• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi Indonesia Dalam Negosisasi RCEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Posisi Indonesia Dalam Negosisasi RCEP"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

POSISI INDONESIA DALAM NEGOSIASI RCEP

Ekonomi Politik Internasional

Dosen Pengampu: Prof. Mohtar Mas’oed, MA. Dr. Poppy S. Winanti, MPP., M.Sc.

Kelompok IV :

Naomi Resti Anditya 14/364286/SP/26066

Tunggul Wicaksono 14/364260/SP/26069

Hafizh Aminullah 14/367125/SP/26375

M. Rizqi Isnurhadi 14/367435/SP/26393

Reza Anggraini 14/368588/SP/26439

G. Aditya Widyatama 14/368472/SP/26431

Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu usaha kerjasama regional yang sedang dinegosiasikan di ASEAN saat ini adalah RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), sebuah framework kerjasama ekonomi yang diproposalkan oleh Jepang pada KTT ASEAN ke-21 Agustus 2011. Dalam framework ini, ASEAN bersama 6 mitra FTA (Free Trade Agreements) yang terdiri dari; Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, India, Australia, dan Selandia Baru mulai menegosiasikan proposal RCEP secara formal pada KTT ASEAN ke-22 November 2012. Seperti yang tersirat dalam namanya, proposal RCEP ini bertujuan untuk mengintegrasikan perjanjian dagang diantara 16 negara ini menjadi kesatuan dan bersifat menyeluruh. Integrasi ekonomi mega-regional ini dapat dikatakan cukup revolusioner bagi perkembangan kerjasama Asia Timur dan merupakan angin segar bagi Australia-Selandia Baru sebagai dua negara “Barat” di kawasan Asia. Berdasarkan data statistik yang tercantum laporan yang diterbitkan oleh PBB, jumlah populasi yang dicakup oleh negara-negara RCEP berjumlah berkisar pada angka 3 milyar jiwa dan pada 2013 kawasan mega-regional ini menghasilkan GDP tak kurang dari angka 21 trilyun US Dollar [ CITATION Uni14 \l 1033 ]. Secara kasar potensi framework RCEP ini sangat prospektif bagi kemajuan ekonomi terutama anggota-anggota ASEAN.

(3)

infrastrukur serta jaminan standar bagi para pekerja. Hal ini cukup wajar mengingat visi RCEP ini cukup besar untuk mewujudkan kerjasama ekonomi yang modern. Sayangnya negara-negara ASEAN yang memenuhi syarat tersebut baru segelintir saja, sebutlah Singapura dan Brunei. Akan tetapi jika melihat Indonesia, hal itu masih agak sulit karena masih dalam tahap re-strukturisasi dan berbagai rencana pembangunan infrastruktur visioner baru dijalankan pada era kepresidenan saat ini. Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar dan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik di Asia Tenggara, memegang posisi yang cukup sentral dalam mewujudkan RCEP ini. Menjadi sebuah keharusan jika dalam negosiasi yang saat ini masih berlangsung, Indonesia dapat mencapai kesepakatan kebijakan yang mendukung perkembangan kekuatan ekonomi Indonesia. Hal ini menjadi sebuah dilema bagi Indonesia, karena potensi RCEP bagi Indonesia sendiri sangatlah banyak. Kehadiran negara industri Jepang, Korea Selatan dan terutama kedua negara yang sedang dalam pertumbuhan yang pesat, Tiongkok dan India, merupakan kesempatan emas bagi pasar dan prospek ekonomi Indonesia ke depannya.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

a.) Bagaimana Posisi Indonesia dalam negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)?

b.) Bagaimana usaha pemerintah dalam mensosialisasikan RCEP ke UKM?

