BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Defenisi dan Konsep Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi menurut Stoner adalah ”pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama”. Sedangkan Henry Setiawan berpendapat organisasi adalah ”wadah berkumpulnya orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan”. Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan diperguruan tinngi yang diselenggarakan dengan prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa. Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiwa.
Sedangkan menurut Silvia Sukirman organisasi kemahasiswaan adalah kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting diikuti oleh setiap mahasiswa selama studinya sehingga melengkapi hasil belajar secara utuh. Pilihan kegiatan ekstrakulikuler harus sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa karena kegiatan tersebut merupakan sarana pelengkap pembinaan kemampuan pribadi calon intelektual di masyarakat nantinya
Setelah kesemua itu diperoleh oleh mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga kegiatan organisasi tidak menjadi faktor penghambat dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Namun sebaliknya, menjadi faktor yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
2.2Analisis Konjoin
2.2.1 Pengertian Analisis Konjoin
Analisis konjoin dikembangkan pada tahun 1964 oleh statistisi matematika dan psikologi Luce dan Tukey. Dan mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada ilmu yang terkait dengan preferensi sesesorang, seperti bidang pemasaran, sosial, politik, dam psikologi. Pada dasarnya, tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana presepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian (Santoso; 2010).
Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et all 1995). Analisa ini sangat berguna untuk membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan.
Bentuk dasar model dependensi analisis konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝑌𝑌1 ( non metrik atau metrik) = 𝑋𝑋1 + 𝑋𝑋2 + 𝑋𝑋3 + …+ 𝑋𝑋𝑁𝑁 (non metrik)
Keterangan :
1) 𝑌𝑌1 (variabel dependen), skala pengukuran metrik atau non metrik, didefenisikan sebagai
pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut pada sebuah barang/jasa/ide.
2) 𝑋𝑋1 ,𝑋𝑋2 ,𝑋𝑋3,𝑋𝑋𝑁𝑁 ( variabel independen ), skala pengukuran non metrik, didefenisikan
2.2.2 Istilah-istilah Dalam Analisis Konjoin
Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah:
1. Atribut, yaitu berupa variabel-variabel yang akan diteliti.
2. Taraf/level, yaitu bagian dari atribut yang menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.
3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf-taraf atribut.
4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang menunjukkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden.
5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian:
a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/pengurangan pengunaan satu unit barang tertentu.
b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengomsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
2.2.3 Tujuan Analisis Konjoin
2.2.4 Tahapan – Tahapan Analisis Konjoin
Tahapan – tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :
Gambar 2.1 Tahapan Analisis Konjoin
Tahap 1.Perumusan masalah dan mengidentifikasi atribut
Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).
Mengindentifikasi atribut
Merancang kombinasi atribut atau stimuli
Menentukan Metode Pengumpulan
data
Menentukan metode analisis
Tahap 2 Merancang kombinasi atribut (stimuli)
Stimuli merupakan sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden. Dalam desain stimuli termasuk memilih atribut dan taraf atribut yang akan digunakan untuk membuat stimuli. Ada 2 cara pembentukan stimuli dalam analisis konjoin yaitu metode full profile atau mengevaluasi banyak faktor dan metode pairwase comparasion atau metode evaluasi dua faktor.
1. Full Profile
Analisis konjoin full profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan menggunakan fractional factorial design yang memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting diabaikan. Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS FOR WINDOWS 17.0 sehingga diperoleh 15 minimal stimuli. Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap objek secara lengkap. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli mulai dari stimuli yang paling diminati/dianggap penting hingga stimuli yang paling tidak diminati/yang paling dianggap tidak penting dengan cara rating
(memberi peringkat).
Keuntungan menggunakan metode ini adalah:
1. Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.
2.Pairwise Comparison
Metode Pairwise Comparison digunakan apabila atribut yang dianalisis cukup banyak dan dengan jumlah taraf/level yang banyak pula. Penemu metode ini adalah Richard Johnson. Melalui pendekatan ini dibandingkan pasangan profil dari dua atribut. Responden mengevaluasi pasangan atribut secara bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan yang dievaluasi sebanyak p(p-1)/2 pasangan.(Kuhfeld, 2000).
Tahap 3 Menentukan metode pengumpulan data
Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik(data berskala nominal, ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).
Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli pada tahap yang telah dibuat sebelumnya. Perangkingan dimulai dari satu dan seterusnya hingga ranking terakhir bagi stimuli yang paling tidak disukai. Sedangkan untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau
rating dapat dilakukan menggunakan skala likert 1 hingga 5 (1=paling tidak disukai dan 5=paling disukai atau menggunakan nilai ranking, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling disukai diberi nilai satu.
Tahap 4 Menentukan metode analisis yang digunakan
Berdasarkan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang digunakan adalah analisis konjoin full-profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy.
dummy. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategori dapat dibangun k-1 peubah boneka. Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0. Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk taraf lainnya. Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy
Taraf Kode
Taraf 1 1 0
Taraf 2 0 1
Taraf 3 0 0
Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori (taraf) dikurangi satu(J Supranto, 2004).
Metode Regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik, dimana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya.
Adapun secara umum model dasar analisis konjoin adalah:
U (x) =∑𝒎𝒎𝒊𝒊=𝟏𝟏∑𝒌𝒌𝒊𝒊=𝒊𝒊𝟏𝟏𝒂𝒂𝒊𝒊𝒊𝒊𝒙𝒙𝒊𝒊𝒊𝒊
Keterangan:
U (x) = Utilitas total dari tiap-tiap stimuli
𝑎𝑎𝑖𝑖𝑖𝑖 = Nilai kegunaan dari atribut ke-i (i=1,2,3…m) dan taraf/level ke-j (j=1,2,3…ki)
𝑘𝑘𝑖𝑖 = Jumlah taraf/level atribut ke-i
m = Jumlah atribut
Regresi linier biasanya digunakan untuk mendapatkan model analisis konjoin tersebut, kemudian dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝑾𝑾𝒊𝒊 = ∑𝒏𝒏𝑰𝑰𝒊𝒊𝑰𝑰𝒊𝒊 𝒊𝒊=𝟏𝟏
Keterangan:
𝑊𝑊𝑖𝑖 = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut
𝐼𝐼𝑖𝑖 = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut yang dicari dengan rumus
Ii= {maks(aij) – min(aij)}
Tahap 5Interpretasi Hasil
MenurutKuhfeld(2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.
b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.
c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.
2.3Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software spss menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.
Uji reabilitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan reabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Reabilitas (reability, kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Gajah Mada University Press). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai 𝛼𝛼> 0.60. Menurut Sugiyono (2006) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Kategori koefisien korelasi menurut Sugiyono (2006) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Koefisien Korelasi Menurut (Sugiyono,2006)
0.80< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 1.00 Reliabilitas sangat tinggi 0.60< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.80 Reliabilitas tinggi 0.40< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.60 Reliabilitas sedang 0.20< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.40 Reliabilitas rendah -1.00< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.20 Reliabilitas sangat rendah
Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai
2.4 Jenis Data
Data merupakan komponen utama dalam statistika. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan.
2.4.1 Data Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu: a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kulitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran berat badan mahasiswa kedokteran UI. Data tersebut berupa angka seperti; 70 kg, 35 kg, 63 kg dan sebagainya
2.4.2 Data Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian:
a. Data internal
b. Data eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri obeservasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaanya dapat berupa survei atau percobaan (eksperimen).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika,Media Massa, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.
2.4.3 Data Menurut Jenisnya
Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu: a. Data kontiniu
Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Contoh:Tinggi badan Richad adalah 180 cm
Kecepatan mobil A adalah 130 km/jam Volume kaleng B adalah 25 liter b. Data diskrit
2.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang lain, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (sugiono, 2007). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:
1. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atas faktoe inilah yang berusaha dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan.
