• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI..."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAK ... ….. xii

ABSTRACK ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 5

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 6 1.5 Tujuan Penulisan ... 8 1.5.1 Tujuan umum ... 8 1.5.2 Tujuan khusus ... 9 1.6 Manfaat Penulisan ... 9 1.6.1 Manfaat teoritis ... 9 1.6.2 Manfaat praktis ... 10 1.7 Landasan Teoritis ... 10 1.8 Metode Penelitian ... 15

(2)

1.8.1 Jenis penelitian ... 15

1.8.2 Jenis pendekatan ... 16

1.8.3 Sumber bahan hukum ... 17

1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum ... 18

1.8.5 Teknik analisis bahan hukum ... 19

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, PERJANJIAN KEMITRAAN, DAN GO-JEK 2.1 Perjanjian ... 20

2.1.1 Pengertian Perjanjian ... 20

2.1.2 Syarat-syarat Perjanjian ... 21

2.1.3 Unsur-Unsur Perjanjian ... 22

2.2 Perjanjian Kemitraan ... 23

2.2.1 Pengertian Perjanjian Kemitraan ... 23

2.2.2 Pola Kemitraan ... 25

2.3 Go-Jek... 26

BAB III ANALISIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN TERKAIT HUBUNGAN KERJA ANTARA PT.GO-JEK DENGAN DRIVER DITINJAU BERDASARKAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 3.1 Hubungan Hukum PT.Go-jek Dengan Driver Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Kemitraan ... 34

(3)

3.2 Analisis Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-jek terkait

Hubungan Kerja antara PT.Go-jek dengan Driver ... 38

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM DRIVER DALAM PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN PT.GO-JEK DITINJAU DARI UU NOMOR 13 TAHUN 2003

4.1 Perlindungan Hukum Bagi Driver Go-jek Ditinjau dari UU Nomor 13 Tahun 2003 ... 47 4.2 Tanggung jawab PT.Go-jek Terhadap Driver Ditinjau Dari UU

Nomor 13 Tahun 2003 ... 52

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 57 5.2 Saran ... 57

(4)

ABSTRAK

Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi ojek yang bermitra dengan para pengemudi ojek berpengalaman di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali dan Surabaya, serta menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Driver go-jek melakukan pekerjaannya di jalan raya sehingga tingkat kecelakaan yang dialami lebih tinggi. Namun perusahaan yang melakukan perjanjian kerja kepada driver tidak memberikan perlindungan hukum yang jelas kepada para driver. Hal ini menyebabkan rawannya keamanan dan keselamatan driver dengan tindakan yang melanggar norma umum maupun norma teknis. Berdasarkan uraian tersebut adapun permasalahan yang dibahas adalah apakah perjanjian kerjasama kemitraan go-jek dapat dikategorikan kedalam hubungan kerja dan perlindungan hukum yang diberikan perusahaan kepada driver sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan bahan hukum primer berupa peraturan perudang-undangan, serta ditunjang dengan bahan hukum sekunder dan tersier terkait dengan permasalahan yang dibahas dan dikumpulkan dengan studi kepustakaan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perjanjian kerjasam kemitraan PT.Go-jek masuk kedalam hubungan kerja karena terpenuhinya unsur-unsur hubungan kerja yaitu,adanya upah, adanya pekerjaan, dan adanya perintah. Selain itu, perlindungan hukum yang diberikan oleh perusahaan terhadap driver adalah berdasarkan pada hubungan hukum akibat adanya perjanjian kerja, dimana driver sebagai bagian dari perusahaan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan keselamatan dan kecelakaan kerja dan perusahaan memastikan bahwa selama bekerja yang bersangkutan akan mendapatkan perlindungan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Belum adanya peraturan khusus mengenai perlindungan hukum bagi driver, maka dari itu diharapkan pemerintah membentuk peraturan khusus mengenai perlindungan hukum bagi driver demi tercapainya kepastian hukum.

(5)

ABSTRACT

Go-Jek is a public-spirited company who lead the revolution of motorcycle taxi transportation industry yang which partnered with experienced drivers in areas of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali and Surabaya, also turn out as main solution for courier services, messages of foods, shopping, and transportation in a traffic jam. Go-Jek drivers did their jobs on roadways so that the accident risks they faced are higher. This company, however, had their cooperation contracts with the drivers with no legal protection upon them. This matter bring about the perilous condition of security and safety of drivers of actions which breach general norms as well as technical norms. Build upon the elucidation above, problems of which will be covered are, does Go-Jek’s partnership cooperation agreement can be categorized into labor relations and legal protection given by company to its drivers according to Labor Law. The type used in this research called normative legal research with primary resources of legislation, and also supported with secondary and tertiary legal materials related to the topic covered and be gathered with literature studies. Approaches used in this research are statute approach and conceptual approach. The results of this research are that Go-Jek’s partnership cooperation agreements are can be categorized as labor relations since the elements namely labor relations, wages, the job, and command are completely fulfilled. Other than that, legal protection given by company to its drivers are in accordance to legal relations due to labor agreements, whereabouts driver as the part of company own the rights to secure the safety and workplace accident protection and the company shall ascertain that during work time, the employee will possess the protection from undesirable thing to occur. Currently, there are no regulations concerning legal protections for drivers, therefore it is expected for the government to establish the rules exclusively for drivers so that the legal certainty be achieved.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk semeningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Untuk itulah sangat diperlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan

(7)

kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja.1

Perkembangan dalam sistem pekerjaan tidak lepas dari yang namanya Perjanjian. Dalam pembahasan masalah perjanjian, maka dewasa ini dalam praktek kita akan menemukan salah satu bentuk perjanjian yang dibuat secara baku. Perjanjian baku merupakan suatu bentuk perjanjian tertulis yang dibuat oleh salah satu pihak dalam perjanjian dan pihak yang lain hanya memiliki sedikit kesempatan untuk bernegosiasi mengubah kalusula-klausula yang sudah dibuat oleh lawannya seperti dalam kalusula ganti kerugian dan cara penyelesaian perselisihanyang tidak dapat ditawar lagi.

Kemudian selain adanya perjanjian secara baku, juga terdapat perjanjian dengan pola Kemitraan yang sesuai dengan PP Nomor 44 Tahun 1997 tentang kemitraan. “ Kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan usaha menegah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsipp saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”, kemudian secara lengkap Bab VII dari pasal 26 sampai dengan pasal 32 dijelaskan mengenai kemitraan.

Bekerja merupakan hak baik bagi pria maupun wanita. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

1Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar Grafika,

(8)

Ketenagakerjaan mengatur bahwa, setiap tenaga kerja memiliki hak/kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Artinya hal ini membuka peluang kerja bagi pria maupun wanita untuk berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Salah satunya dapat bekerja disektor industri transportasi darat, dimana transportasi ini merupakan perantara dalam membantu baik dari segi perjalanan, pemesanan makanan dan pemesanan barang yang dimana transportasi ini sering disebut dengan Go-Jek.

Go-Jek merupakan perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industry transportasi ojek. Go-Jek biasanya dianggap sebagai media transportasi yang efektif dalam segi perjalanan, pemesanan makanan, dan pemesanan barang yang dapat diakses melalui media elektronik yaitu Handphone Android. Go-Jek ini dapat dilakukan oleh pria maupun wanita, namun dalam kenyataannya banyak perusahaan yang mencari Go-Jek pria, hal ini dikarenakan dari segi pekerjaan yang menutut untuk mengeluarkan tenaga yang lebih besar dan pria lebih memiliki daya tahan dalam mengendarai kendaraan dibanding wanita. Alat transportasi ini kemudian lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan Go-Jek.

Demikian pula dalam hal pengembangannya, hubungan antara Go-Jek dan Perusahaan menggunakan Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Dalam hal ini Perusahaan sebagai Mitra I dan Driver Go-Jek sebagai Mitra II. Terdapat perjanjian kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh Mitra I dan Mitra II dalam melakukan suatu hubungan kerja. Mitra I dan Mitra II mengadakan kerjasama kemitraan dengan sistem bagi hasil terhitung dari awal mulai bekerja, dalam perjanjian kerjasama kemitraan tersebut terdapat pasal-pasal yang berisi mengenai

(9)

hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus dilaksanakan ketika masa perjanjian ini masih berlangsung.

Go-Jek merupakan alat transportasi yang bertugas sebagai media perjalanan, pemesanan makanan, dan pemesanan barang. Pada saat melaksananakan pekerjaannya biasanya Mitra II akan menerima pesanan melalui media elektronik hanphone Android dimana terdapat aplikasi yang menghubungkan antara Mitra I, Mitra II dan Customer. Customer akan mengunakan aplikasi dalam pemesanan Go-Jek, setelah customer memesan melalui aplikasi Go-Jek maka seterusnya Mitra II terdekat akan merespon pemesanan customer.

Dalam bekerja Mitra II sering berada di lokasi-lokasi yang daerah perkerjaannya rawan akan kecelakaan. Hal ini dapat menimbulkan akan adanya kecelakaan kerja yang dialami oleh Mitra II perihal pekerjaan ini dilakukan dijalur lalu lintas. Hal ini yang menjadi alasan mengapa perlunya perlindungan hukum terhadap Driver Go-Jek yang mengalami kecelakaan pada saat bekerja.

Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai

(10)

membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai.

Sementara perlindungan terhadap pekerja/buruh dimaksudkan untuk menjamin hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.2

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dibahas permasalahan dengan judul “Analisis Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.

Go-Jek Dengan Driver Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT. Go-jek dapat dikategorikan sebagai hubungan kerja ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003? 2. Bagaimanakah bentuk perlindungan yang diberikan PT. Go-Jek terhadap

driver ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

(11)

Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian, yang menggambarkan batas penelitian, mempersempit permasalahan, dan membatasi areal penelitian. Untuk mencegah agar isi dan uraian tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka perlu diberikan batasan-batasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan dibahas.3 Adapun ruang lingkupnya, pada permasalahan pertama akan dibahas mengenai bentuk perjanjian kerjasama kemitraan PT.Gojek dapat dikategorikan sebagai hubungan kerja ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan permasalahan kedua, yaitu akan dibahas mengenai pertanggungjawaban yang diberikan PT.Gojek kepada driver pada saat terjadi kecelakaan kerja.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul “Analisis Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-Jek Dengan Driver berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan” ini merupakan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli penulis. Jika terdapat referensi terhadap karya orang lain atau pihak lain, maka dituliskan sumber dengan jelas. Beberapa penelitian dengan jenis yang sama yang ada dalam internet atau perpustakaan skripsi diantaranya tentang “Implementasi Peraturan Prundang-Undangan Dalam Kaitan Dengan Kesejahteraan Kerja Pada Queen’s Tandoor Restaurant Seminyak, Bali” dan “Perlindungan Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemandu Pariwisata Pada Perusahaan Pariwisata PT.

3Bambang Sunggono, 2007, Metodelogi Penelitian Hukum. Cet.7, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 111.

(12)

PARADISE Bali Indah Tour ”. Dari kedua penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian ini karena penelitian ini berfokus pada penelitian tentang Perlindungan Hukum bagi driver dengan menganalisis perjanjian kerjasama kemitraan PT.Gojek berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Berikut terlampir matrik perbedaan penelitian yang telah ada dengan penelitian ini:

TABEL I

Nomor Peneliti Judul Rumusan Masalah

1 Ledy Rufina 100 300 5226 Fakultas Hukum Universitas Udayana Tahun 2014, judul “Implementasi Peraturan Prundang-Undangan Dalam Kaitan Dengan Kesejahteraan Kerja Pada Queen’s Tandoor Restaurant Seminyak, Bali” 1. Bagaimana penerapan peraturan perundang-undangan dalam mewujudkan kesejahteraan para pekerja pada Queen’s

Tandoor Restaurant

Seminyak ?

2. Upaya apa yang

dilakukan oleh

Queen’s Tandoor

Restaurant Seminyak dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja sesuai dengan

(13)

peraturan perundang-undangan ? 2 I Gusti Ayu Nyoman Diana Fitri Astuti 101 605 1130 Fakultas Hukum Universitas Udayana Tahun 2015, judul “Perlindungan Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemandu Pariwisata Pada Perusahaan Pariwisata PT. Paradise Bali Indah

Tour”

1. Bagaimanakah

pelaksanaan perlindungan hokum pada PT. Paradisee Bali Indah Tour dalam menjamin Keselamatan dan kesehatan para pemandu pariwisatanya? 2. Faktor-faktor apakah yang

menghambat pelaksanaan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja pemandu pariwisata pada PT. Paradise Bali Indah Tour?

1.5. Tujuan Penelitian

(14)

1. Untuk mengetahui apakah perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek masuk dalam hubungan kerja berasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

2. Untuk mengetahui perlindungan PT. Gojek terhadap driver berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

b. Tujuan khusus :

1. Untuk memahami apakah perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek masuk dalam hubungan kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

2. Untuk memahami perlindungan apa yang diberikan PT. Go-Jek terhadap driver berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

1.6. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis :

1. Sebagai sumbangan dalam rangka pengembangan disiplin ilmu pemikiran terutama ilmu hukum khususnya mengenai analisa perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek dengan driver ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

2. Hasil penulisan ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan Hukum khususnya mengenai analisa perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek dengan driver ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

(15)

1. Melalui penulisan ini maka peneliti dapat mencari jawaban atas permasalahan yang diteliti, sehingga nantinya dapat memberikan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari penulisan.

2. Dengan adanya hasil penulisan ini, penulis dapat mengembangkan pemikiran, penalaran, pemahaman, tambahan pengetahuan serta pola kritis bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penulisan atau dalam bidang ini.

1.7. Landasan Teoritis

Indonesia merupakan Negara Hukum. Berdasarkan hal tersebut maka sudah pasti negara memberikan perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (untuk selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945) alenia ke-4 telah disebutkan bahwa "Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum….". Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah memberikan perlindungan terhadap seluruh rakyat Indonesia tidak terkecuali dengan para pekerja/buruh. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga segala sesuatunya haruslah didasarkan atas hukum begitupun dengan hal ketenagakerjaan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pengertian tenaga kerja adalah “orang yang bekerja atau mengerjakan suatu pekerjaan, pegawai atau sebagainya atau juga diartikan sebagai orang yang mampu

(16)

melakukan pekerjaan dengan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja”.4 Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat”.

Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.”5 Dalam Pasal 50 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Dengan demikian, hubungan kerja tersebut adalah sesuatu yang abstrak, sedangkan perjanjian kerja adalah sesuatu yang konkret atau nyata.

Menurut Philipus M.Hadjon, dimana dikemukakan bahwa perlindungan hukum di dalam kepustakaan hukum bahasa Belanda dikenal dengan sebutan “rechtbescheming van de burgers”.6 Jadi pendapat tersebut menunjukan kata perlindungan hukum merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yakni “rechtbescherming”. Kata perlindungan hukum diartikan suatu usaha untuk memberikan hak-hak pihak yang dilindungi sesuai dengan kewajiban yang telah dilakukan.

4Daryanto, S.S, 2009, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Appolo, Surabaya, h. 566.

5 Adrian Sutedi, 2011, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 45.

6 Philipus M.Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu Surabaya,

(17)

Kemudian Hadjon membangun sebuah konsep perlindungan hukum dari perspektif keilmuan hukum, menurutnya perlindungan hukum mempunyai makna sebagai perlindungan dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan oleh hukum, ditujukan kepada perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan tertentu, yaitu dengan cara menjadikan kepentingan-kepentingan yang perlu dilindungi tersebut ke dalam sebuah hak hukum.7

Ada dua macam perlindungan hukum, yaitu perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif.

1. Perlindungan hukum preventif

Preventif artinya rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum keputusan pemerintah mendapat bentuk yang defmitive. Dalam hal ini artinya perlindungan hukum yang preventif ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum yang preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk bersikap hati -hati dalam mengambil keputusan.

2. Perlindungan hukum represif

Perlindungan hukum represif, yaitu perlindungan hukum yang diberikan setelah adanya sengketa. Perlindungan hukum represif ini bertujuan untuk menyelesaikan sengketeka.

7 Philipus M.Hadjon, 2008, Konstitusi Sebagai Rumah Bangsa, Penerbit Sekretariat Jenderal

(18)

Menurut Zaena Asyhadie, perlindungan tenaga kerja menjadi 3 (tiga) macam ,yaitu :

1. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja mengenyam dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosial ini disebut juga dengan kesehatan kerja.

2. Perlindungan teknis, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja terhindar dari bahaya kecelakaan saat bekerja. Perlindungan ini disebut sebagai keselamatan kerja.

3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketiga perlindungan jenis ini disebut jaminan sosial.8

Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja itu. Dengan demikian maka perlindungan kerja ini akan mencangkup :

1. Norma keselamatan kerja yang meliputi keselamatan kerja, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan

8Zaena Asyhadie, 2008, Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, edisi

(19)

2. Norma kesehatan kerja dan heigiene kesehatan perusahaan yang meliputi pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, perawatan tenaga kerja yang sakit.

3. Norma kerja yang meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja yang berkaitan dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti.

4. Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan.9

Adapun asas-asas dalam suatu perjanjian, yaitu asas konsesualisme, asas pacta sunt servanda dan asas kebebasan berkontrak.

1. Asas Konsesualisme, artinya bahwa suatu perikatan itu terjadi sejak saat tercapainya kata sepakat antara kedua belah pihak. Berdasarkan Pasal 1320 Ayat (1) KUH Perdata, dinyatakan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak. Dimana kesepakatan tersebut dapat dibuat secara lisan maupun tulisan.

2. Asas Pacta Sunt Servanda, artinya semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata.

3. Asas Kebebasan Berkontrak adalah salah satu asas yang sangat penting di dalam hukum perjanjian, kebebasan ini adalah perwujudan dari kehendak bebas, pancaran hak asasi manusia. Namun kebebasan kontrak tersebut

9Zainal Asikin et. Al, 2004, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT Raja Grafindo Persada,

(20)

tetap dibatasi oleh tiga hal, yaitu : tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum.10

1.8 Metode Penelitian

Penelitian merupakan pencarian kembali terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah), karena hasil dari pencarian tersebut akan dipakai untuk menjawab permasalahan tertentu. Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan dalam penyusunan skripsi untuk menjawab suatu permasalahan yang dibahas. Adapun metode penelitian terdiri dari : jenis penelitian, sifat pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data

a. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan metode normatif. Menggunakan pendekatan normatif oleh karena sasaran dari penelitian ini adalah hukum atau kaedah. Pada penelitian hukum jenis ini, acapkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaedah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.11

Penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau penelitian

10Titik Triwulan Tutik, 2010, Hukum Perdata dan Sistem Hukum Nasional, Prenada Media

Group, Jakarta, h. 227.

