• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk dapat memahami pengaruh menonton tayanga sinetron Anak Langit, diperlukan pendekatan teori yang tepat. Maka dari itu dalam bab ini diawali dengan penelusuran kepustakaan terhadap kumpulan karya penelitian sejenis yang pernah dilakukan, agar dapat diketahui pendekatan teori serta metode analisis yang pernah digunakan beserta kesimpulan dari hasil penelitian yang dimaksud. Kemudian akan diuraikan pada kerangka teori yang menjadi dasar penelitian ini. Penjelasan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada akhir bab ini.

2.1. Kajian Terhadap Penelitian Sejenis

Sinetron Anak Langit merupakan sinetron yang menggambarkan tentang gaya hidup anak muda masa kini. Penulis menduga tayangan ini dapat memberikan pengaruh pada sikap perilaku pemirsanya, mengingat sinetron ini tayang pada waktu prime time. Oleh sebab itu penulis ingin meninjau kembali melalui penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis serta metode yang digunakan sebagai rujukan penulis dalam menyusun metode penelitian ini.

(2)

Penelitian juga pernah dilakukan oleh Takariani (2013) tentang pengaruh sinetron remaja di televisi swasta terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis pada siswa kelas dua dan kelas tiga di SMA Negeri 4 Cimahi, Jawa Barat dengan metode penelitian metode survei penjelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik tayangan sinetron remaja di televisi swasta terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 8,4%, dengan artian pengaruh tidak begitu besar terhadap sikap mengenai gaya hidup hedonis. Meski demikian, tayangan tersebut memberikan pengaruh yang kurang baik pada penontonnya. Tema sinetron yang menyajikan kehidupan sehari-hari dengan ditonjolkannya gaya hidup mewah, tanpa melakukan kerja keras seseorang dapat hidup enak, mewah, bersenang-senang, dapat menimbulkan fantasi dalam diri penontonnya

Anya (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh intensitas menonton sinetron remaja dan mediasi orang tua terhadap perilaku kekerasan pada siswa dan siswi kelas satu dan dua SMP Islam Hidayatullah, Banyumanik, Semarang. Penelitian dengan metode kuantitatif dengan teknik regresi linier sederhana dan regresi linier berganda ini menghasilkan bahwa intensitas menonton sinetron remaja memiliki pengaruh positif dengan pengaruh yang sangat erat terhadap perilaku kekerasan pada siswa siswi SMP Islam Hidayatullah. Semakin rendah intensitas menonton tayangan sinetron remaja, maka semakin rendah perilaku kekerasan yang dilakukan oleh seseeorang remaja. Kemudian intensitas menonton tayangan sinetron remaja dengan mediasi orang tua sama sekali tidak menimbulkan pengaruh terhadap kekerasan yang dilakukan oleh siswa siswi SMP Islam Hidayatullah.

(3)

dapat menambah ilmu pengetahuan baru tentang pengaruh tayangan televisi khususnya sinetron terhadap khalayak.

2.2. Teori yang digunakan

2.2.1 Teori Komunikasi Massa

Komunikasi massa yang dimaksudkan disini adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi televisi, radio dan surat kabar yang ditunjukkan kepada khalayak umum. Pada dasarnya komunikasi media massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern sebagai perantara atau jembatan dalam penyampaian pesan komunikasinya. Seperti yang dikatakan oleh Onong U. Effendy (1986 : 76) bahwa komunikasi massa merupakan penyebaran pesan dengan menggunakan media massa yang abstrak, yaitu sejumlah orang yang tidak tampak oleh komunikator. Sebagai contohnya adalah pembaca surat kabar, pendengar radio, pemirsa televisi tidak tampak oleh komunikator. Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi melalui media massa merupakan komunikasi yang bersifat satu arah. Dengan pesan disebarkan melalui komunikator, tidak dapat diketahui apakah pesan itu diterima, dimengerti atau dilakukan oleh komunikan.

Komunikasi massa menurut Rakhmad (1989 : 214) adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan pada khalayak tersebar dan heterogen sehingga melahirkan media elektronik sebagai perantara penyamapaian pesan. Maka dari itu pesan yang sama diterima secara serentak dan sesaat. Ada beberapa unsur penting dalam berkomunikasi menurut Mulyana (2007 : 69), meliputi :

1. Komunikator merupakan pihak yang berinisiatif atau memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi, dengan kata lain sebagai orang penyampai pesan. 2. Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber ke komunikan. 3. Media merupakan jembatan yang digunakan sumber untuk menyampaikan

pesan kepada komunikan.

