• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Suhu dan Waktu Karbonisasi Optimum pada Pembuatan Bioarang Berbahan Baku Pelepah Aren (Arenga pinnata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Suhu dan Waktu Karbonisasi Optimum pada Pembuatan Bioarang Berbahan Baku Pelepah Aren (Arenga pinnata)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 AREN (Arenga pinnata)

Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak

dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar

untuk obat tradisional dan peralatan, batang untuk berbagai macam peralatan dan

bangunan dan daun muda atau janur untuk pembungkus atau pengganti kertas

rokok [7].

Adapun produk utama tanaman aren adalah nira yang biasanya diolah

menjadi gula aren dan tuak, kolang-kaling, ijuk, dan tepung. Setiap pohon dapat

menghasilkan 15 liter nira per hari dengan rendemen gula 12%. Sementara ijuk

yang dihasilkan rata-rata 2 kg/pohon/tahun, kolang-kaling 100 kg/pohon/tahun,

dan tepung 40 kg/pohon bila tanaman tidak disadap niranya. Kayu aren dapat

diolah menjadi mebel atau kerajinan tangan [16].

Batang aren dibungkus oleh pelepah daun dan ijuk yang melekat pada

pangkal pelepah [16]. Batang aren terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar

(perifer) yang bewarna hitam dan keras serta bagian sentral (empulur) yang

berwarna putih dan lunak [6]. Tepung (pati) yang diperoleh dari ekstraksi bagian

sentral batang biasanya dilakukan setelah pohon tidak lagi produktif menghasilkan

nira. Empulur batang aren berkadar tepung 48,9 %. [16].

(2)

2.2 ARANG

Arang merupakan bahan padat berpori yang mengandung 85–95 % karbon

dan dihasilkan melalui proses karbonisasi pada suhu tinggi) [17]. Sebagian besar

pori – pori arang masih tertutup oleh hidrokarbon, tar dan senyawa organik lain

yang komponennya terdiri dari karbon tertambat (fixed carbon), abu, air, nitrogen

dan sulfur [10].

Arang juga dapat berarti residu hitam berbentuk padatan berpori yang

dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari

bahan-bahan yang mengandung karbon melalui pemanasan pada suhu tinggi [13].

Selain sebagai sumber energi untuk menghasilkan panas, arang juga

dimanfaatkan sebagai adsorben (penyerap) melalui proses aktivasi yang disebut

dengan arang aktif [18]. Bioarang merupakan arang yang diperoleh dari hasil

karbonisasi aneka macam bahan hayati atau biomassa sebagai bahan baku,

misalnya kayu, pelepah, dedaunan, sekam padi atau limbah pertanian lainnya [19].

Arang selanjutnya digunakan menjadi briket arang melalui proses pengolahan.

Adapun sifat fisika dan kimia arang dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Arang [20]

Variabel Ketentuan

Arang digunakan sebagai bahan bakar industri metalurgi sebelum revolusi

industri. Arang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor,

(3)

menggerakkan mobil atau bus [21]. Sampai saat ini, masyarakat masih

menggunakan arang untuk memasak atau memanggang.

2. Sumber unsur hara P dan K

Arang berasal dari berbagai sumber dan komposisi bahan yang berbeda.

sehingga menyebabkan kemampuan mempengaruhi penyediaan fosfor dan

kalium pada tanah. Arang juga mempunyai potensi sebagai penyerap dan

pelepas unsur hara dalam bidang kesuburan tanah [22].

3. Media seni rupa

Arang digunakan dalam seni rupa seperti pensil atau krayon. Arang memiliki

sifat lembut, ringan dan hitam sehingga sangat disenangi pelukis dalam

membuat sketsa sebab sketsa yang dihasilkan sangat jelas [21].

2.3 KARBONISASI

Karbonisasi didefinisikan sebagai suatu proses penghancuran zat organik

menjadi arang pada keadaan tanpa udara [22]. Karbonisasi atau pirolisis adalah

proses dekomposisi kimia dengan meggunakan pemanasan tanpa adanya oksigen.

Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu proses untuk memperoleh

karbon atau arang, disebut juga ”High Temperature carbonization” [23].