11Amirudin dan H Zainal Askin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja

(21)

hukum kepustakaan (disamping adanya penelitian hukum sosiologis atau empiris yang terutama meneliti data primer).12 Penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka, yaitu undang-undang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini, maupun literatur yang berkaitan dengan materi untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dengan melihat berbagai aspek sehingga akan diketahui secara jelas tentang perlindungan hukum bagi driver dengan menganalisis perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

b. Jenis pendekatan

Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum umumnya dibagi menjadi 5 (lima) jenis, antara lain :

a. pendekatan Perundangan (statute approach). Pendekatan undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.

b. pendekatan kasus (case approach). Pendekatan kasus dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus (dapat kasus yang terjadi di Indonesia maupun di negara lain) yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah menjadi kekuatan yang tetap.

c. pendekatan historis (historical approach). Pendekatan historis dilakukan dengan menelaah latar belakang apa yang dipelajari dan perkembangan pengaturan mengenai isu yang dihadapi.

d. pendekatan komparatif (comparative approach). Pendekatan komparatif dilakukan dengan membandingkan undang-undang suatu negara dengan undang-undang dari satu atau lebih negara lain mengenai hal yang sama. Kegunaan pendekatan ini adalah untuk memperoleh persamaan dan perbedaan di antara undang-undang tersebut.

e. pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.

12Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

(22)

f. pendekatan fakta (Fact Approach), pendekatan fakta merupakan fakta yang terjadi di lapangan/kenyataanya di lapangan.13

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Pendekatan perundang-perundang-undangan dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini, kemudian dikaitkan dengan permasalahan yang akan dibahas. Sedangkan pendekatan konseptual beranjak dari pandangan dan doktrinyang berkembang didalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan dan doktrin didalam ilmu hukum, peneliti akan memikirkan ide-ide yang melahirkan pengertian, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.

b. Sumber bahan hukum/data

Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian hukum normatif adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

a Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang membuat orang taat pada hukum seperti peraturan perundang–undangan, dan putusan hakim. Bahan hukum primer yang digunakan dalam tulisan ini yakni: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.16/MEN/XI/2011 Tentang Cara Pembuatan dan Pengesahan

13Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

(23)

Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

b. Bahan hukum sekunder berupa bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang terdiri dari buku-buku dan artikel-artikel hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.

c. Bahan hukum tersier (tertiary resourse) , berupa bahan-bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder seperti kamus hukum.14

d. Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan, yaitu dengan studi kepustakaan dengan membaca, menelaah, dan mengklasifikasikan data-data dari peraturan perundang-undangan serta beberapa literatur yang berkaitan dengan permasalahan. Data dikelompokan lalu dilakukan dengan mengutip bagian-bagian penting baik yang berupa kutipan langsung maupun tidak langsung.

e. Teknik analisis bahan data

Bahan hukum yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan secara deskriptif kualitatif kemudian disajikan dengan deskripsi. Deskripsi berarti

(24)

uraian apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non hukum.15

15Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Understanding the Turbulence of Business Environment in Telecom Industry: Empirical Evidence from Indonesia Memahami Turbulensi Lingkungan Bisnis pada

Kebijakan Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung pada Dinas Penataan Ruang Kota Bandung Tahun 2017”..

Salah satu koperasi yang cukup berkembang di Indonesia adalah Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang modalnya berdasarkan hasil dari

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 73 ayat 3 diatur mengenai pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan

Wahana Peningkatan Prestasi dalam Bidang Olahraga Bulutangkis Menjadi sebuah fasilitas olahraga bulutangkis untuk pelatihan dan pertandingan sebagai ajang olahraga dan

Lembar kerja hasil penyelesaian perhitungan tegangan normal dan tegangan geser Ketepatan hasil penyelesain masalah / tugas 15 1,2,3,4,5 9-11 Menerapkan perangkat lunak

Berdasarkan kandungan fosil Foraminifera planktonik yakni dengan hadirnya Globorotalia acostaensis untuk pertama kalinya pada sampel PS2, di bagian atas Formasi Ledok,

koperasi tersebut di atas di Persidangan Negeri Perak 2021 yang akan diadakan pada 17 Mac 2021 (Rabu). Bersama-sama ini disertakan pengesahan saya sebagai wakil