten”,

adalah untuk mendukung misi ke tiga yaitu ”Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten”. Hal ini dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good public governance) akan terjadi dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan baik, yang salah satunya adalah APIP. Peningkatan kapasitas APIP dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi bagi auditor di lingkungan Instansi Pemerintah.

Tujuan ke enam ditetapkan untuk mendukung pencapaian misi ”Menyelenggarakan dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah, sebagai internal auditor, BPKP menyadari bahwa tugas-tugas quality assurance dan pendampingan yang berorientasi kepada pimpinan organisasi dan pemerintah, harus menjadi perhatian utama. Informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi keuangan dan non keuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa eksternal dan internal harus direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan organisasi dan pemerintahan dalam bentuk dan waktu yang tepat, untuk melaksanakan pengendalian intern dan tanggung jawab operasional. Berkaitan denga hal ini Perwakilan BPKP Provinsi Lampung mendukung sistem yang didesain dan dibangun untuk memfasilitasi tidak hanya kebutuhan pimpinan BPKP dalam memantau kinerja unit kerja dan personil BPKP, namun untuk kebutuhan pengembangan sistem akuntabilitas Presiden sebagai perangkat (tools) bagi Presiden untuk

(40)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 25

memantau tingkat kemajuan kinerja kementerian, lembaga dan BUMN/BUMD secara real time.

4) Indikator Kinerja Utama

Setiap program dan kegiatan dalam Renstra kemudian dinyatakan dalam suatu indikator kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dan berjangka waktu. Hanya dengan indikator kinerja yang memenuhi kelima karakterisitik kualitatif inilah keberhasilan pencapaian program dan kegiatan nantinya dapat dilakukan. Mengacu kepada PP Nomor 20 dan Nomor 21 Tahun 2004, keberhasilan program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Sejalan dengan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga yang dikeluarkan oleh Bappenas dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER-9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, penetapan dan pengukuran indikator kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai unit eselon II dilakukan pada tingkat kegiatan dengan indikator kinerja keluaran (output).

Penetapan indikator dan sasaran/targetnya akan menjadi petunjuk paling operasional dari penjabaran program dan kegiatan dikaitkan dengan empat perspektif, nilai-nilai luhur, dan faktor kunci keberhasilan. Dikaitkan dengan perspektif utama, maka indikator kinerja program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2010-2014 didasarkan atas tiga orientasi pengawasan BPKP yaitu pre-emptif, preventif dan represif dengan lebih menitikberatkan pada fungsi preventifnya. Orientasi pre-emptif diarahkan sebagai ‘pengkondisian’ kesiapan instansi pemerintah dan badan usaha melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi. Pengawasan preventif berkaitan dengan pembenahan masalah kesisteman. Sedangkan pengawasan represif dimaksudkan untuk mendukung upaya pemerintah memberantas korupsi.

Program dan Kegiatan utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung akan diarahkan untuk mencapai kinerja dengan indikator-indikator utama yang menjadi dasar bagi penetapan dan indikator-indikator kegiatan-kegiatan

(41)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 26

penunjang. Logika pengembangan indikator penunjang ini diletakkan pada suatu peta strategi yang menggambarkan kaitan sebab-akibat yang menyeimbangkan pengembangan aspek manajemen internal seperti kapasitas kelembagaan dan proses internal dengan aspek pemasaran yang akan meningkatkan penerimaan (akseptansi) pihak eksternal atas peran dan fungsi BPKP.

5) Program dan Kegiatan

Tujuan-tujuan strategis di atas yang telah dijabarkan sesuai dengan misinya ke dalam sasaran selanjutnya dijabarkan dalam program yang akan dilakukan. Merujuk Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dituangkan dalam kebijakan, program dan kegiatan.

Penyusunan program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berpedoman pada Renstra BPKP 2010-2014 yang penyusunannya mengacu pada kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yang diterapkan dalam penyusunan RPJMN tahun 2010-2014.

Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, untuk setiap LPND menggunakan satu program teknis yang spesifik untuk LPND tersebut dan satu atau beberapa program generik.

Dengan restrukturisasi program dimaksud, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menyesuaikan program yang dalam Renstra BPKP 2010-2014 berisi 3 (tiga) program yang terdiri dari:

PROGRAM TEKNIS

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) PROGRAM GENERIK

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP

(42)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 27

Dari ketiga program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan, yang merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja. Program dimaksud terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Kegiatan-kegiatan teknis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai dukungan atas kegiatan-kegiatan teknis BPKP yang merupakan pelaksanaan Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri atas:

No. URAIAN OUTCOME KEGIATAN TEKNIS

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Kementerian/ Lembaga Bidang Perekonomian

Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP K/L Bidang Perekonomian

2. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Kementerian/ Lembaga Bidang Polsoskam

Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP K/L Bidang Polsoskam

3. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Instansi Pemerintah Daerah

Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP K/L pada Instansi Pemerintah Daerah

(43)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 28

No. URAIAN OUTCOME KEGIATAN TEKNIS

4. Meningkatnya kualitas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara

dan pembinaan

penyelenggaraan SPI pada badan usaha milik negara/pemerintah daerah

Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Badan Usaha Milik Negara/Daerah

5. Meningkatnya kualitas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara

dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP terkait kegiatan investigasi

Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP terkait kegiatan investigasi

B.

B.

B.

B.

Perjanjian

Perjanjian Kinerja Tahun

Perjanjian

Perjanjian

Kinerja Tahun

Kinerja Tahun 2012

Kinerja Tahun

2012

2012

2012

Selanjutnya, untuk menjamin kelancaran penyusunan RKA-KL sampai dengan kegiatan yang lebih rinci, Renstra dijabarkan setiap tahunnya ke dalam dokumen Penetapan Kinerja (TAPKIN). Penetapan Kinerja ini merupakan sebuah bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang di dalamnya memuat rumusan indikator kinerja Input, output dan outcome beserta targetnya dari seluruh kegiatan dan program.

Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T) dan Program Kerja Administrasi Umum (PKAU) adalah dua dokumen perencanaan yang mendukung keberadaan dokumen Penetapan Kinerja. Dokumen PKP2T pada dasarnya memuat jumlah dan jenis penugasan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun, disertai pula dengan jumlah dana dan personil yang dibutuhkan. Sedangkan PKAU adalah dokumen perencanaan yang memuat jumlah dan jenis kegiatan yang bersifat penata usahaan (di luar pengawasan).

Dengan tersusunnya dokumen perencanaan tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi

Gambar

Grafik I  050 Lintas sektor Bimtek penyusunan LKKL Penerimaan negara Permintaan stakeholder Proyek PHLN31 6 7 1  38 40 14 12 2  40  Target Realisasi
Grafik II
Grafik III
Grafik IV

Referensi

Dokumen terkait

Profesi pustakawan bukan hanya sekedar nama akan tetapi pustakawan harus memiliki kompetensi yang mana pengelolaaan perpustakaan dikelola oleh pustakawan ,yang

Lingkup Kegiatan : Pembuatan, Pengembangan, Implementasi, pelatihan Integrasi Sistem Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (target aplikasi : Aplikasi PPDB Online,

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), serta surat

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; setiap Pemerintah Daerah (Pejabat Eselon

Kegiatan jumat bersih ini berjalan dengan lancar dengan sebagai mana mestinya. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat menjaga lingkungan sekolah agar tetap asri dan

Sesuai dengan instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara