I11 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi (lan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merapi dengan mengambil lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2007.
sumber : Balai KSDA Propinsi DIY yang telah dimodifiisi Garnbar 2. Peta lokasi penelitian
3.2 Metode Penentnan Responden
Untuk mengetahui karakteristik masyarakat sekitar kawasan, persepsi, partisipasi dan keinginan masyarakat sekitar terhadap pengembangan wisata alam di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Pengambilan sampel desa dilakukan secarapurposive, yaitu memilii desa-desa yang terdekat dengan kawasan TNGM terutarna pada zona pemanfaatan serta masyarakatnya memiliii variasi keterlibatan yang paling banyak terhadap wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Kebijakan Balai TNGM mengenai pengembangan wisata dam diarahkan pada dua wilayah pengembangan, yaitu wilayah Kaliurang dan wilayah Cangkringan. Di wilayah K a l i m g kegiatan wisatanya telah lama berkembang sebingga ke depan pengembangan wisata d a m lebii dipnoritaskan pada wilayah Cangkringan. Desa Hargobinangun merupakan desa terdekat dengan kawasan Kaliurang, dan Desa Umbulharjo merupakan desa terdekat dengan kawasan wisata K a l i i g dan jalur tracking Kinahrejo, serta berbatasan dengan kawasan wisata Kaliadem. Di kedua desa tersebut juga memiliki variasi keterlibatan dengan kegiatan wisata dam lebih banyak dibanding desa lainnya. Sehingga kedua desa ini terpilii untuk d i j a d i i sebagai lokasi penelitian karena dianggap dapat mewakili kedua wilayah pengembangan.
Pengambilan sampel dusun diambil secara proporsional berdasarkan jumlah dusun pada masing-masing desa. Desa Hargobinangun rnemiliki 12 dusun dan Desa Umbulharjo memiliki 9 dusun. Ditentukan sebanyak 5 dusun dari kedua desa sehingga diperoleh sebanyak 3 dusun dari Desa Hargobinangun yang rneliputi Dusur? K a l i m g Tim=, Kaliurang Barat Oar, Ngipiksaii, dan 2 dusun dari Desa Umbulharjo yaitu Dusun Kinahrejo dan Pangukrejo. Penentuan dusun dilakukan secara purposive berdasarkan letaknya terhadap kawasan dengan memilih dusun yang paling dekat dengan kawasan.
Pcnentuan responden dilakukan dengan mcmbagi responden rnenjadi dua kelompok, yaitu responden yang berpartisipasi dalam kegiatan wisata alam dan responden yang sama sekali tidak berpartisipasi dalam kegiatan wisata alam di TNGM. Mengingat tidak tersedianya data mengenai populasi masyarakat yang berpartisipasi dalam wisata dam, maka dalam penentuan responden yang berpartisipasi digunakan metode snowball sampling (Prasetyo & Jannah 2005). Jumlah responden yang berpartisipasi diambil sebanyak 30 responden yang dimbil dari kedua desa dengan proporsi 70% dari Desa Umbulharjo dan 30% dari Desa Hargobiiangun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan kebijakan Balai TNGM terkait dengan prioritas pengembangan pada wilayah Cangkringan.
Sedangkan untuk responden tidak berpartisipasi, pengambilan sampel dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah pcnduduk pada masing-masing dusun. Cara pengambilannya dilakukan secara accidental, yaitu responden yang
diperoleh secara kebetulan. Jumlah responden tidak berpartisipasi juga ditetapkan sebanyak 30 orang.
3 3 Ruang Lingkup Penelitian
1. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar kawasan TNGM yang letaknya berbatasan dengan kawasan.
2. Masyarakat berpartisipasi dalarn penelitian ini adalah masyarakat sekitar yang terlibat secara langsung dengan kegiatan wisata dam di TNGM 3. Masyarakat tidak berpartisipasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
sekitar yang tidak terlibat sama sekali dengan kegiatan wisata dam
di
TNGM4. Wisata dam dalam penelitian ini adalah wisata alam yang berorientasi pada produk khusus dan spesifik yang menekankan pada unsw pengalaman (experience), keunikan dan kualitas (quality travel).
3.4 Jenis Data dan Metode Pengurnpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Kusmayadi & Sugiarto (2000) menyebutkan bahwa data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber pertama melalui wawancara, tes, observasi dan lain-lain, sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari bahan pustaka atau hasil penelitian orang lain yang berhubungan dengan penelitian kita.
Data primer dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan wisata dam, karakteristik masyarakat, persepsi, partisipasi, dan keinginan masyarakat terhadap pengembangan wisata dam di TNGM. Data mengenai kegiatan wisata dam, karakteristik, persepsi, partisipasi, dan keinginan masyarakat diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Sedangkan data sekunder terdiri dari data sumberdaya biofisik kawasan TNGM, kondisi umum Balai Taman Nasional Gunung Merapi, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, kebijakan pemerintah terkait dengan pengembangan wisata alam dan partisipasi masyarakat yang meliputi kebijakan pengelola tarnan nasional, kebijakan di tingkat nasional dan kebijakan di tingkat regional. Data yang diambil meliputi peraturan dan dokumen-dokumen, antara lain Rencana Pengelolaan TNGM, Rencana Pengembangan Wisata Alam TNGM, Lapomn
Bulanan Balai TNGM, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sleman, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman, Peraturan Bupati Sleman tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2005
-
2010, peraturan perundangan di tingkat nasional, dan dokumen lain yang relevan.3.5 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data pada masing-masing tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
Karakteristik persepsi, partisipasi dan keinginan masvarakat
Data tentang karakteristik masyarakat diperoleh melalui observasi secara langsung dan wawancara dengan masyarakat. Persepsi, partisipasi dan keinginan masyarakat diperoleh dari jawaban kuesioner dan pertanyaan terstruktur.. Selanjutnya data dianalisis dengan cara tabulasi dan penghitungan frekuensi jawaban selanjutnya dijelaskan secara deskriptif
.
Karakteristik masyarakat dianalisis untuk memberikan. gaibaran mengenai profil masyarakat di sekitar kawasan, persepsi masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap wisata dam yang memperhatikan aspek kelestarian kawasan, sedangkan partisipasi masyarakat diandisis untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata alam di TNGM Daerah Istimewa Yogyakarta, alasan bepartisipmi, alasan tidak berpartisipasi dan ada tidaknya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi.
Sintesis
Menurut Eriyatno (2007) sintesis pada intinya merupakan suatu cara berpikir suatu sikap, suatu pendekatan, cara unhk melakukan yang diikuti dengan tindakan untuk mencapai sasaran akhir, untuk menghasilkan materilsubstansi. Pendekatan yang diIakukan adalah dengan pendekatan sistem yang mempunyai karakteristik integrasi, interdisiplin, saliig terkait, imajinatif, dan menyeluruh.
Sintesis dilakukan dengan memadukan antara hasil analisis terhadap karakteristik masyarakat, persepsi, partisipasi dan keinginan masyarakat, kebijakan pemerintah baik kebijakan di tingkat regional (Kabupaten Sleman) maupun nasional dengan faktor-faktor yang mencakup karakteristik pengelolaan
berbasis masyarakat. Selanjutnya hasil sintesis d i j a d i i dasar untuk menentukan strategi pengembangan.
Strategi Pengembangan
Untuk menentukan strategi pengembangan wisata dam berbasis masyarakat di TNGM digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan pengembangan wisata dam berbasis masyarakat di Taman Nasional Gunung Merapi serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Dalam analisis SWOT diidenWasi mengenai faktor-faktor internal yang meliputi sfrengths (kekuatan, potensi) dan weaknesses (kelemahan) dan faktor-faktor eksternal yang meliputi opportunities
(peluang) dan threats (ancaman).
Sebelum dibuat matrik SWOT terlebih dahulu ditentukan faktor strategi eksternal (EFAS) dan faktor strategi internal (IFAS) yang ditentukan dengan cam- cara sebagai berikut (Rangkuti 2006):
a Menyusun 5 sarnpai dengan 10 peluang dan ancaman dalam kolom 1
b. Masing-masing faktor dalam koiom 2 diberi
bobot,
mulai dari 1,O (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Faktor-faktor iersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor stmtegik.c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah rata- rata) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan wisata dam berbasis masyarakat di TNGM. Variabel yang bersifat positif diberi nilai mulai
dari +1 sampai
+4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.d. MengaIikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan mtuk masing-masing faktor yang nilainya b e ~ a r i a s i mulai dari 4,O (sangat baik) sampai dengan 1,O (di bawah rata-rata)
e. Memberikan komentar atau catatan pada kolom 5 tentang alasan pemiiihan faktor-faktor tertentu dan bagaimana skor pembobotannya dihitung
f. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) sehingga diperoleh total skor pernbobotan yang menunjukkan bagaimana unit analisis bereaksi terhadap faktor-faktor strategis baik eksternal rnaupun intemalnya.
Selanjutnya penyusunan faktor-faktor strategis internal dan ekstemal dibuat dalam rnatrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman ekstemal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelernahan yang dimiliki (Rangkuti 2006).
Tabel 3 Matrik SWOT Faktor Intemal
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (JT)
Faktor Ekstemal
OPPORTUNITIES ( 0 ) Strategi SO Strategi WO
THREATS (T) Strategi ST -
Keterangan :
a Strategi SO, strategi yang dibuat berdasarkan pernikiran dengan
rnernanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besamya.
b. Strategi ST, strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
rnengatasi ancaman yang ada
c. Strategi WO, strategi berdasarkan pernanfaatan peluang yang ada dengan cara