• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi dan Konsep Organisasi Kemahasiswaan - Analisis Ketertarikan Mahasiswa Terhadap Organisasi Kemahasiswaan dengan Metode Konjoin Full Profile

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi dan Konsep Organisasi Kemahasiswaan - Analisis Ketertarikan Mahasiswa Terhadap Organisasi Kemahasiswaan dengan Metode Konjoin Full Profile"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Defenisi dan Konsep Organisasi Kemahasiswaan

Organisasi menurut Stoner adalah ”pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama”. Sedangkan Henry Setiawan berpendapat organisasi adalah ”wadah berkumpulnya orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan”. Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan diperguruan tinngi yang diselenggarakan dengan prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa. Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiwa.

Sedangkan menurut Silvia Sukirman organisasi kemahasiswaan adalah kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting diikuti oleh setiap mahasiswa selama studinya sehingga melengkapi hasil belajar secara utuh. Pilihan kegiatan ekstrakulikuler harus sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa karena kegiatan tersebut merupakan sarana pelengkap pembinaan kemampuan pribadi calon intelektual di masyarakat nantinya

(2)

Setelah kesemua itu diperoleh oleh mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga kegiatan organisasi tidak menjadi faktor penghambat dalam memperoleh prestasi belajar yang baik. Namun sebaliknya, menjadi faktor yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.

2.2Analisis Konjoin

2.2.1 Pengertian Analisis Konjoin

Analisis konjoin dikembangkan pada tahun 1964 oleh statistisi matematika dan psikologi Luce dan Tukey. Dan mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada ilmu yang terkait dengan preferensi sesesorang, seperti bidang pemasaran, sosial, politik, dam psikologi. Pada dasarnya, tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana presepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian (Santoso; 2010).

Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk (Hair et all 1995). Analisa ini sangat berguna untuk membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan.

Bentuk dasar model dependensi analisis konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝑌𝑌1 ( non metrik atau metrik) = 𝑋𝑋1 + 𝑋𝑋2 + 𝑋𝑋3 + …+ 𝑋𝑋𝑁𝑁 (non metrik)

Keterangan :

1) 𝑌𝑌1 (variabel dependen), skala pengukuran metrik atau non metrik, didefenisikan sebagai

pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut pada sebuah barang/jasa/ide.

2) 𝑋𝑋1 ,𝑋𝑋2 ,𝑋𝑋3,𝑋𝑋𝑁𝑁 ( variabel independen ), skala pengukuran non metrik, didefenisikan

(3)

2.2.2 Istilah-istilah Dalam Analisis Konjoin

Adapun beberapa istilah dalam analisis konjoin adalah:

1. Atribut, yaitu berupa variabel-variabel yang akan diteliti.

2. Taraf/level, yaitu bagian dari atribut yang menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal dari kombinasi atau desain taraf-taraf atribut.

4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang menunjukkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan responden.

5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai guna dibedakan dalam dua pengertian:

a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan/pengurangan pengunaan satu unit barang tertentu.

b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengomsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

2.2.3 Tujuan Analisis Konjoin

(4)

2.2.4 Tahapan – Tahapan Analisis Konjoin

Tahapan – tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tahapan Analisis Konjoin

Tahap 1.Perumusan masalah dan mengidentifikasi atribut

Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya. Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/non-metrik atau kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan rasio).

Mengindentifikasi atribut

Merancang kombinasi atribut atau stimuli

Menentukan Metode Pengumpulan

data

Menentukan metode analisis

(5)

Tahap 2 Merancang kombinasi atribut (stimuli)

Stimuli merupakan sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden. Dalam desain stimuli termasuk memilih atribut dan taraf atribut yang akan digunakan untuk membuat stimuli. Ada 2 cara pembentukan stimuli dalam analisis konjoin yaitu metode full profile atau mengevaluasi banyak faktor dan metode pairwase comparasion atau metode evaluasi dua faktor.

1. Full Profile

Analisis konjoin full profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan menggunakan fractional factorial design yang memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting diabaikan. Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS FOR WINDOWS 17.0 sehingga diperoleh 15 minimal stimuli. Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap objek secara lengkap. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli mulai dari stimuli yang paling diminati/dianggap penting hingga stimuli yang paling tidak diminati/yang paling dianggap tidak penting dengan cara rating

(memberi peringkat).

Keuntungan menggunakan metode ini adalah:

1. Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.

(6)

2.Pairwise Comparison

Metode Pairwise Comparison digunakan apabila atribut yang dianalisis cukup banyak dan dengan jumlah taraf/level yang banyak pula. Penemu metode ini adalah Richard Johnson. Melalui pendekatan ini dibandingkan pasangan profil dari dua atribut. Responden mengevaluasi pasangan atribut secara bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan yang dievaluasi sebanyak p(p-1)/2 pasangan.(Kuhfeld, 2000).

Tahap 3 Menentukan metode pengumpulan data

Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik(data berskala nominal, ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio).

Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli pada tahap yang telah dibuat sebelumnya. Perangkingan dimulai dari satu dan seterusnya hingga ranking terakhir bagi stimuli yang paling tidak disukai. Sedangkan untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau

rating dapat dilakukan menggunakan skala likert 1 hingga 5 (1=paling tidak disukai dan 5=paling disukai atau menggunakan nilai ranking, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling disukai diberi nilai satu.

Tahap 4 Menentukan metode analisis yang digunakan

Berdasarkan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang digunakan adalah analisis konjoin full-profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy.

(7)

dummy. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategori dapat dibangun k-1 peubah boneka. Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0. Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk taraf lainnya. Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy

Taraf Kode

Taraf 1 1 0

Taraf 2 0 1

Taraf 3 0 0

Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori (taraf) dikurangi satu(J Supranto, 2004).

Metode Regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik, dimana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya.

Adapun secara umum model dasar analisis konjoin adalah:

U (x) =∑𝒎𝒎𝒊𝒊=𝟏𝟏∑𝒌𝒌𝒊𝒊=𝒊𝒊𝟏𝟏𝒂𝒂𝒊𝒊𝒊𝒊𝒙𝒙𝒊𝒊𝒊𝒊

Keterangan:

U (x) = Utilitas total dari tiap-tiap stimuli

𝑎𝑎𝑖𝑖𝑖𝑖 = Nilai kegunaan dari atribut ke-i (i=1,2,3…m) dan taraf/level ke-j (j=1,2,3…ki)

𝑘𝑘𝑖𝑖 = Jumlah taraf/level atribut ke-i

m = Jumlah atribut

(8)

Regresi linier biasanya digunakan untuk mendapatkan model analisis konjoin tersebut, kemudian dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

𝑾𝑾𝒊𝒊 = 𝒏𝒏𝑰𝑰𝒊𝒊𝑰𝑰𝒊𝒊 𝒊𝒊=𝟏𝟏

Keterangan:

𝑊𝑊𝑖𝑖 = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut

𝐼𝐼𝑖𝑖 = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut yang dicari dengan rumus

Ii= {maks(aij) – min(aij)}

Tahap 5Interpretasi Hasil

MenurutKuhfeld(2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.

c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.

(9)

2.3Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software spss menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.

Uji reabilitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan reabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Reabilitas (reability, kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Gajah Mada University Press). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai 𝛼𝛼> 0.60. Menurut Sugiyono (2006) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Kategori koefisien korelasi menurut Sugiyono (2006) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Koefisien Korelasi Menurut (Sugiyono,2006)

0.80< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 1.00 Reliabilitas sangat tinggi 0.60< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.80 Reliabilitas tinggi 0.40< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.60 Reliabilitas sedang 0.20< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.40 Reliabilitas rendah -1.00< 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥 ≤ 0.20 Reliabilitas sangat rendah

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai

(10)

2.4 Jenis Data

Data merupakan komponen utama dalam statistika. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan.

2.4.1 Data Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu: a. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kulitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran berat badan mahasiswa kedokteran UI. Data tersebut berupa angka seperti; 70 kg, 35 kg, 63 kg dan sebagainya

2.4.2 Data Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian:

a. Data internal

(11)

b. Data eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri obeservasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaanya dapat berupa survei atau percobaan (eksperimen).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika,Media Massa, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.4.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu: a. Data kontiniu

Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Contoh:Tinggi badan Richad adalah 180 cm

Kecepatan mobil A adalah 130 km/jam Volume kaleng B adalah 25 liter b. Data diskrit

(12)

2.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang lain, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (sugiono, 2007). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

1. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atas faktoe inilah yang berusaha dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan.

2. Variabel independen

Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah bentuk organisasi, manfaat organisasi, tujuan organisasi, perkembangan organisasi, kegiatan organisasi, ciri oganisasi.

2.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini menggunakan: a. Kuisioner

Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuisioner.

b. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan membaca guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel yang di bahas dlam penelitian ini. Dimana studi pustaka diperoleh dari beragan sumber yaitu buku, artikel, dan jurnal.