2. Variabel independen
Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah bentuk organisasi, manfaat organisasi, tujuan organisasi, perkembangan organisasi, kegiatan organisasi, ciri oganisasi.
2.6 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini menggunakan: a. Kuisioner
Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuisioner.
b. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan membaca guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel yang di bahas dlam penelitian ini. Dimana studi pustaka diperoleh dari beragan sumber yaitu buku, artikel, dan jurnal.
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif:
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan bentuk yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kuantitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka-angka dengan cara pembahasannya. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut:
a. Cleaning
Data yang telah dikumpulkan dilakukan cleaning data yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan, terlebih dahulu dilakukan pengecekan agar tidak terdapat data yang perlu.
b. Editing
Setelah data dikumpukan lalu dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data.
c. Coding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data termasuk dalam pengelompokan kategori dan pemberian skor.
d. Entry Data
2.8 Teknik Analisi Data
Penelitian ini dilakukan dengan metode konjoin full-profile untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. Adapun tahapan dalam analisis konjoin sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Atribut
Menentukan atribut dan taraf ketertarikan mahasiswa yang digunakan dalam merancang kombinasi (stimuli) yang akan dievaluasi oleh mahasiswa. Pada penelitian ini tercakup dalam 6 (enam) atibut dengan masing-masing atribut terdiri atas 2 sampai 4 taraf dengan perincian: bentuk organisasi (intra kampus, ekstra kampus), manfaat organisasi (melatih leadership, belajar mengatur waktu, memperluas jaringan), tujuan organisasi (pelayanan, ekonomi, politik), perkembangan organisasi (efisien, efektivitas), kegiatan organisasi (kunjungan industri, pentas seni, seminar), ciri-ciri organisasi (mempunyai tujuan dan sasaran, adanya kerjasama dari sekelompok, mempunyai koordinasi dan wewenang.
2. Merancang kombinasi atribut (stimuli)
Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pendekatan full profile (evaluasi banyak faktor). Untuk metode full profile, menurut Aaker dan Day (1980), jumlah minimal stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi responden adalah:
JK = JT – JA + 1
Keterangan:
JK = Jumlah kartu kombinasi dari taraf-taraf atribut (stimuli) JT = Jumlah taraf (level) atribut yang dievaluasi
Karena terdapat 6 atribut, maka kartu yang dieavaluasi responden pada pendekatan full profile minimal 15-6+1 atau 10 stimuli.
3. Menentukan metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner oleh mahasiswa. Data responden yang dikumpullkan dalam penelitian ini adalah rating (menilai). Responden diminta untuk menilai 16 stimuli yang dirancang sebelumnya dengan angka 1 sampai 5. Nilai 1 diberikan responden untuk kombinasi yang paling tidak disukai sampai nilai 5 untuk paling disukai.
4. Memilih prosedur analisis konjoin
Data preparatiaon dan analisis dilakukan dengan menggunak kemudianan software
pengolah data: SPSS 17.0. hasil pengolahan tersebut kemudian diinterpretasikan.
5. Interpretasi hasil
Interpretasi hasil adalah merupakan ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan melalui pendugaan nilai kegunaan masing-masing taraf serta mengetahui kombinasi atribut dan taraf penyusunan ketertarikan mahasiwa yang paling disukai dan yang paling tidak disukai.
2.9 Teknik Pengambilan Sampel
(stratified) sesuai dengan kelompok (strata) yang memiliki perbedaan tersebut, kemudian dari tiap kelompok diambil sampel sampel secara acak inilah yang disebut dengan pengambilan acak terstratifikasi.
Melalui cara ini diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga ada jaminan tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain in dapat diharapkan pula bahwa pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi, dapat terjadi bahwa sampel yang terambil hanya akan terambil dari kelompok tertentu saja.
Dan menentukan jumlah sampel per strata sebagai berikut; 𝒏𝒏𝒊𝒊 = 𝑵𝑵𝑵𝑵𝒊𝒊×𝒏𝒏
Dimana:
ni : jumlah sampel