1.3 Hipotesis

(5)

BAB II

ANALISIS

2.1

Perkembangan Negosiasi RCEP dan Pembahasan Tentang UKM

Sebelum RCEP diresmikan, sebanyak sepuluh putaran negosiasi dilakukan di berbagai kota anggota ASEAN dan partner dagangnya, yaitu New Zealand, Australia, Jepang, RRT, Korea Selatan, dan India. Negosiasi ini dimulai sejak Mei tahun 2012 hingga akhir 2015. Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi yang besar berusaha untuk ambil bagian penting dalam negosiasi demi kepentingan negara [ CITATION The142 \l 1033 ].

Tiga kelompok kerja yang dibahas adalah Barang, Jasa, dan Investasi. Seiring berjalannya putaran, kelompok kerja ditambah, melingkupi Intellectual Property, Competition, Economic and Technical Cooperation, dan Dispute Settlement. Pembahasan berlangsung di bawah area-area tersebut. Sampai delapan putaran, negosiasi ini telah mendiskusikan tentang mekanisme perdagangan bebas, e-commerce, HAKI, persaingan, isu-isu mengenai regulasi pemerintah, hambatan tarif dan non-tarif, industri kecil dan menengah dan beberapa isu lain di bawah area tersebut [ CITATION New15 \l 1033 ].

Pada awalnya, Small and Medium Enterprises (IN: Usaha Kecil dan Menengah) bukanlah agenda utama dari RCEP. Ide untuk mengatur SME baru muncul di putaran negosiasi kelima di Singapura, yaitu diskusi apakah SME akan menjadi salah satu pembahasan negosiasi. Pembahasan mengenai SME tidak dikabarkan lagi, hingga putaran ketujuh di Bangkok akhirnya membahas mengenai SME dan e-commerce. Kedua hal tersebut tetap berada di periferi dalam negosiasi.

(6)

Meskipun RCEP diklaim sebagai wilayah perdagangan bebas terbesar di dunia dengan total PDB sepertiga PDB dunia, akan tetapi suasana negosiasi masih tidak transparan dan tidak cukup menarik perhatian publik. Laporan-laporan hasil negosiasi yang tersedia bagi publik tidak cukup spesifik. Dalam hal informasi dan publikasi, RCEP—yang dipimpin ASEAN—harus lebih transparan dan update. Karena tanpa publikasi yang baik, proses sosialisasi ide-ide RCEP tidak akan diterima oleh stakeholders terkait, seperti pelaku UKM di Indonesia. Padahal mereka akan memegang peran yang sangat penting, bahkan diunggulkan oleh pemerintah Indonesia sendiri.

Tidak hanya terkesan bersifat rahasia, tetapi progress negosiasi juga berjalan lambat karena kesulitan dalam mengakomodasi kepentingan nasional dari 16 negara. Tidak hanya disebabkan oleh jumlah negara yang besar, namun kepentingan nasional yang sangat bervariasi, concern, serta posisi tawar yang berbeda-beda juga menjadi penyebab lambatnya progress. Meskipun berjalan lambat, namun Indonesia dan RRT cukup yakin bahwa deadline

pada akhir 2015 akan terpenuhi [ CITATION Kha15 \l 1033 ].

2.2 Prospek Usaha Kecil Menengah di RCEP

Usaha Kecil Menengah atau UKM merupakan jenis usaha yang mendominasi 95% usaha lokal Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat (Pujiyanti, 2015).

UKM menjadi prioritas pemerintah dalam hal proteksi karena UKM ini rentan terhadap persaingan dengan usaha yang lebih besar bahkan jika berlevel internasional. Meskipun demikian, UKM memiliki kelebihan, yaitu dapat bertahan meskipun jika suatu saat terjadi krisis. Hal ini dikarenakan UKM tidak memiliki hutang luar negeri dan tidak memiliki banyak hutang terhadap perbankan, mengingat modal yang digunakan untuk membangun UKM tergolong tidak banyak. Selain itu, UKM mampu menyerap jumlah pengangguran karena pendirian UKM ini dapat didirikan secara individu maupun kelompok sehingga rakyat tidak perlu tergantung terhadap lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah maupun sektor swasta lainnya. (Prasetyo, 2008)