4. Komunikan merupakan penerima pesan dari sumber.

(4)

Selain itu ciri-ciri Komunikasi Massa menurut Nurudin ( 2004 : 16) antara lain: 1. Komunikasi Massa bersifat satu arah, maka dari itu akan membuat umpan

balik dari Komunikator ke Komunikan tertunda.

2. Komunikator dalam komunikasi massa bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

3. Pesan bersifat umum. Yang artinya pesan tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok tertentu.

4. Komunikasi bersifat heterogen. Dalam artian Komunikan dari berbagai segi yang berbeda-beda.

5. Komunikasi yang menimbulkan keserempakan atau sesaat. Dimana Komunikan dapat menerima pesan melalui media secara serempak atau pada waktu yang bersamaan.

2.2.2 Teori Efek Komunikasi Massa

Didalam teori komunikasi massa, terdapat 3 efek yang meliputi Efek Kognitif, Efek Afektif dan Efek Behavioral (Effendy, 2000 : 319). Dimana penjelasan lebih dalam tentang ketiga efek tersebut adalah :

1. Efek Kognitif, menjelaskan tentang bagaimana media massa membantu khalayak dalam mengembangkan keterampilan kognitifnya dengan cara mempelajari informasi yang bermanfaat. Melalui media massa, khalayak akan mengetahui segalanya yang belum pernah diketahui secara langsung sebelumnya.

2. Efek Afektif, merupakan fungsi yang kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan Efek Kognitif, dimana khalayak dituntut untuk tidak hanya tahu tentang sesuatu yang baru, namun juga untuk dapat ikut merasakan. 3. Efek Behavioral, dimana timbulnya akibat pada khalayak, baik itu dalam

hal perilaku, tindakan atau kegiatan.

(5)

setuju menjadi tidak setuju. Tentunya semua itu terjadi bila Komunikan telah menerima pesan dari Komunikator.

2.2.3 Teori Gaya Hidup (Lifestyle)

Selain berkomunikasi, manusia juga tidak bisa jauh dari apa yang dinamakan gaya hidup atau lifestyle. Gaya hidup bisa diekspresikan atau dituangkan dalam hal apa saja. Menurut Kotler (2002 : 21) gaya hidup dapat dituangkan dalam hal minat, aktivitas dan opini atau pendapatnya. Gaya hidup juga merupakan sesuatu hal yang menggambarkan diri seseorang secara keseluruhan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Mulai dari cara berkomunikasi atau berinteraksi, berpakaian, kuliner, teknologi yang digunakannya, kendaraan yang digunakan, berperilaku, dan bagaimana seseorang mengisi aktivitas atau kesehariannya.

Kotler (2002 : 192) mengatakan bahwa ada dua faktor yang dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang, diantaranya ialah faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Meliputi sikap, pengalaman, pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi.

2. Faktor Eksternal

Meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial dan budaya.

Disisi lain gaya hidup memberikan efek baik efek positif atau negatif bagi yang melakukannya. Seperti yang didefinisikan oleh Chaney (2009 : 15) bahwa gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan diri sosial dalam dunia modern. Gaya hidup merupakan suatu bentuk budaya konsumen. Baik itu konsumen dari segi materi atau segi jasa. Gaya hidup bukan lagi menjadi kebiasaan pribadi dari satu individu, namun telah menjadi satu identitas oleh sekelompok orang. (Agung Hujatnikajennong, 2006 : 37) mengatakan bahwa sekelompok orang tidak segan-segan mengikutinya bila itu dianggap baik dimata banyak orang.

