BAB II
DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Tapanuli Selatan
Kabupaten Tapanuli Selatan terletak antara 0o58’35’ sampai dengan 2o7’33’ Lintang Utara dan 98o42’50’ sampai dengan 99o34’16’ Bujur Timur dengan Luas Daerah 433.470 Ha terdiri dari 14 Kecamatan, 503
Desa/Kelurahan.Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 14 Kecamatan, 503
Desa/Kelurahan. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan
sebanyak 1.039.244 jiwa38
• Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara .
Secara geografis Kabupaten Tapanuli Selatan berbatasan dengan :
• Sebelah Selatan : Kabupaten Mandailing Natal dan Propinsi
Sumatera Barat
• Sebelah Timur : Kabupaten Padang Lawas
• Sebelah Barat : Kabupaten Mandailing Natal dan Samudera
Indonesia
Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah 4,367.05
Jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan sensus
Penduduk 2010 (agregat data SP2010) terdapat sebanyak
Km2. Sedangkan
ketinggiannya berkisar antara 0 – 1.925,3 m diatas permukaan laut.
Bila dibandingkan dengan luas Kabupaten Tapanuli Selatan (4,367.05 Km2),
maka rata-rata tingkat kepadatan penduduknya mencapai 60 jiwa per km2 dan
rata-rata sebanyak 4 jiwa di setiap rumah tangga.
268.095 jiwa yang
terdiri dari 131,435 jiwa penduduk laki-laki dan 132,673 jiwa penduduk
perempuan, sedangkan jumlah rumah tangganya sebanyak 60,793 rumah tangga.
Penduduk di kabupaten Tapanuli Selatan mayoritas bersuku dan
berkebudayaan adat istiadat Batak, yakni Batak Angkola Sipirok dan Mandailing.
Umumnya hubungan kekeluargaan menurut garis bapak (Patrilinial).
Upacara - upacara adat masih terpelihara dilingkungan adat budaya
Tapanuli Selatan seperti: Siriaon (Kebahagiaan) dan Siluluton (Kemalangan/duka
cita). Bahasa dibagi atas dua kelompok sub bahasa daerah yakni dialek
pengucapan bahasa angkola dan bahasa mandailing. Seni budaya yang masih
dipertahankan yakni: Seni suara (Ende), seni Tari (Tortor) seni Musik (Gondang),
seni ukir, lukis, pahat (Gorga), seni sastra bahasa (Hapantunon), seni olahraga
2. Kecamatan Angkola Selatan
Kecamatan Angkola Selatan terletak 20-1000 m diatas permukaan laut
(dpl) dengan luas wilayah 29 166,56 km². Kecamatan Angkola Selatan terletak di
Kabupaten Tapanuli Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan Angkola Barat
- Sebelah Selatan : Kecamatan Batang Angkola
- Sebelah Timur : Kota Padang Sidimpuan
- Sebelah Barat : Kecamatan Angkola Sangkunur
Tabel 2.1
Jumlah dan Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Angkola Selatan
No Nagori/Desa Luas (Km²)
1 Pardomuan 43,28
2 Sihuik-huik 25,25
3 Aek Natas 16,00
4 Gunung Baringin 22,77
5 Dolok Godang 15,10
6 Simarpinggan 11,00
7 Tapian Nauli 16,00
9 Sihopur 9,00
10 Perk Marpinggan 17,50
11 Siamporik Dolok 8,00
12 Sibongbong 7,00
13 Siamporik
Lombang
7,00
14 Napa 7,70
15 Pintu Padang 5,00
16 Sinyior 5,00
17 Situmbaga 9,20
Jumlah
Sumber: Kecamatan Angkola Selatan Dalam Angka 2011
B. Desa dan Pemerintah Desa
Pasca reformasi proses penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi
salah satu sasaran reformasi. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sekaligus
mengatur Daerah Otonom dan Desa yang kemudian di revisi kembali melalui
Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi
Desa berdasarkan Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ini adalah Desa atau yang disebut dengan nama
lain, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah,
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk
dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupaten/kota.
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa;
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau
pemerintah kabupaten/kota;
d. Urusan pemerintahan lainya yang oleh peraturan perundang undangan
diserahkan kepada desa.
Dalam melaksanakan Pemerintahan Desa terdiri dari kepala desa beserta
perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berkedudukan
sebagai mitra kerja Pemerintahan Desa. Kepala desa bertanggung jawab kepada
rakyat desa, yang dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya
disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Kepada BPD kepala desa
menyampaikan informasi pokok-pokok peratanggung jawaban namun tetap
memberikan kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan atau
meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggung
jawaban yang dimaksud.
Dalam UU No. 32 Tahun 2004 Bab XI tentang Desa pasal 200 ayat 1
menyatakan bahwa Pemerintahan Desa terdiri pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa. Dalam hal ini bahwa kedudukan antara Pemerintahan
Desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa sejajar dengan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa seperti pembuatan dan pelaksanaan
peraturan desa anggaran pendapatan dan belanja desa, keputusan kepala desa.
Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa dengan masa
jabatan 5 (lima) tahun. Calon kepala desa yang terpilih dengan dukungan suara
terbanyak ditetapkan sebagai kepala desa oleh BPD dan disahkan oleh Bupati.
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem penyelenggaraan
pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurusi kepentingan masyarakatnya. Tugas kepala desa yaitu
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang yaitu39
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa;
:
b. Menyusun rancangan APB Desa;
39
c. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan
BPD;
d. Merencanakan pembangunan desa;
e. Memfasilitasi kehidupan masyarakat desa;
f. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa;
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
h. Mengembangkan teknologi tepat guna;
i. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kepala desa juga mempunyai hak sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa lainnya
kepada camat;
b. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan
BPD;
c. Mengelola keuangan desa;
d. Menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya;
e. Melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat desa; dan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Badan
Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa. Fungsi dari BPD adalah menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD
disamping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala
Desa dengan masyarakat desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni
fungsi representasi40
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat; .
Keanggotaan BPD ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun
2004 Pasal 210, yang berbunyi:
2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD;
3. Masa jabatan BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1
(satu) masa jabatan berikutnya;
4. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam
peraturan Daerah (Perda) yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah
(PP) .
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 29,
menyebutkan BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan
Desa dan mempunyai kewajiban sebagai berikut41
40
Sadu Wasistono & MS. M.Irawan Tahir. 2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus Media.hal.35
41
1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar 1945 dan
mantaati segala peraturan perundang- undangan;
2. Melakanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah
desa;
3. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara
kesatuan Republik Indonesia;
4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat;
5. Memproses pemilihan kepala desa;
6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan;
7. Menghormati nilai- nilai sosial budaya dan adat istiadat setempat;
8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan masyarakat.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35,
menyatakan bahwa BPD mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan
peraturan kepala desa;
3. Mengusulkan pengangkatan kepala desa dan pemberhentian kepala desa;
4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa;
5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Anggota BPD juga mempunyai hak sebagai berikut:
1. Mengajukan rancangan peraturan desa;
2. Mengajukan pertanyaan;
3. Menyampaikan usul dan pendapat;
4. Memilih dan dipilih;
5. Memperoleh tunjangan;
Dalam membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa tentang sumber
keuangan desa terdiri dari pendapatan asli desa, bantuan dari pemerintah
kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah serta sumber penerimaan ketiga
dan pinjaman desa. Sumber Pendapatan Asli Desa (PAD) meliputi : hasil usaha
desa, kekayaan desa, swadaya dan partisipasi serta gotong royong dan pendapatan
lain yang sah. Sumber pendapatan desa sebagaimana tersebut diatur dan dikelola
dalam Anggaran dan Pendapatan Desa (APBDes) yang setiap tahunnya ditetapkan
oleh Kepala Desa bersama dengan BPD yang kemudian dituangkan dalam
peraturan desa.
Kedudukan BPD dalam bidang pembangunan masyarakat desa yakni
sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintahan Desa. BPD memiliki tugas untuk
memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah desa terhadap
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam rangka demokratisasi
desa sebagai berikut :
a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan
berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang
kelangsungan pembangunan;
b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama
dengan Pemerintahan Desa;
c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Desa, APDes,serta Keputusan Desa;
d. Menampung aspirasi masyarakat desa, yaitu menangani dan
menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat desa kepada
aparatur Pemerintahan Desa.
C. Peraturan Desa
Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan Badan
Permusyawaratan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Peraturan Desa yang wajib dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Desa tentang susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan
Desa;
3. Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMD);
4. Peraturan desa tentang pengelolaan keuangan desa;
5. Peraturan desa tentang pembentukan Badan Milik Usaha Desa, apabila
pemerintah desa membentuk BUMD;
6. Peraturan desa tentang Pembentukan Badan Kerjasama;
7. Peraturan desa tentang Lembaga Kemasyarakatan.
Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut diatas,
pemerintah desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan
pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan daerah dan perundang-undangan lainya
yang sesuai dengan kondisi sosial budaya stempat, antara lain:
1. Peraturan desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan
kepala desa;
2. Peraturan desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak Pilih
dalam pemilihan kepala desa;
3. Peraturan desa tentang penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan
kampanye, cara pemilihan dan biaya pelaksanaan pemilihan kepala
desa;
4. Peraturan desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan kepala
5. Peraturan desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan
pelimpahan/pengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan dan
kekayaan desa;
6. Peraturan desa tentang pungutan desa.
D. Desa Sihopur
Pemerintahan Desa di Kecamatan Angkola Selatan seperti halnya
Pemerintahan Desa di Kecamatan lainnya mempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berusaha semaksimal mungkin
memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat desa.
Desa Sihopur merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan
Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara administratif di bawah
pemerintahan Kecamatan Angkola Selatan. Luas wilayah desa Sihopur mencapai
9 km2
a. Letak Wilayah Desa Sihopur .
Secara geografis Desa Sihopur berada di Kecamatan Angkola Selatan,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Ketinggian desa
rata rata di atas 862-900 m dpl (diatas permukaan laut) dan rata-rata suhu
sekitar 24 ° C dengan kategori daerah Dingin/Sejuk. Desa Sihopur dengan
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hutalambung, Kecamatan
Angkola Barat.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sibong-bong, Kecamatan Angkola
Selatan.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Siamporik Dolok, Kecamatan
Angkola Selatan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sisundung, Kecamatan
Angkola Barat.
b. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Sihopur pada tahun 2014 sebanyak 304 jiwa
dengan komposisi penduduk Laki-laki sebesar 149 jiwa dan komposisi penduduk
perempuan sebesar 155 jiwa. Hal ini penting untuk dipertimbangkan, karena
penduduk merupakan subjek dan sasaran dalam proses pelayanan oleh pemerintah
desa.
1. Jumlah penduduk Desa Sihopur berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.2
Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2014
Jumlah Laki-laki (jiwa) 149
Jumlah Wanita (jiwa) 155
Total (jiwa) 304
Menurut data statistik terakhir di desa Sihopur diketahui bahwa jumlah
penduduk 304 jiwa. Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, maka penduduk Desa
Sihopur terdiri dari 149 jiwa laki-laki dan 155 jiwa perempuan. Dengan demikian
komposisi penduduk Desa Sihopur jumlah perempuan lebih tinggi dibandingkan
dengan jumlah penduduk laki-laki.
2. Jumlah penduduk Desa Sihopur berdasarkan Pekerjaan
Wilayah Desa Sihopur didominasi dengan kebun salak. Sebagian besar
penduduk di Desa Sihopur bekerja sebagai petani. Sedangkan penduduk yang
lainnya bekerja sebagai pedagang, wiraswasta dan hanya sebagian kecil yang
berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Tabel 2.3
Jumlah penduduk berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)
1 Petani 118
2 Pegawai Negeri Sipil 10
3 Pedagang 26
Sumber : Profil Desa Sihopur Tahun 2014
Kesimpulan yang dapat ditarik dari fakta yang ada, bahwa jenis pekerjaan
khususnya petani memiliki hubungan terhadap partisipasi masyarakat desa.
karena masyarakat desa lebih mementingkan memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan memilih bekerja di kebun dibandingkan mengikuti forum-forum
komunikasi desa seperti musyawarah desa.