(7)

pemerintah karena sesuai dengan perundingan ada dua pengecualian untuk liberalisasi, yaitu UKM dan BUMN (Diplomasi Ekonomi Indonesia antara Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Trans-Pacific Partnership (TPP). UKM masih dapat berkembang terus karena akan mendapatkan keistimewaan dan perlindungan dari pemerintah sesuai dengan kemampuan UKM tersebut. Sebagai contoh adalah kemudahan bea masuk, prosedur kepabean, harmonisasi standar, akses finansial, dan pemberian bantuan teknis peningkatan kapasitas bagi UKM agar dapat meningkatkan kualitas produk.

UKM Indonesia memang pada dasarnya belum cukup mumpuni untuk dapat terintegrasi dengan perekonomian global dikarenakan masih terdapat banyak kekurangan. Namun proteksi dari pemerintah akan sangat membantu perkembangan UKM tersebut. RCEP bagi Indonesia menjadi jawaban karena UKM membutuhkan pasar global yang aman bagi keberlangsungan usaha mereka. Adanya Free Trade Area tanpa harus meliberalisai UKM memberikan kesempatan kepada UKM untuk dapat bersaing. Adanya keistimewaan bagi UKM dalam RCEP juga akan mendorong munculnya banyak UKM yang akan semakin profesional dan di kemudian hari UKM tersebut dapat berkembang menjadi usaha yang berskala lebih besar serta memiliki kualitas saing dengan produk luar negeri. Indonesia di masa depan akan memasuki era industri baru di mana UKM mulai berkembang menjadi usaha berskala besar dan berbasis industri. RCEP juga mendorong banyaknya UKM baru yang akan bermunculan dengan mengusung diversifikasi produk. Diversifikasi produk merupakan tuangan dari kreatifitas pelaku UKM. Masyarakat Indonesia adala masyarakat yang kreatif. Kemudahan yang diberikan oleh RCEP membuat pelaku UKM tidak akan takut untuk membangun UKM dan memiliki kepercayaan diri dapat bersaing secara internsional. Banyaknya peminat UKM juga mampu mengentaskan permasalahan kependudukan, khususnya pengangguran, karena UKM berbasiskan kewirausahaan di mana individu atau kelompok dapat membentuk sendiri lapangan pekerjaannya melalui UKM.

(8)

2.3 Korelasi Perekonomian Indonesia dan Perundingan RCEP

Visi Presiden Jokowi, ‘Nawa Cita’ khususnya dalam bidang ekonomi, yang ingin dicapai Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, meningkatkan produktivitas masyarakat dan meningkatkan daya saing terhadap luar negeri, serta mampu mencapai kemandirian dalam ekonomi dengan memaksimalkan sektor ekonomi dalam negeri (Nugroho 2015).

Melihat partner dagang yang terlibat dalam gagasan ini, Indonesia mengharapkan dapat menjadi basis produksi dan memperbesar jumlah ekspor ke luar negeri. RCEP akan dianggotai oleh mitra dagang negara ASEAN yang sebelumnya menjalin mitra bilateral bersama ASEAN diantaranya Australia dan Selandia Baru (AANZ-FTA), Tiongkok (AC-FTA), Jepang (AJ-CEP), Korea (AK-FTA) dan India (AI-FTA). RCEP dirumuskan untuk menyederhanakan aturan antar FTA yang berbeda-beda tersebut. RCEP akan menjadi kawasan perdagangan bebas yang mencakup 49% penduduk dunia, 29,3% GDP dunia serta 29,8% perputaran FDI dunia. Selain itu, penduduk di negara-negara yang tergabung dalam RCEP berjumlah 3,4 miliar jiwa atau sekitar 47,2 persen dari jumlah penduduk dunia. Kemudian jumlah volume perdagangan negara-negara RCEP adalah sekitar USD 10,1 triliun atau 27,9 persen total perdagangan dunia terjadi di negara-negara anggota RCEP. Termasuk kawasan yang memiliki aktivitas perdagangan yang cukup ramai dan hal ini mengindikasikan pula bagaimana tingkat konsumsi di negara-negara anggota RCEP. Semakin tinggi tingkat konsumsi tentu saja menjadi kesempatan yang baik untuk Indonesia meningkatkan produksi barang dan diversifikasinya (Monalisa 2015). Kesempatan pasar yang didapatkan Indonesia dengan bergabung dengan RCEP jauh lebih besar ketimbang hanya bertahan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam MEA, Indonesia, dengan 250 juta penduduk akan menjadi pasar terbesar di antara negara anggota sementara di RCEP, Indonesia mendapat kesempatan untuk mengakses pasar yang lebih luas dari hanya negara-negara ASEAN dengan adanya negara seperti China, India dan Australia yang siap menjadi pasar bagi produk ekspor dari Indonesia.

Hal ini menjadi kesempatan pasar yang baik untuk Indonesia. Indonesia dapat semakin banyak mendistribusikan produknya ke pasar yang semakin bertambah besar dengan dikurangi bahkan tidak adanya hambatan tarif untuk masuk ke negara-negara yang tergabung dalam RCEP. Jumlah yang cukup besar yang harusnya dapat dilirik Indonesia untuk memasukkan produknya ke dalam kegiatan perdagangan yang terdapat dalam RCEP.

(9)

Indonesia memiliki agenda untuk mengintegrasikan UKM tersebut ke dalam pasar bebas agar perdangan bebas dapat berlangsung dan UKM dapat berfungsi dengan masksimal serta berkembang dikarenakan ada keharusan yang mendorong UKM tersebut untuk menjadi lebih baik demi menghadapi persaingan produk di internasional, sesuai dengan visi ‘Nawa Cita’ untuk meningkatkan daya saing terhadap luar negeri. Seterusnya, ketika UKM ini berkembang maka akan semakin banyak tenaga kerja yang akan digunakan untuk menjalankan usaha tersebut sehingga akan banyak tenaga kerja di Indonesia yang dapat diserap. Hal ini tentunya menjadikan lapangan kerja baru bagi rakyat Indonesia yang sesuai dengan visi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia. Kemudian juga dengan mengintegrasikan UKM ke dalam perdagangan bebas maka akan membuat banyak produk Indonesia dapat dipasarkan pula di luar negeri dengan kata lain ekspor akan meningkat (Monalisa 2015).

Selain mengenai produksi barang yang dapat ditingkat sehingga banyak pula ekspor yang dapat dilakukan, Indonesia berharap RCEP ini mendorong iklim investasi bagi investor yang ingin berinvestasi. Dengan masuknya investasi dari negara-negara anggota RCEP tentunya akan membuat meningkatnya pendapatan rakyat Indonesia. Jika bentuknya adalah

Foreign Direct Investment (FDI) maka yang terjadi adalah semakin banyaknya lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia. Jika bentuk investasinya adalah portofolio investment maka pendapatan rakyat Indonesia yang ikut membeli saham portofolio juga meningkat.

2.4 Solusi dari Indonesia dalam Perkembangan Negosiasi

(10)

UKM yang ramah menjadi penting untuk diaplikasikan dalam RCEP[ CITATION Has15 \l 1033 ].

Meskipun begitu, masih ada beberapa poin perjanjian yang dinilai kurang menguntungkan pihak Indonesia. Maka dari itu, untuk mengatasi beberapa dampak yang timbul dari poin-poin perjanjian kerjasama perdagangan global RCEP, Indonesia menawarkan konsep UKM yang ramah. Konsep ini meliputi peringanan aturan impor dan pembuatan prosedur standar. Diharapkan, iklim perdagangan bebas menjadi lebih kondusif.

Selain itu, Bank Indonesia sebagai pelaksana kebijakan moneter dan penstabil sistem keuangan menawarkan solusi positif demi perkembangan UKM dalam negeri, alih-alih menciptakan kebijakan produksi dan ekspor yang mungkin sulit terlaksana atau bahkan merugikan Indonesia sendiri. Model kerjasama yang ditawarkan Bank Indonesia (BI) meliputi kegiatan capacity building, pertukaran informasi prosedur impor/ekspor, standardisasi produk, regulasi domestik dan akses keuangan seluruh anggota, serta business-matching platform agar UKM bisa mengekspansi pasar di regional Asia Tenggara.

(11)

BAB III

PENUTUP

3.1

Kesimpulan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Monalisa. Indonesia angkat peran UKM pada pertemuan RCEP. Jakarta: ANTARA News, 2015.

Sumber Jurnal

Nugroho, Ahmad Adi. "PERKEMBANGAN PERUNDINGAN RCEP DAN PERAN BANK INDONESIA." 2015.

Sumber Report

United Nations Conference on Trade and Development, IMF 2013-2014 Report on World Investment Report 2014 Overview, 2014.

Sumber Daring

Chatterjee, Patralekha. Secret Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Takes Centre Stage In Asia. Juni 24, 2015. http://www.ip-watch.org/2015/06/24/secret-regional-comprehensive-economic-partnership-rcep-takes-centre-stage-in-asia/

(accessed Oktober 18, 2015).

Diela, Tabita. Progress Slow at Eighth Round of RCEP Negotiations. Globe Asia. 15 Juni 2015. http://jakartaglobe.beritasatu.com/business/progress-slow-eighth-round-rcep-negotiations/ (diakses Oktober 10, 2015).

Febrianto, Vicki. Indonesia Dorong Penyelesaian Perundingan RCEP. 15 Juli 2015.

http://www.antaranews.com/berita/507125/indonesia-dorong-penyelesaian-perundingan-rcep (diakses Oktober 10, 2015).

Galiartha, Gilang. Kemenperin-Kemendag Samakan Pandangan Hadapi RCEP. 19 Agustus 2014. http://www.antaranews.com/berita/449023/kemenperin-kemendag-samakan-pandangan-hadapi-rcep (diakses Oktober 10, 2015).

Khazanah Research Institute. The difficulties in meeting deadlines for trade negotiations

-See more at:

(13)

http://www.krinstitute.org/March_2015-@-The_difficulties_in_meeting_deadlines_for_trade_negotiations.aspx (accessed Oktober 18, 2015).

New Zealand Minitry of Foreign Affairs and Trade. Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Agustus 31, 2015. http://www.mfat.govt.nz/Trade-and-Economic-Relations/2-Trade-Relationships-and-Agreements/RCEP/ (accessed Oktober 14, 2015). The Jakarta Post. ASEAN members step up consolidation. Februari 27, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Di samping hak-hak yang telah diberikan kepada perempuan tadi, hal yang tidak boleh terlupakan adalah seorang perempuan mempunyai peran penting dalam mempengaruhi

Tujuan dilakukannya npeneelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagi Tanda Bukti Hak dan bagaimana kepastian hukum

suku Sasak Lombok dari berbagai literatur serta analisis terhadap data yang diperoleh, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam keluarga suku Sasak hanya ada dua aspek

[r]

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat

Untuk itu maka dikembangkanlah dan diuji coba treatment prilaku yang secara langsung (self directed) untuk mengurangi nyeri pada anak-anak yang dapat diberikan dengan mudah oleh

Pelatihan yang baik membawa manfaat seperti meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para pesaing luar, membantu para karyawan yang mempunyai keahlian

Prayitno dan Suprapto dalam kertas kerjanya (2002), mengatakan bahwa standar kompetensi adalah spesifikasi atau sesuatu yang dibakukan, memuat persyaratan minimal yang