• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Gunawan 457 1 13 Guna k

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Universitas Negeri Makassar Digilib Unm Gunawan 457 1 13 Guna k"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI

Gunawan

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo, Jl. Soekarno Hatta KM 09 Palu. Tlp. (0451) 429743

Abstract: Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. (2) Perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besarnya sampel penelitian 40 Mahasiswa berasal dari jumlah populasi 52 Mahasiswa . Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah, variabel atributip yakni : kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah serta variabel dependen yakni : ketepatan servis lompat bolavoli. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data kemampuan motorik, test vertical jump, sit- up dan medicine ball put data ketepatan bola servis lompat dengan test dari AAHPER Volley Ball. Teknik analisis data menggunakan analisi varians Anava 2x2 dangan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan dengan sasaran tetap dengan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2) Ada perbedaan yang signifikan hasil ketepatan servis

lompat bolavoli bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan motorik rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. 3) Tidak ada pengaruh

interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hasilnya bermakna, karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08.

kata kunci: metode latihan sasaran tetap, berubah arah, kemampuan motorik dan ketepatan servis lompat bolavoli.

Olahraga bukanlah sebuah hal yang baru karena telah menggelobal dan memasyarakat khususnya di Indonesia sendiri. Di Indonesia sendiri banyak jenis olahraga yang populer dan telah memasyarakat, diantaranya olahraga bolavoli yang merupakan salah satuh cabang olahraga yang sangat di gemarih masyarakat Indonesia. Dalam permainan ini para pemain dituntut untuk bisa menguasai semua teknik-teknik yang ada seperti : servis (service), operan (passing), umpan (set up), smash (spike), bendungan (block), system pertahanan (defence), system penyerangan (ofence). (M. Yunus, 1992, Strand dan Wilson, 1993; Veira dan Fergusson, 2000). Penguasaan keterampilan bolavoli tidak dapat terlepas dari penguasaan teknik dasar permainan

(2)

(tangan bawah) dan overhand floater (mengambang). Suharno H. P (1984 : 68) Prioritas dalam servis adalah konsistensi dalam menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali bermain. Semua pemian dapat melakukan service underhand dengan mudah maka pemain harus mempelajari servis yang lebih efektif.

Setelah kedua teknik dasar ini dikuasai maka mulailah belajar teknik lain yang lebih canggih. Servis canggih yang popular adalah servis topspin, servis mengambang melingkar (roundhouse floater), dan servis lompat (Viera Barbara L, 2004 : 28). Servis lompat merupakan servis yang sangat popular dan canggih sehinggah paling sering digunakan dalam pertandingan bolavoli dewasa ini khususnya pemain putra. M. Yunus (1992 : 71) servis lompat di lakukan dengan gerakan melompat seperti pada gerakan smesh, Walaupun demikain kenyataan dilapangan masi banyak kekurangan dan ketidak efektifan servis lompat ini dikarenakan karena servis ini sangat rumit sehingga para pemain sering sekali mekakukan servis ini dengan tingkat keberhasilan yang rendah, sehingga pencapaian prestasi dengan mengunakan servis lompat yang merupakan salah satuh teknik memenangkan pertandingan di club-club umum dan Mahasiswa belum maksimal, ini dimungkinkan karena masi adannya faktor yang terkadang kurang diperhatikan diantaranya penguasaan teknik servis itu sendiri terutama dalam kemampaun dasar penempatan bola servis di lapangan, selain itu servis lompat selain dari penguasaan teknik dasar yang harus dikuasai diperkirakan pemain juga harus memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dalam hal ini kapasitas fisik sehingga penempatan bola bisa lebih baik. Penempatan bola servis dilapangan yang tidak tepat menyebabkan servis yang dilakukan tidak terarah dan sering keluar lapangan akibatnya pertandingan tidak berjalan efektif.

Di lapangan sering kali dijumpai guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga dalam memberikan materi servis kurang memperhatikan sasaran mana yang akan dituju. Metode latihan yang sesuai sangat dibutuhkan untuk penguasaan

kemampuan dasar penempatan bola servis dilapangan. Metode latihan adalah prosedur dan cara pemilihan jenis latihan dan penataanya menurut kadar kesulitan kompleksitas dan berat badan (Yosef Nossek, 1982 : 15).