(6)

minat dan pendapatnya untuk membelanjakan uangnya, serta bagaimana dan apa yang dapat membuat dirinya nyaman sesuai dengan karakter dan keinginannya. Pada penelitian ini, peneliti melihat gaya hidup dari dari seseorang yang diekspresikan dalam bentuk minat, aktivitas serta apa yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

2.2.4 Teori Imitasi

Kata imitasi biasanya digunakan hanya untuk sebuah benda mati, seperti produk terkenal imitasi, perhiasan imitasi, benda elektronik imitasi,dsb. Namun kini kata imitasi semakin meluas dan merambah kehidupan sosial ditengah kalangan masyarakat. Hal itu disebutkan dengan perilaku imitasi atau perilaku meniru. Perilaku imitasi muncul setelah melewati banyak proses dan biasanya tertuju pada artis idola, yang kebanyakan terjadi pada kaum remaja dimana masa remaja merupakan masa proses pencarian jati diri.

Teori imitasi atau teori peniruan adalah teori yang menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Menurut Tarde (dalam Ahmadi, 2007 : 52) perilaku imitasi merupakan seluruh kehidupan sosial berdasarkan hanya pada faktor imitasi. Walaupun pendapat ini berat sebelah, namun peranan imitasi dalam interaksi sosial tidaklah kecil. Ia juga berpendapat bahwa semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menyamai bahkan menandingi (menyamai bahkan melebihi) tidakan orang yang ada disekitarnya.

(7)

Disamping itu, perilaku imitasi juga memiliki hal yang positif. Misalnya dari sebuah contoh seorang anak sedang belajar berbicara, dan mula-mula ia seakan-akan mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang-ulang bunyi kata guna melatih fungsi lidah dan mulutnya dalam berbicara. Kemudian ia mengimitasi orang lain, biasanya ibunya dalam mempelajari kata-kata pertama dan kata-kata selanjutnya. Ia mulai mengerti kata-kata itu juga karena mendengarnya dalam mengimitasi penggunaan dari orang lain.

Tidak hanya dalam hal berbicara, yang merupakan suatu alat penting dalam komunikasi namun juga cara-cara lainnya untuk mengatakan dirinya dipelajari melalui proses imitasi pula. Misalnya cara memberi hormat, cara mengatakan terima kasih, cara berpakaian, dan lain-lain. Gejala mode yang mudah menjalar itu, dipelajari orang dengan jalan imitasi.

Di lapangan sosial imitasi memiliki peranan, sebab dengan mengikuti suatu contoh yang baik itu dapat merangsang perilaku seseorang. Imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatan yang baik, sehingga memiliki suatu kerangka cara-cara tingkah laku dan sikap moral yang dapat menjadi pokok pangkal untuk memperluas interaksi sosial secara positif.

(8)
(9)

Keterangan :

Dari kegiatan menonton tayangan sinetron Anak Langit yang menonjolkan gaya hidup mewah, membentuk club motor, dan mengadu kecepatan motor ingin diketahui apakah gaya hidup sinetron tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung. Ada beberapa variabel kontrol seperti jenis kelamin, uang saku, dan latar belakang pekerjaan orang tua ingin diketahui apakah aspek waktu penayangan, artis/figur, karakter peran dan stasiun televisi favorit dapat mempengaruhi gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung yang menonton tayangan sinetron tersebut. Gaya hidup itu sendiri akan difokuskan ke gaya hidup imitasi. Jelasnya, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari aspek waktu penayangan, artis, karakter peran dan televisi favorit saat menonton tayangan sinetron Anak Langit terhadap gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung yang menonton sinetron Anak Langit.

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh menonton tayangan sinetron Anak Langit dengan gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung berdasarkan intensitas menonton tayangan sinetron Anak Langit

Gambar

Gambar 1

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan proses konstruksi tradisional, hal yang menonjol dalam produksi beton pracetak adalah penggunaan mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen

Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami ISPA dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Anak RSU Bangil

Pengaturan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik telah dijelaskan didalam Per- 26/Pj/2014 yakni melakukan registrasi melalui situs E- Billing , PPh Pasal 21 telah

This study reveals an unexpected gender-related difference in the protective effects of breast milk; suggests that severity of respiratory diseases in infancy may be amenable

Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960 yang sering disebut land reform mengatur aneka ragam hak-hak tanah setelah UU Hindia Belanda Berdasarkan UUPA tahun 1960 hak atas

In addition, we demonstrated very simi- lar REE values immediately after feeding for our 20 preterm study infants fed breast milk directly at the breast or ex- pressed into a

[r]

Induksi matematika adalah suatu cara pembuktian suatu pernyataan umum mengenai deret yang berlaku untuk setiap bilangan asli. Langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematika