BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem dapat dilakukan dengan menentukan apa-apa saja yang menjadi input dari sistem, proses apa yang dilakukan sistem dan apa yang menjadi output dari sistem tersebut. Untuk menganalisis sebuah sistem ada beberapa hal yang biasa dilakukan, yaitu sebagai berikut:
3.1.1. Analisis masalah
Analisis masalah merupakan proses mengidentifikasi sebab dan akibat dibangunnya sebuah sistem agar sistem yang akan dibangun tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan dari sistem itu. Saat ini terdapat bermacam-macam jenis dan merek sepeda, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem untuk memberikan informasi yang tepat dalam proses penentuan sepeda yang sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pengguna dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.
Diagram Ishikawa adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah event yang spesifik. Diagram ini juga disebut dengan diagram tulang ikan atau cause-and-effect diagram. Pemakaian diagram Ishikawa yang paling umum adalah untuk mencegah efek serta mengembangkan kualitas produk. Analisa masalah lebih jelas melalui diagram Ishikawa yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Menyelesaikan masalah pemilihan
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa Analisis Masalah Sistem
3.1.2. Analisis Kebutuhan Sistem
Untuk membangun sebuah sistem, perlu dilakukan sebuah tahap analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.
3.1.2.1. Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang dirancang. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut:
1. Sistem dapat menerima inputan data sepeda dan bobot kriteria
2. Sistem dapat mengetahui sepeda yang sesuai dengan kriteria user, berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.
3. Sistem dapat menampilkan hasil perhitungan pemilihan sepeda berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model.
3.1.2.2. Kebutuhan Non-Fungsional Sistem
Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar aplikasi yang dirancang mendapat umpan-balik yang baik dari pengguna aplikasi. Kebutuhan non-fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut:
1. Sistem harus dapat melakukan perhitungan menentukan sepeda, sesuai dengan kriteria dari user dengan cepat dan tepat.
2. Sistem harus mudah digunakan sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh user. 3.1.3. Pemodelan
Pemodelan sistem dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang objek apa saja yang akan berinteraksi dengan sistem, serta hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah sistem sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kegunaannya.
Model. Model UML yang digunakan antara lain use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.
3.1.3.1. Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang dapat merepresentasikan interaksi
yang terjadi antara user dengan fungsi pada sistem dan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda
Pada Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP, dapat dinyatakan dalam Tabel 3.1 .
Tabel 3.1. Tabel Use Case Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP Name Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP
Actors User yang telah ditentukan
Description Use Case ini mendeskripsikan proses pemilihan sepeda dengan
metode AHP
Basic Flow User memasukkan perbandingan berpasangan kriteria penilaian dan alternatif pilihan
Pre Condition -
Post Condition User mengetahui bobot dari kriteria penilaian dan alternatif pilihan
Pada Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM, dapat dinyatakan dalam Tabel 3.2 .
Tabel 3.2. Tabel Use Case Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM
Name Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM
Actors User yang telah ditentukan
Description Use Case ini mendeskripsikan proses pemilihan sepeda dengan
metode WSM
Basic Flow User memasukkan bobot kriteria dan memilih alternatif pilihan
Alternate Flow User dapat kembali ke tampilan awal dan memilih metode perhitungan lainnya
Pre Condition -
Post Condition User mengetahui nilai WSM dari seluruh alternatif 3.1.3.2.Activity Diagram
Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode AHP
Pada perhitungan metode AHP, sistem akan menampilkan form pengisian perbandingan berpasangan dari kriteria penilaian pemilihan sepeda dan pengguna kemudian diminta untuk memasukkan perbandingan antar masing-masing kriteria, kemudian setelah mendapatkan kriteria, pengguna akan memilih 3 calon sepeda yang diinginkan kemudian sistem akan menilai sepeda mana yang paling baik berdasarkan perbandingan berpasangan kriteria yang dikehendaki user.
Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Proses Pemilihan Sepeda dengan Metode WSM
Pada perhitungan dengan metode WSM, sistem akan menampilkan data seluruh alternatif sepeda yang akan dipilih, kemudian pengguna diminta untuk memasukkan nilai bobot dari masing-masing kriteria penilaian yang akan dihitung kemudian sistem akan menilai sepeda mana yang paling baik berdasarkan bobot kriteria yang dikehendaki pengguna.
3.13.3. Sequence Diagram
Sequence Diagram adalah bentuk pemodelan sistem yang menggambarkan hubungan
antar objek atau objek yang saling berinteraksi melalui pesan dalam eksekusi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan dikirim dan diterima diantara objek dan diurutan yang mana. Sequence Diagram untuk sistem yang dirancang pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 3.5 Sequence Diagram untuk Proses Perhitungan dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Gambar 3.6 Sequence Diagram untuk Proses Perhitungan dengan Metode Weighted Sum Model
Pada Sequence diagram diatas terlihat bahwa pengguna mengakses form perhitungan dengan metode WSM, kemudian sistem akan menampilkan form perhitungan dan pengguna memasukkan nilai bobot kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya pengguna memiih alternatif sepeda dari database, yang kemudian system akan melakuka perhitungan dengan metode WSM.
3.1.3.4.Kamus Data
Berikut merupakan Kamus Data dari Sistem yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut .
Tabel 3.3. Kamus Data Sistem
No Data Field Type Deskripsi Nilai dari Model Sepeda
2 Bmx ID Nilai dari Model Sepeda
3 Lipat ID Nilai dari Model Sepeda
4 MTB ID Nilai dari Model Sepeda
3.1.3.5.Flowchart Metode Analytical Hierarchy Process
Gambar 3.7 Flowchart Metode Analytical Hierarchy Process
3.1.3.6.Flowchart Metode Weighted Sum Model
Gambar 3.8 Flowchart Metode Weighted Sum Model
3.1.3.7.Flowchart Sistem
Gambar 3.9 Flowchart SistemPendukung Keputusan Pemilihan Sepeda
3.2. Perancangan Sistem
3.2.1 Antarmuka Perhitungan dengan Metode AHP
Pada tampilan perhitungan dengan metode AHP, akan ditampilkan form untuk mengisi perbandingan berpasangan berdasarkan kriteria, kemudian dari perhitungan perbandingan berpasangan akan ditampilkan bobot kriteria dan nilai kekonsistenan dari bobot tersebut, seperti pada gambar 3.9 berikut.
Gambar 3.10 Antarmuka Perhitungan dengan Metode AHP Keterangan :
1. Tabel Perbandingan Berpasangan Kriteria
Tabel ini berfungsi untuk input perbandingan berpasangan antar kriteria. 2. Text Field Harga
Berfungsi untuk menampilkan data bobot harga dari perhitungan perbandingan berpasangan.
3. Text Field Model
Berfungsi untuk menampilkan data bobot model dari perhitungan perbandingan berpasangan.
4. Text Field Merek
Berfungsi untuk menampilkan data bobot merek dari perhitungan perbandingan berpasangan.
Berfungsi untuk menampilkan data λ max dari perhitungan perbandingan berpasangan.
6. Text Field CI
Berfungsi untuk menampilkan data CI (Consistency Index) dari perhitungan perbandingan berpasangan.
7. Text Field CR
Berfungsi untuk menampilkan data CR (Consistency Ratio) dari perhitungan perbandingan berpasangan.
8. Button Hitung
Berupa tombol yang berfungsi untuk menampilkan semua data hasil perbandingan berpasangan.
9. Button Lanjut
Berupa tombol yang berfungsi untuk menampilkan semua data hasil perbandingan berpasangan.
3.2.2 Antarmuka Perhitungan dengan Metode WSM
Gambar 3.11 Antarmuka Perhitungan dengan Metode WSM Keterangan :
1. Text Field Harga
Berfungsi untuk menampilkan data bobot harga dari perhitungan perbandingan berpasangan.
2. Text Field Model
Berfungsi untuk menampilkan data bobot model dari perhitungan perbandingan berpasangan.
3. Text Field Merek
Berfungsi untuk menampilkan data bobot merek dari perhitungan perbandingan berpasangan.
4. Combo box Pemilihan Sepeda
Berfungsi untuk memilih jenis sepeda yang akan ditampilkan pada tabel nomor 5. 5. Tabel Data Alternatif Sepeda
Tabel ini berfungsi untuk menampilkan data alternatif sepeda yang diakses dari database.
6. Button Pilih
Berfungsi untuk memberi action memilih sepeda dari tabel. 7. Tabel Data Sepeda Pilhan
Berfungsi untuk menampilkan data nilai bobot sepeda berdasarkan perhitungan dengan metode WSM.
9. Button Hitung
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
4.1. Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan proses menerjemahkan hasil analisis dan perancangan sistem ke dalam sebuah bahasa pemrograman. Implementasi sistem pada penelitian ini dibangun menggunakan bahasa pemrogaman bahasa pemrograman Java. Adapun perangkat lunak yang digunakan sebagai Integrated Development Environment (IDE) adalah NetBeans IDE 8.0.1.
4.1.1. Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process
Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam sistem yang dibuat adalah pada proses perhitungan nilai sepeda dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dimana dengan metode ini bobot kriteria didapatkan dari nilai perbandingan berpasangan antar kriteria berdasarkan keinginan pengguna. Kemudian bobot dari kriteria tersebut akan dikalikan dengan bobot masing-masing alternatif setelah nilai dari masing-masing alternatif dibandingkan berpasangan satu per satu.
Tabel 4.1. Tabel Perbandingan Berpasangan Kriteria
Pada Tabel 4.1 diatas, nilai bobot dari kriteria tersebut didapatkan dari normalisasi perbandingan berpasangan antar masing-masing kriteria, normalisasi dilakukan dengan membagikan masing-masing nilai kriteria dengan jumlah nilai kolom kriteria tersebut, hasil pembagian tersebut kemudian dijumlahkan per baris dan dibagi tiga.
Kemudian setelah mendapatkan bobot kriteria maka, masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan satu-satu berdasarkan kriteria, dimana alternatif yang akan dibandingkan ada pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2. Data Nilai Alternatif Sepeda
ID Harga Merek Model
MTB05 7 8 6
MTB09 7 8 8
MTB10 8 8 9
Tabel 4.3. Perbandingan Berpasangan Alternatif Berdasarkan Kriteria Harga
Selanjutnya masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan nilainya berdasarkan masing-masing kriteria, perbandingan berdasarkan kriteria merek seperti pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Perbandingan Berpasangan Alternatif Berdasarkan Kriteria Merek
Selanjutnya masing-masing alternatif sepeda akan dibandingkan nilainya berdasarkan masing-masing kriteria, perbandingan berdasarkan kriteria Model seperti pada Tabel 4.5.
Harga MTB05 MTB09 MTB10 Bobot
MTB05 7/7 7/7 7/8 0.3182
MTB09 7/7 7/7 7/8 0.3182
MTB10 8/7 8/7 8/8 0.3633
Jumlah 3.14 3.14 2.75 1
Merek MTB05 MTB09 MTB10 Bobot
MTB05 8/8 8/8 8/8 0.3333
MTB09 8/8 8/8 8/8 0.3333
MTB10 8/8 8/8 8/8 0.3333
Tabel 4.5. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Model
Selanjutnya setelah mendapatkan bobot masing-masing alternatif berdasarkan kriteria,maka bobot masing-masing alternatif akan dikalikan dengan bobot kriteria untuk mendapatkan nilai akhir dari masing-masing alternative, seperti ditampilkan pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Nilai Alternatif dari perhitungan AHP
Kriteria Bobot MTB05 MTB09 MTB10
Harga 0.25 0.3182 0.3182 0.3636
Merek 0.50 0.3333 0.3333 0.3333
Model 0.25 0.2609 0.3478 0.3913
Nilai AHP 0.29 0.34 0.37
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Alternatif MTB10 mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai 0.37, kemudian MTB 09 dengan nilai 0.34 dan MTB05 dengan nilai 0.29, sehingga rekomendasi sistem jatuh pada alternatif MTB10.
Model MTB05 MTB09 MTB10 Bobot
MTB05 6/6 6/8 6/9 0.2609
MTB09 8/6 8/8 8/9 0.3478
MTB10 9/6 9/8 9/9 0.3913
4.1.2. Implementasi Metode Weighted Sum Model
Penerapan Metode Weighted Sum Model dalam sistem yang dibuat adalah pada proses perhitungan nilai sepeda dengan metode Weighted Sum Model (WSM), dimana dengan metode ini bobot kriteria disesuaiakan dengan keinginan pengguna, berbeda dengan Metode AHP yang menggunakan perbandingan berpasangan, dengan Metode WSM pengguna langsung menetapkan bobot dari kriteria tersebut dimana jumlah dari besar nilai masing-masing bobot haruslah 100%.
Berikut disajikan perhitungan pemilihan sepeda dengan Metode WSM, dimana hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan bobot dari masing-masing krteria dan selanjutnya dari bobot tersebut lagnsung dikalikan masing-masing dengan nilai alternatif, seperti pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7. Perhitungan dengan Metode WSM
ID HARGA MEREK MODEL NILAI
BOBOT 25% 50% 25% 100%
MTB05 7 8 6 8.75
MTB09 7 8 8 7.75
MTB10 8 8 9 8.25
4.2. Antarmuka Sistem
Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda ini terdapat lima tampilan antarmuka, yaitu :
1. Home
2. Perhitungan dengan AHP 3. Perhitungan dengan WSM 4. Bantuan
5. Katalog Sepeda 4.2.1. Tampilan Home
Home merupakan form yang pertama kali muncul pada saat aplikasi dijalankan. Form
ini terdiri dari dua Tab Menu, yaitu Tab Menu dan Tab Sepeda. Halaman utama pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 FormHome
4.2.2. Perhitungan AHP
Perhitungan AHP merupakan submenu pada tab Menu yang merupakan interface untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process, dimana disediakan tabel untuk perbandingan berpasangan kriteria, 6 TextField untuk menampung data hasil perhitungan dan 2 button untuk melanjutkan proses perhitungan. Tampilan untuk form ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 .
Gambar 4.2 Form Perhitungan AHP 4.2.3. Perhitungan WSM
Gambar 4.3 Form Perhitungan WSM 4.2.4. Bantuan
Menu Bantuan merupakan Form yang digunakan untuk menampilkan informasi tentang
cara mengoperasikan sistem atau aplikasi yang dibuat. Tampilan untuk tab Help dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Menu Bantuan 4.2.5. Katalog Sepeda
Tab Sepeda merupakan form yang digunakan untuk menampilkan informasi tentang data
Gambar 4.5 Tab SEPEDA
4.3. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem dalam pengimplementasian Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model untuk melakukan proses pemilihan sepeda. Apakah sistem telah berjalan sesuai dengan fungsi-fungsi yang sebelumnya ditentukan pada tahap analisis dan perancangan sistem Hasil yang diberikan dari masing-masing metode nantinya akan dibandingkan satu sama lain berdasarkan Running Time Calculation.
4.3.1. Pengujian Sistem dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Untuk melakukan pemilihan sepeda dengan metode Analytical Hierarchy Process tahap awal yang dilakukan adalah memilih submenu Perhitungan AHP pada Tab Menu. Setelah tampilan form Perhitungan AHP muncul maka lakukan langkah-langkah berikut ini untuk melakukan proses pemilihan.
Gambar 4.6 Form Perbandingan Berpasangan Kriteria
3. Menekan tombol Lanjut untuk menuju form pemilihan Sepeda dari Database. 4. Pada Form Pemilihan Sepeda, Pilih jenis sepeda yang ingin dipilih pada Combo
Box, kemudian dari tabel data sepeda pilih 3 sepeda dan tekan tombol Pilih untuk
mendapatkan sepeda pilihan seperti pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Form Pemilihan Sepeda
Gambar 4.8 Form Hasil Perhitungan AHP
4.3.2. Pengujian Metode Weighted Sum Model
Untuk melakukan pemilihan sepeda dengan metode Weighted Sum Model, tahap awal yang dilakukan adalah memilih submenu Perhitungan AHP pada Tab Menu. Setelah tampilan form Perhitungan WSM muncul maka lakukan langkah-langkah berikut ini untuk melakukan proses pemilihan.
1. Masukkan nilai kriteria Harga, Merek dan Model sesuai dengan keinginan pengguna, jumlah ketiga kriteria ini haruslah berjumlah 100%.
2. Memilih jenis sepeda pada Combo Box kemudian memilih alternatif sepeda dari Tabel.
Gambar 4.9 Form Perhitungan WSM
4.4. Hasil Pengujian
Hasil pengujian yang didapatkan melalui penelitian ini berupa nilai dari masing-masing sepeda berdasarkan masing-masing metode dan sesuai dengan nilai kriteria yang dinginkan pengguna,
4.4.1. Hasil Pengujian Sistem dengan Metode Analytical Hierarchy Process Pengujian dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan sebanyak 5 kali dengan alternatif yang berbeda pada setiap pengujian namun bobot tetap sama.
Hasil pengujian 1 dengan metode Analytical Hierarchy Process dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian 1 dengan Metode AHP pada Sistem
Kriteria Bobot MTB05 MTB09 MTB10
HARGA 0.4431 0.2609 0.3913 0.3478
MEREK 0.3875 0.3636 0.3182 0.3182
MODEL 0.1694 0.3182 0.3636 0.3182
NILAI AHP 0.31 0.36 0.33
yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.040 seconds. Hasil pengujian 2 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Hasil Pengujian 2 dengan Metode AHP pada Sistem
Kriteria Bobot MTB01 MTB06 MTB08
HARGA 0.4431 0.3182 0.3182 0.3636
MEREK 0.3875 0.28 0.36 0.36
MODEL 0.1694 0.3 0.35 0.35
NILAI AHP 0.3 0.34 0.36
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa Sepeda MTB08 menempati urutan pertama dengan nilai 0.38, kemudian MTB06 dengan nilai 0.34 dan MTB01 dengan nilai 0.3. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.026 seconds. Hasil pengujian 3 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Pengujian 3 dengan Metode AHP pada Sistem
Kriteria Bobot SL02 SL07 SL09
HARGA 0.4431 0.3478 0.3043 0.3478
MEREK 0.3875 0.3182 0.3636 0.3182
MODEL 0.1694 0.3158 0.3158 0.3684
NILAI AHP 0.33 0.33 0.34
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa Sepeda SL09 menempati urutan pertama dengan nilai 0.34, kemudian SL02 dan SL07 sama-sama memiliki nilai 0.33. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.033 seconds. Hasil pengujian 4 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Hasil Pengujian 4 dengan Metode AHP pada Sistem
Kriteria Bobot BMX03 BMX07 BMX09
HARGA 0.4431 0.3 0.3 0.4
MEREK 0.3875 0.3636 0.3636 0.2727
MODEL 0.1694 0.3913 0.3043 0.3043
Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa Sepeda BMX03 menempati urutan pertama dengan nilai 0.34, sedangkan BMX07 dan BMX09 memiliki nilai yang sama yaitu 0.33. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.052 seconds. Hasil pengujian 5 dengan Metode AHP dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Pengujian 5 dengan Metode AHP pada Sistem
Kriteria Bobot SA04 SA05 SA07
HARGA 0.4431 0.35 0.35 0.3
MEREK 0.3875 0.3636 0.3182 0.3182
MODEL 0.1694 0.375 0.2917 0.3333
NILAI AHP 0.36 0.33 0.31
Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa Sepeda SA04 menempati urutan pertama dengan nilai 0.36, kemudian SA05 dengan nilai 0.33 dan SA07 dengan nilai 0.31. Waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode AHP adalah 0.024 seconds.
Dari 5 pengujian diatas dapat diketahui bahwa sistem rata-rata membutuhkan waktu sekitar 0.035 seconds untuk melakukan proses perhitungan dengan Metode AHP. 4.4.2. Hasil Pengujian Sistem dengan Metode Weighted Sum Model
Pengujian dengan Metode Weighted Sum Model (WSM) dilakukan sebanyak 5 kali dengan alternatif yang berbeda pada setiap pengujian namun bobot tetap sama.
Hasil pengujian 1 dengan metode Weighted Sum Model dapat dilihat seperti pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Pengujian 1 dengan Metode WSM pada Sistem
waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 2 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Hasil Pengujian 2 dengan Metode WSM pada Sistem
Kriteria Bobot MTB01 MTB06 MTB08 dengan nilai 8.22, kemudian MTB06 dengan nilai 7.78 dan MTB01 dengan nilai 6.83 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 3 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Hasil Pengujian 3 dengan Metode WSM pada Sistem
Kriteria Bobot SL02 SL07 SL09
HARGA 44% 8 7 8
MEREK 39% 7 8 7
MODEL 17% 6 6 7
NILAI 7.27 7.22 7.44
Pada Tabel 4.15 terlihat bahwa Sepeda SL09 menempati urutan pertama dengan nilai 7.44, kemudian SL02 dengan nilai 7.27 dan SL07 dengan nilai 7.22 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 4 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut
Tabel 4.16 Hasil Pengujian 4 dengan Metode WSM pada Sistem
Kriteria Bobot BMX03 BMX07 BMX09
HARGA 44% 6 6 8
MEREK 39% 8 8 6
MODEL 17% 9 7 7
Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa Sepeda BMX03 menempati urutan pertama dengan nilai 7.29, kemudian BMX09 dengan nilai 7.05 dan BMX07 dengan nilai 6.95 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds. Hasil pengujian 4 dengan Metode WSM dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17 Hasil Pengujian 5 dengan Metode WSM pada Sistem
Kriteria Bobot SA04 SA05 SA07
HARGA 44% 7 7 6
MEREK 39% 8 7 7
MODEL 17% 9 7 8
NILAI 7.73 7.00 6.73
Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa Sepeda SA04 menempati urutan pertama dengan nilai 7.73, kemudian SA05 dengan nilai 7.00 dan SA07 dengan nilai 6.73 dan waktu yang digunakan dalam melakukan proses pemilihan dengan Metode WSM adalah 0.001 seconds.
Dari 5 pengujian diatas dapat diketahui bahwa sistem rata-rata membutuhkan waktu sekitar 0.001 seconds untuk melakukan proses perhitungan dengan Metode WSM. 4.4.3. Pengujian Running Time Calculation
Pengujian dilakukan dengan menggunakan :
1. Laptop Compaq Presario CQ42 dengan spesifikasi : Processor : Intel® Core™ i5 CPU M 450 @2.40 GHz RAM : 2,00 GB
OS : Windows 7 32-bit Operating System
2. Netbook Asus X453MA-WX217D dengan spesifikasi : Processor : Intel Celeron N2840 2.58 GHz
RAM : 2,00 GB DDR3
OS : Windows 8 64-bit Operating System 3. ACER ASPIRE 4738Z dengan spesifikasi:
Processor : Intel® Pentium® processor P6100 (3 MB L3 cache, 2 GHz, DDR3 1066 MHz, 35 W
RAM : 1,00 GB DDR3
Dari 5 kali percobaan yang dilakukan dengan 3 mesin komputer yang berbeda, maka berikut hasil pengujian dengan Metode AHP yang ditampilkan pada Tabel 4.18 berikut :
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode AHP
Metode Pengujian Laptop Compaq Presario CQ42
Data Tabel 4.18 dapat ditampilkan pada Gambar 4.10 berikut,
Gambar 4.10 Grafik Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode AHP Sedangkan dengan dengan Metode WSM hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 4.19 berikut :
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode WSM
WSM
Data Tabel 4.19 dapat ditampilkan pada Gambar 4.11 berikut
Gambar 4.11 Grafik Pengujian Running Time Calculation Sistem Metode WSM Dari pengujian yang telah dilakukan yang ditampilkan pada Tabel 4.18 dan 4.19 maka dapat disimpulkan bahwa Metode WSM memiliku Running Time Calculation yang lebih cepat dibandingkan dengan Metode AHP.
4.4.4. Pengujian Akurasi Sistem
Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil rekomendasi dari Sistem dengan hasil pilihan pengguna (Decision Maker) dari kuesioner. Dimana ada 2 kuesioner yang menggunakan sistem yaitu :
1. Decision Maker 1 yaitu seseorang yang mengetahui tentang sepeda. 2. Decision Maker 2 yaitu orang awam mengetahui tentang sepeda
Berikut merupakan tabulasi hasil pengujian sistem dengan menggunakan Metode AHP, Metode WSM dan Keputusan dari pengguna (Decision Maker), seperti pada Tabel 4.20 berikut
Tabel 4.20 Perbandingan Hasil Pengujian Akurasi Sistem
NO Sistem (AHP) Sistem(WSM) Decision
Maker 1
Berdasarkan 5 kali pengujian yang telah dilakukan pada sistem dengan bobot dan alternatif yang sama, baik dengan Metode AHP ataupun Metode WSM, kedua Metode ini menghasilkan rekomendasi yang sama, seperti terlihat pada Tabel 4.18, baik pengguna (Decision Maker) juga mempunyai keputusan yang sama sesuai dengan sistem untuk itu
dengan menggunakan rumus akurasi, maka tingkat kinerja Sistem dengan pada studi kasus ini adalah dengan akurasi sebesar : TP =3 , TN=3 , FP=2 , FN=2
Akurasi =
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab 5 ini akan disimpulkan, aplikasi yang telah dirancang telah dapat melakukan pemilihan sepeda dengan Metode Anlytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan dengan Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model yang lebih baik.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Sistem dapat memberikan rekomendasi ranking alternatif pilihan untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan sepeda dengan mengimplementasikan Metode Analytical Hierarchy Process dan Weighted Sum Model pada sistem. 2. Setelah dilakukan pengujian dengan bobot kriteria dan alternatif yang sama, hasil
perhitungan dari kedua metode sama dan dari pengujian didapatkan bahwa Metode Weighted Sum Model mempunyai waktu Running Time Calculation yang lebih cepat dibandingkan Metod Analytical Hierarchy Process.
3. Dengan menggunakan sistem ini pengguna dapat lebih efektif dan efisien dalam pemilihan sepeda sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada penulis untuk pengembangan dan perbaikan sistem lebih lanjut adalah:
1. Aplikasi yang dirancang diharapkan dapat dibuat dalam versi mobile, seperti platform Android ataupun IOS .
2. Aplikasi yang dirancang diharapkan dapat lebih banyak memberikan pilihan jenis dan merek sepeda lainnya.