Karbonisasi biomassa atau yang lebih dikenal dengan pengarangan adalah suatu

proses untuk menaikkan nilai kalor biomassa dan dihasilkan pembakaran bersih

dengan sedikit asap.

Adapun proses pengarangan atau karbonisasi terbagi atas empat tahap, yaitu:

1. Tahap penguapan air, yaitu pada suhu 100 – 105 oC.

2. Tahap penguraian hemiselulosa dan selulosa menjadi larutan piroglinat, yaitu

pada suhu 200 – 240 oC.

3. Tahap proses depolimerisasi dan pemutusan ikatan C-O dan C-C, yaitu pada

suhu 240 – 400 oC.

4. Tahap pembentukan lapisan aromatik, yaitu pada suhu lebih dari 400 oC dan

lignin masih terus terurai hingga suhu 500 oC. Pada suhu lebih dari 600 oC,

terjadi proses pembesaran luas permukaan arang [11].

Hasil karbonisasi berupa arang yang tersusun atas karbon dan berwarna

(4)

pembakaran tanpa menggunakan oksigen. Adapun tujuannya ialah melepaskan zat

terbang (volatile matter) yang terkandung dalam biomassa tersebut [24]. Volatile

matter terdiri dari metan, senyawa hidrokarbon, hidrogen dan nitrogen. Sementara karbon yang terkandung di dalam bahan akan tetap karena pembakaran

dilakukan tanpa oksigen (O2) [12].

Laju pembakaran arang tergantung pada laju reaksi antara karbon dan

oksigen pada permukaan dan laju difusi oksigen pada lapis batas dan bagian

dalam dari arang. Reaksi permukaan terutama membentuk CO. Diluar partikel,

CO akan bereaksi lebih lanjut membentuk CO2. Pembakaran akan menyisakan

material berupa abu. Karbon yang terkandung dalam arang akan bereaksi dengan

oksigen pada permukaan membentuk CO menurut reaksi berikut :

C + 1/2 O2 CO [25]

Permukaan karbon juga bereaksi dengan karbondioksida dan uap air

dengan reaksi reduksi sebagai berikut

C + CO2 2CO

C + H2O CO + H2 [25]

Selama proses karbonisasi, gas-gas yang bisa terbakar seperti CO, CH4, H2 ,

formaldehid, metana, asam formiat dan asam asetat serta gas yang tidak bisa

terbakar seperti CO2 dan H2O akan dilepaskan [25].

2.4 KARAKTERISTIK BIOARANG

Adapun bioarang yang dihasilkan tentunya harus sesuai dengan kriteria

yang berlaku sehingga bioarang dapat disebut layak sebagai bahan bakar.

Penetapan kualitas arang umumnya dilakukan terhadap kombinasi sifat kimia dan

fisika yaitu:

1. Sifat Fisika :

 Kadar air

Kadar air merupakan kandungan air dalam arang dengan kondisi kering

udara. Pada saat arang keluar dari tungku pengarangan, kadar air yang

(5)

udara sangat cepat, sehingga dalam waktu singkat kadar air mencapai kadar

air keseimbangan dengan udara sekitarnya. Arang yang berkualitas baik yang

dipasarkan adalah arang yang mempunyai kadar air 5-10 % [26].

2. Sifat Kimia :

 Kadar abu

Kadar abu merupakan jumlah sisa dari akhir proses pembakaran. Residu

tersebut berupa zat-zat mineral yang tidak hilang selama proses

pembakaran. Salah satu unsur utama abu adalah silika dan pengaruhnya

kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Kadar abu setiap arang

berbeda-beda tergantung jenis kayu, letak kayu dalam pohon, dan kandungan

kulit kayu. Arang yang baik mempunyai kadar abu sekitar 3% [26].

 Kadar zat menguap

Zat mudah menguap adalah zat selain air, yaitu karbon terikat dan abu yang

terdapat di dalam arang, yang terdiri atas cairan dan sisa yang tidak habis dalam

proses karbonisasi. Kadar zat mudah menguap ini tergantung pada proses

pengarangan dan temperatur yang diberikan. Apabila proses karbonisasi lama dan

temperatur karbonisasi ditingkatkan akan semakin menurunkan persentase kadar

zat menguapnya [26].

 Kadar karbon terikat

Kadar karbon terikat adalah fraksi C dalam arang. Kadar karbon

terikatdipengaruhi oleh kadar zat mudah menguap dan kadar abu. Semakin besar

kadar zat menguap dan kadar abu maka akan menurunkan kadar karbon terikat.

Kadar karbon terikat dalam arang kayu berkisar 50-95 %. Arang kayu yang

berkulitas baik yang mempunyai kadar karbon terikat antara 70-80 % [26].

 Nilai kalor bakar

Nilai kalor bakar adalah nilai panas yang ditimbulkan oleh arang akibat adanya

reaksi pembakaran pada volume tetap. Arang dengan nilai kalor bakar yang

tinggi sangat disukai, baik untuk keperluan rumah tangga ataupun industri [26].

Menurut Smisek dan Cerny (1970) [27] arang yang berkualitas harus memenuhi

(6)

1. Mempunyai kandungan arang (fixed carbon) diatas 75%

2. Cukup keras ditandai dengan tidak mudah dan hancur

3. Kadar abunya tidak lebih dari 5%

4. Kadar zat menguapnya tidak lebih dari 15%

5. Kadar airnya tidak lebih dari 15%

6. Tidak tercemar oleh unsur-unsur yang membahayakan atau kotoran lainnya

2.4 ANALISIS EKONOMI

Ketersedian bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak

terbarukan, sehinga diprediksikan akan terjadi kelangkan bahan bakar minyak dan

menimbulkan adanya krisis energi [1]. Kebutuhan minyak bumi yang semakin

besar merupakan tantangan yang perlu diantisipasi dengan mencari sumber energi

alternatif [2]. Untuk itulah diperlukan suatu alternatif dalam pembuatan bahan

bakar dengan pemanfaatan dari bahan organik misalnya dengan pemanfaatan

pelepah aren.

Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak

dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar

untuk obat tradisional dan peralatan, batang untuk berbagai macam peralatan dan

bangunan dan daun muda atau janur untuk pembungkus atau pengganti kertas

rokok [7]. Salah satu pemanfaatan dari aren adalah dengan memanfaatkan pelepah

aren untuk dijadikan bioarang

Adapun analisis ekonomi estimasi pembuatan bioarang dari pelepah aren

adalah sebagai berikut

 Pelepah Aren = Rp 600 / kg [28]

Rendemen yang didapat pada kondisi optimum adalah sebesar 67,9 %

 Sehingga diperoleh arang sebesar :

0,679 x 1 kg = 679 g = 0,679 kg

 Harga jual arang adalah sebesar Rp. 4000 / kg arang [29]

0,679 x Rp. 4000 = Rp. 2716

Laba yang diperoleh tiap produksi 1 kg pelepah aren adalah

Gambar

Gambar 2.1 Pohon Aren
Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Kimia Arang [20]

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanaman kontrol (M0TP) yang tidak disemprot MSG dan tidak disemprot pupuk,tidak mengalami pertambahan panjang daun.Pada tanaman kontrol juga tidak ada pembentukan

Melalui kajian tentang implementasi e _government pada Pemerintahan Kota Depok, Peneliti mengharapkan akan mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap kendala-kendala

Kami percaya bahwa semua informasi diatas benar adanya, namun harap diingat bahwa semua data yang diatas hanya bersifat ilustrasi saja dan dapat berubah sewaktu-waktu

Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh, meningjatkan.. adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Prngkajian toleranssi

onstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, 9ika konstruksi tangga tersendiri

past dan past participle  Wacana yang dibacakan  Dapat membuat kalimat sederhana dengan kata-kata yang diberikan  Dapat menjawab pertanyaan berdasarkan wacana 

Ketika seorang pengguna masuk log ke dalam sebuah komputer berbasis Windows NT/2000/XP/Server 2003, pengaturan registry yang dimiliki oleh pengguna yang

Menurut Pasal 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terdapat 5 asas, yaitu: Asas manfaat menyatakan bahwa segala upaya dalam