3. Jumlah Penduduk Desa Sihopur Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan,
karena dengan pendidikan masyarakat akan membentuk sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas yang akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan
pelayanan di desa. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Sihopur mulai dari
yang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)
1 Belum/Tidak Pernah Sekolah 43
2 SD 109
3 SMP 25
4 SMA 103
5 D1/D2/D3 18
6 S-1 6
Total - 304
E. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sihopur
Pemerintahan Desa Sihopur memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Bagan 2.1
Struktur Pemerintahan Desa Sihopur
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Nomor 72 Tahun 2005 pasal 1
yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Tapanuli Selatan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa Sihopur pasal
81 tentang tata Kerja Pemerintahan Desa Sihopur dan Badan Perwakilan Desa Kepala Desa
Mahmudin Ritonga
Sekretaris
KAUR PEMDES
Ali Sati Anhar Ritonga
KAUR UMUM
Sihopur dalam menyelenggarakan pemerintahan, kewajiban Pemerintah Desa
Sihopur yaitu : Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa Sihopur
kepada bupati, memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan
Permusyawaratan Desa serta menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada masyarakat.
F. Badan Permusyawaratan Desa
Berdasarkan Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 301/KPTS/2013
tentang Pengesahan Pengangkatan Keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Pada Desa Sihopur Kecamatan Angkol Selatan Kabupaten Tapanuli
Selatan Hasil Musyawarah dan Periode 2013-2018. Adapun struktur organisasi
BPD Desa Sihopur yaitu :
Bagan 2.2
Struktur BPD Desa Sihopur
Ketua
Drs. Muhammad Nau Ritonga
Wakil Ketua
Perdinan Ritonga Sekretaris
Abdul Halim Ritonga
Anggota
F. Konfigurasi Politik Desa Sihopur
Desa Sihopur dipimpin oleh Kepala Desa yaitu Mahmudin Ritonga untuk
masa jabatan 2013-2019. Kepala desa sebagai sebagai kepala pemerintahan dan
juga merupakan lembaga eksekutif di desa. Badan Permusyawaratan Desa
terdapat juga lembaga legislatif desa yang disebut dengan BPD.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa pada pasal 1 menyebutkan bahwa Pemerintahan Desa sebagai penyelenggara
urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa. Kepala desa dipilih secara langsung oleh dan dari
penduduk desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Pemilihan kepala desa
Sihopur dilaksanakan pada 24 Oktober 2013. Setelah diadakan perhitungan suara
dari 2 (dua) pasangan kandidat kepala desa yang bertarung yaitu Nomor urut 1
Mahmudin Ritonga, Nomor urut 2 Noni Mariyanti Harahap. Akhirnya, Mahmudin
Ritonga terpilih sebagai pemenang dengan perolehan suara yaitu 139 suara.
Sementara itu, Noni Meriyanti Harahap di urutan kedua dengan perolehan 28
suara. Di sisi lain, relatif tidak adanya kompetisi antar kandidat kepala desa yang
bersaing dalam pemilihan kepala desa karena pasangan Nomor urut 1, Mahmudin
Ritonga menang telak dengan 139 suara. Kepala desa terpilih dilantik pada
tanggal 24 Oktober 2013 oleh Bupati Tapanuli Selatan saat itu H. Syahrul
Tabel 2.5
Jumlah Perolehan Suara Calon Kepala Desa pada Pemilihan Kepala Desa
Sihopur Tahun 2013
No. Urut Calon Kepala Desa Perolehan Suara (%)
1 Mahmudin Ritonga 139 (6,7 %)
2 Noni Meriyanti Hrp 28 (19,5 %)
Total Suara - 167 (100%)
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Kemenangan Mahmudin Ritonga dalam pemilihan kepala desa di Desa
Sihopur sudah diduga sejak awal dari proses pemilihan kepala desa berlangsung.
Prediksi politik ini memang sangat beralasan, mengingat Mahmudin Ritonga
memiliki keunggulan dalam hal modal politik dan modal ekonomi bila
dibandingkan dengan kandidat-kandidat kepala desa yang lain. Diantara sumber
modal politik dan modal ekonomi yang telah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kemenangan Mahmudin Ritonga adalah figur sebagai si Pukka
Huta dan popularitas, tim sukses yang bekerja maksimal dan adanya dukungan