Ada beberapa metode latihan ketepatan bola servis yang dapat di gunakan diantaranya metode latihan servis dengan sasaran tetap dengan metode latihan servis dengan sasaran berubah. Kedua metode latihan ini menggunakan sasaran tertentu dalam lapangan. Ketepatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti metode latihan yang digunakan, juga dipengaruhi oleh faktor internal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi penempatan bola servis adalah kemampuan motorik (kemampuan gerak dasar). Kemampuan motorik adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaandan dan peragaan suatu keterampilan yang relative melekat (Rusli Lutan, 1998 : 96), Sedangkan menurut Sukintaka (2004 : 78) menjelaskan kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Dengan kemampuan motorik dalam hal ini kapasitas motorik yang baik maka dimungkinkan ketepatan bola yang baik pula, sehingga perlu dilakukan latihan kemampuan yang sungguh-sungguh, terarur dan kontinyu agar terjadi peningkatan terhadap kemampuan gerak seorang pemain, sehinggah nantinya penempatan servis lompat semakin baik. Kemampuan gerak (motor ability) mempunyai pengaruh dalam latihan ketepatan servis lompat, dengan kemampuan dasar itulah yang kemudian berpereran sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar, keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas sehingga membutuhkan akselerasi latihan yang tepat.

METODE

(3)

eksperimen dengan desain factorial 2 x 2. Menurut Sudjana (1995 : 1) metode eksperimen adalah suatu rancangan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan serta terkontrol

dengan ketat. Untuk masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf, pada desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simutlan untuk menyelidiki pengaruh masing-masing terhadap pariabel terikat, disamping juga pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara beberapa pariabel.

Metode Latihan Kemam. Motorik Metode Lat. Ketepatan Servis Lompat Bolavoli (B)

Kemampuan motorik (A) Sasaran tetap (b1) Sasaran berubah arah (b2) Kemampuan motorik tinggih (a1) a1 b1 a1 b2

Kemampuan motorik rendah (a2) a2 b1 a2 b2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Deskripsi hasil analisis data tes hasil ketepatan servis lompat bolavoli yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan.

Perlakuan

Tingkat kemampuan

motorik

Statistik Hasil tes awal

Hasil tes

akhir Peningkatan

Latihan servis dengan sasaran tetap

Tinggi

Jumlah 149 208 59

Rerata 14.9 20.8 5.9

SD 6,590 6,450 1,197

Rendah

Jumlah 130 169 39

Rerata 13.0 16.9 3.9

SD 4.447 4.605 1.197

Latihan servis dengan sasaran berubah arah

Tinggi

Jumlah 124 222 98

Rerata 12.4 22.2 9.8

SD 2.412 2.573 1.316

Rendah

Jumlah 124 197 73

Rerata 12.4 19.7 7.3

SD 3.565 4.083 2.057

Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah memberikan pengaruh terhadap pembentukan ketepatan servis lompat bolavoli yang berbeda. Jika antara kelompok pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran berubah arah dan dengan latihan dengan metode sasaran tetap dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan latihan dengan metode sasaran berubah arah memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar 3.7 lebih tinggi dari pada kelompok latihan dengan metode latihan sasaran tetap. Jika antara kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar 2.3 lebih tinggi dari pada

kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah.

Pembahasan

(4)

pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran tetap. Latihan dengan metode sasaran tetap yaitu, metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan menggunakan sasaran yang sama secara terus-menerus dan tidak mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang ditentukan oleh pelatih. Latihan ketepatan servis lompat dengan metode sasaran berubah arah adalah latihan suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan bola servis lompat dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap satu setnya sesuai dengan keinginan pemain.

Metode latihan ketepatan servis dengan sasaran tetap adalah metode latihan ketepatan bola servis pada satu arah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini mempunyai pengaruh yang baik bagi pemain karena dengan metode latihan sasaran tetap ini pemain mempunyai kesempatan untuk mengulang beberapa kali dalam satu set pada sasaran yang sama. Dengan beberapa kali pengulangan ini diharapkan pemain akan dapat menempatkan bola servis tepat pada sasaran yang telah ditentukan sebelunya oleh pelatih. Sedangkan metode latihan ketepatan servis dengan sasaran berubah-ubah, sasaran ditentuksn oleh pemain itu sendiri sebelum melakukan servis, metode ini mempunyai pengaruh yang positif untuk mengembangkan kreativitas pemain karena sasaran tidak ditentukan olah pelatih dan sasaran yang dituju dalam satu set harus bervariasi sesuai dengan keinginan pemain itu sendiri. Metode latihan ini akan membuat otot lengan menjadi terlatih dengan sasaran yang diinginkan sehingga otot-otot lengan bisa memperkirakan kekuatan, ketingian dan jarak yang harus ditempuh serta power otot kaki dalam melompat keatas. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata skore ketepatan servis lompat yang dihasilkan oleh latihan dengan metode sasaran berubah arah lebih tinggi 3.7 dari pada dengan latihan dengan metode sasaran tetap. Perbandingan Antara Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok pemain dengan kemampuan

motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah terhadap skore ketepatan servis lompat bolavoli. Pada kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi mempunyai skore ketepatan servis lompat bolavoli lebih baik dibanding kelompok pemain dengan kemampuan motorik rendah. Pada kelompok pemain kemampuan motorik tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah. Pengaruh kemampuan motorik dalam teknik servis lompat sangat berperan karena teknik servis lompat ini adalah jenis pukulan yang membutuhkan kemampuan motorik yang besar, misalnya kekuatan, baik itu kekuatan lengan, ke kuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dan lain-lain. Kemapuan motorik dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki karena kemampuan motorik merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk mempertinggi daya kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan tugas khusus yang berkaitan. Apabilah seseorang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi maka dia dapat melakukan gerak tersebut dengan mudah.

(5)

motorik tinggi maupun kemampuan motorik rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah dengan latihan sasaran berubah arah, memiliki skore ketepatan servis lompat yang lebih baik dibandingkan pemain dengan kemampuan motorik rendah dan mendapat perlakuan latihan dengan metode sasan tetap. Begitupun pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dengan penerapan metode latihan sasaran berubah arah akan memiliki skore yang lebih baik dari pemain yang memiliki kemampuan kotorik tinggi tetapi menggunakan metode latihan sasaran tetap. Dengan demikian kefektifan penggunaan metode latihan ketepatan servis lompat dipengaruhi oleh kemampuan motorik yang dimiliki pemain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan metode sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat. Pengaruh latihan dengan metode sasaran berubah arah lebih baik dari pada dengan metode latihan sasaran tetap. Ada perbedaan hasil yang signifikan ketepatan servis lompat bolavoli antara pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dengan kemampuan motorik rendah. Skore ketepatan servis lompat bolavoli pada pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan motorik rendah. Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari hasil analisis data diatas maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: Latihan dengan metode sasaran

berubah arah memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan ketepatan servis lompat bolavoli, sehingga dalam rangka pengunaan metode latihan pengajar dan pelatih diharapkan lebih memilih latihan dengan metode sasaran berubah arah dalam upaya meningkatkan hasil ketepatan servis lompat bolavoli Mahasiswanya. Terkait dengan perbedaan pengaruh antara kemampuan motorik tinggi faktor kemampuan motorik rendah, dimana kemampuan motorik tinggi lebih baik hasilnya, maka Pengajar dan pelatih disarankan agar perlu memperhatikan faktor kemampuan motorik, dalam rangka meningkatkan hasil latihan ketepatan servis lompat bolavoli, khususnya ketepatan servis. Untuk peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang metode latihan sasaran berubah arah dan metode latihan sasaran tetap terhadap ketepatan servis lompat bolavoli, sebaiknya dalam memilih variabel atributip diantaranya persepsi kinestetik dll.

DAFTAR RUJUKAN

Alexander Marion. and Adrian Honish. 2005. Sebuah Analisis Langsung Volleyball Serve : Sport Biomechanics Laboratorium, University of Manitoba, Kanada.

Atmadja S. dan Doewes Muchsin. 2004. Panduan Uji Latihan Jasmani dan Peresepannya. (ACSM) Alih Bahasa Ed. 5. Jakarta : EGC.

Baumgartner T. A, Jackson A.S. 1991. Measurement For Evaluation In Physical Education And Exercise Science. Fourth Edition, Dubugue : Wm. C. Publishers.

Beutelstahl, D. 1986. Belajar Bermain Bolavoli. Bandung : Pionir Jaya Bompa, O. Tudor. 1990. Theory and

Methodology of training : The Key to Atletic Performance Second edition Dubuque Iowa : Kcndall/Huns PublishingCompany Bower, GH and Hilgrd Ernest. 1987.

Theories Of Learning. New Jersey : Prenticehall Inc.

(6)

Chenfu Huang. and Lin-Huan Hu. 2007. Journal Kinematic Analysis of volleyball Jump Topspin And Float Serve : National Taiwan Normal University, Taipei, Taiwan. http://w4.ub.uni-konstanz.

Drowatzky. JN. 1981. Motor Learning : Principles and Practice. Mineapolis : Burgers Publishing Co.

Fitts P. M, and Oxendine, Joseph B. 1984. Psychology of Motor Learning, New Jersey : Prentice Hall Inc. Fox, Merle L, Foss, Steven J. 1998.

Physiological Basic for Exercise and Sport, New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Guyton Arthur C. 1983. Text Book of Medical Physiologi. Fifth Edition Toronto : W.B. Sounders Campany.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psychology Dalam Coaching. Jakarta CV. Tambak utama

Imam Hidayat. 1996. Biomekanika. Bandung

Johnson B. L, Nelson JK. 1970. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education

Kirkendall. R. A. 1980. Measurement and Evaluations for Physical Education. IOWA : Wm. C. Brown Company Publishers.

Lisa M Barnett. and Philip J Morgan. 2008. Olahraga Dirasakan Kompetensi Menengahi Hubungan Antara Kemahiran Keterampilan Motorik Masa Kanak-Kanak Dan Remaja Aktivitas Fisik Dan Kebugaran : Penilaian Yang Membujur. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. University of Sydney, Departemen Kesehatan Pedesaan (Northern Rivers), PO Box 3074, Lismore, NSW, 2480, Australia.

Magill. R, A. 1980. Motor Learning Concept And Application, Iowa : We Browen Company.

Mary CB Tsili, 2009. He Hyperthrophy Of The Tibia induced Oleh The Volley-Ball. The Internet Journal of Bioengineering. Department of

Mathematics University of Ioannina.

Mulyono Biatmo Atmojo. 1993. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani/Olahraga : LPP UNS dan UNS Press.

Sajoto. M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga : Semarang Dahara Prize

Yunus. M. 1992. Olahraga Pilihan Bola voli. Jakarta : Depdikbud

Nossek, Josef. 1982. General Theory Of Training. Logos : Nasional Institute Of Sport

Oemar Hamalik. 1981 Media Pendidikan, Bandung : Penerbit Amumni. Oxedine, J. B. 1984. Psychology Of Motor

Learning : New Jersey Prentice-Hall Inc

Radcliffe, J. C, Farentinos, R. C. 1985. High-Powered Plyometrics. Illionis : Human Kinetics Publisers. Inc. Rahantoknam. 1988. Belajar Motorik Teori

dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud. Rushall, B. S, Pyke, F.S. 1990. A Training

for Fitness, Ist ed. Melbourne : Macmillan Co. pp 5-26.

Rusli Lutan. 1998. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : DirJendidikan Dasar dan Menengah.

Schmidt Richard. A. 1991. Motor Control And Learning. Champain, IIIionis : Human Kinetics Publisher, Inc Simon Coleman, A 3D Analisis Kinematik

Langsung Volleyball Serve : The University of Edinburgh, Skotlandia, Inggris.

Singer, Robert. n. 1980. Motor Learning And Human Performance. New York : Macmillan Publishing Co, Inc Collier Macmillan Publishers. Siswandari. 2008. Statistika Terapan Dan

Perbantuan Computer. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Strand B. N, Wilson R, 1993. Assessing

Sport Skills Ausralia : Human Kinetic Publishers

(7)

Sukintaka. 2004. Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia.

Suharno. H. P. 1984. Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. IKIP Yogyakarta : Andi Offset.

Veira B. L, Fergusson B. J. 2000. Volley Ball. Ali Bahasa Monti. Jakarta : PT. Grafindo Persada.

Verducci, Frank M. 1932. Measurement Concepts In Physical Education : San Fransisco State University Wibowo Endang. 2004. Pengaruh Metode

Referensi

Dokumen terkait

Yang menjadi hambatan adalah antara sekolah dengan Dinas Kabupaten tidak terkoneksi dengan jaringan komputer dan banyaknya data yang belum terorganisasi secara

Adapun soal yang berkiatan dengan tujuan pembelajaran keempat adalah soal nomor 14 dan 15.Hal ini dapat dikarena pada kelas eksperimen yang yang menggunakan

Rumahtiga memaknai falsafah sagu salempeng patah dua sebagai identitas maka. sekalipun sudah menjadi masyarakat yang organik, nilai-nilai

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, karena atas anugerah, penyertaan, dan berkat-Nya membuat penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi dengan

Tujuan penulisan ini adalah merancang suatu aplikasi untuk memberikan informasi mengenai shelter transjakarta yang dapat diakses melalui perangkat bergerak atau mobile (HP, PDA,

Sedangkan perubahan kemampuan keluarga pada pasien yang mendapatkan paket terapi 4 adalah pada saat pengkajian, semua keluarga pasien hanya mempunyai 4 kemampuan dari

(2) Anggota Satlinmas yang akan mengikuti peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten/kota untuk

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 29