(13)

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif:

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan bentuk yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kuantitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka-angka dengan cara pembahasannya. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut:

a. Cleaning

Data yang telah dikumpulkan dilakukan cleaning data yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan, terlebih dahulu dilakukan pengecekan agar tidak terdapat data yang perlu.

b. Editing

Setelah data dikumpukan lalu dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data.

c. Coding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data termasuk dalam pengelompokan kategori dan pemberian skor.

d. Entry Data

(14)

2.8 Teknik Analisi Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode konjoin full-profile untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. Adapun tahapan dalam analisis konjoin sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Atribut

Menentukan atribut dan taraf ketertarikan mahasiswa yang digunakan dalam merancang kombinasi (stimuli) yang akan dievaluasi oleh mahasiswa. Pada penelitian ini tercakup dalam 6 (enam) atibut dengan masing-masing atribut terdiri atas 2 sampai 4 taraf dengan perincian: bentuk organisasi (intra kampus, ekstra kampus), manfaat organisasi (melatih leadership, belajar mengatur waktu, memperluas jaringan), tujuan organisasi (pelayanan, ekonomi, politik), perkembangan organisasi (efisien, efektivitas), kegiatan organisasi (kunjungan industri, pentas seni, seminar), ciri-ciri organisasi (mempunyai tujuan dan sasaran, adanya kerjasama dari sekelompok, mempunyai koordinasi dan wewenang.

2. Merancang kombinasi atribut (stimuli)

Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pendekatan full profile (evaluasi banyak faktor). Untuk metode full profile, menurut Aaker dan Day (1980), jumlah minimal stimuli yang harus tersedia untuk dievaluasi responden adalah:

JK = JT – JA + 1

Keterangan:

JK = Jumlah kartu kombinasi dari taraf-taraf atribut (stimuli) JT = Jumlah taraf (level) atribut yang dievaluasi

(15)

Karena terdapat 6 atribut, maka kartu yang dieavaluasi responden pada pendekatan full profile minimal 15-6+1 atau 10 stimuli.

3. Menentukan metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner oleh mahasiswa. Data responden yang dikumpullkan dalam penelitian ini adalah rating (menilai). Responden diminta untuk menilai 16 stimuli yang dirancang sebelumnya dengan angka 1 sampai 5. Nilai 1 diberikan responden untuk kombinasi yang paling tidak disukai sampai nilai 5 untuk paling disukai.

4. Memilih prosedur analisis konjoin

Data preparatiaon dan analisis dilakukan dengan menggunak kemudianan software

pengolah data: SPSS 17.0. hasil pengolahan tersebut kemudian diinterpretasikan.

5. Interpretasi hasil

Interpretasi hasil adalah merupakan ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan melalui pendugaan nilai kegunaan masing-masing taraf serta mengetahui kombinasi atribut dan taraf penyusunan ketertarikan mahasiwa yang paling disukai dan yang paling tidak disukai.

2.9 Teknik Pengambilan Sampel

(16)

(stratified) sesuai dengan kelompok (strata) yang memiliki perbedaan tersebut, kemudian dari tiap kelompok diambil sampel sampel secara acak inilah yang disebut dengan pengambilan acak terstratifikasi.

Melalui cara ini diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang ada, sehingga ada jaminan tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain in dapat diharapkan pula bahwa pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi, dapat terjadi bahwa sampel yang terambil hanya akan terambil dari kelompok tertentu saja.

Dan menentukan jumlah sampel per strata sebagai berikut; 𝒏𝒏𝒊𝒊 = 𝑵𝑵𝑵𝑵𝒊𝒊×𝒏𝒏

Dimana:

ni : jumlah sampel

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan Analisis Konjoin
Tabel 2.1  Pengkodean Variabel Dummy
Tabel 2.2 Koefisien Korelasi Menurut (Sugiyono,2006)

Referensi

Dokumen terkait

DALAM PELAYANAN RESERVASI PENERBANGAN UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN TIKET.. STUOl KASUS PADA PERUSAHAAN

Jika memilih HUMAN RESOURCES MANAGEMENT sebagai pilihan keahlian tambahan, maka anda harus mengambil 3 mata kuliah yang

SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK .” Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan, namun berkat doa, usaha keras,

Skripsi ini menjelaskan tentang pola rekrutmen Partai Politik lokal Aceh dalam menetapkan Calon Kepala Daerah yang akan di usung pada Pilkada Tahun 2017 di Kabupaten Aceh

“Pegawai negeri yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa orang lain untuk menyerahkan sesuatu,

Penjumlahan dua buah vektor dilakukan dengan mengimpitkan kedua pangkal vektor tersebut, kemudian buat garis yang panjangnya masing-masing sama dengan panjang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penulis memperoleh pikiran, tenaga, dan kekuatan sehingga dapat

[r]